MANAJEMEN KEPERAWATAN II
OLEH
OLEH :
DENPASAR
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah Rahmat,
Taufik dan Hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam “Deskripsi Rumah Sakit Dan Manajemen Bangsal” dalam
mata kuliah Keperawatan Manajemen Keperawatan II.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.2.3 Pengendalian..........................................................................................8
3.1. Simpulan....................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................10
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengembangan model praktek keperawatan professional merupakan hal yang
sangat penting yang memberikan konstribusi terhadap profesi keperawatan dalam
meningkatkan mutu pelayanan/ asuhan keperawatan. Melalui pengembangan model
praktek keperawatan profesional masyarakat dapat melihat secara nyata pemberian
pelayanan secara profesional.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena dengan
adanya faktor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan
keefektifan pemberian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan
klien terhadap pelayanan keperawatan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Melaksanakan tata kelola administrasi rumah sakit yang baik
3) Struktur rumah sakit
4
2.1.3 Indikator Kegiatan RS (BOR, LOS, AVLOS, TOI)
1. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Angka penggunaan tempat tidur BOR adalah the ratio of patient
service days to inpatient bed count days in a period under consideration
(Huffman. 1994). BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan
2011). Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x
Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
2. LOS (Length Of Stay)
LOS menurut Huffman (1994) adalah “the average hospitalization
stay of inpatient dischargedduring the period under consideration”. LOS
menurut DepKes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rawat inap yang
tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus bersama dengan interpretasi BOR
dan TOI. Disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang memerlukan pengamatan lebih lanjut.
Secara umum nilai LOS yang ideal adalah antara 6-9 hari (DepKes, 2005).
Sedangkan menurut Baber Johnson adalah 3-12 hari.
Rumus: LOS = ∑ lama rawat
∑ pasien keluar (hidup + mati)
3. AVLOS
AVLOS (Average Length of Stay = memberikan gambaran tingkat
efisiensi dan gambaran mutu pelayanan, bila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai
AVLOS menurut Depkes (2005) = 6 – 9 hari.
Rumus AVLOS = jumlah lama dirawat
jumlah pasien keluar (hidup+mati)
5
4. TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI. 2005, Kementerian
Kesehatan 2011).Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
6
2.2.2 Pengorganisasian : Struktur
a. Struktur organisasi
Masing- masing organisasi memiliki struktur formal dan informal
yang menentukan alur kerja dan hubungan timbal balikantar pribadi.
Struktur formal direncanakan dan dipublikasikan, untuk informal tidak
direncanakan dan sementara. Seorang manager keperawatan harus
mengerti dan memakai keduanya. Struktur formal organisasi merupakan
susunan usaha resmi jabatan ke dalam pola hubungan kerja yang akan
mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam kepentingan dan
kemauan.
Struktur informal organisasi terdiri dari timbal balik pribadi yang
tidak resmi diantara pekerja yang mempengaruhi efektivitas kerja
mereka.kualitas timbal balik seorang manajer dengan lainnya langsung
dikaitkan dengan kemampuan kepemimpinannya.
Mengingat struktur formal dan informal organisasi saling
melengkapi, manager perawat bisa memakai struktur organisasi informal
untuk mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam
struktur formal.
7
Contoh struktur organisasi ruangan :
2.2.3 Pengendalian
Adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan (Swanburg, 2000). Selama fase pengendalian, kinerja diukur
menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk
mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan
Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber
daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan
program (Muninjaya, 2004).
8
Ukuran kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan
indikator proses yaitu nilai dokumentasi keperawatan, indikator out put
yaitu tingkat kepuasan klien, tingkat kepuasan perawat, lama hari rawat.
Untuk kegiatan mutu Universitas Sumatera Utara yang dilaksanakan
kepala ruang meliputi: Audit dokumentasi proses keperawatan tiap dua
bulan sekali, survei kepuasan klien setiap kali pulang, survei kepuasan
perawat tiap enam bulan, survei kepuasan tenaga kesehatan lain, dan
perhitungan lama hari rawat klien, serta melakukan langkah-langkah
perbaikan mutu dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan.
Dalam melaksanakan penilaian kinerja, manajer perlu menetapkan
orang yang bertanggung jawab mengevaluasi setiap staf. Idealnya
supervisor mengevaluasi rekan terdekatnya, dimana satu orang
mengevaluasi kerja rekannya secara akurat (Nursalam, 2012). Staf harus
dilibatkan dalam proses penilaian kinerja dan memandang penilaian ini
sebagai hal yang akurat dan adil.
9
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2006).
1.2 Saran
Dengan mempelajari mengenai mengkaji diharapkan. Perawat manajemen
mampu memanajemn ruangan dengan baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://rsudmangusada.badungkab.go.id/assets/CKImages/files/profil%202019-min.pdf.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020. Pukul 11.00 wita
https://nersberbagi.files.wordpress.com/2017/08/laporan-manajemen-keperawatan.pdf.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020. Pukul 10.00 wita