Anda di halaman 1dari 77

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI


SISWI REMAJA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA

(PENELITIAN KOLERASIONAL)

Oleh:

GRESIA HERYULIN
(NIM : 2016.C. 08a.0793)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI


SISWI REMAJA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA

(PENELITIAN KOLERASIONAL)

Dibuat Sebagai Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan


(S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Oleh:
GRESIA HERYULIN
(NIM : 2016. C. 08a. 0793)

YAYASAN EKA HARAP


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN EKA HARAP
PRODI STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS BEBAS PLAGIASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : GRESIA HERYULIN

NIM : 2016.C.08a.0793

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Judul Karya Tulis : Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi


Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker
Payudara

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis tersebut secara


keseluruhan adalah murni karya saya sendiri, bukan dibuatkan oleh orang
lain, baik sebagian maupun keseluruhan, bukan plagiasi sebagian atau
keseluruhan dari karya tulis orang lain, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari didapatkan buktikan bahwa karya tulis saya tersebut
merupakan hasil karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan dan atau
plagiasi karya tulis orang lain, saya sanggup menerima sanksi peninjauan
kembali kelulusan saya, pembatalan kelulusan, pembatalan dan penarikan
ijazah saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan tanpa
paksaan dari pihak manapun. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Palangka Raya, 05 Maret 2020


Peneliti,

GRESIA HERYULIN

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI


SISWI REMAJA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA

Nama : GRESIA HERYULIN

NIM : 2016.C.08a.0793

Skripsi ini telah disetujui untuk diuji

Tanggal, Juni 2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes Melisa Frisilia, S.Kep., M.Kes

iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI
SISWI REMAJA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI
KANKER PAYUDARA

Nama : GRESIA HERYULIN

NIM : 2016.C.08a.0793

Skripsi Ini Telah Diuji dan Disetujui Oleh Tim Penguji


Pada Tanggal, Juni 2020

PANITIA PENGUJI :

Ketua : Sarah H. Rintuh, M.Pd ……………………

Anggota I : Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes ……………………

Anggota II : Melisa Frisilia, S.Kep., M.Kes ……………………

Mengetahui,

Ketua KUP
STIKES Eka Harap, Prodi Sarjana Keperawatan,

Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Meilitha Carolina, Ners, M.Kep


MOTTO

iv
Keputusan-keputusan Dan Cara Hidupmu Hari Ini Akan Membantumu Mengukir
Masa Depanmu

( Gresia Heryulin)

KATA PENGANTAR

v
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berk
atdan  rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara”
dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti
ujian skripsi di STIKes Eka Harap Palangka Raya.

Penulis sangat menyadari bahwa pada penulisan ini masih menemukan kesulitan,
tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
memperbaiki dan melengkapinya sehingga terselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis mengungkapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :
1. Bapak DR. dr. Andryansyah Arifin MPH. selaku Ketua Yayasan Eka Harap
Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis
dalam menempuh pendidikan di STIKES Eka Harap Palangka Raya.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya yang telah menyediakan sarana dan prasarana kepada penulis dan
mengikuti pendidikan di STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku Ketua Studi Sarjana Keperawatan
STIKES Eka Harap Palangka Raya.
4. Ibu Sarah H. Rintuh, M.Pd. selaku Ketua Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji proposal ini.
5. Siti Santy Sianipar, S.Kep., M.Kes. selaku Pembimbing I yang telah membantu
dan membimbing saya dalam pembuatan proposal ini, sehingga proposal ini
dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
6. Melisa Frisilia, S.Kep., M.Kes. selaku Pembimbing II yang juga telah membantu
saya dalam menyelesaikan proposal ini dan bersedia membagikan ilmunya dalam
membantu saya menyelesaikan proposal ini.

7. Kepada kedua orang tua saya, terima kasih atas dukungan serta doa yang selalu
diberikan kepada saya, terlebih lagi kepada Tuhan Yesus karena penyertaan dan
pimpinannya saya dapat menyelesaikan studi saya tepat waktu.

vi
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa (i) Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES
Eka Harap Palangka Raya angkatan VIII, seluruh sahabat saya yang memberikan
bantuan, masukkan dan saran dalam pendidikan dan penulisan ini.
Peneliti mengakui masih banyak terdapat kekurangan dari skripsi ini. Oleh
karena itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama bidang riset
keperawatan, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua.

Palangka Raya, Juni 2020

Penulis

vii
viii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................ii
HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................iii
HALAMANPERSETUJUAN..................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN DAN BEBAS PLAGIASI.......................vi
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................................viii
HALAMAN MOTO.................................................................................................ix
HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................................xi
HALAMAN DAFTAR TABEL..............................................................................xiii
HALAMAN BAGAN...............................................................................................xiv
HALAMAN GAMBAR...........................................................................................xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujauan Penelitian..............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................4
1.4.1 Teoritis.............................................................................................................4
1.4.2 Praktis..............................................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Pengetahuan.................................................................................5
2.1.1 Definisi Pengetahuan......................................................................................5
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif...........................................5
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan.......................................................................6
2.1.4 Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan................................8
2.1.5 Dampak Dari Pengetahuan................................................................................10
2.1.5 Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan............................................................12
2.2 Konsep Motivasi..................................................................................................13
2.2.1 Definisi Motivasi...............................................................................................13
2.2.2 Proses Motivasi.................................................................................................13
2.2.3 Jenis-Jenis Motivasi..........................................................................................14
2.2.4 Teori Motivasi...................................................................................................15
2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi..................................................15
2.2.6 Cara Pengukuran Motivasi................................................................................17
2.3 Konsep Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).............................................18
2.3.1 Definisi SADARI..............................................................................................18
2.3.2 Tujuan Pemeriksaan SADARI..........................................................................19
2.3.3 Waktu Pemeriksaan SADARI...........................................................................20
2.3.4 Pemeriksaan Payudara Mandiri.........................................................................20
2.4 Konsep Dasar Kanker Payudara...........................................................................25

x
2.4.1 Definisi Kanker Payudara.................................................................................25
2.4.2 Etiologi Kanker Payudara.................................................................................25
2.4.3 Patofisiologi Kanker Payudara.........................................................................26
2.4.4 Manifestasi Klinis Kanker Payudara.................................................................27
2.4.5 Komplikasi Kanker Payudara...........................................................................28
2.4.6 Penatalaksanaan Medis.....................................................................................28
2.4.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................29
2.5 Konsep Dasar Remaja..........................................................................................31
2.5.1 Definisi Remaja.................................................................................................31
2.5.2 Tahapan Remaja................................................................................................31
2.5.3 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja.......................................................32
2.5.4 Perkembangan Remaja......................................................................................33
2.6 Kerangka Konsep.................................................................................................34
2.7 Hipotesis Penilitian..............................................................................................35

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Perancangan Penilitian.........................................................................................36
3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................36
3.3 Teknik Analisis Data (Data Sekunder)................................................................38

BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................................41
4.2 Pembahasan..........................................................................................................45
4.3 Keterbatasan.........................................................................................................49

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan............................................................................................................50
5.2 Saran...................................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Motivasi Siswi Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker
Payudara ...................................................................................................37

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Melihat Perubahan Bentuk Dan Besar Payudara.................................20


Gambar 2.2 Pemeriksaan Payudara Dengan Tangan Di Angkat Atas
Kepala...................................................................................................20
Gambar 2.3 Berdiri Tegak Di Depan Cermin..........................................................21
Gambar 2.4 Tangan Di Pinggang Untuk Menegangkan Otot-Otot Bagian Dada
....................................................................................................................................21
Gambar 2.5 Persiapan Pemeriksaan Payudara Sendiri.............................................22
Gambar 2.6 Memeriksa Payudara Dengan Cara Dari Atas Ke Bawah....................22
Gambar 2.7 Memeriksa Payudara Dengan Cara Memutar.......................................23
Gambar 2.8 Memeriksa Cairan Di Puting Payudara................................................23
Gambar 2.9 Memeriksa Ada Tidaknya Benjolan Di Ketiak....................................23

xiii
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Rukiyah, 2012 mengatakan bahwa penyakit kanker merupakan salah
satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Salah satu penyakit kanker yang
lebih banyak terjadi pada wanita adalah kanker payudara yaitu tumor ganas yang
tumbuh didalam jaringan payudara yang meliputi kelenjar susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. Menurut Olfah, 2013 Peningkatan jumlah
penderita kanker payudara, maka perlu dilakukan upaya pencegahannya,
Kemenkes RI telah melakukan program deteksi dini kanker payudara yang di
kenal dengan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita. SADARI merupakan
serangkaian prosedur untuk mengetahui adanya benjolan atau keabnormalan pada
payudara sejak dini. SADARI penting untuk dilakukan dan dikuasai oleh setiap
wanita, terlebih oleh remaja, karena dengan melakukan SADARI pada usia remaja
dan menemukan keabnormalan sejak dini dapat memberikan prognosis yang lebih
baik. Fenomena yang didapatkan di SMAN-4 Palangka Raya Kelas XI masih ada
siswi tidak mengetahui dan belum pernah mendapatkan informasi tentang
SADARI. Dan berdasarkan informasi guru mengatakan tidak pernah di lakukan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi tentang upaya deteksi dini kanker
payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri(SADARI) di SMAN-4 Palangka
Raya.
Menurut World Health Organization (WHO,2012), di Indonesia angka
kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menempati urutan ke-10 setelah
kanker paru, sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar
330.000 orang. Berdasarkan hasil dari program Depkes 2009-2011 menyatakan
bahwa, telah dilakukan pelatihan pada pelaksana skrining sebanyak 950 orang di
79 Puskesmas dan 102 orang dari 17 Provinsi. Tetapi tidak dijelaskan bahwa hasil
dari pelatihan tersebut melakukan penyuluhan pada instansi-instansi lain seperti
sekolah-sekolah. Hasil data subdit Kanker Kementerian Kesehatan sampai 20
Januari 2014 menyatakan dari 36.761.000 wanita, baru 644.951 wanita usia 30-50

1
2

tahun yang melakukan deteksi dini (SADARI) (Detik, 2014). Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Rosyidah, 2011 yang menunjukan
bahwa dari 182 responden di ketahui sebanyak 80 responden memiliki
pengetahuan yang cukup tentang SADARI dan 102 orang kekurangan
pengetahuan tentang SADARI. Sementara itu, berdasarkan data dari RSUD dr
Doris Slyvanus Palangka Raya, untuk penderita Kanker payudara di Kalimantan
Tengah yang telah rawat jalan dan rawat inap pada tahun 2015 (67 orang), tahun
2016 (176 orang), tahun 2017 (274 orang), tahun 2018 ( 331 orang). Berdasarkan
Survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Februari 2020 di SMAN-4
Palangka Raya, pada saat melakukan wawacara didapatkan data 6 orang siswi di
kelas XI tidak mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan
hanya 1 orang yang sudah mengetahui SADARI. Enam orang remaja yang belum
pernah melakukan SADARI menyampaikan alasan tidak melakukan SADARI
kerena terlalu sibuk dengan tugas-tugas di sekolahan, ada yang menyatakan baru
mengenal istilah SADARI itu sendiri dan banyak yang tidak tau cara-cara untuk
pelakukan SADARI dan kurang peduli dengan kesehatan reproduksi terutama
pada payudara.
Menurut YKPJ, 2011 Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang SADARI
di karenakan kurangnya informasi tentang SADARI. Hambatan-hambatan dalam
melakukan SADARI adalah rendahnya kewaspadaan remaja terhadap kanker
payudara dan sedikitnya informasi yang didapat terkait kanker payudara. Faktor
penyebabnya diduga karena perubahan gaya hidup seperti kebiasaan makan
makanan cepat saji, seringnya terpapar radiasi dari media elektronik dan
perubahan kondisi lingkungan. Menurut Yayasan Kanker Indonesia, 2012
Penyebab lain tingginya angka kejadian kanker payudara ini adalah karena
terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya dari kanker payudara, tanda-
tanda dini, faktor risiko dan cara penanggulangannya. Menurut Suhita, 2008 Hal-
hal yang mempengaruhi motivasi adalah faktor fisik dan mental, faktor hereditas,
lingkungan, kematangan usia, faktor intrinsik seseorang (pengetahuan, pendidikan
dan pekerjaan), fasilitas (sarana dan prasarana), sosial budaya, dan media yang
digunakan. yang termasuk faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi yaitu
pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan kurangnya
3

pengetahuan remaja tentang pentingnya SADARI, sehingga tidak adanya motivasi


untuk melakukan SADARI. Dalam melakukan SADARI, remaja perlu
mengetahui cara SADARI yang benar sehingga remaja mempunyai motivasi
untuk melakukan SADARI. Dampak tidak melakukan SADARI adalah
keterlambatan dalam mengetahui ada atau tidaknya benjolan di payudara yang
dapat menyebabkan kanker payudara.
Motivasi yang dimaksud adalah kesadaran yang dimiliki oleh remaja untuk
melakukan deteksian dini terhadap kanker payudara. Banyak keuntungan yang
didapat dari deteksi dini, karena hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan
oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan SADARI dengan benar, sehingga
memungkinkan untuk melakukan penanganan sedini mungkin. Berdasarkan hal
tersebut diatas maka sangat diperlukan adanya Pendidikan kesehatan terhadap
remaja terkait SADARI. Pendidikan yang tentu saja bertujuan untuk menambah
pengetahuan remaja tentang SADARI sehingga dapat memotivasi remaja untuk
melakukan SADARI secara rutin. Kerena itu peran kita sebagai seorang tenaga
kesehatan memberikan informasi tentang SADARI kepada remaja untuk
mendorong remaja melakukan pemeriksaan payudara supaya mereka termotivasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker
payudara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian


tentang bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara ?
4

.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus yaitu sebagai berikut:
.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara
.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara
2) Mengidentifikasi motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara
3) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi
dini kanker payudara

.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi teoritis dan praktis yaitu
sebagai berikut:
.4.1 Teoritis
Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
dapat menjadi bahan masukan dan informasi serta sebagai bahan pembelajaran
dan untuk memperkuat teori khusunya di bidang keperawatan komunitas serta
meningkatkan kesadaran siswi remaja putri untuk melakukan pemeriksaan
SADARI
.4.2 Praktis
.4.2.1 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
5

Manfaat penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan teknologi


dilaksanakan sebagai kosntribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta
dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan.

.4.2.2 Bagi Siswi


Penelitian ini diharapkan Siswi dapat mengaplikasikan dan memotivasi
siswi dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk
mendeteksi kanker payudara sedini mungkin.
.4.2.4 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan tugas akhir
mahasiswa STIKES Eka Harap yaitu melakukan berbagi pengembangan dan
penelitian guna pengembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan dan
sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.
6

BAB 2

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Menurut Maulana, 2009 mengatakan bahwa pengetahuan adalah suatu


hasil dari tahu berdasarkan pengalaman dan penelitian, di peroleh bahwa perilaku
yang didasarkan oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan.

Menurut Mubarak, 2011 Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran


manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan adalah segala apa
yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia.

Menurut Notoatmodjo, 2012 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan


ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di
peroleh melalui mata dan telinga.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan


segala sesuatu yang diketahui setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu sehingga menjadi pedoman dalam membentuk tindakan
membentuk tindakan seseorang tersebut.
7

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6


tingkatan:

2.1.2.1 Tahu (know)


Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.

2.1.2.2 Memahami (Comprehension) 6

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara


benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tertentu harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.

2.1.2.3 Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang


telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
juga diartikan sebagai penggunaan rumus-rumus, hukum-hukum, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

2.1.2.4 Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke


dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam sutu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya.
8

2.1.2.5 Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau


menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru
dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu
formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi


atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2012 Dari berbagai macam cara yang digunakan


untuk memperoleh pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi
dua, yakni cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah.

2.1.3.1 Cara Tradisional/Cara Non Ilmiah

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran


pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara
sistematik dan logis. Cara tradisional ini meliputi :

1) Trial and Error

Cara ini dipakai sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum


adanya peradaban waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau
masalah upaya pemecahan dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan ini tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Metode ini telah banyak jasanya terutama
9

dalam meletakkan dasar-dasar menentukan teori-teori dari berbagai macam ilmu


pengetahuan.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Prinsip yang digunakan dari cara ini adalah bahwa orang lain menerima
pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih
dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berkisar fakta empiris
maupun berdasarkan penalaran sendiri.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dan oleh sebab itu pengalaman pribadi
pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapai pada masa lalu, untuk memecahkan permasalah
pada saat ini. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi
dapat menuntut seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar diperlukan untuk berfikir kritis dan logika.

4) Melalui Jalan Pemikiran


Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada
dasarnya merupakan cara melahirkan pikiran.

2.1.3.2 Cara Modern atau Ilmiah

Cara modern ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini merupakan
suatu cara atau metode untuk memperoleh pengetahuan melaui sumber pustaka
(media cetak), seminar ilmiah dan penyuluhan kesehatan.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan


10

Menurut Budiman, 2013 Dalam proses memperoleh pengetahuan, ada


beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu:
2.1.4.1 Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap


perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan
diperlukan untuk mendapatakan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang makin mudah mendapatkan informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang dapat
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.

2.1.4.2 Informasi/media massa


Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligent, news”
(Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah
sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi
sebagai transfer pengetahuan. Adanya perbedaan definisi informasi dan
hakikatnya dikarenakan sifatnya yang tidak dapat diuraikan (intangible),
sedangkan informasi dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh
dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan melalui
komunikasi. Informasi mencakup kata, teks, gambar, suara, kode, program
komputer, dan basis data.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non-formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berkembangnya
teknologi akan menyediakan berbagai macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya,
media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
11

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal


tersebut.

