Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

REINILDIS MALA

23203019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2024
LEMBARAN PERSETUJUAN

Laporan Praktik Stase Manajemen Keperawatan Profesi Ners Di Ruangan Melati RSUD
Ruteng ini Telah Disetujui Pada

Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ns. Lusia Henny Mariati, M. Kep Fransiska S. L Jehadi, S.Kep.Ns


NIDN: NIP:
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatanterserap dalam sektor pengelolaan r
umah sakit baik di Negara maju maupundi Negara berkembang. Pelayanan medik dan
perawatan merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yangdiberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
individual.Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khusunya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan, rujukan antara lain adalah peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah
sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2013)
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritasutama dalam pengembangan ke masa
depan. Perawatharus maumengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutanmasyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangandalam
berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena ituinovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmukeperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan'ndonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima secaraspontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalamsistem pelayanan kesehatan. &leh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanankeperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemenkeperawatan adalah proses
bekerja melalui anggota staff keperawatan untukmemberikan asuhan keperawatan secara
professional. Proses manajemenkeperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkankeduanya saling menopang.Sebagaimana yang terjadi di dalam
proseskeperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari
pengumpulandata, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
hasil.Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritastenaga
seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemenlebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan.Manajemenkeperawatan harus dapat
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata diRumah Sakit, sehingga perawat perlu
memahami bagaimana konsep danaplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
sendiri.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi Manajemen Keperawatan


Pengertian manajemen secara umum adalah ilmu dan seni dalam mengatur, mengelola,
dan mengkoordinasi yang bertujuan untuk melakukan suatu tindakan guna mencapai tujuan.
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal secara baik dan
sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur berjalan seimbang,
lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan(Wayan, 2018).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain
(Gillies,1989). Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999).
Manajemen juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain. Manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya
secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya (Wayan, 2018).
Manajemen merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk mencapai tujuan
dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi
(Ananda et al., 2022)
Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan
Huston, 2010).
B. Unsur-Unsur Manajemen Keperawatan
Setiap perusahaan memiliki unsur-unsur untuk membentuk sistem manajerial yang baik.
Unsur-unsur inilah yang disebut unsur manajemen. Jika salah satu diantaranya tidak
sempurna atau tidak ada, maka akan berimbas dengan berkurangnya upaya untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan. Unsur-unsur tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Manusia (Man)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa
adanya manusia maka tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah
makhluk kerja.
2. Uang (Money)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar
dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting
untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan
dicapai dari suatu organisasi.
3. Bahan (Materials)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya
juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab
materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
4. Mesin (Machines)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi
kerja.
5. Metode (Methods)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik
akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai
penetapan cara pelaksanaan kerja dengan memberikan berbagai pertimbangan-
pertimbangan dari sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta
uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak
akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusia itu
sendiri.
6. Pasar (Market)
Memasarkan produk tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku,
maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor yang menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
Unsur- unsur manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai
penentu arah perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan. Selain itu, laporan
keuangan juga menjadi penunjang dalam melaksanakan proses manajemen.
C. Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan
Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori manajemen umum yang
memerintahkan penggunaan sumber daya manusia dan materi secara efektif. Seluruh aktifitas
manajemen, kognitif, dan psikomotor, berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama
yang bergerak secara simultan. Fungsi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi perencanaan (Planning)
Planning atau perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang
strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan
disini dimaksudkan nntuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada
semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan semua anggaran belanja, memutuskan
ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi
yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan dan
prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan.
2. Fungsi Penggorganisasian (Organizing)
a. Struktur Organisasi
Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang
menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur fotmal
direncanakan dan dipublikasikan, struktur informal tidak direncanakan dan samar.
Seorang manajer perawatan harus mengerti danmemakai keduanya secara efektif.
Struktur formal organisasi merupakanpenyusunan resmi jabatan kedalam pola
hubungan kerja yang akan mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam
kepentingan dan kemauan.
Struktur informal organisasi terdiri dari hubungan timbal balik pribadi yang tidak
resmi diantara para pekerja yang mempengaruhi efektifitas kerja mereka. Kualitas
hubungan timbal balik seorang manajer dengan lainnya langsung dikaitkan dengan
kemampuan kepemimpinannya. Mengingat struktur formal dan informal organisasi
saling melengkapi, manajer perawat bisa memakai struktur organisasi informal unttuk
mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam struktur formal.
b. Job Deskriptions
Merupakan suatu uraian pembagian tugas sesuai peran yang ia jalankan, misalnya
sorang kepala ruang maka tugas dan tanggung jawabnya, jadi antara satu dengan yang
lainnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan perannya
c. Metode Penugasan
Metode penugasan yang ditetapkan harus dapat memudahkan pembagian tugas
perawat yang disesuaikan dengan pengetahuan dan ketrampilan perawat dan sesuai
dengan kebutuhan klien. Apabila metode penugasan tidak diterapkan maka pelayanan
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien menjadi tidak opimal. Jenis model
asuhan keperawatan, antara lain :
a) Model fungsional

