Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Dudi (JNR0190021)
2. Luthfi Allatif (JNR0190031)
3. Nina Riskiyani (JNR0190035)
4. Nurul Cotimah (JNR0190037)
5. Pipik Taufik (JNR0190040)
6. Rida Lestari (JNR0190042)
7. Riza Nur Alfiah (JNR0190044)
8. Rizkar Purna D. (JNR0190045)
9. Yogi Triyoga (JNR0190061)
10.
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Menurut Nursalam (2009), manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui staf keperawatan untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Manajemen keperawatan berhubungan
dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan
staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling)
aktivitas-aktivitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan
dari sub unit departemen (Swanburg, 2000).
Konsep yang harus dikuasi adalah konsep tentang pengelolaan
perubahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa
rencana strategi melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT, dan
menyusun langkah-langkah perencanaan, melakukan pengawasan dan
pengendalian (Nursalam, 2007).
Komponen utama dalam manajemen keperawatan adalah fokus pada
sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari manajemen
keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
keperawatan, untuk kepuasan pasien melalui peningkatan produktifitas dan
kualitas kerja perawat (Nursalam, 2007).
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan/usaha untuk
mencapai tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain (Harsey dan
Blanchard, 2010). Manajemen tersebut mencakup kegiatan planning,
organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2011). Dari beberapa metode
yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode
tersebut untuk diterapkan. Tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai upaya
untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan
kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah
sakit (Nursalam, 2014)
Demi meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan, manajemen
rumah sakit seharusnya lebih memperhatikan sumber daya perawat di rumah
sakit baik itu kualitas maupun kuantitasnya. Mengingat perawat memberikan
asuhan keperawatan secara holistik (menyeluruh) sehingga perawat memiliki
tanggung jawab lebih dalam merawat pasien terutama di instalasi rawat inap
dimana perawatlah yang merawat pasien selama 24 jam. Oleh karena itu,
peran perawat inilah yang secara langsung dirasakan oleh pasien.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang berkualitas,
manajerial keperawatanpun harus ditingkatkan. Dimana salah satu upaya
manajerial keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
yaitu dengan peningkatan jumlah (kuantitas) sumber daya perawat (Nursalam,
2003). Kuantitas atau jumlah sumber daya perawat merupakan aspek yang
dapat mempengaruhi beberapa hal di dalam pelayanan keperawatan
diantaranya kepuasan pasien, kepuasan kerja perawat, beban kerja perawat,
dan sebagainya.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik stase manajemen keperawatan
mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan model praktik keperawatan profesional (MPKP),
secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang
professional serta langkah-langkah manajemen keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kajian situasi melalui analisa SWOT terhadap lima
dimensi manajemen yaitu man, metode, material, money, marketing
di Ruangan X RSUD Pelita Harapan Kabupaten Kuningan.
b. Mendiagnosa masalah-masalah terkait 5M dalam proses pemberian
pelayanan keperawatan di Ruangan X RSUD Pelita Harapan
Kabupaten Kuningan..
c. Membuat plan of action untuk menjawab masalah-masalah yang
ditemukan menggunakan CARL.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
Dengan adanya program MAKP di Rumah Sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatansehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal.
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperaawatan.
3. Bagi Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) secara optimal.
3. Bagi Mahasiswa
Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MAKP di dalam
Rumah Sakit.
D. Waktu
A. Manajemen Keperawatan
1. Pengertian
Manajemen keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional (Nursalam, 2011). Muninjaya dalam Nursalam (2011)
menjelaskan bahwa manajemen keperawatan merupakan gabungan antara
ilmu dan seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efektif, efisien dan rasional untuk mencapai tujuan tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Manajemen keperawatan dalam rumah sakit adalah tindakan
perawat yang meliputi penanganan administratif pasien seperti pengurusan
pasien saat masuk ke rumah sakit, pengisian dokumen catatan medik dan
membuat penjadwalan proses pemeriksaan dan pengobatan pasien. Selain
itu dalam manajemen keperawatan, seorang perawat membuat
penggolongan pasien sesuai dengan berat atau ringannya penyakit dan
kemudian mengatur pekerjaan perawat secara optimal sekaligus
memonitor mutu pelayanan kepada pasien serta melakukan manajemen
ketenagaan dan logistik keperawatan yang meliputi staffing, schedulling,
assigment dan budgeting (Adhitama, 2009).
