OLEH:
ADELINA SIA
NPM: 23203042
5. Perkenalan ruangan/lingkungan
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang perawat
d. Ruang dokter
e. Ruang sholat atau kapel
f. Farmasi/depo farmasi
g. Fasilitas (TV & AC)
Kepala Ruangan
( )
Ruteng,...........................2024
Pasien/keluarga
1. Perkenalan diri
5. Perkenalan ruangan/lingkungan
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang perawat
d. Ruang dokter
e. Ruang sholat atau kapel
f. Farmasi/depo farmasi
g. Fasilitas (TV &AC)
6. Penjelasanakan sistem sentralisasi obat beserta inform concent
8. Perkenalkan pasien baru dengan pasien lain yang sekamar (bila ada)
( )
( )
B. Laporan Kegiatan Mengidentifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien (Ruangan
Melati Lantai 1/ Neuro RSUD Ruteng)
Hari/Tanggal Jumlah Tingkat Ketergantungan
pasien Minimal Care Parsial Care Total Care
Senin, 19/02/2024 4 0 0 4
Selasa,20/02/2024 3 0 0 3
Rabu,21/02/2024 3 0 0 3
Kamis, 22/02/2024 2 0 0 2
Jumat, 23/03/2024 3 0 0 3
Sabtu, 24/03/2024 3 0 0 3
Berdasarkan tabel diatas tingkat ketergantungan pasien setiap hari terbanyak yaitu
total care.
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada
jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984),
Loveridge dan Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3
kategori, yaitu:
1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam
2. Perawatan intermedite memerlukan waktu 3-4jam/24 jam
3. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam.
C. Laporan Pelaksanaan Kegiatan Discharge Planning Pada Pasien Kelolaan Di
Ruangan
Oleh: Adelina Sia
Hari Discharge Planning Perawat/
Paraf
Hari 1 Identifikasi Pasien
Nama : Ny. E. E
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Dx Medis : SNH
Keluhan : : pasien mengatakan lemah tubuh bagian kanan sejak 1
hari yang lalu, bicara tidak jelas.
TTV:
TD: 170/90 mmHg
S: 36 0C
N : 92 x/menit
RR : 18x/menit
SPO2 : 97%
Dx Kep :
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif b/d peningkatan tekanan
darah
Rencana Intervensi :
1. Pemantauan Neurologis
Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran
Monitor TTV
Monitor karakteristik bicara : kelancaran, kehadiran afasia atau
kesulitan mencari kata
Monitor Parestesi (mati rasa dan kesemutan )
Implementasi :
Memberikan O2 NK 3 lpm
Memberikan posisi semi fowler pada pasien
Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Memberikan nebu combiven
Memberikan terapi
Apicilin 4 x 275 mg/ IV
Nebu combiven 4 x/hari
Cetirizine 1 x 2,75 mg/ oral
Mengukur kembali saturasi oksigen pasien (97 % dengan O2
NK 3 lpm
STANDAR OPERASIONAL
Ruang Melati PROSEDUR
RSUD Ruteng DISCHARGE PLANNING PROGRAM
PENDIDIKAN
PROFESI NERS
Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus
Ruteng
PROSEDUR TETAP
OLEH : MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
I PENGERTIAN Merupakan persiapan pasien sebelum pulang ke
rumah dengan memberikan penyuluhan tentang
perawatan di rumah, pencegahan, dan sebagainya.
II TUJUAN 1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam
melakukan keperawatan di rumah.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan
pada pasien.
3. Membantu pasien memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien.
III INDIKASI Pasien yang akan pulang ke Rumah.
IV KONTRAINDIKASI -
V PERSIAPAN 1. Perawat harus tahu penyakit apa yang diderita
PERAWAT pasien, dan bagaimana melakukan perawatan di
rumah, dan pencegahannya.
2. Perawat harus percaya diri dalam menyampaikan
discharge planning.
VI PERSIAPAN ALAT 1. Lembar telah dilakukan discharge planning.
2. Lingkungan yang nyaman.
VII PERSIAPAN PASIEN 1. Beri penjelasan pada keluarga dan pasien tentang
cara perawatan di rumah dan pencegahannya.
VII CARA KERJA 1. Memberikan salam.
I 2. Mengenalkan nama perawat.
3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan cara
diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan.
5. Mengadakan evaluasi.
6. Memberikan umpan balik.
7. Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
IX HASIL Dokumentasi :
1. Catat tindakan yang telah dilakukan.
2. Waktu dan Tanggal Tindakan.
3. Nama Pasien, Usia, Nomor Rekam Medik.
4. Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat.
PASIEN PULANG
DISCHARGE PLANNING No. Reg :
Nama : Ny. E. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 02/02/2024 Tanggal KRS : 06/03/2024
Bagian : Bagian :
Dipulangkan dari RSUD Ruteng, Ruang anak dengan keadaan
: Sembuh : Pulang paksa
Ruteng, 2024
Pasien/Keluarga Perawat
(..................................) (..................................)
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DISCHARGE PLANNING
Catatan:
1. Beri tanda ceklist () jika pemantauan sudah dilaksanakan sesuai hasil penilaian.
2. Beri paraf jika sudah dilaksanakan sesuai kolom yang tersedia.
E. Laporan Kegiatan Edukasi Pengendalian Infeksi Pada Pasien Dan Keluarga (Edukasi
Tentang 5 Moment For Hand Hygiene)
Pelaksanaan kegiatan edukasi pengendalian infeksi khususnya dalam hal cara
mencuci tangan yang baik dan benar sesuai dengan 6 langkah cara mencuci tangan yang
dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga, kegiatan ini diajarkan pada setiap penjaga
pasien. Kegiatan ini diterima baik oleh keluarga pasien dan mudah untuk dipraktekkan saat
di rumah maupun saat pasien pulang ke rumah.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
CUCI TANGAN 6 LANGKAH
Topik : Penyuluhan tentang cuci tangan 6 langkah
Sasaran : Keluarga pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam RSUD Ruteng
Hari/Tanggal : kamis , 29-2-2024
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruangan Melati Lantai 1/ Neuro RSUD Ruteng
V. Media
Media :Leaflet, Hand Scrub, dan materi SAP
VI. Evaluasi
Metode evaluasi :
Metode evaluasi : Tanya Jawab
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Kriteria evaluasi
1. Keluarga pasien mampu memahami pengertian cuci tangan dengan benar!
2. Keluarga pasien mampu memahami tujuan cuci tangan dengan benar !
3. Keluarga pasien mampu memahami manfaat cuci tangan dengan benar!
4. Keluarga pasien mampu memahami dampak jika tidak cuci tangan dengan benar!
5. Keluarga pasien mampu memahami kapan waktu cuci tangan!
6. Keluarga pasien mampu memahami enam langkah cuci tangan!
VII. Lampiran Materi
A. Pengertian Cuci Tangan
Menurut DEPKES RI (2007), mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan
air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari
penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang.
B. Tujuan Cuci Tangan
Tujuan mencuci tangan yaitu:
1. Menjaga kebersihan diri
2. Mencegah infeksi silang
3. Sebagai perlindung diri
C. Manfaat Cuci tangan
Manfaat cuci tangan yaitu:
1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penularan bibit penyakit kepada orang lain.
D. Dampak Jika Tidak Cuci Tangan
Berikut ini merupakan dampak jika tidak mencuci tangan yaitu:
1. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai tempat. Potensi
ini juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di cuci. Telur bakteri
salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan.
Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan
bakteri salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan
muntah. Untuk mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan
dokter.
2. Keracunan Bakteri E. Colli
Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa mencuci tangan.
Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika Anda makan
setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.colli
bisa masuk ke saluran pencernaan secara langsung. Keracunan ini bisa
menyebabkan diare yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika
tidak segera diobati maka bisa menyebabkan gagal ginjal.
3. Resiko Tertular Flu atau Pilek
Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara umum.
Penularan ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas umum atau
bersentuhan dengan orang lain. Kemudian ketika Anda makan secara langsung
maka bisa menyebabkan virus segera berpindah tangan. Virus akan menyebar
sangat cepat, tidak hanya masuk ke dalam tubuh tapi juga berpindah lewat saluran
pernafasan.
4. Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan
Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, maka bisa
menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri yang
sudah melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran pencernaan. Makanan
yang masuk ke saluran tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir.
Kemudian bakteri akan tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang
dengan pesat. Kondisi ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi yang
lebih buruk. (baca juga : bahaya radang tenggorokan kronis).
5. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena
penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya
sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan
yang bersentuhan langsung dengan tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam
saluran pencernaan bisa menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri
tersebut sehingga membuat reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk
sebaiknya segera kunjungi dokter Anda.
6. Infeksi Penyakit Hepatitis B
Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena hepatitis B.
Penyakit hepatitis ini akan menyerang organ hati dan menyebabkan penderita sulit
untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B termasuk jenis penyakit yang mudah
menular. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah sering mencuci tangan.
Mencuci tangan sebelum makan bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa
menyebar dengan mudah lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk
bisa menjadi tempat endemi hepatitis B.
7. Resiko Infeksi Shigellosis
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan infeksi akibat
jenis bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri. Disentri umumnya
disebabkan karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan. Ketika tangan
Anda kotor setelah melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin banyak bakteri
yang bersarang dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan itu
sendiri atau tangan yang kotor. Penyakit ini ditandai dengan demam, diare yang
parah, diare bisa disertai darah dan dehidrasi.
8. Resiko Infeksi Botulisme
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena infeksi penyakit
botulisme. Penyakit ini menular secara langsung lewat makanan dan tangan yang
kotor. Ini termasuk jenis infeksi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan
kematian. Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi
potensi bahaya yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah seperti diare,
sakit perut, mual, muntah, demam, pandangan kabur dan hilang kesadaran.
9. Resiko Infeksi Amoebiasis
Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa disebabkan karena tidak
mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini akan menyebabkan penderita
mengalami disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini termasuk dalam kelas
Entamoeba histolitica. Infeksi ini tidak hanya menyerang pada saluran pencernaan
namun juga berbagai organ lain. Karena itu infeksi ini cepat berkembang dalam
tubuh dan membutuhkan perawatan darurat. Mencuci tangan sebelum makan bisa
mencegah kondisi yang lebih berbahaya.
2. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan,
begitu pula sebaliknya.
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
6. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya.
H. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI. 2007. Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah. Depkes RI.
Jakarta.
Soeparman, dkk. (2009). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
DOKUMENTASI KEGIATAN