Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN INDIVIDU

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh:
ALBERIKA SINDRIYANI DEWI JEHOMAN
NPM : 23203014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen adalah seni ilmiah untuk mencapai hasil atau tujuan dengan
pemanfaatan sumber daya secara efektif. Manajemen umumnya menekankan pada
pengendalian, yakni pengendalian personel (SDM), pengendalian biaya, waktu, gaji,
lembur, inventaris, dan lain – lain. Manajemen diperlukan untuk merencanakan, mengatur,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan urusan organisasi.
Manajemen keperawatan merupakan cabang dari bidang keperawatan yang focus
pada pengelolaan perawat dan standar asuhan pasien. Program manajemen keperawatan
yang efektif sangat penting untuk sebagian besar fasilitas yang menggunakan jasa
keperawatan, seperti: rumah sakit, klinik, dan fasilitas keperawatan lainnya. Seorang
manajer perawat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang jelas berbeda dari yang
dibutuhkan untuk praktik keperawatan demi menjalankan tugas yang dipercayakan sehingga
pelayanan yang diberikan dapat meningkatkan kinerja untuk pribadi, kepuasan pasien dan
kemajuan pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit menjadi salah satu tempat pemberi pelayanan asuhan keperawatan
kepada pasien. Ada beberapa hal yang dapat diberikan oleh seorang perawat selama pasien
di rawat di rumah sakit hingga pasien pulang, meliputi : penerimaan pasien baru,
mengidentifikasi resiko pasien jatuh khususnya di ruangan anak, mengidentifikasi tingkat
ketergantungan pasien, edukasi pengendalian infeksi dengan cuci tangan yang benar serta
pemberian discharge planning.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui laporan penerimaan pasien baru
2. Untuk mengetahui laporan mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
3. Untuk mengetahui laporan pelaksanaan discharge planning
4. Untuk mengetahui laporan hasil identifikasi resiko pasien jatuh
5. Untuk mengetahui laporan edukasi pengendalian infeksi
A. Laporan Penerimaan Pasien Baru
Proses penerimaan pasien baru di ruangan rawat inap anak Teratai RSUD Ruteng

Hari/tgl Nama Pasien Kegiatan yang dilakukan Petugas


Jumat, An. N. A. 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan
01/03/2024 keluarga
2. Mengantar pasien ke ruangan/kamar yang
telah disiapkan
3. Menjelaskan perlengkapan kamar yang
sudah disediakan seperti lemari, kamar
mandi dan sebagainya
4. Memperkenalkan pasien baru dengan
pasien lain yang sekamar
5. Memberikan informasi tentang :
a. Dokter yang bertanggung jawab
b. Perawat yang bertanggung jawab
c. Ruang perawat
d. Farmasi
e. Letak kamar mandi dan pantry
f. Jam makan dan pemberian obat
g. Jam berkunjung
h. Jumlah maksimal penjaga pasien
i. Tempat sampah medis dan non medis
6. Memberikan penjelasan mengenai
sentralisasi obat
7. Menanyakan kembali kepada pasien dan
keluarga tentang penjelasan yang sudah
diberikan
8. Meminta keluarga untuk menandatangani
lembar penerimaan pasien baru
9. Mengukur TTV pasien
Hari/tgl Nama Pasien Kegiatan yang dilakukan Petugas
Sabtu, By. G. A. 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan
02/03/2024 keluarga
2. Mengantar pasien ke ruangan/kamar yang
telah disiapkan
3. Menjelaskan perlengkapan kamar yang
sudah disediakan seperti lemari, kamar
mandi dan sebagainya
4. Memperkenalkan pasien baru dengan
pasien lain yang sekamar
5. Memberikan informasi tentang :
a. Dokter yang bertanggung jawab
b. Perawat yang bertanggung jawab
c. Ruang perawat
d. Farmasi
e. Letak kamar mandi dan pantry
f. Jam makan dan pemberian obat
g. Jam berkunjung
h. Jumlah maksimal penjaga pasien
i. Tempat sampah medis dan non medis
6. Memberikan penjelasan mengenai
sentralisasi obat
7. Menanyakan kembali kepada pasien dan
keluarga tentang penjelasan yang sudah
diberikan
8. Meminta keluarga untuk menandatangani
lembar penerimaan pasien baru
Mengukur TTV pasien
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU 1
Nama : An. N. A.
No. Reg : 259307
Dx. Medis : DF Hari ke-3 ec DHF grade I
Alamat : Iteng
No. Tlp yg bisa dihubungi : -

Penjelasan tentang :
1. Perkenalan diri 8. Perkenalkan pasien baru
Perkenalan perawat yang bertanggun jawab dengan pasien lain yang
2. Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab sekamar (bila ada)
3. Penjelasan akan aturan Rumah Sakit
a. Jam berkunjung
9. Menanyakan kembali
b. Penunggu pasien
tentang kejelasan informasi
c. Waktu makan
yang telah disampaikan
5. Perkenalan ruangan/lingkungan
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang perawat
d. Ruang dokter
e. Ruang sholat atau kapel
f. Farmasi/depo farmasi
g. Fasilitas (TV & AC)
6. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat beserta inform concent

7. Dilarang membawa barang berharga

Keterangan : Isi dengan“ “ jika sudah dilakukan


Ruteng,...........................2024
Kepala Ruangan Pasien/keluarga

( ) ( )
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU 2
Nama : By. G. A.
No. Reg : 258433
Dx. Medis : Pneumonia
Alamat : Kumba
No. Tlp yg bisa dihubungi :

Penjelasan tentang :
4. Perkenalan diri 10. Perkenalkan pasien baru
Perkenalan perawat yang bertanggun jawab dengan pasien lain yang
5. Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab sekamar (bila ada)
6. Penjelasan akan aturan Rumah Sakit
a. Jam berkunjung
11. Menanyakan kembali
b. Penunggu pasien
tentang kejelasan informasi
c. Waktu makan
yang telah disampaikan
8. Perkenalan ruangan/lingkungan
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang perawat
d. Ruang dokter
e. Ruang sholat atau kapel
f. Farmasi/depo farmasi
g. Fasilitas (TV & AC)
9. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat beserta inform concent

10. Dilarang membawa barang berharga

Keterangan : Isi dengan“ “ jika sudah dilakukan


Ruteng,...........................2024
Kepala Ruangan Pasien/keluarga

( ) ( )
B. LAPORAN MENGIDENTIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN
PASIEN
Identifikasi tingkat ketergantungan pasien di ruang rawat inap anak teratai RSUD
Ruteng lantai 2 :
Hari/Tanggal Jumlah Pasien Tingkat Ketergantungan
Minimal Parsial Care Total Care
Care
Senin, 26/02/2024 12 6 3 3
Selasa, 27/02/2024 14 9 3 2
Rabu, 28/02/2024 12 8 4 -
Kamis, 29/02/2024 11 5 4 2
Jumat, 01/03/2024 13 6 5 2
Sabtu, 02/03/2024 12 4 5 3