Menurut Gillies dalam Adhitama (2009) Manajemen Keperawatan
dijelaskan sebagai tugas khusus yang harus dilaksanakan pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengerakkan serta
mengawasi sumber daya yang ada. Sumber daya tersebut mencakup
sumber daya manusia dan dana sehinggga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik pada pasien, keluarga dan masyarakat.
2. Prinsip Manajemen
Menurut Nursalam (2014) prinsip manajemen adalah sebagai berikut:
a. Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan keputusan.
b. Pengelolaan dan pengambilan keputusan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian (uncertainty).
c. Untuk memperoleh tujuan pengambilan keputusan dan mengurangi
ketidakpastian diperlukan data, informasi, dan proses pengendalian.
3. Fungsi-Fungsi Managemen
Menurut George R. Terry (Hasibuan, 2009 : 38) fungsi-fungsi
manajemen meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian
(organizing), Pengarahan (actuating) dan Pengendalian (controlling).
Sedangkan menurut Henry Fayol (Safroni, 2012 : 47), fungsi-
fungsi manajemen meliputi:
a. Fungsi Perencanaan (planning)
Perencanaan berupa penentuan langkah awal yang
memungkinkan organisasi mampu mencapai suatu tujuan dan juga
menyangkut tentang upaya yang dilakukan untuk mengantisispasi
kecenderungan di masa-masa yang akan datang dan penentuan
sebuah strategi atau taktik yang tepat untuk mewujudkan target tujuan
suatu organisasi.
b. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yaitu terdapat pemusatan wewenang pada
tingkat pimpinan organisasi sehingga berbagai fungsi berpusat dalam
tangan pimpinan tertentu karena dengan tegas memisahkan bidang
kegiatan pimpinan (manajerial sebagai pusat wewenang) dan bidang
kegiatan teknis (nonmanajerial).
c. Fungsi Pengarahan (commanding)
Pengarahan dilakukan untuk memberikan arahan kepada
Sumber Daya Manusia sebagai pegawai di dalam suatu organisasi
atau perusahaan agar pegawai tersebut mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik.
d. Fungsi Pengkoordinasian (coordinating)
Pengkoordinasian adalah usaha untuk mengatur para karyawan
agar bekerja secara teratur, sinkron dan selaras agar pekerjaan
tersebut dapat dilakukan secara efektif dan tujuan dari organisasi
tersebut dapat tercapai.
e. Fungsi Pengendalian (controlling)
Strong (Hasibuan, 2009 : 241) mengatakan bahwa
pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dan
rencana
4. Komponen Sistem
Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang tiap-
tiap komponen saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan
oleh 5 elemen, yaitu :
a. Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personil, peralatan dan fasilitas.
b. Proses
Proses pada umumnya merupakan kelompok manajer dan
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Output
Output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau
kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf serta
kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil/keluaran.
d. Kontrol
Kontrol dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan
melalui penyusunan anggaran yang proposional, evaluasi penampilan
kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
e. Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan
keuangan, audit keperawatan, dan survei kendali mutu, serta
penampilan kerja perawat (Agus Kuntoro, 2010).
e. Marketing
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang
perawatan mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan dan pelayanan.
Sasaran market adalah masyarakat umum (menerima klien dengan KS, Askes,
umum dan kontraktor).
3. Tanggung Jawab
a. Tanggung jawab anggota tim:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya;
2) Kerja sama dengan anggota tim dan antartim;
3) Memberikan laporan.
Rumus:
jumlahhariperawatandirumahsakit
¿¿
Rumus:
jumlahlamadirawat
jumlahpasienkeluar (hidup+ mati)
Rumus:
¿¿
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tepat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “... the net effect of
changed in occupancy ratye and lenght of stay”. BTO menurut Depkes
RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempattidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipaka dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
Rumus:
jumlah pasien dirawat ( hidup+mati )
jumlah tempat tidur
Rumus:
jumlahpasienmatiseluruhnya
x 100 %
jumlahpasienkeluar ( hidup +mati )
5. Discharge Planning
a. Pengertian
Menurut Nursalam (2014) Perencanaan pulang (discharge
planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang terintegrasi yaitu
antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan
keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di
rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan ners di rumah.
