Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN 12

TANTANGAN BISNIS DI ERA 4.0

Tantangan Dalam Kewirausahaan


Kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh berbagai pihak di seluruh
dunia membuat banyak orang mampu memunculkan ide dan gagasan
yang kemudian diwujudkan dalam bentuk usaha baru, baik online
maupun offline. Berbagai cara dilakukan oleh pelaku usaha agar usaha
yang dijalankan tetap bertahan di tengah-tengah persaingan yang ada.
Usaha bisnis didirikan dan dikelola untuk menghasilkan suatu
produk, baik berupa barang maupun jasa. Produk itu dipasarkan dan dijual
kepada pihak lain, baik individu, maupun kelompok yang memerlukan
produk itu untuk memenuhi sebagian kebutuhannya.
Revolusi Industri Keempat (industry 4.0) ditandai dengan hadirnya
integrasi dunia online dengan produksi industri. Industri 4.0 tidak hanya
menjadikan produksi secara otomatis, tetapi juga menghubungkan
berbagai sektor produksi secara bersamaan dengan proses operasi dunia
maya (digitalisasi) yang dibuat tersambung secara online.
Menurut Hecklau (2016: 1-6) dampak dari perubahan-perubahan
yang ditimbulkan Industri 4.0, sebagai berikut:
a. Banyaknya toko konvensional di pusat perbelanjaan (mall) dan
usaha-usaha tradisional ditutup karena minim pengunjung.
Sebagian besar masyarakat lebih memilih sistem belanja online. Hal
ini berakibat kepada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap
karyawan-karyawan toko dan mall ofline. Gerai-gerai Matahari,
Hero, Transmart, dan mall-mall besar lainnya banyak ditutup di era
perdagangan digital masa kini.
b. Pergeseran perilaku belanja konsumen digital menuju online
shopping. Tren penjualan malalui internet semakin naik, dengan
demikian perilaku konsumen dengan belanja online.
c. Globalisasi yang terus berlanjut: Keterampilan antar budaya,
Kemampuan berbahasa, Fleksibilitas waktu, Keterampilan jaringan,
Pemahaman proses.
d. Meningkatnya kebutuhan akan inovasi: Pemikiran wirausaha,
Kreativitas, Pemecahan masalah, Bekerja di bawah tekanan,
Pengetahuan smutakhir, Keterampilan teknis, Keterampilan
1
spenelitian, Pemahaman proses.
e. Permintaan untuk orientasi layanan yang lebih tinggi: Pemecahan
konflik, Kemampuan komunikasi, Kemampuan berkompromi,
Keterampilan berjejaring.
f. Tumbuh kebutuhan untuk kerja sama dan kolaborasi: Mampu
berkompromi dan kooperatif, Kemampuan bekerja dalam tim,
Kemampuan komunikasi.
Transformasi digital telah mengubah cara hidup masyarakat dan
industri, Revolusi industri 4.0 ini terdapat beberapa tantangan yang
dihadapi yaitu kurangnya keterampilan yang memadai, masalah
keamanan teknologi komunikasi, keandalan stabilitas mesin produksi,
ketidakmampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, serta
banyaknya kehilangan pekerjaan karena berubah menjadi otomasi.

2.2 Peluang Usaha


Menangkap peluang merupakan sebuah langkah awal dalam
memulai usaha. Peluang muncul dalam berbagai bentuk, tergantung pada
individu yang melihatnya. Namun secara tidak sadar sering dihindari
ketika peluang tersebut hadir di depan mata. Hendro dan Candra (2006)
dalam Ananda dan Rafida Rafida, (2016:146) menjelaskan tentang konsep
peluang usaha yaitu merebut pasar dari pesaing, menggantikan posisi
yang ada di pesaing, mengisi kekosongan yang diperlukan,
menghancurkan pimpinan pasar dan melengkapi ketidaksempurnaan
pasar.
Secara umum berbagai hal yang dapat menjadi gagasan dalam
menangkap peluang berwirausaha adalah:
a. Mencermati Produk yang Sudah Ada.
Produk yang sudah beredar di pasar dapat dijadikan sumber
gagasan untuk berusaha dengan jalan meniru produk tersebut.
Produk yang akan ditiru dapat berupa produk baru yang saat ini
masih diminati, tetapi dapat juga produk yang pada masa lalu
pernah diminati. Ingatlah bahwa selera konsumen cenderung
berulang. Tetapi produk yang akan ditawarkan oleh entrepreneur
harus memiliki perbedaan walaupun sedikit dari produk yang ditiru.
Perbedaan tersebut dapat berupa kualitas, kenyamanan, kegunaan,
kesederhanaan maupun perbedaan harga.
b. Melihat Pameran Dagang.
Pameran dagang umumnya dimanfaatkan oleh entrepreneur untuk
meng- informasikan produk-produk barunya. Entrepreneur dapat
2
mencari ide dengan melihat produk-produk baru tersebut, di
samping itu dengan mengunjungi pameran maka akan dapat
mencoba peluang kerjasama dengan pemilik produk untuk
memasarkan produk mereka. Ingat seorang entrepreneur tidak
harus menghasilkan produk tetapi juga dapat menawarkan produk
berupa jasa, termasuk jasa memasarkan produk pihak lain.
c. Mencari Informasi baik di media online/offline (di Lembaga
Pemerintah) Lembaga pemerintah tertentu memiliki tugas
membantu menginformasiikan berbagai hal tentang produk dan
dunia usaha, seperti kementerian perdagangan, kementerian
perindustrian, kementeraian pertanian, kementerian koperasi dan
usaha kecil menengah serta dinas atau instansi terkait di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota yang menerbitkan informasi
mengenai sektor dunia usaha. Mencari Informasi di Media
Informasi: Media informasi seperti buku, koran, majalah dan
internet merupakan sumber informasi yang dapat dimanfaatkan.
Apalagi saat ini dengan meningkatnya perhatian pada
kewirausahaan, banyak media yang menyediakan kolom atau rubrik
khusus bahkan sepenuhnya membahas tentang kewirausahaan.
Setelah peluang diperoleh, perlu diamati apakah peluang tersebut
merupakan peluang cocok untuk semua kalangan. Setelah peluang
diperoleh kaitannya dengan kondisi diri sendiri, apakah peluang usaha
tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang dikuasai dan seluk-beluk
usahanya, keahlian yang dikuasai, hobi dan kesukaan, pengalaman,
pengetahuan yang dikuasai, kebiasaan yang sudah sering dilakukan.
Setelah cocok dan sesuai kriteria diri, peluang tersebut harus diambil.
Hal ini senada dengan Teguh (2009) bahwa peluang yang ada di
depan mata haruslah diambil, karena kita tidak tahu waktu yang tepat
untuk memulai sesuatu, dan “waktu yang tepat” itu tidak akan datang
sendiri. Ketepatan pilihan tindakan dan kesungguhan bertindaklah yang
menjadikan setiap peluang yang muncul adalah waktu yang tepat untuk
diambil. Sebab sifat wirausahawan adalah selalu mencari dan melihat
peluang yang tersembunyi dengan gagasan baru dan bekerja keras untuk
merubah peluang menjadi kenyataan. Kreativitas dalam memunculkan
ide memiliki peranan penting dalam inovasi produk sebuah usaha.
Sutomo (2007) dalam Widodo (2012: 22-23) menjelaskan bahwa
kreativitas menjadikan peluang sebagai ide praktis yang dapat diterapkan
ke pekerjaan sehari-hari memerlukan kemampuan pengembangan dan
melipatgandakan ide (divergen) dan kemampuan mengerucutkan dan
mempersempit ide atau gagasan (konvergen).

3
1. Menilai Peluang Usaha Baru
Peluang usaha bisa muncul dari mana-mana. Baik muncul dari diri
sendiri melalui intuisi maupun melalui hasil pencarian ide yang dilakukan
secara sengaja, maupun muncul sebagai respon terhadap faktor di luar
diri (tawaran, lokasi straegis, permintaan pasar, bahan baku melimpah,
dan lain-lainnya). Seorang calon wirausaha untuk memulai usahanya,
harus mampu mensikapi peluang dengan cerdas sehingga lebih dekat
dengan keberhasilan. Menilai peluang sebaiknya tidak dilakukan terlalu
lamban, karena peluang yang ada bisa hilang atau diambil orang. Seorang
wirausaha harus bisa bergerak dan berpikir dengan cepat.
Menurut Suharno (2008) dalam Widodo (2012: 26-27) memberikan
fakta dan tips untuk membantu seorang wirausaha menilai peluang usaha
maupun usaha yang sedang dijalani, sebagai berikut:
a) Fakta :
(1) Pada umumnya semua jenis produk memiliki peluang mencetak
keuntungan dan kerugian. Permasalahannya bukan pada produk
tapi pada pasarnya. Bisa saja seorang wirausaha menjalankan
bisnis yang tampaknya bergengsi ataupun eksklusif, tapi kalau
produk itu tidak laku, apa artinya?
(2) Sebagian besar usaha mengalami kebangkrutan bukan
disebabkan oleh persaingan, melainkan oleh kekurangmampuan
mengelola SDM. Banyak perusahaan bisa tumbuh dengan cepat
kemudian bangkrut
(3) Banyak yang mengira bisnis yang dimulai dengan hobi akan maju
pesat. Faktanya, bisnis memang membantu wirausaha
mengetahui seluk beluk kegiatan yang terkait dengan hobi
tersebut. Ketika hobi menjadi bisnis, wirausaha perlu
mencermati pola jual beli yang layak agar bisa menguntungkan
usahanya.
(4) Menjual produk yang murah belum tentu laku. Banyak produk
yang harganya sangat mahal justeru lebih laku dari pesaingnya
yang menawarkan harga murah. Permasalahannya adalah pada
nilai yang akan diterima pembeli. Bisa jadi karena dengan harga
semahal itu konsumen merasa memperoleh sesuatu, mungkin
kualitas produk, kualitas pelayanan, atau soal gengsi. Wirausaha
yang cermat memprediksi selera pasar, akan punya peluang
keberhasilan lebih besar.
(5) Banyak orang mengira membuka usaha yang belum dilaukan
orang lain punya peluang maju lebih besar. Faktanya, dengan
4
membuka usaha baru yang belum dilakukan orang lain seorang
wirausaha harus melakukan investasi uang dan waktu yang lebih
besar untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang
ditawarkan bermanfaat bagi konsumen.
b) Tips:
(1) Wirausaha perlu mencari sesuatu yang membuatnya senang,
misalnya: makanan, pendidikan, interior, fashion, perbankan,
dll. Tidak usah dipikirkan kegiatan itu menguntungkan atau
tidak, yang penting ia dapat memilih dan melakukan kegiatan
yang menyenangkan.
(2) Setelah mengumpulkan kegiatan yang menyenangkan, seorang
wirausaha bisa mulai memilih salah satu dari kegiatan tersebut
yang pasarnya benar-benar bagus. Misalnya seorang wirausaha
menyenangi kegiatan yang berkaitan dengan makanan, maka ia
bisa memilih mana yang pasarnya lebih bagus: usaha catering,
membuka warung makan, membuat kue kering, minuman
ringan, bisnis hantaran makanan/parcel, atau menjadi penulis
resep inovatif di majalah- majalah?
(3) Setelah memilih dengan mantap, wirausaha perlu mencari
tentang pesaing dalam bidang usaha tersebut. Dengan
mengetahui kualitas dan kuantitas pesaing wirausaha dapat
mengukur kemampuannya dalam membangun usaha.