Berdasarkan tabel di atas, tingkat ketergantungan pasien setiap hari


terbanyak yaitu minimal care.
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan
tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut
Douglas (1984), Loveridge dan Cummings (1996), klasifikasi derajat
ketergantungan pasien dibagi tiga kategori, yaitu :
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam
2. Perawatan intermedite memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam
3. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam
C. Laporan Pelaksanaan Discharge Planning
No/Hari Dishcharge Planning Perawat/Paraf
Hari 1 Identifikasi Pasien
Nama : An. N. A.
Umur : 8 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Dx Medis : DF hari ke 3 ec DHF grade I
Keluhan :
Orang tua mengatakan pasien masuk melalui UGD dengan keluhan
demam sejak 3 hari yang lalu. Demam naik turun, mual (+), muntah
3x, nafsu makan menurun, BAB (+), BAK (+). Orang tua
mengatakan mereka tinggal di daerah endemis dengue. Gusi berdarah
(-), mimisan (-), pasien tampak menggigil, akral teraba hangat, pucat
(+), BB : 17 kg.
TTV : TD : 108/64 mmHg, N : 140x/menit, RR : 30x/menit, S : 380C.
Dx Kep :
1. Hipertermia b.d. proses penyakit (infeksi)
2. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Rencana Intervensi :
1. Manajemen Hipertermia
a. Monitor suhu tubuh
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian
c. Berikan kompres hangat atau dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila.
d. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
2. Memberikan edukasi tentang DBD dan cuci tangan 6 langkah
Implementasi :
1. Memonitor suhu tubuh (37,8 0C)
2. Mengajarkan orang tua untuk melakukan kompres hangat pada
pasien
3. Memberikan cairan D5 ½ NS 1350 cc/24 jam
4. Memberikan injeksi paracetamol
5. Memberikan edukasi tentang DBD dan cuci tangan 6 langkah
No/Hari Dishcharge Planning Perawat/Paraf
Hari 2 Identifikasi Pasien
Nama : An. N. A.
Umur : 8 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Dx Medis : DF hari ke 3 ec DHF grade I
Keluhan :
Orang tua mengatakan pasien masih demam, demam naik turun, mual
(+), muntah 1x, pasien masih tampak menggigil, akral teraba hangat.
TTV : TD : 90/58 mmHg, N : 130x/menit, RR : 30x/menit, S :
37,80C.
Dx Kep :
1. Hipertermia b.d. proses penyakit (infeksi)
2. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Rencana Intervensi :
1. Manajemen Hipertermia
a. Monitor suhu tubuh
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian
c. Berikan kompres hangat atau dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila.
d. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
2. Memberikan edukasi tentang DBD
Implementasi :
1. Memonitor suhu tubuh (37,50C)
2. Mengajarkan orang tua untuk melakukan kompres hangat pada
pasien
3. Memberikan cairan D5 ½ NS 1350 cc/24 jam
4. Memberikan injeksi paracetamol
5. Memberikan edukasi tentang DBD dan cuci tangan 6 langkah

No/Hari Dishcharge Planning Perawat/Paraf


Hari 3 Identifikasi Pasien
Nama : An. N. A.
Umur : 8 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Dx Medis : DF hari ke 3 ec DHF grade I
Keluhan :
Orang tua mengatakan pasien demam berkurang, mual (-), muntah
(-), pasien masih tampak berbaring, menggigil (-) akral teraba hangat.
TTV : TD : 110/68 mmHg, N : 115x/menit, RR : 35x/menit, S : 370C.
Dx Kep :
1. Hipertermia b.d. proses penyakit (infeksi)
Rencana Intervensi :
1. Manajemen Hipertermia
a. Monitor suhu tubuh
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian
c. Berikan kompres hangat atau dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila.
d. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
2. Memberikan edukasi tentang DBD
Implementasi :
1. Memonitor suhu tubuh (36,5 0C)
2. Mengajarkan orang tua untuk melakukan kompres hangat pada
pasien bila pasien demam
3. Memberikan cairan D5 ½ NS 1350 cc/24 jam
4. Memberikan edukasi tentang DBD dan cuci tangan 6 langkah
STANDAR OPERASIONAL PROGRAM
Ruang Teratai
PROSEDUR PENDIDIKAN
RSUD Ruteng
DISCHARGE PLANNING PROFESI NERS
Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus
Ruteng

PROSEDUR TETAP

OLEH : MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

I PENGERTIAN Merupakan persiapan pasien sebelum pulang ke


rumah dengan memberikan penyuluhan tentang
perawatan di rumah, pencegahan, dan sebagainya.

II TUJUAN 1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam


melakukan keperawatan di rumah.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan
pada pasien.
3. Membantu pasien memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien.
III INDIKASI Pasien yang akan pulang ke Rumah.

