Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI GESTASIONAL

DI SUSUN OLEH :
HANA AYU AFIFAH
P27220017 141

PROGAM D-IV KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI GESTASIONAL

A. PENGERTIAN
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥ 140/90
mmHg, pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4
jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah
diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).
Hipertensi dalam pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan
berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20
minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah
mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan
tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Junaidi, 2010)

B. ETIOLOGI
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan belum
diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko
sebagai berikut :
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur
4. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
5. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah :
1. Hipertensi kronik
Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20
minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan
20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi
Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria.
3. Eklamsi
Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan
koma.
4. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di
sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
5. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional adalah hipetensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan
atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
Klasifikasi Hipertensi Gestasional :
1. Hipertensi Gestasional Ringan
jika usia kehamilan setelah 37 minggu, hasil kehamilan sama atau lebih baik dari
pasien normotensif, namun peningkatan kejadian induksi persalinan dan operasi
caesar terjadi.
2. Hipertensi Gestasional Berat
pasien ini memiliki tingkat yang lebih tinggi morbiditas ibu atau janin, lebih
tinggi bahkan dibandingkan pasien preeklampsia ringan, kasus ini termasuk
plasenta dan kelahiran prematur dengan kecil untuk usia gestasional normal.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala yang ditunjukkan pada ibu hamil dengan hipertensi adalah pusing,
muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba dan tengkuk
terasa pegal. Tekanan darah absolut 140/90 mmHg atau 160/110 mmHg yang
diambil jarak dalam keadaan istirahat (Prawirohardjo, 2010).
E. PATOFISIOLOGI
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan terjadinya
hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
Kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang-
cabang arteri uterina dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut
menembus miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang arteri
radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan artrei
basalis memberi cabang arteri spiralis. Kehamilan normal akan terjadi invasi
trofoblas ke dalam lapisan otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi
lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga
memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi.
Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan
resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.
Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini
sering dinamakan dengan remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas
pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya. Lapisan otot
arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis
relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis.
Sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia
plasenta.
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel
Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang
disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan
penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan
merusak membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh
menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak
membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.Peroksida
lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam aliran darah dan akan
merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida
lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari
membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. c.
Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin HLA-G (human leukocyte
antigen protein G) merupakan prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas
kedalam jaringan desidua ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer.
HLA-G tersebut akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam
kehamilan. Hal ini menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal
trimester kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila
dibanding pada normotensif.
3. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi hipertensi
dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-
bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan
vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan
vasopresor.
4. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara
familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti bahwa pada ibu
yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak perempuannya akan mengalami
preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami
preeklampsia.
5. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan
dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang ibu yang kurang
mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain.
6. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi
darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi. Plasenta juga
akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa
proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.Bahan-
bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsangtimbulnya proses
inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi peningkatan stress
oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi debris apoptosis dan dan
nekrotik trofoblas. Makin banyak sel trofoblas plasenta maka reaksi stress
oksidatif makin meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin
meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu
menjadi jauhlebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan membran
sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ni disebut dengan disfungsi sel
endotel. Apabila terjadi disfungsi sel endotel, maka akan terjadi beberapa
gangguan dalam tubuh,diantaranya adalah : 1. Gangguan metabolisme
prostaglandin, karena salah satu fungsi sel endotel adalah memproduksi
prostaglandin, yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan
suatu fasodilator kuat. 2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus 3.
Peningkatan permeabilitas kapiler 4. Peningkatan produksi bahan- bahan
vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan
endotelin (vasokonstriktor) meningkat5. Peningkatan vaktor koagulasi 6. Agresi
sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan. Agresi sel-sel
trombosit ini untuk menutupi tempattempat di lapisan endotel yang mengalami
kerusakan. Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan (TXA2)
yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu vasokonstriktor kuat. Ibu
hamil yang mengalami hipertensi akan terjadi perbandingan kadar tromboksan
(vasokonstriktor kuat) lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat),
sehingga menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami vasokonstriksi,
dan terjadi kenaikan tekanan darah. Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi
hipertensi dalam kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik
terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik
tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan
penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya pelebaran. Apabila
terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah, trombosit, fibrinogen, dan
hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan
akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder, 2011).
F. PATHWAY faktor emosi (Stress) dan
lingkungan (pola hidup)

Peningkatan
Konstriksi angiostensin II
vaskuler

Kontraksisel
Retensi aliran endotel
darah

Kerusakan & kebocoran


hipertensi sel endotel

Pengendapan konstituen
darah

TD meningkat

Transport darah ke paru Kerusakan & kebocoran Pembuluh darah otak Pembengkakan epitel
menurun sel endotel pecah endotel glomerulus

Paru2 bkrja lebih kras u/ Perubahan hemodinamik lesi Gangguan fungsi ginjal
mningkatkan laju darah
Gagal ginjal
Pembekuan darah
hipoperfusi
Edema paru terganggu

Integritas ego
sesak
Transport nutrisi + O2 jg
terganggu
MK: ansietas MK: Resti
MK: gangguan pola
pernafasan cidera
Gangguan perfusi jaringan

Pd ibu: sianosis Pd janin: kurang nutrisi

MK: Fetal
disstress

Kematian janin

(https://www.academia.edu/11496794/ASUHAN_KEPERA
WATAN_IBU_HAMIL_DENGAN_HIPERTENSI)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranya :
1. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
2. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan protein.
3. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferaseatau meningkatnya aspartate).
4. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit abnormal,
karena gangguan fungsi ginjal.
5. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
6. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin.
7. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.

H. PENATALAKSANAAN
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan
pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
1. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan,
karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi
plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi
berat, obat-obatan diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi
dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah
perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke
uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
2. Penatalaksanaan Non Medis
a) Pasien diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring
2x2 jam/hari dengan posisi miring. Pasien juga dianjurkan segera berobat
jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan
janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b) Hindari kafein, merokok, dan alkohol.
c) Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam
secukupnya, dan rendah lemak.
d) Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu
minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan
hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih
sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan pemeriksaan
setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan kemudian
menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
e) Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan
USG
f) Pembatasan aktivitas fisik.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Penkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi :
1. Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan,
sukubangsa, pekerjaan, agama, dan alamatrumah
2. Data RiwayatKesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang:

Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit
di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan
muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan serebral, bisa terjadi
edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi
kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatanDahulu:

Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit


hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai
riwayat preeklampsia dan eklampsia padakehamilan terdahulu, biasanya
mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita
gagal ginjal kronis.
c) Riwayat KesehatanKeluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi
dalamkeluarga.
3. RiwayatPerkawinan

Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di
atas 35 tahun.

4. RiwayatObstetri

Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil
primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin
semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
B. Pemeriksaanfisik
1. Keadaanumum : Biasanya ibu hamil dengan
hipertensiakanmengalamikelemahan.
2. TD: Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90mmHg.

3. Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi
yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan ditemukan
nadi yang semakincepat.
4. BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu,
dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan
BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1bulan
5. Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan
kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
sakitkepala.
6. Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia
wajah tampakedema.
7. Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtivasub
anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terjadi gangguan
penglihat yaitu penglihatankabur.
8. Hidung :Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukangangguan
9. Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibirlembab
10. Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi, menyebabkan
kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami
pembengkakan danperdarahan
11. Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjertiroid
12. Thorax :
a) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan
napaspendek
b) Jantung: Pada ibu hamil biasanya akan terjadipalpitasijantung, pada ibu
yang mengalami hipertensi dalamkehamilan,khususnya pada ibu yang
mengalamipreeklampsia beratakan terjadi dekompensasijantung.
c) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan
lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3
cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi
lebihterlihat.
13. Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar,
danmembentuk suatu area berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan
hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum,
danakanterjadi anoreksia, mual danmuntah
14. Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi
jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang melemah
(Mitayani,2011).
15. Ekstermitas: Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan tangan juga padajari-jari.
16. Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan
hiper refleksia, klonus padakaki
17. Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensiakan didapatkan
oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hami dengan preeklampsia (Reeder,
2011; Mitayani,2011).

C. DataPsikologis
Biasanya ibu yangmengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi
yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan
keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun
meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo,2013).

D. DiagnosaKeperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan denganhipoventilasi

2. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi


sensori)
3. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhanoksigen
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada statusterkini
5. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress

E. Intervensi
No DIAGNOSA NOC NIC
Dx KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifa NOC: Setelah NIC:
n pola nafas dilakukan a. monitor vital sign
berhubungan tindakan Tindakan keperawatan:
dengan keperawatan, 1) Memonitor tekanan darah,
sindrom diharapkan nadi, suhu, dan
hipoventilasi partisipan statuspernafasan,
menunjukkan 2) Memonitor denyut
keefektifan jantung
dalam 3) Memonitor suara paru- paru
bernafas dan 4) Memonitor warnakulit
dengan 5) MeniaiCRT
indikator :
b. monitor pernafasan
a. Status Pernafasan Tindakan keperawatan:
Kriteria hasil: 1) Memonitor tingkat, irama,
1) frekunsi kedalaman, dan
pernapasan kesulitanbernafas
normal 2) Memonitor gerakan
2) irama dada
pernafasan 3) Monitor bunyi
normal pernafasan
3) tidak ada 4) Auskultasi bunyiparu
dispnea pada 5) Memonitor polanafasMonitor
saatistirahattida suara nafas tambahan
k ada c. Pengaturan posisi
suara 1) Poposisikanpasien untuk
mendengkur mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi fowler
2. Resiko cedera NOC :Setelah NIC :
dengan faktor dilakukan a.Manajemen lingkungan
resiko internal ( tindakan 1) Ciptakan lingkunganyang
disfungsi keperawatan, aman bagipasien
integrasi diharapkan 2) Lindungi pasien dengan
sensori) resiko cedera pegangan pada sisi/ bantalan
teratasi dengan pada sisi ruangan yangsesuai
indikator : 3) Letakkan benda yang sering
Kejadian jatuh digunakan dalam
Kriteria hasil: jangkauanpasienAnjurkan
1) Tidak ada keluarga atau orang terdekat
jatuh tinggal denganpasien
saatsendiri b. Perawatan kehamilan resiko
2) Tidak ada tinggi
Jatuh 1) Kaji kondisi medis actual
saatberjalan yangberhubungan dengan
Tidak ada kondisi kehamilan
Jatuh saat (misalnya diabetes,
kekamar hipertensi,dll)
mandi 2) Kaji riwayat kehamilan dan
kelahiran yang berhubungan
dengan factor resiko
Kehamilan(misalnya
premature preeklampsia, dll)
3) Kenali factor resiko sosio
demografi yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan(misalnya
usia kehamilan, kemiskinan,
ketiadaan pemeriksaan
kehamilan, dll)
4) Kaji pengetahuan klien
dalam mengidentifikasi
factorresiko

3. Intoleran aktifitas NOC: Setelah NIC:


berhubungan dengan dilakukan tindakan a. terapi aktifitas
ketidakseimbangan keperawatan, Aktivitas keperawatan :
antara suplai dan diharapkan partisipan 1) Bantu klien
kebutuhanoksigen menunjukkan toleransi menngidentifikasi aktivitas
dalam beraktivitas yang mampu dilakukan
dengan indikator : 2) Bantu klien untuk memilih
a. toleransi terhadap aktivitas yang sesuai
aktifitas dengan kemampuan
Kriteria hasil : fisik, psikologi, dansosial
1) Saturasi oksigen 3) Bantu untuk
dengan mengidentifikasi dan
beraktivitasnorm mendapatkan sumber yang
al diperlukan untuk aktivitas
2) frekuensi nadi yang
ketika diinginkan
beraktivitasnorm 4) Bantuuntuk mengidentifikasi
al aktivitas yangdisukai
3) frekuensi 5) Bantupasien atau keluarga
pernapasan untuk mengidentifikasi
bilaberaktivitasn kekurangan dalam
ormal beraktivitas
4) Warnakulitnormal 6) Bantu pasien untuk
5) Tekanan darah mengembangkan motivasi
ketika diri dan
beraktifitasnorm Penguatan
al 7) Monitor respon fisik, emosi,
b. tingkatkelelahan sosial, dan spiritual.
Kriteia hasil:
1) kelelahansedang
2) Gangguan
konsentrasi
menurun
3) tidak ada
tingkat stres
sedang
4) Sakit kepala
tidakada
5) Kualitas
tidursedang
6) Kegiatan
sehari-hari
normal
7) Kualitas
istirahat
normal
c. tanda – tanda
vital
Kriteria hasil:
1) Tingkat
pernapasan
normal
2) Irama
pernapasan
normal
3) Tekanannadinorm
alKedalaman
inspirasinormal

4. NOC : NIC :
Ansietas
Setelah a.Pengurangan kecemasan
berhubungan
dilakukan 1) gunakan pendekatan
dengan
tindakan yangmenenangkan
ancaman pada
keperawatan, 2) nyatakan dengan jelas
status terkini
diharapkan harapan terhadap
partisipan prilakupasien
menunjukkan 3) berikan informsi faktual
tidak ada rasa terkait diagnosis, perawatan
ansietas dan prognosis
dengan 4) berikan aktivitas yang lain
indikator : untuk mengurangi tekanan
Tingkat kecemasan terapi relaksasi:
Kriteria hasil : 1) gambarkan rasionalisasi dan
1) Perasaan gelisah manfaat relaksasi serta jenis
sedang relaksasi yang tersedia
2) Tidak ada rasa (misalnya musik, meditasi
cemas dan bernafasdalam)
yangdisampaikan 2) berikan deskripsi terkait
3) Tidak ada intervensi yangdipilih
peningkatan 3) ciptakan lingkungan
tekanandarah yangnyaman
4) Tidak ada 4) dorong klien untuk
peningkatan mengambil
frekuensi nadi posisiyangnyaman
Tidak ada 5) dapatkan prilaku yang
gangguan pada menunjukkan terjadinya
pola tidur relaksasi
Kontrol kecemasan 6) dorong pengulangan teknik
diri praktek tertentu secaraberkala
Kriteria hasil : 7) evaluasi dan
1) Dapat dokumentasiresponterhadap
mengurangi teknik relaksasi
penyebabkecema perawatan kehamilan
san resikotinggi:
2) Dapat mencari 1) Kaji kondisi medis aktual
informasi untuk yangberhubungan dengan
mengurangikece kondisi kehamilan
masan (misalnyadiabetes,
3) Dapat hipertensi,dll)
menggunakan 2) Kaji riwayat kehamilan dan
strategi koping kelahiran yang berhubungan
yangEfektif dengan factor resiko
4) Menggunakan kehamilan(misalny premature
teknik relaksasi preeklampsia, dll)
mengurangi 3) Kenali factor resiko sosio
kecemasan demografiyang berhubungan
5) Mengendalikan dengan kondisi kehamilan
respon (misalnya usia kehamilan,
kecemasan kemiskinan,ketiadan
Penerimaan pemeriksaan kehamilan, dll)
status 4) Kaji pengetahuan klien
kesehatan: dalam mengidentifikasi
Kriteria hasil : faktorresiko
1) Menyesuaikan 5) Berikan pendidikan
perubahan dalam 6) kesehatanyang membahas
statuskesehatan faktor resiko, pemeriksaan
2) Mencariinformasi dan tindakan yang biasa
tentangkesehatan dilakukan
3) Membuat 7) Ajarkan klien mengenai
keputusan tentang penggunan obat-obat
kesehatan yangdiresepkan
8) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan.
5. Resiko tinggi cedera NOC : Tujuan : NIC
pada janin b.d fetal Setelah dilakukan 1) Monitor DJJ sesuai indikasi
distress tindakan perawatan 2) Kaji tentang pertumbuhan
tidak terjadi fetal janin
distress pada janin 3) Jelaskan adanya tanda-tanda
Kriteria hasil : – DJJ solutio plasenta ( nyeri perut,
( + ) : 12-12-12 perdarahan, rahim tegang,
aktifitas janin turun )
4) Kaji respon janin pada ibu
yang diberi SM
5) Kolaborasi dengan medis
dalam pemeriksaan USG dan
NST
F. Implemetasi
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan keluarga yang berbentuk
intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki
keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber
yang dimiliki oleh keluarga (Sudiharto, 2007).

G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan keluarga yang
teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat
dapat menilai pencapaian tujuan yang di harapkan dan tujuan yang telah di capai oleh
keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlumelakan
DAFTAR PUSTAKA

Huda,Amin Nurarif.2016.Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 1. Media


Action:Yogyakarta

NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.2018.EGC:


Jakarta

Prawirohardjo, 2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta

Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.

Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC


ASUHAN KEPERAWATAN

TERHADAP NY. S G2P1A0 DENGAN POST SECTIO CAESAREAN + IUD H-0

ATAS INDIKASI HIPERTENSI GESTASIONAL

DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

Disusun Oleh :

1. Latifah Nur liestiyani P27220017 145


2. Shabrina Dewi Fista P27220017 159
3. Via Indriawati P27220017 162
4. Devi Indriastuti P27220016 156

PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2019

Anda mungkin juga menyukai