MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
REINILDIS MALA
23203019
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan , dimana sebagian besar dana kesehatanterserap dalam sektor pengelolaan r
umah sakit baik di Negara maju maupundi Negara berkembang. Pelayanan medik dan
perawatan merupakan subsistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yangdiberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
individual.Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khusunya terkait dengan upaya kesehatan rujukan. Tujuan program
kesehatan, rujukan antara lain adalah peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi rumah
sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar pelayanan tenaga, standar peralatan,
profesi dan manajemen rumah sakit (Aditama, 2013)
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritasutama dalam pengembangan ke masa
depan. Perawatharus maumengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai
tuntutanmasyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional. Pengembangandalam
berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena ituinovasi dalam pendidikan
keperawatan, praktek keperawatan, ilmukeperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan'ndonesia dalam proses profesionalitas. Proses
profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai
dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalamsistem pelayanan kesehatan. &leh karena alasan-alasan di atas maka
pelayanankeperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemenkeperawatan adalah proses
bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan se(ara
professional. Proses manajemenkeperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkankeduanya saling menopang.Sebagaimana yang terjadi di dalam
proseskeperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri dari pengumpulan
data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil.Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritastenaga seorang
pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemenlebih rumit jika dibandingkan
dengan proses keperawatan.Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam
tatanan pelayanan nyata diRumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaimana
konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a) Model fungsional
SKEMA MODEL FUNGSIONAL
Kepala ruangan
Perawat Perawat
Perawat
perawatan luka menyuntik Perawat visite
pengobatan
pasien
b) Model tim
SKEMA MODEL TIM
Kepala ruangan
Ketua tim
Ketua tim
Pasien Pasien
c) Model primer
SKEMA MODEL PRIMER
Perawat primer
pasien
d) Manajemen kasus
Setiap perawat di tugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan 1 pasien 1 perawat, dan hal ini umumnya
dilakukan untuk perawat privat atau keperawatan khusus seperti isolasi dan
intensive care
Hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam penentuan pemilihan metode
pemberian asuhan keperawat, yaitu :
Sesuai dengan visi dan misi institusi
Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam askep
Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya
Terpenuhinya kepuasan klie, keluarga dan masyarakat
Kepuasan kinerja perawat
Terlaksananya komunikasi yang adequate antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
3. Fungsi Personalia (Stafing)
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah:
rekrutmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.
1) Ketenagaan keperawatan dan pasien
Tujuan manajemen ketenagaan di ruang rawat adalah untuk mendayagunakan tenaga
keperawatan yang efektif dan produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu
sehingga dapat memenuhi pengguna jasa. Perkiraan kebutuhan perawat harus
memperhatikan kategori klien yang dirawat, ratio perawat dan metode penugasan.
2) Penjadwalan
Penjadwalan adalah penentuan pola jam kerja masuk dan libur mendatang untuk
pekerja dalam sebuah unit, seksi atau divisi.
3) Pengembangan Staff
Program pendidikan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada beberapa
metode pendidikan dan latihan yang akan digunakan untuk meningkatkan prestasi
kerja.
a. Metode Seminar atau Konferensi
Biasanya diselenggarakan bagi pegawai yang menduduki jabatan sebagai kepala
atau pegawai yang dalam waktu singkat akan diserahi jabatan sebagai kepala.
Masalah-masalah baik yang menyangkut segi manajemen maupun
penyelenggaraannya atau proses dari kegiatan yang dipermasalahkan.
b. Metode Lokakarya (Workshop)
Penyelenggaraannya tidak jauh berbeda dengan seminar, letak perbedaannya dengan
seminar adalah pada materinya. Pada materi lokakarya bersifat teknis,
administrative dan sedikit bersifat manajerial.
c. Metode Sekolah atau Kursus
Metode ini digunakan sebagai usaha memberikan informasi adanya aturan-aturan
atau hal – hal baru dalam organisasi yang harus dimengerti dan dilaksanakan oleh
peserta. Metode ini juga digunakan untuk menambah pengetahuan baru bagi peserta
yang ada kaitannya dengan pekerjaan peserta. Pada akhir sekolah atau kursus,
biasanya diberikan ujian-ujian dengan atau tanpa kriteria kelulusan.
d. Metode Belajar Sambil Bekerja (Learning by Doing)
Pada metode ini latihan ketrampilan menjadi tujuan utama sehingga mereka dapat
menguasai teknik dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka.
