Anda di halaman 1dari 22

Antisipatori

Guidance
Kelompok 7
Anggota kelompok :

1. Ananda Rizti Pandega (21121007)


2. Cahaya Fitri M.N (21121010)
3. Despania Arlita (21121012)
4. Indah Kurniati (21121023)
5. Jowan Rafenda (21121025)
6. Oca Agustin (21121035)
7. Ranty Agusti (21121039)
Definisi Anticipatory Guidance

Anticipatory guidance merupakan petunjuk-


petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu
agar orang tua dapat mengarahkan dan anaknya
secara bijaksana, sehingga anak dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal.
(Nursalam, Susilaningrum, dan Utami, 2013).
 
Konsep Anticipatory Guidance

Usia anak-anak dapat mengalami trauma disetiap tahap perkembangan mereka, misalnya ketakutan yang tidak jelas pada anak-
anak usia prasekolah yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak. Dalam upaya untuk memberikan
bimbingan dan arahan pada masalah-masalah yang kemungkinan timbul pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan
anak, ada petunjuk-petunjuk yang perlu dipahami oleh orang tua. Orang tua dapat membantu untuk mengatasi masalah anak
pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara yang benar dan wajar (Hasinuddin & Fitriah, 2010).
Pendampingan Anticipatory Guidance oleh Perawat

Perawat perlu memperhatikan karakteristik anak dan kemampuan anak saat ini
karena hal ini juga dapat menentukan perkembangan anak kedepannya nanti. Selain
keluarga dan anak yang menjadi dasar dalam pemberian anticipatory guidance,
lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan perawat
memberikan anticipatory guidance dalam suatu keluarga.

Lingkungan sosial dari luar keluarga dapat mempengaruhi perkembangan anak


seperti televisi, day care centre, perwakilan pemerintah, perubahan sekolah, dan
institusi agama. Orang tua kebingungan menentukan kapan memberi semangat atau
mengendalikan partisiasi mereka. Perawat mengatur rencana bertemu orang tua
untuk mempercepat mempelajari dan memperbesar harga diri orang tua melalui
bimbingan antisipasi (Hasinuddin & Fitriah, 2010).
Anticipatory Guidance Berdasarkan Tahapan Usia
1. Usia 1-2 Bulan
Periode pertumbuhan dan perkembangan pada tahap usia ini sangat cepat. Kedekatan hubungan
emosional dan sentuhan orang tua sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa aman dan nyaman
pada bayi serta belajar untuk mempercayai orang lain.

Anticipatory Guidance yang dilakukan adalah:


2. Menyiapkan orang tua untuk memberikan pengasuhan yang baik dan dapat berkontribusi
dalam meningkatkan bonding.
3. Menyiapkan orang tua untuk selalu bersikap hangat. penuh kasih dan responsif serta
memberikan apresiasi terhadap pencapaiannya.
4. Belajar mengenali isyarat bayi misal suara, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata sehingga orang
tua dapat memenuhi kebutuhan bayi dan segera meresponnya.
5. Saat bayi rewel, maka orang tua segera merespon sehingga bayi akan merasa tenang.
6. Mengatur waktu tidur dan waktu bangun bayi serta melatih bayi menenangkan diri ketika
terbangun di malam hari sehingga bayi dapat tertidur kembali.
Next…
2. Usia 3-4 Bulan
Bayi 3 bulan umumnya sudah dapat meraih benda yang menarik perhatiannya. Selain itu, ia juga sudah
bisa menggulingkan badannya saat berbaring. Setelah melewati usia 2 bulan dan memasuki usia 3
bulan, tumbuh kembang bayi akan semakin terlihat, terutama dari berat badan dan tinggi badannya.
Kemampuan motoriknya pun kian berkembang dan ditandai dengan kemampuan untuk meraih
benda di dekatnya. Pada masa ini, bayi juga biasanya akan mengalami rambut rontok.
3. Usia 6 Bulan
Pada usia 6 bulan, bayi semakin pintar berguling-guling seiring meninggalkannya di atas tempat tidur
atau tempat yang tempat tidurnya. Bayi mulai dengan menangis, si kecil akan mengoceh, dan lain
sebagainya. Dengan semakin kuatnya otot-otot leher dan lengannya. Orang tua atau pengasuh harus
berhati-hati saat tinggi karena adanya kemungkinan bayi terjatuh dari pintar menarik perhatian orang
tua atau pengasuh. Tidak hanya berusaha menarik perhatian dengan menggeliat-geliat.
Next

