(PENELITIAN KOLERASIONAL)
Oleh:
GRESIA HERYULIN
(NIM : 2016.C. 08a.0793)
(PENELITIAN KOLERASIONAL)
Oleh:
GRESIA HERYULIN
(NIM : 2016. C. 08a. 0793)
i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS BEBAS PLAGIASI
NIM : 2016.C.08a.0793
GRESIA HERYULIN
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 2016.C.08a.0793
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI
SISWI REMAJA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA
NIM : 2016.C.08a.0793
PANITIA PENGUJI :
Mengetahui,
Ketua KUP
STIKES Eka Harap, Prodi Sarjana Keperawatan,
iv
Keputusan-keputusan Dan Cara Hidupmu Hari Ini Akan Membantumu Mengukir
Masa Depanmu
( Gresia Heryulin)
KATA PENGANTAR
v
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berk
atdan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara”
dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti
ujian skripsi di STIKes Eka Harap Palangka Raya.
Penulis sangat menyadari bahwa pada penulisan ini masih menemukan kesulitan,
tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
memperbaiki dan melengkapinya sehingga terselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis mengungkapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak DR. dr. Andryansyah Arifin MPH. selaku Ketua Yayasan Eka Harap
Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis
dalam menempuh pendidikan di STIKES Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dan
mengikuti pendidikan di STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku Ketua Studi Sarjana Keperawatan
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
4. Ibu Sarah H. Rintuh, M.Pd. selaku Ketua Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji proposal ini.
5. Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes. selaku Pembimbing I yang telah membantu
dan membimbing saya dalam pembuatan proposal ini, sehingga proposal ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
6. Melisa Frisilia, S.Kep., M.Kes. selaku Pembimbing II yang juga telah membantu
saya dalam menyelesaikan proposal ini dan bersedia membagikan ilmunya dalam
membantu saya menyelesaikan proposal ini.
7. Kepada kedua orang tua saya, terima kasih atas dukungan serta doa yang selalu
diberikan kepada saya, terlebih lagi kepada Tuhan Yesus karena penyertaan dan
pimpinannya saya dapat menyelesaikan studi saya tepat waktu.
vi
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa (i) Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES
Eka Harap Palangka Raya angkatan VIII, seluruh sahabat saya yang memberikan
bantuan, masukkan dan saran dalam pendidikan dan penulisan ini.
Peneliti mengakui masih banyak terdapat kekurangan dari skripsi ini. Oleh
karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama bidang riset
keperawatan, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua.
Penulis
vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................ii
HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................iii
HALAMANPERSETUJUAN..................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN DAN BEBAS PLAGIASI.......................vi
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................................viii
HALAMAN MOTO.................................................................................................ix
HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................................xi
HALAMAN DAFTAR TABEL..............................................................................xiii
HALAMAN BAGAN...............................................................................................xiv
HALAMAN GAMBAR...........................................................................................xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujauan Penelitian..............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................4
1.4.1 Teoritis.............................................................................................................4
1.4.2 Praktis..............................................................................................................4
x
2.4.1 Definisi Kanker Payudara.................................................................................25
2.4.2 Etiologi Kanker Payudara.................................................................................25
2.4.3 Patofisiologi Kanker Payudara.........................................................................26
2.4.4 Manifestasi Klinis Kanker Payudara.................................................................27
2.4.5 Komplikasi Kanker Payudara...........................................................................28
2.4.6 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................28
2.4.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................29
2.5 Konsep Dasar Remaja..........................................................................................31
2.5.1 Definisi Remaja.................................................................................................31
2.5.2 Tahapan Remaja................................................................................................31
2.5.3 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja.......................................................32
2.5.4 Perkembangan Remaja......................................................................................33
2.6 Kerangka Konsep.................................................................................................34
2.7 Hipotesis Penilitian..............................................................................................35
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................................41
4.2 Pembahasan..........................................................................................................45
4.3 Keterbatasan.........................................................................................................49
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................................50
5.2 Saran...................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Rukiyah, 2012 mengatakan bahwa penyakit kanker merupakan salah
satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Salah satu penyakit kanker yang
lebih banyak terjadi pada wanita adalah kanker payudara yaitu tumor ganas yang
tumbuh didalam jaringan payudara yang meliputi kelenjar susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Menurut Olfah, 2013 Peningkatan jumlah
penderita kanker payudara, maka perlu dilakukan upaya pencegahannya,
Kemenkes RI telah melakukan program deteksi dini kanker payudara yang di
kenal dengan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. SADARI merupakan
serangkaian prosedur untuk mengetahui adanya benjolan atau keabnormalan pada
payudara sejak dini. SADARI penting untuk dilakukan dan dikuasai oleh setiap
wanita, terlebih oleh remaja, karena dengan melakukan SADARI pada usia remaja
dan menemukan keabnormalan sejak dini dapat memberikan prognosis yang lebih
baik. Fenomena yang didapatkan di SMAN-4 Palangka Raya Kelas XI masih ada
siswi tidak mengetahui dan belum pernah mendapatkan informasi tentang
SADARI. Dan berdasarkan informasi guru mengatakan tidak pernah di lakukan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi tentang upaya deteksi dini kanker
payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri(SADARI) di SMAN-4 Palangka
Raya.
Menurut World Health Organization (WHO,2012), di Indonesia angka
kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menempati urutan ke-10 setelah
kanker paru, sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar
330.000 orang. Berdasarkan hasil dari program Depkes 2009-2011 menyatakan
bahwa, telah dilakukan pelatihan pada pelaksana skrining sebanyak 950 orang di
79 Puskesmas dan 102 orang dari 17 Provinsi. Tetapi tidak dijelaskan bahwa hasil
dari pelatihan tersebut melakukan penyuluhan pada instansi-instansi lain seperti
sekolah-sekolah. Hasil data subdit Kanker Kementerian Kesehatan sampai 20
Januari 2014 menyatakan dari 36.761.000 wanita, baru 644.951 wanita usia 30-50
1
2
tahun yang melakukan deteksi dini (SADARI) (Detik, 2014). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Rosyidah, 2011 yang menunjukan
bahwa dari 182 responden di ketahui sebanyak 80 responden memiliki
pengetahuan yang cukup tentang SADARI dan 102 orang kekurangan
pengetahuan tentang SADARI. Sementara itu, berdasarkan data dari RSUD dr
Doris Slyvanus Palangka Raya, untuk penderita Kanker payudara di Kalimantan
Tengah yang telah rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2015 (67 orang), tahun
2016 (176 orang), tahun 2017 (274 orang), tahun 2018 ( 331 orang). Berdasarkan
Survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Februari 2020 di SMAN-4
Palangka Raya, pada saat melakukan wawacara didapatkan data 6 orang siswi di
kelas XI tidak mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan
hanya 1 orang yang sudah mengetahui SADARI. Enam orang remaja yang belum
pernah melakukan SADARI menyampaikan alasan tidak melakukan SADARI
kerena terlalu sibuk dengan tugas-tugas di sekolahan, ada yang menyatakan baru
mengenal istilah SADARI itu sendiri dan banyak yang tidak tau cara-cara untuk
pelakukan SADARI dan kurang peduli dengan kesehatan reproduksi terutama
pada payudara.
