Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIK STASE MATERNITAS DI RUANGAN VK RUMAH SAKIT BEN

MBOI RUTENG

Di Susun Oleh :

ADELA HELNES NONI

NPM : 23203015

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan yang dilakukan kepada Ny. , oleh Adela H. Noni telah disetujui
pada tanggal

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ns.Yuliana Suryati,S.Kep.,M.Biomed Paulina Haria, S.Tr.Keb

NIDN: 0812049003 NIDN:197306022005012005


LAPORAN PENDAHULUAN HIERTENSI DALAM KEHAMILAN

A. Pengertian HDK
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan dalam sistol diatas 140 mmHg dan diastole diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolic
sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reder dkk,2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sisitolik >140/90
mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
Kenaikan tekanan darah sistolik > 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic > 15
mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (prawirohardjo,2013).
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a) Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama di diagnosis menetap sampai 12 minggi
pasca peralinan
b) Preeklamasi aalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
prooteinuria
c) Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejangk-kejang sampai
dengan koma
d) Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik
disertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria
e) Hipertensi gastrasional adalah hipertensi yang timbul pada pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setalh tiga bulan
pascabesalin/persalinan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

B. Etiologi
Prawirodharjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum
diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan erjadinya
hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai
berikut:
a) Primigravida,primipaternitas
b) Hiperplasentosis,misalnya kehamilan multiple,diabetes mellitus,bayi besar
c) Umur
d) Riwayat keluarga pernah pre eklamsia/eklampsia
e) Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f) Obesitaas
C. Etiologi
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan terjadi
karena adanya vasokontriksi fiksi arterior,vasospasme sismetik,dan kerusakan pembuluh
darah merupakan karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri
terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling.
Kerja vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan supali
darah dan penyempitan pembuluh darah di area tempat tejadinya plebaran. Apabila
terjadi kerusakan pada endothelium pembuluh darah,trombosit,fibrinogen,dan hasil darah
lainnya akn dilepaskan ke dalam interentelium. Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan peningkatan premeabilitas albumin,dan akan mengakibatkan perpindahan
cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai
edema.

D. Masifestasi klinis
Jhonson (2014),mejelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam
kehamilan adalah sebagai berikut :
a) Spasma pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran premature.
b) Mengalami hipertensi diberbagai level
c) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4
d) Gejala neurologi seperti pandangan kabur,sakit kepala dan hiperrefleksia
mungkin akan terjadi
e) Berpotensi gagal ginjal
f) Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas
g) Meningkatnya enzim hati
h) Jumlah tombosit menurun
Perubahan system dan organ pada preeklamsia
1. Volume plasma
Pada kehamilan normal akan meningkat dengan bermakna guna memenuhi
kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya pada preeklamsia terjadi penurunan
volume plasma antara 30-30% dibandingkan hamil normal disebut
hipovolemia.
2. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolic menggambarkan resistensi
perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah jantung.
3. Fungsi ginjal
 Perubahan fungsi ginjal
 Proteinuria
 Asam urat serum
 Kreatinin
 Oliguria dan anuria
 Elektrolit
 Viskositas darah
 Hamatokrit
 Edema
 Neurologic

E. Pemeriksaan Diagnostik
Manuaba dkk (2013) menyebutkan pemerisaan diagnostic yang dilakukan pada
ibu hamil dengan hipertensi diantaranya:
1. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
2. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pemeriksaan keratin dan protein
3. Fungsi hati,meningkatnya enzim hati
4. Fungsi ginjal,profil kimia akan menunjukkan keratin dan elektrolit abnormal,
karena gangguan fungsi ginjal
5. Tes non tekanan dengan profil biofisik
6. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
7. Evaluasi aliran dopler darah untuk menentukan status janin dan ibu

F. Penatalaksanaan
Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
1. Hipertensi ringan: kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan, pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari
dengan posisi miring
2. Hipertensi berat: dalam keaadaan gawat,segera masuk rumah sakit,istirahat
dengan tirah baring ke satu sisi dengan suasana isolasi. Pemberian obat-obatan
untuk menghidari kejang, antihipertensi,pemberian diuretic,pemberian infuse
dektrosa 5% dan pemberian antasida
3. Hipertensi kronis: pengobatan untuk hipertensi kronis adalah dirumah sakit
untuk evaluasi menyeluruh,pemeriksaan laboraatorium lengkap secara
kultur,pemeriksaan kardovaskuler pulmonal
Beberapa penatalaksanaan hipertensi medis dalam kehamilan diantranya:
1. Anjurkan melakukan latihan isotonic dengan cukup istirahat dan tirah baring
2. Hindari kafein,merokok dan alcohol
3. Diet makana yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengonsumsi makanan
yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya dan
rendah lemak
4. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal
4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hieprtensi
dianjurkaan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering,
terutama salaam trimester ketiga,yaitu harus dilakukan pemeriksaan selama 2
minggu selama 2 bulan pertama, trimester ketiga dan kemudian menjadi sekali
seminggu pada bulan terakhir kehamilan
5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan
USG
6. Pembatasan aktifitas fisik
7. Penggunaan obat-obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan,
karena obat antihipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi
plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi janin.

G. Komplikasi
Purwaningsih dan Fatmawati (2010), menyebutkan beberapa komplikasi yang
muncul akibat hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin. Pada ibu antaralain
eklampsia,pre eklampsia berat,solusio plasenta,kelainan ginjal, perdarahan
supkapsulahepar,kelainan pembekuan darah sindrom HELP,Ablasio retina.
Pada janin antara lain terhambtanya pertumbuhan janin dalam uterus kelahiran
premature,aksifia neonatorium,kematian dalam uterus,peningkatan angka kematian dan
kesakitan perinatal.

Anda mungkin juga menyukai