Namun sampai dengan saat ini, perencanaan pulang bagi pasien yang
dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan, di mana peran
keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan
kesehatan di rumah, konseling kesehatan atau penyuluhan, dan
pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu dalam upaya memperoleh
pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang kedaruratan
dengan masalah minor, sering kali diterima kembali dalam waktu 24
jam sampai 48 jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang
terkait dengan rentang keners. Rentang keperawatan sering pula
disebut dengan keperawatan berkelanjutan yang artinya keperawatan
yang dibutuhkan oleh pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan
untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanan pulang akan
berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi
fisik. Dalam perencanan pulang diperlukan komunikasi yang baik
terarah, sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna
untuk keperawatan di rumah (Nursalam 2014).
Keadaan Pasien:
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
Pasien
Perencanaan Pulang
4) Model Layanan
Di ruang x kelas III adalah ruangan baru yang akan
direncanakan sebagai contoh model bagi pelayanan ruangan
lainnya sehingga masih mencari pola atau metode penugasan
yang pas dengan kehasan ruangan rawat penyakit dalam kelas III.
5) Letak Ruangan
Letak ruangan x terdapat 2 lantai yaitu ruang x atas dan
bawah yang memiliki koridor ruangan masing-masing yang
memisahkan ruangan perawat dan ruang kamar perawatan.
6) Kapasitas Unit Ruangan
Kapasitas di ruang x ini terdapat 2 lantai ruangan atas dan
bawah yang memiliki koridor ruangan masing masing antara
pemisah ruang perawat dan ruang perawatan di ruang lantai atas
terdapat ruang kamar inap 1 dan 2, terdapat pula ruang ADM, dan
kamar ISO dengan kamar 5,6,7 Serta terdapat ruang cuci alat,
ruang neuro, musola beserta gudang. Sedangkan ruangan x
dilantai bawah terdapat koridor juga yang berada di tengah yang
memisahkan antara ruang perawat dan ruang perawatan kamar
inap. Ruang kamar inap 3 dan gudang, WC petugas, ruang cuci
alat dan ruang kamar 1 yaitu isolasi B20. Adapun fasilitas di
ruangan adalah 7 tempat sampah yang masih belum ada jenis
pemilahan jenis sampahnya, Adapun pintu ruangan x lantai atas
terdapat pintu di Ujung utara koridor pintu ini sering digunakan
untuk pintu keluar masuknya pasien dan keluarga yang
menjenguk. Dan dilantai ruang x bawah terdapat pintu di Ujung
selatan koridor pintu ini sering digunakan untuk pintu keluar
masuknya pasien dan keluarga yang menjenguk juga.
Tabel 3.1 Kapasitas Unit Ruangan
2.7
BOR dalam 1 bulan ¿ x 100 %=6.75%
40
2. Manajemen Unit
Data Inventaris Ruang Perawatan/Sarana Dan Prasarana
Penunjang RSUD Pelita Harapan Kabupaten Kuningan.
Ruang :X
Jumlah Tempat Tidur : 40
a. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan Fisik
a) Kapasitas Ruangaan X
No Ruangan Jumlah
.
1. Ruang Kepala Ruangan 1
2. Nurse Station 1
3. Ruang Perawatan pasiem 7
4. Kamar Mandi perawat 1
5. Dapur 1
6. Kamar Ganti Perawat 1
7. Ruang Administrasi 1
8. Gudang 1
9. Ruang Cuci alat 1
Status Kepegawaian
No Jabatan Jumlah Pendidikan
PNS THL
1. Kepala 1 S.Kep Ners √
Ruangan
2. Perawat 6 S.Kep Ners √
3. Perawat 6 A.Md.Kep √
4. Tenaga ADM 1 √
No Pelatihan Jumlah
1 PPI 6 orang
2 Manajemen Bangsal 1 orang
3 Metode Penugasan 3 orang
4 BTCLS (Basic Training Cardiac Live Support) 9 orang
2) Non manusia
e. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan Fisik
No Ruangan Jumlah
1. Ruang kepala ruangan -
2. Ruang dokter -
3. Nurse station 2
4. Ruang tindakan pasien -
5. Kamar mandi perawat 1
6. Dapur -
7. Kamar ganti perawat -
8. Ruang administrasi 1
9. Gudang 2
10. Ruang Oksigen -
11. Ruang Depo Obat -
12. Ruang Diskusi -
13. Ruang cuci alat 2
14. Ruang neuro 1
15. Ruang ISO 3
16. Musola 1
17. Tempat sampah 7
18. Kamar pasien 7
19 Brankar -
20. Pot bunga 2
Pendidikan
No Formasi/ Jabatan Jumlah
Terakhir
1. Kepala Ruangan 1 Orang S.Kep., Ners
4. ADM 1 Orang S1
2) Pelatihan
No Pelatihan Jumlah
1. PPI 6 Orang
4. BTCLS 9 Orang
BAB IV
C. Analisa SWOT
Strengths (S) Weaknesses (W) Oppurtunities (O) Threats (T)
SDM perawat Pola atau metode Ruangan X akan Tuntuan pasien
yang dimilki penugasan yang dijadikan sebagai konsumen
Ruangan baik belum ditetapkan percontohan bagi untuk
ruangan lain mendapatkan
pelayanan yang
professional dan
bermutu.