Menurut YKPJ, 2011 Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang SADARI
di karenakan kurangnya informasi tentang SADARI. Hambatan-hambatan dalam
melakukan SADARI adalah rendahnya kewaspadaan remaja terhadap kanker
payudara dan sedikitnya informasi yang didapat terkait kanker payudara. Faktor
penyebabnya diduga karena perubahan gaya hidup seperti kebiasaan makan
makanan cepat saji, seringnya terpapar radiasi dari media elektronik dan
perubahan kondisi lingkungan. Menurut Yayasan Kanker Indonesia, 2012
Penyebab lain tingginya angka kejadian kanker payudara ini adalah karena
terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya dari kanker payudara, tanda-
tanda dini, faktor risiko dan cara penanggulangannya. Menurut Suhita, 2008 Hal-
hal yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan mental, faktor hereditas,
lingkungan, kematangan usia, faktor intrinsik seseorang (pengetahuan, pendidikan
dan pekerjaan), fasilitas (sarana dan prasarana), sosial budaya, dan media yang
digunakan. yang termasuk faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi yaitu
pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan kurangnya
3
.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus yaitu sebagai berikut:
.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara
.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara
2) Mengidentifikasi motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara
3) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi
dini kanker payudara
.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi teoritis dan praktis yaitu
sebagai berikut:
.4.1 Teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
dapat menjadi bahan masukan dan informasi serta sebagai bahan pembelajaran
dan untuk memperkuat teori khusunya di bidang keperawatan komunitas serta
meningkatkan kesadaran siswi remaja putri untuk melakukan pemeriksaan
SADARI
.4.2 Praktis
.4.2.1 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
5
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
Prinsip yang digunakan dari cara ini adalah bahwa orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih
dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berkisar fakta empiris
maupun berdasarkan penalaran sendiri.
Pengalaman adalah guru yang baik, dan oleh sebab itu pengalaman pribadi
pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapai pada masa lalu, untuk memecahkan permasalah
pada saat ini. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi
dapat menuntut seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar diperlukan untuk berfikir kritis dan logika.
Cara modern ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini merupakan
suatu cara atau metode untuk memperoleh pengetahuan melaui sumber pustaka
(media cetak), seminar ilmiah dan penyuluhan kesehatan.
kemampuan verbal, dilaporkan hamper tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai
berikut.
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa Intelligence Quotient (IQ) akan menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti
kosakata dan pengetahuan umum. Beberapa teori yang berpendapat ternyata
Intelligence Quotient (IQ) seseorang akan menurun cukup cepat sejalan
bertambahnya usia.
2.1.5.1 Kognitif
1) Memungkinkan orang tidak mudah percaya begitu saja pada tradisi atau
otoritas, tetapi percaya pada pengalaman dengan teknik-teknik yang rasional.
1) Sikap Positif
2) Sikap Negatif
terlepas itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang itu menerima ide
tersebut.
2.1.5.3 Psikomotor
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
dan bahkan dapat dipelajari yang meliputi :
1) Persepsi
2) Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.
3) Mekanisme
4) Adaptasi
Rumus:
Sp
N= x 100%
Sm
Keterangan:
N= Nilai pengetahuan
Baik : 76-100%
16
Cukup : 56-75%
seseorang.
Menurut Sulaiman, 2011 Teori motivasi terbagi menjadi dua yaitu teori isi
atau teori kebutuhan dan teori proses. Teori isi atau teori kebutuhan terdiri dari
teori tingkat kebutuhan. Kemudian teori proses terdiri dari teori harapan. Adapun
penjelasan dari beberapa teori motivasi sebagai berikut.
Bahwa dalam diri manusia terdapat hierki dari tiga kebutuhan, Kebutuhan
tersebut terdiri dari:
Menurut Saam dan Wahyuni, 2013 Seorang akan termotivasi bila adanya
harapan akan hasil tertentu, harapan tersebut mempunyai nilai yang positif bagi
yang disangkutkan.
Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang,
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut:
19
1) Kebutuhan (Need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) kerena adanya factor-faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis Suhardi dalam Widiani
(2014:8).
2) Harapan (Expectancy)
Seseorang di motivasi oleh kerena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri
meningkat dan menggerakan seseorang kearah pencapaian tujuan Suhardi
dalam Widiani (2014:8).
