PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan.
Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan mutu,
cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan
standar pelayanan tenaga, standard peralatan, profesi dan manajemen rumah
sakit (Aditama, 2003).
Dalam rangka menuju era globalisasi, rumah sakit juga dihadapkan pada
berbagai perubahan eksternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia, arus
informasi tanpa batas, pola penyakit, pola demografi penduduk, teknologi,
peralatan rumah sakit, yang semua itu akan berdampak pada perubahan tata
nilai dan tuntutan masyarakat yang merupakan sebuah system, salah
satunya praktek keperawatan.
Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan
tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit
sudah merupakan sebuah tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda.
Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan
pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang menentukan (Danim, 2004).
Rumah sakit merupakan industri jasa yang memiliki ciri bentuk produknya
tidak dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk individual, serta pemasaran
yang menyatu dengan pemberi pelayanan, sehingga diperlukan sikap dan
perilaku khusus dalam menghadapi konsumen. Tenaga perawat yang
merupakan “the caring profession” mempunyai kedudukan yang penting
dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-
spiritual. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang unik
dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan
tersendiri dibanding pelayanan lainnya.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem
pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi
berdaya guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila
seorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai
pengetahaun tentang manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin
orang lain disamping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus
dikuasainya pula (Nurachmah, 2004).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan perawatan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Dalam organisasi
keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen
keperawatan (Ritonga, 2014).
Teori manajemen modern berasal dari Henry Fayol, yang telah
memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas administrator seperti :
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), coordinating
(pengkoordinasian) dan controlling (pengendalian) (Potter dan Perry, 2005).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk
melakukan suatu proses yang meliputi lima fungsi utama yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan, pengarahan, dan kontrol agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
pasien dan keluarganya (Nursalam, 2004). Proses manajemen keperawatan
dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu pengkajian (kajian situasional),
perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan evaluasi.
Penerapan manajemen keperawatan dapat dilakukan diberbagai bidang
keperawatan, salah satunya adalah keperawatan bedah. Ruang IIIB sebagai
salah satu ruang rawat inap penyakit bedah Kelas III, bertujuan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada individu baik laki-laki maupun
perempuan dengan berbagai kelainan dan gangguan fisiologis baik aktual
maupun potensial yang memerlukan asuhan keperawatan khusus seperti
infeksi, trauma, dan gangguan fisik lainnya.
Praktek manajemen keperawatan di ruang Cempaka RSUD Prof. W. Z.
Yohannes sebagai salah satu proses pembelajaran klinik diharapkan mampu
membentuk calon-calon praktisi keperawatan yang professional baik dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan maupun manajerial keperawatan. Praktek
pembelajaran ini kami lakukan di unit rawat inap penyakit bedah dan interna
Rumah Sakit Umum Daerah W. Z. Yohanes Kupang.
Ruang Cempaka dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya
menerapkan model pemberian asuhan keperawatan dengan metode Primer
Murni, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat
terwujud pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap terhadap
pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan
keterampilan manajerial peserta didik keprawatan selain mendapatkan materi
kepemimpinan dan manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung
di lapangan.
1.2.Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/I D-IV Keperawatan mampu mengaplikasikan manajemen
dan kepemimpinan dalam keperawatan
1.2.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/I D-IV Keperawatan mampu :
1. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan pada ruangan rawat inap
Cempaka RSUD Prof. W. Z. Yohannes dengan berdasarkan situasi nyata
2. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam pengelolaan
manajemen asuhan keperawatan pada klien pada ruangan rawat inap
Cempaka RSUD Prof. W. Z. Yohannes secara profesional dengan
menjalankan peran (role play) sebagai kepala ruangan, ketua tim, atau
perawat pelaksana.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Skema
Teori Pendekatan Sistem Menurut Gillies ( 1989 )
Input Proses
Output
Feedback Mechanism
Terdapat SOP dalam ruangan yakni : Pasien masuk rumah sakit untuk tindakan
kemoterapi, Perawatan port kemoterapi, persyaratan pre kemoterapi, Penanganan
ekstravasasi, pelayanan kemoterapi, Pemberian obat kemoterapi, Persiapan
pasien, kemoterapi dari ruangan rawat inap, Alur pelayanan pasien onkologi,
Followup pasca kemoterapi, panduan praktik klinis bedah per penyakit bedah,
Panduan praktik klinis ilmu penyakit kulit dan kelamin, perawatan luka akut,
perawatan luka kronis, postural drainase, pemasangan oksigen nasal kanul,
penghisapan lender, pemberian transfusi darah, pemberian nebulasi,
pemasangan NGT, pemberian makan melalui NGT, Pemasangan infus IV kateter,
pemberian obat intracutan, pemberian obat intramuscular, Pemasangan kateter,
Melepaskan kateter urin, identifikasi pasien, pemasangan gelang pasien,
Pemasangan tanda resiko jatuh, pemasangan tanda alergi, melepas gelang
identitas pasien, Pengambilan sampel dan identifikasi sampel laboratorium, Serah
terima informasi kesehatan pasien antar perawat, Komunikasi efektif dengan Sbar
dan rightback, pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium, pemindahan
pasien antar ruangan, Komunikasi secara lisan dan atau melalui telepon,
Penandaan obat narkotika psikotropika highalert dan lasamultiplerange dan
sitostatika, Prosedur permintaan bimbingan rohani. SOP diatas merupakan SOP
yang lama dan belum di perbaharui.
