Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KLIEN DENGAN RETINO BLASTOMA


DI RUANG HEMATO ONKOLOGIRSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 15 – 27 Januari 2018

Oleh:
Retno Anggraini, S.Kep
NIM. 1730913320010

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Retno Anggraini, S.Kep

NIM : 1730913320010

JUDUL LP : Laporan Pendahuluan Pada Klien Dengan Retino Blastoma di


Ruang Hemato Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 17 Juli 2017

Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep Ayu Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 190780615 200812 2 001 NIP 19800930 200312 2 005
RETINO BLASTOMA

PENGERTIAN KLASIFIKASI

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel 1. Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada retina (stadium tenang)
neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor 2. Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.
ganas retina pada anak (Permono, 2006). 3. Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus
optikus yang dipotong saat enuklasi.
4. Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

ETIOLOGI

Retinoblastoma terjadi karena kehilangan kedua kro


mosom dari satu alel dominan protektif yang berada dalam
pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.
Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa
DNA. Peristiwa ini dapat timbul karena kesalahan replikasi,
gerakan, atau perbaikan sel. Mutasi dalam sebuah sel benih
akan ditransmisikan kepada turunan sel tersebut. Sejumlah
faktor, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet, dan radiasi
pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi kerapkali
mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi
sel berikutnya dalam suatu generasi (Ganong, 1998).

MANIFESTASI KLINIS

1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.


2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang
tidak normal.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan,
uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.
5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.
6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat
benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN

1. Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan Semua tujuan terapi adalah merusak tumor dan mempertahankan penglihatan
terutama untuk pasien dengan metastase ke luar yang memungkinkan tanpa membahayakan hidup. Terapi primer retinoblastoma unilateral biasanya
misalnya dengan gejala proptosis bola mata. enuklasi, kendatipun pada kasus-kasus tertentu, alternatif seperti krioterapi, fotokoagulan atau radiasi
2. Elektroretino-gram (ERG), berguna untuk menilai dapat dipertimbangkan.
kerusakan luas pada retina. 1. Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini mempunyai prognosis yang baik,
3. Elektro-okulogram (EOG) tergantung dari letak, besar dan tebal.
4. Visual Evoked Respons (VER), berguna untuk me 2. Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fotokoagulasi laser, atau
ngetahui adanya perbedaan rangsangan yang sampai kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus.
ke korteks sehingga dapat diketahui adanya 3. Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol, dilakukan enuklasi.
4. Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi
gangguan rangsangan/penglihatan pada
eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi.
seseorang. Pasien harus terus dievaluasi seumur hidup karena 20 – 90 % pasien retinoblastoma bilateral akan
menderita tumor ganas primer, terutama osteosarkoma.
Pathway Retinoblastoma Retinoblastoma terjadi karena kehilang
an kedua kromosom dari satu alel dominan
protektif yang berada dalam pita kromosom
13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.

Tumor mendesak organ-organ


sekitar mata
Orang tua tidak mengetahui Tumor mendesak organ-
perubahan kesehatan pada organ sekitar mata Aktivitas terbatas karena
Nekrosis pada jaringan mata anak pembesarasan tumor
(Leukokoria, mata merah,
tumbuh dain)
Impuls nyeri di salurkan ke
Defisiensi Pengetahuan otak
pada Orang Tua
Keterbatasan lapang pandang Risiko keterlambatan
perkembangan
Nyeri Akut

Resiko Jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
PENYAKIT RETINO BLASTOMA
Pengkajian
Diagnosa keperawatan

1. Identitas 1. Defisiensi Pengetahuan pada Orang


2. Keluhan Utama Tua
3. Riwayat Penyakit 2. Resiko jatuh
4. Pola Fungsional Gordon 3. Nyeri Akut
5. Pemeriksaan Fisik 4. Resiko keterlambatan perkembangan

Defisiensi Pengetahuan pada Orang Tua Resiko keterlambatan perkembangan


NOC:
NOC : Knowledge : disease process Growt and Development Delayed
Setelahdilakukantindakankeperawatanselama 1 x 60 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
menitpasienmenunjukkanpengetahuantentang tindakan Retino Blastoma, klien menunjukkan tidak ada pertumbuhan dan perkembangan
dengankriteriahasil: yang terlambat dengan kriteria hasil:
 Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, 1. Anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya.
kondisi, prognosis dan program pengobatan atau tindakan Retino 2. Kondisi anak baik
Blastoma ini
NIC:
NIC : Teaching disease
1. Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada tindakan ini Pendidikan orang tua : masa bayi.
dengan cara yang tepat 1. Berikan kesempatan anak mengambil keputusan dan
2. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat melibatkan orang tua dalam perencanaan kegiatan.
3. Berikan penilaian tentang tingkatpengetahuan klien tentang proses 2. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
penyakit yang spesifik 3. Lakukan pendekatan melalui metode permainan.
4. Buat jadwal untuk prosedur terapi dan latihan.
NIC : Teaching procedur/treatment 5. Upaya meningkatkan pola pikir klien
1. Informasikan kepada Orang Tua berapa lama operasi berlangsung
2. Informasikan kepada Orang Tua bagaimana prosedur penobatan
Retino Blastoma
Nyeri akut
NOC:
Risiko Jatuh Pain Level
NOC : Pain control
Fall Prevention Behavior Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit klien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam klien tidak menunjukkan tanda penurunan nyeri dengan kriteria hasil:
mengalami risiko jatuh dengan kriteria hasil: 1. Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
1. Menggunakan alat bantu penglihatan dengan benar 2. Melaporkan nyeri berkurang
2. Tidak jatuh saat beraktivitas 3. Ekspresi wajah menunjukkan nyeri berkurang
NIC : NIC
Fall Prevention Pain Management
1. Identifikasikan defisiensi kognitif atau fisik dari klien yang bisa 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
meningkatkan kemungkinan jatuh di suatu lingkungan. 2. Observasi tanda-tanda nyeri secara nonverbal
2. Identifikasikan perilaku dan faktor-faktor yang memberi efek risiko 3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, terapi musik,
untuk jatuh. distraksi, kompres hangat/dingin, dan massage)
3. Instruksikan klien untuk memanggil asisten jika ingin bergerak, bila Analgesic Administration
diperlukan. 1. Cek order medis untuk obat, dosis dan frekuensi analgesik yang
4. Ajarkan klien bagaimana cara jatuh untuk meminimalisir luka. diberikan
5. Sediakan alat bantu untuk menstabilkan gaya berjalan. 2. Cek adanya alergi obat
3. Monitor TTV sebelum dan sesudah memberikan analgesik narkotik
4. Dokumentasikan respon klien terhadap penggunaan analgesik
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.

Voughan, Dale. 2000. Oftalmologi umum. Jakarta :widya medika.

Permono, Bambang, dkk. 2006. Buku ajar hematologi-onkologi anak.


Jakarta:Badan Penerbit IDAI.

NANDA NI NOC Definisi Klasifikasi. 2017. Jakarta :EGC.

Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai