BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4.2 Praktis
1.4.2.1 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam mempelajari
pada keluarga Tn.S dengan Diagnosa Hipertensi di UPT PKM Jekan Raya Palangka
Raya Serta sebagai acuan atau referensi mahasiswa dalam penulisan laporan proposal
seminar selanjutnya.
1.4.2.2 UPT PKM Jekan Raya
Untuk UPT PKM Jekan Raya Palangka Raya khususnya ruang poli umum,
penulisan laporan proposal seminar ini di dapat sebagai referensi bagi perawat dalam
melakukan Asuhan Keperawatan keluarga Tn.S dengan masalah Hipertensi serta
sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik, khususnya
pada pasien dengan gastritis.
1.4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKes Eka Harap Palangka Raya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di masa yang akan datang
serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam penguasaan terhadap ilmu
keperawatan keluarga mulai dari proses keperawatan sampai pendokumentasiaan.
BAB 2
4
TINJAUAN PUSTAKA
2) Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4) Orang dewasa (laki-laki atau prempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah (the single adult livingalone)
5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital
heterosexual cohabiting family).
6) Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama(gay and
lesbian family).
2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga
Menurut Ali, Z (2010) keluarga memiliki peran formal dalam keluarga tersebut,
yaitu:
1. Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, prlindung, dan pemberi rasa aman.
Juga sebagai kepala keluarga, anggota kelompok social, serta anggota
masyarakat dan lingkungan.
2. Peran sebagai ibu. Ibu sebagai istri dari suami dan sebagai ibu dari anak-
anaknya berperan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota kelompok social,
serta sebagai anggota kelompok masyarakat dan lingkungan disamping dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
3. Peran sebagai anak. Anak melaksanakan peran psikososial sesuai tingkat
perkembangan, baik fisik,social, dan spiritual. Adapun fungsi keluarga
menurut Friedman, 1998 dalam Hernilawati (2013) adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain.
6
diperoleh dari fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada terjangkau
oleh keluarga.
2.2 Konsep Dasar Hipertensi
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik
yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau
lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg, dan
tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan
ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008).
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
13
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan Tekanan
Tigkat sistolik diastolik Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali
Tingkat IV 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti
Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis,
Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke,
Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi
oral Kortikosteroid.
1.2.4 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
15
9. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
10. Steroid urin
Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
11. IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal / ureter
12. Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
13. CT scan
14. Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15. EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
1.2.7 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
18
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan
berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan
sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat
belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
19
Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup
dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
2.2.2 Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi
4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan metabolic
5. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang
tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
22
2.2.3 Intervensi
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral
1. Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut
Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit
kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.
Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang
memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan
sakit kepala dan komplikasinya
3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang,
membungkuk
Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral
tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien
melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat
3. Intervensi : Hindari mengatakan TD “normal” dan gunakan istilah “terkontrol
dengan baik” saat menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan
Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan,
maka dengan penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk
memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi
4. Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko
kardiovaskular yang dapat diubah misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan
kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol( lebih dari
60cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress.
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam
menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskular serta ginjal.
2.2.4 Evaluasi
1. Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
2. Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan
3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau
beban kerja jantung.
4. Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan, kuantitas,dan
sebagainya), mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan
pemeliharaan kesehatan optimal.
5. Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
6. Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen
pengobatan
26
BAB 3
26
27
Komposisi Keluraga
Hubunga
Nama Gender
No Umur n Pendidikan Pekerjaan
(Inisial) (L / P)
Dg KK
1 Ny. R 48 Tahun P Istri SMP IRT
2 An. R 20 Tahun L Anak SMA Swasta
3 An. A 6 Tahun L Anak TK Pelajar
(Tanyakan dan isi komposisi keluarga sesuai kartu keluarga dengan nama
inisial,tanggal lahir lalu hitung,tanyakan jenis kelamin,dan hubungan dengan
keluarga,tanyakan pendidikan terakhir dan pekerjaan.)