2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
yang diambil. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner)
harus menganalisis faktor-faktor strategis suatu usaha (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam era industri 4.0 saat ini disebut
dengan Analisis Situasi.
Model yang paling populer untuk analisis situasi di era industri 4.0
adalah analisis SWOT. Dimana Analisis SWOT membandingkan antara
faktor ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan
faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Analisis
SWOT seperti gambar berikut:
5
Opportunities

3. mendukung strategi 1. mendukung strategi


turn around agresif

Weakness Strength

4. mendukung strategi 2. mendukung strategi


difensif diversifikasi

Threats

Gambar 4.
Diagram Analisis SWOT, diadopsi Rangkuti, (2006) dalam Widodo (2012: 8)

Pada gambar diagram analisis SWOT di atas dapat dilihat kondisi


yang berbeda pada tiap kuadran:
a. Kuadran 1: Situasi yang sangat menguntungkan, ada sinergi antara
kekuatan yang dimiliki dan peluang. Wirausaha dapat melancarkan
kebijakan agresif (growth oriented strategy) berkaitan dengan
usaha atau produknya.
b. Kuadran 2: Meskipun menghadapi perbagai ancaman, tapi masih
ada kekuatan internal yang dimiliki. Strategi yang harus digunakan
adalah strategi diversifikasi produk/pasar agar usaha dapat berjalan
c. Kuadran 3: Peluang pasar besar, tapi ada kendala internal
(contohnya permintaan terhadap produk tinggi tapi secara internal
sedang mengalami masalah SDM). Strategi yang dapat dilakukan
adalah mengurangi masalah atau kendala internal sehingga dapat
merebut peluang pasar yang baik
d. Kuadran 4: Kondisi yang sangat tidak menguntungkan, secara
internal banyak kelemahan sementara ancaman dari luar cukup
banyak dalam kondisi ini strategi yang diunakan adalah stratgi
defensif, yang penting usaha bisa terus bertahan.
Dengan demikian Alat yang digunakan untuk menyusun faktor
tantangan usaha dan peluang usaha adalah matrik SWOT. Matrik ini
dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
6
DAFTAR ISTILAH:
Divergen : kemampuan pengembangan ide
Konvergen : kemampuan mengerucutkan/menyimpulkan ide
media
Informasi online : sumber informasi seperti internet, Fb dll
Media informasi ofline :Sumber informasi seperti buku, surat
kabar, majalah dan pameran
Offline Shopping :Penjualan/perbelanjaan dengan mendatangkan
pasar atau pusat perbelanjaan (Mall)
Online shopping : penjualan/perbelajaan malalui internet
Wirausaha : Penjual; pahlawan yang berbuat sesuatu;
wiraswasta

DAFTAR RUJUKAN
Bunga, A. (2018). Entrepreneurship & Startup Entrepreneur Yang
Unggul. Deli Serdang: Perdana Medika.
Hébert, R., & Link, A. ( 2006). The entrepreneur as innovator. Journal of
Technology Transfer, 31, 589-597.
Majir, A. (2021). Strategi Memenangkan Segmen Pasar (Modul kuliah).
Ruteng: Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.
Malik, A., & Mulyono, S. E. (2017). Pengembangan Kewirausahaan
Berbasis Potensi Lokal melalui Pemberdayaan Masyarakat. Journal
of Nonformal Education and Community Empowerment, 1(1), 87-
101.
Musnaini, M. (2020). Kewirausahaan Digital. Banyumas: CV. Pena
Persada. Rusdiana, H. A. (2014). Kewirausahaan: Teori dan
Praktik. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Udayana, A. A. G. B. (2020). Disrupsi Teknologi Digital: Tumbuh
Kembangnya Industri Kreatif Berbasis Budaya. Seminar
Nasional Envisi 2020 : Industri Kreatif, Fakultas Seni Rupa dan Desain,
Institut Seni Indonesia Denpasar. Denpasar, 12 Maret 2020.
Zimmerer, W. T., & Scarborough, N. M. (1996). Effective Small
Management. New Jersey: Prentice Hall International Inc

Anda mungkin juga menyukai