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal
tanpa ada yang menyuruh Taufik dalam Widiani (2014:8).
4) Kesehatan
20
Menurut Dixon dan Leonard, 2006 Deteksi dini kanker payudara adalah
program pemeriksaan untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran
kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar.
Menurut Saryono dan Pramitasari, 2009 Kanker payudara dapat ditemukan secara
dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan
mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%.
sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan
pengeluaran cairan atau nanah dan darah, kanker payudara merupakan jenis
kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian
terbesar.
Menurut Purwoastuti, 2008 Tujuan utama deteksi dini kanker payudara
adalah untuk menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya
menjadi lebih baik. Ternyata 75-85% keganasan kanker payudara ditemukan pada
saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Deteksi dini dilakukan dengan
melakukan “pemeriksaan payudara sendiri” atau yang dikenal dengan SADARI.
Ini adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari
benjolan atau kelainan lainnya. Dengan posisi tegak menghadap kaca dan
berbaring, dilakukan pengamatan dan perabaaan payudara secara sistematis.
Pemeriksaan SADARI di lakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu
setelah haid dan bila sudah menopause.
Salah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara adalah
dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang berkaitan
dengan benjolan pada payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun
kelainan pada payudaranya. Padahal, kemungkinan sembuh tentu akan semakin
besar bila benjolan kanker pada terdeteksi lebih awal.
Menurut Olfah et al., 2013 Pemeriksaan payudara mandiri dapat
membantu anda untuk menjadi terbiasa dengan tubuh anda, jadi anda dapat
menemukan perubahan-perubahan yang terjadi, yakni dengan melihat perubahan
di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
24
2.3.4.1 Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris
atau tidak). Cara melakukan:
3) Tahap 3: Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.
25
2) Tahap Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
di bagian atas ke bra line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua
payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk
mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan
benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan
putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line,
bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka
dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
27
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.
Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan
kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah putting susu payudara.
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan
teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
Menurut Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara
masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan
munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal
dan familial.
Faktor resiko:
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
31
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3) Fase invasi
Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat penebalan di
area payudara. Cara pemeriksaan: kulit area payudara dipegang antara ibu jari dan
jari telunjuk tangan pemeriksa lalu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
32
2.4.4.4 Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk).
2.4.4.5 Pengelupasan papilla payudara.
2.4.4.6 Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
2.4.4.7 Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam
yaitu kuratif dengan (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan).
Pengobatan paliatif kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu
skema yang kaku, selalu dipertimbangkan kasus demi kasus. Terapi kemoterapi
diberikan bila ada metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika
terapi hormonal tidak dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang
sebelumnya, dan jika tumor tersebut ER negatif.
5) Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi.
(1) Mamografi
2) Invasif
(1) Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara
untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4
tipe biopsi, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan
menggunakan insisi pembedahan.
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan
remaja, yaitu :
keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas
seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka
inginkan.
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang di tandai
dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
1) Kegelisahan.
2) Pertentangan
3) Mengkhayal
4) Akitivitas berkelompok
Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung
ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal
yang belum pernah dialami sebelumnya.
badan dan proporsi tubuh dapat menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan
seperti, malu dan tidak percaya diri.
34
: Diteliti
: Tidak ditelti
: Hubungan
2.8 Hipotesis
BAB 3
METODE PENELITIAN
36
37
Sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari website antara
lain;
http://garuda.ristekbrin.go.id/documents?q=tingkat+pengetahuan
%2C+motivasi%2C+sadari
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/view/8179
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/1766
http://jurnal.stikes-murniteguh.ac.id/index.php/ithj/article/download/11/18
https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.php/JKebIn/article/view/132/129
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/470/388
Data yang didapatkan dan telah melewati tahap skrining ditinjau kembali
relevansinya dengan topik penelitian
(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan yang disusun
menggunakan Bahasa yang mudah dipahami. Maksud dari teks naratif ialah
peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya
mengenai persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan yang kemudian
dibentuk simpulan dan selanjutnya simpulan tersebut disajikan dalam bentuk teks
naratif.
