Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya para ahli Manajemen mengatakan bahwa seorang manajemen
akan berhasil bila bekerja melalui orang lain/kelompok dalam mencapai tujuan. Disebut
juga proses mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber daya dalam mencapai
tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan seorang menejer harus memperhatikan
visi,misi dan filosofi suatu organisasi agar tidak menyimpang atau melewati rambu-
rambuyang telah digariskan oleh The founding father of organization. Tahapan umum
suatu manajemen yang banyak diikuti para ahli yaitu perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing),Pelaksanaan (Directing), dan pengendalian
(Controlling).
Proses menejemen keperawatan mengalami perkembangan pesat di awal tahun
1990-an Ketika program pasca sarjana Fakultas Ilmu keperawatan Universitas Indonesia
membuka jurusan kepemimpinan dan menejemen keperawatan dimana akan mengikuti
pola perubahan pelayanan kesehatan secara umum.Mengingat semakin terbukanya
informasi dari segala segi maka kepuasan pelanggan akan pelayanan keperawatan yang
bermutu,semakin menyita waktu para manajer keperawatan mencari cara untuk
menghadapinya.Perubahan-perubahan yang harus dilakukan oleh menajemen rumah
sakit. Misalnya:
a) Pelayanan kesehatan yang dulunya mengarah kepada tindakan kuratif
(Pengobatan) harus diubah kearah preventif. Disamaping itu, perlu
mengantisipasi semakin tingginya keinginan pelanggan untuk mendapatkan
pelayanan yang cepat dan tepat serta biaya murah.
b) Akibat permintaan pelayanan prima tersebut maka peran dan fungsi perawat
yang selama ini menunggu instruksi dokterakan berubah menjadi proaktif dan
inovatip menerapkan asuhan keperawatan di USA Atau Eropa yang berhak
memulangkan pasien adalah perawat primer.Sehingga nantinya wewenang dan
tanggung jawab antara perawat dan dokter akan teralihat lebih jelas.
c) Pelayanan kesehatan yang dulu banyak didominasi oleh kebijakan pemilik
institusi/Share Holder (Sentralisasi) akan berubah kearah desentralisasidimana
tenaga kesehatan dibolehkan mengelola pelaayanan yang terbaik bagi pasien
berdasarkan keilmuan dan keterampilan yang ilmiah. Misalnya antar bagian

1
sudah berusaha melakukan integrasi dan koordinasi yang saling menguntungkan
pasien.
d) Adanya masa transisi yang melihat bahwa semua tenaga kesehatan adalah sama-
sama bermanfaat, Tidak ada yang lebih (tinggi kedudukanya dari yang lain
karena saling melengkapi sebagai tim kesehatan untuk meningkatkan kesehatan
pasien dan keluarganya setinggi-tingginya). (Anwar kurniadi 2013)
Dengan adanya beberapa perubahan mendasar dalam perkembangan ilmu
keperawatan yang tidak bisa dihindari oleh semua institusi pelayanan Kesehatan antara
lain :
1) Periode transisi dari pelayanan yang sifatnya kuratif menjadi prefentif, dan
kemajuan teknologi yang memungkinkan pasien memilih sistem pelayanan.
2) Transisi peran dan fungsi perawat dari mengendalikan peraan kolaborasi kearah
mandiri (Asuhan keperawatan sifatnya
promosi,preventif),Tanggungjawab/Akuntabilitas nyata,meningkatnya peran
kepala ruangan dari fungsi pengarahan, pengendalian,mengambil keputusan
menjadi lebih kearah fungsi fasilitator, koordinator, dan pelayanan yang
integrative/penunjang.
3) Karakteristik tim keperawatan yang semakin mampu menerima tanggung jawab
dan tanggung gugat,saling percaya, saling menghargai, ikut berperan aktif,
mandiri, dan komunikatif, meningkatnya kemampuan professional,bekerja lebih
terintegrasi, standarisasi,bisa berbagi peran dengan profesi lain serta adanya
perilaku lux perawat seperti memilih kerja dengan gaji lebih tinggi dan kondisi
kerja yang kondusif.
Menurut Hersey & Blanchard (1977, dalam La monica,1998) menyatakan
menejemen adalah bekerja dengan dan melalui individu dan kelompok untuk mencapai
tujuan. Sedangkan Hasibuan (2003) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi
perencanaan, pengorganisasian,pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan
pengendalian mutu keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruangan penerapan praktik
keperawatan memiliki pedoman dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan
atas dasar kehendak perawat sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan
dengan masalah klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan

2
efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada klien. Asuhan keperawatan
yangdiberikan pada klien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi
meliputi segala aspek kehidupan dari klien tersebut baik dari kesehatan
fisik/jasmaninya,pikiranya,interaksi sosialnya maupun keagamannya (Rosyidi 2013).
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Tujuan pembangunan kesehatan Mendorong pihak Rumah Sakit Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango membentuk suatu sistem Pemberian pelayanan keperawatan
professional (SP2KP) yang merupakan pengembangan dari model praktik keperawatan
proafesional (MPKP) yang sebelumnya sudah dirintis sejak tahun 2006. Sebagai
perawat professional Dituntut untuk mengetahui tentang Menejemen Keperawatan
sehingga dapat mewujudkan suatu standar. Praktek keperawatan professional. Perawat
professional mempunyai wewenang dan tanggung jawab melaksanakan praktek
keperawatan dirumah sakit dengan sikap dan kemampuannya. Untuk itu perlu,
dikembangkan praktek professional diruang lingkup cukupnya proses dan prosedur
registrasi dan legislasi keperawatan.

1.2Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktek manajemen keperawatan, dalam proses praktek
dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen sesuai dengan Asuhan pelayanan
kesehatan yang berlaku di ruangan (Asuhan Keperawatan) secara bertanggung jawab
dan menunjukan sikap kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah
manajemen.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen, dapat
mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di ruangInterna II RSUD Toto Kabila Kabupaten
Bone Bolango.
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan
Di ruang Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk:

3
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan
professional di ruangan antara lain :
a) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek
keperawatan professional diruangan.
b) Mampu mengembangkan sistem informasi manajemen
keperawatan diruangan dalam menerapkan model praktek
keperawatan professional.
2) Mampu melaksanakan Fungsi pengorganisasian diruang model praktek
keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model Praktek keperawatan
professional.
b) Menyediakan sarana dan prasarana yang belum lengkap di ruang
Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi.
b) Mampu membentuk manajemen konflik.
c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik.
d) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain:
 Operan
 Preconference
 Post conference
 Ronde keperawatan
 Supervisi keperawatan
 Discharge planning
 Dokumentasi keperawatan
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil diruangan
model praktek keperawatan professional antara lain:
a) Mampu memperhitungkan (BOR: Bed occupancy rate), yaitu
pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: Avarrage length of stay), Yaitu rata-
rata lama rawat seorang klien.

4
c) Mampu menghitung (TOI: Turn Over interval), Rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi
berikutnya.
d) Mampu melakukan survey maslah baru.
e) Mampu menganalisis kepuasan klien dan keluarga.

1.3. Manfaat
1.3.1 Klien
Dengan adanya praktek manajemen diruang Interna IIRSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Diharapkan klien merasakan pelayanan yang optimal, serta
mendapatkan kenyamanan dalam pemberian asuhan (Asuhan Keperawatan) sehingga
tercapai kepuasan klien yang optimal.

1.3.2 Perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat,perawat dengan tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan klien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Meningkatkan Profesionalisme Keperawatan.

1.3.3 Rumah sakit


1. Mengetahui masalah-masalah yang ada diruang perawatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
2. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode Sederhana serta menyusun
rencana strategi.
3. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan professional secara optimal.

1.3.4 Bagi mahasiswa


Mengerti dan memahami penerapan kepemimpinan dan manajemen
keperawatan atau aplikasi asuhan keperawatan professional di Ruangan Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.

5
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah Rumah Sakit


Pada mulanya bangunan Rumah Sakit Kusta Toto (RSKT) adalah merupakan
bangunan peninggalan Pemerintah Jepang yang oleh Jepang didirikan pada tahun 1942
dengan namaBokuka (bahasa Jepang), yang artinya Gudang tempat perbekalan.
Pada waktu masa peralihan dari Pemerintahan Jepang atas usaha dari beberapa anggota
masyarakat daerah Kabupaten Gorontalo, yang di prakarsai oleh dr. Aloei Saboe,
gudang tersebut diminta dari pemerintah Jepang untuk dijadikan satu tempat khusus,
untuk menampung orang–orang (penderita-penderita) yang mengidap penyakit Kusta.
Dengan demikian Gudang tersebut menjadi tempat mengisolir sekaligus
menampung penderita Kusta yang kemudian dikenal oleh masyarakat dengan sebutan
Rumah Sakit Kusta Toto karena berlokasi di Desa Toto, maka diberi nama Rumah Sakit
Kusta Toto (RSKT).
Melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
:402/MENKES/SK/VI/2009 tanggal 2 Juni 2009 tentang kelas Rumah Sakit Umum
Toto Kabila milik Pemerintah Kabupaten Bone Bolango dengan klasifikasi Kelas C.
Dalam perkembangannya RSUD Toto Kabila menjadi Badan Pengelola
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bone Bolango Nomor :
130/KEP/BUP.BB/IV/2011 Tanggal 7 April 2011 tentang Penerapan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah Sakit Umum
Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango, dan pada tanggal 29 Juni 2012 RSUD
Toto Kabila mendapat pengakuan dari Komisi Akreditas Rumah Sakit (KARS) dengan
Nomor Sertifikat : KARS-SERT/700/VI/2012. Pada tahun 2014 RSUD Toto Kabila
telah berubah status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) secara penuh berdasarkan
Surat Keputusan Bupati Bone Bolango Nomor 173.b/KEP/BUP.BB/130/2014 tentang
Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) pada Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
2.2 Visi
Terwujudnya pelayanan kesehatan rujukan yang cemerlang

6
2.3 Misi
1. Memberikan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional serta sarana
prasarana pelayanan disemua bidang secara transparan,efektif,efisien, dan
akuntanbel
2.4 Motto
Melayani dengan senyum
2.5 Filosofi
Pelayanan Kesehatan diselenggarakan dengan berlandaskan etika dan
professionalitas
2.6 Gambaran Umum Ruangan
Ruangan interna II merupakan ruang rawat inap pasien laki-laki dan perempuan.
Ruangan interna II merupakan ruangan khusus pasien penyakit sistem pencernaan dan
pernapasan. Ruangan interna II terbagi atas 2 yaitu ruangan interna infeksius dan isolasi.
Ruangan ini terdiri dari beberapa ruangan yaitu nurse station, kamar perawat,
ruang/kamar rawatan, kamar mandi dan wc.
Ruang interna II memiliki kapasitas ruangan 39 bed yang terdiri dari ruang interna
infeksius memiliki 24 bed dan ruang isolasi 15 bed. Dengan ruang rawat inap 8 ruangan
yang terdiri dari ruang digestive 1, digestive 2, respirasi 1, respirasi 2, tropik 1, tropik 2,
tropik khusus 1, dan tropik khusus 2. Ruang digestive 1 adalah ruang interna infeksius
pencernaan wanita, ruang digestive 2 adalah ruang interna infeksius peencernaan laki
laki, ruang respirasi 1 adalah ruang interna infeksius pernafasan wanita,ruang respirasi 2
adalah ruang interna infeksius pernapasan laki-laki, ruang tropik khusus 1 dan 2 adalah
ruang interna isolasi khusus, ruang tropik 1 adalah ruang isolasi wanita, dan ruang
tropik 2 adalah ruang isolasi laki laki.
Ruang interna II terdapat 15 orang perawat, dengan tingkat pendidikan D III
keperawatan sebanyak 9 orang, s1 keperawatan ners sebanyak 6 orang, serta 1 orang
tenaga administrasi. Ruang interna II menggunakan metode tim. Perawat dibagi dalam 3
tim yaitu tim 1 ruang digestive 1 dan 2, tim 2 ruang pernapasan 1 dan 2, tim 3 ruang
pernapasan khusus. Ruang digestive 1 terdapat 6 bed pasien wanita, ruang digestive 2
terdapat 6 bed pasien pria, ruang respirasi 1 terdapat 6 bed pasien wanita, ruang
respirasi 2 terdapat 6 bed pasien laki-laki dan di tiap ruangan mempunyai kamar mandi
dan wc.

7
Di ruang tropik khusus 1 terdapat 1 bed, ruang tropik khusus 2 terdapat 2 bed,
ruang tropik 1 terdapat 6 bed pasien wanita, dan ruang tropik 2 terdapat 6 bed laki-laki
dan di tiap ruangan mempunyai kamar mandi dan WC.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 M1 (Man/Tenaga)
A. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Pelayanan Keperawatan Ruangan Interna II
RSUD Toto Kabila Kab. Bone Bolango

KASIE KEPERAWATAN
Iskandar Simbala, S.Kep, Ns, M.Kep

KEPALA RUANGAN INTERNA II


Eriansyh Suleman SB, S.Kep, Ns

ADMINISTRASI
Fajria Noe

KETUA TIM II KETUA TIM II KETUA TIM II


Ns, Nurain Halid, S.Kep Ns, Helmitra Mahadju, S.Kep Indriyati Djafar, Amd. Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

1. Silvana Lasimpala, Amd.Kep 1. Sri Yuliyanti Dama, Amd.Kep 1. Eni Yulianti, Amd.Kep
2. Siska, Amd.Kep 2. Ns, Muh. Yusuf, S.Kep 2. Karsum Daud, Amd.Kep
3. Nasrul Salam, Amd.Kep 3. Ns, Sri Lestari, S.Kep 3. Ns, Mutmainah, S.Kep
4. Laila Ibrahim, Amd.Kep 4. Adriyanto Abd, Amd.Kep 4. Ns, Zulfandi D. Latif, S.Kep

8
B. Jumlah Tenaga
1) Tenaga Keperawatan
Tabel Tenaga Keperawatan di Ruangan Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
NO NAMA J Pd U LK JP
1. Eriansyah Suleman SB, S. Kep, Ns KARU Ners 33 Th 9 Th BTCLS,BHD
2. Nurain Halid, A.Md, Kep, CBWT KATIM I D III 33 Th 10 Th BTCLS,BHD
3. Helmitra Mahadju, S. Kep, Ns KATIM II Ners 30 Th 2,5 Th BTCLS,BHD
4. Indriyati Djafar, A.Md, Kep KATIM III D III 29 Th 4 Th BHD
5. Zulfadli D. Latif, S.Kep, Ns PP Ners 36 Th 8 Th BTCLS,BHD
6. Karsum S. Daud, A.Md, Kep PP D III 29 Th 4,8 Th BHD
7. Sri Yulianti Dama, A.Md, Kep PP D III 25 Th 2,5 Th BHD
8. Adrianto Abdullah, A.Md, Kep PP D III 31 Th 7,8 Th BTCLS,BHD
9. Eni Yulianti, A.Md, Kep PP D III 28 Th 6,8 Th BHD
10. Muh. Yusuf, S.Kep, Ns PP Ners 29 Th 1 Th BTCLS,BHD
11. Nasrul Salam, A.Md, Kep PP D III 29 Th 4,11 Th BHD
12. Silvana Lasimpala, A.Md, Kep PP D III 32 Th 7,10 Th BHD
13. Sri Lestari Yunus, S. Kep, Ns PP Ners 26 Th 1 Th BTCLS,BHD
14. Shiska, A.Md, Kep PP D III 30 Th 5,8 Th BHD
15. Mutmainah Muhamad, S.Kep, Ns PP Ners 28 Th 1 Th BTCLS,BHD
Berdasarkan Tabel 3.1.1 Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruangan Interna II Toto
Kabila sebanyak 15 orang, 1 orang bertugas sebagai Karu, 3 orang bertugas sebagai
Katim, dan 11 orang bertugas sebagai anggota (PP)

2) Tenaga Non Keperawatan


Tabel 3.1.2
Tenaga Non Keperawatan di Ruangan Interna II Toto Kabila
NO NAMA J Pd U LK JP
1. Fajria Noe ADMIN SMA 42 10 Th -
Berdasarkan tabel 3.1.2 Jumlah Tenaga Non Keperawata di Ruangan Toto Kabila
berjumlah 1 orang berugas sebagai administrasi.

