Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN II

Deskripsi Rumah Sakit Dan Manajemen Bangsal

OLEH

OLEH :

NI MADE BELLA PRATIWI PUTRI (17.321.2746)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah Rahmat,
Taufik dan Hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam “Deskripsi Rumah Sakit Dan Manajemen Bangsal” dalam
mata kuliah Keperawatan Manajemen Keperawatan II.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulisan masih banyak kekurangan karena pengalaman yang


penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu Penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini

Denpasar, 14 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rumah Sakit dan Ruangan..........................................................3

2.1.1 Sejarah Rumah Sakit..............................................................................3

2.1.2 Visi, Misi dan Struktur...........................................................................3

2.2.3 Indikator Kegiatan RS (BOR, LOS, AVLOS, TOI)............................5


2.2 Manajemen Bangsal..................................................................................6

2.2.1 Perencanaan M5.....................................................................................6

2.2.2 Pengorganisasian : Struktur....................................................................7

2.2.3 Pengendalian..........................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan....................................................................................................10

3.2 Saran...........................................................................................................10

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif


dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen tersebut mencakup
kegiatan planning, organizing. Actuating, controlling terhadap staf sarana, dan
prasarana dalam mencapai organisasi (Grant dan Massye. 1999 dalam Nursalam,
2011). Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga dan masyarakat.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang didirikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang bertujuan memberikan
pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien dan
keluarganya sehingga pasien dan keluarga merupakan subyek penting dalam
pelayanan di rumah sakit.
Pelayanan yang berkualitas didukung oleh sumber-sumber yang memadai
antara lain sumber daya manusia, standar pelayanan / standar praktek keperawatan
serta fasilitas. Sumber- sumber yang tersedia dimanfaatkan sebaik – baiknya agar
berdaya guna sehingga tercapai kualitas yang tinggi dengan biaya seminimal
mungkin.
Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya. Era globalisasi dan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu
profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Praktek keperawatan
ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta
pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing Act),
dimanapun perawat itu bekerja (Nursalam 2015).

1
Pengembangan model praktek keperawatan professional merupakan hal yang
sangat penting yang memberikan konstribusi terhadap profesi keperawatan dalam
meningkatkan mutu pelayanan/ asuhan keperawatan. Melalui pengembangan model
praktek keperawatan profesional masyarakat dapat melihat secara nyata pemberian
pelayanan secara profesional.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena dengan
adanya faktor kelola yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan
keefektifan pemberian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan
klien terhadap pelayanan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah deskripsi rumah sakit dan ruangan rumah sakit?
2. Bagiamankah manajemen bangsal?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui deskripsi rumah sakit dan ruangan rumah sakit


2. Mengetahui manajemen bangsal

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rumah Sakit dan Ruangan


2.1.1 Sejarah Rumah Sakit
Di tempat berdirinya, RSD Mangusada sebelumnya adalah Klinik
Dharma Asih yang dikelola oleh Yayasan Hindu Rsi Markandya. Pada
bulan September 1998 diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Badung dan diganti namanya menjadi Poliklinik Rumah Bersalin “Çura
Dharma Asih”. Sejak tahun 1999 mulai dilakukan perluasan area dan proses
pembangunan gedung rumah sakit. Pada tanggal 30 April 2002 terbit
Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 tahun 2002 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Badung. Pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat baru bisa dilaksanakan mulai tanggal 22 Agustus 2002 dan
dibuka secara resmi oleh Bupati Badung, A.A. Ngr. Oka Ratmadi,SH.,
pada tanggal 4 September 2002, dengan pelayanan yang diberikan yaitu
Poliklinik, UGD dan Rawat Inap, dengan fasilitas 25 tempat tidur
2.1.2 Visi, Misi dan Struktur
1) Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan alasan dan tujuan
organisasi tersebut dibentuk. Adapun visi RSD Magusada adalah menjadi
rumahsakit pendidikan dengan pelayanan yang profesional,inovatif dan
berbudaya, menuju standar internasional
2) Misi adalah pernyataan yang menjalankan tujuan organisasi dalam
mencapai visi yang telah ditetapkan.adapun misi RSD Mangusada adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berfokus pada
keselamatan pasien
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat

3
3. Melaksanakan tata kelola administrasi rumah sakit yang baik
3) Struktur rumah sakit

4
2.1.3 Indikator Kegiatan RS (BOR, LOS, AVLOS, TOI)
1. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Angka penggunaan tempat tidur BOR adalah the ratio of patient
service days to inpatient bed count days in a period under consideration
(Huffman. 1994). BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan
2011). Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x
Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
2. LOS (Length Of Stay)
LOS menurut Huffman (1994) adalah “the average hospitalization
stay of inpatient dischargedduring the period under consideration”. LOS
menurut DepKes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rawat inap yang
tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi harus bersama dengan interpretasi BOR
dan TOI. Disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang memerlukan pengamatan lebih lanjut.
Secara umum nilai LOS yang ideal adalah antara 6-9 hari (DepKes, 2005).
Sedangkan menurut Baber Johnson adalah 3-12 hari.
Rumus: LOS = ∑ lama rawat
∑ pasien keluar (hidup + mati)
3. AVLOS
AVLOS (Average Length of Stay = memberikan gambaran tingkat
efisiensi dan gambaran mutu pelayanan, bila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai
AVLOS menurut Depkes (2005) = 6 – 9 hari.
Rumus AVLOS = jumlah lama dirawat
jumlah pasien keluar (hidup+mati)