76 : 17 = 5 jam
76 : 17 = 5 jam
= 5+5+5
3
= 5 Jam
= 17+17+15
3
= 16 Orang
= 11 + 3
= 14 orang
5 4 2
PAGI : 5 orang
SORE : 4 orang
MALAM : 2 orang +
11 orang
86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas tanggal
13 Januari di ruang cempaka adalah :
11 orang + 4 orang struktural (Kepala Ruangan,& PPJA ) + 3 orang
lepas dinas = 18 orang.
Tanggal 14 Januari 2020:
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
5 4 2
PAGI : 5 orang
SORE : 4 orang
MALAM : 2 orang +
11 orang
86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas tanggal
14 Januari di ruang cempaka adalah :
11 orang + 4 orang struktural (Kepala Ruangan,& PPJA ) + 3 orang
lepas dinas = 18 orang.
Tanggal 15 Januari 2020:
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga
5 4 2
PAGI : 5 orang
SORE : 4 orang
MALAM : 2 orang +
11 orang
86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas tanggal
13 Januari di ruang cempaka adalah :
11 orang + 4 orang struktural (Kepala Ruangan,& PPJA ) + 3 orang
lepas dinas = 18 orang.
3.3 Fungsi Pengarahan
3.3.1 Operan
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 13 dan 14 Januari 2020
timbang terima di Ruang Cempaka sudah dilakukan secara sistematis pada
setiap pergantian shift jaga. Timbang terima dilaksanakan sesuai dengan
kondisi pasien dimana intervensi didokumentasikan dalam buku status
pasien dan buku timbang terima. Format timbang terima dibuku status
menggunakan format SBAR yaitu situation, background, assesment dan
recommendation. Sedangkan buku timbang terima berisi tanggal, nama,
No kamar dan terapi yang didapat. Pada prinsipnya timbang terima
diruangan cempaka sudah dilaksanakan sesuai prosedur, yaitu timbang
terima diikuti oleh seluruh perawat jaga dan kepala ruangan (kecuali sift
sore ke malam) serta mahasiswa praktik. Saat operan pagi dan sore
timbang terima dibuka oleh kepala ruangan lalu kepala ruangan
mempersilahkan untuk perawat yang jaga sebelumnya untuk mengoperkan
keperawat yang jaga selanjutnya. Hal-hal yang dioperkan yaitu meliputi
Nama, No kamar, Dx medis, Dx Keperawatan, hari ke, keluhan pasien,
data objektif seperti TTV atau hasil pemeriksaan lainya serta terapi yang
didapat, intervensi yang sudah dan belum dilakasanakan. Setelah semua
pasien selesai dioperkan kepala ruangan menutup dengan do’a.
Selanjutnya perawat berkeliling ke ruangan dari pasien satu ke pasien
lainnya untuk validasi, namun kepala ruangan terkadang tidak mengikuti
keliling dikarenakan kesibukan kepala ruangan.
3.3.2 Pre dan post Conferece
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan pada tanggal
13 Januati 2020 pelaksanaan pre conference dilakukan sesudah melakukan
overan yakni karu atau PPJA menanyakan rencana harian perawat, karu
memberikan masukan kepada perawat lainnya dan memberikan
reinforcement serta motivasi kepada perawat ruangan. Sementara kegiatan
post converence dilakukan sebelum melakukan overan ke petugan dinas
selanjutnya yakni karu atau PPJA menanyakan kendala mengenai asuhan
keperawatan yang telah diberikan, karu menanyakan tindakan lanjut
asuhan keperawatan yang akan dioverkan.
