Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH :

NAMA : ADELINA SIA

NPM : 23203042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

TAHUN 2023/2024
LEMBARAN PERSTUJUAN

Laporan pendahuluan Manajemen

Di Ruangan Melati telah disetujui pada

Tanggal……………………………………………….. 2024

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(………………………………..) (……………………………….)
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya dapat saling mendukung. Adanya manajemen
keperawatan dapat membantu Adanya tuntutan kualitas terhadap pelayanan
keperawatan. Pelayanan keperawatan dirasakan sebagai satu phenomena yang
harus direspon oleh perawat. Pelayanan keperawatan secara profesional perlu
mendapatkan perhatian dalam pengembangan dunia keperawatan. Salah satu
strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan
adanya factor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Pelayananan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian
menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang dan memberikan
pelayanan kesehatam desentralisasi, dengan meningkatnya pendidikan bagi
perawatan, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan isu di masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan
yang terdapat di dalamnya. Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan
teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi
pelayanan kesehatan yang optimal. Praktek keperawatan ditentukan dalam
standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya
melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat
itu bekerja (Nursalam 2015).
BAB II
KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen dalam arti luas juga mempunyai pengertian sebagai
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4)
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Pengertian manajemen secara umum adalah ilmu dan seni dalam
mengatur, mengelola, dan mengkoordinasi yang bertujuan untuk
melakukan suat tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen biasanya
diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa hal secara baik dan
sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal yang diatur
berjalan seimbang,
lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan. Berikut ini akan diuraikan
beberapa pengertian manajemen secara umum dari beberapa ahli:
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
orang lain (Gillies,1989). Menurut Siagian (1999), manajemen berfungsi
untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi.
Manajemen adalah suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi (Grant dan Massey, 1999).
Manajemen juga didefinisikan sebagai proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain. Manajemen berfungsi
untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan dalam batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi (P. Siagian)
Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu
ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Selanjutnya Swanburg (2000) mendefinisikan
manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.Dari beberapa pengertian di
atas dapat dijelaskan bahwa manajemen adalah proses yang
dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan perkembangan.
Manajemen merupakan proses mengorganisir sumber-sumber untuk
mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan
berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.
B. UNSUR -UNSUR MANAJEMEN KEPERAWATAN
Ada 6 unsur-unsur manajemen yang sangat dikenal sekali yaitu (6M)
adalah man, money, materials, machines, methods dan market. Berikut
unsur-unsur manajemen menurut para ahli :
1. Manusia (Man)
Manusia atau man adalah usur manajemn yang pertama, manusia
atau setiap individu memegang peran penting pada suatu
manajemen disetiap bidangnya. Baik itu industry maupun ekonomi.
Segala sesuatu yang terkait pada perencanaan dan pelaksanaan
produksi sangat bergantung sekali pada manusia atau setiap
individunya.
2. Uang (Money)
Pada proses dalam manajemen, uang atau money sangat
dibutuhkan sekali. Dalam menjalankan aktivitas perusahan, maka
diperlukan biaya usaha dalam bentuk uang sebagai modal utama
perusahan. Pengelolaan uang yang baik akan berpengaruh sekali
pada sukses atau tidaknya manajemen.
3. Bahan (materials)
Bahan atau materials menjadi sebuah unsur manajemen yang
selanjutnya. Pengontrolan bahan atau materials yang ada sangat
dibutuhkan pada proses manajemen. Individu usaha harus dapat
memanfaatkan bahan-bahan maetrial yang ada untuk sebaik
mungkin memakainya.
4. Mesin ( machines)
Teknologi sebagai bagian penting pada proses manajemn
perusahan, seperti dapat dilihat yaitu alat dan mesin. Mesin
diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas yang
lebih dibandingkan menggunakan tenaga manusia saja.
5. Metode (methods)
Pada saat melakukan proses manajemen, diperlukan langkah-
langkah tertentu yang disebut sebagai metode atau methods.
Metode yang baik dan tepat pasti menjadi sebuah unsur manajemen
yang sangat penting agar pada setiap langkahnya berjalan efektif
dan efesien
6. Pasar (market)
Pasar atau market tidak bisa dilupakan dan memiliki keterkaitan
pada manajemen perusahan dan industri. Tujuan pada perusahan
jelas harus mengikuti perkembangan pasar yang sudah ada pada
masyarakat, sehinggah pasar atau market dapat dikategorikan
sebagai unsur manajemen.
C. FUNGSI- FUNGSI MANAJEMEN DALAM KEPERAWATAN
Secara umum, fungsi dari manajemen dapat dikatakan sebagai
seranngkaian kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh manajemen didalam
hal untuk mencapai tujuannya. Fungsi dari manajemen juga dikenal
dengan istilah POAC.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu fungsi yang digunakan untuk
merencanakan segala sesuatu dengan sebaik mungkin dalam upaya
untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut akan berjalan dengan
lancar apabila kita memiliki gambaran mengenai hal apa saja yang
akan digunakan atau dijalani, oleh sebab itu hal ini harus
melibatkan perencanaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah kita melakukan sebuah perencanaan dengan matang, maka
hal berikutnya yang akan kita lakukan adalah Pengorganisasian.
Sebab pengorganisasian ini sangat penting untuk dilakukan agar
mempermudah manajer melakukan sebuah pengewasan yang lebih
efektif.
3. Pengarahan (Actuacting)
Fungsi dari manajemen yang ketiga adalah Pengarahan,
pengarahan ini sangat penting dilakukan agar segala sesuatu yang
sudah direncanakan dapat berjalan dengan lancar sesuai denga
perencanaan yang dibuat. Seorang manajer akan melakukan
pengarahan kepada setiap karyawannya, apabila didalam
perusahaan tersebut sedang mengalami suatu permasalahan atau
apa yang sedang dikerjakan tidak sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan.
4. Fungsi keanggotaan (staffing)
Ketenagaan merupakan kegiatan manajer keperawatan dalam
melakukan perekrutan, memimpin, melaksanakan orientasi dan
meningkatkan perkembangan individu dalam mencapai tujuan
organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan pada dasarnya
memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan meliputi
perawat profesional, terampil dan kompeten. Kebutuhan
ketenagaan
pada masa yang akan datang seharusnya dapat diprediksi dan suatu
rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan.
Manager keperawatan harus menyusun perencanaan ketenagaan
yang memadai agar kebutuhan asupan pasien dapat tercukupi.
Kebijakan terkait prosedur ketenagaan dan penjadwalan harus
dalam bentuk tertulis serta dikomunikasikan pada semua staf dalam
ruangan. Penyusunan kebijakan dan penjadwalan oleh manager
tidak boleh melanggar undang undang ketenagakerjaan maupun
kontrak pekerja. Kebijakan terkait ketenagaan yang ada
harus diteliti secara berkala sebagai bentuk evaluasi apakah
memenuhi kebutuhan staf dan organisasi (Marquis dan Huston,
2010).
5. Pengawasan (Controlling)
Fungsi yang terakhir dari Manajemen adalah melakukan
pengawasan. Dari serangkaian rencana atau pekerjaan yang sudah
dilaksanakan, maka hal ini sangat memerlukan yang namanya
pengawasan. Manajer akan secara aktif melakukan pengawasan
terhadap sumber daya yang telah diorganisasikan sebelumnya dan
memastikan apa yang dikerjakan itu sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan atau tidak. Namun, manajer juga harus
memperhatikan beberapa hal yang harus dipenuhi untuk melakukan
sebuah pengawasan terhadap suatu pekerjaan, yaitu diantaranya
adalah :
a) Jalur (routing) : Seorang manajer harus terlebih dahulu
menentukan sebuah jalur yang bertujuan untuk memperkecil
sebuah resiko kesalahan apabila suatu saat terjadi.
b) Penetapan waktu (scheduling) : Seorang manajer juga harus
mempunyai waktu yang rutin untuk melakukan sebuah
pengawasan, misalnya selama satu bulan manajer harus
memiliki waktu untuk melakukan seuah pengawasan sebanyak
satu atau dua kali.
c) Perintah pelaksanaan (dispatching) : Seorang manajer harus
memiliki sikap untuk mendorong dan juga memerintah
karyawannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaannya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d) Tindak lanjut (follow up) : Seorang manajer harus melakukan
evaluasi dan juga memberikan solusi terhadap semua
permasalahan yang sedang terjadi selama proses dalam
mencapai tujuannya untuk mengurangi terjadinya kesalahan
yang sama.
D. KONSEP RONDE KEPERAWATAN DAN SOP RONDE
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan adalah suatu metode dalam pelayanan
keperawatan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan kepada
pasien dan memberikan masukan kepada perawat tentang asuhan
keperawatan yang dilakukan. Dengan melaksanakan ronde
keperawatan memungkikan perawat untuk melakukan timbal balik
dengan pasien dan keluarga secara teratur dan sistematis dengan
menunjukan keberadaan perawat dalam mengatasi kebutuhan dan
