Anda di halaman 1dari 84

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

K DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI RT 01 RW 06
KELURAHAN SEMBUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Periode 1 Juni s.d 13 Juni 2020

Disusun Oleh :
IDA RHOSIDA (01.3.19.00411)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.K DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI DI RT 01 RW 06
KELURAHAN SEMBUNG KECAMATAN TULUNGAGUNG
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Disusun Dalam Rangka


Praktik Profesu Ners Keperawatan Keluarga
di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung Kabupaten
Tulungagung
Tanggal 1 Juni s.d 13 Juni 2020

Disusun Oleh :
IDA RHOSIDA (01.3.19.00411)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.K Dengan Salah Satu Anggota Keluarga


Menderita Hipertensi Di Rt 01 Rw 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung Kabupaten Tulungagung

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 9 Juni 2020

Mengetahui, Kediri, 9 Juni 2020


Pembimbing Keperawatan Keluarga Mahasiswa Keperawatan Keluarga

Erva Elli KristantiS.Kep., Ns., M.Kep Ida Rhosida

Menyetujui,
Ketua Program Studi

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasayang


telah memberikan kasih dan rahmatNya sehingga saya dapat
menyelesaikanPraktik Profesi Keperawatan Keluarga di RT 01 RW 06
Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung Kabupaten Tulungagung selama
2 minggu yang dimulai pada tanggal 1 Juni 2020 sampai 13Juni 2020.
Hasil Asuhan Keperawatan keluarga ini disusun sebagai bukti telah
melaksanakan Praktik Profesi Keperawatan Keluarga yang bertujuan untuk
melatih pembuatan Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga dan melatih diri
dalam memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah.
Dalam melaksanakan praktik klinik ini kami tidak bisa mencapai
keberhasilan tanpa bantuan dan dukunagn dari berbagai pihak, untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Kili Astarani, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Kaprodi Keperawatan S-1
STIKES RS. Baptis Kediri.
2. Ibu Erva Elli Kristanti, S. Kep., Ns., M.Kep selaku PJMK Keperawatan
Keluarga STIKES RS. Baptis Kediri
3. Ibu Desi Natalia T.I., S. Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing Keperawatan
Keluarga STIKES RS. Baptis Kediri
4. Keluarga Tn.K dan Semua pihak yang telah ikut serta dalam membantu dan
mendukung demi terselesaikannya Laporan Praktik Profesi Keperawatan
Keluarga ini.
Saya menyadari bahwa hasil laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini dan saya berharap hasil laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.

Kediri, 9 Juni 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul Luar................................................................................................i


Halaman Judul Dalam.............................................................................................ii
Lembar Pengesahan ..............................................................................................iii
Kata Pengantar.......................................................................................................iv
Daftar Isi.................................................................................................................v
Daftar Gambar.......................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Batasan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan.................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................3
1.4 Metode Dan Sistematika Penulisan.......................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 Konsep Keluarga...................................................................................5
2.1.1 Definisi Keluarga...............................................................................5
2.1.2 Fungsi Keluarga.................................................................................5
2.1.3 Tahap-Tahap perkembangan Keluarga..............................................5
2.1.4 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan.......................................16
2.2 Konsep Hipertensi................................................................................20
2.2.1 Definisi Hipertensi............................................................................20
2.2.2 Etiologi..............................................................................................21
2.2.3 Manifestasi Klinis.............................................................................24
2.2.4 Patofisiologi......................................................................................24
2.2.5 Komplikasi........................................................................................24
2.2.6Penatalaksanaan.................................................................................24
2.3 Tinjauan Asuhan Keperawatan............................................................25
2.3.1 Pengkajian.........................................................................................25
2.3.2 Rencana Tindakan Keperawatan.......................................................27
BAB 3 TINJUAN KASUS...................................................................................28
3.1 Pengkajian ...........................................................................................28
3.2 Diagnosa...............................................................................................36
3.3 Intervensi..............................................................................................39
3.4 Implementasi........................................................................................42
3.5 Evaluasi................................................................................................45

v
BAB 4 PENUTUP................................................................................................51
4.1 Kesimpulan..........................................................................................51
4.2 Saran.....................................................................................................51
Daftar Pustaka........................................................................................................52
Lampiran................................................................................................................53

vi
DAFTAR GAMBAR

Leaflet Rumah Sehat.......................................................................................65


Leaflet Hipertensi...........................................................................................67
Dokumentasi Kegiatan....................................................................................69

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian
Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga,
disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu
cara puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses
yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah
satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan
yang komprehensif dan bermutu.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di negara-
negara maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi masih rendah
presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman penyakit hipertensi
diabaikan begitu saja. Bagi masyarakaat golongan atas hipertensi benar-benar
menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu : 2015).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat rata-
rata 20 %.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat.
Di negara Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini mungkin masih tinggi karena
jumlah anak dibawah 15 tahun di negara Indonesia lebih kurang 15 % dari
populasi (Rahayu : 2017).
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan penyakit
jantung dan stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent Disease karena
tidak ditemukan tanda –tanda fisik yang dapat dilihat (Gede Yasmin : 2016).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai
Heterogenus Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak
tekontrol akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan
jantung serta kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering
adalah gagal jantung dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati : 2017).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi
sering ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas (Sri Rahayu : 2009
: 7 ).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan
pengawasan yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat penyakit
kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang merubah perilaku kebiasaan yang
kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang menyebabkan terjadinya
hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta merubah kebiasan hidup lainnya

1
yang dapat mencetus terjadinya penyakit hipertensi seperti merokok, minum-
minuman beralkohol. Adapun factor dietik dan kebiasaan makan yang
mempengaruhi tekanan daran yang meliputi, cara mempertahankan berat badan
ideal, natrium klorid, Kalium, Kalsium, Magnesium, lemak dan alcohol. Apabila
dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi,
maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti :
a. Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.
b. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita .
c. Sumber daya keluarga kurang .
d. Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung)
e. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya
pendapatan. Keluarga).
Dalam pelaksanaan tugas–tugas kesehatan keluarga mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi. Freedmen (1981) membagi lima (5) peran yang
dilakukan keluarga yaitu : mengenal gejala hipertensi, mampu mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat untuk menolong klien hipertensi,
mampu memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi dalam mengatasi masalahnya dan meningkatkan produktivitas keluarga
dalam meningkatkan mutu hidup anggota keluarga, yang menderita penyakit
hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal,
sangatlah penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota keluarganya
menderita penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal asuhan keperawatan
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi, sebagai pengamat masalah dan
kebutuhan keluarga, sebagai koordinator pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator,
sebagai pendidik kesehatan, sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan
perawatan dasar pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi
Berdasarkan alasan yang ditemukan diatas, maka penulis tertarik mengambil
judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.K dengan salah satu Anggota keluarga
Menderita Hipertensi diRT 01 RW 06Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
1.2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup keperawatan dan keterbatasan waktu yang
diberikan mulai tanggal 1 Juni sampai 13Juni 2020, maka penulis membatasi
permasalahan pada keluarga dengan salah satu Anggota Keluarga yang

2
mengalami Hipertensi di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung Kabupaten Tulungagung

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengembangkan pola pikiran dalam melaksanakan proses
asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang mengalami
Hipertensi dengan melakukan pendekatan proses keperawatan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada salah satu anggota keluarga
dengan Hipertensi.
2. Mampu menentukan masalah dan menentukan prioritas dari masalah
keperawatan yang diperlukan.
3. Mampu menentukan intervensi yang sesuai pada klien dengan
Hipertensi.
4. Mampu menentukan tindakan asuhan keperawatn keluarga yang
ditetapkan.
5. Mampu mengadakan evaluasi melalui catatan perkembangan agar
dapat dipantau keberhasilan intervensi yang sudah dilakukan
1.4. Manfaat
1. Untuk memenuhi kompetensi keperawatan profesi Ners mahasiswa
STIKES RS. Baptis Kediri.
2. Sebagai pertanggung jawaban dari semua kegiatan yang telah saya
laksanakan RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung,
Kabupaten Tulungagung
3. Sebagai tanda bahwa saya telah melaksanakan praktik kerja lapangan
untuk menambah pengetahuan saya.

1.5. Metode dan Sistematika Penulisan


1.5.1. Metode Penulisan
1. Metode Diskriptif
Dengan menggunakan studi kasus pendekatan proses keperawatan dengan
langkah - langkah yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
penatalaksanaan, evaluasi.
2. Tehnik Pengumpulan Data
a. Anamnesa
Dengan melaksanakan wawancara secara langsung.

3
b. Pemeriksaan Fisik
c. Observasi
Pengamatan langsung pada keluarga dan lingkungan untuk
menentukan masalah.
d. Dokumentasi
Pengumpulan data-data baik dilakukan melalui pengkajian ke rumah
keluarga.

1.5.2. Sistematika Penulisan


Agar tinjauan kasus ini mudah dipahami oleh pembaca, maka penulis
membagi laporan ini menjadi 4 BAB yang tersusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan tersusun atas unsur yaitu latar belakang
masalah, tujuan penulisan, manfaat, batasan masalah,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : Tinjauan Pustaka tersusun atas konsep Asuhan Keluarga,
Konsep Hipertensi.
BAB 3 : Tinjauan kasus meliputi pengkajian perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
BAB 4 : Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran. Lampiran terdiri
dari : HE dan Leaflet, SAP dan POA

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


2.1.1. Definisi Keluarga
Menurut Depkes RI (2015) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang berdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah,mampu memenuhi kebutuhan kehidupan spiritual dan
material yang layak bertakwakepada Tuhan,memiliki hubungan yang selaras
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
(BKKBN,2018)
a. WHO (2016)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melaluipertalian darah,adopsi dan perkawinan.
b. Duval (2015)
Keluarga adalah sekumpulan oran yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan,adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan social dari tiap anggota keluarga.
2.1.2. Tahapan Keluarga
Berdasarkan kemampuan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan dasar,
psikososial, ekonomi, dan aktualisasi.
a. Keluarga Prasejahtera
1. Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu,
kebutuhan, pengajaran, agama,pangan, sandang, papan dan kesehatan.
2. Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga
sejahtera tahap I.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
1. Dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal.
2. Belum dapat memenuhi secara keseluruhan kebutuhan social
psikologiny:pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
dengan lingkungan, dan transportasi.
c. Keluarga Sejahtera Tahap II
1. Dapat memenuhi kebutuhan dasar secara maksimal
2. Dapat memenuhi seluruh kebutuhan

5
3. Belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan: menabung dan
memperoleh informasi.
d. Keluarga Sjahtera Tahap III
1. Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, social psikologis,
pengembangan.
2. Belum dapat berkontribusi secara maksimal terhadap masyarakat
secara teratur dalam bentuk material atau keuangan, berperan aktif
dengan mengurus lembaga kemasyarakatan, yayasan social,
keagamaan, pendidikan, dll.
e. Keluarga Tahap Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga dapat memenuhi seluruh kebutuhan baik dasar, social,
psikologis, ataupun pengembangan, serta mampu memberikan
sumbangan nyata dan berkelanjutan bagi masyrakat.
2.1.3. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Carles Horton dalam Setiadi 2018, cirri-
ciri keluarga adalah sebagai berikut:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga berbentuk kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Noman Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai struktur ekonomi yang dibentuk anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal, rumah, atau rumah tangga.
2.1.4. Tipe-Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Efendy,2018:
a. Tradisional
1. The Nuclear Family (Keluarga Inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2. The Died Family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3. Keluarga Usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.

6
4. The Childess Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengajar karier/ pendidikan yang terjadi pada wanita.
5. The Extended Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah, seperti nuclear family disertai, paman, tante, orang tua
dan keponakan.
6. The Single Parent Family
Keluarga yang terdiri dari orang tua dengan anak hal ini terjadi
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (mengalami
hukum pernikahan)
7. Comutter Family
Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda,tetapi salah satu kota
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bias
berkumpul pada anggota keluarga pada saat”weekend”.
8. Multigeneration Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
9. Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama (contoh; dapur, kamar mandi, televise, dan telephone)
10. Blended Family
Duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
11. The Single Adult Living Alone/Single Adult Family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihanya atau perpisahan.
b. Non Tradisional
1. The Unmarried Teenager Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2. The Stephparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.

