Oleh
Kelompok 1
kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program kesehatan
rujukan antara lain adalah: peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui
penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standard peralatan, profesi dan
manajemen rumah sakit (Aditama, 2003). Dalam rangka menuju era globalisasi, rumah sakit
juga dihadapkan pada berbagai perubahan eksternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia,
arus informasi tanpa batas, pola penyakit, pola demografi penduduk, teknologi, peralatan
rumah sakit, yang semua itu akan berdampak pada perubahan tata nilai dan tuntutan
Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan,
kreativitas dan motivasi staf dan karyawannya. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil didalam
berbagai bidang dalam sebuah rumah sakit sudah merupakan sebuah tuntutan dunia global
yang tidak bisa ditunda. Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah alat atau bahan
pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang menentukan (Danim, 2004). Rumah sakit
merupakan industri jasa yang memiliki ciri bentuk produknya tidak dapat disimpan dan
diberikan dalam bentuk individual, serta pemasaran yang menyatu dengan pemberi
pelayanan, sehingga diperlukan sikap dan perilaku khusus dalam menghadapi konsumen.
Tenaga perawat yang merupakan “the caring profession” mempunyai kedudukan yang
penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien merupakan bentuk
pelayanan keperawatan profesional, yang bertujuan untuk membantu pasien dalam pemulihan
dan peningkatan kemampuan dirinya, melalui tindakan pemenuhan kebutuhan pasien secara
rutinitasnya tanpa bantuan. Bentuk pelayanan ini seyogyanya diberikan oleh perawat yang
memiliki kemampuan serta sikap dan kepriabadian yang sesuai dengan tuntutan profesi
keperawatan dan untuk itu tenaga keperawatan ini harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien agar menjadi berdaya guna dan berhasil
guna. Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila seorang perawat yang memiliki tanggung
memimpin orang lain disamping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya
pula (Nurachmah, 2004). Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai
visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen.
modern berasal dari Henry Fayol, yang telah memperkenalkan fungsi-fungsi atau aktivitas-
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Dalam hal ini
seorang manajer keperawatan dituntut untuk melakukan suatu proses yang meliputi lima
satunya adalah keperawatan bedah. Ruang IIIB sebagai salah satu ruang rawat inap penyakit
bedah Kelas III, bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada individu baik laki-
laki maupun perempuan dengan berbagai kelainan dan gangguan fisiologis baik aktual
maupun potensial yang memerlukan asuhan keperawatan khusus seperti infeksi, trauma, dan
gangguan fisik lainnya. Praktek manajemen keperawatan di ruang bedah sebagai salah satu
keperawatan.
B. Tujuan Praktek
1. Tujuan Umum
mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan di ruang rawat Bedah sesuai dengan
2. Tujuan Khusus
mampu :
a) Melakukan kajian situasi sebagai dasar untuk menyusun rencana strategi dan
operasional unit.
TINJAUAN LITERATUR
2.1Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara
singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen
melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan
rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies, 2002).
diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target
yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya,
efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau
lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu Planning
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh karena
fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut Muninjaya, (2004)
fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara menyeluruh
terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan
dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif
dan efesien. Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok,
dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
program.
c. Jenis Perencanaan
Perencanaan Strategi
sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan
pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan pada masa depan,
mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil
yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan
langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
Perencanaan Operasional
serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur. Menggambarkan cara menyiapkan
orang-orang untuk bekerja dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana tetap dan
rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di
dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan, standard prosedur operasional dan
peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
d. Manfaat Perencanaan
perubahan lingkungan.
- Memudahkan kordinasi
jelas
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
e. Keuntungan Perencanaan
keperawatan
f. Kelemahan Perencanaan
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material
dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004).
aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha
a. Manfaat Pengorganisasian
- Pendelegasian wewenang.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang praktis.
- Mendelegasikan wewenang.
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu organisasi
yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses pengaturan staff bersifat
kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol termasuk studi pengaturan staff,
Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi lima elemen yaitu kualitas perawatan
pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang
diperlukan, logistik dari pola program pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas
Dasar perencanaan untuk pengaturan staff pada suatu unit keperawatan mencakup
personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan
adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan staff harus disesuaikan
dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai dengan rasio atau rumusan
tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan
dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung, juga
dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan.
Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan
pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi secara
efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis, struktur
organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis, pengembangan
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah prinsip rekrutmen, seleksi,
orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Pengrekrutan merupakan
melalui serangkaian aktivitas. Tujuan orientasi pegawai baru adalah untuk membantu perawat
dalam menyesuaikan diri pada situasi baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit
orang yang dibutuhkan jika mereka terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus
merupakan salah satu cara terbaik yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja
dan istirahat untuk pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu
tertentu dan diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan
Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner
dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi
dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
Seorang manajer yang ingin kepemimpinannya lebih efektif harus mampu untuk
memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan yang tinggi
Menurut Lewin dalam Swanburg (2000), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan
yaitu :
- Autokratik
menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan
inisiatif.
- Demokratis
berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan kerja
- Laissez faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang memberikan
bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan
menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan
karyawan frustasi.
dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya.
yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standard
digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan
(Mockler, 2002).
sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah diukur,
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap
kegiatan program.
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran
dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja.
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus ekonomis
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai
contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun
dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas
dalam keperawatan.
- Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat, maka
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
- Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan.
ditetapkan sebelumnya, dibuat oleh para ahli, dikomunikasikan dan diterima oleh orang-
berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan
sumber standar keperawatan berupa standar yang dibuat oleh Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI), Departemen Kesehatan RI, rumah sakit, Undang-undang , Keppres,
Peraturan Pemerintah.
melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik. Jenis-jenis
berkelanjutan.
standard asuhan keperawatan di rumah sakit. Standard asuhan keperawatan di rumah sakit,
yang meliputi:
Standard kinerja dapat digunakan untuk kinerja individual, dan kriteria dapat
kinerja, tujuan perencanaan, rencana strategis, pengukuran hasil secara fisik dan kuantitatif,
unit pelayanan, jam personel, kecepatan, biaya, modal, pajak, program, dan standard-standard
yang tidak jelas. Mereka juga menetapkan sebagai suatu pengukuran yang tidak diketahui
tentang perbandingan dari nilai-nilai kualitatif dan kuantitatif, kriteria atau norma, dan
sebagai suatu aturan standard atau tes dimana suatu pengevaluasian atau keputusan dapat
klinik, kriteria keperawatan klinik dihadapkan pada pengukuran hasil pasien dan proses
keperawatan. Standar-standard ini digambarkan sebagai hasil pasien dan sebagai proses
asuhan keperawatan.
praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Standar praktik keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2010) yang mengacu
dalam tahapan proses keperawatan, yang meliputi : (1) Pengkajian, (2) Diagnosa
akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat diperoleh, dikomunikasikan, dan
dicatat.
- Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam
- Status biologis-psikologis-sosial-spritual
- Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda/gejala (S),
diagnosa keperawatan.
- Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan
keperawatan
Keperawatan.
digunakan
pasien.
- Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah pencapaian
tujuan
keperawatan
secara sah/legal (Carpenito, 1998). Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang
dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap,
nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis/tipe,
kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach,
Tujuan dokumentasi keperawatan sebagai berikut (Potter, 1989 dalam Tyo, 2009):
- Biling keuangan
- Bahan pendidikan
- Audit keperawatan
- Informasi statistik
- Bahan penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai
aspek yaitu :
- Hukum :
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi
keperawatan dimana perawat sebagai pemberi jasa dan pasien sebagai pengguna
digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus
kesehatan (perawat), tanggal dan perlu dihindari adanya interpretasi yang salah
(Nursalam, 2001).
perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Dan untuk mengetahui sejauh
mana kesehatan pasien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan
dimonitor melalui catatan yang akurat. Hal ini membantu meningkatkan mutu pelayanan
- Komunikasi :
berkaitan dengan pasien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan dapat melihat catatan yang
ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan Asuhan
- Keuangan :
sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan sebagai acuan
- Pendidikan :
kegiatan Asuhan Keperawatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi
- Penelitian :
didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan
- Akreditasi :
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada Pasien. Dengan demikian akan
dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan pemberian Asuhan Keperawatan yang
diberikan, pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi
peningkatan mutu sendiri, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan
d. Data pasien harus objektif dan bukan merupakan penafsiran perawat, dalam hal ini
perawat mencatat apa yang dilihat dari respon pasien pada saat merawat pasien
perubahan kondisi atau munculnya masalah baru, respon pasien terhadap bimbingan
perawat
f. Harus dihindari dokumentais yang baku sebab sifat individu /Pasien adalah unik dan
g. Hindari penggunaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan yang
h. Data harus ditulis secara syah dengan menggunakan tinta dan jangan menggunakan
i. Untuk merubah atau menutupi kesalahan apabila terjadi salah tulis, coret dan diganti
penulis
k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota lain kesehatan yang lain sebelum
a. Pengkajian
- Mengumpulkan Data
- Validasi data
- Organisasi data
- Mencatat data
b. Diagnosa Keperawatan
- Analisa data
- Identifikasdi masdalah
- Formulasi diagnosa
c. Perencanaan / Intervensi
- Prioritas Masalah
- Menentukan tujuan
d. Pelaksanaan/implementasi
hasilnya, berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang
e. Evaluasi
Contoh : Pemberian obat sudah diberikan, tetapi tidak dicatat sehingga diberikan
obat kembali
- Quality Assurance (menjamin mutu ) yang akan menunjukkan apa yang secara nyata
telah dilakukan terhadap klien dan bagaimana hubungannya dengan standar yang
telah dibuat
sudah ada, untuk selanjutnya digunakan dalam menentukan jurnal perawat yang
Jalan keluar dari tindakan malpraktek tergantung pada dokumen-dokumen yang ada.
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa depan
yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus, modifikasi
metode tim-primer.
pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk rumah
sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan dari metode ini adalah pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat
menerapkan proses keperawatan. Setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi
(misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun
perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak memberikan
kepuasan kepada pasien maupun perawat dan persepsi perawat cenderung kepada tindakan
Kepala Ruangan
Pasien/klien
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian pelayanan
kepada anggota tim. Namun, komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat
komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus
menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala
ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat
pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua
personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.
Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan,
kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien masih
menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin
hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
Kepala Ruangan
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode primer adalah ada
tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
bersifat kontinuitas dan komprehensif, perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi
terhadap hasil, dan memungkinkan pengembangan diri sehingga pasien merasa dimanusiakan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan
tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan
advokasi.
Dokter Kepala Ruangan Sarana RS
Perawat Primer
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan
kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti: isolaso, intensivecare. Kelebihannya
adalah perawat lebi h memahami kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi
lebih mudah. Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab,
perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
Kepala Ruangan
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut
Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada
beberapa alasan :
a Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
b Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena
saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan SPK, maka akan
Contoh: untuk ruang model MAKP ini diperlukan 26 perawat. Dengan menggunakan
model modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP)
dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat juga Ners. Perawat associate
(PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan
(3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan Tim pada setiap shift jaga terlihat pada
gambar di bawah.
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang
diharapkan
Pengobatan
Misi JCI
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
4. Staff safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Izin operasi
Standar JCI
c. Care of patient
d. Assesment of patient
2. Organitation function
7. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang mutu asuhan
perbaikan.
keperawatan.
Kedudukan
Tugas Pokok:
Melaksanaan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi serta
Uraian Tugas:
pengobatan.
dokter.
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service,
mengatur tugas peserta didik, mengatur tata tertib ruangan yang ditunjukkan
12. Membantu karu untuk menilai mutu pelayanan askep serta tenaga keperawatan
Uraian tugas:
3. Memberi waktu kepada peserta didik untuk membaca rekam medis pasien
9. Melakukan post konfrens yang membahas tentang kegiatan peserta didik dalam
11. Mengkoordinasi bimbingan kepada penanggung jawab tugas sore dan malam.
Uraian tugas:
2. Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti) mengenai kondisi
10. Memelihara kebersihan ruang rawat dengan : mengatur tugas cleaning service dan peserta
didik
11. Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan
pengunjung ruangan
13. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta
tenaga keperawatan
14. Menulis laporan tim/group mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan lingkungannya
Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners STIKes
mencakup seluruh kegiatan manajemen di ruangan melati 1 dan 2 di RSUD PRINGADI Kota
Medan yaitu keadaan ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di
ruangan melati 1 dan 2. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kekuatan dan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan didirikan oleh Pemerintah
Kolonial Belanda dengan nama GEMENTE ZIEKEN HUIZ. Peletakan batu pertamanya
dilakukan oleh Maria Constansita Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada
tahun 1930. Sebagai pimpinan yang pertama adalah Dari. A. A. Messing. Setelah masuknya
jepang ke Indonesia pada tahun 1942 rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa jepang dan
berganti nama menjadi SYURITSU BYSONO INCE dan pimpinannya dipercayakan kepada
Pada masa Negara Sumatera Timur pada tahun 1947, nama rumah sakit ini diganti
menjadi Rumah Sakit Kota Medan dan pimpinannya dijabat oleh Dr.Ahmad Sofyan. Semasa
kepemimpinan beliau rumah sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Kota medan
diserah terimakan kepada Dokter. H. A. Darwis Dt. Batu Besar. Tahun 1958 nama rumah
sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Besar, pimpinannya dijabat oleh
Paruhum Daulay. Tahun 1969 pimpinan Rumah Sakit Umum Medan dipimpin oleh Dr.
Zainal Rasyid Siregar, SKM dan semasa kepemimpinan beliau nama Rumah Sakit Umum
Pusat Medan berubah nama lagi menjadi Rumah Sakit Pusat Propinsi Medan (Provintial Top
Referal Hospital). Sejalan dengan hal tersebut maka pada tanggal 26 januari 1972 Rumah
Sakit Umum Pusat Paru-paru yang dulunya berdiri sendiri masuk menjadi bagian dari Rumah
Sakit Umum Pusat Propinsi Medan. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Sumatera Utara No.43/XII/654 tahun 1972. Pada tahun 1979 sesuai dengan Surat Keputusan
Gubernur Sumatera Utara No. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSU Pusat Propinsi
medan diberi nama Dr.Pirngadi Medan, berasal dari nama putra bangsa Indonesia pertama
menjadi pimpinan rumah sakit ini. Falsafah RSUD Pirngadi Kota Medan. Badan pelayanan
kesehatan RSUD Pirngadi Kota Medan menyelenggarakan upaya kesehatan paripurna yang
dan hak penderita dengan dilandasi nilai, norma Pancasila dan UUD 1945.