9
C. Pengaturan Ketenagaan
1. Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas
a) Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (Senin, 29 April 2019)
Di ruangan Interna II yang berkapasitas 39 tempat tidur pada hari
selasa jumlah klien 12 dengan minimal care berjumlah 4 klien, parsial
care berjumlah 8 pasien, dan tidak terdapat klien dengan total care .
Perhitungan ketenagaan menurut Douglas
Tingkat
Jumlah Klien Pagi Sore Malam
Ketenagaan
Minimal 4 4x0,17=0,68 4x0,14=0,56 4x0,07=0,28
Parsial 8 8x0,27=2,16 8x0,15=1,2 8x0,10=0,8
Total 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
12 2,84 1,76 1,08
3 2 1
Berdasarkan tabel 3.8 jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 8.
b) Perhitungan Ketenagaan Menurut Douglas (Selasa, 30 April 2019)
Di ruangan Interna II yang berkapasitas 39 tempat tidur pada hari
selasa jumlah klien 14 dengan minimal care berjumlah 6 klien, parsial
care berjumlah 8 pasien, dan tidak terdapat klien dengan total care .
Perhitungan ketenagaan menurut Douglas
Tingkat
Jumlah Klien Pagi Sore Malam
Ketenagaan
Minimal 6 6x0,17=1,2 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42
Parsial 8 8x0,27=2,16 8x0,15=1,2 8x0,10=0,8
Total 0 0x0,36=0 0x0,30=0 0x0,20=0
14 3,36 2,04 1,22
3 2 1
Berdasarkan tabel 3.8 jumlah secara keseluruhan perawat perhari 6 orang. Untuk
antisipasi cuti, libur dan tidak terduga +25% sehingga kebutuhan dalam sehari adalah 8.

10
2. Perhitungan ketenagaan menurut Gillies
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumah klien dan tingkat
ketergantungannya. Jumlah tenaga yang dibutuhkan menggunakan rumus Gillies
1989. Waktu perawatan menurut Gillies dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
 Waktu perawatan langsung:
 Self Care: 2 jam
 Partial Care: 3 jam
 Total Care: 4-6 jam
 Intensive Care: 8 jam
 Waktu perawatan tak langsung 38 mnt/psn/hr
 Waktu Penyuluhan 15 mnt/psn/hr
a) Perhitungan Ketenagaan Menurut Gillies (selasa 27 maret 2018)
 Menentukan jumlah jam keperawatan yang di butuhkan klien perhari :
a. Perawatan langsung
 Keperawatan mandiri (self care) 6 orang klien
=6x2 jam =12 jam
 Keperawatan sebagian (partial care) 8 orang klien
= 8x3 jam = 24 jam
 Keperawatan total 0 orang klien
= 0x6 jam = 0 jam
Total waktu perawatan langsung = 36 jam
b. Keperawatan tidak langsung
= 14 orang klien x 38menit = 8,86 jam
c. Penyuluhan Kesehatan
= 14 orang klien x 15 menit= 3,5 jam
Total jam secara keseluruhan adalah = 36+8,86+3,5 =48,36 jam
 Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien
perhari adalah 48,36jam : 14 orang klien = 3,45 jam/klien/hari.
 Menetukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan Interna
II dengan menggunakan rumus GILLIES yaitu :

11
𝐴 𝑥𝐵 𝑥𝐶 𝐹
Rumus=(𝐶−𝐷)𝐸 = 𝐺 = H

3,45 jam perklien perhari x 14 orang perhari x 365 hari


=
( 365 − 128 )x 7 jam
17629,5
= 1659

=10,62 = 11 orang
Jadi berdasarkan rumus gilies maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di
ruang interna II RSUD TOTO KABILA adalah 11 orang di tambah 1 orang kepala
ruangan sehingga menjadi 12 orang.
System yang digunakan di lahan praktek di ruang interna II RSUD TOTO
KABILA Kabupaten Bone Bolango menggunakan rumus Depkes RI 2005. Adapun
kebutuhan perawat di Ruang interna II dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :

3. Perhitungan DEPKES 2005


Bor = 51,28%
Tempat tidur = 39
Rata-rata jam efektif perawatan = 3,45
Jam kerja perhari = 7 jam
1) Jumlah jam perawat yang tersedia
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
=𝐴
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑝𝑒𝑟𝑠ℎ𝑖𝑓𝑡
𝐵𝑂𝑅 × 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 × 𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 51,28 % × 39 × 3,45
= =
𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 7
68,99724
= = 9,85 = 10 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡(𝐴)
7
2) Tambahan dengan factor koreksi hari libur/cuti/hari besar dan tugas-tugas
keperawatan
𝑙𝑜𝑠𝑠 𝑑𝑎𝑦 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑙𝑖𝑏𝑢𝑟 𝑐𝑢𝑡𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) × ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐴
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
52+12+14
= 𝑥 10 = 2,72 = 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔(𝐵)
286

3) Tugas non keperawatan


Jumlah tenaga keperawatan + B x 25% = C
= (15+3) x 25% = 4,5 (5 orang)
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C = 10 + 3 + 5 = 18 orang

12
Jadi jika menggunakan rumus depkes 2005 jumlah tenaga perawat yang
diperlukan di Ruang Interna II 2019adalah 18 orang ditambah dengan kepala
ruangan menjadi 19 orang

BOR (Bed Occupacy Rate)


Distribusi BOR Klien di Ruang Interna II 2019
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
No Periode Jumlah Hari Rawat Jumlah BOR
Bed
1. Januari 640 39 640 hari
BOR=39TT x 31 hari x100% =
640
x100%
1209

= 52,93%
2. Februari 608 39 608
BOR=39𝑇𝑇 𝑥 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥100% =
608
𝑥100%
1092

= 55,68 %
3. Maret 552 39 552
BOR=39𝑇𝑇 𝑥 31 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥100% =
552
𝑥100%
1209

= 45,66%
Total 1800 39 1800
BOR=39TT x 90 hari x100% =
1800
x100%
3510

= 51,28%
Sehingga dapat disimpulkan untuk 3 periode pada bulan Januari-Maret BOR
yang didapatkan adalah 51,28%, dan menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BOR
adalah 60-85 %. Dengan kategori jika <60 % tempat tidur belum dapat di manfaatkan
sebagaimana mestinya atau kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat, sedangkan jika >85% kemungkinan terjadi infeksi nosokomial tinggi atau
menunjukkan tingkat pemanfaatkan tempat tidur yang tinggi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk BOR 3 bulan terakhir Januari-Maret di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolangoruangan Interna II adalah 51,28 % (masuk dalam kategori
<60%, yaitu tempat tidur belum dapat di manfaatkan sebagaimana mestinya atau
kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat)

13
Diagnosa Terbanyak
Dari hasil pengkajian data bulan januari-maret diagnosis penyakit terbanyak di
ruangan Interna II RSUD Toto Kabila yaitu Penyakit
NO NAMA PENYAKIT
1 Tb Paru
2 Bronkopneumonia
3 Bronchitis
4 GEA
5 Pneumonia
6 Gastritis
7 Typoid
8 Dipepsia
9 Melena
10 Anemia

14
D. Alur Klien Masuk
Alur Klien Masuk Di Ruang Rawat Inap Interna II RSUD Toto Kabila

Klien Masuk Melalui : IRD /


Pindahan dari ruangan lain

Perawat IRD / Ruangan Sebelumnya


menghubungi Ruangan Yang Akan Di Tempati

Perawat Ruangan Mengundang Keluarga Klien Untuk:


 Orientasi pasien
 Penyampaian hak dan kewajiban pasien
 Penyampaian peraturan rumah sakit
 Penyampian fasilitas Ruangan
 Tarif Ruangan

Administrasi :

1. Mengisi Registrasi PEKARYA :


2. Pengurusan KLIEN
MASUK Menyiapkan tempat tidur
Jaminan Perawatan dan fasilitas lainnya
Selambat-lambatnya
3x 24 jam

Diterima oleh PP/Leader (pada


pagi, sore, malam hari)

 Orientasi Klien
 Pengkajian
 Buat Rencana
Keperawatan

PERAWAT ASOCIATE

Implementasi sesuasi rencana yang


dibuat oleh PP 15
E. Hasil Tabulasi Angket M1 (Man)
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Perawat Pelaksana di Ruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019
Umur Jumlah Presentasi(%)
20-25 Tahun 1 6,67 %
26-30 Tahun 9 60,00 %
31-35 Tahun 4 26,67 %
36-40 Tahun 1 6,67 %
41-45 Tahun - -
46-50 Tahun - -
51-55 Tahun - -
56-60 Tahun - -
Total 15 100%
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah perawat terbanyak dengan rentang umur 26-30
tahun 9 orang (60,00%)

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Pelaksana di Ruang Interna II


RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi(%)
Laki-laki 4 26,7%
Perempuan 11 73,3%
Total 15 100%
Tabel diatas menunjukkan 4 orang perawat laki-laki (26,7%) dan 11 orang perempuan
(73,3%)

Distribusi Pendidikan Terakhir Perawat Pelaksana di Ruang Interna II


RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019
PENDIDIKAN JUMLAH PRESENTASI
D III 9 60%

16
S1 Ners 6 40%
TOTAL 15 100%
Tabel diatas menunjukkan total 15 orang perawat, memiliki pendidikan terakhir paling
banyak D III Keperawatan terdapat 9 orang (60%)
Distribusi Frekuensi lama Kerja Sebagai Perawat di Ruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019
Lama Kerja Jumlah Presentasi(%)
< 5 Tahun 8 53,3%
≥5 Tahun 7 46,7%
Total 15 100 %
Tabel diatas menunjukkan lama kerja sebagai perawat < 5 tahun adalah 8 orang perawat
(53,3%) dan ≥ 5 tahun adalah orang (46,7%).

Distribusi Pelatihan yang Pernah Diikuti Perawat Pelaksana di Unit Ruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019
Pelatihan yang Pernah diikuti Jumlah Presentasi (%)
BHD 7 46,67%
BTCLS,BHD 8 53,33%
BELUM IKUT 0 0%
Total 15 100%
Tabel diatas menunjukkan semua perawat di Ruang Interna II sudah mengikuti pelatihan
BHD (100%)

ANGKET M1 KETENAGAAN
Distribusi Struktur Organisasi Yang Telah Berjalan & Perawat Merasa Puas Dan Sesuai
Dengan Kemampuan Perawat Dibidangnya
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 1 6,67%

Puas 10 66,67%

Cukup Puas 4 26,67%

Tidak Puas 0 0,00%

Total 15 100,00%

17
Tabel diatas menunjukan Distribusi struktur organisasi yang telah berjalan & perawat
merasa puas dan sesuai dengan kemampuan perawat dibidangnya yakni mengatakan
puas sebanyak 10 orang (66,7%)

Distribusi Kesesuaian Pembagian Tugas Yang Dilakukan Diruangan


Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 0 0,00%

Puas 11 73,33%

Cukup Puas 4 26,67%

Tidak Puas 0 0,00%

Total 15 100,00%

Tabel diatas menunjukan distribusi kesesuaian pembagian tugas yang dilakukan


diruangan, perawat sebagian besar mengatakan Puas yakni ada 11 orang (73,33%)

Distribusi Kinerja Kepala Ruangan Dalam Melakukan Tugas-Tugasnya


Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 4 26,67%

Puas 10 66,67%

Cukup Puas 1 6,67%

Tidak Puas 0 0,00%

Total 15 100,00%

Tabel diatas menunjukan distribusi kinerja kepala ruangan dalam melakukan tugas-
tugasnya sebagian besar perawat mengatakan Sangat Puas yakni ada 10 orang (66,67%)

Distribusi Kinerja Ketua Tim / PP yang Berkompetensi Sesuai Dengan Tugasnya


Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 0 0,00%

Puas 13 86,67%

Cukup Puas 2 13,33%

18
Tidak Puas 0 0,00%

Total 15 100,00%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Kinerja Ketua Tim / PP yang Berkompetensi Sesuai
Dengan Tugasnya, sebagian besar perawat mengatakan sangat puas yakni ada 13 orang
(86,67%)

Distribusi Kebijakan Rumah Sakit Mengenai Beasiswa Atau Pelatihan Pendidikan


Keperawatan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 1 6,67%

Puas 5 33,33%

Cukup Puas 6 40,00%

Tidak Puas 3 20,00%

Total 15 100,00%

Tabel diatas menunjukan distribusi kebijakan rumah sakit mengenai beasiswa atau
pelatihan pendidikan keperawatan.Sebagian besar Perawat mengatakan cukup puas
yakni ada 7 orang (46,7%)

Distribusi Jumah Pendapatan Yang di Terima Sesuai Dengan Latar Pendidikan


Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 0 0,00%

Puas 8 53,33%

Cukup Puas 7 46,67%

Tidak Puas 0 0,00%

Total 15 100,00%

Tabel diatas menunjukan Distribusi Jumah Pendapatan Yang Anda Terima Sesuai
Dengan Latar Pendidikan, sebagian besar perawat mengatakan puas yakni ada 8 orang
(53,33%)

19
Distribusi Peran POS/Pembantu Perawat di Ruangan Apakah Membantu Meringankan
Pekerjaan
Pernyataan Jumlah Presentasi (%)
Sangat Puas 0 0,00%

Puas 6 40,00%

Cukup Puas 7 46,67%

Tidak Puas 2 13,33%

Total 15 100,00%

Tabel diatas menunjukan distribusi peran pos/pembantu perawat di ruangan apakah


membantu meringankan pekerjaan, sebagian besar perawat mengatakan cukup puas
yakni ada 7 orang (46,67%)

20
3.2M2 (Material)
A. Lokasi dan Denah
Lokasi dan penerapan proses manajerial keperawatan dilakukan pada ruang
Interna II RSUD Toto Kabila kabupaten Bonebolango dengan uraian denah sebagai
berikut.
 Sebelah utara berbatasan dengan Ruang Interna I
 Sebelah selatan berbatasan dengan Gedung Baru
 Sebelah barat berbatasan dengan Lapangan Warga
 Sebelah timur berbatasan dengan Ruang Kebidanan
Denah Ruangan Interna II :

21
B. Peralatan
Peralatan yang di gunakan diruangan Interna II sebagaiberikut
Inventaris Alat Kesehatan di Ruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
No. Fasilitas Jumlah Kondisi Ideal Usulan

1. Stetoskop 2 Baik 1:1/10


2. Tensi meter 2 Baik 1:1/10
3. Bak instrument besar/kecil 2 Baik 1:1/10
4. Nebulizer 1 Baik 1/R
5. Kom - - 2/R 2
6. Timbangan 1 Baik 1/R
7. Thermometer 1 Baik 1/R
8. Nalfeoder - - 2/R 2
9. Gunting verban 1 Baik 1/R
10. Gunting tajam 1 Baik 1/R
11. Tromol sedang 1 Baik 2/R 1
12. Bengkok - - 1/R 1
13 Pispot - - 2/R 2
14 Standar infuse 30 Baik 1/P 9
15 Meja troli 2 Baik 1/R
16 Kursi roda 1 Baik 2/R 1
17 Ekg 1 Baik 1/R
18 Pen light 1 Baik 1/R
19 Suction 1 Baik 2/R 1
20 Lampu Emergency - - 1/R -

22
Inventaris Fasilitas untuk Petugas Kesehatan di Ruang Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
No. Fasilitas Jumlah Kondisi Ideal Usulan

1 Ruang kepala ruangan - Perlu diadakan


2 Ruang perawat 1 Baik
3 Wastafel 1 Baik 1/R
4 Baksampah non Infeksius 1 Baik 1/R
5 Baksampah Infeksius 1 Baik 1/R
6 Tabung pemadam kecil 1 Baik 1/R
7 Lemari obat emergency - - 1/R 1
8 Dispenser 1 Baik 1/R
9 Struktur Oganisasi 1 Baik 1/R
10 Papan informasi 1 Baik 1/R
11 Alur klien masuk 1 Baik 1:4
12 Denah ruangan 1 Baik 1/R
13 Meja nurse station 1 Baik 1/R
14 Bangkupanjang 4 Baik 1/R
15 Meja perawatpanjang 1 Baik 1/R
16 Meja Kerja 2 Baik 1/R
17 Loker Perawat 1 Baik 1/R
18 Telepon 1 Baik 1/R
19 Kursi besi 1 Set 4 Baik 4/R
20 Kalkulator 1 Baik
21 Lemari Kayu 1 Baik
22 Kamar Mandi/Wc 1 Baik 1/R
23 Sentralisasi obat -
Keterangan :
1. Ruang Kepala ruangan menjadi satu ruangan dengan ruang pertemuan
perawat dan ruang konsultasi dokter.
2. Ruangan administrasi berada diruangan Nurse station

23
Daftar Fasilitas Pasien diruang Interna II RSUD Toto Kabila
No. Nama Barang Jumlah Ideal Usulan
1. Tempat Tidur 39 1:1
2. Kamar Mandi WC 14 (6rusak) 2/R Diperbaiki yang
Rusak
3. Lampu 24(8 Rusak) Kelas III Diperbaiki yang
1:5 Rusak
4. Wastafel - 1/R Perlu diadakan
5. Tempat sampah Pasien - - Perlu diadakan
6. Brancart - 1/R Perlu diadakan
7. Jam dinding 1 1/R
8. Lemari Pasien 29(5rusak) 1:1 Diperbaiki yang
rusak
9. Kipas Angin - 1/R Perlu diadakan

C. Fasilitas
Berdasarkan Hasil observasi didapatkan data fasilitas untuk Petugas kesehatan
maupun pasien dan alat kesehatan untuk perawatan pasien masih belum lengkap seperti:
1) Fasilitas untuk Alat kesehatan meliputi :
 Belum terdapatnya kom
 Belum terdapatnya Pispot
 Belum terdapatnya Bengkok
 Belum terdapatnya Lampu Energency
 Perlu adanya penambahan alat kesehatan seperti Standar Infus , Kursi
Roda, Suction
2) Fasilitas untuk Petugas Kesehatan, meliputi :
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu mengadakan ruangan sendiri untuk kepala ruangan
 Perlu mengadakan Ruangan sendiri untuk konsultasi Dokter
 Perlu ditambahkan fasilitas berupa lemari obat emergency
3) Fasilitas Untuk pasien
 Belum adanya kipas angin untuk pasien disetiap ruangan
 Perlu diadakan Brancart diruangan

24
 Perlu diadakan wastafel di ruangan
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu diperbaiki lampu yang rusak
 Perlu diperbaiki lemari pasien yang rusak

Administrasi penunjang
1. Format perencanaan pulang/discharge planning
Pada ruangan Interna II RSUD Toto Kabila terdapat format
perencanaan pulang, pasien yang rencana pulang akan tertulis di buku
laporan/timbang terima.
2. Format timbang terima dengan metode SBAR
Pada ruangan Interna II RSUD Toto Kabila terdapat format timbang
terima yang digunakan untuk melakukan timbang terima. Timbang terima juga
hanya dilakukan di nurse station tapi tidak dilakukan di ruang pasien.
3. KPO
Pada ruangan Interna II RSUD Toto Kabila terdapat buku injeksi yang
disediakan ruangan yang berisi daftar obat klien.
4. Format visite perawat
Format visite perawat digunakan oleh perawat untuk menanyakan
keluhan-keluhan pada jam dinas berlangsung
5. SOP
Pada ruangan Interna II RSUD Toto Kabila terdapat kumpulan standar
operasional prosedur (SOP) yang digunakan oleh perawat dalam memberikan
tindakan keperawatan kepada klien.
6. SAK
Terdapat Standar Asuhan Keperawatan yang digunakan di ruangan
Interna II ini.

25
D. Hasil Tabulasi Kuisioner Angket M2 (Material)
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah lokasi dan denah ruangan Anda baik? Ya
2 Apakah Anda berencana untuk merenovasi ruangan? Ya
3 Apakah peralatan di runangan Anda sudah lengkap Tidak
untuk perawatan pasien?
4 Apakah Anda berencana untuk menambah peralatan Ya
perawatan?
5 Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai rasio pasien? Tidak
6 Apakah fasilitas diruangan Anda sudah lengkap untuk Tidak
perawatan pasien?
7 Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan Ya
semua alat-alat perawatan pasien?
8 Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah Ya
memadai?
9 Apakah persedia alat habis pakai(consumable) selalu Ya
tersedia yang dibutuhkan pasien?

26
3.3 M3 (Method)
1. Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan interna II jenis metode
pemberian asuhan keperawatan di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango menggunakan metode TIM dalam hal ini dibagi
menjadi 3 TIM yang terdiri dari perawat primer dan perawat assosiate yang di
pimpin oleh KATIM, dan pada pelaksanaan dilapangan sudah sesuai/optimal
antara peran KATIM dan Perawat Pelaksana (PP), hal ini nampak pada
pendokumentasian Asuhan Keperawatan yang didokumentasikan oleh KATIM.
2. Operan/hand over
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat yang
diruangan yang dilkukan pada tanggal 30 April 2019 didapatkan operan di
Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango dilaksanakan 3
kali dalam sehari yaitu pergantian shift malam ke pagi ( Pukul 08.00), pagi ke
sore ( Pukul 14.00), dan sore ke malam ( Pukul 21.00) dan juga operan
dilakukan di ruangan pasien.
Berdasarkan observasi operan timbang terima pada tanggal 30 April
2019 pada pukul 08.00 ( shift malam ke shift pagi ) dilaksanakan setiap hari
dengan optimal. Tetapi pukul 14.00 dan 21.00 operan timbang terima belum
dilakukan secara optimal (karena ada kendala-kendala tertentu)
3. Pre dan Post Comferance
Berdasarkan observasi di ruangan Pelaksanaan pre dan post confrence
sudah dilakukan perawat.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan pre dan
post confrence sudah dilakukan oleh perawat.
4. Ronde Keperawatan dan observasi
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pelaksanaan ronde
keperawatan sudah dilakukan oleh perawatdi Ruangan Interna II RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango
5. Sentralisasi Obat
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan seluruh jenis obat-
obatan pasien di kelola oleh perawat (tidak dipegang oleh pasien atau keluarga).
Namun belum terdapatnya ruangan untuk sentralisasi obat (untuk pengolahan

27
obat masih di lakukan di dalam ruangan perawat), sehingga untuk pelaksanaan
sentralisasi obat belum berjalan dengan baik.
6. Supervisi
Supervisi atau pengawasan adalah proses pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai
tujuan organisasi dan standar yang telah ditetapkan.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Adapun alur supervisi di
Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango meliputi
Kepala Seksi Keperawatan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan,
Ketua TIM dan Perawat Pelaksana. Kepala Ruangan melakukan pengawasan
terhadap Ketua TIM dan Perawat Pelakasana, dan ketua TIM melakukan
pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.
7. Penerimaan pasien baru
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat
diruangan pada saat melakukan penerimaan pasien baru perawat diruangan akan
memberikan informasi tentang tata tertib ruangan, fasilitas apa yang ada
diruangan.
Berdasarkan observasi Pelaksanaan penerimaan pasien baru belum
optimal, Orientasi pasien baru masih jarang dilaksanakan .
8. Discharge Planning
Berdasarkan observasi Pelaksanaan discharge planing belum optimal,
Perawat hanya melakukan penyuluhan secara lisan tanpa memberikan lefleat.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan dan perawat discharge
palaning sudah dilakukan secara optimal.
9. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala ruangan dan
perawat ruangan interna II Sistem Pendokumentasian melakukan sistem ceklist
dan Semua perawat sudah melakukan pengkajian secara komprehensif.

28
3.4 M4 (Money)
Ruangan interna II memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh pihak
rumah sakit baik, untuk pelayanan maupun penggajian ruangan, berdasarkan peraturan
daerah (PERDA) Kabupaten Bone Bolango
Untuk tenaga perawat yang PNS memperoleh gajisesuai dengangolongan
masing-masing yang diberikan serta tunjangan-tunjangan beserta jasa, sedangkan
untukpegawai honor/kontrak memperoleh gaji beserta jasa.

