OLEH:
Maulidiyana, S.Kep
NIM.1630913320024
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh :
Maulidiyana, S.Kep
NIM.1630913320024
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat
karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan
dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
J. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
1. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan
segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan
kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung serta ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme
tersebut (Efendi, 2009).Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai
suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan
Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005),
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia (Efendi, 2009).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah
menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan
Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program
Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus
2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu
dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah
kondisi ketika suatu komunitas:
a. Tidak BAB sembarangan
b. Mencuci tangan pakai sabun
c. Mengelola air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola sampah dengan benar
e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman
Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu
sebagai berikut:
a. Penyediaan air minum
b. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
c. Pembuangan sampah padat
d. Pengendalian vector
e. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskresi manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman
l. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
m. Perencanaan daerah dan perkotaan
n. Pencegahan kecelakaan
o. Rekreasi umum dan pariwisata
p. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi
(wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk
q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,
terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai
berikut:
a. Penyehatan air dan udara
b. Pengamanan limbah padat atau sampah
c. Pengamanan limbah cair
d. Pengamanan limbah gas
e. Pengamanan radiasi
f. Pengamanan kebisingan
g. Pengamanan vektor penyakit
h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
2. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan
berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan A & Dewi M, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai
2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau
reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap)
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan
stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan
penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan
A & Dewi M, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua
kategori (Wawan A & Dewi M, 2010), yaitu:
a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa
manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan
sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak
merugikan kesehatan (Wawan A & Dewi M, 2010).
K. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang
bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati
kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari
sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health
Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model
konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri,
baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan
dan keperawatan. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang
terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta
faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Terdapat lima metode pengumpulan data komunitas:
1) Wawancara informan (informant interview), dilakukan dengan secara
langsung mengajukan kepada penduduk komunitas. Sumber data
berasal dari anggota komunitas atau kelompok agregasi.
2) Pengamatan partisipan (participant observation), dilakukan dengan
mengamati apa yang sedang terjadi pada lingkungan sosial tertentu
kemudian secara sistematis mencatat pengamatan ini.
3) Analisis sekunder dari data yang ada (secondary analysis), sumber
data yang digunakan adalah analisis catatan, dokumen dan data lain
yang telah dikumpulkan. Data mungkin sudah ada dalam bentuk data
sensus, catatan historis, diary, catatan pengadilan, ringkasan penting,
studi komunitas sebelumnya
4) Melakukan survey, anggota komunitas atau kelompok agregasi
memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan spesifik baik
tertulis maupun lisan yang didasarkan pada sampel populasi.
5) Windshield survey, kunjungan mengitari komunitas geopolitik dengan
menggunakan pengamatan melalui kaca mobil (automobile) sebagai
cara mengumpulkan informasi tentang lingkungan komunitas.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Tanyakan siapa yang mengetahui sejarah daerah tersebut.
Tanyakan kepada toma tentang bagaimana riwayat berdirinya
daerah tersebut, sudah berapa lama.
Tanyakan tentang wilayah-wilayah yang diyakini oleh penduduk
setempat memiliki nilai mistik.
Observasi kondisi bangunan yg ada di daerah tersebut.
b) Values (nilai-nilai yang dianut masyarakat), beliefs (keyakinan),
agama
Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg dianut masyarakat
terkait pola kebiasaan.
Tanyakan tentang norma yg berlaku di masyarakat.
Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini masyarakat
terkait dgn kesehatan.
Apakah terdapat mesjid, gereja, dll (sarana ibadah) ?
Apakah keyakinan agamanya homogen ?
c) Data demografi
Komposisi penduduk; umur dan jenis kelamin
Tipe keluarga dan Satatus perkawinan
Ras/suku dan bahasa
Pekerjaan dan tingkat pendapatan
d) Vital statistic
Kelahiran
Kematian (berdasarkan umur dan penyebab kematian, angka
kematian kasar atau CDR)
Morbiditas
2) Data subsistem komunitas
a) Lingkungan Fisik
Pemeriksaan fisik mrp.kan komponen kritis dlm pengkajian
pasien individual, begitu pula dlm pengkajian komunitas.
Kelima indra kita diperlukan untuk pemeriksaan fisik pasien,
begitu pula dalam pemeriksaan tingkat komunitas.
Contoh Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensi kesehatan komunitas di wilayah RW. 02 Ds. Genuk
Semarang berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya
(finansial, pengetahuan) di wilayah RW 02 Ds Genuk Semarang.
2) Perilaku cenderung beresiko pada warga di wilayah RW 05 Ds Anyer
berhubungan dengan kurangnya pemahaman warga RW 05 Ds Anyer
dalam melakukan kebiasaan/perilaku kesehataan (membuang sampah
dan tinja kesungai, merokok, air tidak direbus, penggunaan NAPZA).
3) Kerusakan gigi anak di Desa Wengga berhubungan dengan kurang
hygiene oral.
1. Perencanaan keperawatan
Merupakan penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien.
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
a. Kriteria perumusan tujuan:
• Fokus pada masyarakat
• Jelas dan singkat
• Dapat diukur dan diobservasi
• Realistik
• Ada target waktu
• Melibatkan peran serta masyarakat
b. Langkah rencana tindakan keperawatan:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan teknik & prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan
kegiatan : MMD
4. Pertimbangkan fasilitas dan sumber daya masyarakat yang tersedia
5. Tindakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
6. Mengarah pada tujuan
7. Tindakan yang realistik
8. Disusun berurutan
c. Kriteria hasil, digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan
bersifat spesifik. Terdapat 2 macam :
>> kriteria verbal : kriteria hasil untuk sebuah kegiatan KIE
>> kriteia psikomotor : kriteria hasil untuk sebuah tindakan seperti
pembentukan kader, penggiatan posyandu dll
No. Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Defisiensi kesehatan komunitas NOC: Pengetahuan: Perilaku NIC: Edukasi Kesehatan
di wilayah RW 02 Ds. Genuk kesehatan 1. Tetapkan penyuluhan yang
Semarang b.d Ketidakcukupan Setelah dilakukan tindakan akan diberikan ke komunitas
sumber daya (finansial, keperawatan selama 1x 60 tentang perilaku kesehatan
pengetahuan) di wilayah RW menit masalah pasien teratasi terkini
02. Ds. Genuk Semarang dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi sumber sumber
1. Masyarakat mengetahui yang diperlukan untuk
tentang pelayanan yang menjalankan program
tersedia dikomunitas edukasi
2. Masyarakat mengetahui 3. Presentasikan informasi dan
tentang penyakit yang masalah yang akan di
berisiko dikomunitas diskusikan
3. Masyarakat aktif 4. Demonstrasikan ketika
berkonsultasi dan mengajarkan
memeriksakan diri kemampuan/skill ke
kepelayanan kesehatan masyarakat
5. Melibatkan individu,
keluarga dan kelompok
untuk mendukung perubahan
perilaku kesehatan ke arah
kondusif.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat
kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan
lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah :
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2005).
e. Memiliki keyakinan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas
dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model
for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas
terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan Sekunder
c. Pencegahan Tersier
Paula JC dan Janet WK. 2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual
Edisi 4, Jakarta: EGC.
Stanhope M & Lancaster J. 2000. Community & public health nursing. 5th Ed. St.
Louis : Mosby.