Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan.
Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan mutu,
cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan
standar pelayanan tenaga, standard peralatan, profesi dan manajemen rumah
sakit (Aditama, 2003).
Dalam rangka menuju era globalisasi, rumah sakit juga dihadapkan pada
berbagai perubahan eksternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia, arus
informasi tanpa batas, pola penyakit, pola demografi penduduk, teknologi,
peralatan rumah sakit, yang semua itu akan berdampak pada perubahan tata
nilai dan tuntutan masyarakat yang merupakan sebuah system, salah
satunya praktek keperawatan.
Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan,
keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan
tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit
sudah merupakan sebuah tuntutan dunia global yang tidak bisa ditunda.
Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan
pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang menentukan (Danim, 2004).
Rumah sakit merupakan industri jasa yang memiliki ciri bentuk produknya
tidak dapat disimpan dan diberikan dalam bentuk individual, serta pemasaran
yang menyatu dengan pemberi pelayanan, sehingga diperlukan sikap dan
perilaku khusus dalam menghadapi konsumen. Tenaga perawat yang
merupakan “the caring profession” mempunyai kedudukan yang penting
dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena
pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-
spiritual. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang unik
dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan
tersendiri dibanding pelayanan lainnya.
Pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit merupakan sistem
pengelolaan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi
berdaya guna dan berhasil guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila
seorang perawat yang memiliki tanggung jawab mengelola mempunyai
pengetahaun tentang manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin
orang lain disamping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus
dikuasainya pula (Nurachmah, 2004).
Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen
pelayanan perawatan. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis
dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Dalam organisasi
keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen
keperawatan (Ritonga, 2014).
Teori manajemen modern berasal dari Henry Fayol, yang telah
memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas-aktivitas administrator seperti :
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), coordinating
(pengkoordinasian) dan controlling (pengendalian) (Potter dan Perry, 2005).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk
melakukan suatu proses yang meliputi lima fungsi utama yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan, pengarahan, dan kontrol agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
pasien dan keluarganya (Nursalam, 2004). Proses manajemen keperawatan
dilaksanakan melalui tahap-tahap yaitu pengkajian (kajian situasional),
perencanaan (strategi dan operasional), implementasi dan evaluasi.
Penerapan manajemen keperawatan dapat dilakukan diberbagai bidang
keperawatan, salah satunya adalah keperawatan bedah. Ruang IIIB sebagai
salah satu ruang rawat inap penyakit bedah Kelas III, bertujuan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada individu baik laki-laki maupun
perempuan dengan berbagai kelainan dan gangguan fisiologis baik aktual
maupun potensial yang memerlukan asuhan keperawatan khusus seperti
infeksi, trauma, dan gangguan fisik lainnya.
Praktek manajemen keperawatan di ruang Cempaka RSUD Prof. W. Z.
Yohannes sebagai salah satu proses pembelajaran klinik diharapkan mampu
membentuk calon-calon praktisi keperawatan yang professional baik dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan maupun manajerial keperawatan. Praktek
pembelajaran ini kami lakukan di unit rawat inap penyakit bedah dan interna
Rumah Sakit Umum Daerah W. Z. Yohanes Kupang.
Ruang Cempaka dalam pengelolaan asuhan keperawatan profesionalnya
menerapkan model pemberian asuhan keperawatan dengan metode Primer
Murni, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat
terwujud pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap terhadap
pasien.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang
diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Dalam rangka meningkatkan
keterampilan manajerial peserta didik keprawatan selain mendapatkan materi
kepemimpinan dan manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung
di lapangan.

1.2.Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa/I D-IV Keperawatan mampu mengaplikasikan manajemen
dan kepemimpinan dalam keperawatan
1.2.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/I D-IV Keperawatan mampu :
1. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan pada ruangan rawat inap
Cempaka RSUD Prof. W. Z. Yohannes dengan berdasarkan situasi nyata
2. Menerapkan konsep, teori dan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dan mengintegrasikan konsep kepemimpinan dalam pengelolaan
manajemen asuhan keperawatan pada klien pada ruangan rawat inap
Cempaka RSUD Prof. W. Z. Yohannes secara profesional dengan
menjalankan peran (role play) sebagai kepala ruangan, ketua tim, atau
perawat pelaksana.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional (Gillies, 2006).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup
kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf,
sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey
(2009) dalam Nursalam, 2002).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suat
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit
maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji, 2012).