7
3. ComuneFamily
Beberapa pasangan keluarga dengan anaknya yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama keluarga dalam satu rumah,
sumber dan fsilitas yang sama, sosialisasi anak dengan anak melalui
aktifitas kelompok/ membosankan anak bersama.
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5. Gay and Lesbian Families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks yang hidup bersama
sebagaimana “marital partner”.
6. Cohabitng Couple
Orang dewasa yang hidup bersam diluar ikatan pernikahan karena
beberapa alasan tertentu.
7. Group-Marriage Family
Beberapa orng dewasa yang menggunakan alat alat rumah tangga
bersama yang saling merasa telah menikah satu sama lainya,
berbagai sesuatu seksual dan membesarkan anak.
8. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dn saling menggunakan barang satu sama
lain, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9. Faster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan dengan keluarga
atau saudara dalam waktu sementara saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
aslinya.
10. Homeles Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yng dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11. Gang
Sebuah keluarga yang desteuktif dari orang orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam
kehidupanya.

8
2.1.5. Struktur Keluarga
Menurut Friedman dalam EFendi, 2018 struktur keluarga terdiri dari:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi ada yang tidak \, hal ini
bias disebabkan oleh beberapa factor yang ada dalam omponen
komunikasi seperti serider, chanel media, message, environment, dan
receiver. Komunikasi keluarga yang berfungsi adalah:
1. Karakteristik pengirim yang berfungsi
a) Yakin ketika menyampaikan pendapat
b) Jelas dan berkualitas
c) Meminta feedback
d) Menerima feedback
2. Pengirim yang tidak berfungsi
a) Lebih menonjolkan asumsi(perkiraan tanpa menggunakan dasar
dan dat yang obyektif).
b) Ekspresi yang tidak jelas
c) Jugmental ekspresion yaitu ucapan yang memutuskan sesuatu yang
tidak didasari pertimbangan yang matang.
d) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan.
e) Komunikasi yang tidak sesuai.
3. Karakteristik penerima yang berfungsi
a) Mendengar
b) Feedback
c) Memvalidasi
4. Penerima yang tidak berfungsi
a) Tidak bias mendengar dengan jelas
b) Diskualifikasi
c) Offensive
d) Kurang mengeksplorasi
e) Kurang memvalidasi
5. Pola komunikasi didalam keluarga yang berfungsi
a) Menggunakan emosional
b) Komunikasi terbuka dan jujur
c) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d) Konflik keluarga dan penyelesaianya
6. Pola komunikasi didalam keluarga yang tidak berfungsi
a) Fokus pembicaraan hanya pada satu orang

9
b) Semuamenyetujui tanpa adanya diskusi
c) Kurang empati
d) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f) Komunikasi tertutup
g) Bersifat negative
h) Mengembangkan gosip
b. Struktur Peran
Pesan adalah serangakaian perilaku yang diharpkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi adalah posisi
individu dalam masyarakat, missal status sebagai suami atau istri atau
anak. Perilaku peran:
1. Peran Ayah
Pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman kepala keluarga,
sebagai anggota dan keompok social serta anggota masyarakat.
2. Peran Ibu
Mengurus anak, pengasuh dan pendidik anak, pelindung sebagai salah
satu anggota kelompok dan peran social serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunganya serta sebagai pencari nafkah tambahan.
3. Peran Anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, social, dan spiritual.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dan individu.
Untuk mengendaliakn atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan :
1. Legitimate Power / authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua
terhadap anak)
2. Referent Power (seseorang yang ditiru)
3. Resounce or expert power (pendapat ahli)
4. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
5. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginan)
6. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7. Affective power (pengaruh yang di berikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual)

10
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga seperti :
1. Konsesus
2. Tawar menawar atau akomodasi
3. Kompromi atau de facto
4. Paksaan
5. Nilai- Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pendoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.1.6. Fungsi Keluarga
Menurut beberapa sumber keluarga adalah sebagai berikut :
Fungsi pokok keluarga menurut Friedman dalam Setiadi (2008) adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berkehidupan sosial
dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsumgan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan dalam
meningkatkan penghasilan untuk memnuhi keluarga.
e. Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
Fungsi mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.
Fungsi keluarga menurut BKKBN (2017)
a. Fungsi keagamaan

11
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
b. Fungsi sosial budaya
Membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga
c. Fungsi cinta kasih
Memberika kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di
antara anggota keluarga.
d. Fungsi melindungi
Melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
angota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
e. Fungsi reproduksi
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga.
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
Mendidik anak sesuai dengan tingklat perkembangannya,
menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota keluarga masyarakat yang baik.
g. Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, manabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa datang.
h. Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila :
Fungsi keluarga harus di modifikasi untuk mengetahui kebutuhan
yang spesifik pada usila dan memfokuskan pada :
1. Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh.
2. Memberikan kenyamanan dan support.
3. Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat.
4. Menanamkan perasaan pengertioan hidup.
5. Manajemen krisis.

12
2.1.7. Sistem Keluarga
Keluarga di pandang sebagai sistem sosial terbukayang ada dan
berinteraksi dengan sistem yang besar (supra sistem) dari masyarakat (misal :
politik, agama, sekolah dan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem keluarga
terdiri dari bagian yang saling berhubungan (anggota keluarga) yang
membentuk berbagai macam pola interaksi (subsitem). Seperti pada seluruh
sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baik implisit maupun ekslisit,
yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidup keluarga, nilai keluarga
dan kepedulian individual anggota keluarga. Karakteristik dari sistem keluarga
(sistem terbuka):
a. Komponen
Dalam suatu keluarga masing-masing anggota keluarga meempunyai
sifat interdependensi, interaktif dan mutual.
b. Batasan
Dalam suatu keluarga pasti adanya batasan (filter) yang digunakan untuk
menyelaksi informasi yang masuk dan keluar. Batasan masing-masing
keluarga akan berbeda tergantung dari beberapa faktor seperti: sosial,
budaya, ekonomi dan lain-lain.
c. Keberadaan
Keluarga merupakan bagian dari sitem yang lebih luas yaitu :
masyarakat.
d. Terbuka (batas yang permeabel) di mana di dalam keluarga terjadi
pertukaran antar sistem.
e. Mempunyai masing-masing keluarga organisasi, struktur yang akan
berpengaruh di dalam fungsi yang ada dari anggotanya.
2.1.8. Tumbuh Kembang Keluarga
Keluarga sebagaimana individu berubah dabn berkembang setiap saat.
Masing-masing tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan,
sumber daya tersendiri dan meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum
keluarga mencapai tahap yang selanjutnya. Menurut Duval tahap
perkembangan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Dimuali dari pernikahan yang dilanjutkan dengan membentuk rumah
tangga.

13
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,
melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi (0-1 th)
Keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada
anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung pada kedua
orang tuanya.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah (1-4 th)
Pada tahap ini anak mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah memulai
bergaul dengan teman sebayanya, tetapi sangat rawan dengan masalah
kesehatan. Anak sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas
keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan norma-
norma agama, norma-norma sosial budaya
e. Tahap menghadapi anak sekolah (5-12 th)
Tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara
teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak dan meningkatkan
pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja (12-18 th)sangat diperlukan. Komunikasi
Tahap ini paling rawan, karena pada tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasidan saling
pengertian antara orang tua dengan anak perlu di pelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepas anak ke masyarakat (20-28 th)
Melepas anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak memulai kehidupan berumah
tangga.
h. Tahap berdua kembali (40-50 th)
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri
tinggalah suami dan istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan
merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua (50-60 th)
Tahap ini masuk ketahap lansia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia fana ini.

14
Mc Goldrick dan Carter mengembangkan model tahap kehidupan
keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi dan penyusunan kembali
(realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap
masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan
dengan menggunakanaspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang
diperlukan untuk perkembangan keluarga.
Tahap lingkaran kehidupan keluarga proses emosional transisi perubahan
status keluarga yang dibutuhkan untuk perkembangan :
a. Keluarga dengan anak dewasa yang belum menikah menerima
pemisahan dengan orang tua.
b. Mengembangkan hubungan saudara yang intim
c. Pemisahan dengan keluarga mampu bekerja sendiri.
d. Keluarga yang baru menikah komitmen dengan sistem baru.
e. Membentuk sistem keluarga.
f. Menyusun kembali hubungan dengan extended family dan teman-
teman.
g. Keluarga dengan anak muda/anak yang masih kecil menerima
generasi baru dari anggota yang ada dalam sistem mengambil peran
orang tua.
h. Menyusun kembali hubungan dengan extended family terhadap peran
orang tua dan kakek nenek.
i. Menyediakantempat untuk anaknya.
j. Keluarga dengan anak remaja meningkatkan fleksibilitas keluarga dan
ketergantungan anak.
k. Perubahan hubungan orang tua anak dari masuk remaja ke arah
dewasa.
l. Memfokuskan kembali pada masa mencari teman dekat dan karir.
m. Memulai perubahan perhatian untuk generasi yang lebih tua.
n. Keluar dan pindahnya anak-anak menerima sistem yang keluar dan
masuk dalam jumlah yang banyak ke dalam keluarga.
o. Membicarakan kembali sistem perkawinan sebagai keluarga.
p. Mengembangkan hubungan orang dewasa ke orang dewasa diantara
anak-anak yang sudah besar dengan orangtua.
q. Menyesuaikan hubungan termasuk kepada menantu dan cucu.
r. Menerima ketidakmampuan dan kematian dari orangtua
(kakek/nenek).
s. Keluarga lansia menerima perubahan dari peran generasi.

15
t. Mempertahankan diri sendiri dan atau pasangan dalam fungsi dan
minat dalam menghadapi penurunan fisiologis, eksplorasi terhadap
keluarga baru dan pilihan peran sosial.
u. Mendukung lebih banyak peran sentral untuk generasi pertengahan.
v. Membuat ruang sistem untuk hal-hal yang bijaksana dan pengalaman
pada saat dewasa akhir, mendukung generasi yang lebih tua tanpa
memberikan fungsi yang berlebihan kepada mereka.
w. Menerima kehilangan pasangan, sibling dan teman sebaya dan
mempersiapkan untuk kematian diri sendiri, menerima dengan
pandangan dan keutuhan.
2.1.9. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman dan Setiadi (2018) adalah:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat bagi
keluarganya.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit, atau yang tidak
dapat membantu dirinya karena cacat atau usianya terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan. Dengan kata lain pemanfaatan fasilitas kesehatan
yang ada.
2.1.10. Keperawatan Kesehatan Keluarga
Health Care Activities, health believe and health values merupakan
bagian yang dipelajari dari sebuah keluarga. Sehat dan sakit merupakan bagian
dari kehidupan perilaku individu yang menunjukkan sebagaimana anggota
keluarga yang harus dipelajari. Friedman (2015) mengidentifikasi dengan jelas
kepentingan pelayanan keperawatan yang terpusat pada keluarga (family-
centered nursing care) yaitu:
a. Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama
lainnya (interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika
salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga merupakan
bagian yang sakit.
b. Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status
kesehatan anggotanya, maka anggota keluarga sangat penting
peranannya dalam setiap pelayanan keperawatan.

16
c. Tingkat kesadaran anggota keluarga sangat signifikan dengan aktifitas
didalam promosi kesehatannya.
d. Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi
problem yang sama didalam anggota yang lainnya.
Perawatan kesehatan keluarga (family health nursing) adalah tingkat
perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga
sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuannya
dan memulai perawatan sebagai sarannya. Dalam perawatan kesehatan
masyarakat, yang menerima pelayanan perawatan dibagi menjadi tiga tingkat,
yaitu :
a. Tingkat Individu
Perawat memberi pelayanan perawatan kepada individu dengan kasus-
kasus tertentu, misalnya pasien dengan TBC, pasien dengan DM, Ibu
hamil, dan lain sebagainya yang mereka jumpai di poliklinik. Perawat
melihat kasus ini sebagai individu dengan memperhatikan atau tanpa
memberi perhatian kepada keluarag atau masyarakat dimana pasien ini
adalah anggotanya. Individu yang menjadi sasaran perawatan dan
yang menjadi pusat perhatian adalah masalah kesehatan individu itu
serta pemecahan masalahnya. Keluarga pasien tidak mutlak
diikutsertakan dalam pemecahan masalah.
b. Tingkat Keluarga
Dalam tingkatan ini yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan adalah
keluarga. Yang dimaksud keluarga disini adalah dua atau lebih dari
dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain didalam perannya masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Dalam
tingkatan ini, anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
akan dirawat sebagai anggota keluarga. Yang menjadi pusat dari
perawatan adalah keluarga. Maka perawat akan menghadapi pasien
yaitu keluarga dengan ibu hamil, keluarga dengan ayah berpenyakit
TBC, keluarga dengan anak retardasi mental, dan lain-lain.
c. Tingkat Komunitas
Masyarakat adalah kumpulan dari keluarga-keluarga. Kata masyarakat
mengandung arti geografis dan sosio-budaya. Yang menjadi obyek
dan subyek perawatan adalah kelompok masyarakat pada daerah

