Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK LAPANGAN

KEPERAWATAN MATERNITAS I
A. “HIPERTENSI GESTASIONAL”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ns. Aminah, S.Kep., M.Kes

Disusun oleh :
Okta Piyaningsih (8884210003)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
A. KONSEP PENYAKIT

1. DEFINISI HIPERTENSI GESTASIONAL


Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan
dimanatekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatandiastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana
diukur dalam duakeadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk,
2011).Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥
140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali
selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan
darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidakdipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).
2. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam
kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko
yangmenyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.Beberapa faktor risiko sebagai berikut:

a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetesmelitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eclampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. obesitas
3. Pathofisiologi dan pathway
Menurut Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang
mengemukakanterjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari
cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah
tersebut menembusmiometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang
arteri radialis. Arteriradialis menembus endometrium menjadi arteri
basalis dan artrei basalis membericabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
arterispiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
terjadi dilatasiarteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan
sekitar arteri spiralis,sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan arteri spiralismengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini
akan memberi dampak penurunantekanan darah, penurunan resistensi
vaskular, dan peningkatan tekanan darah padadaerah utero plasenta.
Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.
Proses ini sering dinamakan dengan remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-
seltrofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya.
Lapisanotot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidakmemungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya arteri spiralisrelatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi
kegagalan remodeling arteri spiralis.Sehingga aliran darah uteroplasenta
menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan
oksidanyang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan
menghasilkanoksidan penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang
sangat toksis,khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah.
Radikal hidroksiltersebut akan merusak membran sel yang mengandung
banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak
tersebut selain akan merusakmembran sel, juga akan merusak nukleus, dan
protein sel endotel.Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar
diseluruh tubuh dalam alirandarah dan akan merusak membran sel endotel.
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulaidari membran sel
endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkanterganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensidalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahanvasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresorhilang hingga pembuluh darah menjadi sangat
peka terhadap bahan vasopressor.

4. Manifestasi klinis
Menurut Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis
darihipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut Gejala yang timbul
akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang dipengaruhi :
1. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapatmengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2. Mengalami hipertensi diberbagai level
3. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4
4. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksiamungkin akan terjadi.5)
5. kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas
6. meningkatnya enzim hati
7. jumlah trombosit menurun
5. Komplikasi
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011),
menyebutkan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi
dalam kehamilan pada ibudan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula

hepar Pada Janin :

a.Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus


b. Kelahiran premature
c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus

6. Diagnostic

• Tekanan darah sistolik ≥ 140 atau tekanan darah diastolik ≥ 90


mmHg ditemukanpertama kali sewaktu hamil.
• Tidak ada proteinuria
• Tekanan darah kembali ke normal sebelum 12 minggu pascapartum
• Diagnosis akhir hamya dapat dibuat pascapartum
• Mungkin memiliki gejala atau tanda lain preeklamsia, misalnya
dispepsia atautrombositopenia

7. Penatalaksaan

Menurut Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang


dapatdilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untukmenurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan
posisi miring.Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior, terjadi
peningkatan darah venauntuk meningkatkan peredaran darah menuju
jantung dan plasenta sehinggamenurunkan iskemia plasenta, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan alirandarah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala
kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa
berkurang dan mata makin kabur
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah
baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindarikejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa5%, dan pemberian antasida
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasimenyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaankardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).

B. Konsep NCP (Nursing Care Planning)


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada ibu post operasi Sectio Caesarea menurut Sagita (2019)
adalah sebagai berikut :
a. Identitas Klien
Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa,
pekerjaan,pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk rumah sakit,
nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti
sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang,
pandangan mata kabur, proteinuria (proteindalam urin), peka terhadap cahaya,
nyeri ulu hati.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali dengan
tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilangdengan analgesik biasa ),
diplopia, nyeri abdomen atas(epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta
nokturia dansebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderitadiabetes,
penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atauskleroderma, perlu ditanyakan
juga mulai kapan keluhan itumuncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk
menurun kan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit sepertikronis
hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas,ansietas, angina,
dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia dansebagainya. Ibu beresiko dua kali
lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu
kehamilanyang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru
mengembalikanresiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini diperlukan
untukmengetahui kemungkinan adanya faktor predisposes.
e.Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantunghipertensi dalam
kehamilannya. Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu
atau saudara perempuanmeningkatkan resiko empat sampai delapan kali.
f. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana caramengatasinya
serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakanyang dilakukan terhadap
dirinya
a.Pengkajian Sistem Tubuh
B1 (Breathing)
Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk denganatau tanpa sputum,
riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan,
sianosis
B2 (Blood)
Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan denganmeningkatnya
afterload jantung akibat hipertensi. Selain ituterdapat perubahan hemodinamik,
perubahan volume darah berupahemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu
waktu trombinmenjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia
dangangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadarantitrombin III.
Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner,
episodepalpitasi, kenaikan tekanandarah, takhicardi, kadang bunyi jantung
terdengar S2 pada dasar ,S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari
karotis, jugularis,radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
B3 (Brain)
Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibathipertensi. Kelainan
radiologis otak dapat diperlihatkan denganCT-Scan atau MRI. Otak dapat
mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga
memperlihatkan adanyakelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan
dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi,euphoria,
mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasanmenghela, peningkatan pola
bicara. Neurosensori meliputi keluhankepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub
oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluhdarah cerebral
B4 (Bladder )
Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaanobat diuretic juga
perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnyaterdapat peningkatan permeabilitas
terhadap sebagian besar proteindengan berat molekul tinggi. Sebagian besar
penelitian biopsyginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler
glomerulusyang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik
periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besarmerupakan penyebab
meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.
B5 (Bowel)
Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yangmengandung tinggi
garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol,mual, muntah, perubahan berat badan,
adanya edema.
B6(Bone)
Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul padatungkai,sakit kepala sub
oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada,nyeri ulu hati. Keamanan meliputi
gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural.

2. Analisa Data
3. Hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi yang harus selalu mendapat
pemantauan dari dokter. Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu hamil untuk rutin
melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan sesuai jadwal.
4. Untuk menangani kondisi hipertensi dalam kehamilan, dokter akan memberikan
obat penurun tekanan darah, seperti metildopa. Obat yang dipilih dokter umumnya
sudah disesuaikan dengan kondisi kehamilan agar tidak berdampak pada janin.
5. Saat mendapatkan pengobatan hipertensi dari dokter, ingatlah untuk mengonsumsi
obat tersebut sesuai dosis dan petunjuk dokter. Jangan berhenti mengonsumsi atau
mengganti dosis tanpa pengawasan dari dokter.

6. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan
tahanan vaskuler.
2. Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, kejang, profik darah
abnormal.
3. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelumlahir
7. NCP NOC-NIC/SDKI
• Penurunan curah jantung berhubungandengan hipovolemi, peningkatan
tahananvaskuler.
• Resiko cedera ibu berhubungan denganhipoksia jaringan,kejang, profik
darahabnormal
• Ansietas berhubungandengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
DAFTAR PUSTAKA
sugihartini erma .(2014).prenatal /antenatal care.diakses pada 22 desember 2022 pukul 22;21
WIB. https://www.scribd.com/doc/246916145/Lp-Prenatal
herdiyanto ruri.(2019). HIPERTENSI GESTASIONALDI RUANG VK (BERSALIN)RSD
GUNUNG JATI KOTA CIREBON.di akses pada 22 desember 2022 pukul 22:27 WIB.
https://www.academia.edu/38266941/Lp_Hipertensi_Gestasional_docx
sinitra ade.(2018). LAPORAN PENDAHULUANHIPERTENSI PADA KEHAMILAN.di
akses pada tanggal 22 desember 2022 pukul 22:30 WIB.
https://www.academia.edu/37477740/LAPORAN_PENDAHULUAN_HIPERTENSI
_PADA_KEHAMILAN
sholihah halimatus fifi.(2010). Diagnosis, Patofisiologis, dan Manajemen Terapi Hipertensi
pada Ibu Hamil.di akses pada tanggal 22 desember 2022 pukul 22:33 WIB.
https://www.academia.edu/38553943/Diagnosis_Patofisiologis_dan_Manajemen_Ter
api_Hipertensi_pada_Ibu_Hamil_Pre_eklampisa

Anda mungkin juga menyukai