Pada penelitian data dalam bentuk naratif yang menjelaskan tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data yang
didapatkan merupakan dari hasil penelitian terdahulu, kemudian peneliti mencari
data dokumenter yang sudah dikumpulkan oleh orang lain dan didokumentasikan
atau telah di publikasikan.
3.3.3 Penarikan Kesimpulan (Conclusion/Verying)
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang memberikan penjelasan
dari sebuah rumusan masalah sehingga diketahui tindakan apa yang harus
dilakukan. Kesimpulan ini bersifat sementara karena akan terus berkembang
sejalan dengan penelitian baru dikedepannya. Penarikan kesimpulan juga
merupakan suatu cara untuk mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari
lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kualitas
dari fenomena dan proporsi.
Pada penelitian ini akan menarik kesimpulan mengenai bagaimana
hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara sehingga
peneliti akan memberikan opininya terkait data sekunder yang diperoleh dan
peneliti dapat menyimpulkan pendapatnya pada kesimpulan dan saran
41
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Kategori F P (%)
1 Melakukan 21 65.6
2 Tidak melakukan 11 34.4
Sumber Sekunder : Laurena Ginting 2019
Berdasarkan tabel 4.3 dapat di lihat bahwa Distribusi Frekuensi dan
Presentase Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) mayoritas responden
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berjumlah 21 orang, 65,6%.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi SADARI Mahasiswi Angkatan 2008 dan
2009 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.
Indikator Motivasi Motivasi Motivasi Total
Tinggi Cukup Rendah
F % f % F % f %
Kebutuhan dan 1 32 36 68 0 0 53 100
Tanggung Jawab 7
Keinginan 2 49 27 51 0 0 12 100
6 1
Harapan 3 66 16 34 0 0 12 100
5 1
Penerapan Ilmu 1 32 36 68 0 0 12 100
pengetahuan 7 1
Sumber Sekunder : Setiawan, dkk 2017
Tindakan Pemeriksaan
Tingkat Payudara Sendiri (SADARI) Total
Pengetahuan Cukup + Kurang Baik P OR (95% CI)
Value
F % F % F %
Cukup+Kurang 13 22,4 1 1,7 14 24,1
Baik 4 6,9 40 69,0 44 75,9 0,000 130,000
(13,312-1269,563)
Sumber sekunder: Evi Heriyanti 2018
Tindakan Pemeriksaan
Motivasi Payudara Sendiri (SADARI) Total
melakukan Cukup + Kurang Baik P OR (95% CI)
SADARI Value
F % F % F %
Sedang+Rendah 16 27,6 0 0 16 27,6
Tinggi 1 1,7 41 70,7 42 72,4 0,000 42.000
(6,057-291,444)
Sumber sekunder: Evi Heriyanti 2018
Tabel 4.8 Hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Sadari
Berdasarkan hasi penelitian Evi Heriyanti (2018) bahwa pengetahuan
remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebesar 69,0% di
kategorikan baik. Sedangkan hasil Dari Laurena Ginting (2019) hasil penelitian
didapatkan mayoritas responden berpengetahuan baik dengan jumlah 17 orang.
Dan Setiawan, dkk (2017) Pengetahuan SADARI Mahasiswi Angkatan 2008 dan
2009 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang 53.1%. pengertian SADARI yakni 47 orang (88,69%).
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru (Budiman, 2014:3). Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah seorang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut Notoatmodjo (2012
: 30). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan hidup, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan. Informasi dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang
46
diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan
melalui komunikasi. Informasi mencakup kata, teks, gambar, suara, kode,
program komputer, dan basis data. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman dan usia.