4. Usia 9 Bulan
Pada usia 9 bulan, ocehan si kecil sudah mulai terdengar seperti kata, frasa atau kalimat. la juga
senang bermain sambil belajar dengan mainannya belajar berdiri dari posisi duduk si kecil akan
mulai belajar berdiri dari posisi duduknya selama 30-60 detik. Setelah itu. secara perlahan ia
akan mulai melangkahkan kakinya ke depan. Orang tua atau pengasuh dapat mendukung
proses ini dengan memberikan fasilitas pelindung yang aman baginya, seperti tikar gabus, dan
menyingkirkan benda-benda tajam maupun panas dari jangkauan tangannya.
Next…

5. Usia 12-18 bulan


1. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toddler khususnya
negativisme.
2. Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan peningkatan pemberian
makanan padat.
3. Mengatur jadwal waktu makan yang rutin.
4. Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di rumah, kendaraan bermotor,
keracunan, jatuh.
5. Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut dan cara-cara untuk
mengatasi negatifistik dan temper tantrum yang sering terjadi pada toddler.
6. Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik, bahasa, pengetahuan dan keterampilan sosial.
Next…

6. Usia 18-24 bulan


1. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
2. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan terjadinya
persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).
3. Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training
4. Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk toilet
training.
5. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras.
6. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak mengalami stress
7. Membatasi untuk melihat TV dengan mengalihkan kepada aktivitas yang dapat menstimulasi
motorik dan sosialnya.
Next…

7. Usia 18-24 bulan


1. Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
2. Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan kemungkinan terjadinya
persaingan dengan saudara kandung (sibling rivalry).
3. Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training
4. Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua mengidentifikasi kesiapan anak untuk toilet
training.
5. Mendiskusikan berkembangnya rasa takut seperti pada kegelapan atau suara keras.
6. Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu anak mengalami stress
7. Membatasi untuk melihat TV dengan mengalihkan kepada aktivitas yang dapat menstimulasi
motorik dan sosialnya.
Next…

8. Usia 24-36 bulan

1. Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan dengan cara meniru.

2. Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training dan sikap menghadapi

keadaan-keadaan sepeeperti mengompol atau buang air besar (BAB) dicelana.

3. Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya, melalui bahasa yang digunakan

ketidakmampuan melihat kejadian dari perserspektif yang lain.

4. Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata, mengajukan alasan yang

rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian.


Next…

9. Usia 3 tahun
1. Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.
2. Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanak.
3. Menekankan pentingnya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturan.
4. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan.
5. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif-alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan
bimbang.
6. Memberi gambaran perubahan pada usia 3,5 tahun ketika anak kurang koordinasi motorik dan emosional.
7. Menyiapkan orang tua untuk mengekspestasi tuntutan-tuntutan ekstra perhatian.
8. Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia tiga tahun akan berubah ke tingkah laku agresif di luar
batas pada usia empat tahun.
9. Mengantisipasi selera makan menetap dengan lebih luas dalam pemilihan makanan.
Next…

10. Usia 4 tahun


1. Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif (aktivitas motorik dan bahasa yang
mengejutkan)
2. Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua.
3. Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
4. Menganjurkan beberapa macam istirahat
5. Menyiapkan meningkatkan rasa ingin tahu seksual.
6. Menekankan batas-batas yang realistis dari tingkah laku.
7. Mendiskusikan disiplin.
8. Menyiapkan orang tua meningkatkan imajinasi usia empat tahun yang memperturutkan kata
hatinya dalam tinggi bicaranya dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
9. Menyarankan pelajaran berenang.
10. Menjelaskan perasaan-perasaan oedipus complex dan reaksi-reaksinya.
11. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka jangan
lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.
Next…

11. Usia 5 tahun


1. Memberikan pengertian bahwa usia lima tahun merupakan periode tenang dibanding masa
sebelumnya.
2. Menyiapkan dan membantu anak-anak untuk memasuki lingkungan sekolah.
3. Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.
 