Tipe Keluarga :
Keluarga Inti Terdiri dari ayah, ibu dan anak
Keluarga Besar
Keluarga Campuran ……………………
Single Parent …………………….
Lain-lain ……………………
(Tanyakan keluarga didalam rumahnya ada berapa anggota keluarga yang
tinggal dan tentukan termasuk tipe keluarga seperti apa.)
B. Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini :
Keterangan
No Tahap perkembangan keluarga
Terpenuhi Sebagian Tidak
1 Pasangan baru atau keluarga baru
(berginning family), meliputi :
a. Membina hubungan intim dan
kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan
28
(Tanyakan sesuai format dalam table dan centang bagian terpenuhi, sebagian, dan
tidak. Sesuai dengan yang dikatakan keluarga dan dialami oleh keluarga
tersebut.biasanya di lihat dari anak tertua dalam keluarga)
Jelaskan:
Pada tahap keluarga Tn. S saat ini adalah keluarga dengan anak dewasa
atau pelepasan Mempersiapakan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada
keluarga, Pertahankan kesehatan, Mempunyai lebih banyak waktu dan
32
kebebasan dalam arti mengelola minat social dan waktu santai dan Persiapkan
masa tua atau pensiun dan meningkan keakraban pasangan
*Genogram (3 generasi):
Keterangan :
: Laki –laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Sudah meninggal
: Klien
(Tulis berdasarkan tiga generasi dimulai dari keluarga kakek dan nenek,
ayah dan ibu, serta anak.yang tertua di mulai dari kiri Buatlah keterangan
dan golongan jenis kelamin, meninggal atau masih hidup, dan tinggal
serumah atau tidak.)
C. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi: Baik Disfungsional
33
D. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif : Berfungsi Tidak berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tidak berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik
Fungsi Perawatan Kesehatan :
Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan: Baik Tidak
Pencegahan Penyakit : Baik Tidak
Perawatan Penyakit : Baik Tidak
Pemanfaatan Layanan Kesehatan : Baik
Tidak
(Centang fungsi keluarga sesuai dengan yang diamati.)
F. Spiritual
Taat beribadah: Ya Tidak
Keluarga selalu melakukan sholat lima waktu sesuai dengan syariat islam
34
H. Psikososial
Keadaan emosi pada saat ini:
VITAL SIGN
Tanggal
Nama BB/TB
pemeriksaa Lain- lain
(Inisial)
n
TD N RR S
J. Pemeriksaan Fisik
Status mental:
Bingung Bingung dengan penyakit yang dialami
Cemas Tidak ada
Disorientasi Tidak ada
Depresi Tidak ada
Menarik diri Tidak ada
(Centang status mental keluarga sesuai yang diamati.)
Sistem Kardiovaskuler :
Aritmia Tidak ada
Nyeri dada Tidak ada
Distensi vena jugularis Tidak ada
Jantung berdebar Tidak ada
(Centang sistem kardiovaskular keluarga sesuai yang ditanyakan.)
Nyeri spesifik :nyeri kepala
Lokasi : bagian tengkuk
Tipe : Tidak ada
Durasi : Tidak ada
Intensitas : Tidak ada
38
Sistem Integumen :
Sistem Muskuloskeletal :
Tonus otot kurang Tidak ada
Paralisis Tidak ada
Hemiparesis Tidak ada
ROM kurang Tidak ada
Gangguan keseimbangan Tidak ada
39
Paralisis : lengan kiri/ lengan kanan/ kaki kiri/ kaki kanan
Sistem Perkemihan :
Disuria Tidak ada
Hematuria Tidak ada
Frekuensi 2-3 kali sehari
Retensi Tidak ada
Inkontinensia Tidak ada
(Centang sistem perkemihan sesuai yang ditanyakan pada
keluarga.)