memberikan kenyamanan serta perlindungan bagi pasien.
Ronde keperawatan menurut (Marlindawani & Siahaan, 2020)
adalah pertemuan antara perawat dan tenaga kesehatan lain nya untuk
menjelaskan kondisi pasien perawat menjelaskan apa yang telah
dilakukan, mengapa dilakukan tindakan dan kasus ke dalam kerangka
kerja berfikir perawat dan sistematis menegakkan kemampuan perawat
untuk memecahkan masalah.
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang di laksanakan oleh perawat, dan pasien
dilibatkan untuk membahas, melaksanakan asuhan keperawatan dan
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan. Ronde keperawatan adalah
metode asuhan keperawatan professional yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dengan mengatasi masalah
pasien, agar pasien merasa nyaman, dan psikologis pasien puas dengan
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat (Syukur
Sabirin, 2023)
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Menurut (Andung et al., 2017) ronde keperawatan mampu
meningkatkan kinerja perawat dalam hal kognitif, afektif dan
psikomotor. Salah satu strategi yang untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan adalah dengan pelaksanaan program ronde
keperawatan yang merupakan salah satu implementasi dari
Relationship Based Care.
Tujuan Ronde Keperawatan bagi perawat
a. Berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah
keperawatan
c. klien Menilai hasil kerja
d. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
Tujuan Ronde Keperawatan bagi pasien
a. Mengamati perkembangan pasien
b. Melaksanakan asuha keperawatan pada pasien
c. Mengevaluasi hasil perawatan dan kepuasan pasien
3. Karakteristik Ronde Keperawatan
a. Pasien merupakan fokus kegiatan.
b. Pasien dilibatkan secara langsung
c. Perawat primer, konselor, dan associed melakukan diskusi
d. Perawat konselor memberikan fasilitas kreatifitas dan
mengembangkan kemampuan perawat primer, perawat
assosciate untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah
4. Manfaat Ronde Keperawatan
a. Masalah pasien teratasi
b. Menciptakan Keperawatan yang professional
c. Kebutuhan pasien terpenuhi
d. Perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan
tepat Terjalin nya kerjasama antara tenaga kesehatan
5. Kriteria pasien
a. Pasien dengan diagnose langka atau baru
b. Masalah keperawatan belum teratasi meskipun sudah di
lakukan tindakan dan asuhan keperawatan
6. peran Ronde Keperawatan
a. Kepala ruangan
Seorang perawat professional yang bertanggung jawab dan
mengelolah pelayanan keperawatan, mengawasi dan
mengendalikan kegiatan pelayan keperawatan di suatu
ruangan
b. Perawat Primer
berperan sebagai berikiut :
a) Menjelaskan demografi dan keadaan pasien
b) Menjelaskan masalah utama keperawatan
Menjelaskan intervensi yang sudah dilakukan dan
yang belum dilakukan
c) Menjelaskan tindakan lanjutan
d) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan
dilakukan Perawat pelaksana
c. Perawat Konselor
a) Memberikan justifikasi
b) Menilai suatu masalah dari kebenaran nya
c) Intervensi keperawatan
d) Mengkoreksi dan mengarahkan
e) Mengintegrasikan teori dan konsep
f) Memberikan reinforcement
7. Urutan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
a) Pemberian inform consent kepada keluarga/pasien
b) Menetapkan kasus 1 hari sebelum waktu nya ronde
keperawatan
b. Pelaksanaan
a) Menjelaskan masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan atau telah
dilaksanakan dan memilih masalah prioritas pasien
yang di sampaikan oleh perawat primer
b) Mendiskusikan permasalah pasien dengan anggota
tim tenaga kesehatan lain nya
c) Perawat primer, perawat konselor, kepala ruangan
memberikan justifikasi tentang permasalah pasien
dan tindakan selanjutnya
d) Tindakan keperawatan
8. Pasca Ronde
a) Melaksanakan tindakan langsung ke pasien
b) Masing masing tim melakukan pemeriksaan kepada pasien
dan menanyakan tentang keluhan pasien
c) Mendiskusikan tentang penyakit kepada pasien dan
keluarga
9. Kriteria Evaluasi Keperawatan
Sebagai kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan
Struktur
a) Informed consent kepada keluarga dan pasien
b) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan
c) Persiapan
Proses
a) Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Seluruh tim kesehatan berperan aktif dalam kegiatan
ronde keperawatan sesuai dengan peran dan tugas
masing-masing
10. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan pelayanan yang telah di berikan
b. Masalah pasien teratasi
c. Perawat mampu :
a) Meningkatkan kemampuan validasi data pasie
b) Meningkatkan cara berfikir kritis
c) Meningkatkan cara berfikir yang sistematik
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose
keperawatan
e) Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan
keperawatan pada pasien
f) Meningkatkan kemampuan justifikasi
g) Meningkatkan menilai hasil kerja
h) Meningkatkan pemikiran tindakan keperawatan yang
berorientasi pada permasalahan pasien.

