Anda di halaman 1dari 29

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN DIAGNOSA MEDIS


PRE-EKLAMPSI BERAT DI VK IRD Lt.2 RSUD Dr SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh :
Hairun puspah, S.Kep. 131623143035
Dona Muji Fitriana, S.Kep. 131623143037
Gunawan, S.Kep. 131623143083
Bayu Febriandhika H, S.Kep. 131623143042
Tutuk Nurwahyuni, S.Kep. 131623143053
Harmaniati, S.Kep. 131623143055

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan berkat rahmat
dan bimbingan-Nya. Sholawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada baginda
besar Rasulullah SAW kami dapat menyelesaikan makalah Seminar Kasus
Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Diagnosa Medis
Pre-Eklampsi Berat Di VK IRD Lt.2 RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, penyusun banyak
mendapat bimbingan, asuhan, bantuan, serta fasilitas lainnya dari berbagai pihak.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr . Nursalam, M.Nurs, (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan, fasilitas
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Ibu Lilik Hidayati, Amd. Keb selaku kepala ruang VK IRD Lantai 2 dan
pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam
memberikan motivasi, dukungan, arahan dan bimbingan penyusunan dan
penyelesaian makalah ini.
3. Ibu Tiyas Kusumaningrum, S.Kep. Ns, M.Kep. selaku pembimbing akademik
yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, arahan dan saran
kepada kami sehingga makalah ini akhirnya terselesaikan.
4. Semua anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam penyelesaian
makalah ini semaksimal mungkin.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun berharap kritik dan saran yang
dapat membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya akan menjadi
lebih baik.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
secara pribadi dan bagi yang membutuhkannya.

Surabaya, 16 Juni 2017


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halam
an
SEMINAR KASUS..................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
1.4 Tujuan umum............................................................................................1
1.5 Tujuan khusus............................................................................................2
1.6 Manfaat......................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................3
2.1 Definisi......................................................................................................3
2.2 Etiologi......................................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinis......................................................................................4
2.4 Pemeriksaan Penunjang.............................................................................4
2.5 Penatalaksanaan.........................................................................................5
2.6 Patofisiologi...............................................................................................6
2.7 WOC..........................................................................................................8
BAB 3 TINJAUAN KASUS...............................................................................10
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................23
4.1 Simpulan..................................................................................................23
4.2 Saran........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preeklampsia adalah meningkatnya tekanan darah yang mendadak
(sebelum hamil tekanan darah normal) disertai dengan adanya protein urine
(diketahui dari pemeriksaan laboratorium kencing) yang terjadi pada usia
kehamilan diatas 20 minggu (Wibisono, 2009). Penyebab timbulnya
preeklampsia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Preeklampsia
terjadi pada kurang lebih 5% dari seluruh kehamilan, 10% pada kehamilan
anak pertama dan 20-25% pada perempuan hamil dengan riwayat hipertensi
kronik sebelum hamil.
Preeklampsia terjadi pada kelompok usia 20-35 dan >35 tahun dengan
paritas multipara, sebagian dengan riwayat hipertensi dan sebagian besar
disertai obesitas (Warrow, 2016). Tujuan utama penanganan preeklampsia
adalah mencegah terjadinya eklampsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia
dengan skor AFGAR baik, dan mencegah mortalitas maternal dan perinatal.
Kemampuan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada klien
dengan preeklampsia sangat diperlukan dalam mencegah dan mengenali
gejala terjadinya preeklampsia dan eklampsia serta memberikan asuhan
keperawatan profesional dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Asuhan keperawatan profesional yang diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual dengan tetap
mempertahankan rasa aman, nyaman, dan keselamatan klien.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan pre-eklampsia?

1.3 Tujuan
1.4 Tujuan umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan preeklampsia

1
2

1.5 Tujuan khusus


a. Melakukan pengkajian pada klien dengan preeklampsia
b. Melakukan analisa data keperawatan pada klien dengan
preeklampsia
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
preeklampsia
d. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan
preeklampsia
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan preeklampsia

1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dengan adanya makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Mahasiswa mampu bersikap dan bertindak sebagai perawat profesional
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan preeklampsia.
2. Pembimbing
Makalah ini dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan dalam program profesi ners dan
sebagai bahan pertimbangan pembimbing dalam menilai mahasiswa.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Pre-eklampsia didefinisikan sebagai timbulnya hipertensi disertai
dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera
setelah persalinan (Hutabarat, 2016). Preeklampsia adalah sindrom klinis
pada masa kehamilan (setelah kehamilan 20 minggu) yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah (≥140/90 mmHg) dan proteinuria (0.3 gr/hari)
pada wanita yang tekanan darahnya normal pada usia kehamilan sebelum 20
minggu (Myrtha, 2015).
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah, 2011).

2.2 Etiologi
Etiologi preeklampsia tidak diketahui secara pasti. Diketahui ada
beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia
yaitu:
a. Riwayat preeklampsia
b. Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibodi
penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga
meningkatkan resiko terjadinya preeklampsia
c. Kegemukan
d. Kehamilan ganda, preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang
mempunyai bayi kembar atau lebih.
e. Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensi kronik,
diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degeneratif seperti reumatik
arthritis atau lupus.

3
4

2.3 Manifestasi Klinis


Bila salah satu diantara gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil,
sudah dapat digolongkan preeklampsia berat:
a. Tekanan darah sistolik 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria lebih dari 3 g/liter
c. Oliguria (<400 ml dalam 24 jam).
d. Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, nyeri kepala dan rasa
nyeri pada epigastrium
e. Terdapat edem paru dan sianosis
f. Enzim hati meningkat dan disertai ikterus
g. Perdarahan pada retina
h. Trombosit <100.000/mm

2.4 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
a. Penurunan hemoglobin (nilai rujukan untuk wanita hamil adalah 12-
14 gr%)
b. Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
c. Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)
2. Urinalisis: ditemukan protein dalam urin
3. Pemeriksaan fungsi hati
a. Bilirubin meningkat (N<1 mg/dl)
b. LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
c. Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N = 15-45
u/ml)
d. Serum glutamat oxaloacetic transaminase (SGOT) meningkat (N = <
31 u/l)
e. Total protein serum menurun (N = 6.7-8.7 g/dL)
4. Tes kimia darah: asam urat meningkat (N = 2.4-2.7 mg/dL)
5

5. Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intra
uterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.
b. Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah

2.5 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif
dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees test
(NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau lebih),
yakni :
a. Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau
gejala impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif yaitu setelah
6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah
24 jam perawatan medicinal, ada gejala-gejala status quo (tidak ada
perbaikan).
b. Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra
uterine growth retardation (IUGR)
c. Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar
dan trombositopenia).
2. Pengobatan medicinal pasien preeklampsi berat (dilakukan dirumah sakit
dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah sakit dengan
berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30
menit, reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter
diselingi dangan infus RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet
cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti
6

kejang (MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda


edema paru, payah jantung kongestif atau edema anasarka diberikan
furosemid injeksi 40 mg/IM.
3. Anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih 180 mmHg
atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik
kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan
perfusi plasenta, dosis anti hipertensi sama dengan dosis anti hipertensi
pada umumnya.
4. Lain-lain seperti konsul bagian penyakit dalam/jantung atau mata. Obat-
obat antipiretik diberikan bila suhu rectal lebih dari 38,5 0C dapat dibantu
dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc
secara IM, antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1
gr/6 jam secara IV perhari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau
gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg
sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.
5. Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara terminasi terhadap kehamilan
yang belum inpartu, yaitu :
a. Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau
lebih dan dengan fetal heart monitoring.
b. Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal
assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop
< 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam setelah
dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada
primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio
sesaria (Rukiyah, 2011).

2.6 Patofisiologi
Patofisiologi preeklampsia dibagi menjadi dua tahap, yaitu perubahan
perfusi plasenta dan sindrom maternal. Tahap pertama terjadi selama 20
minggu pertama kehamilan. Pada fase ini terjadi perkembangan abnormal
remodeling dinding arteri spiralis. Abnormalitas dimulai pada saat
7

perkembangan plasenta, diikuti produksi substansia yang jika mencapai


sirkulasi maternal menyebabkan terjadinya sindrom maternal. Tahap ini
merupakan tahap kedua atau disebut juga fase sistemik. Fase ini merupakan
fase klinis preeklampsia, dengan elemen pokok respons inflamasi sistemik
maternal dan disfungsi endotel.
Pada kehamilan preeclampsia, invasi arteri uterine ke dalam plasenta
dangkal, aliran darah berkurang, menyebabkan iskemia plasenta pada awal
trimester kedua. Hal ini mencetuskan pelepasan faktor-faktor plasenta yang
menyebabkan terjadinya kelainan multisistem pada ibu. Pada wanita dengan
penyakit mikrovaskuler, seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit
kolagen didapatkan peningkatan insidens preeklampsia; mungkin
preeklampsia ini didahului dengan gangguan perfusi plasenta.
Tekanan darah pada preeklampsia sifatnya labil. Peningkatan tekanan
darah disebabkan adanya peningkatan resistensi vaskuler. Selain itu,
didapatkan perubahan irama sikadian normal, yaitu tekanan darah sering
kali lebih tinggi pada malam hari disebabkan peningkatan aktivitas
vasokonstriktor simpatis, yang akan kembali normal setelah persalinan.
Pada preeklampsia, fraksi filtrasi renal menurun sekitar 25%, padahal
selama kehamilan normal, fungsi renal biasanya meningkat 35-50%. Klirens
asam urat serum menurun, biasanya sebelum manifestasi klinis, kadar asam
urat >5.5 mg/dL akibat penurunan klirens renal dan filtrasi glomerulus
merupakan penanda penting preeklampsia (Myrtha, 2015).
8

2.7 WOC
Imunologi, Genetik, Iskemia plasenta
Predisposisi: DM, Obesitas,
usia > 35 tahun
Vasospasme arteri

Hipertensi

Pre-eklampsi

Beban jantung untuk MK: Resiko penurunan


Perfusi jaringan menurun
kompensasi meningkat curah jantung

Insufisiensi plasenta Penurunan aliran Penurunan aliran Penurunan aliran


darah hepar arteri renalis darah otak

MK: Ketidakefektifan
perfusi jaringan Penurunan faal Glomerulopati Suplai O2 otak menurun
(uteroplasenta) hepar

Permeabilitas Metabolisme anaerob


Hepatomegali terhadap protein
meningkat
Penumpukan asam laktat
Menekan saraf Menekan jaringan
vagus sekitar Proteinuria
MK: Nyeri akut
9

Penurunan fungsi Merangsang Protein plasma


GI reseptor nyeri menurun

Mual/muntah Nyeri epigastrik Tekanan onkotik


menurun

MK: Mual MK: Nyeri akut


Cairan tertahan di
intraseluler

MK: Kelebihan
Oedema volume cairan
tubuh

Oedema perifer
BAB 3
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
AIRLANGGA

Pengkajian tanggal: 14 Juni 2017 Jam : 09.35


Tanggal MRS : 13 Juni 2017 No. RM : 12.59.6x.xx
Ruang/Kelas : VK IRD Lt.2 Kls.2 Dx. Medis : G6P2212+HT kronis
si PEB

Nama Ibu : Ny.R Nama Suami : Tn.C Ke : 2


Umur : 36 tahun Umur : 42 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Identitas

Pendidikan : Tamat SMA Pendidikan : Tamat SMA


Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Toli-toli, Sulteng Alamat : Toli-toli, Sulteng
Keluhan Utama : Pasien mengeluh pusing

Riwayat penyakit/ prenatal/ intranatal/ postpartum (coret yang tidak perlu) saait ini :
Pasien mengatakan 2 hari yang lalu mimisan lama tidak berhenti-berhenti, pasien
Riwayat Sakit dan Kesehatan

lemas dan mengeluh pusing kemudian dibawa ke puskesmas menur oleh suaminya,
dari puskesmas menur dirujuk ke IRD Dr Soetomo karena tekanan darah tinggi
200/140 mmHg, di IRD pasien dirawat di IRD VK lantai 2 sampai saat ini.