Urutan pimpinan RSUD Pirngadi Medan sejak tahun 1930 sampai sekarang yaitu:
Dr. W. Boys
A. Tujuan
Terjadinya peningkatan peran rumah sakit sebagai tempat berlindung upaya pelayanan
kesehatan yang aman dan nyaman, di tempat nama penderita memperoleh kepercayaan dan
harapan. Dan Meningkatkan peranan rumah sakit sebagai tempat pendidikan, pelatihan,
1. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan dan unggulan dalam pelayanan, pendidikan, penelitian dan
2. Misi
kesehan
3. Motto
3.2 Gambaran Sistem Manajemen Ruangan melati 1 dan 2 RSUD Pirngadi Kota Medan
3.2.1 Pengkajian
dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tahun 2023 melalui metode:
Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana
Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi, yaitu observasi situasi dan
kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem
data.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan melati 1 dan 2 RSUD pirngadi kota medan
Schular dan Jackson (1997) mengatakan “Rekruitmen antara lain meliputi upaya
pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga
dari mereka perusahan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi
lowongan pekerjaan yang ada. Stoner (1992) mengatakan “ Rekruitmen dimaksudkan untuk
menyediakan sekelompok calon yang cukup besar sehingga organisasi yang bersangkutan
akan dapat menyeleksi karyawan yang memenuhi syarat sesuai yang dibutuhkan”.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen adalah upaya untuk
mencari tenaga kerja yang memenuhi syarat, tepat, kualitas, dan kuantitas untuk
diperkerjakan dalam dan oleh perusahaan pada waktu yang dibutuhkan, sedangkan seleksi
merupakan proses pemilihan staf baru atau calon tenaga yang tepat sesuai dengan posisi yang
kosong. Metode rekruitmen yang diterapkan di ruangan Melati 1 dan 2 RSUD Pirngadi Kota
Medan, melalui ujian CPNS dari Departemen Kesehatan Pusat RI dan tenaga honorer yang
Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya program orientasi dimana
kegitan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada tenaga baru dalam menjalankan
tugasnya. Pemahaman ini diberikan agar dalam menjalankan tugasnya pegawai baru dapat
menyesuiakan dengan prosedur yang ada di rumah sakit. Pada proses orientasi, pegawai baru
akan melakukan orientasi terhadap pekerjaan dan rumah sakit, dimana diperlukan waktu yang
Orientasi memberikan gambaran tentang tugas pokok di rumah sakit dengan tujuan :
kerja
Proses orientasi pegawai baru diruang Rafflesia/Pavilliun RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan dilakukan selama 3 bulan yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala ruangan,
selanjutnya kepala ruangan akan menyampaikan penilaiannya kepada Kapokja Instalasi dan
diteruskan kebidang keperawatan, selanjutnya pegawai yang sudah diberikan penilaian akan
1. MAN
Gambaran hasil analisa situasi diruangan Melati 1 dan 2 RSUD Pirngadi Kota Medan
jenjang pendidikan s.kep, ners, terdiri dari katim 2 orang dengan jenjang pendidikan AMK
dan AM,Keb, dan terdiri dari perawat pelaksana sebanyak 12 orang dengan jenjang
003
001
AMK 004
001
002 Keperawatan
011 Keperawatan
Keperawatan
Ll
002 Keperawatan
001 Keperawatan
Keperawatan
Keperawatan
Keperawatan
- S1 Keperawatan : 4 orang
- D3 Kebidanan : 2 orang
- D3 Keperawatan : 9 orang
- SMU : 1 orang
- Total : 16 orang
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat dan BOR (Bed Ocuping Rate). Pada bulan 14
januari 2023 pendistribusian tenaga keperawatan dan BOR (Bed Ocuping Rate) yang ada di
ruang melati 1 dan 2 RSUD. DR pirngadi sebagai berikut: pada shift pagi 3 orang perawat,
shift sore 2 orang perawat, shift malam 4 orang perawat dan perawat yang libur/off sebanyak
5 orang dan perawat mempunyai jadwal dinas pagi sore satu hari dalam seminggu.
Dari hasil pengkajian pada bulan oktober 2022 di ruang rawat melati 1 dan 2 terdapat
50 pasien, dalam ruangan tersebut terdapat 30 tempat tidur dan semua masih dalam kondisi
baik. Berapaka persentase BOR di ruang rawat inap tersebut ? ( depkes, 2017)
RUMUS
358
BOR = X 100 %
30 X 31
35800
= X 100%
930
=38%
Dari hasil pengkajian pada bulan November 2022 di ruang rawat melati 1 dan 2
terdapat 50 pasien, dalam ruangan tersebut terdapat 30 tempat tidur dan semua masih dalam
kondisi baik. Berapaka persentase BOR di ruang rawat inap tersebut ? ( depkes, 2017)
RUMUS
Dik :
Jumlah pasien = 50
333
BOR = X 100%
30 X 30
33300
= X 100%
900
= 37%
Dari hasil pengkajian pada bulan desember 2022 di ruang rawat melati 1 dan 2
terdapat 50 pasien, dalam ruangan tersebut terdapat 30 tempat tidur dan semua masih dalam
kondisi baik. Berapaka persentase BOR di ruang rawat inap tersebut ? ( depkes, 2017)
RUMUS
Dik :
Jumlah pasien = 50
281
BOR = x 100 %
30 x 31
28100
= x 100 %
930
= 45 %
2. METODE
dipergunakan adalah metode perawatan Tim. Setiap tim memiliki 2 orang perawat, dan
1. Standar Asuhan Keperawatan Ruangan Melati 1dan 2 RSUD Pirngadi memiliki standar
keperawatan.
