BAB 1
PENDAHULUAN
pneumonia yang menimbulkan flek atau bercak pada kedua paru-paru, termasuk
pada anak usia dibawah 2 tahun atau pada orang dewasa usia 65 tahun keatas,
serius apabila tidak ditangani bahkan bisa menyebabkan kematian (Martel, J. &
Nall 2018). Pneumonia pada balita dan bayi masih tinggi angka kesakitan dan
merokok dewasa ini seolah menjadi trend yang terjadi pada kalangan remaja
dua kali lebih mungkin untuk menderita pneumonia dari pada rumah tangga non-
1
2
Berdasarkan UNICEF dan IDAI pada tahun 2015 terdapat sekitar 20.000
sekitar 16% dari 5,6 juta kematian balita, memakan korban sekitar 880.000 anak
pada tahun 2016 (UNICEF, 2016). Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan
pneumonia di atas 50%, terlepas dari fakta itu belum mencapai target nasional
yang telah diputuskan. Target cakupan pneumonia tahun 2016 ditetapkan 70%
diagnosis tenaga kesehatan (nakes) sekitar 2,0%, sedangkan tahun 2013 sekitar
Surabaya mulai tahun 2017 9%, tahun 2018 10% dan sampai bulan September
2019 11%. Pada bulan Agustus sampai Oktober 2019 kasus bronkopneumonia ada
dari hasil wawancara dengan 10 orang tua (anggota keluarga) yang mempunyai
riwayat merokok, ditemukan ada 8 orang anggota keluarga yang merokok dan 2
tidak merokok.
berusia dibawah 2 tahun atau lansia 65 tahun keatas), kondisi medis lain yang
dan diabetes), gaya hidup (merokok, dan asupan nutrisi yang tidak baik turut
lainnya, Gejalanya meliputi : demam, dispneu, kadang disertai muntah dan diare,
ronchi basah halus nyaring, pada pemeriksaan darah ditemukan lekositosis, pada
rontgen thorax adanya infiltrat interstitial dan infiltrat alveolar serta gambaran BP
(Samuel 2014). Paparan asap rokok bisa merusak kerja daya tahan tubuh di
mudah masuk, melalui gangguan fungsi silia dan kerja sel makrofag
lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus
atau bronchiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini selalu
dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh
lobus (Nabiel 2017). Sesuai dengan teori Lawrence Green yaitu Promosi
Kesadaran hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri. Salah satunya
dengan tidak merokok. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus bebas dari
merokok. Bukan berarti merokok tak boleh, tapi harus manusiawi bagi perokok,
tempat stategis yang mudah dilihat, mencari bantuan profesional seperti psikiater,
kesempatan untuk hidup lebih sehat dan lebih lama. Salah satu langkah
membiasakan cuci tangan dengan benar. Gaya hidup sehat juga dapat membantu
agar anak beristirahat total dan menjauhi anak dari paparan asap rokok, karena
diberikan sedini mungkin pada bayi dan balita, semakin cepat ditangani, risiko
(Ni’am 2017).
Surabaya.
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi kajian pustaka bagi peneliti lain
1. Bagi Mahasiswa
khususnya dalam hal ini adalah pemerintah daerah supaya lebih agresif dan giat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan landasan teoritis yang mendasari masalah yang
2.1.1 Pengertian
(alveoli). Ini terjadi ketika virus, bakteri, atau jamur menyebabkan peradangan
pada anak sering kali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, biasa
parenkim paru. Pada umumnya pneumonia pada masa anak digambarkan sebagai
pneumonia lobular atau adanya infiltrat pada sebagian area pada kedua lapangan
atau bidang paru dan sekitar bronkhi (Inap, Moeloek, and Lampung 2019).
seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam
pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh.