Penyakit/operasi yang pernah diderita: Pasien tidak memiliki riwayat operasi

Penyakit yang pernah diderita keluarga : Keluarga (Ibu kandung) memiliki riwayat
penyakit hipertensi
Riwayat alergi : Ya  Tidak Keterangan : tidak memiliki riwayat alergi
Lain-lain : Pasien mengatakan pada riwayat kehamilan yang ketiga sampai kelima
mengalami kegagalan, keguguran maupun bayi meninggal karena premature
dikarenakan tensinya yang tinggi juga selama kehamilan
MenstruasiRiwayat

Menarche : Umur 12 tahun Siklus : 28 hari


Banyaknya : Banyak Lama : 7 hari
HPHT : 27 November 2016 Dismenorhea : Ada
Usia Kehamilan : 25/26 minggu Taksiran Partus : 3 September 2017
Lain-lain : tidak ada

10
11

G VI P2212
KB/
Hamil Usia Jenis Usia anak
Penolong Penyulit BB/PB Jenis/
Riwayat Obstetri ke- kehamilan persalinan saat ini
Lama
1 9 bulan Spontan RS - 2800 gr 15 th
2 9 bulan Spontan RS - 3900 gr 13 th
3 6 bulan Spontan Rumah PEB - Meninggal
4 6 bulan Spontan RS PEB 800gr Meninggal
5 2,5 bulan Abortus RS PEB - -
6 Hamil saat ini

Keterangan : : Perempuan

: Laki-laki
Genogram

: Meninggal

: Pasien

: Serumah

Keadaan umum: Pasien kooperatif Kesadaran: Composmentis


Berat badan: 50 kg ; Tinggi badan: 150 cm
Observasi

Tanda vital: TD: 170/120 mmHg ; Nadi: 92 x/mnt ; Suhu: 36,6oC ; RR: 20 x/mnt
CRT: <3 detik ; Akral: hangat ; GCS: 4-5-6
Lain-lain: Pasien tampak gelisah dan sedih dengan keadaannya, wajah pasien tampak
tegang
12

Rambut: Rambut tampak bersih, hitam panjang


Mata: konjungtiva ananemis ; Sklera anikterus ; Pupil tidak ada pupil edema
Edema palpebral ; Penglihatan kabur ; lain-lain: tidak ada gangguan
Hidung: Epitaksis ; lain-lain: tidak ada gangguan
Mulut: mukosa bibir lembab ; lidah bersih ; gigi lengkap, tampak bersih
Kebersihan mulut: mulut tidak bau, tampak tidak ada lesi ; lain-lain: tidak ada
Telinga: gangguan pendengaran: tidak ada gangguan ; Otorhea ; Otalgia
Kepala dan leher

Tinnitus ; kebersihan: telinga tampak bersih ; lain-lain: tidak ada gangguan


Cloasma: ada cloasma ; Jerawat: tidak ada jerawat
Nyeri telan ; pembesaran kelenjar tiroid ; Vena jugularis
Lain-lain: pasien mengeluh pusing
P: Penurunan suplai O2 ke otak
Q: Cekot-cekot
R: Daerah kepala saja
S: Skala 3
T: Setiap saat
Masalah Keperawatan: Nyeri akut
Jantung: Irama: regular ; S1/S2: tunggal ; Nyeri dada: tidak ada nyeri dada
Bunyi: normal / murmur / gallop ;
Nafas: Suara nafas: vesikuler / wheezing / stridor / ronchi ; Keterangan: normal
Dada (Thoraks)

Jenis: dispnoe / kusmaul / ceyne stokes ; Keterangan:


Batuk: tidak ada batuk ; Sputum: tidak produktif ; Nyeri: tidak ada nyeri
Payudara: konsistensi kenyal ; aerola kehitaman, melebar ; papilla menonjol
Simetris/asimetris ; Produksi ASI belum keluar ; Nyeri: tidak ada nyeri
Lain-lain:
Masalah Keperawatan: Risiko penurunan curah jantung
13

 Ginekologi:
Pembesaran: ada / tidak ; Benjolan: ada / tidak ; area:
Acites: ada / tidak ; Peristaltik: ada BU 8 x/mnt ; Nyeri tekan: tidak ada nyeri tekan
Luka: tidak terdapat bekas luka ; Lain-lain: tidak ada
 Prenatal dan Intranatal:
Inspeksi: Striae: terdapat striae ; Linea: terdapat linea
Palpasi: Leopod I : Sejajar pusat
Perut (Abdomen)

