Di Susun Oleh :
IFFAH KHAIRUNNISA
2011040161
A. Latar Belakang
Kepala ruang (Karu) memiliki peran sebagai first line manager di sebuah rumah sakit.
Seorang manajer menjadi pemimpin yang efektif apabila mampu menentukan strategi yang
tangguh, menjadi perencana yang handal, menjadi organisator yang cetakan, motivator yang
efektif, pengawas yang objektif dan rasional, penilai yang tidak berpengaruh oleh
pertimbangan- pertimbangan yang subjektif dan emosional disamping keahlian pribadi.
(Manggala, 2013).
Seperti fungsi dalam manajerial yang lain maka fungsi dari kepala ruang juga
meliputi komponen-komponen yang sama yaitu planning, organizing, actuating dan
controling. Pengorganisasian yang dilakukan pimpinan meliputi kewenangannya, tanggung
jawabnya, pendelegasian tugas termasuk pengorganisasian perawatan di tingkat ruang dalam
memberikan asuhan keperawatan. Fungsi pengarahan, dalam menjalankan fungsi pengarahan
kepala ruangan kepala ruangan akan melakukan kegiatan supervisi terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan, bimbingan terhadap staf, mengkoordinasi dan memotivasi staf
keperawatan. Fungsi pengarahan ini adalah merupakan fungsi dari kepemimpinan seorang
kepala ruangan secara menyeluruh seperti, bagaimana gaya kepemimpinannya, bagaimana
mengelola konflik dan sebagainya (Pratiwi dkk, 2010).
Seorang kepala ruang rawat inap berperan sebagai manajer keperawatan di ruangan
yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian dan
pengarahan, pengawasan. Selain itu dapat memadukan berbagai kegiatan pelayanan di ruang
rawat inap baik perawatan maupun medis serta kegiatan penunjang lainnya sesuai kebutuhan
pasien (Aditama, 2010). Peran dan fungsi managerial harus dilakukan perawat profesional.
Untuk dapat melakukan kegiatan manajemen maka diperlukan beberapa keahlian manajemen
yang dapat membantu dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal dengan cara
meningkatkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu dibutuhkan perawat dengan jenjang S-I
keperawatan dan sudah mengambil pendidikan ners. Perawat yang meningkatkan pendidikan
berguna untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin dalam mengelola pelayanan
keperawatan kepada pasien di rumah sakit atau komunitas. Selain itu perawat juga
diharapkan mampu melakukan riset dan kajian ilmiah terhadap masalah-masalah yang
ditemui di klinik serta masalah yang berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan.
Namun kondisi saat ini masih banyak perawat S-I yang belum mengambil ners, diharapkan 3
semua pendidikan yang ada di rumah sakit sudah memenuhi kriteria minimal sebagai perawat
profesional (lulusan D-III Keperawatan) dan pada tahun 2015 sudah lebih dari 80% perawat
berpendidikan ners (Nursalam, 2015).
Perkembangan kemajuan teknologi memberikan pengaruh pada pelayanan
keperawatan, sehingga staf keperawatan memerlukan pemimpin yang dapat meberdayakan
dan mengembangkan perawat dalam melaksanakan tugasnya (Sofarelli and Brown, 2008).
Untuk mengelola dan memimpin para petugas keperawatan tersebut, kepala ruang
memerlukan suatu pemahaman tentang mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai
tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai kepala ruang tidak hanya mengelola
orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta meningkatkan
keadaan kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan (Nursalam, 2014). Selain itu,
kemampuan kepala ruang dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan
berkomunikasi dengan staf keperawatan akan menentukan efektifitas fungsi kepalaruangan
(La Monica, 2008).
B. Waktu
Role play dilaksanakan pada, Hari Sabtu, Tanggal 12 Juni 2021.
C. Tempat
Role play dilakukan di ruang Flamboyan RSUD Banyumas.