2.2. Fungsi Manajemen Keperawatan


Fungsi-fungsi manajemen keperawatan secara garis besar antara lain:
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan.
Fungsi-fungsi manajemen menurut Fayol (1949) dapat digambarkan sebagai
berikut :
a. Perencanaan ( Planning ) yaitu kegiatan menentukan tujuan jangka
panjang atau pendek yang berhubungan tindakan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan ( Heesey, Blanchard & Johnson, 1996 ). Menurut
Longest, ( 1976, dalam La Monica, 1998 ) perencanaan menyediakan cara
mempersatukan kegiatan dari seluruh peserta organisasi kearah tujuan
bersama. Definisi yang lain dari Depkes RI ( 2001 ), perencanaan adalah
pertimbangan seorang kepala ruangan dalam menyeimbangkan antara
kebutuhan pasien, perawat dan dokter serta administrator. Perencanaan
pelayanan keperawatan adalah fungsi dasar dari manajeman yang
merupakan tugas utama dari semua manejer keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis berdasarkan teori-teori manajemen. Menurut
Gibson, Ivancevich & Donally (1996) perencanaan adalah hasil yang akan
dicapai dan menetapkan cara untuk mencapai hasil tersebut. Hasil
perencanaan yang diharapkan seharusnya dipahami bersama oleh seluruh
anggota organisasi, khususnya kearah mana perencanaan organisasi dan
bagaimna cara mencapainya. Perencana akan membuat analisis agar
perencanaan berkaitan dengan kriteria sasaran, tujuan, visi dan misi. Hasil
perencanaan adalah menetapkan sasaran organisasi dan cara bertindak
untuk mencapai tujuan. Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas,
perencanaan merupakan suatu usaha sistematis kepala rungan untuk
menentukan kebutuhan sumber daya dan dana organisasi untuk mencapai
tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Kegiatan kepela ruangan dalam
tahap perencanaan antar lain mensosialisasikan visi, misi dan tujuan rumah
sakit, merencanakan kegiatan ruangan sesuai visi, misi dan tujuan rumah
sakit, merencanakan pembuatan visi dan misi runagan, merencanakan
kebutuhan SDM, merencanakan kebutuhan alat kesehatan/material
kesehatan dan sarana prasarana penunjang lainnya, dan pelibatan perawata
pelaksana dalam membuat rencana tiap unit serta penentuan gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.
b. Pengorganisasian ( organizing ) yaitu menggerakan sumber daya manusia
dan sumber daya yang dimiliki institusi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasin manajemen keperawatan adalah pengelompokkan atau
pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi
yang meliputi subprevisi, koordinasi dengan unit kerja lain baik secara
vertikal maupun horizontal (Depkes RI, 2001; Hersey & Blanchard 1977,
dalam La Monica 1998). Perorganisasian adalah kegiatan
mengintegrasikan semua sumber daya. Semua bertujuan agar kelompok
mau bekerja sama. Menurut Gibson, Ivancevitch dan Donally ( 1996 )
fungsi perorganisasian adalah mendesaian tujuan dan wewenang tiap
pekerjaan individu menetapkan mana pekerjaan yang masuk dalam
kelompok, sehingga menajer mencari metode dan proses agar pekerjaan
dapat terintegrasi dengan baik. Secara garis besar penulis dapat
menyimpulkan bahwa pengorganisasian suatu proses penyatuan semua
sumber daya dan dana sehingga dapat saling mendukung atau bekerja
sama sesuai fungsinya. Adapun hasil pengorganisasian adalah menetapkan
siapa, melakukan apa dan dengan siapa bekerja. Pengorganisasian
keperawatan oleh kepela ruangan harus menjelaskan bagaimna
melaksanakan asuhan keperawtan sesuai dengan Standar Asuhan
Keperawatan (SAK) dan Standard Operational Procedur (SOP),
menyusun jadwal dinas, memberikan perhatian terhadap pekerjaan/
supervisi, melakukan pertemuan rutin (rapat ruangan, diskusi, pre dan post
conference), menentukan metode penugasan keperawatan dan membuat
struktur organisasi ruangan.
c. Pengarahan (directing) yaitu memberikan motivasi dan bimbingan kepada
perawat pelaksana agar melaksanakan kegiatan yang diiginkan.
Pengarahan pelayanan keperawatan adalah proses penerapan pelayan
keperawatan untuk mencapai tujuan pelayanan yang optimal meliputi
kegiatan motivasi, komunikasi dan kepemimpinan (Depkes RI, 2001).
Kepala ruangan dalam hal ini akan melakukan kegiatan membimbing,
mengarahkan pekerjaan perawat pelaksana, memberikan motivasi,
memberi reward, mendekegasikan pekerjaan, meneruskan informasi
kebujakan darikepala rumah sakit serta melakukan supervisi internal
ruangan. Gibson, Ivancevich & Donally (1996) fungsi pengarahan adalah
untuk personal dan interpersonal.Sehingga bila bila tidak menguasai
keterampilan interpersonal akan gagal. Termasuk kegitan pengarahan yaitu
interaksi atasan-bawahan, kerja individu, permainan ( rule of the game ),
komunikasi, persaingan, penerimaan dan penolakan lain,
bergabung/meninggalkan kelompok, menerima imbal jasa/kompensasi dan
mengatasi stres.
d. Pengendalian ( controlling ) yaitu kegiatan membandingkan hasil kerja
dengan standar penampilan kerja yang diiginkan dan mengambil kegiatan
perbaikan bila ada kekurangan. Pengendalian pelayanan keperawatan
adalah upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan secara berkesinambungan ( Depkes RI, 2001 ). (
Hersey & Blanchard 1977 dalam La Monica, 1998 ) mengatakan
pengendalian adalah mengumpulkan umpan balik dari hasil-hasil yang
telah dicapai secara periodik dalam rangka membandingkan hasil-hasil
perencanaannya dan menindaklanjuti. Disamping itu pengendalian adalah
kegiatan menilai hasil kerja secara periodik yang dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan umpan balik untuk
ditindaklanjuti. Menurut Gibson, Ivancevich & Donally ( 1996 ) fungsi
pengendalian menjamin hasil aktual konsisten dengan perencanaan.
Apakah hasil sesuai dengan perencanaan kalau tidak kenapa, Apa ada yang
salah dengan fungsi perencanaan. Aktivitas seleksi dan penerimaan
karyawan, inspeksi kegiatan evaluasi kinerja, dan analisis laporan
keuangan. Menajer membandingkan hasil kerja dengan standar kinerja.
Kepala ruangan aka melakukan kegiatan antara lain menilain hasil kerja
Asuhan Keperawatan dan membandingkan dengan standar yang
ditetapkan, menilai sikap dan perilaku perawat pelaksana, melihat biaya
yang sudah keluar, merencanakan tindak lanjut evaluasi (Murray & Di
Croce, 2005).
Menurut Gillies (1989), manajemen keperawatan adalah proses untuk
melaksanakan melalui staf perawat dalam rangka memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman pada pasien/ keluarga/
masyarakat. Dalam pelaksanaan di institusi pelayanan, manajemen
keperawatan menerapkan pendekatan sistem. Pendekatan sistem terdiri
dari input (masukan), process (proses), Output (keluaran), Control
(pengendalian) dan feedback mechanism (mekanisme umpan balik), input
(masukan) yang ada dalam ruang pelayanan keperawatan misalnya ada
saran-prasarana, alat kesehatan dan materiel kesehatan, metode pelayanan
keperawatan serta sumber daya perawat dan tenaga penunjang. Penerapan
proses (process) dipelayanan keperawatan antara lain sistem atau metoda
kerja yang diterapkan guna menyelesaikan tugas/pelayanan/asuhan
keperawatan termasuk didalamnya pola pengarahan dan penegendalian
kerja. Output (keluaran) dalam pelayanan keperawatan berupa hasil
penampilan kinerja yang baik atau buruk. Kinerja yang baik dapat
dirasakan oleh pasien dan perawat misalnya tingkat kepuasan, percepatan
pemulangan pasien, dokumentasi keperawatan yang lengkap dan paling
penting adalah tidak ada komplen dari pasien/keluarga/masyarakat.
Sedangkan untuk mengawal pelaksanaan pekerjaan mulai perencanaan
sampai pelaksanaan evaluasi, maka seorang menajer juga menerapkan
sistem Controll (penendalian) yang baik agar tujuan sesuai dengan rencana
awal dan berjalan secara efektif dan efesien. Adapun feedback mechanism
( mekanisme umpan balik) adalah semua hambatan yang menganggu atau
yang membuat lancar proses pelaksanaan tugas harus dimonitor dan
tindaklanjuti. Tindak lanjut secara cepat atau lambat yang penting harus
dilakukan dan dilaporkan kepada manajer tingkat tinggi diatasnya.