SKEMA MODEL FUNGSIONAL

Kepala ruangan

Perawat Perawat
Perawat Perawat visite
perawatan luka menyuntik
pengobatan

pasien
b) Model tim

SKEMA MODEL TIM

Kepala ruangan

Ketua tim Ketua tim

Anggota tim Anggota tim

Pasien Pasien
c) Model primer

SKEMA MODEL PRIMER

Dokter Kepala ruangan Penunjang

Perawat primer

Pasien

Tugas sift sore Tugas sift malam Tugas sift pagi


d) Manajemen kasus
Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan 1 pasien 1 perawat, dan hal ini umumnya
dilakukan untuk perawat privat atau keperawatan khusus seperti isolasi dan
intensive care
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan pemilihan metode
pemberian asuhan keperawat, yaitu :
 Sesuai dengan visi dan misi institusi
 Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep
 Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
 Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat
 Kepuasan kinerja perawat
 Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
3. Fungsi Personalia (Stafing)
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah:
rekrutmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.
1) Ketenagaan keperawatan dan pasien
Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat adalah untuk mendayagunakan tenaga
keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu
sehingga dapat memenuhi pengguna jasa. Perkiraan kebutuhan perawat harus
memperhatikan kategori klien yang dirawat, ratio perawat dan metode penugasan.
2) Penjadwalan
Penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk
pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi.
3) Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa
metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
kerja.
a. Metode Seminar atau Konferensi
Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatan sebagai kepala
atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi jabatan sebagai kepala.
Masalah-masalah baik yang menyangkut segi manajemen maupun
penyelenggaraannya atau proses dari kegiatan yang dipermasalahkan.
b. Metode Lokakarya (Workshop)
Penyelenggaraannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak perbedaannya dengan
seminar adalah pada materinya. Pada materi lokakarya bersifat teknis,
administrative dan sedikit bersifat manajerial.
c. Metode Sekolah atau Kursus
Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya aturan-aturan
atau hal – hal baru dalam organisasi yang harus dimengerti dan dilaksanakan oleh
peserta. Metode ini juga digunakan untuk menambah pengetahuan baru bagi peserta
yang ada kaitannya dengan pekerjaan peserta. Pada akhir sekolah atau kursus,
biasanya diberikan ujian-ujian dengan atau tanpa kriteria kelulusan.
d. Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utama sehingga mereka dapat
menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.
Biasanya metode ini dilakukan oleh atasan pada bawahan secara langsung dalam
membimbing pegawai kantor. Dalam prakteknya metode pendidikan dan latihan ini
disesuaikan dengan pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, biaya, waktu dan
kegiatan instansi lainnya.
4. Fungsi Pengarahan (Directing)
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian, cara
bekomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
a. Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari
pengertian diatas dapat diambil 3 point penting yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang baik fisiologis
maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi
sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi.
5. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Meliputi pelaksanaan penilaian kerja staf, pertanggung jawaban keuangan,
pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme
asuhan keperawatan.
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan
berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang
dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
standart atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan.
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
dan telah digunakan secara benar.
4) Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
lanjutan
D. Konsep Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan adalah suatu metode dalam pelayanan keperawatan yang
berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan memberikan masukan kepada
perawat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan. Dengan melaksanakan ronde
keperawatan memungkikan perawat untuk melakukan timbal balik dengan pasien dan
keluarga secara teratur dan sistematis dengan menunjukan keberadaan perawat dalam
mengatasi kebutuhan dan memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi
pasien(Syukur Sabirin, 2023).
Ronde keperawatan adalah pertemuan antara perawat dan tenaga kesehatan lain
nya untuk menjelaskan kondisi pasien. Perawat menjelaskan apa yang telah dilakukan,
mengapa dilakukan tindakan dan kasus ke dalam kerangka kerja berfikir perawat dan
sistematis menegakkan kemampuan perawat untuk memecahkan masalah (Ley & Siahaan,
