■ Mampu mengambarkan tatanan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa berbasis komunitas
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 2
Background
■ Manusia hidup, mencintai dan belajar di komunitas, dan sebagian
besar pelayanan kesehatan jiwa disediakan di komunitas. ■ Tujuan dari sistem pelayanan kesehatan jiwa yaitu untuk menciptakan komunitas yang sehat dan kompeten serta untuk membantu masyarakat yang pernah mengalami gangguan jiwa untuk hidup sukses serta produktif di komunitas. ■ Berdasarkan masalah kesehatan jiwa yang terjadi di komunitas sejauh ini yang terbanyak yaitu pemasungan dengan prevalensi keluarga yang pernah memasung sebesar 14,3% (Riskesdas, 2013).
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 3
■ Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak ditangani secara efektif di tatanan pelayanan primer. Sekitar 50% masalah kesehatan jiwa tidak terindentifikasi atau tertangani di pelayanan primer dan sekitar dua pertiga pemberi layanan primer melaporkan bahwa mereka tidak memperoleh klien dari layanan kesehatan jiwa yang tidak dirawat di rumah sakit (Cunningham, 2009; Ong dan Rubenstein, 2009; Macho dan Tomlinson, 2011). ■ Selain itu, orang dengan gangguan jiwa berat lebih sulit mendapatkan pelayanan primer dan merasakan hambatan yang lebih besar terhadap pelayanan medis secara umum. Akibatnya, mereka meninggal dua puluh lima tahun lebih cepat daripada populasi (Bradford et al, 2008; Green et al, 2010).
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 4
■ Berdasarkan fenomena masalah pada sistem pelayanan ini, maka dibutuhkan pelayanan terintegrasi antara pelayanan kesehatan jiwa pada tatanan primer dan pelayanan medis umum pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa. ■ Tujuan dari integrasi ini yaitu meningkatkan kesehatan dan menurunkan biaya. ■ Hal – hal yang diperhatikan dalam pelayanan yang terintegrasi 1. Orang yang berada di tatanan pelayanan primer dan memiliki masalah kesehatan jiwa diidentifikasi dan tertangani di tatanan pelayanan primer jiwa memungkinkan 2. Orang yang berada di tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan butuh pelayanan primer rutin diidentifikasi dan di tangani di tatanan pelayanan kesehatan jiwa jika memungkinkan
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 5
Aspek pelayanan di tatanan pelayanan primer 1. Melibatkan peningkatan kemampuan managemen diri klien melalui managemen obat 2. Psikoedukasi 3. Mendukung pembuatan keputusan dokter dengan menggunakan panduan praktik 4. Menfasilitasi akses untuk pelayanan kesehatan jiwa spesialis
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 6
Program Pelayanan Kolaborasi Kerangka program pelayanan kolaborasi yang digunakan untuk konseling perilaku di pelayanan primer yaitu dengan 5 A: 1. Asses (mengkaji) 2. Advise (menyarankan) 3. Agree (menyetujui) 4. Assist (membantu) 5. Arrange (menyusun)
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 7
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Rumah ■ Pelayanan di rumah memperkuat dan menambah pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga dan kerabat juga dapat mempertahankan kemandirian dan martabat klien yang berkualitas yang seringkali hilang bahkan dari institusi yang terbaik sekalipun. ■ Pelayanan kesehatan jiwa di rumah berkisar dari pelayanan sebagai alternatif perawatan di rumah sakit.