7
8
Pada bayi dan orang-orang yang lemah, pneumonia dapat muncul sebagai infeksi
2.1.2 Penyebab
jamur, aspirasi, inhalasi) mikoplasma dan infeksi. Bakteri penyebab paling sering
termasuk : umur (orang yang berusia 65 tahun atau lebih, dan anak-anak 2 tahun
atau lebih muda dan komplikasi dari kondisinya), lingkungan(orang yang bekerja
di atau sering mengunjungi, fasilitas rumah sakit atau panti jompo), gaya hidup
(merokok, gizi buruk, dan riwayat penggunaan alkohol berat), keberadaan anggota
keluarga yang merokok juga menjadi faktor penyebab gangguan pernafasan dan
(penyakit paru-paru kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), HIV / AIDS, kekebalan yang melemah, jantung, diabetes dan yang
(chestindrawing), napas cuping hidung, ronki dan sianosis. Penyakit ini sering
nafas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat dapat mencapai 40 derajat celcius, sesak nafas, nyeri dada dan batuk
dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada
sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu
makan dan sakit kepala, mual muntah. Tanda dan gejala lainnya antara lain : batuk
non produktif, ingus (nasal discharge), suara napas lemah, retraksi intercosta,
penggunaan otot bantu napas, demam, ronchi, cyanosis, sakit kepala, reukositosis,
ditemukan adanya leukositosis, kekakuan dan nyeri otot, sesak nafas, menggigil,
berkeringat dan lelah (Samuel 2014). WHO mengajukan pedoman diagnosa dan
1. Bronkopneumonia sangat berat : bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak
10
sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotik.
sanggup minum, maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi
antibiotik.
cepat yakni >60 x/menit pada anak usia kurang dari dua bulan, harus
dirawat dan diberikan antibiotik; >50 x/menit pada anak usia 2 bulan-1
tahun; >40 x/menit pada anak usia 1-5 tahun, tidak perlu dirawat dan
seperti di atas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotik, hanya
berat, yaitu adanya batuk dan atau kesukaran bernafas disertai penarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing) serta harus dirawat dan diberikan
antibiotik. Pneumonia yaitu batuk, bila tidak ada sesak napas atau kesukaran
bernafas disertai nafas cepat dengan batas napas cepat pada anak usia 2 bulan
sampai 1 tahun adalah 50 kali atau lebih permenit dan 40 kali atau lebih permenit
pada anak > 1-5 tahun, tidak perlu dirawat dan diberikan antibiotik oral, dan
Batuk bukan pneumonia yaitu penderita batuk yang tidak disertai napas cepat,
sesak napas dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak
perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simptomatis
seperti penurun panas. Pada bayi dibawah 2 bulan perjalanan penyakitnya lebih
11
Klasifikasinya adalah pneumonia bila ada napas cepat (>60 x/menit) atau sesak
napas, harus dirawat dan diberikan antibiotik. Bukan pneumonia tidak ada napas
cepat atau sesak napas, tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan
2.1.4 Patofisiologi
alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding
bronchus atau bronchiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini
selalu dimulai pada hilus paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai
nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari
udara; aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring, perluasan
langsung dari tempat lain dan penyebaran secara hematogen. Dalam keadaan
traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi dan
faring, Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan
sekret liat yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut, Refleks batuk, Refleks
sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional, Fagositosis, aksi
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme penyebab terhisap ke paru
perifer melalui saluran napas menyebabkan reaksi jaringan berupa edema yang
yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan
permeabilitas kapiler. Ini terjadi akibat pelepasan mediator peradangan dari sel
dalam ruang interstitial sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler
dan alveolus, yang meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat tidak mengandung udara,
warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam alveolus
didapatkan fibrin, leukosit netrofil, eksudat, dan banyak sekali eritrosit dan
Lobus masih tetap padat dan warna merah berubah menjadi pucat kelabu
terjadi karena sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.