Skema
Teori Pendekatan Sistem Menurut Gillies ( 1989 )
Input Proses
Output

Feedback Mechanism

Dibawah ini dapat dilihat tingkatan manajer keperawatan yang bisa


menggambarkan berat ringgannya tanggung jawab sesuai level manajer yang
dijabatnya. Seorang top manajer atau menajer puncak keperawatan seperti
Kadep ( Kepela Departeman ) atau Kabid ( Kepala Bidang ) atau direktur
keperawatan akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada pembuatan
perencanaan ( Planning ) dan pengendalian ( Controlling ) dari pada tugas
manajemen yang lainnya. Manajer top seorang Planner sehingga seorang
manajer top minimal lulusan S2 manajamen keperawatan. Seorang Kasi (
Kepala Seksi ) atau Kasubdep keperawatan sebagai Middle manajer atau
manajer tengah, menjadi penerus dan penyimbang antara kebujikan top
manajer dan manajer bawah ( First Line ) sehingga semua tahap manajamen
harus dikuasai. Adapun manajer pemuka seperti kepala ruangan memiliki
tanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas-tugas manajer yang lebih
baik kearah Staffing and directing. Walaupun dalam kenyataannya masukan
dan saran kepala ruangan di perlukann demi peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
BAB 3
KAJIAN SITUASI FUNGSI MANAJEMEN KEPRAWATAN

1.1 Fungsi Perencanaan


1.1.1 Visi Ruangan
Visi misi ruangan belum tersedia tetapi mengacu pada visi misi rumah
sakit yakni:
“Rumah sakit mandiri dan terdepan menuju masyarakat NTT sejahtera”
1.1.2 Misi Ruangan
1. Menciptakan inovasi produk layanan dengan keunggulan kompetitif yang
dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang berorientasi pada
keselamatan pasien (pasien safety), berkesinambungan dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat di bidang kesehatan yang inovatif untuk pengembangan IPTEK
kesehatan.
3.1.1 Falsafah Ruangan
Belum terlihat adanya falsafah ruangan.
3.1.2 Standar Operasional Prosedur

Terdapat SOP dalam ruangan yakni : Pasien masuk rumah sakit untuk tindakan
kemoterapi, Perawatan port kemoterapi, persyaratan pre kemoterapi, Penanganan
ekstravasasi, pelayanan kemoterapi, Pemberian obat kemoterapi, Persiapan
pasien, kemoterapi dari ruangan rawat inap, Alur pelayanan pasien onkologi,
Followup pasca kemoterapi, panduan praktik klinis bedah per penyakit bedah,
Panduan praktik klinis ilmu penyakit kulit dan kelamin, perawatan luka akut,
perawatan luka kronis, postural drainase, pemasangan oksigen nasal kanul,
penghisapan lender, pemberian transfusi darah, pemberian nebulasi,
pemasangan NGT, pemberian makan melalui NGT, Pemasangan infus IV kateter,
pemberian obat intracutan, pemberian obat intramuscular, Pemasangan kateter,
Melepaskan kateter urin, identifikasi pasien, pemasangan gelang pasien,
Pemasangan tanda resiko jatuh, pemasangan tanda alergi, melepas gelang
identitas pasien, Pengambilan sampel dan identifikasi sampel laboratorium, Serah
terima informasi kesehatan pasien antar perawat, Komunikasi efektif dengan Sbar
dan rightback, pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium, pemindahan
pasien antar ruangan, Komunikasi secara lisan dan atau melalui telepon,
Penandaan obat narkotika psikotropika highalert dan lasamultiplerange dan
sitostatika, Prosedur permintaan bimbingan rohani. SOP diatas merupakan SOP
yang lama dan belum di perbaharui.

3.1.3 Standar Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan dalam keperawatan bedah meliputi pengkajian,
penentuan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam
melakukan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai proses keperawatan
tentunya memiliki batasan-batasan yang harus terpenuhi agar
pendokumentasian menjadi akurat dapat dipertanggungjawabkan dan
tanggung gugat.
Pendokumentasian asuhan keperawatan harus dilaksanakan secara
kontinyu dan berkesinambungan setiap bulan dan diisi oleh perawat
pelaksana untuk mengetahui mutu pendokumentasian di ruangan, diaudit
oleh bidang keperawatan dengan bantuan kepala ruangan atau klinik
instruktur yang telah ditunjuk dan dilegalisasi dengan SK direktur.
Setiap tahapan proses keperawatan harus dilalui dengan tahap
pertahap, sesuai dengan karakteristik standar keperawatan yang meliputi:
Sistematis terdiri dari serangkaian langkah-langkah yang diatur;
bertujuan mencapai kebutuhan perawatan klien; dinamis (menyangkut
kesinambungan aksi dan evaluasi); ilmiah didasarkan pada pendekatan
pemecahan masalah secara ilmiah, mengemukakan masalah yang sering
muncul yang kemudian mendorong riset keperawatan.
Dokumentasi keperawatan dilakukan melalui lima tahap dari
pengkajian, menentukan diagnosa keperawatan, menetapkan rencana
keperawatan, implemntasi dan evaluasi sesuai dengan standar yang dibuat.
3.2 Fungsi Pengorganisasian
3.2.1 Struktur Organisasi
3.2.2 Uraian Tugas