5
4. TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI. 2005, Kementerian
Kesehatan 2011).Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

2.2 Manajemen Bangsal


2.2.1 Perencanaan M5
Memberikan pelayanan yang bermutu kepada seluruh lapisan masyarakat
melalui SDM yang professional produktif dan berkomitmen dengan
sarana yang memadai dan manajemen yang efektif. Pengkajian yang
dilakukan yaitu :
1. Bagaimana gambaran karakteristik pasien di ruangan (asal daerah,
tingkat pendidikan, pekerjaan) ?
2. Apa usaha yang dilakukan ruangan untuk meningkatkan mutu
pelayanan pasien?
3. Apakah ada unit penjaminan mutu di ruangan?
4. Apakah unit penjaminan mutu sudah bekerja dengan optimal?
5. Bagaimanakah gambaran mutu pelayanan di ruangan :
 Tingkat kepuasan pasien
 Angka kejadian INOS (phlebitis, dekubitus, ISK, infeksi
post operasi)
 Patient safety (kejadian pasien jatuh)
 Tingkat pengetahuan pasien
 Pemenuhan kebutuhan personal hygiene
 BOR
 ALOS

6
2.2.2 Pengorganisasian : Struktur
a. Struktur organisasi
Masing- masing organisasi memiliki struktur formal dan informal
yang menentukan alur kerja dan hubungan timbal balikantar pribadi.
Struktur formal direncanakan dan dipublikasikan, untuk informal tidak
direncanakan dan sementara. Seorang manager keperawatan harus
mengerti dan memakai keduanya. Struktur formal organisasi merupakan
susunan usaha resmi jabatan ke dalam pola hubungan kerja yang akan
mengatur usaha banyak pekerja dari bermacam-macam kepentingan dan
kemauan.
Struktur informal organisasi terdiri dari timbal balik pribadi yang
tidak resmi diantara pekerja yang mempengaruhi efektivitas kerja
mereka.kualitas timbal balik seorang manajer dengan lainnya langsung
dikaitkan dengan kemampuan kepemimpinannya.
Mengingat struktur formal dan informal organisasi saling
melengkapi, manager perawat bisa memakai struktur organisasi informal
untuk mengganti kerugian karena kekurangan atau kegagalan dalam
struktur formal.

7
Contoh struktur organisasi ruangan :

Gambar 2.2.2 :struktur organisasi ruangan

2.2.3 Pengendalian
Adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan
yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan (Swanburg, 2000). Selama fase pengendalian, kinerja diukur
menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk
mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan
Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber
daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan
program (Muninjaya, 2004).

8
Ukuran kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan
indikator proses yaitu nilai dokumentasi keperawatan, indikator out put
yaitu tingkat kepuasan klien, tingkat kepuasan perawat, lama hari rawat.
Untuk kegiatan mutu Universitas Sumatera Utara yang dilaksanakan
kepala ruang meliputi: Audit dokumentasi proses keperawatan tiap dua
bulan sekali, survei kepuasan klien setiap kali pulang, survei kepuasan
perawat tiap enam bulan, survei kepuasan tenaga kesehatan lain, dan
perhitungan lama hari rawat klien, serta melakukan langkah-langkah
perbaikan mutu dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan.
Dalam melaksanakan penilaian kinerja, manajer perlu menetapkan
orang yang bertanggung jawab mengevaluasi setiap staf. Idealnya
supervisor mengevaluasi rekan terdekatnya, dimana satu orang
mengevaluasi kerja rekannya secara akurat (Nursalam, 2012). Staf harus
dilibatkan dalam proses penilaian kinerja dan memandang penilaian ini
sebagai hal yang akurat dan adil.

9
BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulan
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2006).
1.2 Saran
Dengan mempelajari mengenai mengkaji diharapkan. Perawat manajemen
mampu memanajemn ruangan dengan baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2011.Manajemen Keperawatan :Aplikasi dalam praktik keperawatan


professional Edisi III.Jakarta :Salemba Medika

https://rsudmangusada.badungkab.go.id/assets/CKImages/files/profil%202019-min.pdf.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020. Pukul 11.00 wita

https://nersberbagi.files.wordpress.com/2017/08/laporan-manajemen-keperawatan.pdf.
Diakses pada tanggal 13 Oktober 2020. Pukul 10.00 wita

https://docplayer.info/57324222-Indikator-kinerja-rumahsakit.html. Diakses pada


tanggal 14 Oktober 2020. Pukul 11.00 wita

https://dokumen.tips/documents/m1-sampai-m5-kelompok.html. Diakses pada tanggal


14 Oktober 2020. Pukul 11.00 wita

Anda mungkin juga menyukai