13
Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin. Alveolus terisi fibrin dan
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan dan eksudasi lisis. Eksudat berkurang.
terjadi dapat di batasi dengan pemberian antibiotik sedini mungkin agar sistem
mengganggu fungsi pertahanan paru, melalui gangguan fungsi silia dan kerja sel
yang masuk ke dalam saluran napas dengan mudah masuk mencapai paru-paru
lalu merusak jaringan paru dengan mengeluarkan toksin sehingga agen infeksius
bronkus dan bronkiolus, lalu bermultiplikasi, dan timbul pemicu untuk terjadi
inflamasi dalam tubuh. Pada saat timbul reaksi inflamasi, kantung udara alveoli
akan terisi dengan cairan eksudat yang banyak mengandung protein, sel inflamasi
seperti neutrofil fase akut, kemudian makrofag dan limfosit pada fase kronik.
14
Akibat kantung udara alveoli yang terisi eksudat, maka proses difusi oksigen dan
2.1.5 Penatalaksanaan
Pasien yang tidak terlalu berat bisa diberikan antibiotik per oral dan tetap
tinggal di rumah. Penderita anak yang lebih besar dan penderita sesak napas atau
intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita membaik dalam
cairan adalah 2A-K Cl (1-2 mek/kgbb/24 jam atau KCl 6 mek/500 ml, apabila ada
kenaikan suhu maka setiap kenaikan suhu 1℃ kebutuhan cairan ditambahi 12%,
tetesan dibagi rata dalam 24 jam, jumlah cairan sesuai berat badan, dan status
hidrasi, jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip, jika sekresi lendir berlebihan
diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki
pada anak tidak perlu dirawat inap. Indikasi perawatan terutama berdasarkan berat
ada penyakit dasar yang lain, komplikasi dan terutama mempertimbangkan usia
pasien. Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan
15
asam basa dan elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam diberikan
generasi ketiga dengan aktivitas yang lebih luas terhadap bakteri gram negatif.
Antibiotik ceftriaxone diberikan sebanyak 350 mg dua kali sehari secara intra
imunisasi (PPI) yang meliputi pemberian imunisasi difteri, pertusis, tetanus (DPT)
dan campak yang telah dilaksanakan pemerintah selama ini dapat menurunkan
non imunisasi meliputi pemberian ASI eksklusif, pemberian nutrisi yang baik,
penghindaran pajanan asap rokok, asap dapur, perbaikan lingkungan hidup serta
Setiap saat kita membutuhkan udara untuk bernapas, udara yang kita hirup
akan mempengaruhi kesehatan tubuh kita. Jika tubuh mendapatkan asupan udara
bersih, pertumbuhan sel dan organ tubuh akan berkembang dengan baik.
tubuh akan terganggu. Salah satu contoh yang menyebabkan udara bersih
menjadu tercemar adalah asap rokok (Anam Faisol, Sakhatmo Tri 2019).
dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan
panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok
menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan
tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga termasuk zat adiktif karena
orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Sebagian besar bahan atau
senyawa-senyawa tersebut bersifat toksik bagi berbagai macam sel dalam tubuh
kita. Substansi toksik dalam bentuk gas, yaitu berupa karbon monoksida (CO),
hidrogen sianida (HCN), dan oksida nitrogen. Sedangkan substansi toksik dalam
bentuk zat kimia yang volatil seperti nitrosamin, formaldehid banyak terdapat
dalam asap rokok. Zat-zat ini dapat memberikan efek toksiknya dengan
mekanisme spesifik dan pada sel-sel atau unit-unit makromolekuler sel tertentu
17
tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kuschner dan Blanc, 2007). (Fitria
2013).
Alasan pertama kali merokok dari berbagai hasil penelitian antara lain :
suatu kebiasaan yang sering kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup
atau life style ini menarik, dan tanpa kita sadari sebagai suatu masalah kesehatan,
minimal dianggap sebagai suatu faktor resiko dari berbagai macam penyakit
termasuk infeksi saluran pernafasan (Fitria 2013). Merokok membuat rasa percaya
diri dan bisa konsentrasi, nafsu makan menurun dan tenang (RI 2014).
tertentu.
2. Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
tertentu.
3. Rokok klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
bantu sederhana.
a. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam proses
b. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini
jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star
terdapat gabus.
1. Bidis : Tembakau yang digulung dengan daun temburni kering dan diikat
dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya lebih tinggi daripada rokok
mati rasa dan sakit saluran pernapasan. Jenis ini paling berkembang dan
banyak di Indonesia.
menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis yang diletakkan antara pipi dan
gusi, dan tembakau kering yang diisap dengan hidung atau mulut.
5. Shisha atau hubbly bubbly : Jenis tembakau dari buah-buahan atau rasa
buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung. Biasanya digunakan di Afrika
Utara, Timur Tengah, dan beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha sedang
1. Rokok elektronik atau vape : rokok yang berbahan cairan yang diuapkan
menggunakan baterai.
Kedua jenis rokok ini sama bahayanya bagi kesehatan manusia (Anam Faisol,
yang terkandung dalam sebatang rokok sangatlah banyak. Kandungan rokok yang
berbahaya tersebut bersifat racun dan berpotensi merusak sel-sel tubuh. Selain
merusak tubuh, senyawa yang terkandung dalam rokok juga bersifat karsinogenik
atau memicu terjadinya kanker. Dalam sebatang rokok erdapat lebih dari 250 jenis
zat beracun dan 70 jenis zat yang bersifat karsinogenik. Kandungan tersebut
berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau. Selain itu, bahan pewarna
yang biasa dipakai untuk membuat tampilan rokok lebih menarik juga turut
dalam rokok :
1. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks, zat ini juga
2. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna. Merusak sel darah putih dalam darah.
tenggorokan.
mengawetkan mayat.
membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan
dan mual.
12. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap
Meskipun demikian, hanya tar dan nikotin saja yang dicantumkan dalam
bungkus rokok. Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa
22
kimia yang secara farmakologis terbukti aktif dan beracun yang dapat
(2007) dijelaskan bahwa tiga racun utama dalam rokok yaitu nikotin, tar dan
dalam kurun waktu yang lama. Apabila pembuluh dara tersumbat, zat-zat yang
dibutuhkan tubuh pun terhambat sehingga tubuh akan rentang mengalami ketidak-
penyakit. Oleh sebab itu, kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas anak pada
orang tua yang merokok lebih besar dari orang tua yang tidak merokok
dibedakan atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya rokok bukan saja
untuk mengalami gangguan kesehatan akibat asap rokok yang dihirup mencapai
gangguan fungsi hingga kanker, seperti pada jantung & pembuluh darah (penyakit
jantung koroner, hipertensi, diabetes dan stroke), saluran pernafasan (PPOK, asma
dan kanker paru ), saluran cerna (kanker mulut, kanker lidah dan kanker
keguguran, infeksi panggul dan kanker serviks) serta organ lainnya (disfungsi
ereksi, iritasi kulit, penyakit mata). Perokok pasif terancam mengalami gangguan
fungsi hingga timbulnya kanker pada organ-organ tubuh perokok pasif dewasa
23
dan anak (RI 2014). Selain beberapa penyakit diatas, merokok juga menyebabkan
gejala beberapa penyakit, seperti asma, pilek, infeksi dada, TBC, bronkitis kronis,
paru, psiriasis, penyakit gusi, kehilangan gigi, osteoporosis, dan neuropati optik
(Ni’am 2017).
sebagai perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok dimana perokok pasiflah
yang mengalami resiko kesakitan lebih besar dari perokok aktif. Rumah yang
kejadian ISPA pada balita dibandingkan dengan rumah yang anggota keluarganya.
Menurut Ribka, dkk 2013, menunjukkan bahwa efek buruk asap rokok lebih besar
sebatang rokok dan menghisapnya, asap yang dihisap oleh perokok disebut asap
utama dan asap yang keluar dari ujung rokok (bagian yang terbakar) yang disebut
sidestream smoke atau asap samping inilah yang terbukti mengandung lebih
banyak hasil pembakaran tembakau dibanding asap utama (Masyarakat and Issn
2016).
Ada tiga jenis asap rokok yaitu : sidestream smoke (asap dari rokok yang tidak
diisap), mainstream smoke (asap yang diisap oleh perokok), exhaled mainstream
Niat merupakan inti dari upaya berhenti merokok, harus berasal dari diri
sendiri. Dengan memiliki niat yang kuat dan serius maka lima puluh persen usaha
untuk berhenti merokok akan berhasil. Kalau niatnya main-main atau coba-coba
kerabat, keluarga atau teman dekat dalam proses berhenti merokok adalah
tindakan yang tepat. Pada pendekatan berhenti merokok secara total maka
perokok akan berhenti seketiks dan langsung menjadi bukan perokok lagi (Anam
Faisol, Sakhatmo Tri 2019). Beberapa nasihat untuk berhenti merokok secara
bertahap : Jangan membawa rokok, jauhkan rokok dari jangkauan anda, ganti
jenis rokok yang anda utamakan, meminimalisir minuman kopi atau yang lain,
setelahmakan, tahan diri dari merokok secara bergantian antara pagi, siang dan
sore, tahan diri dari merokok pada waktu-waktu tertentu, ganti rokok dengan
permen atau yang lain, jauhkan asbak rokok dan korek api, berada ditempat yang
sehat, setelah makan malam bersihkan gigi, usahakan agar selalu berada pada
mobil, tinggalkan rokok-rokok di rumah, tahan diri dari merokok pada saat
membaca koran, usahakan agar anda tidak merokok lebih dari satu batang dalam
satu jam.Cara Berhenti Merokok Secara Alami : Cari hobi baru yang sesuai
tergoda rokok, cari kata-kata yang bisa jadi " sugesti otomatis" ketika akan
merokok dan dengarkan nasihat orang-orang yang tidak suka merokok, mencari
25
Berhenti merokok bukan hal yang mudah, karena efek adiksi nikotin.
Reseptor opioid otak memegang peran penting dalam reward system untuk
pada klien yang mempunyai motivasi tinggi dibanding klien dengan pemberian
tekanan darah, denyut jantung, dan aliran darah tepi setelah 20 menit berhenti
merokok. Jika berhenti merokok selama 15 tahun, maka risiko serangan jantung
dan stroke turun ke tingkat yang sama dengan yang bukan perokok. Langkah-
Tolong dan nasihati serta Tindak lanjut dalam membantu kegiatan berhenti
tertekan atau cemas, berat badan naik, bernapas dalam-dalam dan pelan-pelan,
santaikan tubuh dan jiwa kita, mintalah teman untuk memijat leher dan bahu.
2.3.1 Pengertian
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan
bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
27
fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur,
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak
dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang
berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan
Anak.
a. Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia
c. Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
cepat daripada laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan
anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
a. Faktor Prenatal
1) Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
palatoskisis.
pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali, retardasi mental dan kelainan
jantung kongenital.
30
golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi
terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
adekuat.
pertumbuhan anak.
31
yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu
perkembangannya.
hormon pertumbuhan.
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
dan sebagainya.
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. Ovum
yang telah dlbuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi
tubuh.
33
b) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka
terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi,
janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu
34
terhadap janin, tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi
anak sehat adalah : Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di
sarana kesehatan yang memadai. Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi
saat dilahirkan, jangan terlambat pergi kesarana kesehatan bila dirasakan sudah
perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini
sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya. Berikan ASI sesegera
35
fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan
mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik
untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi,
jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana
kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh
d. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta
pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
sel-sel otak masih berlangsung dan t erjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf
Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak,
semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak. Perlu diperhatikan bahwa proses
belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga
dllakukan intervensl dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan (RI 2016).
pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar lingkungan
Predisposing
factors
HEALTH
PROMOTION
Health Behavior
Reinforcing
Education factors and lifestyle
Qualit
Health y of
Policy life
Regulation Enabling
factors Environment
Organization
Gambar 2.1 Precede proceed model (Green LW. & Kreuter, 1991)
(sumber: Nursalam, 2014)
konsep Lawrence Green. Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan
lebih positif. Proses pengkajian atau pada tahap precede dan proses
hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi
3. Faktor lingkungan adalah factor fisik, biologis dan sosial budaya yang
4. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena
Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup
perilaku tertentu. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3
faktor:
yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
sarana kesehatan.
Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan
faktor baik fisik, biologis maupun social budaya yang langsung atau tidak
perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
Predisposisi factors:
Enabling factors: Reinforcing factors:
Knowledge
Availability of health resource Family
BeliefsAccesbility of health resources Peers
ValuesCommunity/government laws, priority, and commitment
Teachers
to health.
Attitudes
Health-related skill Employers
Confidence Health provider
Community leaders
Decision makers
Health
Gambar 2.2 Faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan (Green LW. dan
Kreuter MW, 1991)(sumber: Nursalam, 2014)
Faktor lingkungan adalah segala faktor baik fisik, biologis maupun social
budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat kesehatan.
sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
yang rendah, pengetahuan yang kurang akan dampak negativ merokok terhadap
dan harga yang terjangkau juga ikut ambil bagian dalam perilaku merokok yang
BAB 3
Faktor Ling
predisposisi: ku-
pengetahuan ngan
sikap terpa-
anggota par Mikroorga
keluarga, asap Gang nisme
keyakinan rokok guan (virus,bakte
merokok fungsi ri, jamur dll) Bronko
Perilaku merokok silia dan masuk pneumo
anggota keluarga kerja sel kedalam nia pada
makrofag saluran balita
alveolus napas
Faktor
pendukung :
fasilitas kesehatan
yang ada, rokok
bebas dan murah
Faktor penguat :
keluarga, teman
sebaya, pemberi
layanan kesehatan
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Ada pengaruh
42
43 43
3.2 Hipotesis
kajian teoritis dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesa pada penelitian ini
adalah ada hubungan antara perilaku merokok anggota keluarga dengan kejadian
BAB 4
METODE PENELITIAN
variabel independen dan dependen pada satu satuan waktu. Setelah kedua variabel
44
45
Teknik Sampling
Simple Random Sampling
Sampel
Balita yang berjumlah 44 anak yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
Pengumpulan Data
Pengolahan data
Editing, Coding, Processing dan Cleaning
Analisis Data
Uji Chi Square
Sampel dalam penelitian ini adalah pada balita di Ruang Marwah 2 RSU
Haji Surabaya yang memenuhi syarat sampel. Kriteria dalam penelitian ini adalah
1. Kriteria Inklusi
bronkopneumonia.
b. Bersedia diteliti.
2. Kriteria Eksklusi
c. Pasien meninggal
Rumus :
N
n= 2
1+ N ( d )
47
Keterangan :
n : besarnya sampel
N : besarnya populasi
N
n=
1+ N ( d 2)
50
n =
1+ 50 ( 0,052 )
50
n =
1+ 50 ( 0,0025 )
50
n =
1+ 0,125
50
n = = 44,44 = 44
1,125
balita.
sebagai berikut :
1. Instrumen Penelitian
item yang terdiri dari positif (ya) terdapat pada pertanyaan nomer 6,7,8,9 berarti
nilainya 0, dan sebaliknya kalau negatif (tidak) terdapat pada pertanyaan 1,2,3,4,5
d. Peneliti menyerahkan surat izin ke ruang marwah dua RSU Haji Surabaya
responden.
tangani kalau setuju untuk mengikuti penelitian dan sebaliknya kalau tidak
keributan dan suasana emosi yang stabil, sehingga dapat berespon dan
menyelesaikan wawancara.
mengerti/pasien rewel.
1. Pengolahan Data
Daftar pertanyaan yang telah selesai diisi kemudian diperiksa yaitu dengan
yang telah ditentukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk
d. Cleaning
Data diteliti kembali agar pada pelaksanaan analisa data bebas dari
kesalahan.
2. Analisa Statistik
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
yang digunakan 0,05 yang artinya jika ρ< α=0,05 maka hipotesa diterima
Haji Surabaya, jika ρ> α=0,05 berarti hipotesa ditolak yang artinya tidak
Hang Tuah Surabaya dan izin dari Diklat RS Haji Surabaya. Penelitian dimulai
data yang diisi oleh responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden.
kerahasiaannya. Kelompok data tertentu saja yang hanya akan disajikan atau
BAB 5
54
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari
umum tempat penelitian, data umum dan data khusus. Data umum adalah
penelitian ini meliputi identitas ayah, ibu (umur, pendidikan, pekerjaan), identitas
anak (umur, jenis kelamin, BB/TB, riwayat alergi, riwayat MRS, penyakit
Timur Indonesia 60177. Mempunyai luas tanah 24.300 m persegi dengan luas
bangunan keseluruhan 15.464 m persegi dan jalan paving serta halaman parkir
RSU Haji Surabaya adalah rumah sakit umum yang melayani semua
golongan masyarakat, semua agama dan semua tingkat sosio ekonomi. Dengan
fasilitas rumah sakit yang kami miliki, seperti tenaga medis, alat medis,
ini memiliki 293 tempat tidur perawatan, ditunjang dengan alat medis canggih dan
dokter spesialis senior di kota Surabaya. Dengan fasilitas yang tersedia, RSU Haji
Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik
menimpa para jamaah Haji Indonesia di terowongan Mina pada tahun 1990.
Dengan adanya bantuan dana dan Pemerintah Arab Saudi dan dilanjutkan
beserta fasilitasnya dan resmi dibuka 17 April 1993, sebagi RSU Tipe C dengan
Surat Keputusan Gubernur nomor 136 tahun 1997. Pada tahun 1998 berkembang
menjadi RSU tipe B Non Pendidikan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Pendidikan dan pada tahun 2008 juga berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
SakitUmum Haji Surabaya ditetapkan sebagai rumah sakit dengan status Badan
Visi RSU Haji Surabaya adalah Rumah Sakit pilihan masyarakat, prima
responden. Data demografi diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh orang tua
responden bronkopneumonia atau bila orang tua tidak bisa, peneliti membantu
responden yang meliputi data umum hasil penelitian merupakan gambaran tentang
karakteristik responden yang meliputi data orang tua (umur, pendidikan dan
pekerjaan), data anak (umur, jenis kelamin, BB/TB, riwayat alergi, riwayat MRS,
keberapa).
Ibu Bapak
57
Usia 29 31
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan rata-rata usia ayah adalah 31
SD 6 12%
SMP 14 28%
SMA 24 48%
Perguruan Tinggi 6 12%
Total 50 100%
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan pendidikan ibu pasien BP SD
PNS 0 0%
58
Wiraswasta 46 92%
Lain-lain 4 8%
Total 50 100.%
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan pekerjaan ayah pasien BP PNS
PNS 0 0%
Wiraswasta 6 12%
IRT 40 80%
Lain-lain 4 8%
Total 50 100.%
Anak
Usia 22 bulan
BB 9,5 kg
TB 85 cm
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan rata-rata usia anak pasien BP
Laki-laki 28 56%
Perempuan 22 44%
Total 50 100.%
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan jenis kelamin pasien BP laki-laki
ada alergi
pernah MRS sebanyak 8 anak (16%), yang tidak pernah MRS sebanyak 42
anak (84%).
60
yang ada Sebanyak 5 anak (10%), yang tidak ada gangguan tumbuh
orang (42%).
(16%).
rokok kurang dari 30 menit sebanyak 45 orang (90%) dan waktu paparan
1. Perilaku merokok
(6%).
2. Kejadian Bronkopneumonia
anak (12%).
Bronkopneumonia Berat
Perilaku Merokok p
Ya Tidak
Terpapar 43 (91,5%) 4 (8,5%) 0,035*
Tidak terpapar 1 (33,3%) 2 (66,7%)
Keterangan : * Signifikan (p < 0,05); ¥ Chi square
BP di ruang marwah RSU Haji Surabaya dan didapatkan data bahwa dari
0,035. Berdasarkan hasil uji Chi Square, bila nilai signifikan p < 0,05
p > 0,05, maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
5.2 Pembahasan
Sesuai dengan
tujuan penelitian, maka akan dibahas mengenai beberapa hal sebagai berikut :
Kebanyakan orang mulai merokok ketika usianya masih muda dan tidak
dan perempuan adalah 5:1 prevalesi perokok usia 15 tahun keatas 24%,
65
kurang 15 tahun 9,5%, sisanya lebih dari 15 tahun (WHO 2008). Rokok
fungsi pertahanan paru, melalui gangguan silia dan kerja sel makrofage
pasien balita.
