(KRISIS HIPERTENSI)
OLEH
Kelompok : 1
DENPASAR
2020
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Krisis Hipertensi
Hipertensi berasal dari dua kata, hiper = tinggi dan tensi = tekanan darah. Menurut
American Society of Hipertension (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovasculer yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang
kompleks dan saling berhubungan.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg
atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk
usia di atas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah minimal
sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2003). Penderita
hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu waktu bisa jatuh ke dalam keadaan gawat
darurat. Diperkirakan sekitar 2 – 7% penderita hipertensi berlanjut menjadi krisis
hipertensi, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun.
Krisis hipertensi atau hipertensi darurat adalah suatu kondisi dimana diperlukan
penurunan tekanan darah dengan segera (tidak selalu diturunkan dalam batas normal),
untuk mencegah atau membatasi kerusakan organ (Mansjoer, 2001).
Kedaruratan hipertesi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang tidak terkontrol
atau mereka yang tiba-tiba menghentikan penobatan. (Brunner & Suddarth, 2002).
Hipertensi darurat (emergency hypertension) adalah kenaikan tekanan darah
mendadak (sis
tolik ≥180 mm Hg atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ target
yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam
hitungan menit sampai jam. Tekanan darah yang sangat tinggi dan terdapat kerusakan
organ, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit atau jam)
agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan darah untuk dapat
dikategorikan sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi
di Indonesia memakan patokan >220/140.
Jadi kedaruratan hipertensi adalah kondisi penderita hipertensi yang tidak terkontrol
sehingga diperlukan penurunan tekanan darah dengan segera.
2. Anatomi
1) Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, bataskanannya
terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada
linea midclavicular. Hubungan jantung adalah:
a. Atas : Pembuluh darah besar
b. Bawah : Diafragma
c. Setiapsisi : Paru
d. Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis
2) Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri
terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin atau
otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki lapisan tengah yang terdiri dari
jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil
memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu
organ).
Arteri merupakan struktur berdinding tebal yang mengangkut darah dari jantung
kejaringan. Aorta diameternya sekitar 25mm (1 inci) memiliki banyak sekali
cabang yang pada gilirannya terbagi lagi menjadi pembuluh yang lebih kecil yaitu
arteri dan arteriol, yang berukuran 4mm (0,16 inci) saat mereka mencapai jaringan.
Arteriol mempunyai diameter yang lebih kecil kira-kira 30 µm. Fungsi arteri
menditribusikan darah teroksigenasi dari sisi kiri jantung kejaringan. Arteri ini
mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic yang terdiridari 3
lapisan yaitu :
a. Tunika Intima
Lapisan yang paling dalam sekali berhubungan dengan darah dan terdiri dari
jaringan endotel.
b. Tunika Media
Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastic dan
termasuk otot polos
c. Tunika Eksterna atau Adventisia
Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur yang
berguna menguatkan dinding arteri
3) Arteriol
Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi diameter
pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada jaringan atau organ
berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan meningkat.
4) Pembuluh Darah Utama dan Kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan
langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah kecil yang
membuka pembuluh darah utama.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Dindingnya terdiri dari
suatu lapisan endotel. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Fungsinya mengambil
hasil-hasil dari kelenjar, menyaring darah yang terdapat di ginjal, menyerap zat
makanan yang terdapat di usus, alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan
vena.
5) Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga
sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan sel
sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah mengalami kontak
langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan.
Saluran Limfe mengumpulkan, menyaring dan menyalurkan kembali cairan limfe
kedalam darah yang keluar melalui dinding kapiler halus untuk membersihkan
jaringan. Pembuluh limfe sebagai jaringan halus yang terdapat di dalam berbagai
organ, terutama dalam viliusus.
6) Vena dan venul
Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk oleh
gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan secara
sempurna satu sama lain. (Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal 110)
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atau alat-
alat tubuh masuk kedalam jantung. Vena yang ukurannya besar seperti vena kava
dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil disebut
venolus yang selanjutnya menjadi kapiler. Fungsi vena membawa darah kotor
kecuali vena pulmonalis, mempunyai dinding tipis, mempunyai katup-katup
sepanjang jalan yang mengarah kejantung.
Ketidakpatuhan minum obat anti hipertensi, stress, obesitas, merokok, minum alcohol,
konsumsi kontrasepsi oral
KRISIS HIPERTENSI
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Rupture pembuluh darah otak Perubahan angiotensin II Afterload ventrikel kiri meningkat
Penyempitan arteri kapiler
Hipertropi ventrikel kiri
Edema serebral Vasokontriksi
COP menurun Suplai O2 ke jantung
Hormon aldosteron meningkat menurun
Peningkatan TIK
Back failure
Hipoksia dan trombosis Tekanan vena pulmonal
Retensi natrium Penurunan kontraktilitas
meningkat
Iskemia Tekanan darah meningkat
Tekanan kapiler paru meningkat COP menurun
Metabolisme anaerob meningkat
Resiko perfusi renal tidak Edema paru
Penurunan curah jantung
Asam laktat meningkat efektif (D.0016) Penurunan ekspansi paru (D.0008)
Diet tinggi buah-buahan, sayuran, dan produk susu tanpa lemak atau
rendah lemak secara bersama-sama dan total dapat menurunkan tekanan
sistolik rata-rata 6 – 11 mmHg. Buah yang paling sering dianjurkan
dikonsumsi untuk mengatasi hipertensi adalah pisang. Sementara dari
golongan sayuran adalah sayuran hijau, seledri, dan bawang putih. Sedangkan
makanan yang dilarang dikonsumsi lagi oleh penderita hipertensi adalah
daging kambing dan durian.
4) Terapi
Target terapi hipertensi emergency sampai tekanan darah diastolic kurang
lebih 110 mmHg atau berkurangnya sampai tekanan darah diastolic kurang
lebih 110 mmHg atau berkurangnya mean arterial blood pressure mean arterial
blood pressure25 % ( pada strok penurunan hanya boleh 20 % dan khusus
pada strok iskemik, tekanan darah baru diturunkan secara bertahap bila sangat
tinggi> 220 / 330 mmHg ) dalam waktu 2 jam. Setelah diyakinkan tidak ada
tanda hipoperfusi organ, penurunan dapat dilanjutkan dalam 12-16 jam
selanjutnya sampai mendekati normal. Penurunan tekanan darah hipertensi
urgency dilakukan secara bertahap dalam dilakukan secara bertahap dalam
waktu 24 jam.
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencangkup tindakan yang di laksanakan terhadap
klien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan
dan kesehatan lainnya. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang di hadapi klien.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama untuk klien dengan masalah Krisis Hipertensi adalah :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
(D.0008)
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas (D.0005)
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (D.0077)
d. Risiko perfusi renal tidak efektif berhubungan dengan hipertensi (D.0016)
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan embolisme
(D.0017)
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen (D.0056)
Yang biasanya ditentukan melalui PES (Problem, Etiologi, Symtom)dengan cara
penyususnan diagnose keperawatan yaitu : Problem berhubungan dengan Etiologi
yang di tandai dengan Symtom yang diperoleh dari DS dan DO
4. Intervensi
5. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang di buat
6. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri.
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses
keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi
disusun menggunakan SOAP dimana:
a. S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
b. O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang objektif
c. A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif
d. P :Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta : EGC
Gibson, John. 2002. Modern Physiology and Anatomi far Ners (Fisiologi & Anatomi Modern
untuk Perawat). Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Gunawan, Lany. 2005. Hipertensi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ganong, William F. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Harrison. 2012. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume3. Yogyakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Khatib, Oussama M.N. 2005. Clinical Guidelines for the Management of Hypertension.WHO
Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI
Price, SA. & Wilson, LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Syarif, Amir. 2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI
WHO.2003. Hypertension Guideline Committe Guidelines of the Management of
Hypertension. J Hypertension. 2003; 21 (11) :1983-92