12. Usia 6 tahun
4. Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi.
5. Pencegahan kecelakaan dengan ajarkan keamanan.
6. Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah.
7. Dorong orang tua menghargai kebutuhan anak akan privacy
Next…

13. Usia 7-10 tahun


1. Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.
2. Tertarik untuk beraktivitas di luar rumah.
3. Siapkan orang tua untuk menghadapi anak terutama anak perempuan
memasuki pra pubertas.
 
14. Usia 11-12 tahun
4. Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh saat
pubertas, anak wanita mengalami pertumbuhan cepat.
5. Pendidikan seks (Sexeducation) yang adekuat dan informasi yang akurat.
Next…

15. Early Adolescence (12-14 Tahun)


1. Kemandirian adalah karakteristik dari remaja awal.
2. Bantu remaja tetap aman dengan mengajari mereka cara menghindari kekerasan
melalui keterampilan komunikasi yang baik.
3. Mendorong orang tua untuk membangun komunikasi yang efektif dan sikap
keterbukaan sehingga remaja tidak akan ragu untuk menceritakan semua hal yang
terjadi pada dirinya.
4. Menyiapkan orang tua untuk memberikan edukasi tentang penggunaan reproduksi,
obat-obatan terlarang, alkohol dan kesehatan.
 
Next…

16. Middle Adolescence (15-17 Tahun)


1. Menyiapkan orang tua untuk dapat memberikan support kepada remaja terhadap masalah yang dihadapi.
2. Mengidentifikasi kekuatan kepada remaja untuk siapa yang menjadi role model dan memberikan dukungan
melakukan hubungan yang positip dengan orang lain.
3. Memonitor keterlibatan tindakan kekerasan, pergaulan remaja untuk melakukan bebas dan penggunaan obat-
obatan terlarang.
 
17. Late Adolescence (17-21 Tahun)
Pada tahapan ini merupakan transisi menuju tahapan masa usia dewasa sehingga yang merupakan fase
menyenangkan remaja maupun orang tua dan menegangkan baik bagi remaja akan berlatih lebih mandiri
berpisah dengan atau bekerja serta memiliki keluarga untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi untuk
lingkungan yang baru.
Prinsip-Prinsip Anticipatory Guidence

Berikan kesempatan pada orang tua dan anak untuk mengungkapkan


permasalahan mereka pada awal setiap kunjungan.

Bangun interaksi yang hangat dengan sih anak pada tiap kunjungan dengan
memberi sapa, berbicara dan bermain dengan anak sebelum melakukan
intraksi yang lebih menakutkan seperti imunisasi.

Selalu cari tau tentang bagaimana sesuatu berlangsung pada orang tua dengan
puji orang tua, dorong orang tua untuk punya waktu bagi diri mereka sendiri
dan keduanya.
Pencegahan Kecelakaan Pada Anak

Kecelakaan merupakan peristiwa yang sering dialami oleh anak yang


dapat melukai bahkan menyebabkan kematian. Bagaimanapun orang tua
merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kebutuhan
dan keselamatan anak, sehingga mereka harus memahami karakteristik
dan perilaku anak serta menyadari potensi bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan. Kejadian kecelakaan pada anak sebenarnya
dapat dicegah dan diminimalisir dengan melakukan berbagai upaya
diantaranya adalah memodifikasi lingkungan agar aman bagi anak.
Kesimpulan

Petunjuk bimbingan merupakan upaya untuk membantu orang


tua dalam membimbing anak melewati setiap tahapan
perkembangannya dengan mengatasi masalah yang mungkin
timbul. Petunjuk antisipasi ini penting untuk dipahami oleh
petugas kesehatan dan orang tua. Dengan petunjuk yang lebih
dulu dipahami, orang tua dapat memberikan bimbingan dan
arahan yang bijaksana terhadap anak, sehingga anak dapat
melewati setiap tahapan tumbuh kembangnya secara wajar
tanpa ada hambatan yang dapat menggangu tumbuh kembang
selanjutnya.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai