Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DENGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN (ADK)

OLEH:
ADELINA SIA
NPM : 23203042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDOESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023
BAB 1
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kehamilan adalah hasil pembuahan sel telur dari wanita serta sperma dari pria.
sel telur dapat hidup maksimal selama 48 jam, spermatozoa sel yang sangat kecil
dengan ekor yang panjang bergerak untuk bisa menembus sel telur( konsepsi), selsel benih
ini akan bisa bertahan fertilisasinya sepanjang 2- 4 hari, proses berikutnya
terjadi nidasi, jika nidasi ini terjadi, barulah di sebut terdapatnya kehamilan.
Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun psikososial
seorang wanita karena pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi dan
janinnya (Hamdiyah and Tahir, 2018).
Kehamilan merupakan masa berkembangnya hasil pertemuan antara ovum
matang dan sperma yang sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan sampai
dengan proses persalinan (Kusumawati, 2011).
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatasbatas normal yaitu lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastoliklebih dari 90 mmHg (WHO, 2013).
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih setelah
kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan
sistolik 30 mmHg dan/atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2013).
B. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2013). :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
3. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma.
4. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-
tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai proteinuria dan riwayat hipertensi sebelumnya.
C. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2013) penyebab hipertensi dalam kehamilan belum diketahui secara
jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan
dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
1. Primigravida (kehamilan untuk pertama kalinya)
2. Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus,
hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelumhamil
6. Obesitas
D. Patofisiologi
Hipertensi dalam kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya segmen yang
menyempit dan melebar yang berselang seling. Kerja vasospastik tersebut merusak
pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di
area tempat terjadinya pelebaran.
Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen,
dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan pembuluh
darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara
klinis sebagai edema (Reeder, 2011).
E. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensidalam kehamilan
adalah sebagai berikut : Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan
organyang dipengaruhi.
1. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat mengakibatkan
kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2. Mengalami hipertensi diberbagai level.
3. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiperrefleksia mungkin akan
terjadi.
5. Berpotensi gagal hati.
6. Mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7. Meningkatnya enzim hati.
8. Jumlah trombosit menurun.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Manuaba, dkk (2013) menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hipertensi diantaranya :
1. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
2. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin danprotein.
3. Fungsi hati: meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamineaminotransferase atau
meningkatnya aspartate).
4. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin danelektrolit abnormal, karena
gangguan fungsi ginjal.
5. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
6. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
7. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
G. Penatalaksanaan
Menurut Manuaba, dkk (2013) beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada
pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
1. Hipertensi Ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan
gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi
darah ke venakava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan
peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin. Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah
berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
2. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu
sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti
kejang), anti hipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan
pemberian antasida.
3. Hipertensi Kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal
(foto thorax, EKG, fungsi paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan oleh
Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalamn kehamilan diantaranya :
1. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan tirah baring
2. Hindari kafein, merokok, dan alkohol.
3. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
4. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4 kali
selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga,
yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester
ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.
6. Pembatasan aktivitas fisik.
7. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan, karena obat
anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki
efek yangmerugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan
sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi memiliki
tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri,
meningkatkan aliran darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera
serebrovaskular.
H. Komplikasi
Menurut Mitayani (2011) beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin yaitu :
1. Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan lowplatellet count).
h. Ablasio retina.
2. Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi :
a. Identitas umum ibu, seperti: nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku
bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
b. Data Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu
hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak
nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah
danekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/
minggu.
2) Riwayat kesehatan Dahulu :
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit
hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat
preeklampsia dan eklamsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi dalam keluarga.
4) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas
35 tahun.
5) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil
primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin
semakin tuanya usia ibu hamil. (Prawirohardjo, 2013).
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.
Tekanan Darah : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemukan denyut nadi yang
meningkat, bahkanpada ibu yang mengalami eklampsia akanditemukan nadi
yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn nafas pendek, dan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafasyang berisik dan
ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak ada
gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami eklampsia
maka akan terjadi peningkatan suhu.
Berat Badan : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu,
dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan terjadi
peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1
bulan
Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih
dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak
edema.
Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtiva sub anemis,
dan bisa juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami
preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler padagusi, menyebabkan kondisi gusi
menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan
dan perdarahan
Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
Thorax :
a. Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas
pendek
b. Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada ibu yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan, khususnya pada ibu yang mengalami
preeklampsia berat akan terjadi dekompensasi jantung.
Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih keras,
puting menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5
cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen : Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan membentuk
suatu area berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan ditemukan linea
alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan hipertensi biasanya akan
ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan akan terjadi anoreksia, mual
dan muntah.
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisaterjadi bunnyi jantung
janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah
(Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalamkehamilan bisa ditemukan
edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiperrefleksia,
klonus pada kaki
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan
proteinuria, yaitu pada ibu hami dengan preeklampsia (Mitayani,
2011).
3. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011) mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang hipertensi dalam
kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
(1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk wanita hamil
adalah 12-14 gr%)
(2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
(3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm)
2) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut mengalami
proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan tidak ditemukan
protein dalam urin.
3) Pemeriksaan Fungsi Hati
(1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
(2) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
(3) Aspartat aminom transferase (AST) > 60 ul.
(4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N: 15-45 u/ml).
(5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N: < 31 u/l).
(6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
4) Tes kimia darah Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
b. Radiologi
1) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus,
pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit
2) Kardiotografi : diketahui denyut jantung janin lemah
4. Data Sosial Ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dengan golongan
ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan yang mengandung
protein dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
5. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang
labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin
dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia,
sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
B. Diagnosis Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke jaringan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrase sensori)
5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.
C. Intervensi
No. Diagnosis Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
efektif keperawatan selama 3 kali Observasi
pertemuan diharapkan pola a. Monitor pola napas (frekuensi,
nafas membaik, dengan usaha napas)
kriteria hasil : b. Monitor bunyi napas tambahan
a. Ventilasi semenit (mis. Gurgling, mengi, wheezing,
meningkat ronkhi kering)
b. Tekanan ekspirasi c. Monitor sputum (jumlah, warna,
meningkat aroma)
c. Tekanan inspirasi Terapeutik
meningkat a. Posisikan semi-fowler atau
d. Penggunaan otot bantu fowler
nafas menurun b. Berikan minum hangat
e. Frekuensi napas membaik, c. Lakukan fisioterapi dada, jika
dan kedalaman napas perlu
membaik. d. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
b. Ajarkan teknik batukefektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, eksprektoran,
mukolitik, jika perlu.
2. Perfusi perifer Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi (I.02079)
tidak efektif keperawatan selama 3 kali Observasi
pertemuan diharapkan perfusi a. Periksa sirkulasi perifer (mis.
perifer meningkat dengan nadi perifer, edema, pengisian
kriteria hasil : kapiler, warna, suhu, ankle-
a. Denyut nadi perifer brachial index)
meningkat b. Identifikasi faktor risiko
b. Warna kulit pucat gangguan sirkulasi (mis.
menurun diabetes, perokok, orangtua,
c. Edema perifer menurun hipertensi, dan kadar kolesterol
d. Nyeri ekstremitas tinggi)
menurun c. Monitor panas, kemerahan,
e. Pengisian kapiler nyeri, atau bengkak pada
membaik ekstremitas
f. Turgor kulit membaik Terapeutik
g. Tekanan darah sistolik dan a. Hindari pemasangan infus atau
diastolik membaik pemasangan pengambilan darah
di area keterbatasan perfusi
b. Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
c. Lakukan perawatan kaki dan
kuku
d. Lakukan hidrasi
Edukasi
a. Anjurkan untuk menggunakan
obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
b. Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darahsecara teratur
c. Anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis.
Melembabkan kulit kering pada
kaki)
d. Informasikan tanda gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis. Rasa
sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
3. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
keparawatan selama 3 kali Observasi
pertemuan diharapkan tingkat a. Identifikasi skala nyeri
nyeri menurun, dengan b. Identifikasi lokasi, karakteristik,
kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas,
a. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri.
b. Gelisah menurun c. Identifikasi faktor yang
c. Meringis menurun memperberat dan memperingan
d. Kesulitan tidur menurun nyeri
e. Frekuensi nadi membaik d. Monitor keberhasilan terapi
f. Pola napas membaik komplementer yangtelah
g. Tekanan darah membaik diberikan
e. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
a. Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. hipnosis, terapi musik,
aroma terapi, kompres
hangat/dingin)
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
a. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
b. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
c. Anjurkan menggunakananalgetik
secara tepat
d. Ajarkan tekniknonfarmakologis
untukmengurangi nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberiananalgetik,
jika perlu
4. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (I.05178)
aktivitas keperawatan selama 3 kali Observasi
pertemuan diharapkan a. Identifikasi gangguan fungsi
toleransi aktivitas meningkat, tubuh yang mengakibatkan
dengan kriteria hasil : kelelahan
a. Kemudahan melakukan b. Monitor pola dan jam tidur
aktivitas sehari-hari c. Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan selama
b. Frekuensi nadi meningkat melakukan aktivitas
c. Keluhan lelah menurun Terapeutik
d. Perasaan lemah menurun a. Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara, kunjungan)
b. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
c. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
5. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
keperawatan selama 3 kali Observasi:
pertemuan diharapkan tingkat a. Identifikasi saat tingkat ansietas
ansietas menurun, dengan berubah (mis. Kondisi, waktu,
kriteria hasil : stressor)
a. Verbalisasi khawatir b. Monitor tanda-tandaansietas
akibat kondisi yang (verbal dannonverbal)
dihadapi menurun Terapeutik
b. Perilaku gelisah menurun a. Ciptakan suasana terapeutik
c. Keluhan pusing menurun untuk menumbuhkan
d. Anoreksia menurun kepercayaan
e. Konsentrasi membaik b. Dengarkan dengan penuh
f. Pola tidur membaik perhatian
g. Kontak mata membaik c. Pahami situasi yang membuat
ansietas
d. Diskusi perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
a. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
b. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
c. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
6. Defisit Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan (I.12383)
pengetahuan keparawatan selama 1 kali Observasi
pertemuan diharapkan tingkat a. Identifikasi kesiapan dan
pengetahuan meningkat, kemampuan menerima informasi
dengan kriteria hasil : Terapeutik
a. Perilaku sesuai anjuran b. Sediakan materi dan media
meningkat pendidikan kesehatan
b. Verbalisasi minat dalam
belajar meningkat
c. Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan tentang
suatu topik meningkat
d. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi
menurun

D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi. Tindakan manidiri (independen) adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas
kesehatan lain tetapi tetap dengan menggunakan SOP tindakan keperawatan. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan
petugas kesehatan lain (Sri Mulya Ningsih, 2018).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil dari perkembangan kesehatan pasien, dengan bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan perawat dapat dicapai dan memberikan umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan (Huzaifah, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Huzaifah. (2017). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn H Khususnya Pada Tn H
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis Di Wilayah Puskesmas Grogol I. Jurusan
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiah Surakarta.
Indriani, D. 2013. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Graha Ilmu
Johnson. (2014). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Rapha Publishing
Manuaba, Chandranita. dkk. (2013). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi &Obstetri Ginekologi
Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC
Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Ningsih, Sri Mulya. (2018). Studi Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman Di Ruang Perawatan RSAD. DR. R. Ismoyo Kota Kendari.
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan IndikatorDiagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan TindakanKeperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan KriteriaHasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Prawirohardjo, Sarwono. (2013). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Reeder dkk. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, &Keluarga: Volume 2
(Edisi 18). Jakarta : EGC
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: PustakaBaru.
World Health Organization. (2013). Hypertension. Geneva: World HealthOrganization
http://www.who.int/health-topics/hypertension/#tab=tab_1

Anda mungkin juga menyukai