2020).
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien
yang di laksanakan oleh perawat, dan pasien dilibatkan untuk membahas, melaksanakan
asuhan keperawatan dan melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. Ronde keperawatan
adalah metode asuhan keperawatan professional yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan dengan mengatasi masalah pasien, agar pasien merasa
nyaman, dan psikologis pasien puas dengan kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh perawat(Syukur Sabirin, 2023).
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Menurut (Andung et al., 2017) ronde keperawatan mampu meningkatkan kinerja perawat
dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu strategi yang untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan adalah dengan pelaksanaan program ronde keperawatan
yang merupakan salah satu implementasi dari Relationship Based Care (Ley 25.632,
2002).
1) Tujuan Ronde Keperawatan bagi perawat
a. Berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
c. Menilai hasil kerja
d. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
2) Tujuan Ronde Keperawatan bagi pasien
a. Mengamati perkembangan pasien
b. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
c. Mengevaluasi hasil perawatan dan kepuasan pasien
3. KarateristikRonde Keperawatan
a. Pasien merupakan fokus kegiatan.
b. Pasien dilibatkan secara langsung
c. Perawat primer, konselor, dan associed melakukan diskusi
d. Perawat konselor memberikan fasilitas kreatifitas dan mengembangkan kemampuan
perawat primer, perawat assosciate untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah.
4. Manfaat Ronde Keperawatan
a. Masala pasien teratasi
b. Menciptakan Keperawatan yang professional
c. Kebutuhan pasien terpenuhi
d. Perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan tepat
e. Terjalin nya kerjasama antara tenaga kesehatan
5. UrutanRonde Keperawatan
1) Persiapan
 Pemberian inform consent kepada keluarga/pasien
 Menetapkan kasus 1 hari sebelum waktu nya ronde keperawatan
2) Pelaksanaan
 Menjelaskan masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilakukan atau
telah dilaksanakan dan memilih masalah prioritas pasien yang di sampaikan oleh
perawat primer
 Mendiskusikan permasalah pasien dengan anggota tim tenaga kesehatan lain nya
 Perawat primer, perawat konselor, kepala ruangan memberikan justifikasi tentang
permasalah pasien dan tindakan selanjutnya
 Tindakan keperawatan
3) Pasca Ronde
 Melaksanakan tindakan langsung ke pasien
 Masing masing tim melakukan pemeriksaan kepada pasien dan menanyakan
tentang keluhan pasien
 Mendiskusikan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga
4) Kriteria Evaluasi Keperawatan
Sebagai kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan
a. Struktur
 Informed consent kepada keluarga dan pasien
 Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan
 Persiapan
b. Proses
 Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
 Seluruh tim kesehatan berperan aktif dalam kegiatan ronde keperawatan sesuai
dengan peran dan tugas masing masing
c. Hasil
a) Pasien merasa puas dengan pelayanan yang telah di berikan
b) Masalah pasien teratasi
c) Perawat mampu :
 Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
 Meningkatkan cara berfikir kritis
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematik
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
 Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan keperawatan pada
pasien
 Meningkatkan kemampuan justifikasi
 Meningkatkan menilai hasil kerja
 Meningkatkan pemikiran tindakan keperawatan yang berorientasi pada
permasalahan pasien
6. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan diantaranya
adalah menurut (Close & Castledine, 2005) ada empat tipe ronde yaitu Matroun nurse,
nurse managemen rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse (Ley & Siahaan,
2020).
1) Matroun nurse adalah melakukan tindakan menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
ronde keperawatan dengan berkeliling keruangan ruangan, memeriksa standart
pelayanan, kebersihan, kerapian, dan menilai kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
2) Nurse management rounds adalah ronde manajerial yang melihat pada implementasi
dan pengobatan. Untuk melihat prioritas yang telah terlaksana pada pasien dan
melibatkan keluarga dan pasien pada proses ronde. Pada proses ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dam head nurse.
3) Patients comprot nurse fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi kebutuhan
pasien misalnya ketika ronde dilakukan di malam hari, perawat menyiapkan yang
diperlukan, ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di
rumah sakit.
4) Teaching round perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang di
dapat langsung pada pasien. Teknik ronde ini bisa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat, dengan pembelajaran langsung dilakukan antara guru perawat,
dengan perawat atau mahasiswa perawat