Berdasarkan fakta dan teori diatas tidak didapatkan kesenjangan antara fakta
dan teori dimana hasil penelitian didapatkan lebih dominan responden yang
memiliki pengetahuan yang baik. Menurut peneliti hal ini karena pendidikan yang
baik membuat pengetahuan responden akan menjadi lebih baik hal ini
dikarenakan responden yang memiliki pendidikan yang tinggi banyak
memperoleh informasi dan pengalaman dibandingkan yang berpendidikan rendah
sehingga tingkat pengetahuanya menjadi lebih baik. Pendidikan adalah salah satu
upaya untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam maupun di
luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Selain itu pengetahuan juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, lingkungan, informasi/media massa,
sosial budaya dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut yang turut mempengaruhi
pengetahuan seseorang menjadi baik, cukup, dan kurang.
Didapatkan juga karena tingginya kekuatan yang muncul dari dalam diri
responden sehingga menjadi pendorong dalam melakukan pemeriksaan payudara
47
Berdasarkan fakta dan teori diatas tidak didapatkan kesenjangan antara fakta
dan teori dimana hasil penelitian didapatkan lebih dominan responden yang
memiliki motivasi yang baik bahwa adanya motivasi responden untuk melakukan
tindakan SADARI tergantung dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Adanya
motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan payudara dimungkinkan
karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang
tidak diinginkan pada kondisi payudara. Pentingnya antisipasi ini adalah
membentuk motivasi yang baik terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dalam mencegah kanker payudara. Adanya informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta kanker payudara menjadi motivasi
para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara. (Sumiarsih dan
Rijal, 2014).
48
berjalan dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang tidak memiliki pengetahuan
yang baik tentang pengertian,tujuan, manfaat, dan cara melakukan SADARI maka
tindakan untuk melakukan SADARI tidak akan berjalan dengan baik. Adanya
informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta kanker payudara
menjadi motivasi para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area
payudara (Sumiarsih dan Rijal, 2014). Sehingga adanya motivasi yang baik dan
respon mendukung perawatan payudara dimungkinkan karena dirasakan perlu
untuk mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang tidak diinginkan pada
kondisi payudara. Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk motivasi yang baik
terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam mencegah
kanker payudara.
4.3 Keterbatasan
Hambatan yang dirasakan oleh peneliti selama proses penyusunan penelitian
ini antara lain :
4.3.1 Peneliti perlu lebih mendalami lagi mengenai pengumpulan data sekunder.
4.3.2 Kurangnya literatur buku-buku terkait topik penelitian yang ingin diteliti.
4.3.3 Peneliti perlu memahami kembali cara mencari data di website.
50
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil telaah jurnal penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja
Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini
Kanker Payudara maka penulis simpulkan bahwa terdapat:
Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal dimana hasil data sekunder
didapatkan lebih dominan responden yang memiliki pengetahuan yang baik.
Menurut peneliti hal ini karena pendidikan yang baik membuat pengetahuan
responden akan menjadi lebih baik hal ini dikarenakan responden yang memiliki
pendidikan yang tinggi banyak memperoleh informasi dan pengalaman
dibandingkan yang berpendidikan rendah sehingga tingkat pengetahuanya
menjadi lebih baik. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam maupun di luar sekolah yang berlangsung
seumur hidup. Selain itu pengetahuan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
usia, lingkungan, informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi. Faktor-
faktor tersebut yang turut mempengaruhi pengetahuan seseorang menjadi baik,
cukup, dan kurang.
Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal dimana hasil data sekunder
didapatkan lebih dominan responden yang memiliki motivasi yang baik.
Responden yang memiliki motivasi yang baik bahwa adanya motivasi responden
untuk melakukan tindakan SADARI tergantung dari motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Adanya motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan
payudara dimungkinkan karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan pada kondisi payudara.
Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk motivasi yang baik terhadap tindakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam mencegah kanker payudara.
Dengan adanya dukungan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) serta kanker payudara menjadi motivasi para wanita untuk menambah
pengetahuan tentang area payudara.