Sistem Pencernaan :
Intake cairan kurang Tidak ada
Mual/ muntah Tidak ada
Nyeri perut Ada
Muntah darah Tidak ada
Flatus Ada
Distensi abdomen Tidak ada
Colostomy Tidak ada
Diare Tidak ada
Konstipasi Tidak ada
Bising usus Baik, 7x / Menit
Terpasang sonde Tidak ada
(Centang sistem pencernaan sesuai yang ditanyakan pada keluarga dan
hasil pemeriksaan.)
Riwayat Pengobatan :
40
Alergi obat Sebutkan : Tidak ada
Jenis obat yang dikonsumsi : Tidak ada
(Tanyakan pada keluarga apakah memiliki riwayat alergi pada obat-
obatan. Jika ya, conteng dan sebutkan jenis obat apa yang bias membuat
alergi.)
K. Pengkajian Lingkungan:
1. Ventilasi : (1) < 10% luas lantai (2) 10% luas lantai
: (2) 10% luas lantai
41
(Tanyakan pada keluarga, air untuk mandi dan cuci berasal
darimana. Conteng sesuai dengan criteria yang ditentukan.)
7. Sampah Keluarga
1) Pembuangan sampah:
TPU Sungai
Ditimbun
Dibakar Sembarang tempat
42
(Tanyakan pada keluarga tempat membuang sampah dimana dan
conteng.)
43
Ya Tidak tidak
6) kondisi kandang :
Terawat Tidak terawatt
(Tanyakan pada keluarga apakah memiliki hewan ternak atau
peliharaan,jika ya, dimana letaknya dan seberapa jauh dari rumah serta
bagaimana kondisi kandangnya. Centang sesuai dengan yang diamati.)
44
Catatan Keperawatan Keluarga
DO :
-Tn. S terlihat tidak
mengerti apa itu hipertensi
-Tn. S terlihat bingung
saat ditanya tentang
mengidap hipertensi
- Tn.S tidak padah apa itu
Hipertensi
- TD :160/100 mmHg
- N : 82 x/m
- RR : 20 x/m
- S : 36’5 ºC
45
DS : Tn. S mengtakan Ketidak mampuan Kurangnya
tidak tau makanan yang keluarga Tn. S mengenal terpapar informasi
Diet sebagian salah satu
harus dikonsumsi agar tentang diet
penyebab terjadinya
tekanan darah tidak hipertensi hipertensi pada
naik/terkendali keluarga Tn.S.
DO :
- Tn. S terlihat
bingung saat
ditanya makanan
yang memicu
tekanan darah
naik.
- Tn. S tidak tau
makanan yang
dapat memicu
naiknya tekanan
darah
- TD :160/100
mmHg
- N : 82 x/m
- RR : 20 x/m
- S : 36’5 ºC
46
DS : Tn. S mengtakan Ketidak mampuan Kurangnya
Tidak pernah berobat ke keluarga Tn. S terpapar informasi
memanfatkan fasilitas
puskesmas/rumah sakit tentang fasilitas
kesehatan
jika sedang sakit, ia dan pelayanan
keluarga lebih memilih kesehatan pada
membeli obat di apotik keluarga Tn.S.
terdekat, seperti
paracetamol, paramex,
mixagrib, bodrex.
DO :
- Tn. S terlihat
bingung saat
ditanya kapan
terakhir berobat ke
fasilitas kesehatan.
- Tn. S tidak dapat
menjawab saat
ditanya keadaan
tekanan darah
darahnya/kesehtan
sekarang.
- Tn.S tidak
memahami apa itu
hipertensi.
- Tn. S mempunyai
kartu berobat BPJS
- Jarak tempuh
rumah ke fasilitas
kesehatan ± 7 km.
47
III. Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
Kriteria Skore Pembenaran
Sifat Masalah (Bobot 1) Tn.S mengatakan tidak
Skala: tahu jika ia menderita
3 : Aktual 3/3 x 1 = 1 hipertansi, bahkan tidak
2 : Resiko mengerti apa itu hipertensi
1 : Sejahtera karena baru memeriksa
kesehatannya.
Kemungkinan Masalah Kondisi klien dengan usia
Dapat Diubah (Bobot 2) produktif dengan pedidikan
Skala: SD mempengaruhi
2 : Mudah 2/2 x 2 = 2 penyerapan informasi
1 : Sebagian
0 : Rendah
Pontensial Masalah Untuk Keluarga Tn. S mau diajak
Dicegah (Bobot 1) kerja sama. (keoperatif)
Skala :
3 : Tinggi 3/3 x 1 = 1
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah Bila tidak segera
(Bobot 1) ditanganai kemungkinan
2 : Berat, Segera 2/2 x 1 = 1 penyembuhan lama dan
ditangani terjadi kompikasi yang
1 : Tidak Perlu Segera lebih lanjut.
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 5
48
Kriteria Skore Pembenaran
Sifat Masalah (Bobot 1) Tn. S mengtakan tidak tau
Skala: makanan yang harus
3 : Aktual 3/3 x 1 = 1 dikonsumsi agar tekanan
2 : Resiko darah tidak naik/terkendali
1 : Sejahtera
Kemungkinan Masalah Kondisi klien dengan usia
Dapat Diubah (Bobot 2) produktif dengan pedidikan
Skala: SD mempengaruhi
2 : Mudah 2/2 x 2 = 2 penyerapan informasi
1 : Sebagian
0 : Rendah
Pontensial Masalah Untuk Keluarga Tn. S mau diajak
Dicegah (Bobot 1) kerja sama.(keoperatif)
Skala:
3 : Tinggi 3/3 x 1 = 1
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah Bila tidak segera
(Bobot 1) ditanganai kemungkinan
2 : Berat, Segera 2/2 x 1 = 1 penyembuhan lama dan
ditangani terjadi kompikasi yang
1 : Tidak Perlu Segera lebih lanjut.
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 5
49
Sifat Masalah (Bobot 1) Tn. S mengtakan Tidak
Skala: pernah berobat ke
3 : Aktual 3/3 x 1 = 1 puskesmas/rumah sakit jika
2 : Resiko sedang sakit, ia dan
1 : Sejahtera keluarga lebih memilih
membeli obat di apotik
terdekat, seperti
paracetamol, paramex,
mixagrib, bodrex.
Kemungkinan Masalah Kondisi klien dengan usia
Dapat Diubah (Bobot 2) produktif dengan pedidikan
Skala: SD mempengaruhi
2 : Mudah 2/2 x 2 = 2 penyerapan informasi
1 : Sebagian
0 : Rendah
Pontensial Masalah Untuk Keluarga Tn. S mau diajak
Dicegah (Bobot 1) kerja sama.(keoperatif)
Skala:
3 : Tinggi 3/3 x 1 = 1
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah Bila tidak segera
(Bobot 1) ditanganai kemungkinan
2 : Berat, Segera 2/2 x 1 = 1 penyembuhan lama dan
ditangani terjadi kompikasi yang
1 : Tidak Perlu Segera lebih lanjut.
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 5
50
keluarga Tn. S mengenal
1 masalah kesehatan 5
keluarga.
2. keluarga Tn. S mengenal
Diet sebagian salah satu 5
2 penyebab terjadinya
hipertensi
3. Ketidak mampuan
3 keluarga Tn. S 5
memanfatkan fasilitas
kesehatan
51
diharapkan n pengertian keluarga
keluarga mampu penyakit 2) Anjurkan keluarga
mengidetifikasi Hipertensi untuk memberikan
masalah Hipertensi 2) Keluarga makanan yang
pada Tn. S mengetahui rendah garam,
penyebab rendah lemak pada
Hipertensi Tn. S
3) Keluarga 3) Beri informasi
mengetahui tanda tentang Hipertensi
dan gejala dan komplikasinya
Hipertensi 4) Beri pendidikan
4) Keluarga kesehatan tentang
mengetahui Hipertensi pada
komplikasi kelaurga Tn. S
Hipertensi
5) Keluarga
mengetahui
penatalaksnaaan
Hipertensi
Setelah dilakukan Verbal 1) Keluarga 1) Observasi
1x kunjunga rumah pengetahua mampu pengetahuan
diharapkan n mengenal keluarga
keluarga Tn. S pengaturan diet 2) Berikan
mampu bagi penderita penjelasan
mengidentifikasi hipertensi tentang obat
masalah diet 2) Keluarga herbal yang
hipertensi pada Tn. mengetahui mampu
S diet yang tepat menurunkan
pada Tn. S tekanan darah
3) Keluarga dapat 3) Anjurkan
mengenal keluarga
masalah diet memberikan
yang memicu serut mentimun
52
meningkatnya secukupnya.