D. Peserta
Role dipraktikan oleh mahasiswa profesi Ners Iffah Khairunnisa, S.Kep
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kepala Ruang
Iffah Khairunnisa,S.Kep
Kepala Tim
Indita Wilujeng A,S.Kep
PP Pagi PP Sore
Fini Alfiani C.Kep Anshar rafi S.Kep
Hikmah Safitri S.Kep
Jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang Flamboyan Tanggal 9 Juni 2021, menurut
perhitungan metode Daugles, sebagai berikut :
Pagi : 2.43 dibulatkan menjadi 2 orang
Siang : 1.72 dibulatkan menjadi 2 orang
Malam : 0,96 dibulatkan menjadi 1 orang
Sehingga kebutuhan jumlah perawat yang dibutuhkan pada tanggal 9 Juni 2021 di ruang
flamboyan RSUD Banyumas untuk shift pagi, siang, malam dengan jumlah 5 orang
D. Tingat Ketergantungan Pasien
No Nomor kamar Nama Tingkat Ketergantungan
1. F1 An.D Minimal Care
2. F2 Tn.S Minimal Care
3. F3 Tn.W Minimal Care
4. F6 Ny.S Minimal Care
5. F7 Tn.A Partial care
6. F9 Tn.N Partial care
7. F11 Tn.S Minimal Care
8. F12 Tn. M Minimal Care
9. F13 Ny.N Minimal Care
10. F14 Ny.S Minimal Care
11. F15 Ny.S Total Care
12. F16 Ny.N Minimal Care
F. Kontroling
- Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langusng dengan perawat primer
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan klien
- Melalui manager area yaitu dengan pengawasan langsung melalui penglihatan sendiri,
pengamatan sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/pengawasi kelemahan – kelemahan yang ada saat ini.
- Pengawasan tidak langsung yaitu dengan mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan
B. Asuhan keperawatan
1) Pasien kelolaan ke -1
Nama Pasien : Tn S/ 48 thn
Kamar : F11
No. RM : 0893685
Dx Medis : CHF
RPS : pasien mengeluh sesak nafas jika beraktivitas, kaki bengkak, nyeri perut, mata kiri kemerahan, tidak bisa
melihat dengan jelas. Pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi dan rutin cek di PKU. TD : 164/112, N : 98, S : 36,6 , RR : 24,
SPO2 : 98%
N Hari/
Dx Kep Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Implementasi Catatan perkembangan
o Tgl
N Hari/
Dx Kep Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Implementasi Catatan perkembangan
o Tgl
Mobilitas fisik L.05042 i (susu) lewat mberikan susu l membuka mata dengan
NGT ewat NGT jangka waktu yang lama
KH A T
- Edukasi kelua - Mengedukasi ke TD : 154/87, N : 122, S :
Rentang 2 4 rga untuk me luarga agar pasi 37,5, RR : 21, SPO2 : 98%
gerak ROM mberikan susu en tetap bedrest Terpasang DC
Kekuatan 2 4 lewat NGT - Edukasi Terpasang O2 3L
otot - Edukasi kelua keluarga cara A : Masalah perfusi serebral
rga agar pasie melakukan tidak efektif teratasi sebagian
A. Kesimpulan
1. Evaluasi Kerja
a. Katim I : Melaksanakan tugasnya dengan baik
b. PP I : Melaksanakan tugasnya dengan baik
c. PP II : Melaksanakan tugasnya dengan baik
d. PP III : Melaksanakan tugasnya dengan baik
2. Evaluasi kegiatan
a. Proses meteeng morning berjalan dengan baik dan membahas terkait
dengan hasil pengkajian menejemen di ruang Flamboyan ang
dilaksanakan tanggal 1-3 Juni 2021
b. Proses timbang trima berjalan dengan baik
c. Proses pre confrence yang dipimpin oleh Fini Alfiani S.Kep pada
Katim, Pp I dan staff perawat dan administrasi berjalan dengan baik
d. Katim dan perawat pelaksana melaksanakan masukan sari kepala ruang
pada saat supervisi
e. Proses post confrence berjalan dengan baik tentang hasil implementasi
terhadap paien kelolaannya dan melaksanakannya dengan baik tentang
rencana yang telah dibuat .
B. Saran
1. Untuk kepala ruang pada saat memimpin operan sebaiknya mengecek
tingkat ketergantungan pasien, SDM, dan memberikan reinforcement
pada staff jaga malam dam pagi
2. Meningkatkan koordinasi yang optimal antara kepala ruang, perawat
asosiatife dan perawat pelaksana
3. Pertahankan dan tingkatkan proses MPKP ( meeteng morning, operan,
pre conference, dan post conference )
Daftar pustaka
Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. (2007). Manajemen Edisi Kedelapan. Jakarta:
Indeks.
Robbins, S.P. & Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba