Disusun Oleh :
LENA AMELIASARI
1911040009
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit
yang berperan penting, dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Yang mana tenaga perawat menempati
proporsi terbesar dibanding tenaga kesehatan lain dan merupakan tenaga
profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010).
Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah
rumah sakit. Seorang manajer menjadi pemimpin yang efektif apabila mampu
menentukan strategi yang tangguh, menjadi perencana yang handal, menjadi
organisator yang cetakan, motivator yang efektif, pengawas yang objektif dan
rasional, penilai yang tidak berpengaruh oleh pertimbangan- pertimbangan
yang subjektif dan emosional disamping keahlian pribadi. (Manggala, 2013).
Seperti fungsi dalam manajerial yang lain maka fungsi dari kepala
ruang juga meliputi komponen-komponen yang sama yaitu planning,
organizing, actuating dan controling. Pengorganisasian yang dilakukan
pimpinan meliputi kewenangannya, tanggung jawabnya, pendelegasian tugas
termasuk pengorganisasian perawatan di tingkat ruang dalam memberikan
asuhan keperawatan. Fungsi pengarahan, dalam menjalankan fungsi
pengarahan kepala ruangan kepala ruangan akan melakukan kegiatan supervisi
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan, bimbingan terhadap staf,
mengkoordinasi dan memotivasi staf keperawatan. Fungsi pengarahan ini
adalah merupakan fungsi dari kepemimpinan seorang kepala ruangan secara
menyeluruh seperti, bagaimana gaya kepemimpinannya, bagaimana mengelola
konflik dan sebagainya (Pratiwi dkk, 2010).
Seorang kepala ruang rawat inap berperan sebagai manajer
keperawatan di ruangan yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan, pengawasan. Selain itu dapat
memadukan berbagai kegiatan pelayanan di ruang rawat inap baik perawatan
maupun medis serta kegiatan penunjang lainnya sesuai kebutuhan pasien
(Aditama, 2010).
Peran dan fungsi managerial harus dilakukan perawat profesional.
Untuk dapat melakukan kegiatan manajemen maka diperlukan beberapa
keahlian manajemen yang dapat membantu dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan yang optimal dengan cara meningkatkan ilmu dan teknologi. Oleh
karena itu dibutuhkan perawat dengan jenjang S-I keperawatan dan sudah
mengambil pendidikan ners. Perawat yang meningkatkan pendidikan berguna
untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin dalam mengelola pelayanan
keperawatan kepada pasien di rumah sakit atau komunitas. Selain itu perawat
juga diharapkan mampu melakukan riset dan kajian ilmiah terhadap masalah-
masalah yang ditemui di klinik serta masalah yang berhubungan dengan
peningkatan kualitas pelayanan. Namun kondisi saat ini masih banyak perawat
S-I yang belum mengambil ners, diharapkan 3 semua pendidikan yang ada di
rumah sakit sudah memenuhi kriteria minimal sebagai perawat profesional
(lulusan D-III Keperawatan) dan pada tahun 2015 sudah lebih dari 80%
perawat berpendidikan ners (Nursalam, 2015).
Perkembangan kemajuan teknologi memberikan pengaruh pada
pelayanan keperawatan, sehingga staf keperawatan memerlukan pemimpin
yang dapat meberdayakan dan mengembangkan perawat dalam melaksanakan
tugasnya (Sofarelli and Brown, 2008). Untuk mengelola dan memimpin para
petugas keperawatan tersebut, kepala ruang memerlukan suatu pemahaman
tentang mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan yang berkualitas. Sebagai kepala ruang tidak hanya mengelola
orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang
dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan
(Nursalam, 2014). Selain itu, kemampuan kepala ruang dalam memotivasi,
mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan staf keperawatan
akan menentukan efektifitas fungsi kepala ruangan (La Monica, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi dan peran kepala ruang rawat inap?
2. Apa saja uraian tugas kepala ruang rawat inap?
C. Tujuan Masalah
1. Mengidentifikasi fungsi dan peran kepala ruang
2. Mengidentifikasi uraian tugas kepala ruang
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. Pengorganisasian
Kepala Ruang
Ketua TIM
Perawat Pelaksana 1
C. Perencanaan tenaga
Data Kebutuhan Perawat Menurut Shif Jaga
Menurut Douglas
D. Perencanaan kegiatan
1. Peningkatan tingkat kenyamanan klien diantaranya pengontrolan jumlah
pengunjung.
2. Peningkatan komunikasi terapeutik, hendaknya memperkenalkan diri
kepada klien terutama klien baru
E. Kontroling
1. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langusng dengan
perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan klien
2. Melalui manager area :
Pengawasan langsung melalui inspeksi, pengamatan sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/pengawasi kelemahan –
kelemahan yang ada saat ini.
3. Pengawasan tidak langsung
Mengecek daftar hadir, membaca dan memeriksa rencana keperawatan.
BAB IV
CONTOH PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Pelaksanaan Harian Kepala Ruang Flamboyan
F7.
Nama : Nn. E
Diagnosa Medis :
Dispepsia
S : nyeri perut skala 3
O : Keadaan Umum
cukup baik, TD :110/70
S:37,1
A : Nyeri
P:
- Monitor Vital
sign
- Monitor KU
- Managemen nyeri
F 9.
Nama : Tn. H
Diagnosa Medis :
Chephalgia, fraktur
clavikula
S : nyeri perut skala 4
O : Keadaan Umum
cukup baik, TD :130/70
S:37,6
A : Nyeri
P:
- Monitor Vital sign
- Monitor KU
- Managemen nyeri
08.00 – 08.15 Mengikuti Pre-confrence Program injeksi
F1
- Ondansentron
4mg,
- Ranitidine 50 mg,
- Paracetamol 14:00
F5
- Inj. Meropenem 1
gram
- Inj. Lanzoprazol 1
amp
F7
- Inj. Ondansentron
4 mg jam 18:00
F9
- Inj. Ketorolac 30
mg
- Ranitidine
- Amplodipin jam18:00
09.00 – 09.15 Mengecek keadaan Pasien Kebutuhan pasien baik terapi
dan kebutuhan khusus lainnya
sudah dipenuhi oleh PP dengan
baik.
09.30 – 10.00 Melakukan komunikasi Perawat pelaksana
langsung dengan ketua TIM menyampaikan mengenai
maupun Perawat pelaksana kondisi pasien beserta dokter
mengenai Asuhan yang visit
keperawatan kepada pasien
kelolaan
12.00 – 12.20 Mengecek ulang keadaan Keadaan umum pasien kelolaan
pasien kelolaan makin membaik
13.00 – 13.30 Mengikuti Post - Confrence Post conference dilakukan oleh
Ketua Tim, dan perawat
pelaksana melaporkan keadaan
umum pasien kelolaan.
14.00 – 14.30 Melakukan Operan Operan jaga dilakukan ketua
jaga/Timbang terima Tim kepada perawat pelaksana
yang jaga sore.
B. Evaluasi
1. Kurangnya pemahaman pada teori yang akan di aplikasikan pada saat
menjadi kepala ruang
2. Kurangnya koordinasi antara katim dan perawat pelaksana
3. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama
C. Evaluasi Kerja
1. Ketua tim : Melaksanakan tugasnya dengan baik.
2. PP : Melaksanakan tugasnya dengan baik.
D. Kegiatan
1. Proses meeting morning dibuka oleh Kepala ruang berjalan dengan baik,
dan membahas tentang apel pagi dan masalah yang ada di ruangan saat
pengkajian yang akan dilakukan diruangan.
2. Proses timbang terima (operan jaga) berjalan dengan baik.
3. Proses pre conference yang dipimpin oleh Ketua Tim pada Perawat
pelaksana berjalan dengan baik tentang rencana terhadap pasien
kelolaannya.
4. Perawat pelaksana melaksanakan masukan dari Ketua tim.
5. Proses post conference berjalan dengan baik tentang hasil implementasi
Perawat Pelaksana terhadap pasien kelolaannya kepada Ketua tim.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kepala ruang dibawahi ketua tim beserta perawat pelaksana, teman-
teman berperan sebagaimana mestinya, melaporkan hasil asuhan
keperawatan kepada ketua tim, setelah itu ketua tim melaporan hasil shift
pagi ke shift sore dan selanjutnya sampe malam ke pagi.
B. Saran
1. Lakukan pre conference setiap pergantian shif dari Sore ke Malam
2. Lakukan post conference setiap shift
3. Lakukan koordinasi yang optimal karu, katim dan PP
DAFTAR PUSTAKA