Biasanya metode ini dilakukan oleh atasan pada bawahan secara langsung dalam
membimbing pegawai kantor. Dalam prakteknya metode pendidikan dan latihan ini
disesuaikan dengan pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, biaya, waktu dan
kegiatan instansi lainnya.
4. Fungsi Pengarahan (Directing)
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian, cara
bekomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi.
a. Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari
pengertian diatas dapat diambil 3 point penting yaitu : kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan muncul apabila seseorang merasakan sesuatu yg kurang baik fisiologis
maupun psikologis, dorongan merupakan arahan untuk memenuhi kebutuhan tadi
sedangkan tujuan adalah akhir dari satu siklus motivasi.
5. Fungsi Pengendalian (Controlling)
Meliputi pelaksanaan penilaian kerja staf, pertanggung jawaban keuangan,
pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme
asuhan keperawatan.
Controling merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan
berdasarkan standart yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang
dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Apabila fungsi controling dapat dilaksanakan secara tepat, organisasi akan
memperoleh manfaat sebagai berikut :
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan
standart atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan.
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan
dan telah digunakan secara benar.
4) Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan
lanjutan
D. Konsep Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan adalah suatu metode dalam pelayanan keperawatan yang
berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien dan memberikan masukan kepada
perawat tentang asuhan keperawatan yang dilakukan. Dengan melaksanakan ronde
keperawatan memungkikan perawat untuk melakukan timbal balik dengan pasien dan
keluarga secara teratur dan sistematis dengan menunjukan keberadaan perawat dalam
mengatasi kebutuhan dan memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi pasien
(Syukur Sabirin, 2023).
Ronde keperawatan adalah pertemuan antara perawat dan tenaga kesehatan lain
nya untuk menjelaskan kondisi pasien perawat menjelaskan apa yang telah dilakukan,
mengapa dilakukan tindakan dan kasus ke dalam kerangka kerja berfikir perawat dan
sistematis menegakkan kemampuan perawat untuk memecahkan masalah (Ley &
Siahaan, 2020).
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien
yang di laksanakan oleh perawat, dan pasien dilibatkan untuk membahas, melaksanakan
asuhan keperawatan dan melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. Ronde keperawatan
adalah metode asuhan keperawatan professional yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan dengan mengatasi masalah pasien, agar pasien merasa
nyaman, dan psikologis pasien puas dengan kualitas pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh perawat (Syukur Sabirin, 2023).
Menurut (Rohita & Yetti, 2017) ronde keperawatan adalah satu bagian dari
kualitas pelayanan keperawatan yang perlu di optimalkan. Mengoptimalkan program
peran perawat dalam pelayanan keperawatan harus dilakukan secara bertahap, diperlukan
proses perencanaan yang berkesinambungan dan matang, salah satu nya melalui
pelaksanaan ronde keperawatan yang optimal. Untuk mencapai optimal perlu dilakukan
benchmark dan study literature, dan membuat sop/ buku panduan untuk melakukan
sosialisasi dan menyamakan pendapat kepada 5 seluruh kepala ruang dan ketua tim
sebagai awal pengoptimalan pelaksanaan ronde keperawatan.
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Menurut (Andung et al., 2017) ronde keperawatan mampu meningkatkan kinerja perawat
dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. Salah satu strategi yang untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan adalah dengan pelaksanaan program ronde keperawatan
yang merupakan salah satu implementasi dari Relationship Based Care (Ley 25.632,
2002).
1) Tujuan Ronde Keperawatan bagi perawat
a. Berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
c. Menilai hasil kerja
d. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
2) Tujuan Ronde Keperawatan bagi pasien
a. Mengamati perkembangan pasien
b. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
c. Mengevaluasi hasil perawatan dan kepuasan pasien
3. Karateristik Ronde Keperawatan
a. Pasien merupakan fokus kegiatan.
b. Pasien dilibatkan secara langsung
c. Perawat primer, konselor, dan associed melakukan diskusi
d. Perawat konselor memberikan fasilitas kreatifitas dan mengembangkan kemampuan
perawat primer, perawat assosciate untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah.