Kepala Ruangan Perawat Primer (PPJA) Perawat Assosiet


(Karu)

 menerima pasien  Membuat perencanaan  memberikan askep


baru askep  mengikuti timbang
 memimpin rapat  mengadakan tindakan terima
 mengevaluasi kolaborasi  melaksanakan tugas
kinerja perawat  memimpin timbang yang didelegasikan
 membuat daftar terima  mendokumentasika
dinas  mendelegasikan tugas n tindakan
 menyediakan  memimpin ronde keperawatan
material keperawatan
 perencanaan,  mengevaluasi
pengarahan dan pemberian askep
pengawasan  bertanggung jawab
terhadap pasien
-  memberikan petunjuk
jika pasien akan pulang
 memimpin timbang
terima
 mengisi resume
keperawatan

Tenaga keperawatan di ruangan cempaka berjumlah 23 orang ,dimana diantaranya


memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda , S1 keperawatan berjumlah 6
orang dan D3 keperawatan berjumlah 17 orang . selain tenanga keperawatan
diruangan cempaka terdapat tenaga non keperawatan

No Nama Pendidikan Fungsional


Pra-PK PK-1 PK-2
1. Ns.Bergita Olivia S1.Kep.Ns √
Hali Samon, S.Kep
3. Febiana M.C. D3.Kep √
Kanety, Amd.Kep
3. Yasinta K. Anu, D3.Kep √
Amd.Kep
4. Ruth Lilis Pangloli, S1.Kep.Ns √
S.Kep.Ns
5. Mercy M. S1.Kep.Ns √
Banunaek,
S.Kep.Ns
6. Maria E. Lika Bau, D3.Kep
Amd.Kep
7. Dinik E. Widyanti, D3.Kep √
Amd.Kep
8. Fransiska Randu, D3.Kep √
Amd.Kep
9. Selviana Mone, D3.Kep √
Amd.Kep
10. Yohana M. D3.Kep √
Wempi, Amd.Kep
11. Mariana Jawa, D3.Kep √
Amd.Kep
13. Suraeda , D3.Kep √
Amd.Kep
13. Nurul F. Kasim, D3.Kep √
Amd.Kep
14. Maria P. B. Tokan, D3.Kep √
Amd.Kep.NS
15. Afriannie M. Pau, D3.Kep √
Amd.Kep
16. Junawati Samosir, D3.Kep √
Amd.Kep
17. Rince Fallo, D3.Kep √
Amd.Kep
18. Irlayanti D. Kitu, D3.Kep √
Amd.Kep
19. Grace O. Manek, D3.Kep √
Amd.Kep
20. Maria E. Mauloko, D3.Kep √
Amd.Kep
21. Valentia Wea, D3.Kep
Amd.Kep
22. Melda Kote, D3.Kep √
Amd.Kep
23. Isty O. Kebakole, D3.Kep √
Amd.Kep

3.2.3 Pengaturan Jadwal Dinas


Tabel Pembagian Dinas perawat diruangan Cempaka Tanggal 13 Januari
2020.
Tenaga Dinas Libur Total
Pagi Sore Malam
Karu 1 0 0 0 1
PPJA 3 1 0 0 1
Perawat Associate 8 3 3 3 17
Administrasi 1 0 0 0 1
Pekarya 1 0 0 0 1
Cleaning Service 1 0 1 2
Total 23

Tabel Pembagian Dinas perawat diruangan Cempaka Tanggal 14 Januari


2020.
Tenaga Dinas Libur Total
Pagi Sore Malam
Karu 1 0 0 0 1
PPJA 3 0 0 1 1
Perawat Associate 5 3 3 3 17
Administrasi 1 0 0 0 1
Pekarya 1 0 0 0 1
Cleaning Service 1 0 1 2
Total 23

Tabel Pembagian Dinas perawat diruangan Cempaka Tanggal 15 Januari


2020
Tenaga Dinas Libur Total
Pagi Sore Malam
Karu 1 0 0 0 1
PPJA 3 0 0 1 1
Perawat Associate 5 3 3 3 17
Administrasi 1 0 0 0 1
Pekarya 1 0 0 0 1
Cleaning Service 1 0 1 2
Total 23

3.2.4 Pengaturan daftar Pasien


Daftar pasien dituliskan dalam satu buku secara berurutan sesuai dengan
nomor tempat tidur dari ruangan bedah ke interna. Dalam tabel daftar
pasien dituliskan nama pasien, nomor RM, alamat, umur, pembiayaan,
diagnose medis, DPJP, derajad ketergantungan pasien, pre converens, post
converens.
3.2.5 Pengorganisasian Perawatan Klien
Metode penugasan yang digunakan ruangan Cempaka adalah MAKP
dengan metode Primer murni yakni metode dalam asuhan keperawatan
yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Metode
penugasan ini yakni dimana satu orang perawat bertanggungjawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
3.2.6 Sistem Penghitungan Tenaga
Tingkat ketergantungan klien di ruang Cempaka dengan
menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem;
Minimal, Partial, Total care (Nursalam, 2002). Menurut Douglas, dan
menurut Gillies Klasifikasi ketergantugan pasien dibagi menjadi 3
katagori, yaitu:
1. Perawatan minimal yang memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
2. Perawatan dengan waktu 3-4jam/24 jam
3. Dan perawatan total dengan waktu 5-6 jam/24jam.
1. Menurut perhitungan Gilies (1994)
a) Tingkat ketergantungan klien di ruang cempaka dihitung
dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien
menurut orem: Minimal, parsial, total care (nursalam, 2009).
Menurut perhitungan Gillies (1994) di dapatkan data pada
tanggal 13 Januari 2020. Dengan rata-rata jumlah pasien 17
orang. Tingkat ketergantungan:
1 MC x 2 jam = 2
11 PC x 4 jam = 44
5 TC x 6 jam = 30 +

76 : 17 = 5 jam

b) Tingkat ketergantungan klien di ruang cempaka dihitung


dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien
menurut orem : Minimal, parsial, total care (nursalam,2009).
Menurut perhitungan Gillies (1994) di dapatkan data pada
tanggal 14 Januari 2020. Dengan rata-rata jumlah pasien 17
orang. Tingkat ketergantungan :
1 MC x 2 jam = 2
11 PC x 4 jam = 44
5 TC x 6 jam = 30 +

76 : 17 = 5 jam

c) Tingkat ketergantungan klien di ruang cempaka dihitung


dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien
menurut orem : Minimal, parsial, total care (nursalam,2009).
Menurut perhitungan Gillies (1994) di dapatkan data pada
tanggal 15 Januari 2015.Dengan rata-rata jumlah pasien 15
orang. Tingkat ketergantungan :
2 MC x 2 jam = 4
6 PC x 4 jam = 24
7 TC x 6 jam = 42 +
70 : 15 = 5 jam
Jumlah total rata – rata jam perawat per hari

= 5+5+5
3

= 5 Jam

2. Rata-rata pasien per hari

= 17+17+15
3
= 16 Orang

3. Perhitungan jumlah tenaga perawat yang dinas di ruang cempaka


Rumus :
Rata-rata pasien/hari x rata-rata jam perawatan/hari x hari kerja satu th
(Hari kerja dalam satu tahun – jumlah hari libur/tahun) x jumlah jam kerja
= 16 x 5 x 365
(365 – 86) x 7
= 29200
1953
= 15 orang
4. Perhitungan jumlah tenaga perawat per 24 jam
Rata-rata pasien/hari x rata-rata jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja/ hari
16 x 5 = 80 orang = 11,42 orang = 11 orang
7 7
5. Prosentase distribusi tenaga per hari
a. Pagi = 47 % x 11 = 5,17 = 5 orang
b. Sore = 36 % x 11 = 3,96 = 4 orang
c. Malam = 17% x 11 = 1,87 = 2 orang

6. Jumlah perawat yang libur/hari


Jumlah hari yang tidak kerja/tahun x tenaga yg di butuhkan/24 jam
Jumlah harikerja/tahun
= 86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang

7. Jumlah perawat yang dinas di ruang cempaka


Jumlah perawat yang dinas 24 jam + jumlah perawat yang libur =

= 11 + 3
= 14 orang

8. Tingkat ketergantungan pasien di hitung setiap hari, mulai tanggal


13 Januari - 15 Januari 2020 dengan rumus need (douglas), antara
lain:
Tanggal 13 Januari 2020:
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Jumlah PAGI SORE MALAM


ketergantungan pasien

Minimal 1 1 x 0,17 = 0,17 1 x 0,14 = 0,14 1x0,07=0,07

Parsial 11 11 x0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11x0,10=1,1

Total 5 5 x0,36 = 1,8 5x0,36 = 1,8 5x0,20= 1

Jumlah 17 4,94 3,59 2,17

5 4 2

Total tenaga perawat :

PAGI : 5 orang

SORE : 4 orang

MALAM : 2 orang +

11 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari

86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas tanggal
13 Januari di ruang cempaka adalah :
11 orang + 4 orang struktural (Kepala Ruangan,& PPJA ) + 3 orang
lepas dinas = 18 orang.
Tanggal 14 Januari 2020:
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Jumlah PAGI SORE MALAM


ketergantungan pasien

Minimal 1 1 x 0,17 = 0,17 1 x 0,14 = 0,14 1x0,07=0,07

Parsial 11 11 x0,27 = 2,97 11 x 0,15 = 1,65 11x0,10=1,1

Total 5 5 x0,36 = 1,8 5x0,36 = 1,8 5x0,20= 1

Jumlah 17 4,94 3,59 2,17

5 4 2

Total tenaga perawat :

PAGI : 5 orang

SORE : 4 orang

MALAM : 2 orang +

11 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari

86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas tanggal
14 Januari di ruang cempaka adalah :
11 orang + 4 orang struktural (Kepala Ruangan,& PPJA ) + 3 orang
lepas dinas = 18 orang.
Tanggal 15 Januari 2020:
Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga

Tingkat Jumlah PAGI SORE MALAM


ketergantungan pasien

Minimal 2 2 x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2x0,07=0,14

Parsial 6 6 x0,27 = 1,62 6 x 0,15 = 0,9 6x0,10=0,6

Total 7 7x0,36 = 2,52 7 x0,36 = 2,52 7x0,20=1,4

Jumlah 15 4,48 3,7 2,14

5 4 2

Total tenaga perawat :

