Anda di halaman 1dari 26

Kegawatdaruratan Pada

Trauma Abdomen
A. Trauma Abdomen
Pengertian :
Trauma abdomen adalah cedera pada
abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau
tidak disengaja
B. Anatomi
1.Anatomi Luar abdomen
• Abdomen depan
• Pinggang
• Punggung
2. Anatomi dalam Abdomen
Rongga peritoneal
• Atas : diafragma, hepar, lien, gaster & colon
transversum
Bawah : usus halus, colon acendens, colon
desendens, colon sigmoid, organ reproduksi
Rongga Pelvis : Rektum, Vesica Urinari, vena
iliaka
• Rongga retroperitoneal : aorta abdominal, vena
cava inferior, duodenum, pankreas, ginjal dan
uretra.
1. Mekanisme
trauma
Langsung
Pasien terkena langsung oleh benda atau
perantara benda yang mengakibatkan
cedera misalnya tertabrak mobil dan
terjatuh dari ketinggian
Tidak langsung
Pengendara mobil terbentur dengan dash
board mobil ketika kedua mobil tabrakan
Trauma Penetrasi
 Luka Tembak
 Luka Tusuk
2. Jenis trauma Abdomen :

a. Trauma tembus (Tusuk dan tembak)


Penyebab benda tajam atau benda tumpul
dengan kekuatan penuh hingga melukai rongga
abdomen.
* Perdarahan hebat  ruptur arteri/vena
* Cedera organ di rongga abdomen
Organ berisiko cedera :
Luka Tusuk :
• Hepar (40%),
• Usus halus (30%),
• Diafragma (20%),
• Colon (14%).
Luka tembak :
• Usus halus (50%),
• Colon (40%),
• Liver (30%),
• Ruptur vaskuler abdominal (25%).
Gambar : Luka tusuk di quadran kanan atas
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk mengenai organ liver
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Gambar : Luka tusuk
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
a. Trauma tumpul

Trauma di daerah abdomen yang tidak


menyebabkan perlukaan kulit / jaringan
tetapi kemungkinan perdarahan akibat
trauma bisa terjadi.

Organ berisiko cedera :


* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
Gambar Trauma Tumpul
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Tanda dan gejala :
 Pecahnya organ solid (tdk berongga).
Hepar atau lien yang pecah  perdarahan.
Penderita tampak pucat, perdarahan  gejala
shock hemoragik.
Nyeri abdomen, ringan - berat.
Auskultasi bising usus menurun.
Nyeri tekan dan terkadang nyeri lepas dan
defans muscular (kekakuan otot)
Lanjutan
 Pecahnya organ berlumen (berongga).
Pecahnya gaster, usus halus atau
kolon peritonitis.
Keluhan nyeri seluruh abdomen.
Bising usus menurun.
Palpasi ada defans muskular, nyeri
tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi
didapati nyeri ketok.
C. Penatalaksanaan
 Pengkajian
1. Primary survey
2. Secondary survey
3. Pemeriksaan Keadaan umum
4. Riwayat kesehatan
5. Head to toe terfokus kepada abdomen
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
• Ekhimosis umbilical  perdarahan peritonial.
• Ekhimosis flank  perdarahan organ 
retroperitoneal.
• Ekhimosis perineum, scrotum atau labia 
fraktur pelvis.
• Luka tembus disertai keluarnya isi abdomen
(usus).
• Simetris atau tidak pelvis, adakah jejas / tdk di
pelvis
Auskultasi
• Dengarkan bising usus di semua kuadran.
• Dengarkan bising usus selama 2 menit.
• Apabila bising usus menurun atau hilang 
kemungkinan perdarahan  perforasi pada
organ abdomen

Perkusi
• Dullnes di kuadran kiri atas  Hematoma
pada limpa
Palpasi
 Nyeri pada kuadran kiri atas menyebar ke arah
bahu  trauma limpa / diafragma.
 Distensi abdomen
 Nyeri lokal abdomen
 Nyeri abdomen berat, tegang dan spasme otot
(defans muskuler)  indikasi proses inflamasi
(peritonitis).
 Tekan dengan hati-hati ada tidak krepitasi pada
pelvis.
Tatalaksana Donat Kassa
Pemeriksaan penunjang :
• Laboratorium : DPL, fungsi ginjal, elektrolit,
urinalisa.
• Foto polos abdomen.
• USG
• CT Scan Abdomen.
D. Komplikasi
• Perdarahan intra abdomen

• Perforasi dan Peritonitis


Masalah keperawatan
Diagnosa keperawatan Intervensi
1. Gangguan Volume Cairan: • Pasang IV line 2 jalur dengan cairan kristaloid.
kehilangam cairan aktif (perdarahan) • Pasang cateter bila tidak ada kontra indikasi.
• Monitoring intake dan out put.
• Observasi tanda-tanda vital tiap jam.
Kriteria Hasi: • Fiksasi pelvis bila ada fraktur pelvis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
kehilangan volume cairan aktif dapat diatasi • Benda asing tertancap, jangan dicabut ttp pasang
bantalan kasa yang cukup tebal selanjutnya pasien
diapkan untuk operasi mencegah perdarahan hebat
• Usus keluar, jangan dimasukkan ttp tutup kasa steril
yang dibasahi NaCl 0,9% atau aluminium foil
pertahankan kelembaban
• Kolaborasi persiapan operasi bila shock berulang
DAFTAR PUSTAKA
• Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Bedah. Jakarta :EGC

• Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk perencanaan


danPendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3.Jakarta : EGC

• Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius FKUI : Jakarta

• Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis :Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

• Suddarth & Brunner. 2002. Buku AjarKeperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC

• http://www.primarytraumacare.org/ptcmam/training/ppd/ptc_indo.pdf/ 10,17,2009,13.10am

Anda mungkin juga menyukai