tekanan darah 4) Anjurkan
4) Keluarga dapat keluarga untuk
mmengontrol mengkonsumsi
makanan yang makanan rendah
memicu garam, rendah
hipertensi. lemak terutama
pada Tn. S
53
VI. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Hari/Tangga Pukul Implementasi Evaluasi
l
Rabu, 29 18.00 1. Mengobservasi S: Keluarga Tn. S
Januari 2020 wib pengetahuan keluarga mengatakan sudah
2. Menganjurkan keluarga mengetahui dan
untuk memberikan memahami tentang
makanan yang rendah hipertensi dan
garam, rendah lemak komplikasinya.
54
pada Tn. S O:
3. Memberi informasi 1) Keluarga tampak
tentang Hipertensi dan koperatif
komplikasinya 2) Keluarga Tn. S
4. Memberi pendidikan dapat menjawab
kesehatan tentang pertanyaan yang di
Hipertensi pada ajukan.
keluarga Tn. S 3) Tn. S dapat
memahami dan
mengetahui
penyebab dan
komplikasi
hipertensi.
4) TD: 130/90mmHg
N : 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36,2 ºC
A : Masalah teratasi
P : HentikanIntervensi
55
Rabu, 29 18.00 1. Memberikan penjelasan S: Keluarga Tn. S
Januari 2020 wib kepada keluarga jenis mengetahui makanan
diet yang dapat yang dapat memicu
meningkatkan tekanan naiknya tekanan darah
darah dan pengaturan diet
2. Memberikan penjelasan pada hipertensi serta
tentang obat herbal cara menurunkan
yang mampu tekanan darah dengan
menurunkan tekannan mentimun.
darah O:
3. Menganjurkan keluarga 1) Keluarga tampak
memberikan serut koperatif
mentimun secukupnya 2) Keluarga Tn. S
pada Tn. S mengetahui
4. Mengeanjurkan makanan pada
keluarga untuk penderita
mengkonsumsi hipertensi
makanan rendah garam, 3) Keluarga dapat
rendah lemak, pada mengatur
penderita Hipertensi makanan yang
terutam pada Tn. S harus dikonsumsi
Tn. S
4) Keluarga
mengetahui cara
menurunkan
tekanan darah
dengan
mengkonsumsi
mentimun.
5) TD:130/90mmHg
N : 80 x/menit
RR: 20 x/menit
56
S : 36,2 ºC
A : Masalah teratasi
P : Hentikanintervensi
57
RR:20 x/menit
S : 36,2 ºC
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan mencoba membandingkan konsep teori
mengenai asuhan keperawatan pasien dengan Hipertensi di UPT PKM
jekan raya Palangka Raya.
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktek keperawatan. Hal ini disebutkan sebagai suatu pendekatan
problem yang memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interpersonal
dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien baik sebagai individu,
keluarga maupun masyarakat mengemukakan dalam proses keperawatan
terdiri dari 5 tahap yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam 2011).
4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber, untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien (Nursalam, 2011).
Menurut teori beberapa hasil pengkajian dan observasi pada
keluaraga Tn .S dengan Hipertensi ditemukan data-data Tn.S merasa nyeri
pada bagian tengkuk.