PAGI : 5 orang

SORE : 4 orang

MALAM : 2 orang +

11 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari

86 X 11
297
= 3,18 = 3 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas tanggal
13 Januari di ruang cempaka adalah :
11 orang + 4 orang struktural (Kepala Ruangan,& PPJA ) + 3 orang
lepas dinas = 18 orang.
3.3 Fungsi Pengarahan
3.3.1 Operan
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 13 dan 14 Januari 2020
timbang terima di Ruang Cempaka sudah dilakukan secara sistematis pada
setiap pergantian shift jaga. Timbang terima dilaksanakan sesuai dengan
kondisi pasien dimana intervensi didokumentasikan dalam buku status
pasien dan buku timbang terima. Format timbang terima dibuku status
menggunakan format SBAR yaitu situation, background, assesment dan
recommendation. Sedangkan buku timbang terima berisi tanggal, nama,
No kamar dan terapi yang didapat. Pada prinsipnya timbang terima
diruangan cempaka sudah dilaksanakan sesuai prosedur, yaitu timbang
terima diikuti oleh seluruh perawat jaga dan kepala ruangan (kecuali sift
sore ke malam) serta mahasiswa praktik. Saat operan pagi dan sore
timbang terima dibuka oleh kepala ruangan lalu kepala ruangan
mempersilahkan untuk perawat yang jaga sebelumnya untuk mengoperkan
keperawat yang jaga selanjutnya. Hal-hal yang dioperkan yaitu meliputi
Nama, No kamar, Dx medis, Dx Keperawatan, hari ke, keluhan pasien,
data objektif seperti TTV atau hasil pemeriksaan lainya serta terapi yang
didapat, intervensi yang sudah dan belum dilakasanakan. Setelah semua
pasien selesai dioperkan kepala ruangan menutup dengan do’a.
Selanjutnya perawat berkeliling ke ruangan dari pasien satu ke pasien
lainnya untuk validasi, namun kepala ruangan terkadang tidak mengikuti
keliling dikarenakan kesibukan kepala ruangan.
3.3.2 Pre dan post Conferece
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan pada tanggal
13 Januati 2020 pelaksanaan pre conference dilakukan sesudah melakukan
overan yakni karu atau PPJA menanyakan rencana harian perawat, karu
memberikan masukan kepada perawat lainnya dan memberikan
reinforcement serta motivasi kepada perawat ruangan. Sementara kegiatan
post converence dilakukan sebelum melakukan overan ke petugan dinas
selanjutnya yakni karu atau PPJA menanyakan kendala mengenai asuhan
keperawatan yang telah diberikan, karu menanyakan tindakan lanjut
asuhan keperawatan yang akan dioverkan.
3.3.3 Motivasi Kepada Perawat
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13-15 Januari 2020, motivasi
sudah dilakukan oleh Kepala ruangan secara langsung pada akhir overan
sebelum doa. Kepala ruangan maupun PPJA memberikan motivasi seperti
menyemangati perawat ruangan lain dan selalu mengingatkan perawat
ruangan untuk memenuhi SKP-nya masing-masing.
3.3.4 Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu pada tanggal 13 Januari 2020,
pendelegasian dilakukan secara lisan dari Karu kepada PPJA jika karu
berhalangan untuk hadir. Jika Karu cuti, maka akan ada pendelegasian
melalui surat resmi yang akan dibuat oleh manajemen rumah sakit.
3.3.5 Supervisi
Berdasarkan wawancara dengan Karu yang dilakukan pada tanggal 13
Januari 2020 supervisi yang dilakukan di Ruang Cempaka yaitu Supervisi
dilakukan secara periodik setiap 2 minggu sekali oleh Kepala ruangan
Cempaka yaitu untuk menilai kinerja PPJA, perawat ruangan saat
melakukan tindakan keperawatan apakah sudah sesuai dengan SPO
keperawatan yang ada atau belum. Biasanya Kepala ruangan melakukan
supervisi secara langsung yakni dilakukan langsung pada saat perawatan
untuk memberikan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan
yang terjadi serta memotivasi perawat dan supervisi secara tidak langsung
yang dilakukan melalui laporan tertulis melalui dokumentasi asuhan
keperawatan, dan secara lisan melalui timbang terima. Selain oleh kepala
ruangan supervisi juga dilakukan oleh Komite keperawatan setiap 6 bulan
sekali. Dalam pelaksanaan supervisi komite keperawatan dibagi menjadi 3
yaitu supervisi mutu yang dilakukan tiap 6 bulan sekali, sedangkan
supervisi kredensial dan mutu dilakukan tiap 1 bulan sekali. Selain itu juga
terdapat pengamat setiap shift pagi dan malam. Untuk supervisi sudah ada
format yang baku dari komite keperawatan sehingga didapatkan penilaian
terhadap kinerja perawat di masing-masing ruangan.
3.3.6 Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu pada tanggal 13 Januari 2020,
ronde keperawatan di Ruang Cempaka saat ini belum terlaksana. Namun,
menurut Kepala ruangan Ronde keperawatan di ruang cempaka pernah
diterapkan satu kali pada seorang pasien yang membutuhkan perawatan
intensif.

3.4 Fungsi Pengendalian


3.4.1 Indikator Mutu
1. BOR
Tabel BOR di Ruang Cempaka Tanggal 13-15 Januari 2020

NO Hari/Tgl Jumlah BED terpakai BOR


1 Senin, 17 17/29 X 100% = 58,6 %
13/01/2020
2 Selasa, 17 17/29 X 100% = 58,6 %
14/01/2020
3 Rabu, 15 15/29 x 100% = 51,7 %
15/01/2020

Menurut Depkes RI. 2005, nilai BOR yang ideal antara 60 – 85 %.


Nilai BOR ruangan Tanggal 13-15 Januari 2020 tidak ideal.
2. BTO

3. TOI

4. LOS

3.4.2 Audit dokumentasi Keperawatan


Audit dokumentasi asuhan keperawatan di ruangan asoka dilaksanakan.
3.4.3 Survei kepuasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu pada tanggal 13 Januari 2020,
ruangan cempaka belum memiliki formulir survey kepuasan pelanggan.
Formulir ini hanya didapatkan dari manajemen rumah sakit umum dan
diberikan secara tidak terjadwal.
3.4.4 Survei Masalah pasien
Infeksi nosokomial :
Pasien Cedera selama perawatan:
BAB 4
ANALISIS DAN PERENCANAAN