2.1.4.3 Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran


apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu
sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
2.1.4.4 Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu. Baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan
tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik maupun tidak, yang
akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
2.1.4.5 Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengalaman dalam bekerja yang dikembangkan akan memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional, serta dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan
menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang
kerjanya.
2.1.4.6 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri
menuju usia tua. Selain itu, orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
12

kemampuan verbal, dilaporkan hamper tidak ada penurunan pada usia ini. Dua
sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai
berikut.
1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai
dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa Intelligence Quotient (IQ) akan menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti
kosakata dan pengetahuan umum. Beberapa teori yang berpendapat ternyata
Intelligence Quotient (IQ) seseorang akan menurun cukup cepat sejalan
bertambahnya usia.

2.1.5 Dampak Dari Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), dampak dari pengetahuan yaitu terjadinya


perubahan dalam perilaku yang meliputi kognitif, sikap dan psikomotorik.

2.1.5.1 Kognitif

Menurut Stuart and Sundeen, 1987 Kognitif adalah kemampuan berfikir


dan memberi rasional termasuk proses mengingat, melalui orientasi, persepsi dan
memperhatikan. Dampak dari perubahan kognitif yaitu:

1) Memungkinkan orang tidak mudah percaya begitu saja pada tradisi atau
otoritas, tetapi percaya pada pengalaman dengan teknik-teknik yang rasional.

2) Merintis jalan kepada kemandirian dalam berfikir berdasarkan pengamatan


terhadap gejala-gejala.

3) Memberi pemahaman kepada seseorang tentang berbagai masalah dan


fenomena dalam hidup ini.
13

2.1.5.2 Sikap (Afektif)

Menurut Purwanto 2004 Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap


suatu stimulus atau objek baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga
manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan
adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu. Menurut Purwanto (2004),
sifat sikap dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Sikap Positif

Mempunyai kecenderungan tindakan yang lebih mendekati, menyenangi


atau mengharapkan objek tertentu.

2) Sikap Negatif

Mempunyai kecenderungan untuk menjauh, menghindar, membenci dan


tidak menyenangi objek tertentu.

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :

(1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan


stimulus yang diberikan atau objek.

(2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban ketika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan


tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
14

terlepas itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang itu menerima ide
tersebut.

(3) Menghadapi (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah


adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

(4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan


segala resiko merupakan sikap paling tinggi.

2.1.5.3 Psikomotor
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
dan bahkan dapat dipelajari yang meliputi :

1) Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang


diambil.

2) Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh.

3) Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara


otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan suatu kebiasaan.
15

4) Adaptasi

Adaptasi adalah suatu tindakan yang berkembang dengan baik artinya


tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan.

2.1.6 Cara Pengukuran Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2012 Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan


dengan memberikan seperangkat alas tes/kuesioner tentang objek pengetahuan
yang mau di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan. Selanjutnya dilakukan
penelitian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan di beri
nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban
dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan hasilnya
berupa persentase dengan rumusan yang digunakan sebagai berikut:

Rumus:
Sp
N= x 100%

Sm

Keterangan:

N= Nilai pengetahuan

Sp= Skor yang didapat

Sm= Skor tertinggi maksimum

Selanjutnya persentase jawaban diintervensikan dalam kalimat kualitatif


dengan acuan sebagai berikut:

Baik : 76-100%
16

Cukup : 56-75%

Kurang: <56% (Arikuto, 2006).

2.2 Konsep Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut Saam dan Wahyuni (2013), “Motivasi merupakan sesuatu yang


mendorong seorang untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan.” Motivasi
merupakan dorongan dari dalam diri seorang menyebabkan orang tersebut
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Notoatmodjo, 2012 Berdasarkan pendapat yang dikemukakan dari


beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu faktor
dalam jiwa individu yang mendorong, meyebabkan, mengarahkan suatu sikap dan
tingkah laku seorang didalam mencapai tujuan yang mereka ingikan.

2.2.2 Proses Motivasi

Sunaryo (2013) menjelaskan bahwa proses terjadinya motivasi yaitu


timbul diawali dengan adanya dorongan yang menggerakkan manusia untuk
berperilaku. Motivasi terjadi karena adanya dorongan untuk memenuhi
kebutuhan. Kebutuhan dipandang sebagai sesuatu yang kurang pada diri individu
yang menuntut untuk segara terpenuhi. Kekurangan tersebut akan menjadi sebagai
dorongan yang membuat individu berperilaku untuk memenuhi kebutuhannya.

2.2.3 Jenis-jenis Motivasi

2.2.3.1 Motivasi Intrinsik


17

Menurut Windaryono, 2009 Motivasi yang datangnya dari dalam diri


individu itu sendiri. Motivasi intrinsik timbul dari keinginan individu sendiri
tanpa adanya dorongan dari orang lain. Misalnya orang tua ingin memberikan
pengetahuan pada anak atas dasar kemauan sendiri bukan dari pengaruh iklan,
televisi, atau bujukan dari orang lain. Motivasi intrinsik mempunyai pola yang
berhubungan dengan kemampuan dan pengadilan diri yang tinggi, merencanakan
dan menganalisis tugas secara realitis dan percaya dengan usaha yang dilakukan
dalam meningkatkan kemampuan dan pengendalian diri. Motivasi intrinsik
merupaan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal.
Keinginan untuh menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk
memahami suatu hal, merupakan faktor intrisik yang ada pada semua orang.

2.2.3.2 Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah daya dorong untuk melakukan suatu aktivitas


sekedar sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir. Mereka secara intrinsik
termotivasi melakukan suatu kegiatan karena mengharapkan yang di inginkan,
pujian dari orang lain, atau menghindari hukuman. Motivasi ekstrinsik ditandai
oleh pertimbangan di luar dirinya dalam melakukan suatu pekerjaan, seperti
misalnya kinerja seorang siswa, penilaian atau untuk mengantisipasi suatu
penghargaan atau ujian. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar
atau lingkungan. Motivasi ekstrinsik dalam belajar berupa. penghargaan, pujian
hukuman, celaan, atau keinginan meniru, tingkah laku

seseorang.

2.2.3.3 Motivasi terdesak

Menurut Rusmi, 2008 Motivasi terdesak yang muncul dalam kondisi


terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali munculnya
pada perilaku aktivitas seseorang. Motivasi yang berhubungan dengan idiologi
politik, ekonomi, sosial dan budaya (ipoleksosbud) dan hankam yang sering
menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu emang makhluk sosial.
18

2.2.4 Teori Motivasi

Menurut Sulaiman, 2011 Teori motivasi terbagi menjadi dua yaitu teori isi
atau teori kebutuhan dan teori proses. Teori isi atau teori kebutuhan terdiri dari
teori tingkat kebutuhan. Kemudian teori proses terdiri dari teori harapan. Adapun
penjelasan dari beberapa teori motivasi sebagai berikut.

2.2.4.1 Teori kebutuhan

Bahwa dalam diri manusia terdapat hierki dari tiga kebutuhan, Kebutuhan
tersebut terdiri dari:

1) Kebutuhan fisiologi yang meliputi rasa berlindung, seksual dan kebutuhan


fisik lainnya.
2) Kebutuhan rasa aman yang yang meliputi rasa ingin dilindungi dari bahaya
fisik dan emosional.
3) Kebutuhan sosial meliputi kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan
persahabatan.

2.2.4.2 Teori Harapan

Menurut Saam dan Wahyuni, 2013 Seorang akan termotivasi bila adanya
harapan akan hasil tertentu, harapan tersebut mempunyai nilai yang positif bagi
yang disangkutkan.

2.2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang,
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut:
19

2.2.5.1 Faktor Ekstern


1) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: tata
cara keluarga mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah
tangga dan keadaan ekonomi Slameto (2010:54-72).
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah Slameto
(2010:54-72).
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh ini terjadi kerena keberadaan siswa dalam
masyarakat Slameto (2010:54-72).

2.2.5.2 Faktor Intern

1) Kebutuhan (Need)
Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) kerena adanya factor-faktor
kebutuhan baik biologis maupun psikologis Suhardi dalam Widiani
(2014:8).
2) Harapan (Expectancy)
Seseorang di motivasi oleh kerena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri
meningkat dan menggerakan seseorang kearah pencapaian tujuan Suhardi
dalam Widiani (2014:8).
3) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal
tanpa ada yang menyuruh Taufik dalam Widiani (2014:8).
4) Kesehatan
20

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan berserta bagian-


bagianya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal
sehat Slameto (2010:57-71).
5) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang di pertinggi jiwa itu pun semata-
mata tertuju pada suatu objek atau sekumpulan objek sehat Slameto
(2010:57-71).
Sumber lain mengungkapkan, bahwa didalam motivasi itu terdapat suatu
rangkaian interaksi antar berbagai faktor. Berbagai faktor yang dimaksud
meliputi:
(1) Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan,
kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis, latar
belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan.
(2) Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai rangsangan:
persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita dalam keja itu
sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap kerja, kemungkinan
timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang disebabkan oleh
pekerjaan.
(3) Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu
terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
(4) Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama rekan,
kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan kepentingan
keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar pekerjaan.
(5) Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu.
(6) Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
(7) Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan tujuan.