50
51
Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal dimana hasil data sekunder dimana
hasil terdapat kesesuaian yang menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat
pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri
(sadari) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara, Semakin baik tingkat
pengetahuan maka tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) semakin
baik. Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki dalam
praktek SADARI. Jika seorang memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI
maka tindakan untuk melakukan SADARI rutin setiap bulannya akan berjalan
dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang tidak memiliki pengetahuan yang baik
tentang pengertian,tujuan, manfaat, dan cara melakukan SADARI maka tindakan
untuk melakukan SADARI tidak akan berjalan dengan baik. Adanya informasi
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta kanker payudara menjadi
motivasi para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara.
Sehingga adanya motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan payudara
dimungkinkan karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang tidak diinginkan pada kondisi payudara. Pentingnya antisipasi
ini adalah membentuk motivasi yang baik terhadap tindakan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dalam mencegah kanker payudara.
5.2 Saran
5.2.1 Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan perbandingan jika suatu saat
dilakukan penelitian dan referensi pengembangan pembelajaran, bahan
bacaan di perpustakaan digunakan sebagai informasi dan masukan sebagai
bahan referensi.
5.2.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk menerapkan
kebijakan dalam penggunaan panduan untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI)
5.2.3 Untuk peneliti selanjutnya khususnya dalam keperawatan agar meneliti
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan
hambatan-hambatan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan diharapkan melakukan penelitian dengan observasi
langsung kepada Siswi Remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja dan Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi Cetakan 14. Jakarta: Renika.
Budiman. 2013. Metedologi Penelitian Keperawatan Dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Dixno, J.M dan Leonard
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Hidayat, A, Aziz Alimun. 2010. Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimun. 2014. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Mardiana, Lina. 2009. Mencegah Dan Mengobati Kanker Pada Wanita Dengan
Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC
Maulana HJD. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo. 2012. Penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : pedoman
skripsi, tesis dan instrumen penelitian. Jakarta: salemba medika, Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
Nurcahyo, J. 2010. Awas Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara (Mengenai,
Mencegah dan Mengobati Sejak Dini Dua Kanker Pembunuh Paling di
Takuti Wanita). Yogyakarta: Wahana Totalita.
Nursalam. 2010. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan:pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2013. Pendekatan Praktisi Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Saam, Z dan Wahyuni, S. 2012. Psikologi Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Saryono, Roisha Dyah Pramitasari. 2009. Perawatan Payudara. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Savitri, Astrid., et al. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim & Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Setiati, E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sunaryo, A. S. 2013. Hubungan Antara Persepsi Tentang Kondisi Fisik Lingkungan
Kerja dengan Sikap Kerja Dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan UD.
ES WE di Surakart. Talenta. Vol. II No 2 (106-116).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Olfah, Y, Mendri, Nk & Badiah, A. 2013. Kanker Payudara Dan SADARI.
Yogyakarta: Selemba Medika.
Rukiyah, A. Y. & Yulianti, L. 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Medis.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori Dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yayasan Kanker Indonesia (YKI). 2012. YKI-Jakarta Race. Diakses tanggal 05
Febuari 2020 dari http://yayasankankerindonesia.org/2012.tki-jakarta-race/
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). 2011. Usia Penderita Kanker Payudara
Cenderung Menurun. Diakses tanggal 05 Febuari 2020 dari
http://www.antarasumut.com/berita-sumut/berita-terkini/kesehatan/ykpj-
usia-penderita-kanker-payudara-cenderung-menurun/
Jurnal: Lubis, U. L. (2017). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Perilaku Sadari. Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan. 2 (1), 81-86. Lampung.
Jurnal: R. Angrainy. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang SADARI Dalam
Mendeteksi Dini Kanker Payudara Pada Remaja. Akademik Kebidanan
Helvia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia.
DAFTAR SINGKATAN
Riwayat Pendidikan :