Leopod II : Puka (Punggung disebelah kanan)


Leopod III : Letak kepala, bagian terendah janin masih tinggi
Leopod IV : -
DJJ: 12-11-12
Lain-lain: Tidak ada his
 Postpartum:
Fundus Uteri: - ; Kontraksi uterus: tidak ada
Luka: tidak ada luka episiotomi ; Laserasi:
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah keperawatan
Keputihan: tidak ada keputihan ; Perdarahan: tidak ada perdarahan
Laserasi: tidak terdapat laserasi ; VT:  tidak ada pembukaan ; eff:
Genetalia

Miksi: terpasang kateter produksi (1200 cc) ; Defekasi: belum BAB sejak masuk RS
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah keperawatan
Kemampuan pergerakan: bebas / terbatas ; Kekuatan otot: 5 5
5 5
Tangan dan kaki

Reflex: Refleks patella positif


Edema: tidak ada edema ekstremitas ; Luka: tidak terdapat luka pada ekstremitas
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah keperawatan
14

Sebelum Sesudah
Aspek
Hamil*/melahirkan*/sakit* Hamil*/melahirkan*/sakit*
Nutrisi Makan 3x/hari, minum Makan 3-4 x/hari, minum ± 3000
2000cc/hari cc/hari
Eliminasi BAK 5-6 x/hari, BAB 1 x/hari BAK sering, BAB 1 x/hari
Istirahat/tidur Tidur 7-8 jam/hari Tidur 7-8 jam/hari
Aktivitas Tidak terbatas Tidak terbatas
Seksual Tidak ada gangguan Berkurang dari sebelum hamil
Kebersihan Diri Mandi 2 x/hari Mandi 2 x/hari
Koping Suami selalu memberi Pasien dan suami mengungkapkan
dukungan sedih dan takut jika terjadi
kegagalan pada kehamilan saat ini
Ibadah Ibadan rutin Ibadah rutin
Perubahan

Konsep diri Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan

*) coret yang tidak perlu

Kontrasepsi: Pasien menggunakan KB suntik dari tahun 2005 sampai dengan 2010
KesehatanPengetahuan dan Perilaku

Perawatan bayi/diri (coret yang tidak perlu): pasien dapat melakukan ADL secara
mandiri selama dirumah, mandi 2 x/hari, gosok gigi 4 x/hari, tidak membatasi/pantang
makan dan minum
Merokok: pasien tidak merokok
Obat-obatan/Jamu: pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi obat-obatan maupun
jamu tradisional
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah keperawatan
15

Laboratorium Foto/Radiologi USG Lain-lain


Pemeriksaan Penunjang dan Terapi Elektrolit 14-06-2017:
Natrium 147 mmol/l
Kalium 3,5 mmol/l
Kimia klinik 14-06-2017
Kreatinin serum 0,90 mg/dL
BUN 13 mg/dL
SGOT 32 U/L
SGPT 42 U/L
Terapi/ Tindakan medis: tanggal 14 Juni 2017
Metildopa 3 x 500 mg p.o
Nifedipin 3 x 10 mg p.o (jika TD >160)
Infus RD 5 %
SM 40 % 10 gr diberikan dengan syring pump 1 gr/jam
Surabaya, 14 Juni 2017
Ners,
16

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


S: Pasien mengatakan kepala Imunologi, genetic, iskemia Nyeri akut
pusing cekot-cekot, skala 3 plasenta
dan pusing setiap saat
Vasospasme arteri
O: Pasien terlihat meringis,
wajah tegang Hipertensi

Pre-eklampsi

Perfusi jaringan menurun

Penurunan aliran darah ke


otak

Suplai O2 otak menurun

Metabolism anaerob

Penumpukan asam laktat

Nyeri akut
S: Pasien dan suami Imunologi, genetic, iskemia Ketakutan
mengatakan sedih dan takut plasenta
jika terjadi kegagalan pada
kehamilan saat ini Vasospasme arteri

O: Pasien terlihat murung, Hipertensi


cemas, TD 150/100 mmHg,
N 88 x/mnt, RR 21 x/mnt Pre-eklampsi

Perfusi jaringan menurun

Insufisiensi plasenta

Gangguan pada janin

Ketakutan
17

S: Pasien mengatakan Imunologi, genetic, iskemia Risiko penurunan curah


kepikiran dengan keadaan plasenta jantung
bayinya
Vasospasme arteri
O: TD 150/100 mmHg, N 88
x/mnt, RR 21 x/mnt, S Hipertensi
36,3oC, tidak ada edema
perifer, pasien composmentis, Pre-eklampsi
GCS 4-5-6
Perfusi jaringan menurun

Beban jantung untuk


kompensasi meningkat

Resiko penurunan curah


jantung
18

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke otak ditandai dengan


pasien mengeluh pusing
2. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kehilangan
3. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler
19

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


14 Juni Nyeri akut berhubungan  Pain control Pain Management
2017 dengan penurunan suplai  Pain level 1. Monitor keluhan nyeri secara komperhensif
O2 ke otak ditandai  Comfort level 2. Ajarkan penanganan nyeri non farmakologis (distraksi
dengan pasien mengeluh Kriteria hasil: relaksasi)
pusing 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, 3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
menggunakan tehnik pencegahan, 4. Kurangi faktor-faktor yang dapat mencetuskan nyeri
menggunakan penanganan non 5. Anjurkan istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
farmakologis). penurunan nyeri
2. Melaporkan nyeri berkurang (skala 0-1) 6. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik jika
3. Vital sign dalam batas normal perlu
4. Dapat beristirahat
14 Juni Ketakutan Kontrol diri terhadap ketakutan Pengurangan kecemasan
2017 Kriteria hasil: 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
1. Memantau intensitas ketakutan 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
2. Menghilangkan penyebab ketakutan 3. Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
3. Menghindari sumber ketakutan jika 4. Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan
memungkinkan dan prognosis
4. Merencanakan strategi koping untuk situasi 5. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan
yang menakutkan mengurangi ketakutan
5. Menggunakan tehnik relaksasi (napas dalam) 6. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
untuk mengurangi rasa takut kecemasan
7. Instruksikan klien untuk menggunakan tehnik relaksasi
(napas dalam)
20

14 Juni Risiko penurunan curah  Cardio pump effectiveness Cardiac care


2017 jantung berhubungan Kriteria hasil: 1. Monitor status kardiovaskuler, adanya dispnoe dan
dengan peningkatan 1. Vital sign dalam batas normal kelelahan
tekanan vaskuler 2. Tidak ada edema paru, edema perifer 2. Atur periode aktivitas dan istirahat
3. Tidak ada kelelahan 3. Monitor vital sign
4. Tidak ada penurunan kesadaran 4. Monitor adanya edema perifer dan status kesadaran
5. Anjurkan klien atau keluarga menurunkan atau
menghindari stress
6. Monitor balance cairan
21

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Evaluasi
TGL/JAM Implementasi TGL/JAM Paraf
Keperawatan (SOAP)
Nyeri akut 14 Juni 1. Memonitor keluhan nyeri secara 14 Juni S: Pasien mengatakan kepala pusing cekot- ʠ
2017 komperhensif 2017 cekot, skala 3 dan pusing setiap saat, pasien
10.15 2. Mengajarkan penanganan nyeri non 13.25 mengatakan sebelumnya sering pusing lebih
farmakologis (distraksi relaksasi) dari sekarang, pasien mengatakan sudah
3. Mengevaluasi pengalaman nyeri masa mengerti tehnik nafas dalam
lalu O: Pasien terlihat meringis, pasien melakukakn
4. Mengurangi faktor-faktor yang dapat relaksasi nafas dalam secara mandiri, pasien
11.15 mencetuskan nyeri (suhu, keramaian) terlihat tidur siang sebentar
5. Menganjurkan istirahat/tidur yang A: Masalah belum teratasi
adekuat untuk membantu penurunan P: Lanjutkan intervensi
nyeri
Ketakutan 14 Juni 1. Menggunakan pendekatan yang tenang 14 Juni S: Pasien dan suami mengatakan sedih dan takut ʠ
2017 dan meyakinkan 2017 jika terjadi kegagalan pada kehamilan saat ini,
10.20 2. Menyatakan dengan jelas harapan 13.30 pasien mengatakan semoga kehamilannya bias
terhadap perilaku klien dipertahankan, pasien mengatakan sudah tidak
3. Memahami situasi krisis yang terjadi dari berfikir yang aneh-aneh lagi
perspektif klien O: Pasien terlihat murung, cemas, dapat
4. Memberikan informasi factual terkait mengulangi tehnik relaksasi napas dalam
diagnosis, perawatan dan prognosis mandiri, TD: 170/120 mmHg, Nadi: 92 x/mnt,
5. Berada di sisi klien untuk meningkatkan Suhu: 36,6oC, RR: 20 x/mnt
rasa aman dan mengurangi ketakutan A: Masalah belum teratasi
6. Membantu klien mengidentifikasi situasi P: Lanjutkan intervensi
yang memicu kecemasan
7. Menginstruksikan klien untuk
menggunakan tehnik relaksasi (napas
dalam)
22

Risiko 14 Juni 1. Memonitor status kardiovaskuler, adanya 14 Juni S: Pasien mengatakan sudah mencoba untuk ʠ
penurunan 2017 dispnoe dan kelelahan 2017 tidak berfikir yang macam-macam, pasien
curah 10.00 2. Memonitor vital sign 13.35 mengatakan sudah tidur sebentar-sebentar.
jantung 3. Memonitor adanya edema perifer dan O: TD: 170/120 mmHg, Nadi: 92 x/mnt, Suhu:
status kesadaran 36,6oC, RR: 20 x/mnt, tidak ada edema perifer,
11.25 4. Mengatur periode aktivitas dan istirahat pasien composmentis, GCS 4-5-6, Cairan
5. Menganjurkan klien atau keluarga masuk 500 cc, cairan keluar 450 cc, wajah
menurunkan atau menghindari stress pasien tampak tegang dan sedih.
12.00 6. Memonitor balance cairan A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Nyeri akut 15 Juni 1. Memonitor keluhan nyeri secara 15 Juni S: Pasien mengatakan kepala pusing cekot- ʠ
2017 komperhensif 2017 cekot, skala nyeri berkurang menjadi 2 dan
09.45 2. Mengajarkan penanganan nyeri non 12.25 pusing setiap saat, pasien mengatakan
farmakologis (distraksi relaksasi) sebelumnya sering pusing lebih dari sekarang,
3. Mengevaluasi pengalaman nyeri masa pasien mengatakan sudah mengerti tehnik
lalu nafas dalam
4. Mengurangi faktor-faktor yang dapat O: Pasien terlihat meringis, pasien melakukakn
mencetuskan nyeri (suhu, keramaian) relaksasi nafas dalam secara mandiri, pasien
12,10 5. Menganjurkan istirahat/tidur yang terlihat tidur siang sebentar
adekuat untuk membantu penurunan A: Masalah belum teratasi
nyeri P: Lanjutkan intervensi
Ketakutan 15 Juni 1. Menggunakan pendekatan yang tenang 15 Juni S: Pasien dan suami mengatakan sedih dan takut ʠ
2017 dan meyakinkan 2017 jika terjadi kegagalan pada kehamilan saat ini,
10.00 2. Menyatakan dengan jelas harapan 12.15 pasien mengatakan semoga kehamilannya bias
terhadap perilaku klien dipertahankan, pasien mengatakan sudah tidak
3. Memahami situasi krisis yang terjadi dari berfikir yang aneh-aneh lagi
perspektif klien O: Pasien terlihat murung, cemas, dapat
4. Memberikan informasi factual terkait mengulangi tehnik relaksasi napas dalam
diagnosis, perawatan dan prognosis mandiri, TD 140/90 mmHg, N 80 x/mnt, RR
5. Berada di sisi klien untuk meningkatkan 18 x/mnt
A: Masalah belum teratasi
23

rasa aman dan mengurangi ketakutan P: Lanjutkan intervensi


6. Membantu klien mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
7. Menginstruksikan klien untuk
menggunakan tehnik relaksasi (napas
dalam)
Risiko 15 Juni 1. Memonitor status kardiovaskuler, adanya 15 Juni S: Pasien mengatakan sudah mencoba untuk ʠ
penurunan 2017 dispnoe dan kelelahan 2017 tidak berfikir yang macam-macam, pasien
curah 09.30 2. Memonitor vital sign 12.10 mengatakan sudah tidur sebentar-sebentar.
jantung 3. Memonitor adanya edema perifer dan O: TD 140/90 mmHg, N 80 x/mnt, RR 18
status kesadaran x/mnt, S 36,6oC, tidak ada edema perifer,
11.45 4. Mengatur periode aktivitas dan istirahat pasien composmentis, GCS 4-5-6, Cairan
5. Menganjurkan klien atau keluarga masuk 450 cc, cairan keluar 800 cc, wajah
menurunkan atau menghindari stress pasien tampak tegang dan sedih.
12.00 6. Memonitor balance cairan A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Hasil pengkajian pada Ny. R didapatkan pasien mengeluh pusing
cekot-cekot skala 3 dengan waktu setiap saat, pasien memiliki riwayat
obstetric jelek dan memiliki riwayat penyakit keluarga hipertensi,
Pada pasien Ny.R ditemukan adanya gangguan pada sirkulasi darah
ditandai dengan TD pasien yang tinggi yaitu 170/120 mmHg. Sehingga
diagnose keperawatan yang dapat diangkat antaranya nyeri akut, ketakutan
dan resiko penurunan curah jantung. Intervensi yang dapat dilakukan pada
kasus Ny.Y diantaranya manajemen nyeri, pengurangan kecemasan, dan
perawatan jantung. Beberapa implementasi keperawatan yang dilakukan
seperti memonitor balance cairan, memonitor nyeri, membina hubungan
saling percaya dengan pasien, mengajarkan tehnik relaksasi, dan lain-lain.
Pasien mendapatkan terapi Metildopa 3 x 500 mg p.o, Nifedipin 3 x 10 mg
p.o (jika TD >160), Infus RD 5 %, SM 40 % 10 gr diberikan dengan syring
pump 1 gr/jam.
Setelah mendapatkan asughan keperawatan pasien mengalami
penurunan skala nyeri menjadi 2, tekanan darah masih belum stabil/naik-
turun, tidak ditemukan adanya edema perifer, balance cairan dalam batas
normal. Dilakukan perawatan konservatif dan memberikan terapi sesuai
advis dokter.

4.2 Saran
Berdasarkan pengamatan selama mengelola pasien dengan pre-
eklampsi di VK IRD Lantai 2 RSUD Dr Soetomo Surabaya, pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan beberapa saran untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut yaitu:
1. Bagi VK IRD Lantai 2 RSUD Dr Soetomo Surabaya:

24
25

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendampingan


terhadap pasien dengan pre-eklampsi dengan pertimbangan timbulnya
masalah psikologis pada pasien berhubungan dengan keadaan janinnya.

2. Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga


Diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas bimbingan
terhadap mahasiswa sehingga meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Erlinawati & Haryati, R., 2013. Hubungan Riwayat Hipertensi pada Ibu Bersalin
dengan Kejadian Preeklampsia di RSUD Bangkinang tahun 2013. Jurnal
Kebidanan Stikes Tuanku Tambusai Riau.
Hutabarat, R. A., 2016. Karakteristik Pasien dengan Preeklampsia di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-clinic, 4(1).
Manuaba, I. B. G., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC.
Myrtha, R., 2015. Penatalaksanaan Tekanan Darah pada Preeklampsia. CDK-227,
42(4).
Nurarif, A. H., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis
Medis & NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 3, Yogyakarta: Mediaction
Publishing.
Rukiyah, A. Y., 2011. Asuhan kebidanan IV (Patologi Kebidanan), Jakarta: Trans
Info Media.
Warrow, P. C., 2016. Karakteristik Preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Jurnal e-clinic, 4(1).
Wibisono, H. & Ayu B., 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan, Jakarta: Agro
Media Pustaka.

26

Anda mungkin juga menyukai