A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. DS :
Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekeran yaitu
memukul tetangga sekitar karena menuduh klien mencuri.
Klien mengatakan sering merasa marah/emosi, meminta uang
kepada keluarganya tetapi tidak diberikan hingga membuat klien
semakin emosi.
b. DO :
Klien tampak tegang saat bercerita
Pembicaraan klien kasar ketika dia menceritakan masalahnya
Mata sedikit melotot, pandangan tajam
Nada suara tinggi
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat mmengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi tandadan gejala perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan
Klien dapat mempraktekan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1 :
Tarik nafas dalam.
Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
2. Evaluasi/Validasi
“ Kalau boleh tau, sudah berapa lama bapak disisni? Apakah bapak sairi
masih ingat siapa yang membawa kesini? Bagaimana perasaan bapak saat
ini? Saya lihat bapak sering tampak marah dan kesal, sekarang bapak
masih merasa kesal atau marah?
3. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang
membuat pak sain marah dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok, Pak?
Waktu : Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja ?
Tempat : Bapa senangnya kita berbicara dimana? Dimana saja boleh kok,
asal bapak merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara diatas ruangan
ini saja ya pak? “.
II. Kerja
“Nah, sekarang coba bapak ceritakan, apa yang membuat pak sari merasa
marah?” terus?” lalu saat bapak sedang marah apa yang bapak rasakan ?
Apakah bapak merasa sangat keswal, dada berdebar-debar lebih kencang,
mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk?”.
“Setelah itu apa yang bapak lakukan?”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal bapak dapaat terselesaikan? “ ya
tentu tidak, apa kerugian yang bapak sairi alami?”
“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?” maukah bapak
belajar cara mengungkapan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
“jadi, ada berapa cara untuk mengontrol kemarahan, bapak. Salah
satunya adalah dengan cara fisik.jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah
bapak bisa tersalurkan”.
“Ada berapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu ? namanya
teknik nafas dalam. Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah
bapak rasakan, maka bapak berdiri atau dudukdengan rilrks, lalu tarik
nafas dari hitung, tahan sebentar lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan
melalui mulut”
“ Ayo pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau
duduk dengan rilek tarik nafas dari hidung, bagus…., tahan dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 Kali.”
“Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya”.
“ Nah… bapak sairi tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas
dalam, sebaliknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa
melakukannya”.
III. Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang dan melakukan latihan tehniik relaksasi nafas
dalam tadi? Ya… betul, dan kelihatannya bapak terlihat sudah lebih
rilek”.
Evaluasi perawat (objektif setelah reinfercemen) : “Coba bapak
sebutkan lagi apa yang membuat bapak marah, lalu apa yang bapak
rasakan dan apa yang akan bapak lakukan untuk meredakan rasa
marah. “coba tunjukan pada saya cara teknis nafas dalam yang
benar.
“wah…. Bagus, bapak masih ingat semua…..”.
C. PROSES KEPERAWATAN
4. Kondisi Klien
c. DS :
Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekeran yaitu
memukul tetangga sekitar karena menuduh klien mencuri.
Klien mengatakan sering merasa marah/emosi, meminta uang
kepada keluarganya tetapi tidak diberikan hingga membuat klien
semakin emosi.
d. DO :
Klien tampak tegang saat bercerita
Pembicaraan klien kasar ketika dia menceritakan masalahnya
Mata sedikit melotot, pandangan tajam
Nada suara tinggi
5. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
6. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Klien dapat mmengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi tandadan gejala perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan
Klien dapat mempraktekan cara mengontrol perilaku kekerasan fisik 1 :
Tarik nafas dalam.
Klien dapat memasukan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian
6. Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang
membuat pak sain marah dan bagaimana cara mengontrolnya? Ok, Pak?
Waktu : Berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang
dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja ?
Tempat : Bapa senangnya kita berbicara dimana? Dimana saja boleh kok,
asal bapak merasa nyaman. Baiklah, berarti kita berbicara diatas ruangan
ini saja ya pak? “.
V. Kerja
“Nah, sekarang coba bapak ceritakan, apa yang membuat pak sari merasa
marah?” terus?” lalu saat bapak sedang marah apa yang bapak rasakan ?
Apakah bapak merasa sangat keswal, dada berdebar-debar lebih kencang,
mata melotot, rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk?”.
“Setelah itu apa yang bapak lakukan?”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal bapak dapaat terselesaikan? “ ya
tentu tidak, apa kerugian yang bapak sairi alami?”
“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?” maukah bapak
belajar cara mengungkapan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
“jadi, ada berapa cara untuk mengontrol kemarahan, bapak. Salah
satunya adalah dengan cara fisik.jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah
bapak bisa tersalurkan”.
“Ada berapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu ? namanya
teknik nafas dalam. Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah
bapak rasakan, maka bapak berdiri atau dudukdengan rilrks, lalu tarik
nafas dari hitung, tahan sebentar lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan
melalui mulut”
“ Ayo pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau
duduk dengan rilek tarik nafas dari hidung, bagus…., tahan dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 Kali.”
“Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya”.
“ Nah… bapak sairi tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas
dalam, sebaliknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa
melakukannya”.
VI. Terminasi
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subjektif : bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang dan melakukan latihan tehniik relaksasi nafas
dalam tadi? Ya… betul, dan kelihatannya bapak terlihat sudah lebih
rilek”.
Evaluasi perawat (objektif setelah reinfercemen) : “Coba bapak
sebutkan lagi apa yang membuat bapak marah, lalu apa yang bapak
rasakan dan apa yang akan bapak lakukan untuk meredakan rasa
marah. “coba tunjukan pada saya cara teknis nafas dalam yang
benar.
“wah…. Bagus, bapak masih ingat semua…..”.