Pada kasus keluarga Tn.S didapatkan data yaitu keluarga Tn.S
mengatakan tidak tahu bahwa Tn.S menderita hipertensi juga tidak
mengetahui penyebab, tanda, gejala dan komplikasi dari tekanan darah
tinggi ( Hipertensi).
4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia dan individu atau kelompok dimana perawatan secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
58
pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito, 2009).
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus keluarga Tn.S yaitu
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi pada Tn.S berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi, Ketidak
mampuan keluarga Tn. S mengenal diet sebagian salah satu penyebab terjadinya
hipertensi pada Tn. S berhubungan dengan Kurangnya terpapar informasi pada
keluarga tentang diet hipertensi dan Ketidak mampuan keluarga Tn. S
memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik berhubungan dengan kurang
pengetahuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan.
4.3 Intervensi Keperawatan
Perencanaan adalah langkah ketiga dalam proses keperawatan (Doengoes,
2009). Perencanaan terhadap keluaraga Tn.S disusun berdasarakan perioritas
masalah, konsep dan teori yang telah di susun disesuaikan dengan literature yang
ada, tetapi tidak semua dimasukan dalam kasus pasien ini. pada kasus ini rencana
keperawatan yang akan dilaksanakan pada klien keluaraga Tn.S adalah
4.3.1 ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi pada Tn.S
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
Hipertensi
perencanaan untuk diagnosa pertama sesuai dengan teori adalah
Observasi pengetahuan keluarga, Anjurkan keluarga untuk memberikan
diet yang rendah garam, rendah lemak, Beri informasi tentang Hipertensi
beserta komplikasinya dan Beri pendidikan kesehatan tentang Hipertensi
pada kelaurga Tn. S
Dari intervensi teori dan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn.K terdapat kesamaan yaitu Observasi pengetahuan keluarga, Anjurkan
keluarga untuk memberikan diet yang rendah garam, rendah lemak, Beri
informasi tentang Hipertensi beserta komplikasinya dan Beri pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi pada kelaurga Tn. S
4.3.2 ketidak mampuan keluarga Tn. S mengenal diet sebagian penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
diet hipertensi
59
Perencanaan untuk diagnosa kedua sesuai dengan teori adalah Beri
penjelasan ke pada keluarga jenis makanan yang dapat meningkatkan
tekanan darah, Berikan penjelasan tentang obat herbal yang mampu
menurunkan tekanan darah, Anjurkan keluarga memberikan serut mentimun
secukupnya, Anjurkan keluarga untuk mengkonsumsi makanan rendah
garam, rendah lemak pada penderita hipertensi terutama pada Tn. S.
Dari intervensi teori dan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
Tn.S terdapat kesamaan yaitu Beri penjelasan ke pada keluarga jenis
makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah, Berikan penjelasan
tentang obat herbal yang mampu menurunkan tekanan darah, Anjurkan
keluarga memberikan serut mentimun secukupnya, Anjurkan keluarga
untuk mengkonsumsi makanan rendah garam, rendah lemak pada
penderita hipertensi terutama pada Tn. S.
4.3.3 Ketidakmauan keluarga Tn. K untuk memanfaatkan pasilitas kesehatan
untuk memelihara kesehatan Tn. S berhungan dengan kurang
penngetahuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
Perencanaan untuk diagnosa ketiga sesuai dengan teori adalah
Observasi pengetahuan keluarga, Anjurkan keluarga kepelayanan
kesehatan bila mengalami sakit seperti puskesmas, rumah sakit, klinik dan
lain-lain, Memberikan informasi pentingnya menggunakan fasilitas
kesehatan bila mengalami sakit terdekat
Dari intervensi teori dan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.S
terdapat kesamaan yaitu Observasi pengetahuan keluarga, Anjurkan
keluarga kepelayanan kesehatan bila mengalami sakit seperti puskesmas,
rumah sakit, klinik dan lain-lain, Memberikan informasi pentingnya
menggunakan fasilitas kesehatan bila mengalami sakit terdekat.