2. Penerimaan Pasien Baru Pasien baru diterima oleh perawat ruangan Melati 1 dan 2 yang
di terima dari igd RSUD Pirngadi. Prosedur penerimaan pasien baru diawali dengan
ditempatkan pada Kelas I atau VIP. Sedangkan pasien umum ditempatkan berdasarkan
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan dilakukan
mencakup
Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk resume medis Kewajiban pasien antara
lain
Melunasi semua imbalan atas jasa dan pelayanan rumah sakit dan/atau dokter
Metode penugasan perawat adalah metode Tim. Perawat ruangan telah memiliki uraian
tugas masing-masing. Apabila kepala ruangan tidak hadir maka pendelegasian tugasnya
diberikan kepada perawat yang bertugas. Jika perawat yang tidak hadir maka tugas
didelegasikan kepada perawat pelaksana yang ditunjuk. Berdasarkan pengkajian melalui
wawancara dan observasi, sistem pendelegasian tugas keperawatan di rungan Melati 1dan 2
RSUD Pirngadi dilaksanakan sesuai dengan model keperawatan Tim, dimana pendelegasian
a) Kepegawaian
jawab diikuti oleh semua perawat yang bertugas. Operan dengan cara bedtobed dilakukan
saat operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam, dinas malam ke dinas pagi.
Operan bedtobed penting dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien sehingga
perawat dapat mengetahui perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menentukan tindakan
perawatan selanjutnya.
b) Pengarahan
Gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruang Melati 1 dan 2 adalah
gaya kepemimpinan demokratis. Manajemen konflik Melati 1 dan 2 dilakukan dengan cara
Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan permasalahan sesuai dengan
pengakuan kelompok
Setuju terhadapp keputusan bersama Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala
ruangan di ruang lapas Melati 1 dan 2 untuk menyelesaikan konflik dalam tim perawat adalah
“smoothing over” yaitu mempertahankan keharmonisan kelompok, walaupun memiliki
pandangan berbeda, serta menyatakan dengan komunikasi yang baik, dan tanpa emosional.
c) Pengawasan
dilakukan secara berkala oleh bagian bidang keperawatan, Hasil penilaian kinerja perawat
akan disampaikan ke bidang keperawatan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kinerja perawat menjadi motivasi bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu,
dipimpinnya.
3. MATERIAL
Pengadaan barang logistik di ruang Melati 1 dan 2 ditanggung jawapi oleh 2 orang
pegawai ruangan. Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala ruangan
lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis, maka penanggungjawab peralatan
akan mendaftarkannya dan melaporkan kepada kepala ruangan. Waktu untuk permintaan
logistik dilakukan saat barang logistik diperlukan, tanpa ada ketetapan waktu yang rutin.
4. MONEY
Ruangan Melati 1 dan 2 memiliki system budgeting yang diatur langsung oleh
Direktorat Rs Bandung baik untuk pelayanan pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan.
METODE
MATERIAL
MONEY
1. Man
Ruang rawat inap Melati 1 dan 2 masih kekurangan tenaga perawat sebanyak.
2. Metode
Metode penugasan perawat adalah metode perawatan TIM, tetapi struktur organisasi
belum lengkap di karenakan belum
3. Material
Terdapat beberapa lemari pasien yang terlihat kurang rapi, rusak dan tidak terdapat
label nama alat medis dan obat medis di lemari alat dan lemari obat.