E. TUGAS DAN FUNGSI KARU, PP DAN PERAWAT PELAKSANA


a. Kepala Ruangan
Tugas dan tanggung Jawab Kepala ruangan Burrgess dalam kurniadi
(2013) menjabarkan tanggung jawab kepala ruangan sebagai berikut:
 Ketenagaan, yaitu mengidentifikasi dan mengusulkan jumlah
kebutuhan tenaga keperawatan dan non keperawatan di unitnya
kepada atasan dan memperdayakan tenaga yang sudah ada.
 Manajemen operasional, yaitu melaksanakan tugas dan
tanggungjawab sebagai manajer pemula dalam hubungan dengan
atasan dan bawahan guna mendukung tugas pokoknya.
 Manajemen kualitas playanan, yaitu melaksnakan asuhan
keperawatan yang professional berdasarkan kaidah ilmia dan etika
profesi agar bisa dirasakan langsung oleh pasien, keluarga dan
masyarakat serta menjamin mutu pelayanan keperawatan yang
memuaskan semua pihak.
 Manajemen financial, yaitu melaksanakan tugas perhitungan
keuangan dan logistic keperawatan ( pengadaan dan pemanfaatan
alat kesehatan dan material kesehatan).
Adapun tugas kepala ruangan dalam menerapkan fungsi- fungsi
manajemen keperwatan (Kurniadi, 2013 ) , yaitu
1) Fungsi perencanaan yaitu tentang rencana kerja, menyusun
falsafah dan tujuan ruang rawatnya dan merencanakan tenaga
keperawatan.
2) Fungsi penggerakan yaitu koordisasi tugas dengan perawat atau
petugas kesehatan lain, membuat jadwal dinas, melakukan
orientasi tenaga baru atau mahasiswa atau pasien beserta
keluargannya, pembimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
memberi kesempatan perawat mengikuti pendidikan pelatihan,
memelihara dan menggunakan alat kesehatan yang optimal,
melakukan rapat rutin, membuat pencatatan dan pelaporan yang
telah ditetapkan, mengikuti visite dokter dan memberikan
pendidikan kesehatan.
3) Fungsi pengawasan/pengendalian dan penilaian meliputi
pendidikan dan penilaian asuhan keperawatan, megawasi dan
menilai mahasiswa praktek keperawatan, melakukan penilaian
kinerja perawat, mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan
alat kesehatan dan tenaga keperawatan, mengawasi dan menilai
mutu asuhan keperawatan.
b. Perawat Primer
Uraian tugas dan tanggun jawab perawat primer
1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komperhensif
2) Membuat tujuan dan rencana perawat
3) Mendelegasi rencana perawatan yang telah dibuat kepada perawat
pelaksana
4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan oleh disiplin ilmu
maupun perawat lain.
5) Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya.
6) Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
7) Mendampingi dokter selama visite untuk memeriksakan pasien
dan mencatat program pengobatan.
8) Melaporkan segala sesuatu yang mengenai keadaan pasien baik
lisan maupun tertulis kepada kepala ruangan dan dokter
penanggungjawab.
9) Membuat jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 shif
dinas.
10) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan sejawat,
pasien dengan keluargannya.
11) Melakukan pengawasan dengan mengunjungi pasien maksimal
selama 2 jam sekali secara kontinu terhadap kondisi pasien setiap
shift.
12) Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
13) Mempersiapkan pasien pulang sesuai dengan prosedur.
14) Membuat laporan harian.
c. Perawat Pelaksana
Tugas pokok perawat pelaksana, yaitu:
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
 Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah klien
 Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
 Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
 Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan respon
klien pada catan keperawatan.
2) Melaksanakan program medic dengan penuh tanggungjawab:
 Pemberian obat
 Pemeriksaan laboratorium
 Persiapan klien yang akan dioperasi
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial,
spiritual klien.
 Memperhatikan kebersihan lingkungan dank lien
 Mengurangi penderitaan klien dengan member rasa aman dan
nyaman.
 Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
4) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan atau diagnosis.
5) Melatih klien untuk mendorong dirinya sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
6) Memberikan pertolongan segera kepada klien yang gawat atau
sakarotual maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang secara
administratif :
 Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
 Sensus harian atau formulir.
 Rujukan dan penyuluhan PKMRS
 Mengatur menyiapkan alat-alat menurut fungsinya supaya siap
pakai
 Menciptakan dan memelihara kebersihan, keaamanan,
kenyamanan, dan keindahan ruangan.
 Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari libur secara
bergantian sesuai dengan jadwal dinas.
 Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya.
 Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara
tulisan maupun lisan.
BAB III KESIMPULAN