IV KONTRAINDIKASI -

V PERSIAPAN 1.
Perawat harus tahu penyakit apa yang diderita
PERAWAT pasien, dan bagaimana melakukan perawatan di
rumah, dan pencegahannya.
2. Perawat harus percaya diri dalam menyampaikan
discharge planning.
VI PERSIAPAN ALAT 1. Lembar telah dilakukan discharge planning.
2. Lingkungan yang nyaman.
VII PERSIAPAN PASIEN 1. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien tentang
cara perawatan di rumah dan pencegahannya.
VII CARA KERJA 1. Memberikan salam.
I 2. Mengenalkan nama perawat.
3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan cara
diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
5. Mengadakan evaluasi.
6. Memberikan umpan balik.
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
IX HASIL Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia, Nomor Rekam Medik.
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.
PASIEN PULANG

DISCHARGE PLANNING No. Reg : 259307

Nama : An. N.A.

Jenis Kelamin : Laki – laki

Tanggal MRS : 01/03/2024 Tanggal KRS : 04/03/2024

Bagian : Bagian :

Dipulangkan dari RSUD Ruteng, Ruang anak dengan keadaan

: Sembuh : Pulang paksa

√ : Meneruskan dengan obat jalan : Lari

: Pindah ke RS lain : Meninggal

A. Kontrol
a. Waktu : 11/03/2024
b. Tempat : Poli Anak RSUD Ruteng
B. Lanjutan keperawatan di rumah
Berikan kompres hangat atau dingin bila anak demam.

C. Aturan diet / nutrisi


Pasien dianjurkan untuk makan makanan yang lunak/bubur serta perbanyak minum air
atau cairan lainnya.
D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya
Kalnex 500 mg 10 kaplet, 1 x 1 tablet

E. Aktivitas dan istirahat


Pasien dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan tidak boleh melakukan aktivitas yang
berat.

Ruteng, 04 Maret 2024


Pasien/Keluarga Perawat

(..................................) (..................................)
D. Laporan Hasil Identifikasi Resiko Pasien Jatuh
Pengkajian Resiko Jatuh Pasien Anak

Nama Pasien : .......................................


No.Rekam Medis :…………………………
Umur/Jenis Kelamin: ..............................
Kelas/Kamar :…………………………
Diagnosis : .............................................
Tanggal/Jam :………………………....
Fall risk
Low humpty dumpty score : 7-11
Hight risk humpty dumpty score : >12

Parameter Kriteria Nilai Skor


Usia □ < 3 tahun 4
□ 3 – 7 tahun 3
□ 7 – 13 tahun 2
□ ≥ 13 tahun 1
Jenis Kelamin □ Laki-laki 2
□ Perempuan 1
Diagnosa □ Diagnosa neurologi 4
□ Perubahan oksigenasi 3
(diagnose, respireat orik,
dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinkop, pusing,
dsb)
□ Gangguan 2
perilaku/psikiatri
1
□ Diagnosa lainnya
Gangguan kognitif □ Tidak menyadari 3
keterbatasan dirinya
□ Lupa akan
keterbatasan 2
□ Orientasi baik
terhadap diri sendiri 1
Faktor lingkungan □ Riwayat jatuh/bayi 4
diletakkan di tempat
tidur dewasa
□ Pasien menggunakan alat 3
bantu/bayi diletakkan
dalam tempat tidur/perabo
rumah 2
□ Pasien diletakkan di
tempat tidur 1
□ Area di luar rumah sakit
Respon Terhadap: □ Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan/ □ Dalam 48 jam 2
se dasi/ anestesi □ > 48 jam atau tidak 1
menjalani pembedahan
/sedasi/anestesi
2. Penggunaan □ Penggunaan multipel : 3
Medika mentosa sedative, obat hypnosis,
barbiturate, fenotiazin,
anti depresan, pencahar,
Diuretic, narkotika
□ Penggunaan salah satu 2
obat di atas
□ Penggunaan medikasi
lainnya /tidak ada 1
medikasi
Jumlah

Kriteria Pemantauan Tanggal

Risiko rendah: 7-11


Pastikan tempat tidur terkunci
Dekatkan bel dan bel terjangkau
Pasang pengaman tempat tidur
Posisikan tempat tidur pada posisi
terendah jika memungkinkan
Singkirkan barang yang berbahaya
terutama pada malam hari
Minta persetujuan pasien agar
lampu malam tetap menyala
Pastikan selalu ada orang
tua/keluarga
Pastikan lantai dan alas kaki tidak
licin
Kontrol/observasi rutin oleh
perawat setiap 2 jam
Edukasi orang tua/ keluarga
Resiko tinggi : 12-23
Lakukan tindakan pencegahan
seperti skala rendah (skala 7-11)
Tempatkan pasien di kamar yang
paling dekat dengan nurse station
(jika memungkinkan)
Inisial perawat

Catatan:
1. Beri tanda ceklist () jika pemantauan sudah dilaksanakan sesuai hasil penilaian.
2. Beri paraf jika sudah dilaksanakan sesuai kolom yang tersedia.
E. Laporan Kegiatan Edukasi Pengendalian Infeksi Pada Pasien Dan Keluarga
(Edukasi Tentang 5 Moment For Hand Hygiene)
Pelaksanaan kegiatan edukasi pengendalian infeksi khususnya dalam hal cara
mencuci tangan yang baik dan benar sesuai dengan 6 langkah cara mencuci tangan
yang dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga, kegiatan ini diajarkan pada setiap
penjaga pasien. Kegiatan ini diterima baik oleh keluarga pasien dan mudah untuk
dipraktekkan saat di rumah maupun saat pasien pulang ke rumah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Oleh:
ALBERIKA SINDRIYANI DEWI JEHOMAN
NPM: 23203014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023/2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Topik : Penyuluhan tentang cuci tangan 6 langkah


Sasaran : Keluarga pasien yang dirawat di bangsal Anak RSUD Ruteng
Hari/Tanggal : Jumat, 01 Maret 2024
Jam : 17.00 WITA
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruangan Anak Teratai RSUD Ruteng

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, keluarga pasien mampu memahami dan melakukan
cuci tangan 6 langkah.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan dan demonstrasi selama 20 menit diharapkan keluarga
pasien dapat:
1. Menyebutkan pengertian cuci tangan dengan benar
2. Menyebutkan tujuan cuci tangan dengan benar
3. Menyebutkan manfaat cuci tangan dengan benar
4. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan dengan benar
5. Menyebutkan kapan waktu cuci tangan
6. Menjelaskan enam langkah cuci tangan
III. PokokMateri
1. Definisi cuci tangan
2. Tujuan cuci tangan
3. Manfaat mencuci tangan
4. Dampak jika tidak cuci tangan
5. Kapan waktu cuci tangan
6. Enam langkah cuci tangan
IV. Kegiatan BelajarMengajar
1. Metode: ceramah, tanya jawab, dan simulasi
2. Langkah – langkah kegiatan :

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 2 Menit Pembukaan :
 Memberi Salam  Menjawab Salam
 Menjelaskan tujuan Pembelajaran  Mendengarkan
 Menyebutkan materi/pokok bahasan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2. 10 Menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi penyuluhan secara  Menyimak dan
berurutan dan teratur memperhatikan
Materi :
 Definisi cuci tangan
 Tujuan cuci tangan
 Manfaat mencuci tangan
 Dampak jika tidak cuci tangan
 Kapan waktu cuci tangan
 Enam langkah cuci tangan
3. 6 Menit Evaluasi :  Bertanya,dan
 Meminta pasien dan keluarga menjawab
menjelaskan atau menyebutkan pertanyaan
kembali :
 Definisi cuci tangan
 Tujuan cuci tangan
 Manfaat mencuci tangan
 Dampak jika tidak cuci tangan
 Kapan waktu cuci tangan
 Enam langkah cuci tangan
4. 2 Menit Penutup :
 Mengucapkan terima kasih dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

3. Media
 Media : Leaflet, Hand Scrub, dan materi SAP
4. Evaluasi
Metode evaluasi :
Metode evaluasi : Tanya Jawab
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Kriteria evaluasi
1. Keluarga pasien mampu memahami pengertian cuci tangan dengan benar
2. Keluarga pasien mampu memahami tujuan cuci tangan dengan benar
3. Keluarga pasien mampu memahami manfaat cuci tangan dengan benar
4. Keluarga pasien mampu memahami dampak jika tidak cuci tangan dengan benar
5. Keluarga pasien mampu memahami kapan waktu cuci tangan
6. Keluarga pasien mampu memahami enam langkah cuci tangan
Lampiran Materi
A. Pengertian Cuci Tangan
Menurut DEPKES RI (2007), mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir
untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar
hilang.
B. Tujuan Cuci Tangan
Tujuan mencuci tangan yaitu:
1. Menjaga kebersihan diri
2. Mencegah infeksi silang
3. Sebagai pelindung diri
C. Manfaat Cuci tangan
Manfaat cuci tangan yaitu:
1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain.
D. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan
Berikut ini merupakan dampak jika tidak mencuci tangan yaitu:
1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi
bakteri salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai
tempat. Potensi ini juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di
cuci. Telur bakteri salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke
dalam saluran pencernaan. Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran
pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri salmonella adalah seperti diare, sakit
perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk mencegah agar tidak terlalu
parah maka bisa meminta bantuan dokter.
2. Keracunan Bakteri E. Colli
Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa mencuci
tangan. Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika
Anda makan setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka
telur bakteri E.colli bisa masuk ke saluran pencernaan secara langsung.
Keracunan ini bisa menyebabkan diare yang sangat berat, kram perut, nyeri
perut yang parah dan jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan gagal
ginjal.
3. Resiko Tertular Flu atau Pilek
Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara
umum. Penularan ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas umum
atau bersentuhan dengan orang lain. Kemudian ketika Anda makan secara
langsung maka bisa menyebabkan virus segera berpindah tangan. Virus akan
menyebar sangat cepat, tidak hanya masuk ke dalam tubuh tapi juga berpindah
lewat saluran pernafasan.
4. Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan
Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, maka
bisa menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri
yang sudah melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran pencernaan.
Makanan yang masuk ke saluran tenggorokan akan berhubungan langsung
dengan lendir. Kemudian bakteri akan tinggal dalam bagian lendir tersebut dan
berkembang dengan pesat. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan
infeksi yang lebih buruk. (baca juga : bahaya radang tenggorokan kronis).
5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena
penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang
sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan
lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan tangan. Perkembangan
bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan diare. Usus tidak
bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat reaksi diare. Untuk mencegah
hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter Anda.
6. Infeksi Penyakit Hepatitis B
Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena hepatitis B.
Penyakit hepatitis ini akan menyerang organ hati dan menyebabkan penderita
sulit untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B termasuk jenis penyakit yang
mudah menular. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah sering mencuci
tangan. Mencuci tangan sebelum makan bisa menurunkan resiko hepatitis B.
Virus ini bisa menyebar dengan mudah lewat udara dan makanan. Bahkan
lingkungan yang buruk bisa menjadi tempat endemi hepatitis B.
7. Resiko Infeksi Shigellosis
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan infeksi
akibat jenis bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri. Disentri
umumnya disebabkan karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan.
Ketika tangan Anda kotor setelah melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin
banyak bakteri yang bersarang dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi
lewat makanan itu sendiri atau tangan yang kotor. Penyakit ini ditandai dengan
demam, diare yang parah, diare bisa disertai darah dan dehidrasi.
8. Resiko Infeksi Botulisme
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena infeksi
penyakit botulisme. Penyakit ini menular secara langsung lewat makanan dan
tangan yang kotor. Ini termasuk jenis infeksi yang sangat berbahaya karena bisa
menyebabkan kematian. Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera
untuk mengurangi potensi bahaya yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini
adalah seperti diare, sakit perut, mual, muntah, demam, pandangan kabur dan
hilang kesadaran.
9. Resiko Infeksi Amoebiasis
Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa disebabkan karena
tidak mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini akan menyebabkan penderita
mengalami disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini termasuk dalam kelas
Entamoeba histolitica. Infeksi ini tidak hanya menyerang pada saluran
pencernaan namun juga berbagai organ lain. Karena itu infeksi ini cepat
berkembang dalam tubuh dan membutuhkan perawatan darurat. Mencuci tangan
sebelum makan bisa mencegah kondisi yang lebih berbahaya.
10. Resiko Radang Pernafasan
Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan juga
bisa terkena penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan
sesak nafas, batuk, flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar
lewat bakteri atau virus yang masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika bakteri
atau sumber penyebab infeksi bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan,
maka sumber infeksi akan berkembang dalam tempat itu. Kemudian akan
menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan membuat penderita mudah
sakit.
Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus mungkin memang tidak
terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja berasal dari
makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk mengatasi
berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum
makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci tangan yang benar
dan steril agar benar-benar bersih dan tidak terkena resiko penyakit.
E. Kapan Waktu Cuci tangan
Menurut Handayani, dkk (2000) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum dan setelah makan.
b. Setelah memegang gadget seperti hp, laptop, dan lainnya.
c. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
d. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.
e. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
f. Setelah menangani sampah.
g. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain –
lain).
h. Pulang bepergian dan setelah bermain.
i. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
F. Prinsip Cuci Tangan
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain:
1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik
(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash).
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash.
G. Prosedur Cuci Tangan yang Benar
5 momen cuci tangan :
1. Sebelum menyentuh pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril
3. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
6 langkah cuci tangan
1. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan.

2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu
pula sebaliknya.

3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan.


4. Jari- jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.

5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.

6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya.
Flyer Edukasi Cuci Tangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Oleh:

ALBERIKA SINDRIYANI DEWI JEHOMAN


NPM: 23203014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023/2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : DHF
Sub topik : Pengenalan dan pencegahan dhf
Sasaran : Keluarga Pasien An. N. A.
Tempat : Ruangan Teratai RSUD Ruteng
Hari/Tanggal : 02/03/2024
Waktu :30 menit

I. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang DHF diharapkan klien dan
keluarga mampu melaksanakan penatalaksanaan DHF.
II. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang DHF, diharapkan keluarga
mampu:
1. Menjelaskan pengertian DHF
2. Menjelaskan gejala DHF
3. Menjelaskan ciri nyamuk Aedes Aegypti
4. Menjelaskan tindakan bila terkena DHF
5. Menjelaskan pencegahan penyakit DHF
6. Memahami penatalaksanaan penyakit DHF dengan benar
7. Mampu mengucapkan penatalaksanaan apa saja yang sudah diberikan
III. Materi
 Pengertian DHF
 Gejala DHF
 Ciri nyamuk Aedes Aegypti
 Tindakan bila terkena DHF
 Pencegahan penyakit DHF
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
1. Leafleat
VI. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 Menit Pembukaan :
 Memberi Salam  Menjawab Salam
 Menjelaskan tujuan pembelajaran  Mendengarkan
 Menyebutkan materi/pokok bahasan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2. 10 Menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan materi penyuluhan secara  Menyimak dan
berurutan dan teratur memperhatikan
Materi :
 Pengertian DHF
 Gejala DHF
 Ciri nyamuk Aedes Aegypti
 Tindakan bila terkena DHF
 Pencegahan penyakit DHF
3. 6 Menit Evaluasi :  Bertanya,dan
 Meminta pasien dan keluarga menjawab
menjelaskan atau menyebutkan pertanyaan
kembali :
 Pengertian DHF
 Gejala DHF
 Ciri nyamuk Aedes Aegypti
 Tindakan bila terkena DHF
 Pencegahan penyakit DHF
4. 2 Menit Penutup :
 Mengucapkan terima kasih dan  Menjawab salam
mengucapkan salam
MATERI
A. Pengertian DHF
Demam Berdarah atau DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah merupakan
penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian pada anak remaja dan
dewasa. Vektor (binatang perantara) penyakit DHF adalah nyamuk Aedes Aegypti
(betina), biasanya menggigit pasien pada siang hari, hidup di air yang jernih, bersih
dan tergenang, tempat-tempat gelap atau semak-semak.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan
darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
B. Tanda Gejala DHF
1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai mengigil
2. Setelah panas 4-5 hari segera bawa ke petugas kesehatan
3. Mual dan muntah
4. Pegal – pegal pada seluruh badan
5. Perdarahan di bawah kulit
6. Perdarahan lain, batuk darah, muntah darah, berak darah dan kencing darah
C. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti
1. Badannya kecil
2. Warnanya hitam dan belang-belang
3. Menggigit pada siang hari
4. Badannya mendatar saat hinggap
5. Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar matahari)
6. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter
D. Tindakan yang dilakukan untuk menangani DHF
1. Beri penderita banyak minum/oralit
2. Kompres dingin saat panas
3. Segera bawa penderita ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk
penanganan selanjutnya
4. Batasi mobilisasi
5. Berikan diet lunak
E. Pencegahan penyakit DHF
Tindakkan yang dilakukan adalah dengan memutuskan rantai siklus hidup
nyamuk aedes aegypti pada fase nyamuk dewasa dan fase larva hidup. Dapat
dilakukan dengan cara:
1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.
2. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara :
a. Menutup dan menguras tempat penampungan air selama 3 hari dari seminggu
agar bebas dari jentik nyamuk.
b. Mengubur, membakar dan membuang kaleng bekas, botol bekas, tempurung
dan sampah lain sehingga tidak menjadi tempat perindukkan nyamuk aedes
aegypti.
c. Rapikan halaman dan jangan biarkan semak – semak di halaman yang tak
terurus.
d. Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar.
e. Tidak membiarkan kain/baju – baju tergantung.
f. Lakukan penyemprotan nyamuk (bila memang diperlukan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan cabang dari bidang keperawatan yang
focus pada pengelolaan perawat dan standar asuhan pasien. Asuhan keperawatan yang
dibuat oleh perawat merupakan salah satu usaha untuk menjawab tantangan
perkembangan kebutuhan diatas. Walaupun diakui masih banyak yang perlu direvisi
dan ditata ulang, namun setidaknya apa yang telah dilakukan ini dapat membantu
pemberian asuhan keperawatan yang prima bagi “customer‟ yang dalam hal ini
adalah pasien. Rumah sakit menjadi salah satu tempat pemberi pelayanan asuhan
keperawatan kepada pasien. Oleh karena itu, petugas kesehatan khusunya perawat
harus selalu memperhatikan pasien selama pasien di rawat di rumah sakit hingga
pasien pulang.
B. Saran
Bagi setiap rumah sakit dan petugas kesehatan, khususnya para perawat
diharapkan untuk selalu memperhatikan dan melaksanakan beberapa hal sebagai
berikut: penerimaan pasien baru, mengidentifikasi resiko pasien jatuh khususnya di
ruangan anak, mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien, edukasi pengendalian
infeksi dengan cuci tangan yang benar serta pemberian discharge planning.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2007. Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah. Depkes RI.
Jakarta.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Hutabarat, T., Windyaningsih, C., & Delianna, J. 2007. Modul Pelatihan Bagi Pengelola
Program Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Soeparman, dkk. (2009). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
LAMPIRAN
1. Foto saat memberikan edukasi tentang DBD dan 6 langkah mencuci tangan (discharge
planning)
2. Foto ruangan den gan label resiko jatuh

Anda mungkin juga menyukai