4.1 Analisis SWOT

S W O T
Perencanaan
1. Adanya format 1. Belum 1. Rumah sakit 1. Pasien
standar asuhan adanya visi memberikan sudah semakin
keperawatan dan misi kesempatan kepada kritis melihat
yang terdiri ruangan perawat di ruangan tindakan
dari namun untuk melanjutkan keperawatan yang
pengkajian, mengacu pendidikan dilakukan.
diagnose pada visi dan sehingga perawat 2. Ada
keperawatan, misi rumah juga memiliki ilmu- tuntutan tinggi
perencanaan, sakit. ilmu baru tentang dari masyarakat
pelaksanaan 2. Ada Standar Asuhan untuk pelayanan
dan evaluasi. Operasional keperawatan dan yang lebih
Prosedur standar operasional profesional
namun, prosedur yang
Standar digunakan di
operasional ruangan.
prosedur
merupakan
standar
operasional
lama yang
belum
diperbaharui.
Pengorganisasian 1. Tenaga 1. Adanya perawat 1. Adanya
1. Sudah ada
perawat shif magang/orientasi tuntutan dari
uraian tugas
siang dan di ruangan. masyarakat
masing-
malam 2. Adanya hubungan terhadap tingkat
masing untuk
masing– yang baik antara pelayanan yang
petugas
masing hanya mahasiswa lebih baik
ruangan sesuai
berjumlah 3 praktek 2. Adanya
jabatan.
orang D3,D4,S1,dan persaingan
2. Terdapat
sehingga Ners dengan dengan rumah
struktur
tidak perawat di sakit lain
organisasi
sebanding ruangan, sehingga 3. Adanya
dalam ruangan
3. Sudah ada dengan dapat pertanggung
buku daftar jumlah meringankan jawaban
pasien yang pasien beban kerja legalitas bagi
dituliskan dirawat yakni perawat. pasien
secara berdasarkan
berurutan hasil
sesuai dengan perhitungan
nomor tempat gillies yakni
tidur dari dibutuhkan
ruangan bedah perawat jaga
ke interna. sore 4 orang
4. Terdapat 23 dan jaga
tenaga malam 2
keperawatan orang
di ruangan . 2. Beban kerja
5. Adanya 6 perawat
orang tenaga tinggi
keperawatan
dengan
pendikan S1
dan Ners, 17
orang tenaga
keperawatan
dengan D3
keperawatan.
6. Hubungan
antar perawat
dalam ruangan
juga terjalin
dengan baik.
7. Terdapat
komunikasi
terapeautik
antara tenaga
kesehatan
dengan pasien
8. Terdapat
mahasiswa
praktek
Pengarahan
1. Supervisi 1. Pada pagi 1. Kebijakan 1. Tuntutan
sudah hari pemerintah masyarakat yang
dilakukan dilaksanakan tentang menginginkan
Karu oleh pre keprofesionalisme pelayanan yang
karu baik conferens, 2. Adanya kebijakan optimal
secara tapi pada RS tentang
langsung siang hari pelaksanaan
maupun tidak tidak MAKP
langsung. dilaksanakan
2. Adanya post
pendelegasian konferens.
yang 2. Belum
dilakuakn dilakukannya
secara lisan ronde
maupun keperawatan.
tulisan
3. Adanya
motivasi yang
diberikan.
Pengendalian 1. Ruang 1. Makin tinnginya
1. Adanya cempaka 1. Adanya program
kesadaran
indikator belum pelatihan kepada
mutu ruangan memiliki perawat masyarakat akan
yang dihitung formulir 2. Merupakan satu-
pentingnya
setiap hari. survei satunya ruangan
(BOR) kepuasan kelas III wanita di kesehatan
2. Adanya audit pelanggan. RSUD Prof. W. Z.
2. Adanya tuntutan
mutu asuhan Formulir ini Yohannes
keperawatan hanya masyarakat
didapatkan
terhadap
dari
manajemen peningkatan
rumah sakit
mutu pelayanan
umum dan
diberikan 3. Adanya rumah
secara tidak
sakit swasta lain
terjadwal.
sebagai pesaing
yang
memberikan
mutu layanan
yang semakin
baik.

4.2 Identifikasi Masalah


Setelah dilakukan analisis situasi, dengan menggunakan pendekatan SWOT,
maka kelompok dapat merumuskan masalah yang ditemukan adalah:
4.2.1 Perencanaan
Masalah :
1. Belum adanya visi dan misi ruangan namun mengacu pada visi dan
misi rumah sakit.
2. Ada Standar Operasional Prosedur namun, Standar operasional
prosedur merupakan standar operasional lama yang belum
diperbaharui.

Penyebab :

1. Belum dilakukan perumusan dan penyusunan visi dan misi ruangan


oleh Kepala ruangan bersama perawat ruangan lainnya
2. Belum dilakukannya pembaharuan terkait SPO terbaru oleh perawat
ruangan cempaka
4.2.2 Pengorganisasian
Masalah:
1. Tenaga perawat shif siang dan malam masing–masing hanya
berjumlah 3 orang sehingga tidak sebanding dengan jumlah pasien
dirawat yakni berdasarkan hasil perhitungan gillies yakni dibutuhkan
perawat jaga sore 4 orang dan jaga malam 2 orang.
Penyebab:

1. Kekurangan tenaga perawat associate ruang cempaka yakni kurang 2


orang.

4.2.3 Pengarahan
Masalah :
1. Pada pagi hari dilaksanakan pre conferens, tapi pada siang hari tidak
dilaksanakan post konferens.
2. Belum dilakukannya ronde keperawatan.

Penyebab :
1. Keterlambatan perawat jaga shift selanjutnya sehingga pelaksanaan
overan yang memakan waktu, sehingga pelaksanaan pre dan post
kadang tidak dilakukan
2. Jarangnya terdapat pasien yang masuk ke dalam criteria pasien yang
memerlukan ronde keperawatan yakni pasien yang mempunyai
masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
4.3 Perencanaan
4.3.1 Pengorganisasian

JADWAL DINAS

Tanggal praktek
No. Nama
17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. Adilin Marabidjala P P L M S P P M S
2. Agnes Sallu P P L S M S P P M
3. Ananda Permatasari M S L P S M S P S
4. Andrianus Bala P P L S M S P P P
5. Angela Ina Odjan S M L P P P M S P
6. Arlan Y. Sari Ola P P L S P M S S P
7. Aurelia Sarmento M S L P P S S M S
8. Berthy Djawa S S L M S P P P M
9. Christiani Dethan S M L P P P M S P
PEMBAGIAN PERAN

Peran
No. Nama
17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. Adilin PA KARU L PA PPJA PA PA PA PA
2. Agnes PPJA PA L PA PA PA KARU PPJA PA
3. Ananda PA PPJA L KARU PA PA PPJA PA PA
4. Andrianus KARU PA L PPJA PA PA PA PA PPJA
5. Angela PA PA L PA PPJA KARU PA PPJA PA
6. Arlan PA PPJA L PA PA PA PPJA PA KARU
7. Aurel PA PA L PA PA PPJA PA PA PPJA
8. Berthy PPJA PA L PA PA PA PA KARU PA
9. Christiani PA PA L PA KARU PPJA PA PA PA
4.3.2 Alokasi Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktik Manajemen Keperawatan dilakukan oleh


kelompok Paviliun Cempaka RSUD Jombang, mulai tanggal 12
Januari 2015 sampai 15 Februari 2015.