E. Tugas dan Fungsi Karu, PP dan Perawat Pelaksana


1. Kepala Ruangan
Tugas dan tanggung Jawab Kepala ruanganBurrgess dalam kurniadi (2013) menjabarkan
tanggung jawab kepala ruangan sebagai berikut:
a. Ketenagaan, yaitu mengidentifikasi dan mengusulkan jumlah kebutuhan tenaga
keperawatan dan non keperawatan di unitnya kepada atasan dan memperdayakan
tenaga yang sudah ada.
b. Manajemen operasional, yaitu melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai
manajer pemula dalam hubungan dengan atasan dan bawahan guna mendukung tugas
pokoknya.
c. Manajemen kualitas playanan, yaitu melaksnakan asuhan keperawatan yang
professional berdasarkan kaidah ilmia dan etika profesi agar bisa dirasakan langsung
oleh pasien, keluarga dan masyarakat serta menjamin mutu pelayanan keperawatan
yang memuaskan semua pihak.
d. Manajemen financial, yaitu melaksanakan tugas perhitungan keuangan dan logistic
keperawatan ( pengadaan dan pemanfaatan alat kesehatan dan material kesehatan).
Adapun tugas kepala ruangan dalam menerapkan fungsi- fungsi manajemen
keperwatan (Kurniadi, 2013 ) , yaitu:
a) Fungsi perencanaan yaitu tentang rencana kerja, menyusun falsafah dan tujuan
ruang rawatnya dan merencanakan tenaga keperawatan.
b) Fungsi penggerakan yaitu koordisasi tugas dengan perawat atau petugas kesehatan
lain, membuat jadwal dinas, melakukan orientasi tenaga baru atau mahasiswa atau
pasien beserta keluargannya, pembimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
memberi kesempatan perawat mengikuti pendidikan pelatihan, memelihara dan
menggunakan alat kesehatan yang optimal, melakukan rapat rutin, membuat
pencatatan dan pelaporan yang telah ditetapkan, mengikuti visite dokter dan
memberikan pendidikan kesehatan.
c) Fungsi pengawasan/pengendalian dan penilaian meliputi pendidikan dan penilaian
asuhan keperawatan, megawasi dan menilai mahasiswa praktek keperawatan,
melakukanpenilaian kinerja perawat, mengawasi dan mengendalikan
pendayagunaan alat kesehatan dan tenaga keperawatan, mengawasi dan menilai
mutu asuhan keperawatan.
2. Perawat Primer
Uraian tugas dan tanggun jawab perawat primer antara lain:
1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
2) Membuat tujuan dan rencana perawat
3) Mendelegasi rencana perawatan yang telah dibuat kepada perawat pelaksana
4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan oleh disiplin ilmu maupun perawat lain.
5) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
6) Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
7) Mendampingi dokter selama visite untuk memeriksakan pasien dan mencatat program
pengobatan.
8) Melaporkan segala sesuatu yang mengenai keadaan pasien baik lisan maupun tertulis
kepada kepala ruangan dan dokter penanggungjawab.
9) Membuat jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 shif dinas.
10) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan sejawat, pasien dengan
keluargannya.
11) Melakukan pengawasan dengan mengunjungi pasien maksimal selama 2 jam sekali
secara kontinu terhadap kondisi pasien setiap shift.
12) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai.
13) Mempersiapkan pasien pulang sesuai dengan prosedur.
14) Membuat laporan harian.