B. KESIMPULAN
Semua fungsi dari fungsi–fungsi manajemen di dalam layanan keperawatan
adalah penting dan semuanya saling berhubungan sebagai suatu siklus yang
sekuen dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dan
seterusnya. Perencanaan adalah esensial dalam manajemen keperawatan dan
merupakan fungsi pertama dalam fungsi manajemen. Manajer keperawatan
bertugas untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan dan mengevaluasi
sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien. Perencanaan bisa dibedakan menjadi perencanaan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang, namun biasanya perencanaan
keperawatan adalah rencana jangka pendek. Perencanaan jangka pendek
dalam keperawatan meliputi rencana harian yang harus dikerjakan semua
perawat, rencana bulanan yang dibuat oleh ketua tim/perawat primer, dan
kepala ruang dan rencana tahunan yang dibuat oleh kepala ruang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika
2. Swansburg, R. C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta : EGC
3. Marquis dan Huston. Leadership Roles and Management in Nursing: theory and
application, 3rd edition. J.B. Lippincott Company. Philadelphia.
Murnijaya, 1999. Manajemen Kesehatan. EGC, Jakarta.
Tulak Tedy Grace Dr, 2000. Manajemen Keperawatan bagi Pendidikan Vokasi. CV.
Kanaka Media
4. Afriani, T., Hariyati, R. T. S., & Gayatri, D. (2017). Dukungan atasan Dan teman sejawat
mempengaruhi ekspektasi perawat dalam penerapan jenjang karir. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 20(2), 75. https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.516
5. Chaboyer, W., McMurray, A., Wallis, M., & Chang, A. H. (2008). Standard operating
protocol for implementing bedside handover in nursing. Research Centre for Clinical and
Community Practice Innovation.
6. Gunawan, D., Hariyati, R. T. S., Afifah, E., & Afriani, T. (2021). The relationship
between
the roles and management function of the head nurse and handover implementation.
Enfermeria Clinica, 31, S157– S160. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2020.12.013
7. Gunawan, D., Hariyati, R. T. S., & Afriani, T. (2019). Hubungan Peran, Fungsi
Manajemen Kepala dan pelaksanaan serah terima yang dipersepsikan oleh perawat.
Universitas indonesia.
8. Kantanen, K., Kaunonen, M., Helminen, M., & Suominen, T. (2017). Leadership and
management competencies of head nurses and directors of nursing in Finnish social and
health care. Journal of Research in Nursing, 22(3), 228–244.
https://doi.org/10.1177/1744987117702692
9. Suardana, I. K., Rasdini, I. G. A. A., & Hartati, N. N. (2018). Pengaruh metode
komunikasi efektif sbar terhadap efektifitas pelaksanaan timbang terima pasien di ruang
griyatama rsud tabanan. Jurnal Skala Husada, 15(1 April), 43–58.
10. Widodo, W., Wungow, H., & Hamel, R. (2016). Hubungan peran ketua tim dengan kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di irina f rsup prof dr.
r. d. kandou manado. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 4, 19–24.

Anda mungkin juga menyukai