2.2.6 Cara Pengukuran Motivasi

Pengukuran motivasi menggunakan koesiner dengan skala liebert yang


berisi peryataan-peryataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibitas skor
jawaban.
21

2.2.6.1 Peryataan Positif (Favourable)

1) Sangat Setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan peryataan


kuesioner yang di berikan melalui jawaban kuesioner di beri nilai 4.
2) Setuju (S) jika responden setuju dengan peryataan kuesioner yang
diberikan melalui jawaban kuesioner di beri nilai 3.
3) Tidak Setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan peryataan koesioner
yang diberikan melalui jawaban kuesioner di beri nilai 2.
4) Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
peryataan koesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di beri
nilai 1.

2.2.6.2 Peryataan Negatif (Unfavaurable)

1) Sangat Setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan peryataan


kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di beri nilai 1.
2) Setuju (S) jika responden setuju denganperyataan koesioner yang
diberikan melalui jawaban kuesioner di beri nilai 2.
3) Tidak Setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan peryataankoesioner
yang diberikan melalui jawaban kuesioner di beri nilai 3.
4) Sangat Tidak Setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
peryataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner di beri
nilai 4.

Kemampuan hasilnya dimasukan dalam kriteria :

(1). Motivasi kuat : 67-100%

(2). Motiasi sedang : 34-66%

(3). Motivasi lemah : 0-33% (Hidayat, 2012)

2.3 Konsep Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


22

2.3.1 Definisi SADARI

Menurut Manuaba, 2010 Pemeriksaan payudara sendiri merupakan usaha


untuk mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (Down
Staging). Dan menurut Maulani (2009), Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari
resiko kanker payudara.

Menurut Dixon dan Leonard, 2006 Deteksi dini kanker payudara adalah
program pemeriksaan untuk mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran
kecil, dan sebelum kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar.
Menurut Saryono dan Pramitasari, 2009 Kanker payudara dapat ditemukan secara
dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan
mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%.

Menurut Mardiana, 2009 Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara


sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Istilah ini
disebut dengan SADARI, yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Sebaiknya
pemeriksaan sendiri ini dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Ini
dimaksudkan agar yang bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat jika
ditemukan benjolan pada payudara.

Menurut Setiati, 2009 Untuk menemukan gejala awal kanker payudara


dapat di deteksi sendiri oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk
menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode
SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudara untuk mengetahui
ada atau tidaknya benjolan di sekitar payudara sendiri.

2.3.2 Tujuan Pemeriksaan SADARI

Menurut Nurcahyo, 2010 Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri


adalah untuk mendeteksi secara dini gejala kanker payudara secara individu.
Menurut Olfah et al, 2013 Tujuan SADARI adalah untuk mendeteksi
terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri dan
23

sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting bersisik dan
pengeluaran cairan atau nanah dan darah, kanker payudara merupakan jenis
kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian
terbesar.
Menurut Purwoastuti, 2008 Tujuan utama deteksi dini kanker payudara
adalah untuk menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya
menjadi lebih baik. Ternyata 75-85% keganasan kanker payudara ditemukan pada
saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Deteksi dini dilakukan dengan
melakukan “pemeriksaan payudara sendiri” atau yang dikenal dengan SADARI.
Ini adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari
benjolan atau kelainan lainnya. Dengan posisi tegak menghadap kaca dan
berbaring, dilakukan pengamatan dan perabaaan payudara secara sistematis.
Pemeriksaan SADARI di lakukan secara rutin setelah haid, sekitar 1 minggu
setelah haid dan bila sudah menopause.

2.3.3 Waktu Pemeriksaan SADARI


Melakukan SADARI tidak terlalu sulit kerena bias di lakukan saat
kegiatan sehari-hari dan di lakukan setelah haid 7-10 hari bisa 1-2 kali hanya 10
menit.

2.3.4 Pemeriksaan Payudara Mandiri

Salah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara adalah
dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang berkaitan
dengan benjolan pada payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun
kelainan pada payudaranya. Padahal, kemungkinan sembuh tentu akan semakin
besar bila benjolan kanker pada terdeteksi lebih awal.
Menurut Olfah et al., 2013 Pemeriksaan payudara mandiri dapat
membantu anda untuk menjadi terbiasa dengan tubuh anda, jadi anda dapat
menemukan perubahan-perubahan yang terjadi, yakni dengan melihat perubahan
di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
24

2.3.4.1 Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris
atau tidak). Cara melakukan:

1) Tahap 1: Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting


susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin,
posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

Gambar 2.1: Melihat perubahan bentuk dan besar payudara.

2) Tahap 2: Periksa payudara dengan tangan diangkat keatas kepala, dengan


maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau
fascia dibawahnya

Gambar 2.2: Pemeriksaan payudara dengan tangan di angkat atas kepala.

3) Tahap 3: Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan
kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada
payudara.
25

Gambar 2.3: Berdiri tegak di depan cermin.

4) Tahap 4: Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/


tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah
ketiak.

Gambar 2.4: Tangan di pinggang untuk menegangkan otot-otot bagian dada.


26

2.3.4.2 Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.


1) Tahap Persiapan

Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan


membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang
telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan
diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan anda di bawah kepala. Gunakan
tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari
Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara
Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular.

Gambar 2.5: Persiapan pemeriksaan payudara sendiri.

2) Tahap Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
di bagian atas ke bra line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua
payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk
mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan
benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan
putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line,
bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka
dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
27

Gambar 2.6: Memeriksa payudara dengan cara dari atas ke bawah.

3) Tahap Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.
Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan
kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah putting susu payudara.

Gambar 2.7: Memeriksa Payudara dengan cara memutar.

4) Tahap Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.


Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat

adanya cairan abnormal dari puting payudara.


28

Gambar 2.8: Memeriksa cairan di puting payudara

5) Tahap Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan
teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

Gambar 2.9: Memeriksa ada tidaknya benjolan di ketiak.

2.4 Konsep Dasar Kanker Payudara


2.4.1 Definisi Kanker Payudara
Menurut Savitri, 2015 mengatakan Penyakit kanker payudara yaitu suatu
kanker yang menyerang jaringan lunak pada payudara. Kanker payudara
merupakan sekelompok sel yang tidak normal pada payudara dan pertumbuhan sel
nya bersifat ganda. Tanda dan gejala yang sering terjadi pada kanker payudara
yaitu adanya benjolan di payudara, keluar cairan putih dari puting payudara,
adanya perlengketan dan lekukan pada kulit serta terjadinya luka yang tidak
sembuh dalam waktu yang lama. Menurut Ridho, 2012 Gejala lain yang dapat
ditemukan yaitu payudara terasa keras dan padat. Benjolan yang ditemukan lama
kelamaan semakin membesar dan menimbulkan rasa tidak enak.
Menurut Sari, 2011 Kanker payudara biasanya menyerang wanita muda
dan wanita dewasa dengan penderita terbanyak berusia 40 hingga 49 tahun.
Namun saat ini terdapat kecenderungan kanker payudara semakin banyak di alami
wanita muda usia 20 tahun akibat perubahan gaya hidup.
2.4.2 Etiologi Kanker Payudara
29

Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor


genetik, hormonal dan kemudian kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya
kanker payudara.

Menurut Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara
masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan
munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal
dan familial.

1) Wanita risiko tinggi dari pada pria (99:1)


2) Usia: risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3) Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu/saudara
perempuan
4) Riwayat menstrual Early menarche (sebelum 12 tahun) dan menopause
(setelah 50 tahun)
5) Riwayat kesehatan
6) Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan
alat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen.
7) Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8) Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alkohol (minum 2x sehari),
obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.

Faktor resiko:

(1) Riwayat pribadi kanker payudara

(2) Menarche dini

(3) Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama

(4) menopause pada usia lanjut

(5) Riwayat penyakit payudara jinak

(6) Riwayat keluarga dengan ca mamae


30

(7) Kontrasepsi oral

(8) Terapai pergantian hormone

(9) Pemajanan radiasi

(10) Masukan alkohol

(11) Umur > 40 tahun

2.4.3 Patofisiologi Kanker Payudara

Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:


proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.

Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan


proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

1) Fase induksi: 15-30 tahun

Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun sampai
bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat,
jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen,
31

lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan


jaringan dan individu.

2) Fase in situ: 1-5 tahun

Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna,
kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.

3) Fase invasi

Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui


membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfa. Waktu antara
fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.

4) Fase diseminasi: 1-5 tahun


Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.

2.4.4 Manifestasi Klinis Kanker Payudara

Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih


sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba,
biasanya oleh wanita itu sendiri.

2.4.4.1 Terdapat massa utuh (kenyal)

Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan,


bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan).

2.4.4.2 Nyeri pada daerah massa


2.4.4.3 Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan retraksi pada area payudara

Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat penebalan di
area payudara. Cara pemeriksaan: kulit area payudara dipegang antara ibu jari dan
jari telunjuk tangan pemeriksa lalu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
32

2.4.4.4 Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk).
2.4.4.5 Pengelupasan papilla payudara.
2.4.4.6 Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
2.4.4.7 Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

2.4.5 Komplikasi Kanker Payudara


Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ
lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang
dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis,
nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami
gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan
persepsi sensori.

2.4.6 Penatalaksanaan Medis

Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam
yaitu kuratif dengan (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan).
Pengobatan paliatif kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu
skema yang kaku, selalu dipertimbangkan kasus demi kasus. Terapi kemoterapi
diberikan bila ada metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika
terapi hormonal tidak dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang
sebelumnya, dan jika tumor tersebut ER negatif.

2.4.7 Pemeriksaan Penunjang


2.4.7.1 Laboratorium meliputi:
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (Carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau
plasma
33

5) Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi.

2.4.7.2 Tes diagnosis lain


1) Non invasif

(1) Mamografi

Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang


penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk
dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada
tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat
digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang
asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis
suatu kelainan.
(2) Radiologi (foto rontgen thorak)
(3) USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan
antara massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu
dapat menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa
pada jaringan payudara yang tebal/padat.
(4) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui
intra vena, bahan ini akan di absorbsi oleh massa kanker dari massa
tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
(5) Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi kanker payudara terutama untuk
mengetahui metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif
mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang
digunakan.
34

2) Invasif
(1) Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara
untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4
tipe biopsi, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan
menggunakan insisi pembedahan.

(2) Aspirasi biopsi


Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara
kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang.
Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan
pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan
tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika
cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk
dilakukan biopsi pembedahan.
(3) Tru-Cut atau Core biopsi
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic
biopsi mammografi dan komputer untuk memandu jarum pada
massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah
ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang
berlebihan dan biaya tidak mahal.
(4) Insisi biopsi
Sebagian massa dibuang
(5) Eksisi biopsi
Seluruh massa diangkat, hasil biopsi dapat digunakan selama 36
jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen section.

2.5 Konsep Dasar Remaja

2.5.1 Definisi Remaja

Menurut Sarwono, 2011 Remaja adalah suatu masa dimana individu


berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
35

sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Menurut Pratiwi, 2012


Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam
sikap, dan perubahan fisik. Menurut Hurlock, 2011 Remaja pada tahap tersebut
mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola
perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja.

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah


setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Menurut Sarwono, 2011 Batasan usia remaja
Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah. Menurut Hurlock (2011), masa
remaja dimulai dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan
dengan masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

2.5.2 Tahapan Remaja

Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) ada tiga tahap perkembangan
remaja, yaitu :

2.5.2.1 Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun.

Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahanperubahan


yang terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini
remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin
bebas dan mulai berfikir abstrak.

2.5.2.2 Remaja Madya (middle adolescence) 14-16 tahun.

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja merasa


senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecendrungan narcistic, yaitu
mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang
sama pada dirinya. Remaja cendrung berada dalam kondisi kebingungan karena ia
tidak tahu harus memilih yang mana. Pada fase remaja madya ini mulai timbul
36

keinginan untuk berkencan dengan lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas
seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka
inginkan.

2.5.2.3 Remaja akhir (late adolesence) 17-20 tahun.

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang di tandai
dengan pencapaian 5 hal, yaitu :

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.


2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan
dalam pengalaman-pengalaman yang baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri).
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself) dan
publik.

2.5.3 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja

Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:

1) Kegelisahan.

Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak


angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan dimasa depan. Hal ini
menyebabkan remaja mempunyai angan-angan yang sangat tinggi, namun
kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja diliputi
oleh perasaan gelisah.

2) Pertentangan

Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering


mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan yang
sering terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut
37

3) Mengkhayal

Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja


akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan mereka
melalui dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif. Terkadang
khayalan remaja bias bersifat positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu
yang dapat di realisasikan.

4) Akitivitas berkelompok

Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan mengakibatkan


kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan
berkumpul bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan
secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama.

5) Keinginan mencoba segala sesuatu

Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung
ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal
yang belum pernah dialami sebelumnya.

2.5.4 Perkembangan Remaja

2.5.4.1 Perkembangan fisik.


Menurut Potter & Perry, 2009 Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada
remaja. Kematangan seksual sering terjadi seiring dengan perkembangan seksual
secara primer dan sekunder. Perubahan secara primer berupa perubahan fisik dan
38

hormon penting untuk reproduksi, perubahan sekunder antara laki-laki dan


perempuan berbeda.
Menurut Sarwono, 2011 Pada anak laki-laki tumbuhnya kumis dan
jenggot, jakun dan suara membesar. Puncak kematangan seksual anak laki-laki
adalah dalam kemampuan ejakulasi, pada masa ini remaja sudah dapat
menghasilkan sperma. Ejakulasi ini biasanya terjadi pada saat tidur dan diawali
dengan mimpi basah.
Menurut Sarwono, 2011 Pada anak perempuan tampak perubahan pada
bentuk tubuh seperti tumbuhnya payudara dan panggul yang membesar. Puncak
kematangan pada remaja wanita adalah ketika mendapatkan menstruasi pertama
(menarche). Menstruasi pertama menunjukkan bahwa remaja perempuan telah
memproduksi sel telur yang tidak dibuahi, sehingga akan keluar bersama darah
menstruasi melalui vagina atau alat kelamin wanita.
2.5.4.2 Perkembangan emosi

Menurut Sarwono, 2011 Perkembangan emosi sangat berhubungan dengan


perkembangan hormon, dapat ditandai dengan emosi yang sangat labil. Remaja
belum bisa mengendalikan emosi yang dirasakannya dengan sepenuhnya.

2.5.4.3 Perkembangan kognitif

Menurut Potter & Perry, 2009 Remaja mengembangkan kemampuannya


dalam menyelesaikan masalah dengan tindakan yang logis. Remaja dapat berfikir
abstrak dan menghadapi masalah yang sulit secara efektif. Jika terlibat dalam
masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang
sangat banyak.

2.5.4.4 Perkembangan psikososial

Menurut Potter & Perry, 2009 Perkembangan psikososial ditandai dengan


terikatnya remaja pada kelompok sebaya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik
dengan lawan jenis. Minat sosialnya bertambah dan penampilannya menjadi lebih
penting dibandingkan sebelumnya. Perubahan fisik yang terjadi seperti berat
39

badan dan proporsi tubuh dapat menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan
seperti, malu dan tidak percaya diri.
34

2.7 Kerangka Konsep


Menurut Hidayat, 2010 Kerangka konsep merupakan model konseptual
yang berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah.
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen
Tingkat pengetahuan Variabel Dependen
tentang SADARI: Motivasi
1. Tahu 1. Ekstrinsik
2. Memahami 1) Keluarga
1) Pengertian 2) Sekolah
SADARI 3) Masyarakat
2) Tujuan SADARI 2. Intrinsik
3) Waktu SADARI
1) Kebutuhan
4) Cara melakukan
SADARI 2) Harapan
3) Minat
4) Kesehatan
Kategori: 5) Perhatian
1. Kurang: >56%
2. Cukup: 56-75%
Kategori:
3. Baik: 76-100%
1. Lemah :0-33 %
2. Sedang :34-66 %
Keterangan : 3. Kuat : 67-100%

: Diteliti

: Tidak ditelti

: Hubungan

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan


Motivasi Siswi Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.
35

2.8 Hipotesis

2.8.1 Pengertian Hipotesis Penelitian


Menurut Nursalam 2014 Perbedaan tipe hubungan dan jumlah variabel
diidentifikasi dalam hipotesis. Penelitian mungkin mempunyai satu, tiga atau
lebih hipotesis, bergantung pada kompleksnya suatu penelitian.
Hipotesis adalah suatu pendapat atau pernyataan yang sifatnya masih
sementara belum bisa dijadikan sebagai tesis.
1) Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran
statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis nol dapat sederhana atau
kompleks dan bersifat sebab atau akibat.
2) Hipotesis alternatif (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini
menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua
atau lebih variabel. Hubungan, perbedaan, dan pengaruh tersebut dapat
sederhana atau komplek, dan bersifat sebab-akibat.
Hipotesis yang diajukan akan dilakukan perhitungan uji statistik untuk
memutuskan apakah hipotesis ditolak atau diterima. Ketentuan uji statistik yang
berlaku sebagai berikut:
(1) Bila nilai P ≤ 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya ada hubungan antara variabel independen dan dependen.
(2) Bila nilai P ≥ 0,05 maka keputusannya adalah H0 diterima dan H1
ditolak artinya tidak ada hubungan antara variavel independen dan dependen
Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

H1 yaitu Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi


Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya
Deteksi Dini Kanker Payudara.
36

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Perancangan Penelitian


Menurut Nursalam, 2014 Rancangan penelitian didefinisikan sebagai
kerangka kerja metode dan teknik yang dipilih oleh seseorang peneliti untuk
menggabungkan berbagai komponen penelitian dengan cara yang cukup logis
sehingga masalah penelitian ditangani secara efisien. Penelitian ini menggunakan
penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional adalah untuk
mengungkapkan hubungan korelatif dua variabel atau lebih. Menurut Hidayat,
2016 Metode yang di gunakan pada penelitian menggunakan data sekunder.
Metode korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan antara
dua variable atau lebih. Macam penelitian korelasional adalah studi hubungan,
studi prediksi dan korelasi multivariate.
Menurut Sugiyono, 2016:53 Merupakan metode penelitian yang dilakukan
dengan tujuan untuk menggambarkan dua atau lebih fakta dan juga sifat-sifat
objek yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antar
persamaan dengan perbedaan atau fakta berdasarkan kerangka pemikiran yang
sudah ada shingga hasilnya dapat terlihat jelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan


dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Sumber data pada penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data
yang didapatkan merupakan dari hasil penelitian terdahulu, kemudian peneliti
mencari data dokumenter yang sudah dikumpulkan oleh orang lain dan
didokumentasikan atau telah di publikasikan.

Tahap pengumpulan data dimulai dari menetapkan (mencari dan menemukan)


sumber data atau informasi yang ada jurnal penelitian , seperti pada penelitian ini
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja Tentang

36
37

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker


Payudara.
Tahap selanjutnya peneliti mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
dokumen. Kemudian peneliti membuat data dari berbagai sumber sesetara
mungkin agar menjadi satu bentuk yang sama, dengan kata lain peneliti
menormalisasikan data jika diperlukan dan memungkinkan. Dan tahap terakhir
adalah menganalisis data sekunder tersebut.

Sumber data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari website antara
lain;

http://garuda.ristekbrin.go.id/documents?q=tingkat+pengetahuan
%2C+motivasi%2C+sadari
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/view/8179
http://ejournal.lldikti10.id/index.php/endurance/article/view/1766
http://jurnal.stikes-murniteguh.ac.id/index.php/ithj/article/download/11/18
https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.php/JKebIn/article/view/132/129
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/470/388

3.1 Tabel Jurnal Terkait


No Nama Tahun Judul

1. Setiawan, 2017 Kaitan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Dengan


dkk Perilaku SADARI Mahasiswi

2. Ani Nur 2018 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Praktek Tentang


Fauziah Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI) Pada Mahasiswi
Tingkat II Prodi DIII Kebidanan Stikesmus. Vol 9, nomor 1

3. R. Angrainy 2017 Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang SADARI Dalam


Mendeteksi Dini Kanker Payudara Pada Remaja. Akademik
Kebidanan Helvia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia.
4. Evi Heriyanti 2018 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Dengan
Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada
Remaja Putri. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal. Volume 6, nomor 3.
5. Laurena 2019 Hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan payudara
Ginting sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini kanker payudara
pada mahasiswa DIII kebidanan STIKes Murni Teguh.
Volume1- No.2
38

6. Lailana 2019 Komparasi Efektivitas Media Audiovisual Dan Media Audio


Deviani dkk Terhadap Pengetahuan Dan Motivasi Remaja Putri Untuk
Melaksanakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia6 (3), 84-
90.

3.3 Teknik Analisis Data (Data Sekunder)


Metode analisis data sekunder merupakan salah satu metode penelitian yang
prosedurnya mengumpulkan data dan menganalisis data. Menurut Dinukil
Johnston (2014) mengatakan bahwa data sekunder merupakan analisis lebih lanjut
dari himpunan data yang sudah ada, yang memunculkan tafsiran, simpulan atau
pengetahuan sebagai tambahan terhadap atau yang berbeda dari apa yang telah
disajikan dalam keseluruhan dan temuan utama penelitian terdahulu atau semula.
Pada penelitian ini data sekunder merupakan kumpulan data dari jurnal-jurnal
penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi
Remaja Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya
Deteksi Dini Kanker Payudara, sehingga peneliti dapat memunculkan penjelasan
atau pendapatnya mengenai tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara.
Analisis data merupakan uraian sebab akibat yang menjadi alasan dalam
perancangan penelitian yang ingin di teliti oleh si peneliti. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian adalah analisis korelasional.
39

Analisis data sekunder pada penelitian ini sebagai berikut:

Mencari Jurnal hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja


tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara Melalui database akademik Google
Scholar

Mengumpulkan data yang sudah tersedia dan diseleksi berdasarkan


relavansinya dengan variabel penelitian ini

Data yang didapatkan dan telah melewati tahap skrining ditinjau kembali
relevansinya dengan topik penelitian

Menyajikan data sekunder kedalam tabel hasil penelusuran

3.3.1 Reduksi Data (Data Reduction)


Peneliti melakukan penyaringan data yang dapat digunakan sebagai acuan
dan membuang data yang tidak perlu. Seperti contoh pada Jurnal Penelitian
mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja
Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi
Dini Kanker Payudara” Dari penelitian tersebut data yang disaring dan
digunakan sebagai pola dasar penjelasan atau pendapat adalah Hubungan tingkat
pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Dimana Peneliti hanya
memfokuskan pada 2 variabel yang berkaitan dengan topik penelitiannya. Yaitu
variabel dependen tingkat pengetahuan dan variabel independen motivasi siswi
remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi
dini kanker payudara.
3.3.2 Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
gambaran dalam bentuk narasi lengkap sehingga memberi kemungkinan akan
adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif
40

(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan yang disusun
menggunakan Bahasa yang mudah dipahami. Maksud dari teks naratif ialah
peneliti mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya
mengenai persepsi pemustaka tentang kinerja pustakawan yang kemudian
dibentuk simpulan dan selanjutnya simpulan tersebut disajikan dalam bentuk teks
naratif.
Pada penelitian data dalam bentuk naratif yang menjelaskan tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data yang
didapatkan merupakan dari hasil penelitian terdahulu, kemudian peneliti mencari
data dokumenter yang sudah dikumpulkan oleh orang lain dan didokumentasikan
atau telah di publikasikan.
3.3.3 Penarikan Kesimpulan (Conclusion/Verying)
Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang memberikan penjelasan
dari sebuah rumusan masalah sehingga diketahui tindakan apa yang harus
dilakukan. Kesimpulan ini bersifat sementara karena akan terus berkembang
sejalan dengan penelitian baru dikedepannya. Penarikan kesimpulan juga
merupakan suatu cara untuk mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari
lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kualitas
dari fenomena dan proporsi.
Pada penelitian ini akan menarik kesimpulan mengenai bagaimana
hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara sehingga
peneliti akan memberikan opininya terkait data sekunder yang diperoleh dan
peneliti dapat menyimpulkan pendapatnya pada kesimpulan dan saran
41

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan mengenai penelitian hubungan tingkat pengetahuan


dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dari data sekunder data diperoleh melalui 3 jurnal penelitian 2-5 Tahun
terakhir. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk data umum dan khusus yang
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Adapun hasil penelitian data umum
merupakan karakteristik dari subjek penelitian dari jurnal penelitian. Sedangkan
data khusus adalah Hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi siswi remaja
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai upaya deteksi dini
kanker payudara berdasarkan telaah dari 3 jurnal penelitian terdahulu.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Data Umum
Data umum bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau distribusi
populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat (Hidayat, 2016).
4.1.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan tingkat pengetahuan dan motivasi
melakukan SADARI
Karakteristik F %
Usia
19 tahun 22 37.9
20 tahun 16 27.6
21 tahun 20 34.5
Pendidikan
SMA 7 12,1
PT 51 87,9
Pengetahuan
Kurang 6 10,3
Cukup 8 13,8
Baik 44 75,9
Tindakan Pemeriksaan SADARI
Kurang 5 8,6
Cukup 12 20,7
Baik 41 70,7
42

Sumber sekunder: Evi Heriyanti 2018


Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa remaja putri di Desa Kumpul
Rejo Kabupaten Kendal sebagian besar berusia 19 tahun yaitu sebanyak 22
41
(37,9%) responden, berpendidikan sebagian besar Perguruan Tinggi yaitu
sebanyak 51 (87,9%) responden, pengetahuan sebagian baik yaitu sebanyak 44
(75,9%) responden, tindakan SADARI sebagian besar baik yaitu sebanyak 41
(70,7%) responden.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pengetahuan Responden Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
No Kategori F P (%)
1 Baik 17 53.1
2 Cukup 9 28.1
3 Kurang 6 18.8
Sumber Sekunder : Laurena Ginting 2019
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan mayoritas responden berpengetahuan
baik 17 orang, 53,1%
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)