3. Perawat Pelaksana
Tugas pokok perawat pelaksana, yaitu:
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
 Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
 Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
 Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
 Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan respon klien pada catan
keperawatan.
2) Melaksanakan program medic dengan penuh tanggungjawab:
 Pemberian obat
 Pemeriksaan laboratorium
 Persiapan klien yang akan dioperasi
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, spiritual klien.
 Memperhatikan kebersihan lingkungan dank lien
 Mengurangi penderitaan klien dengan member rasa aman dan nyaman.
 Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan
dan pengobatan atau diagnosis.
5) Melatih klien untuk mendorong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
6) Memberikan pertolongan segera kepada klien yang gawat atau sakarotual maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang secara administratif :
 Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
 Sensus harian atau formulir.
 Rujukan dan penyuluhan PKMRS
 Mengatur menyiapkan alat-alat menurut fungsinya supaya siap pakai
 Menciptakan dan memelihara kebersihan, keaamanan, kenyamanan, dan keindahan
ruangan.
 Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur secara bergantian sesuai
dengan jadwal dinas.
 Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya.
 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara tulisan maupun
lisan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan
Huston, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Heru Suprayitno. 2016. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC

Nursalam. 2018. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional.


Edisi I. Jakarta: Salemba Medika

Sugiyanto.2017. Lokakarya Mutu Keperawatan dan Holistik Nursing: Mutu Pelayanan


Kesehatan. Surakarta

Suchri Suarli & Yanyan Bahtiar. 2016. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Bandung: Balatin Pratama

Ananda, Y., Putri, Z. M., Muliantino, M. R., Muthmainnah, M., Nelwati, N., & Gusdiansyah, E.
(2022). Pelaksanaan Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di
Ruang Rawat Inap RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2022. REAL in Nursing Journal, 5(2), 80.
https://doi.org/10.32883/rnj.v5i2.1966

Ley 25.632. (2002). Konsep Ronde Keperawatan. 4–10.

Khasanah, A. U., & Dewi, N. A. (2021). Analisis Tulang Ikan Pada Ronde Keperawatan Dalam
Pelayanan Di Rumah Sakit. 7(1), 5–8.

Menuju, D. E. A., Demokratis, M., Putra, A., Ilmu, F., Dan, S., & Sosiologi, P. S. (2018).
Universitas Indonesia Skripsi Universitas Indonesia.

Syukur Sabirin, B. A. (2023). Analisis Pemahaman Perawat Terhadap Pelaksanaan Ronde


Keperawatan Di Ruang Perawatan Rsud Otanaha Kota Gorontalo. Jurnal Kesehatan
Tradisional, 1(2), 1–20. https://doi.org/10.47861/usd.v1i1.208

Wahyudi, I., & Sintya, Y. Y. (2017). Pengalaman Perawat dalam Melaksanakan Asuhan
Keperawatan dengan Metode Tim di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Slamet Garut.
https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results Zebua, F. (2020).

Wayan. (2018). Manajemen keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai