DISUSUN OLEH :
RAHMAWATI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
NY T DENGAN DIAGNOSA MEDIS PRE EKLAMSI DI RUANG
RAWAT INAP PUSKESMAS MOUTONG
DISUSUN OLEH :
RAHMAWATI
Ci Klinik Ci Institusi
2020
Laporan Pendahuluan Preeklamsia
A. Pengertian
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin
dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan
tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. ( Taufan,
2011).
Pre eklamsi adalah suatu sindroma klinis dalam kehamilan viable ( usia
kehamilan > 20 minggu dan / berat janin 500 gram ) yang ditandai dengan hipertensi,
proteinuria dan edema. Gejala ini dapat timbul sebelum kehamilan 20 minggu bila
terjadi penyakit trofoblastik. ( Taufan, 2011)
Pre eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan
edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam tri wulan ke
3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnyan mola hidatidosa.
(Prawirohardjo, 2005).
B. Klasifikasi
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang;
atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau
lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak
periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam
Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per
minggu.
Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin
kateter.
C. Etiologi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui. Banyak teori – teori
dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena itu
disebut “penyakit teori” namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan. Di
Indonesia, setelah perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama
kematian ibu, dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini
preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu
segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat
menjelaskan tentang penyebab preeklamsia, yaitu :
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga
kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori-teori tersebut antara
lain :
D. Patofisiologi
Pathway Preeklamsia
E. Tanda dan Gejala
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan
tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain.
2. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur,
dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara.
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya.
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah
5. Gangguan pernafasan sampai cyanosis.
6. Terjadi gangguan kesadaran
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita
hamil adalah 12-14 gr% )
Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3)
Urinalisis
2. Radiologi
Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas
janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
Kardiotografi
G. Komplikasi
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara
lain:
1. Pada Ibu
Eklapmsia
Solusio plasenta
Pendarahan subkapsula hepar
Kelainan pembekuan darah ( DIC )
Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )
Ablasio retina
Gagal jantung hingga syok dan kematian.
2. Pada Janin
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pre-Eklamsia
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi
bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan
bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap PEMANTAUAN JANIN dengan
klinis, USG, kardiotokografi !!!
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT
PREEKLAMSIA
A. PENGKAJIAN DATA
ANAMNESA
I. Identitas klien
Nama : Ny.T
Umur : 31 tahun
Status : Menikah
Pendidikan terkahir : SD
Agama : Islam
Nama : Tn.S
Umur : 34 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : swasta
a. Keluhan utama: mengeluh nyeri pada daerah kepala, ibu merasa ada kontraksi
pada janin dan mulai berkurang saat ibu tarik nafas dalam, nyeri mengakibatkan
ibu tidak nafsu makan dan nyeri pada abdomen.
b. Riwayat kesehatan sekarang: klien mengeluh nyeri pada daerah kepala kemudian
di bawa ke PKM untuk menjalani perawatan medis
c. Riwayat kesehatan dahulu: hamil sebelumnya juga dulu pasien pernah mengalami
tekanan darah yang tinggi sama seperti saat ini dan ibu abortus.
d. Riwayat Ginekologi
HPHT: 10 Desember 2020
Estimate Date of Confinement (EDC): 14 Agustus 2020
Usia Menarche: 10 Desember 2020
Lamanya haid : 5 hari
Perkiraan Jumlah darah ( berapa jumlah pembalut yang digunakan dalam 24 jam
pada saat hari deras) : 4
d. Riwayat kesehatan keluarga: ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama dengan klien.
e. Riwayat alergi obat dan makanan: tidak ada alergi obat dan makanan
3. Pemeriksaan
fisik Keadaan
Umum
a. Tingkat Kesadaran
b. Muka
Inspeksi : Bentuk muka simetris, tidak tampak odema, otot muka dan
rahang kekuatan normal, sianosis tidak ada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Inspeksi : Bentuk mata kanan dan kiri simetris, alis mata, kelopak mata
normal, konjuktiva anemis (-/-), pupil isokor, sklera putih,
reflek cahaya positif. Pergerakan bola mata baik dapat
digerakkan keatas, bawah, samping kanan dan kiri. Tajam
penglihatan menurun (Klien tidak dapat membaca nama
perawat dengan jarak ± 50 cm).
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
d. Hidung
Inspeksi : Posisi septum di tengah, tidak ada secret, tidak ada polip,
tidak ada pernapasan cuping hidung, penciuman klien baik
terbukti dapat mencium bau minyak kayu putih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, kelainan daun telinga
tidak ada kelainan, letak sejajar pinna, tampak serumen
pada kedua telinga.
Palpasi : Tidak nyeri tekan pada tulang mastoid, fungsi pendengaran
menurun (klien mampu mendengar ketika perawat
menyapa nama klien dgn jarak ± 1 m setelah diulang 2
kali).
f. Mulut
g. Integumen
h. Leher
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada peningkatan vena jugularis, tidak ada lesi, dan
trachea letak sentral.
i. Dada dan Punggung
k. Genitalia
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada gangguan BAK. Tidak
merasa gatal pada alat kelamin, perineal dan sekitarnya.
l. Anus
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak sakit pada bagian anus dan
tidak merasa nyeri saat BAB.
m. Ekstermit
as Atas
Inpeksi : Bentuk kedua tangan sama panjang, pada tangan kanan dan
tangan kiri terdapat hiperpigmentasi. Kuku tangan bersih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan kekuatan otot 4/4 , akral hangat.
Perkusi : Refleks bisep dan trisep (+)
Bawah
Inspeksi : Bentuk kedua kaki sama panjang, pergerakan kaki bebas
dan terdapat udem.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan. Akral hangat, kekuatan otot
4/4.
Perkusi : Refleks patella (+), refleks babinski (+).
n. Sistem cardiovaskuler
Inspeksi :tampak tonus otot berlipat dan tidak ada perubahan warna
Auskultasi : 8x/menit
1. Riwayat Psikososial
B. DATA FOKUS
Data subyektif:
· klien mengatakan mengalami nyeri hebat pada daerah kepala
· P: nyeri berkurang setelah minum obat Q: nyeri berat R: nyeri pada daerah kepala
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b/d peningkatan sensitifitas pada spasme tekanan
darah
2. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
Diagnosa keperawatan I :
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Kaji tingkat intensitas nyeri pasien. R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan
demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon
pasien terhadap nyerinya
Jelaskan penyebab nyerinya. R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga
bisa kooperatif.
Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul. R/. Dengan
nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi
paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
Diagnosa keperawatan II :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan
DS : Klien mengatakan hawatir dengan janinnya
DO : Klien Nampak gelisah
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu. R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi
dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan
medikamentosa.
2. Jelaskan mekanisme proses persalinan. R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan
diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif.
3. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif. R/. Kecemasan akan dapat
teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif.
4. Beri support system pada ibu. R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi
keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan
hati.
E. Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa I
Nyeri berhubungan dengan peningkatan sensitifitas pada spasme tekanan darah
DS : - klien mengatakan mengalami nyeri hebat pada daerah kepala
P: nyeri berkurang setelah minum obat Q: nyeri berat R: nyeri pada daerah kepala
DO : S: skala 3 T: nyeri terasa selama 3menit sekali
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
08.20 3. Mengajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS
timbul.
H/ Ibu coba tarik nafas dalam untuk mengurangi nyerinya
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
DS : Klien mengatakan hawatir dengan janinnya
DO : Klien Nampak gelisah
Tujuan :
Kriteria Hasil :