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 8
Keuntungan 1. Strategi untuk memberikan pelayanan untuk menghilangkan kebutuhan klien untuk bepergian 2. Strategi untuk mengkaji dan menangani klien di tempat tinggalnya 3. Alternatif untuk perawatan rumah sakit dengan tetap mempertahankan klien di komunitas 4. Fasilitator untuk melakukan pengkajian sebelum perawatan di rumah sakit 5. Peningkatan tindakan klien yang di rawat di rumah sakit melalui integrasi masalah di rumah dengan rencana perawatan klien 6. Strategi untuk memperpendek waktu perawatan klien di rumah sakit sambil tetap mempertahankan perawatan
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 9
Manfaat layanan keperawatan jiwa di rumah ■ Klien yang berulang kali di rawat inap atau berasal dari unit krisis ■ Klien dengan riwayat pengobatan atau tritmen yang tidak patuh atau kurangnya tindak lanjut dari rencana rehabilitasi ■ Klien dengan diagnosis gabungan yang bersifat medis dan kesehatan jiwa (misal orang lansia, klien dengan HIV positif) ■ Klien dengan gabungan antara penyalahgunaan zat terlarang dan diagnosis kesehatan jiwa
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 10
Beberapa kondisi yang mungkin membuat klien tidak dapat meninggalkan rumah karena pertimbangan kesehatan jiwa • Konfusi • Kerentanan di komunitas • Disorientasi • Psikosis atay waham paranoid yang menganggu keamanan • Kemampuan penilaiaan yang • Membutuhkan pengawasan buruk 24 jam • Depresi yang mengakibatkan ketidakmampuan beraktivitas • Agoraphobia dengan atau tanpa serangan panik Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 11 Model Keperawatan
Rentang pelayanan yang
Populasi target diberikan
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 12
1) Pelayanan Kesehatan Rumah Berpusat pada Klien ■ Pelayanan kesehatan rumah berfokus pada klien atau rumah medis berpusat pada klien bukanlah sebuah tempat melainkan model pelayanan primer yang menyampaikan fungsi inti pelayanan kesehatan primer. ■ Pelayanan kesehatan rumah mengubah fokusnya dari perawatan episodik menjadi pengaturan kesehatan populasi, terutama yang memiliki kondisi kronis (Collins et al, 2010).
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 13
2) Perawatan kolaboratif dan managemen perawatan ■ Perawatan kolaboratif yaitu pendekatan terstruktur untuk perawatan berdasarkan prinsip managemen penyakit kronis terbagi menjadi dua elemen penting: 1. Managemen perawatan sistematis sering dilakukan oleh perawat 2. Konsultasi ■ Managemen perawatan merupakan perawatan berbasis tim yang membantu individu terhadap tujuan managemen dirinya. ■ Tindakan managemen perawatan ini termasuk konseling perawat, peninjauan apotek, managemen penggunaan dan program managemen penyakit khusus.
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 14
Fungsi klinis manager perawatan ■ Mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan klien dan pemberi pelayanan ■ Edukasi klien dan keluarga ■ Pemantauan gejala dan komunikasikan temuan kepada pemberi pelayanan ■ Mengembankan dan mempertahankan rencana tindakan perawatan diri
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 15
3) Manajemen kasus ■ Melibatkan hubungan antara sistem pelayanan pada klien dan koordinasi komponen pelayanan, sehingga klien dapat mencapai hidup yang sukses di komunitas. ■ Managemen kasus berfokus pada pemecahan masalah. ■ Terdiri dari beberapa komponenen ; identifikasi dan keterjangkauan klien, perawatan kesehatan jiwa, pelayanan respons gawat darurat, perawatan kesehatan dan gigi, perumahan, dukungan pendapatan, dukungan sebaya, dukungan komunitas dan keluarga, pelayanan rehabilitasi dan perlindungan serta advokasi.
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 16
Populasi rentan di komunitas DEINSTITUSIONALISASI ■ Tindakan ini mengacu kepada klien kepada klien gangguan jiwa yang dipulangkan kembali ke komunitas setelah perawatan di rumah sakit dengan perpanjang waktu. ■ Hasilnya dari program ini seringkali menjadi tragis dan tidak manusiawi nagi mereka dengan ODGJ seperti: 1. Tunawisma 2. Penahanan 3. Kemiskinan 4. Penyalahgunaan zat terlarang 5. Rendahnya akses terhadap pelayanan primer 6. Kematian dini 7. Isolasi sosial 8. Disabilitas sosial dan kejuruan
Ns. Henry Wiyono, S.Kep.,M.Kep 17
Reference
■ Gail W. Stuart, 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa Stuart. Indonesia ed. Charleston, South Carolina: Elsevier.