No Jenisketerangan Jumlah gaji dan jasa


1. PNS Disesuaiakan dengan golongan
2. Honorer D3 Rp.950.000,00
3. Honorer Ners Rp.1.750.000,00
4. JumlahJasa >Rp.1.000.000,00
5. Jaga malam perawat Rp . 50.000
6. Administrasi Rp. 750.000
7. Jasa administrasi Rp. 1.300.000

Kemudian sistem pembayaran klien juga dikelola langsung oleh bagian


keuangan rumah sakit, dan jenis pembayaran juga tergantung jaminan apa yang
digunakan oleh klien.
a) Untuk klien BPJS/JKN
Biaya perawatan ditanggung oleh jaminan tersebut dengan mengikuti
prosedur yang berlaku dimana batas waktu untuk pengurusan jaminan kesehatan
diberiwaktu 3x24 jam.
b) Untuk klien umum
Seluruh biaya perawatan ditanggung sepenuhnya oleh klien/keluarga
sesuai dengan lamanya perawatan tersebut.
c) Biaya perawatan disesuaikan dengan jaminan kelas yang ditentukan oleh BPJS
atau JKN.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh baik melalui
wawancara maupun observasi kepada kepala ruangan dan bagian administrasi
bahwa perencanaan anggaran untuk ruangan, seperti perencanaan fasilitas dan
sarana dalam menunjang kegiatan pelayanan keperawatan telah dibuat dan

29
diajukan kepada bidang keuangan, bidang pelayanan, sarana dan prasarana.
Namun, tidak ada alokasi dana bulanan maupuntahunan yang khusus diberikan
untuk ruangan Interna II RSUD Toto kabila.
Biaya perawatan di ruangan Interna II
NO JENIS KEGIATAN TOTAL HARGA
1 Ruangan Rp.45.000,00
2 IVFD Rp.21.000,00
3 Nebulizer 2x Rp.42,000,00
4 Kateter Rp.21,000,00
5 Resusitasi Rp.42.000,00
6 Bids lambung/NGT Rp. 21,000,00
7 Gantiperban Rp.42.000,00
8 Ekg Rp.50.000,00
9 Self care Rp.4.000,00
10 Patial care Rp.5.000,00
11 Total care Rp.7.000,00
12 Adm Rp. 5.000,00
13 Gizi Rp.15.000
14 O2/jam Rp.10,000,00
15 Darahrutin Rp.50,000,00
16 Widal Rp.35.000,00
17 Analisa Rp.20.000,00
18 Gds Rp.20,000,00
19 Photo thorax Rp.85.000,00
20 Fesesrutin Rp.50.000,00
21 NaKCL Rp.120,000,00

30
3.5 M5 Mutu (Marketing)
Rumah Sakit Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango sebagai badan layanan
umum menerima dan memberikan pelayanan bagi peserta asuransi kesehatan seperti
BPJS dan jaminan asuransi lainya serta melayani pasien umum. Dari hasil pengkajian
pasien rawat inap diruangan interna II dari bulan januari-maretdidapatkan sebagai
berikut :

A.Rekapitulasikunjungan rawat inap di ruangan interna II


No Urain Bulan Total
januari Februari Maret
1 Total dirawat 160 152 138 450
2 Jumlahhari rawat 640 608 552 1800
3 Pasien keluar 160 152 138 450
Hidup 160 150 138 448
Mati 0 2 0 2

B. Efisiensi pelayanan Ruangan Interna II


1. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian BOR di ruangan dalam 3 periode pada bulan
januari- maret di RSUD Toto Kabila ruanganInterna II adalah , gambaran kapasitas
tempat tidur Ruang Interna II yaitu tempat tidur dengan rincian pada table berikut :
Distribusi BOR Pasien Ruangan interna II
No Periode Jumlah Pasien Jumlah Bed BOR

1. Januari 160 39 bed 52,93 %


2. Februari 152 39 bed 55,68%
3. Maret 138 39 bed 45,66%
Total 450 39 bed 51,28%

Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan jumlah pasien pada bulan januari yaitu
sebanyak 160 pasien, dan pada bulan februari sebanyak 152 pasien, serta pada bulan
maret sebanyak 138 pasien. Adapun jumlah tempat tidur 39 TT. Periode = 3 bulan
sehingga :

31
Rumus yang digunakan untuk mengitung BOR
 Menghitung BOR dalam satu bulan
Jmlh Hari Rawat
BOR = x 100%
Jmlh TT x Jmlh Hari/Periode

Pada Bulan januari:


640 hari 640
BOR=39TT x 31 hari x100% = 1209 x100%= 52,93%

Pada Bulan februari :


608 608
BOR= 𝑥100% = 𝑥100%= 55,68 %
39𝑇𝑇 𝑥 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 1092

Pada Bulan maret:


552 552
BOR=39𝑇𝑇 𝑥 31 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥100% = 1209 𝑥100%= 45,66%

Sehingga dapat di simpulkan untuk periode Januari – Maret :


1800 1800
BOR=39TT x 90 hari x100% = 3510 x100%= 51,28%

Sehingga dapat disimpulkan untuk 3 periode pada bulan januari-maretBOR yang


didapatkan adalah 51,28%, dan menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BOR adalah
60-85 %. Dengan kategori jika <60 % tempat tidur belum dapat di manfaatkan
sebagaimana mestinya atau kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh
masyarakat, sedangkan jika >85% kemungkinan terjadi infeksi nosokomial tinggi atau
menunjukkan tingkat pemanfaatkan tempat tidur yang tinggi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk BOR 3 bulan terakhir januari-maret di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango Ruangan Interna II adalah rendah yaitu dengan hasil 51,28 %
sehingga <60 %.
1) Mutu Pelayanan Keperawatan
Secara umum, semua rumah sakit berupaya untuk menerapkan
penjaminan mutu pelayanan dan perawatan pasien. Hal tersebut dilakukan oleh
RSTK dimana RSTK telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan
pasien, dengan adanya beberapa aspek penilaian penting di dalamnya,
diantaranya :
 Meningkatkan mutu pelayanan
Indikator peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek,
antara lain :

32
a) Pada bulan Januari tidak terdapatpasien yang mengalami
dekubitus, padabulan Februari tidakterdapatpasien yang
mengalamidekubitus dan pada bulan Maret tidak terdapat pasien
yang mengalami dekubitus di Ruangan Interna II. Hal ini di
peroleh berdasarkan hasil observasi dan wawancara dimana
setiap hari pasien yang dirawat di Ruang Interna II selalu
dilakukan mobilisasi.
b) Dari hasil data Kematianpasien didapatkanpadabulanJanuaritidak
terdapat pasien yang meninggal, padabulanFebruari tidak terdapat
pasien yang meninggal ,sertapada bulan Maret terdapat3 pasien
yang meninggal di Ruangan Interna II. Hal ini didapatkan
berdasarkan hasil wawancara pada perawat yang bertugas di
Ruangan Interna II dan data dari rekam medik.
 Upaya penguranganinfeksiNosokomial (Inos) padaperiodeJanuari,
Februari dan Maret
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango sudah berupaya
untuk mengurangi infeksi nasokomial terutama di Ruangan Interna II.
Karena pada bulan Januari-Maretdi Ruangan Interna II tidak ditemukan
data tentang INOS. Namun untuk lebih mengurangi INOS diharapkan
perawat diruangan harus tetap menerapkan 5 moment mencuci tangan,
yaitu 2 sebelum dan 3 sesudah: sebelum kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptik, sesudah terkena cairan tubuh paisen,
sesudah kontak dengan pasien, dan sesudah kontak dengan lingkungan
pasien.
 IndikatorMutu
a) Tingkat KepuasanPasien
Tingkat kepuasan dari pasien terhadap pelayanan
perawatan di Ruangan Interna II RSUDToto Kabila, di peroleh
dari kuesioner yang telah diedarkan pada sampel dari tanggal 29-
30 April 2019. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel.

33
Tabel Kepuasan Pelayanan Perawatan Pasien di Ruangan Interna II
RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
Kategori Jumlah %
Tidak Puas - -
cukup - -
Puas - -
Sangat puas 10 100%
Total 10 100 %
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa semua pasien yang
dirawat di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila100,% merasa puas terhadap
pelayanan perawatan perawat diRuangan InternaII.
b) Keamanan Pasien
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan pada
keamanan pasien dapat dilihat dari angka kejadian Dekubitus,
kejadianflebitis, angka kejadian kesalahan pemberian obat,
kejadianjatuh, serta sikap perawat terhadap patient safety.Dari
pengukuran indicator mutu pelayanan keperawatan klinik yang di
lakukan pada bulan Januari-Maret 2019 di dapatkan :
 Pada Kejadian Dekubitus, dari bulan Januari-Maret tidak
ada yang mengalami kejadian decubitus di Ruangan
Interna II ( 0% )
 Pada Kejadian Plebitis dari bulan Januari-Maret ada
pasien yang mengalami kejadian flebitis di Ruangan
InternaII yaitu 2,88 %
 Pada Kejadian kesalahan pemberian obat, tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian obat karena pemberian obat
dilakukan secara benar dan sesuai dengan indikasi yang
diberikan oleh dokter
 Pada Kejadian Jatuh tidak terjadi, didapatkanbahwa 100
% pasien tidak mengalami jatuh selama dilakukan
perawatan oleh mahasiswa praktikmanajemen di Ruangan
Interna II.