sebanyak 2 orang (4%) dan data ibu lulusan SD sebanyak 6 orang (12%),
balitanya. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik berupaya
terhadap dampak yang disebabkan oleh rokok, sehingga ada niatan untuk
berhenti merokok.
(8%). Ibu bekerja sebagai IRT sebanyak 40 orang (80%), swasta sebanyak
orang tua yang berperan aktif mempunyai peluang 1,55 kali untuk
tubuh yang lainnya. Bukan hanya dari biaya pengobatan tetapi juga biaya
keluarga yang terpapar asap rokok tiap hari. Data didapatkan bahwa waktu
paparan asap rokok kurang dari 30 menit sebanyak 45 orang (90%) dan
waktu paparan asap rokok lebih dari 30 menit sebanyak 5 orang (10%).
Dari data diatas bisa diketahui bahwa anggota keluarga tetap terpapar oleh
asap rokok biarpun papara asap rokok kurang atau lebih 30 menit tiap hari.
stamina. Bila dibakar, asap rokok mengandung sekitar 4000 zat kimia, 43
68
rokok yang dihabiskan per hari, waktu paparan asap rokok tiap hari.
sesuai dengan usia pasien. Usia pasien rata-rata berumur 22 bulan, anak
saja. Oleh karena itu memerlukan imunisasi dipteri, DPT, pertusis dan
situasi yang lembab keadaannya. Vaksin ini bias melawan segala jenis
keturunan.
kurang atau status gizi yang kurang akan merusak sistem kekebalan tubuh
bernapas sehingga anak tidak memiliki nafsu makan atau sulit untuk
mendasari.
merokok yang menderita BP sebanyak 1 anak (2%). Perilaku yang tidak merokok
yang menderita BP berat sebanyak 0 anak (0%), perilaku yang tidak merokok
berat sebanyak 44 anak (88%) lebih dominan dari perilaku merokok yang
menderita BP sebanyak 1 anak (2%). Dari hasil ini didapatkan bahwa kebiasaan
pada balita.
dalam tubuh. Pada saat timbul reaksi inflamasi, kantung udara alveoli akan
inflamasi seperti neutrofil fase akut, kemudian makrofag dan limfosit pada
fase kronik. Akibat kantung udara alveoli yang terisi eksudat, maka proses
sekitar. Akibatnya lebih rentan terpapar bibit penyakit, oleh karena itu
supaya tidak mudah sakit. Caranya menjauhkan balita dari asap rokok,
anggota keluarga sebagian besar kepala keluarga dengan perokok aktif, hal
ini dapat mengganggu perokok pasif yaitu anggota keluarga yang tidak
merokok namun terkena asap rokok, terutama balita yang sering terkena
pernafasan lainnya atau penyakit yang lain. Resiko lain lebih besar tertular
72
mendapatkan asupan udara bersih, pertumbuhan sel dan organ tubuh akan
memicu terjadinya kanker. Dalam sebatang rokok terdapat lebih dari 250
dapat dilakukan dengan cara melihat nilai tabel output Chi Square Test
dari hasil olah data SPSS. Dalam pengambilan keputusan untuk uji chi
square ini berpedoman pada dua hal, yakni membandingkan antara nilai
Asymp. Sig. Dengan batas kritis yakni 0,05. Maka artinya H0 ditolak H1
5.3 Keterbatasan
pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang
BAB 6
P E N U T UP
Pada bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan dari hasil pembahasan
penelitian.
6.1 Simpulan
74
Haji Surabaya.
6.2 Saran
1. Bagi Keluarga
anggota keluarga untuk tidak merokok didekat anak balita atau ganti baju