3.3.3 Motivasi Kepada Perawat
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13-15 Januari 2020, motivasi
sudah dilakukan oleh Kepala ruangan secara langsung pada akhir overan
sebelum doa. Kepala ruangan maupun PPJA memberikan motivasi seperti
menyemangati perawat ruangan lain dan selalu mengingatkan perawat
ruangan untuk memenuhi SKP-nya masing-masing.
3.3.4 Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu pada tanggal 13 Januari 2020,
pendelegasian dilakukan secara lisan dari Karu kepada PPJA jika karu
berhalangan untuk hadir. Jika Karu cuti, maka akan ada pendelegasian
melalui surat resmi yang akan dibuat oleh manajemen rumah sakit.
3.3.5 Supervisi
Berdasarkan wawancara dengan Karu yang dilakukan pada tanggal 13
Januari 2020 supervisi yang dilakukan di Ruang Cempaka yaitu Supervisi
dilakukan secara periodik setiap 2 minggu sekali oleh Kepala ruangan
Cempaka yaitu untuk menilai kinerja PPJA, perawat ruangan saat
melakukan tindakan keperawatan apakah sudah sesuai dengan SPO
keperawatan yang ada atau belum. Biasanya Kepala ruangan melakukan
supervisi secara langsung yakni dilakukan langsung pada saat perawatan
untuk memberikan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan
yang terjadi serta memotivasi perawat dan supervisi secara tidak langsung
yang dilakukan melalui laporan tertulis melalui dokumentasi asuhan
keperawatan, dan secara lisan melalui timbang terima. Selain oleh kepala
ruangan supervisi juga dilakukan oleh Komite keperawatan setiap 6 bulan
sekali. Dalam pelaksanaan supervisi komite keperawatan dibagi menjadi 3
yaitu supervisi mutu yang dilakukan tiap 6 bulan sekali, sedangkan
supervisi kredensial dan mutu dilakukan tiap 1 bulan sekali. Selain itu juga
terdapat pengamat setiap shift pagi dan malam. Untuk supervisi sudah ada
format yang baku dari komite keperawatan sehingga didapatkan penilaian
terhadap kinerja perawat di masing-masing ruangan.
3.3.6 Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu pada tanggal 13 Januari 2020,
ronde keperawatan di Ruang Cempaka saat ini belum terlaksana. Namun,
menurut Kepala ruangan Ronde keperawatan di ruang cempaka pernah
diterapkan satu kali pada seorang pasien yang membutuhkan perawatan
intensif.
3. TOI
4. LOS
S W O T
Perencanaan
1. Adanya format 1. Belum 1. Rumah sakit 1. Pasien
standar asuhan adanya visi memberikan sudah semakin
keperawatan dan misi kesempatan kepada kritis melihat
yang terdiri ruangan perawat di ruangan tindakan
dari namun untuk melanjutkan keperawatan yang
pengkajian, mengacu pendidikan dilakukan.
diagnose pada visi dan sehingga perawat 2. Ada
keperawatan, misi rumah juga memiliki ilmu- tuntutan tinggi
perencanaan, sakit. ilmu baru tentang dari masyarakat
pelaksanaan 2. Ada Standar Asuhan untuk pelayanan
dan evaluasi. Operasional keperawatan dan yang lebih
Prosedur standar operasional profesional
namun, prosedur yang
Standar digunakan di
operasional ruangan.
prosedur
merupakan
standar
operasional
lama yang
belum
diperbaharui.
Pengorganisasian 1. Tenaga 1. Adanya perawat 1. Adanya
1. Sudah ada
perawat shif magang/orientasi tuntutan dari
uraian tugas
siang dan di ruangan. masyarakat
masing-
malam 2. Adanya hubungan terhadap tingkat
masing untuk
masing– yang baik antara pelayanan yang
petugas
masing hanya mahasiswa lebih baik
ruangan sesuai
berjumlah 3 praktek 2. Adanya
jabatan.
orang D3,D4,S1,dan persaingan
2. Terdapat
sehingga Ners dengan dengan rumah
struktur
tidak perawat di sakit lain
organisasi
sebanding ruangan, sehingga 3. Adanya
dalam ruangan
3. Sudah ada dengan dapat pertanggung
buku daftar jumlah meringankan jawaban
pasien yang pasien beban kerja legalitas bagi
dituliskan dirawat yakni perawat. pasien
secara berdasarkan
berurutan hasil
sesuai dengan perhitungan
nomor tempat gillies yakni
tidur dari dibutuhkan
ruangan bedah perawat jaga
ke interna. sore 4 orang
4. Terdapat 23 dan jaga
tenaga malam 2
keperawatan orang
di ruangan . 2. Beban kerja
5. Adanya 6 perawat
orang tenaga tinggi
keperawatan
dengan
pendikan S1
dan Ners, 17
orang tenaga
keperawatan
dengan D3
keperawatan.
