Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kesenjangan Teori dan Penyelesaian


Berdasarkan hasil pengkajian diindentifikasi terjadi 10 permasalah yang ada
diruangan Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Moutong dan disepakati
sebanyak 3 masalah yang terdiri dari beberapa item yang perlu ditindak lanjuti
dalam kegiatan prektek manajemen berdasarkan sember daya yang ada. Masalah
tersebut yaitu:
1. Belum optimalnya penerapan MPKP, yaitu:
1) Mengidentifikasi Pre conference, Post conference dan operan
2) Menyediakan format Pre conference, Post conference dan operan
3) Role Play (Operan, Pre dan Post Conference)
4) Menyediakan Struktur organisasi
2. Belum optimalnya pengendalian mutu ruangan
1) Mengidentifikasi BOR, AVLOS, TOI
2) Belum adanya format penilaian kepuasaan pasien dan format survey
masalah pasien
3) Menyediakan nomor bed pasien
4) Menyediakan poster prosedur cuci tangan 6 langkah
3. Belum optimalnya kompensasi (Insenteif)
Dari hasil kegiatan praktek prefesi manajemen di Ruang Rawat Inap UPTD
Puskesmas Moutong, berikut ini dilakukan pembahasan berkaitan dengan
kegiatan yang telah di lakukan pada saat praktek manajemen yang didalamnya
juga menyingung sistematika MPKP dimana mencangkup fungsi manajemen
yang harus di perhatikan yaitu:
1. Belum Optimalnya penerapan MPKP
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan di Ruang
Rawat Inap UPTD Puskesmas Moutong, maka ditemukan permasalah bahwa

95 |
masih belum optimalnya penerapan MPKP di dalam ruangan, maka kami
dari mahasiswa Profesi bekerja sama dengan kepala ruangan, serta perawat
pelaksana yang ada di Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Moutong guna
mengoptimalkan penerapan MPKP dengan melakuakan kegiatan:
1) Menyediakan Format Operan, Pre dan Conference, hal ini sesuai dengan
teori Terry & Rue (2010:82) bahwa organizieng berasal dari kata
organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses
pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan
penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer pengorganisasian
dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diprlukan, termasuk manusia sehingga pekerjaan yang dikehendaki
dapat dilasanakan.
2) Menyusun dan menyediakan struktur ruangan yang bertujuan untuk
mempermudah tenaga perawat yang ada diruangan berdasarkan teori
Nursalam (2014) bertujuan untuk mencapai status praktik komunikasi
efektif yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kelompok kerja.
Setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang dirancang
untuk pelaksanaan prinsip-prinsip asuhan keperawatan kepada pasien,
keterampilan yang baik, dan dapat membantu penyelesaian masalah
organisasi.
3) Melakukann RolePlay (operan, pre dan post conference) selama 3 hari
yang bertujuan membantu dalam pengoptimalan MPKP diruangan
sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing.
2. Belum optimalnya pengendalian mutu ruangan
Dari hasil pengkajian dan observasi serta hasil pengisian kuesioner
bahwa didapatkan Program pengendalaian mutu diruangan tidak berjalan
efektif, penampilan tidak dinilai secara berkala, tidak melaporkan kepada
kepala ruangan bila melakukan kesalahan/kelalaian saat memberikan asuhan
keperawatan, dan secara keseluruhan tidak merasa puas dalam bekerja.

96 |
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Tjiptono, 2004. Mutu pelayanan
keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah
satu faktor penentu citra Institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat.
Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok prefesi dengan
jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan,
serta kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya. Salah satu
indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan
keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
merupakan perbandingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan
keinginan, kebutuhan, dan harapan. Berdasarkan permasalahan yang
ditemukan di Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Moutong, maka untuk
menunjang peningkatan mutu ruangan, mahasiswa praktek manajemen
profesi ners STIK Indonesia Jaya, menyediakan:
1) Kotak kepuasaan pasien, karena berdasarkan hasil observasi di ruangan
Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Moutong tidak di dapatkan kotak
kepuasan pasien sehingga perlu di sediakan untuk mendukung dalam
peningkatan mutu, hal ini sesuai dengan teori Nursalam (2014)
2) Poster prosedur cuci tangan disetiap washtafel di ruangan, karena
berdasarkan hasil observasi tidak terdapat poster cuci tangan sehingga
perlu disediakan tujuannya untuk menunjang penerapan MPKP dan juga
sebagai contoh dalam kita menerapkan hidup bersih dan sehat diruangan,
Hal ini sesuai dengan teori Rugaiya (2011,63)
3) Penomoran bed disetiap ruangan pasien, karena berdasarkan observasi
belum tersedianya penomoran bed sehingga perlu di sediakan untuk
menunjang penerapan MPKP dan juga untuk mempermudah perawat di
ruangan untuk menganalisa pasien.
3. Belum optimalnya Kompensasi (Insentif)
Dari hasil pengjain, observasi serta hasil pengisian kuesioner maka
didapatkan Gaji yang diterima tidak sesuai dengan pekerjaan, gaji yang

97 |
diterima tidak sesuai dengan harapan, rekan kerja umumnya tidak puas
dengan gaji yang mereka peroleh, dan perawat yang bekerja lebih keras tidak
memperoleh insentif yang memadai.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Mangkunegara (2004). Bekerja
adalah suatu bentuk aktivitas yang berujuan untuk mendapatkan kepuasan.
Aktivitas ini melibatkan fisik dan mental bekerja merupakan proses fisik dan
mental manusia dalam mencapai tujuannya. Sementara itu pengertian
motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk
membangkitkan, mengarahkan, memelihara perilaku yang berhubungan
dengna lingkungan kerja.
B. Analisa
Pada umumnya praktek MPKP di Ruang Rawat Inap UPTD
Puskesmas Moutong sudah berjalan secara optimal setelah diadakannya
praktek keperawatan manajemen dan berkoordinasi bersama kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana lainnya dimana ada kerja sama yang
berkesinambungan baik dari pihak Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas
Moutong maupun dari mahasiswa Profesi Ners STIK IJ sehingga masalah
yang diangkat sebagai prioritas masalah dan masuk dalam planning op action
dapat terlaksana dengan baik dan berjalan sesuai terget yang diharapkan.

98 |

Anda mungkin juga menyukai