4.3.3 Perencanaan Kegiatan

Praktik Manajemen Keperawatan D-IV Keperawatan Kupang di Ruang


Cempaka RSUD Prof. W.Z. Yohannes
NO KEGIATAN Minggu I Minggu II
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Pra interaksi
2 Bimbingan :
 Kepala ruangan
 Akedemik
3 Pembentukan
Organisasi
4 Pengumpulan Data
5 Desiminasi awal
MAKP
6 Melakukan peran
(Karu, PPJA dan PA)
11 Timbang terima
12 Ronde keperawatan
 Persiapan
 Pelaksanaan &
evaluasi
13 Discharge planning
14 Supervisi
15 Dinas Shift
16 Desiminasi akhir
MAKP
17 Seminar
18 Penutupan
Lampiran 1

Format Pengkajian Manajemen Keperawatan

Nama Ruangan : Cempaka


Nama Kepala Ruangan : Ns.Bergita Olivia Hali Samon, S.Kep
Data Fungsi Manajemen :
A. Perencanaan (Planning)
1. Visi Misi Ruangan : Ada : Tidak Ada: √
Jika Ada, Tuliskan:
Visi misi ruangan belum tersedia tetapi mengacu pada visi misi rumah
sakit yakni:
Visi :
“Rumah sakit mandiri dan terdepan menuju masyarakat NTT sejahtera”

2. Misi Ruangan : Ada : Tidak Ada: √


Jika Ada: Tuliskan:
Misi ruangan belum tersedia tetapi mengacu pada visi misi rumah sakit
MISI :
1. Menciptakan inovasi produk layanan dengan keunggulan
kompetitif yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang
berorientasi pada keselamatan pasien (pasien safety),
berkesinambungan dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat di bidang kesehatan yang inovatif untuk
pengembangan IPTEK kesehatan.
3. Standar Prosedur Operasional Ada : √ Tidak Ada:

4. Format Standar Asuhan Keperawatan : Ada : √ Tidak Ada:


1). Pengkajian: Ada : √ Tidak Ada:
2). Diagnosa Keperawatan: Ada : √ Tidak Ada:
3). Perencanaan:
a) Ada Tujuan:
- Goal : Ada : √ Tidak Ada:
- Objektif :Ada : √ Tidak Ada:
- Kriteria Hasil : Ada : √ Tidak Ada:
b) Intervensi :Ada : √ Tidak Ada:
4). Pelaksanaan: Ada : Tidak Ada:
5). Evaluasi : Ada : √ Tidak Ada:
B. Pengorganisasin (Organizing)
1. Struktur Organisasi: Ada : √ Tidak Ada:
Jika ada gambarkan:

2. Uraian Tugas setiap tenaga: Ada : √ Tidak Ada:


3. Jadwal Dinas : Ada : √ Tidak Ada:
4. Daftar Pasien : Ada : √ Tidak Ada:
5. Metode Penugasan yang digunakan: Ada : √ Tidak Ada:
6. Sistem perhitungan tenaga di ruangan : Ada : √ Tidak Ada:
C. Pengarahan (Actuating)
a. Pelaksanaan Operan
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya : √ Tidak Ada
- Laporan : Ya : √ Tidak Ada
b. Pre dan Post Conference
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya : √ Tidak Ada
- Laporan : Ya : √ Tidak Ada
c. Ronde Keperawatan
- Ada : Tidak Ada: √
- Terjadwal: Ya Tidak Ada : √
- Laporan : Ya : Tidak Ada : √
d. Supervisi langsung
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya: √ Tidak Ada :
- Laporan : Ya : √ Tidak Ada
e. Supervisi Tidak langsung
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya: √ Tidak Ada :
- Laporan : Ya : √ Tidak Ada :
f. Pendelegasian
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya Tidak Ada
- Laporan : Ya : √ Tidak Ada
g. Motivasi
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya √ Tidak Ada
- Laporan : Ya: √ Tidak Ada
D. Pengendalian (Controlling)
1. Indikator Mutu Ruangan
Kapasitas tempat tidur di Ruang Cempaka Tanggal 13-15 Januari 2020
adalah sebagai berikut.
Tabel BOR di Ruang Cempaka Tanggal 13-15 Januari 2020

NO Hari/Tgl Jumlah BED terpakai BOR


1 Senin, 17 17/29 X 100% = 58,6 %
13/01/2020
2 Selasa, 17 17/29 X 100% = 58,6 %
14/01/2020
3 Rabu, 15 15/29 X 100% = 51,7%
15/01/2020

BTO : Bed Turn Over Rate

TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur :


LOS : Lenght Of Stay
2. Audit Mutu Asuhan Keperawatan:
- Ada : √ Tidak Ada:
- Terjadwal: Ya Tidak Ada
- Laporan : Ya Tidak Ada

1). Pengkajian:
a). Menggunakan metode head to toe:
b). Menggunakan metode per system: lengkap: √ Tidak
Lengkap:
c). Ada Analisa Data : Ada : √ Tidak Ada:

2). Diagnosa Keperawatan:


a) Sesuai hasil analisa data : √
b) Sesuai prioritas : √
c) Sesuai rumusan penulisan diagnosa yang benar : √
3). Perencanaan:
c) Ada Tujuan: √
- Goal : √
- Objektif : √
- Kriteria Hasil: √
d) Intervensi:
- Disusun per diagnose: √
- Disusun dari Mandiri, Interdependen dan dependen √
- Ada Rasional / Kode NIC : Tidak ada
4). Pelaksanaan:
- Sesuai intervensi yang telah disusun : √
- Menulis semua tindakan yang dilaksanakan : Tidak
- Tanggal dan jam pelaksanaan jelas : √
- Menulis respon pasien setelah dilakukan tindakan : Tidak
- Menulis inisial perawat : √
- Paraf perawat: √
5). Evaluasi
- Sesuai Tujuan yang telah disusun : √
- Menggunakan SOAP/ SOAPIER : √
3. Survey Kepuasan
- Ada : Tidak Ada: √
- Terjadwal: Ya Tidak Ada : √
- Laporan : Ya Tidak Ada : √
Kupang, 2019
Kepala Ruangan,

…………………………………….
NIP.

Anda mungkin juga menyukai