4.4 Implementasi Keperawatan
60
4.4.1 ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi pada An.W
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
Hipertensi
Implementasi untuk diagnosa yang pertama sesuai dengan teori adalah
Mengobservasi pengetahuan keluarga, Menganjurkan keluarga untuk
memberikan diet yang rendah garam, rendah lemak, Memberi informasi
tentang Hipertensi beserta komplikasinya dan Memberi pendidikan
kesehatan tentang Hipertensi pada kelaurga Tn. S
Dari implementasi di atas antara teori dan kasus pada kelaurga Tn. K
terdapat kesamaan Mengobservasi pengetahuan keluarga, Menganjurkan
keluarga untuk memberikan diet yang rendah garam, rendah
lemak, Memberi informasi tentang Hipertensi beserta komplikasinya dan
Memberi pendidikan kesehatan tentang Hipertensi pada kelaurga Tn. S
4.4.2 ketidak mampuan keluarga Tn. S mengenal diet sebagian penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
diet hipertensi
Implementasi untuk diagnosa kedua sesuai dengan teori adalah
Memberi penjelasan ke pada keluarga jenis makanan yang dapat
meningkatkan tekanan darah, Memberikan penjelasan tentang obat herbal
yang mampu menurunkan tekanan darah, Menganjurkan keluarga
memberikan serut mentimun secukupnya, Menganjurkan keluarga
untuk mengkonsumsi makanan rendah garam, rendah lemak pada
penderita hipertensi terutama pada Tn.S
Dari Implementasi teori dan asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Tn.S terdapat kesamaan yaitu Memberi penjelasan ke pada
keluarga jenis makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah,
Memberikan penjelasan tentang obat herbal yang mampu menurunkan
tekanan darah, Menganjurkan keluarga memberikan serut mentimun
secukupnya, Menganjurkan keluarga untuk mengkonsumsi makanan
rendah garam, rendah lemak pada penderita hipertensi terutama pada Tn.
S.
61
4.4.3 Ketidakmauan keluarga Tn. S untuk memanfaatkan pasilitas kesehatanunt
uk memelihara kesehatan An. S berhungan dengan kurang penngetahuan
keluarga menggunakan pelayanan kesehatan.
Implementasi untuk diagnosa yang ketiga sesuai dengan teori
adalah Mengobservasi pengetahuan keluarga, Menganjurkan keluarga
kepelayanan kesehatan bila mengalami sakit seperti puskesmas, rumah
sakit, klinik dan lain-lain, Memberikan informasi pentingnya
menggunakan fasilitas kesehatan bila mengalami sakit terdekat
Dari implementasi di atas antara teori dan kasus pada kelaurga Tn. S
terdapat kesamaan Mengobservasi pengetahuan keluarga, Menganjurkan
keluarga kepelayanan kesehatan bila mengalami sakit seperti puskesmas,
rumah sakit, klinik dan lain-lain, Memberikan informasi pentingnya
menggunakan fasilitas kesehatan bila mengalami sakit terdekat
62
4) TD: 130/90mmHg
N : 82 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36,2 ºC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
63
2) Keluarga dapat menjawab saat ditanya
3) Keluarga Tn.S mengerti pentingnya kepelayanan kesehatan
4) Keluarga mau memanfaatkan Fasilitas kesehatan dan menggunakan BPJS
yang ada
5) TD:130/90mHg
N : 80x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,2 ºC
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervens
64
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan
sistolik yang intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95
mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan
hipertensi. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Menurut teori beberapa hasil pengkajian dan observasi pada
keluaraga Tn.S didapatkan data yaitu keluarga Tn.S mengatakan tidak
tahu bahwa Tn.S menderita hipertensi juga tidak mengetahui penyebab,
tanda, gejala dan komplikasi dari tekanan darah tinggi ( Hipertensi).