6. Hubungan
antar perawat
dalam ruangan
juga terjalin
dengan baik.
7. Terdapat
komunikasi
terapeautik
antara tenaga
kesehatan
dengan pasien
8. Terdapat
mahasiswa
praktek
Pengarahan
1. Supervisi 1. Pada pagi 1. Kebijakan 1. Tuntutan
sudah hari pemerintah masyarakat yang
dilakukan dilaksanakan tentang menginginkan
Karu oleh pre keprofesionalisme pelayanan yang
karu baik conferens, 2. Adanya kebijakan optimal
secara tapi pada RS tentang
langsung siang hari pelaksanaan
maupun tidak tidak MAKP
langsung. dilaksanakan
2. Adanya post
pendelegasian konferens.
yang 2. Belum
dilakuakn dilakukannya
secara lisan ronde
maupun keperawatan.
tulisan
3. Adanya
motivasi yang
diberikan.
Pengendalian 1. Ruang 1. Makin tinnginya
1. Adanya cempaka 1. Adanya program
kesadaran
indikator belum pelatihan kepada
mutu ruangan memiliki perawat masyarakat akan
yang dihitung formulir 2. Merupakan satu-
pentingnya
setiap hari. survei satunya ruangan
(BOR) kepuasan kelas III wanita di kesehatan
2. Adanya audit pelanggan. RSUD Prof. W. Z.
2. Adanya tuntutan
mutu asuhan Formulir ini Yohannes
keperawatan hanya masyarakat
didapatkan
terhadap
dari
manajemen peningkatan
rumah sakit
mutu pelayanan
umum dan
diberikan 3. Adanya rumah
secara tidak
sakit swasta lain
terjadwal.
sebagai pesaing
yang
memberikan
mutu layanan
yang semakin
baik.
Penyebab :
4.2.3 Pengarahan
Masalah :
1. Pada pagi hari dilaksanakan pre conferens, tapi pada siang hari tidak
dilaksanakan post konferens.
2. Belum dilakukannya ronde keperawatan.
Penyebab :
1. Keterlambatan perawat jaga shift selanjutnya sehingga pelaksanaan
overan yang memakan waktu, sehingga pelaksanaan pre dan post
kadang tidak dilakukan
2. Jarangnya terdapat pasien yang masuk ke dalam criteria pasien yang
memerlukan ronde keperawatan yakni pasien yang mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
4.3 Perencanaan
4.3.1 Pengorganisasian
JADWAL DINAS
Tanggal praktek
No. Nama
17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. Adilin Marabidjala P P L M S P P M S
2. Agnes Sallu P P L S M S P P M
3. Ananda Permatasari M S L P S M S P S
4. Andrianus Bala P P L S M S P P P
5. Angela Ina Odjan S M L P P P M S P
6. Arlan Y. Sari Ola P P L S P M S S P
7. Aurelia Sarmento M S L P P S S M S
8. Berthy Djawa S S L M S P P P M
9. Christiani Dethan S M L P P P M S P
PEMBAGIAN PERAN
Peran
No. Nama
17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. Adilin PA KARU L PA PPJA PA PA PA PA
2. Agnes PPJA PA L PA PA PA KARU PPJA PA
3. Ananda PA PPJA L KARU PA PA PPJA PA PA
4. Andrianus KARU PA L PPJA PA PA PA PA PPJA
5. Angela PA PA L PA PPJA KARU PA PPJA PA
6. Arlan PA PPJA L PA PA PA PPJA PA KARU
7. Aurel PA PA L PA PA PPJA PA PA PPJA
8. Berthy PPJA PA L PA PA PA PA KARU PA
9. Christiani PA PA L PA KARU PPJA PA PA PA
4.3.2 Alokasi Waktu dan Tempat
1 Pra interaksi
2 Bimbingan :
Kepala ruangan
Akedemik
3 Pembentukan
Organisasi
4 Pengumpulan Data
5 Desiminasi awal
MAKP
6 Melakukan peran
(Karu, PPJA dan PA)
11 Timbang terima
12 Ronde keperawatan
Persiapan
Pelaksanaan &
evaluasi
13 Discharge planning
14 Supervisi
15 Dinas Shift
16 Desiminasi akhir
MAKP
17 Seminar
18 Penutupan
Lampiran 1
1). Pengkajian:
a). Menggunakan metode head to toe:
b). Menggunakan metode per system: lengkap: √ Tidak
Lengkap:
c). Ada Analisa Data : Ada : √ Tidak Ada:
…………………………………….
NIP.