No Kategori F P (%)
1 Melakukan 21 65.6
2 Tidak melakukan 11 34.4
Sumber Sekunder : Laurena Ginting 2019
Berdasarkan tabel 4.3 dapat di lihat bahwa Distribusi Frekuensi dan
Presentase Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) mayoritas responden
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berjumlah 21 orang, 65,6%.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan SADARI Mahasiswi Angkatan 2008


dan 2009 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang
Indikator Baik Cukup Kurang Total
pengetahua F % F % F % f %
n
Pengertian 47 88.69 0 0 6 11.31 53 100
Manfaat 15 28.31 24 45.28 14 26.41 53 100
Waktu 22 41.51 22 41.51 9 16.98 53 100
Tahapan 32 60.38 0 0 21 39.62 53 100
Sumber Sekunder : Setiawan, dkk 2017
43

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden


mempunyai pengetahuan yang baik tentang pengertian SADARI yakni 47 orang
(88,69%); sebanyak 24 orang (45,28%) mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang manfaat SADARI; sebanyak masing masing 22 orang (41,51%)
mempunyai pengetahuan yang baik dan cukup tentang waktu SADARI; serta
sebanyak 32 orang (60,38%) responden mempunyai pengetahuan tentanga
tahapan SADARI dengan baik.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi SADARI Mahasiswi Angkatan 2008 dan
2009 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.
Indikator Motivasi Motivasi Motivasi Total
Tinggi Cukup Rendah
F % f % F % f %
Kebutuhan dan 1 32 36 68 0 0 53 100
Tanggung Jawab 7
Keinginan 2 49 27 51 0 0 12 100
6 1
Harapan 3 66 16 34 0 0 12 100
5 1
Penerapan Ilmu 1 32 36 68 0 0 12 100
pengetahuan 7 1
Sumber Sekunder : Setiawan, dkk 2017

Berdasarkan Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan motivasi


SADARI mahasiswi diketahui sebanyak 39 orang (73,59%) mempunyai motivasi
yang tinggi dan 14 orang (26,41%) mempunyai motivasi yang cukup.
44

4.1.2 Data Khusus


Data khusus digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.
Tabel 4.6 Hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara
sendiri pada remaja putri

Tindakan Pemeriksaan
Tingkat Payudara Sendiri (SADARI) Total
Pengetahuan Cukup + Kurang Baik P OR (95% CI)
Value
F % F % F %
Cukup+Kurang 13 22,4 1 1,7 14 24,1
Baik 4 6,9 40 69,0 44 75,9 0,000 130,000
(13,312-1269,563)
Sumber sekunder: Evi Heriyanti 2018

Tabel 4.7 Hubungan motivasi melakukan SADARI dengan tindakan pemeriksaan


payudara sendiri pada remaja putri

Tindakan Pemeriksaan
Motivasi Payudara Sendiri (SADARI) Total
melakukan Cukup + Kurang Baik P OR (95% CI)
SADARI Value
F % F % F %
Sedang+Rendah 16 27,6 0 0 16 27,6
Tinggi 1 1,7 41 70,7 42 72,4 0,000 42.000
(6,057-291,444)
Sumber sekunder: Evi Heriyanti 2018
Tabel 4.8 Hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).

No Pengetahuan Pemeriksaan payudara Total P


sendiri (SADARI)
Melakukan Tidak
Melalukan
1 Baik 14 3 17 0.001
2 Cukup 7 2 9
3 Kurang 0 6 6
Total 21 11 32
45

Sumber Sekunder : Laurena Ginting 2019


Tabel 4.8 Hubungan antara Pengetahuan Dengan Perilaku SADARI Mahasiswi
Angakatan 2008 dan 2009 Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

Variabel Perilaku SADARI p-value


Kurang Cukup Baik
Pengetahua Kurang 0 2 1 0,999
n SADARI Cukup 5 27 7
Baik 1 8 2
Total 6 37 10
Sumber Sekunder: Setiawan, dkk 2017

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Sadari
Berdasarkan hasi penelitian Evi Heriyanti (2018) bahwa pengetahuan
remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebesar 69,0% di
kategorikan baik. Sedangkan hasil Dari Laurena Ginting (2019) hasil penelitian
didapatkan mayoritas responden berpengetahuan baik dengan jumlah 17 orang.
Dan Setiawan, dkk (2017) Pengetahuan SADARI Mahasiswi Angkatan 2008 dan
2009 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang 53.1%. pengertian SADARI yakni 47 orang (88,69%).
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses
pembelajaran. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru (Budiman, 2014:3). Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah seorang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut Notoatmodjo (2012
: 30). Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan hidup, makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan. Informasi dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang
46

diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan
melalui komunikasi. Informasi mencakup kata, teks, gambar, suara, kode,
program komputer, dan basis data. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain informasi, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman dan usia.
Berdasarkan fakta dan teori diatas tidak didapatkan kesenjangan antara fakta
dan teori dimana hasil penelitian didapatkan lebih dominan responden yang
memiliki pengetahuan yang baik. Menurut peneliti hal ini karena pendidikan yang
baik membuat pengetahuan responden akan menjadi lebih baik hal ini
dikarenakan responden yang memiliki pendidikan yang tinggi banyak
memperoleh informasi dan pengalaman dibandingkan yang berpendidikan rendah
sehingga tingkat pengetahuanya menjadi lebih baik. Pendidikan adalah salah satu
upaya untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam maupun di
luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Selain itu pengetahuan juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, lingkungan, informasi/media massa,
sosial budaya dan ekonomi. Faktor-faktor tersebut yang turut mempengaruhi
pengetahuan seseorang menjadi baik, cukup, dan kurang.

4.2.2 Motivasi Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Berdasarkan hasil motivasi Evi Heriyanti (2018) Hasil penelitian terdapat
sebanyak 41 (70,7%) responden, motivasi remaja putri untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) tinggi dengan tindakan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) baik. Hasil penelitian juga terdapat sebanyak 5
(8,6%) responden, motivasi rendah dengan tindakan melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) juga kurang. Menurut Setiawan, dkk (2017) Motivasi
SADARI Mahasiswi Angkatan 2008 dan 2009 Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Karakteristik responden
berdasarkan motivasi SADARI mahasiswi diketahui sebanyak 39 orang (73,59%)
mempunyai motivasi yang tinggi dan 14 orang (26,41%) mempunyai motivasi
yang cukup.

Didapatkan juga karena tingginya kekuatan yang muncul dari dalam diri
responden sehingga menjadi pendorong dalam melakukan pemeriksaan payudara
47

sendiri (SADARI), adanya perasaan butuh serta bertanggung jawab dalam


pelaksanaan SADARI. Sesuai dengan Notoatmodjo (2007) yang menyatakan
bahwa kebutuhan adalah keadaan pencetus internal yang menyebabkan seseorang
memiliki motivasi terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian
terdapat sebanyak 5 (8,6%) responden yang memiliki motivasi rendah untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Kurangnya motivasi dalam
melakukan tindakan sadari sebagai upaya deteksi dini kanker payudara
menyebabkan munculnya sifat malas, enggan dan tidak berkehendak untuk
melakukan memeriksa payudara sebagai bentuk deteksi dini kanker payudara
seperti malas untuk memeriksa payudara ketika mandi, malas untuk melakukan
pemeriksaan payudara di depan cermin. Motivasi timbul karena adanya
rangsangan, dimana salah satu prosesnya disebabkan karena faktor dari luar diri
seseorang yang berpengaruh seperti teman sebaya (Moekijat, 2012). Rendahnya
motivasi ekstrinsik berdasarkan dukungan dari teman sebaya ini dikarenakan
rendahnya dukungan dari teman sebaya terhadap pelaksanaan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) sehingga mengurangi minat remaja dalam
melaksanakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Rendahnya dukungan
dari teman sebaya ini dikarenakan teman yang bersangkutan tidak melaksanakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan dengan teratur. (Moekijat,
2012).

Berdasarkan fakta dan teori diatas tidak didapatkan kesenjangan antara fakta
dan teori dimana hasil penelitian didapatkan lebih dominan responden yang
memiliki motivasi yang baik bahwa adanya motivasi responden untuk melakukan
tindakan SADARI tergantung dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Adanya
motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan payudara dimungkinkan
karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang
tidak diinginkan pada kondisi payudara. Pentingnya antisipasi ini adalah
membentuk motivasi yang baik terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dalam mencegah kanker payudara. Adanya informasi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta kanker payudara menjadi motivasi
para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara. (Sumiarsih dan
Rijal, 2014).
48

4.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja


Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi
Dini Kanker Payudara
Berdasarkan Evi Heriyanti (2018) Tingkat pengetahuan remaja putri
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagian besar baik yaitu
sebanyak 44 (75,9%) responden. Motivasi melakukan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI sebagian besar tinggi yaitu sebanyak 42 (72,4%) responden.
Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) sebagian besar baik yaitu
sebanyak 41 (70,7%) responden. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada
remaja putri dengan p value 0,000. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan tindakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri dengan p value 0,000.
Pengetahuan adalah pemahaman teoritis dan praktis (know-how) yang
dimiliki oleh manusia. Pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat penting bagi
intelegensia orang tersebut. Pengetahuan dapat disimpan dalam buku, teknologi,
praktik, dan tradisi. Pengetahuan yang disimpat tersebut dapat mengalami
transformasi jika digunakan sebagaimana mestinya. Pengetahuan berperan penting
terhadap kehidupan dan perkembangan individu, masyarakat, atau oraganisasi
(Wawan A. dan Dewi M., 2017). Menurut Saam dan Wahyuni (2013), “Motivasi
merupakan sesuatu yang mendorong seorang untuk bertingkah laku dalam
mencapai tujuan.” Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seorang
menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan fakta dan teori diatas tidak didapatkan kesenjangan antara


fakta dan teori dimana hasil terdapat kesesuaian yang menunjukan bahwa terdapat
hubungan pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan
payudara sendiri (sadari) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara, Semakin
baik tingkat pengetahuan maka tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
semakin baik. Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki
dalam praktek SADARI. Jika seorang memiliki pengetahuan yang baik tentang
SADARI maka tindakan untuk melakukan SADARI rutin setiap bulannya akan
49

berjalan dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang tidak memiliki pengetahuan
yang baik tentang pengertian,tujuan, manfaat, dan cara melakukan SADARI maka
tindakan untuk melakukan SADARI tidak akan berjalan dengan baik. Adanya
informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta kanker payudara
menjadi motivasi para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area
payudara (Sumiarsih dan Rijal, 2014). Sehingga adanya motivasi yang baik dan
respon mendukung perawatan payudara dimungkinkan karena dirasakan perlu
untuk mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang tidak diinginkan pada
kondisi payudara. Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk motivasi yang baik
terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam mencegah
kanker payudara.

4.3 Keterbatasan
Hambatan yang dirasakan oleh peneliti selama proses penyusunan penelitian
ini antara lain :

4.3.1 Peneliti perlu lebih mendalami lagi mengenai pengumpulan data sekunder.
4.3.2 Kurangnya literatur buku-buku terkait topik penelitian yang ingin diteliti.
4.3.3 Peneliti perlu memahami kembali cara mencari data di website.
50

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil telaah jurnal penelitian yang dilakukan oleh peneliti
mengenai Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Motivasi Siswi Remaja
Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini
Kanker Payudara maka penulis simpulkan bahwa terdapat:
Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal dimana hasil data sekunder
didapatkan lebih dominan responden yang memiliki pengetahuan yang baik.
Menurut peneliti hal ini karena pendidikan yang baik membuat pengetahuan
responden akan menjadi lebih baik hal ini dikarenakan responden yang memiliki
pendidikan yang tinggi banyak memperoleh informasi dan pengalaman
dibandingkan yang berpendidikan rendah sehingga tingkat pengetahuanya
menjadi lebih baik. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan didalam maupun di luar sekolah yang berlangsung
seumur hidup. Selain itu pengetahuan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
usia, lingkungan, informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi. Faktor-
faktor tersebut yang turut mempengaruhi pengetahuan seseorang menjadi baik,
cukup, dan kurang.
Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal dimana hasil data sekunder
didapatkan lebih dominan responden yang memiliki motivasi yang baik.
Responden yang memiliki motivasi yang baik bahwa adanya motivasi responden
untuk melakukan tindakan SADARI tergantung dari motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Adanya motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan
payudara dimungkinkan karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan pada kondisi payudara.
Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk motivasi yang baik terhadap tindakan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam mencegah kanker payudara.
Dengan adanya dukungan informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) serta kanker payudara menjadi motivasi para wanita untuk menambah
pengetahuan tentang area payudara.

50
51

Berdasarkan hasil telaah dari ketiga jurnal dimana hasil data sekunder dimana
hasil terdapat kesesuaian yang menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat
pengetahuan dengan motivasi siswi remaja tentang pemeriksaan payudara sendiri
(sadari) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara, Semakin baik tingkat
pengetahuan maka tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) semakin
baik. Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki dalam
praktek SADARI. Jika seorang memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI
maka tindakan untuk melakukan SADARI rutin setiap bulannya akan berjalan
dengan baik. Akan tetapi, apabila seorang tidak memiliki pengetahuan yang baik
tentang pengertian,tujuan, manfaat, dan cara melakukan SADARI maka tindakan
untuk melakukan SADARI tidak akan berjalan dengan baik. Adanya informasi
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta kanker payudara menjadi
motivasi para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara.
Sehingga adanya motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan payudara
dimungkinkan karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang tidak diinginkan pada kondisi payudara. Pentingnya antisipasi
ini adalah membentuk motivasi yang baik terhadap tindakan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) dalam mencegah kanker payudara.

5.2 Saran
5.2.1 Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan perbandingan jika suatu saat
dilakukan penelitian dan referensi pengembangan pembelajaran, bahan
bacaan di perpustakaan digunakan sebagai informasi dan masukan sebagai
bahan referensi.
5.2.2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk menerapkan
kebijakan dalam penggunaan panduan untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI)
5.2.3 Untuk peneliti selanjutnya khususnya dalam keperawatan agar meneliti
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan
hambatan-hambatan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan diharapkan melakukan penelitian dengan observasi
langsung kepada Siswi Remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2011. Psikologi Remaja dan Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi
Revisi Cetakan 14. Jakarta: Renika.
Budiman. 2013. Metedologi Penelitian Keperawatan Dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Dixno, J.M dan Leonard
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Hidayat, A, Aziz Alimun. 2010. Metodologi penelitian keperawatan dan kesehatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimun. 2014. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Medika.
Mardiana, Lina. 2009. Mencegah Dan Mengobati Kanker Pada Wanita Dengan
Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC
Maulana HJD. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo. 2012. Penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan : pedoman
skripsi, tesis dan instrumen penelitian. Jakarta: salemba medika, Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
Nurcahyo, J. 2010. Awas Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara (Mengenai,
Mencegah dan Mengobati Sejak Dini Dua Kanker Pembunuh Paling di
Takuti Wanita). Yogyakarta: Wahana Totalita.
Nursalam. 2010. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan:pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. 2013. Pendekatan Praktisi Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Saam, Z dan Wahyuni, S. 2012. Psikologi Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Saryono, Roisha Dyah Pramitasari. 2009. Perawatan Payudara. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Savitri, Astrid., et al. 2015. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim & Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Setiati, E. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sunaryo, A. S. 2013. Hubungan Antara Persepsi Tentang Kondisi Fisik Lingkungan
Kerja dengan Sikap Kerja Dalam Meningkatkan Etos Kerja Karyawan UD.
ES WE di Surakart. Talenta. Vol. II No 2 (106-116).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Olfah, Y, Mendri, Nk & Badiah, A. 2013. Kanker Payudara Dan SADARI.
Yogyakarta: Selemba Medika.
Rukiyah, A. Y. & Yulianti, L. 2012. Asuhan Kebidanan IV Patologi Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Medis.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori Dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yayasan Kanker Indonesia (YKI). 2012. YKI-Jakarta Race. Diakses tanggal 05
Febuari 2020 dari http://yayasankankerindonesia.org/2012.tki-jakarta-race/
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). 2011. Usia Penderita Kanker Payudara
Cenderung Menurun. Diakses tanggal 05 Febuari 2020 dari
http://www.antarasumut.com/berita-sumut/berita-terkini/kesehatan/ykpj-
usia-penderita-kanker-payudara-cenderung-menurun/
Jurnal: Lubis, U. L. (2017). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Perilaku Sadari. Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan. 2 (1), 81-86. Lampung.
Jurnal: R. Angrainy. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang SADARI Dalam
Mendeteksi Dini Kanker Payudara Pada Remaja. Akademik Kebidanan
Helvia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia.
DAFTAR SINGKATAN

CEA = Carsino Embrionyk Antigen


Depkes = Departemen Kesehatan
IQ = Intelligence Quotient
Kemenkes RI = Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
MRI = Magnetic Resonance Imaging
PET = Positive Emission Tomografi
Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar
SADARI = Pemeriksaan Payudara Sendiri
USG = Ultrasonografi
WHO = Word Health Organization
YKPJ = Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta
YKI = Yayasan Kanker Indonesia
LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Gresia Heryulin

Tempat/Tanggal Lahir : Bawan, 18 Januari 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jl. Tingang XX

Asal Sekolah : SMAN-1 Banama Tingang

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus SDN-1 Bawan tahun 2010


2. Lulus SMPN-1 Banama Tingang tahun 2013
3. Lulus SMAN-1 Banama Tingang tahun 2016
4. Masuk STIKES Eka Harap Palangka Raya
sejak tahun 2016 hingga sekarang.
Nama Ayah : Jonie
Pekerjaan : Swasta

Nama Ibu : Ramie


Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Anda mungkin juga menyukai