K
Infeksi bakteri terjadi bila bakteri mampu melewati barrier
mukosa atau kulit dan menembus jaringan tubuh.
Pada umumnya,tubuh berhasil mengeliminasi bakteri tersebut dengan respon imun yang
dimiliki, tetapi bila bakteri berkembang biak lebih cepat daripada aktivitas respon imun
tersebut maka akan terjadi penyakit infeksi yang disertai dengan tanda-tanda inflamasi.
Terapi yang tepat harus mampu mencegah berkembangbiaknya bakteri lebih lanjut tanpa
membahayakan host.
PENDAHULUAN
Kapsul (Lendir) memberikan perlindungan terhadap kekeringan. Kebanyakan bakteri yang mempunyai kapsula
itu termasuk golongan bakteri yang ganas (virulent). Kapsula tersebut berguna untuk mengidentifikasi ciri
spesiesnya.
Dinding sel terdiri atas bahan organik seperti selulosa, semiselulosa, kitin (karbohidrat yang mengandung
unsur N), tergantung kepada spesies bakteri. Fungsi dinding sel adalah memberikan bentuk tertentu pada sel,
memberikan perlindungan, mengatur keluar masuknya zat-zat kimia dan berperan dalam pembelahan sel.
Membran sitoplasma merupakan bungkus sitoplasma berperan dalam pembelahan sel. Tersusun atas protein
dan lipid.
Sitoplasma atau plasma sel suatu koloid yang mengandung karbohidrat, protein, enzim-enzim, belerang,
kalsium karbonat, dan volutin, yaitu suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (RNA). Sitoplasma
berfungsi sebagai wadah berlangsungnya reaksi-reaksi metabolism sel
Ribosom : Ribosom adalah organel kecil yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
sintesis protein.
Nucleoid : Tempat berkumpulnya DNA
DNA: Materi genetik yang sebagian besar untuk penentu sifat metabolisme bakteri
(DNA kromosom),
Menentukan sifat fertilitus, pratogen, serta ketahanan terhadap suatu antibiotik (DNA
nonkromosom)
JENIS BAKTERI
Gram Positif dan gram Negatif adalah klasifikasi bakteri yang dibedakan dari ciri- ciri fisik bakteri tersebut.
Perbedaan yang mendasar terdapat pada peptidoglikan yang terkandung dalam dinding sel kedua bakteri
tersebut. Saat identifikasi dengan pewarnaan bakteri gram positif akan berwarna sedangkan bakteri gram
negatif warna akan hilang saat disiram etanol.
Bakteri gram negatif lebih berbahaya saat menimbulkan penyakit dibanding gram positif karena bakteri jenis
gram negatif dapat menghasilkan endotoksin, dan memiliki enzim pada kapsula yang dapat menimbulkan
resistensi terhadap antibiotik.
Obat yang digunakan untuk
mengatasi infeksi bakteri yang
merupakan segolongan senyawa, baik
alami maupun sintetik, yang
dihasilkan oleh mikroorganisme.
ANTIBIOTIK
1. Berdasarkan Struktur Kimia
2. Berdasarkan Aktivitas Kerjanya
3. Berdasarkan Spektrum Kerjanya
4. Berdasarkan Mekanisme Kerjanya
PENGGOLONGAN
ANTIBIOTIK
STRUKTUR KIMIA
AKTIVITAS
KERJA
ANTIBIOTI
KBakterisid
Antibiotika yang pada dosis biasa
secara aktif membasmi kuman.
Bakteriostatik
Antibiotika bakteriostatik bekerja
dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman,
TIDAK MEMBUNUHNYA, sehingga
pembasmian kuman sangat tergantung
pada daya tahan tubuh.
PEMILIHAN TIPE
AKSI ANTIBIOTIK
Pemilihan tipe aksi antibiotik
di dasarkan pada:
1. Kasus pembawa kuman
(carrier),
2. Pasien-pasien dengan
kondisi yang sangat lemah
(debilitated)
3. Kasus-kasus dengan
depresi imunologik
4. Serangan bakteri pada
cerebrospinal
Tidak boleh memakai
antibiotika
bakteriostatik, tetapi
harus bakterisid.
SPEKTRUM
KERJA
Spektrum Luas (aktivitas luas)
Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap
banyak jenis mikroba yaitu bakteri gram positif
dan gram negatif.
Contoh:
- Sulfonamid
- Ampisilin
- Sefalosforin
- Kloramfenikol
- Tetrasiklin
- Rifampisin
Basitrasin
Vankomisin
PENGGOLONGAN Penisillin
ANTIBIOTIK BETA LAKTAM BETA LAKTAM
Monobaktam
BETA Karbapenem
LAKTAM
MONOSIKLIK
GOLONGAN PENISILIN
Penisilin G
Biasanya diberikan Intra Muskular atau Intravena karena dirusak oleh asam lambung.
Penisilin V
Diberikan per Oral karena tahan terhadap asam lambung.
Sangat aktif terhadap kokus gram positif, tetapi cepat terhidrolisis oleh penisillinase dan
beta laktamase sehingga tidak efektif terhadap S. Aureus.
Ampisilin
Bisa diberikan per Oral, Intra Muskular maupun Intra Vena. Untuk pemakaian per oral, sebaiknya
diberikan saat perut kosong karena jika diberikan bersamaan dengan makanan maka bioavailabilitasnya
menurun. Bisa untuk terapi meningitis yg disebabkan oleh Listeria monocytogenes.
Amoxilin
Pemakaian per oral, bisa diberikan bersamaan dengan makanan karena biovailabilitasnya tidak
terpengaruh. Bisa digunakan untuk pengobatan gastric ulcer yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter
pylori.
Generasi II
Aktivitas antibiotik Gram-negatif yang lebih tinggi dari pada generasi-I.
Contohnya: Cefaclor, Cefamandole, Cefmatazole, Cefoxitin, Cefonicid
Generasi III:
Aktivitas kurang aktif terhadap kokus Gram-postif dibanding generasi-I, tapi lebih aktif terhadap
Enterobacteriaceae, termasuk strain yang memproduksi beta-laktamase. Seftazidim dan
Sefoperazon juga aktif terhadap P.aeruginosa, tapi kurang aktif dibanding generasi-III lainnya
terhadap kokus
Gram-positif.
Contohnya : Cefotaxime, Cefdinir, Cefepime, Cefoperazone, Cefixime, Ceftazidim, Cefoperazon
Generasi IV :
Aktivitas lebih luas dibanding generasi-III dan tahan terhadap beta-laktamase.
Contohnya : Sefepim, sefpirom
KARBAPENEM
Karbapenem merupakan antibiotik lini ketiga yang mempunyai aktivitas antibiotik
yang lebih luas daripada sebagian besar beta-laktam lainnya.
Efek samping: paling sering adalah mual dan muntah, dan kejang pada dosis
tinggi
yang diberi pada pasien dengan lesi SSP atau dengan insufisiensi ginjal.
Meropenem dan doripenem mempunyai efikasi serupa imipenem, tetapi lebih
jarang menyebabkan kejang.
Contoh : Imipenem, Meropenem
MONOBAKTAM
beta-laktam monosiklik
Resisten terhadap beta-laktamase yang dibawa oleh bakteri Gram-negatif.
Aktif terutama terhadap bakteri Gram-negatif.
Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan kulit, serta bedak untuk topikal.
Basitrasin jarang menyebabkan hipersensitivitas.
Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif terhadap bakteri
Gram-positif.
Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh S.aureus yang
resisten terhadap metisilin (MRSA).
Vankomisin diberikan secara intravena, dengan waktu paruh sekitar 6jam. Efek
sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas, demam, flushing dan hipotensi (pada
infus cepat), serta gangguan pendengaran dan nefrotoksisitas pada dosis tinggi.
MENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN
MENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN
Antibiotika dengan Target Antibiotika dengan Target
Kerja Ribosom Bakteri 50S Kerja Ribosom Bakteri
30S
A. Chloramphenicol
B. Macrolide A. Tetracycline
1. Erithromycin 1. Oxytetracycline
2. Clarithromycin 2. Doxycyline
3. Azithromycin
4. Ketolide B. Aminoglikosida
C. Clindamycin (deriv. 1. StreptomycIn
lincomycin)
2. Neomycin, kanamycin
3. Gentamycin
4. Amikacin, tobramycin
Kloramfenikol adalah antibiotik
berspektrum luas, menghambat
bakteri Gram-positif dan negatif,
aerob dan anaerob, Klamidia,
Ricketsia, dan Mikoplasma.
CHLORAMFENIKOL
Efek samping
1. Supresi sumsum tulang,
2. Greybaby syndrome,
3. Neuritis optik pada anak,
4. Pertumbuhan kandida disaluran
cerna,
5. Ruam.
MAKROLIDA
(eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin)
Eritromisin dalam bentuk basa bebas dapat diinaktivasi oleh asam, sehingga
pada pemberian oral,obat ini dibuat dalam sediaan salut enterik
.
Azitromisin lebih stabil terhadap asam jika dibanding eritromisin. Obat ini
dapat meningkatkan kadar SGOT dan SGPT pada hati.
Aktivitas Mirip
Eritromisin
Efek samping: diare dan
enterokolitis
pseudo membranosa.
TETRASIKLIN
Antibiotik yang termasuk
ke dalam golongan ini
adalah
1. Tetrasiklin,
2. Doksisiklin,
3. Oksitetrasiklin,
Efek samping:
Toksisitas ginjal, ototoksisitas (auditorik
maupun vestibular), blokade neuromuskular
(lebih jarang).
Contoh :
1. StreptomycIn
2. Neomycin, kanamycin
3. Gentamycin
4. Tobramycin
MENGGANGGU
KEUTUHAN
MEMBRAN SEL
MIKROBA
Polimiksin
Golongan Polien yang dapat merusak
membran sel setelah bereaksi dengan
fosfat pada fosfolipid membran sel
mikroba.
Nitrofuran
Nitrofuran
nitrofurantoin, furazolin, dan
nitrofurazon.
MENGHAMBAT ENZIM-ENZIM
ESSENSIAL DALAM METABOLIME
ASAM FOLAT
Tetrahidrofolat (THF) merupakan ko-enzim
untuk mensintesis basa purin dan pirimidin
yang diperlukan pada DNA dan RNA, dan
berperan pada pertumbuhan dan replikasi sel
1. Sulfonamide
Efeknya berupa bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan dan replikasi bakteri.
Misalnya : Sulfametoxazole, Sulfacetamide
2.Trimethoprim
Menghambat enzim dihidrofolate reduktase, efeknya berupa bakteriostatik.
3. Cotrimoxazole
merupakan kombinasi dari sulfametoxazole dan trimethoprime. Karena trimethoprime dan sulfametoxazole memiliki efek
sinergis terhadap penghambatan sintesis tetrahidrofolat, maka aktifitas antibakterinya lebih baik dan resistensi pada bakteri
lebih kecil daripada kedua obat tersebut diberikan sendiri-sendiri.
Resistensi Mikroorganisme
Terhadap Antibiotik
FAKTOR-FAKTOR YANG
HARUS
Faktor Farmakokinetik dan
DIPERTIMBANGKAN
Farmakodinamik
PADA PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK Faktor Interaksi dan Efek
Samping Obat
Mekanisme
Resistensi
Resistensi adalah kemampuan bakteri
untuk menetralisir dan melemahkan
daya kerja antibiotik.
Indikasi ketat
• Menegakkan diagnosis penyakit infeksi,
• Menggunakan informasi klinis
• Hasil pemeriksaan laboratorium seperti
mikrobiologi, serologi, dan penunjang
lainnya