34
 Berdasarkan hasil observasi sikap perawat terhadap
patient safety, didapatkan bahwa di Ruangan Interna II
RSUD Toto Kabila sudah menerapkan patient safety ( 6
indikator ) namun belum secara optimal, yakni :
- Identifikasi
Perawat sudah melakukan identifikasi pasien secara
tepat
- Komunikasi
Perawat sudah melakukan komunikasi yang efektif
dengan pasien maupun sesama tenaga kesehatan (
seperti saat melakukan handover )
- Keamanan penggunaan obat
Keamaan penggunaan obat di ruang Interna II masih
belum optimal karena belum memiliki lemari tempat
penyimpanan obat ( Lemari obat Emergency ).
- Benar lokasi, benar pasien, dan benar prosedur
Diruang Interna II tidak diterapkan indikator ini
dikarenakan tidak ada pasien pembedahan.
- Mengurangi Resiko infeksi
Dari hasil observasi belum semua perawat di ruang
Interna II menarapkan five moment
- Mengurangi resiko pasien jatuh
Perawat sudah melakukannya dengan memberi tanda
pengenal pasien resiko jatuh dengan mengenakan
gelang warna kuning.

ALOS ( Average Long Of Stay )


Berdasarkan data selama 3 periode pada Bulan Januari-Maret 2019 untuk
perhitungan ALOS adalah hari (jumlah hari perawatan ) dengan jumlah total pasien
pasien, sehingga dari perhitungan didapatkan rata-rata lama rawat inap adalah 4 hari,
dengan rincian sebagai berikut :

35
Tabel Distribusi ALOS Pasien Ruang INTERNA IIRS TOTO KABILA
Jumlah Hari
No Periode Jumlah Pasien ALOS
Perawatan
1 Januari 640 160 640/160 = 4
2 Februari 608 152 608/152 = 4
3 Maret 552 138 552/138 = 4
Total 1800 450 1800/450= 4
Angka ALOS yang tinggi > 9 hari menunjukan ketidakefisiennya suatu
pelayanan rumah sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk ALOS yaitu
6-9 hari, sedangkan diruang INTERNARS TOTO KABILAdidapatkan rata-rata lama
hari perawatan pasien adalah 4 hari.

TOI ( Turn Over Interval = Tenggang Perputaran )


Berdasarkan hasil yang didapatkan selama 3 bulan dari bulan Januari - Maret
untuk TOI diruang INTERNARS TOTO KABILAadalah sebagai berikut :
Jumlah tempat tidur , periode hari, hari perawatan , dengan jumlah pasien keluar
(Hidup, Mati) . Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel Distribusi TOI Pasien Ruang INTERNA IIRS TOTO KABILA


Jumlah
Jumlah Jumlah Pasien
No Periode TOI
TT HariPerawatan Keluar
(PP/M)
1 Januari 39 160 ((39x31) -
640
640)/160=3,55 = 4 hari
2 Februari 39 152 ((39x28) -608)/152=
608
3,18 = 4 hari
3 Maret 39 138 ((39x31) -552)/138=
552
4,76 = 5 hari
Total 3 Periode 1800 450 ((39x90) -1800)/450=
3,8 =4 hari
Angka TOI yang tinggi (> 3 hari) menunjukan tingkat ketidakefisiennya
penggunaan tempat tidur Rumah Sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal

36
untuk TOI yaitu 1-3 hari, sedangkan di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango didapatkan rata-rata ideal tempat tidur kosong adalah 4 hari,
sehingga untuk Ruang Interna IIdikategorikan tidak ideal.

BTO ( Bed Turn Over = angka perputaran tempat tidur)


Berdasarkan hasil data yang diperoleh selama 3 periode dari bulan Januari –
Maretuntuk BTO di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
adalah sebagai berikut : Jumlah pasien dirawat (Hidup + Mati) adalah , dan jumlah
tempat tidur . Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel Distribusi BTO Pasien di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango
Jumlah Pasien
No Periode Jumlah TT yang dirawat BTO
(Hidup + Mati)
1 Januari 39 160 160/39 = 4,10 = 4 kali
2 Februari 39 152 152/39 = 3,89= 4 kali
3 maret 39 138 138/39 = 3,53 = 4 kali
Total 3 Periode 450 12 kali
Angka BTO yang tinggi menunjukan tingkat ketidakefisiennya penggunaan
tempat tidur Rumah Sakit. Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk BTO
selama 1 tahun 1 tempat tidur dipakai 40-50 kali.Sehingga ideal dalam sebulan adalah 3
kali pemakaian dalam sebulan adalah 9 kali pemakaian, dan dari hasil yang diperoleh di
Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango didapatkan rata-rata
ideal pemakaian tempat tidur dalam 3 bulan terakhir adalah 12 Kali pemakaian.
Sehingga untuk Ruangan Interna II dikategorikan belum ideal.

NDR
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari bulan Januari-Maret 2018 untuk
NDR di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango adalah
sebagai berikut :Jumlah pasien mati > 48 jam adalah pasien, sedangkan jumlah pasien
keluar (Hidup+Mati) adalah pasien. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut :

37
Tabel Distribusi NDR Pasien Ruang INTERNA IIRS TOTO KABILA
Jumlah Jumlah Pasien
No Periode Pasien Mati (Hidup + Mati )> NDR
> 48 Jam 48 jam
1 Januari 0 160 0/160 x 100% = 0%
2 Februari 0 152 0/152 x 100% = 0%
3 Maret 2 137 2/137 x 100% = 0.01%
Total 2 449 2/449 x 100% = 0,01%

Adapun menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk NDR yaitu standar < 4.5 %,
semaikn rendah NDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanannya semaikn baik,
sedangkan diRuang Interna II didapatkan rata-rata ideal untuk NDR adalah 0,01%,
sehingga untuk ruang di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila termasuk dalam
kategori Baik

GDR (Gross Death Rate)


Dari hasil data yang diperoleh Januari - Maret2018 untuk GDR di ruangan
INTERNA II adalah sebagai berikut :Jumlah pasien Mati seluruhnya adalah

Tabel Distribusi GDR Pasien di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila


Kabupaten Bone Bolango
Jumlah Jumlah Pasien
No Periode GDR
Pasien Mati ( Hidup+Mati )
1 Januari 5 123 5/123 x 100% = 0.04 %
2 Februari 3 125 3/125 x 100% = 0,024 %
2 Maret 1 115 1/115 x 100% = 0.00 %
Total 9 363 9/363 x 100% = 0,008 %
Menurut (DEPKES RI 2005) ideal untuk GDR yaitu standar < 2.5 %, semaikn
rendah GDR suatu Rumah Sakit berarti mutu pelayanannya semakin baik, angka ini
bisa digunakan untuk menilai mutu pelayanan jika angka kematian kurang dari 48 Jam
tinggi. Sedangkan di Ruangan Interna II RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

38
didapatkan rata-rata ideal untuk GDR adalah 0,008%, sehingga untuk Ruangan Interna
II RSUD Toto Kabila dikategorikan Baik.
Masalah yang muncul pada M5 (Mutu)
1. Berdasarkan hasil observasi sikap perawat terhadap patient safety, didapatkan
bahwa diRuangan Interna II RSUD Toto Kabilasudah menerapkan patient safety
namun belum secara optimal.
2. Dari hasil diperoleh di Ruangan Interna IIdidapatkan rata-rata ideal pemakaian
tempat tidur dalam 3 bulan terakhir adalah 12 kali pemakaian. Sehingga untuk
Ruangan Interna II dikategorikan belum ideal. Karena menurut DEPKES RI
2005, yaitu angka BTO yang tinggi menunjukan tingkat ketidakefisiennya
penggunaan tempat tidur Rumah Sakit.

39
ANALISA SWOT
1. Sterngth / kekuatan
 Terdapat visi dan misi di dalam ruangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan
 Interna II memiliki ruangan perawatan dan memiliki kapasitas tempat
tidur sebanyak 39 buah ruangan, terdiri dari ruang interna infeksius
memiliki 24 bed dan ruang isolasi 15 bed. Dengan ruang rawat inap 8
ruangan yang terdiri dari ruang digestive 1, digestive 2, respirasi 1,
respirasi 2, tropik 1, tropik 2, tropik khusus 1,dan tropik khusus 2
 Ruangan memiliki sarana dan prasara yang cukup memadai
 Ronde keperawatan dilakukan setiap bulan
2. Weakness / Kelemahan
 Belum optimalnya timbang terima diruang perawatan pasien oleh
perawat ruangan
 Belum optimalnya pemberian informasi obat setiap melakukan instruksi
pemberian obat pada pasien
 Belum maksimalnya orientasi pasien baru
 Perawat ruangan interna II masih sebagian besar D III
 Belum optimalanya discharge planing
3. Opportunity / Peluang
Di RSUDToto Kabila merupakan salah satu Rumah Sakit yang menjadi
lahan praktek bagi mahasiswa keperawatan maupun mahasiswa jurusan
kesehatan yang lainnya, terutama pada ruang interna II merupakan salah satu
lahan praktek sehingga memungkinkan transfer ilmu pengetahuan yang baru di
dalam dunia keperawatan.
4. Threat / Ancaman
 Meningkatnya sikap kritis dari masyarakat dan sikap menggugat tenaga
medis atas kesalahan maupun tindakan praktek yang salah sehingga
mempengaruhi mutu pelayanan

40
ANALISIS MASALAH

Dari hasil identifikasi masalah, ditemukan empat masalah manajemen


keperawatan sebagai berikut :
1. M1 (Man)
 Struktur organisasi pelayanan keperawatan yang terbaru di ruangan
belum ada
 Berdasarkan perhitungan DEPKES 2005 masih kurangnya tenaga
keperawatan
2. M2 ( Material )
Fasilitas untuk Alat kesehatan meliputi :
 Perlu adanya penambahan alat kesehatan seperti standar infus , kursi roda,
suction
Fasilitas untuk Petugas Kesehatan, meliputi :
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu mengadakan ruangan sendiri untuk kepala ruangan
 Perlu mengadakan Ruangan sendiri untuk konsultasi Dokter
 Perlu ditambahkan fasilitas berupa lemari obat emergency
Fasilitas Untuk pasien
 Belum adanya kipas angin untuk pasien disetiap ruangan
 Perlu diadakan Brancart diruangan
 Perlu diadakan wastafel di ruangan
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu diperbaiki lampu yang rusak
 Perlu diperbaiki lemari pasien yang rusak
3. M3 (Method)
 Belum optimalnya orientasi pasien baru
 Belum optimalnya discharge planning
 Belum optimalnya sentralisasi obat
 Belum optimalnya operan yang dilakukan di ruangan pasien
4. M5 Mutu
 Belum optimal menerapkan patient safety yaitu pada indikator 3
(Keamanan penggunaan obat).
 Belum optimalnya five moment di ruangan interna II oleh perawat.

41
42
Skoring Masalah Manajemen Keperawatan Di Ruang Interna II

Aspek yang dinilai Total


No Masalah
MG SV MN NC AF Skor
1 M1 (Man=Ketenagaan)
 Struktur organisasi pelayanan
keperawatan yang terbaru di
ruangan belum ada 4 4 5 4 4 21
 Berdasarkan perhitungan DEPKES
2005 masih kurangnya tenaga
keperawatan
2. M2 (Material = Sarana Prasarana).
Fasilitas untuk Alat kesehatan
meliputi :
 Perlu adanya penambahan alat
kesehatan seperti standar infus ,
kursi roda, suction
Fasilitas Untuk pasien
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu mengadakan ruangan sendiri 5 4 4 4 5 22
untuk kepala ruangan
 Perlu mengadakan Ruangan sendiri
untuk konsultasi Dokter
 Perlu ditambahkan fasilitas berupa
lemari obat emergency
Fasilitas Untuk pasien
 Belum adanya kipas angin untuk
pasien disetiap ruangan
 Perlu diadakan Brancart diruangan
 Perlu diadakan wastafel di ruangan
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu diperbaiki lampu yang rusak
 Perlu diperbaiki lemari pasien yang

43
rusak

3 M3 (Methode)
 Belum optimalnya orientasi pasien
baru
 Belum optimalnya discharge
planning
 Belum optimalnya sentralisasi obat 5 5 5 5 5 25
 Belum optimalnya operan yang
dilakukan di ruangan pasien
4 M5 (Mutu)
 Belum optimal menerapkan patient
safety yaitu pada indikator 3 ( 5 4 5 5 4 23
Keamanan penggunaan obat ).
 Belum optimalnya five moment di
ruangan interna II oleh perawat
Catatan:
 Magnitude adalah kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
 Severity adalah besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah.
 Manageability adalah berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
perubahannya.
 Nursing concern adalah melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat.
 Affordability adalah ketersediaan sumber daya.
Rentang nilai:
1 = Sangat kurang penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting

44
Berdasarkan hasil skoring prioritas masalah adalah :
1. M3 (Method)
 Belum optimalnya orientasi pasien baru
 Belum optimalnya discharge planning
 Belum optimalnya sentralisasi obat
 Belum optimalnya operan yang dilakukan di ruangan pasien
2. M5 Mutu
 Belum optimal menerapkan patient safety yaitu pada indikator 3
 Belum optimalnya five moment di ruangan interna II oleh perawat.
3. M2 ( Material )
Fasilitas untuk Alat kesehatan meliputi :
 Perlu adanya penambahan alat kesehatan seperti standar infus , kursi roda,
suction
Fasilitas untuk Petugas Kesehatan, meliputi :
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu mengadakan ruangan sendiri untuk kepala ruangan
 Perlu mengadakan Ruangan sendiri untuk konsultasi Dokter
 Perlu ditambahkan fasilitas berupa lemari obat emergency
Fasilitas Untuk pasien
 Belum adanya kipas angin untuk pasien disetiap ruangan
 Perlu diadakan Brancart diruangan
 Perlu diadakan wastafel di ruangan
 Perlu diperbaiki WC yang Rusak
 Perlu diperbaiki lampu yang rusak
 Perlu diperbaiki lemari pasien yang rusak
4. M1 (Man)
 Struktur organisasi pelayanan keperawatan yang terbaru di ruangan
belum ada
 Berdasarkan perhitungan DEPKES 2005 masih kurangnya tenaga
keperawatan

45
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Didalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana
dan Prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant danMessey, 1995
dalamNursalam, 2011).
Proses Keperawatan pada Manajemen Keperawatan terdiri atas pengumpulan
data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil, karena
Manajemen Keperawatan mempunyai ke khususan terhadap mayoritas tenaga daripada
seorang pegawai, maka setiap tahapan setiap dalam proses manajemen lebih
dibandingkan dengan proses Keperawatan (Nursalam, 2013).
Manajemen Keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola Keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada baik SDM, alat, maupun Dana sehingga dapat
memberikan pelayanan Keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan
masyarakat.

4.2 SARAN
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan Pihak Rumah Sakit dapat duduk bersama perawat ruangan
untuk mensosialisasikan pelaksanaan Pre/Post Conference, Supervisi,
dan belum Optimalnya pelaksanaan Operan, Ronde Keperawatan
b. Diharapkan pihak Rumah Sakit lebih peduli terhadap kinerja dan mutu
pelayanan Rumah Sakit.
2. Pihak Institusi
a. Diharapkan Pihak Institusi bekerja sama dengan pihak Rumah sakit
untuk membentuk tim SP2KP.
b. Bila SP2KP sudah diterapkan maka diharapkan control yang intensif
terhadap pelaksanaan diruangan sehingga program SP2KP dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.

46
DAFTAR PUSTAKA
Ernie Tisnawati Suledan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen.Jakarta
:Kencana
Nurrsalam. 2002. Managemen keperawatan :Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
.2007. Managemen keperawatan : apliksi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : salemba Medika
. 2011. Managemen keperawatan : apliksi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta : salemba Medika

47

Anda mungkin juga menyukai