4. Manfaat Ronde Keperawatan
a. Masala pasien teratasi
b. Menciptakan Keperawatan yang professional
c. Kebutuhan pasien terpenuhi
d. Perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan tepat
e. Terjalin nya kerjasama antara tenaga kesehatan
5. Urutan Ronde Keperawatan
1) Persiapan
Pemberian inform consent kepada keluarga/pasien
Menetapkan kasus 1 hari sebelum waktu nya ronde keperawatan
2) Pelaksanaan
Menjelaskan masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilakukan atau
telah dilaksanakan dan memilih masalah prioritas pasien yang di sampaikan oleh
perawat primer
Mendiskusikan permasalah pasien dengan anggota tim tenaga kesehatan lain nya
Perawat primer, perawat konselor, kepala ruangan memberikan justifikasi tentang
permasalah pasien dan tindakan selanjutnya
Tindakan keperawatan
3) Pasca Ronde
Melaksanakan tindakan langsung ke pasien
Masing masing tim melakukan pemeriksaan kepada pasien dan menanyakan
tentang keluhan pasien
Mendiskusikan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga
4) Kriteria Evaluasi Keperawatan
Sebagai kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan
a. Struktur
Informed consent kepada keluarga dan pasien
Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan
Persiapan
b. Proses
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Seluruh tim kesehatan berperan aktif dalam kegiatan ronde keperawatan sesuai
dengan peran dan tugas masing masing
c. Hasil
a) Pasien merasa puas dengan pelayanan yang telah di berikan
b) Masalah pasien teratasi
c) Perawat mampu :
Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
Meningkatkan cara berfikir kritis
Meningkatkan cara berfikir yang sistematik
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan
Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan keperawatan pada
pasien
Meningkatkan kemampuan justifikasi
Meningkatkan menilai hasil kerja
Meningkatkan pemikiran tindakan keperawatan yang berorientasi pada
permasalahan pasien
6. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan diantaranya
adalah menurut (Close & Castledine, 2005) ada empat tipe ronde yaitu Matroun nurse,
nurse managemen rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse (Ley & Siahaan,
2020).
1) Matroun nurse adalah melakukan tindakan menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
ronde keperawatan dengan berkeliling keruangan ruangan, memeriksa standart
pelayanan, kebersihan, kerapian, dan menilai kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
2) Nurse management rounds adalah ronde manajerial yang melihat pada implementasi
dan pengobatan. Untuk melihat prioritas yang telah terlaksana pada pasien dan
melibatkan keluarga dan pasien pada proses ronde. Pada proses ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dam head nurse.
3) Patients comprot nurse fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi kebutuhan
pasien misalnya ketika ronde dilakukan di malam hari, perawat menyiapkan yang
diperlukan, ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di
rumah sakit.
4) Teaching round perawat atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang di
dapat langsung pada pasien. Teknik ronde ini bisa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat, dengan pembelajaran langsung dilakukan antara guru perawat,
dengan perawat atau mahasiswa perawat
3. Perawat Pelaksana
Tugas pokok perawat pelaksana, yaitu:
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan respon klien pada catan
keperawatan.
2) Melaksanakan program medic dengan penuh tanggung jawab:
Pemberian obat
Pemeriksaan laboratorium
Persiapan klien yang akan dioperasi
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, spiritual klien.
Memperhatikan kebersihan lingkungan dank lien
Mengurangi penderitaan klien dengan member rasa aman dan nyaman.
Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan
dan pengobatan atau diagnosis.
5) Melatih klien untuk mendorong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
6) Memberikan pertolongan segera kepada klien yang gawat atau sakarotual maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang secara administratif :
Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
Sensus harian atau formulir.
Rujukan dan penyuluhan PKMRS
Mengatur menyiapkan alat-alat menurut fungsinya supaya siap pakai
Menciptakan dan memelihara kebersihan, keaamanan, kenyamanan, dan keindahan
ruangan.
Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur secara bergantian sesuai
dengan jadwal dinas.
Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya.
Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara tulisan maupun
lisan.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manajemen Keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu
perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan
Huston, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru Suprayitno. 2016. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC
Suchri Suarli & Yanyan Bahtiar. 2016. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Bandung: Balatin Pratama
Ananda, Y., Putri, Z. M., Muliantino, M. R., Muthmainnah, M., Nelwati, N., & Gusdiansyah, E.
(2022). Pelaksanaan Ronde Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di
Ruang Rawat Inap RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2022. REAL in Nursing Journal, 5(2), 80.
https://doi.org/10.32883/rnj.v5i2.1966