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus keluarga Tn.S yaitu
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi pada Tn.S
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
Hipertensi. Ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal diet yang
sebagian sebagai penyebab terjadinya Hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang diet
hipertensi.Ketidakmauan keluarga Tn. S untuk memanfaatkan pasilitas kes
ehatan untuk memelihara kesehatan Tn. S berhungan dengan kurang
penngetahuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan.
Dari intervensi teori dan asuhan keperawatan keluarga yang pertama pada
keluarga Tn.K terdapat kesamaan yaitu Observasi pengetahuan keluarga,
65
Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan rendah garam, rendah lemak Pada
Tn. S, Beri informasi tentang Hipertensi dan komplikasinya pada keluarga Tn. S
dan Beri pendidikan kesehatan tentang Hipertensi pada kelaurga Tn.S, intervensi
teori dan asuhan keperawatan keluarga yang kedua pada keluarga Tn. S terdapat
Memberi penjelasan ke pada keluarga jenis makanan yang dapat meningkatkan
tekanan darah, Memberikan penjelasan tentang obat herbal yang mampu
menurunkan tekanan darah, Menganjurkan keluarga memberikan serut mentimun
secukupnya, Menganjurkan keluarga untuk mengkonsumsi makanan rendah
garam, rendah lemak pada penderita hipertensi terutama pada Tn.S dan Dari
intervensi teori dan asuhan keperawatan keluarga yang ke tiga pada keluarga
Tn.S terdapat kesamaan yaitu Observasi pengetahuan keluarga, Anjurkan keluarga
kepelayanan kesehatan bila mengalami sakit seperti puskesmas, rumah sakit,
klinik dan lain-lain, Memberikan informasi pentingnya menggunakan fasilitas
kesehatan bila mengalami sakit terdekat.
Implementasi untuk diagnosa yang pertama sesuai dengan teori adalah
Observasi pengetahuan keluarga, Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan
yang rendah garam,rendah lemak Pada Tn.S, Beri informasi tentang hipertensi
dan komplikasinya pada keluarga Tn.S dan Beri pendidikan kesehatan tentang
gastritis pada kelaurga Tn.S, Implementasi untuk diagnosa yang kedua adalah
Memberi penjelasan ke pada keluarga jenis makanan yang dapat meningkatkan
tekanan darah, Memberikan penjelasan tentang obat herbal yang mampu
menurunkan tekanan darah, Menganjurkan keluarga memberikan serut mentimun
secukupnya, Menganjurkan keluarga untuk mengkonsumsi makanan rendah
garam, rendah lemak pada penderita hipertensi terutama pada Tn.S dan
Implementasi untuk diagnosa yang ketiga sesuai dengan teori adalah Observasi
pengetahuan keluarga, Anjurkan keluarga kepelayanan kesehatan bila
mengalami sakit seperti puskesmas, rumah sakit, klinik dan lain-lain,
Memberikan informasi pentingnya menggunakan fasilitas kesehatan bila
mengalami sakit terdekat.
Pada tahap evaluasi dari ketiga diagnosa teratasi , hal ini karena faktor
pendukung dari klien, keluarga klien, dan fasilitas kesehatan.
66
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Akademik
Sebagai sumber bacaan di perpustakaan STIKES Eka Harap Palangkaraya
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan perawatan di masa yang akan
datang
5.2.2 Bagi UPT PKM Jekan Raya
Sebagai bahan masukan bagi perawat di UPT PKM jekan raya
Palangka Raya untuk mengambil langkah dalam meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan pada keluarga Tn.S
5.2.3 Bagi Klien Dan Keluarga
Dapat meningkatkan pengetahuan keluarga Tn.S tentang pengetahuan
keluarga mengenai pengertian Hipertensi, tanda, gejala, komplikasi dari
Hipertensi.
5.2.4 Bagi Tenaga Keperawatan
Sebagai suatu referensi dan sumber pengetahuan bagi tenaga keperawatan
untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan secara menyeluruh, sehingga
berimplikasi pada peningkatan kualitas kesehatan keluarga.
67
DAFTAR PUSTAKA
68
69