Gedung 2 lantai Belum adanya Adanya peluang Adanya
terdapat 40 penetapan untuk pertanggungjawa
tempat tidur referensi untuk pengembangan dan ban legalitas bagi
kelas III, lantai standart diagnosa peninkatan SKILL pasien
ruangan yang Keperawatan perawat untuk
bersih, ruangan mengikuti
isolasi, ruangan pelatihan.
cuci alat,
gudang, ruang
perawat.
Letak ruangan Jumlah perawat Adanya peluang Penangan
yang cukup yang belum untuk mengajukan pelayanan
strategis dengan sepadan dengan pengadaan barang terhambat
ruangan beban kerja di dan alat yang dikarnakan
penunjang Ruangan BOR digunakan di kurangnya
lainnya per bulan 95% ruangan fasilitas di
ruangan
Tersedia akses Belum Sosialisi tentang Kepatuhan
untuk keluar optimalnya penggunan SOP di pelaksanaan SOP
masuk menuju pelaksanaan ruangan dapat di ruangan yang
ruangan dan penerimaan meningatkan tidak dilakukan
menuju ke pasien baru yang kualitas pelayanan mengakibatkan
ruangan lain sesuai dengan tindakan
SOP keperawatan yang
merugikan dan
keselamatan
pasien rendah
Operan seluruh Belum Mempunyai Proses dan hasil
perawat maksimalnya peluang untuk pelayan
mendatangi tiap kegiatan pre dan melakukan keperawatan tidak
bed pasien post conference komunikasi yang sesuai dengan
baik dengan tujuan yg di
sesama tenaga harapakan
medis antar
ruangan untuk
mencegah terjadi
nya mis
komunikasi
Rumah sakit Belum Belum terjalinnya Resiko tinggi
pemerintah yang optimalnya kerja sama antar terjadi nya infeksi
menetapkan pengadaan barang instansi untuk nosokomial
Pola dan alat peningkatan Mutu karana
Pengelolaan penunjang seperti di ruangan dan mempunyai akses
Keuangan belangkar, Rumah sakit jalan ke beberapa
Badan Layanan pemilahan tempat ruangan lain,
Umum Daerah sampah (medis kuman akan
(PPK-BLUD) dan non medis) mudah masuk ke
secara penuh. ruangan yg di
bawa oleh orang
lain dari ruangan
lain
1) SO (Strengths – Oppurtunities)
a) Menjalin kerjasama dengan lembaga lain.
b) Meningkatkan kualitas pelayanan yang prima.
c) Meningkatan pengembangan skill dan peningkatan SDM perawat.
d) Meningkatkan daya jual RS.
2) WO (Weaknesses – Oppurtunities)
a) Pengadaan barang dan alat yang dibutuhkan di ruangan yang tercukupi.
b) Peningkatan budaya keselamatan pasien dengan SOP.
c) Metode penugasan yang tepat untuk peningkatan pelayanan.
d) Peningkatan jumlah perawat diruangan yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
3) ST (Strengths – Threats)
a) Memanfaatkan fasilitas ruang rawat inap yang banyak untuk menjadi daya
tarik pasien.
b) Menjalin hubungan kepercayaan antara perawat dengan pasien.
c) Tujuan tindakan keperawatan tercapai dengan maksimal.
4) WT (Weaknesses – Threats)
a) Meningkatkan pelayanan dan lebih mengedepankan kepentingan pasien.
b) Adanya standar kelengkapan untuk memenuhi syarat akreditasi rumah
sakit.
c) Mendapatkan bantuan danaatau pun sarana dan prasarana dari luar rumah
sakit dan pemerintah.
D. Fishbond