17
tertentu dengan permasalahan kesehatan, misalnnya masyarakat
dengan kejadian demam berdarah atau cholera.
2.1.11. Langkah-langkah dalam Perawatan Kesehatan Keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap utama dari proses keperawtan yang
digambarkan sebagai proses pengumpulan data secara sistematis,
terorganisasi dan berbagai sumber data. Metode pengumpulan data:
1. Observasi Langsung
Dengan menggunakan panca indera, perawat dapat mengumpulkan
data tentang:
a) Keadaan fisik dari setiap anggota dan respon perilakunya.
b) Pola komunikasi yang dipakai.
c) Peran setiap anggota keluarga.
d) Keadaan rumah dan keluarga.
2. Wawancara
a) Dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai tanggung
jawab terhadap masalah yang terkait.
b) Wawancara terhadap kolega yang memerikan pelayanan
terhadap keluarga.
c) Terhadap masyarakat atau kerabat bila perlu.
3. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah
kesehatan yang terdiri dari tiga kelompok kesehatan :
a) Ancaman Kesehatan (Health Treast)
Merupakan kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan
penyakit, kecelakaan atau tidak mengenal potensi kesehatan,
meliputi:
1) Riwayat penyakit keturunan : Hipertensi, asma bronkhiale
2) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, gonore
3) Jumlah keluarga yang berhubungan dengan sumber daya
keluarga.
4) Kecelakaan
5) Nutrisi
6) Stress
7) Kesehatan lingkungan
8) Kebiasaan personal
9) Riwayat kesehatan

18
10) Status imunisasi
11) Peran
b) Sakit/ Kurang Sehat
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan
termasuk:
1) Keadaan sakit yang belum atau sudah didiagnosa
2) Keadaan tumbuh kembang secara normal
3) Gangguan kepribadian
c) Krisis
Adalah saat-saat keadaan terlampau banyak dari individu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya
mereka meliputi :
1) Penghasilan
2) Kehamilan, persalinan dan masa nifas
3) Menjadi orangtua
4) Penambahan anggota keluarga
5) Abortus
6) Anak masuk sekolah
7) Kehilangan pekerjaan kematian anggota keluarga
8) Pindah rumah
9) Kelahiran diluar perkawinan
b. Skoring Diagnosa Keperawatan
Skoring diagnosa keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978)
dalam Setiadi (2018) :

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah:
Skala :
a. Aktual 3 1
b. Ancaman/resiko 2
c. Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
a. Mudah 2 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala :
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skala :
a. Masalah berat, harus segera 2
ditangani

19
b. Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0

c. Perencanaan
1. Menentukan saran
Adapun tujuan umum merupakan hasil akhir yang dicapai melalui
semua usaha.
2. Menentukan tujuan (obyektif)
Merupakan pernyataan yang spesifik tentang hasil yang diharapkan
dari tindakan keperawatan.
3. Menentukan intervensi keperawatan
4. Menentukan rencana evaluasi
a) Kriteria evaluasi
Adapun tanda-tanda indikator yang merupakan obyektif telah
dicapai.
b) Standart evaluasi
Adalah tingkat performen yang menunjukkan dikaitakan dengan
kriteria.
d. Implementasi
1. Merupakan salah satu tahap proses pemerataan keluarga dimana
perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat.
2. Keluarga mengadakan perbaikan.
e. Evaluasi
1. Harus berorientasi pada tujuan
2. Metode evaluasi
a) Observasi langsung
b) Memeriksa laporan (record)
c) Wawancara
d) Latihan stimulasi

2.2. Konsep Masalah Medis


2.2.1. Konsep Hipertensi
2.2.1.1. Definisi
Hipertensi didefinisikan adanya kenaikan tekanan darah yang persisten
Pada orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau di atas 140 mm Hg dan
tekanan diastolik sama atau di atas 90 mm Hg

20
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg (Nugroho.W. 2018).
Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga
melebihi batas normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan
diastole diatas 90 mmhg. (Smeltzer & Bare, 2017)
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. (Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes,
2017)
Hipertensi adalah tekanan darah sistolok lebih dari 140 mmHg dan diastolik
lebih dari 90 mmHg.(Arief Mansjoer; 2018)
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal
ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan
hipertensi (Andrian Patica N Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
2.2.1.2. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
ransport Na.
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua
sertapelabaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik,
system rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok
dan stress. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau
kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah
tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa
mengalami tekanan darah tinggi.

21
2) Hipertensi Sekunder
Yaitu hipertensi yang penyebab spesifiknya diketahui seperti :
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan dan lain-lain.
Hipertensi dibedakan menjadi 2 faktor :
1) Pengeluaran rennin
Pengeluaran rennin oleh ginjal menyebabkan angiotensinogen I. Hal
ini menyebabkan ekskresi aldosteron meningkat dan kontraksi arteriol
yang dapat menimbulkan peningkatan tahanan perifer dan retensi
natrium dan air dimana hal ini dapat menyebabkan volume darah
meningkat yang menyebabkan tekanan darah meningkat
2) Stress
Stress dapat merangsang system saraf simpatis yang menyebabkan
denyut nadi meningkat, vasokontriksi jantung meningkat yang
menyebabkan pembuluh darah perifer meningkat dan kardiak output
jantung meningkat dalam hal ini menyebabkan terjadinya tekanan
darah meningkat.

22
2.2.1.3. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan
tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain, rasa berat
ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah, muka pucat suhu
tubuh rendah.
2.2.1.4. Pemerikasaan Diagnostik
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
5) CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6) EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7) IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu
ginjal,perbaikan ginjal.
8) Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area
katup,pembesaran jantung
2.2.1.5. Komplikasi
1) Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata
2) berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
3) gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
4) Dapat menyebabkan kelumpuhan pada ekstremitas badan (stroke)
5) Secara mekanis dapat merusak pembuluh darah dan mulai terjadi
insufisiensi jantung dan dapat menyebabkan berkurangnya perfusi dalam
pembuluh darah otak yang sudah menyempit karena arteriosclerosis
6) Penyakit jantung iskemik
2.2.1.6. Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan :
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis
a) Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.

23
b) Aktivitas
c) Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angiotensin.

2.3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
2.2.1 Identitas
1. Nama pasien
Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan
dengan pasien lain.
2. Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor
resiko pada epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penatalaksanaan untuk epilepsi.
3. Agama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga
dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama
dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya.
4. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota
keluarga terutama orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang
bagi anak sekolah dengan masalah kesehatan epilepsi.

24
2.2.2 Komposisi keluarga
Dimaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah
terdapat anggota keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit
turunan.
2.2.3 Tipe keluarga
Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
perhatian dan peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang
mengalami sakit.
1. Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji
untuk mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses
penyembuhan penyakit pada anak dan pemanfaatan sarana kesehatan
bagi anak yang sakit.
2. Alamat
Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari
kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta
untuk keperluan kunjungan rumah bila diperlukan.
3. Aktivitas rekreasi keluarga
Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas
rekreasi keluarga yang digunakan untuk menghilangkan kepenatan
dalam kehidupan sehari-harinya.
2.2.4 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti.
4. Riwayat keluarga sebelumnya.
2.2.5 Lingkungan
1. Karakteristik rumah.
2. Karakteristik lingkungan.
3. Mobilitas keluarga.
4. Hubungan keluarga dengan lingkungan.
5. Sistem sosisl yang mendukung.
2.2.6 Struktur keluarga
1. Pola komunikasi.
2. Pengambilan keputusan.
3. Peran anggota keluarga.
4. Nilai-nilai yang berlaku di keluarga.

25
5. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
1. Identitas anak.
2. Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5. Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).
6. Pemeriksaan fisik.

2.3.2 Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga


N Diagnosa Tujuan Intervensi
O Keperawatan
1 Gangguan 1. Tujuan Umum O:
penatalakanaan Ny.S dan keluarga Observasi pengetahuan keluarga
memelihara rumah diharapkan mampu tentang rumah sehat.
(hygiene lingkungan) memelihara kesehatan
behubungan dengan lingkungan rumah N:
ketidakmampuan yang sehat 1. berikan penjelasan tentang
keluarga dalam 2. Tujuan Khusus Rumah sehat.
memodifikasi Setelah dilakukan 2. Diskusikan dengan
lingkungan. implementasi keluarga cara merubah
keperaatan yang ke-3 lingkungan yang lebih
Keluarga Ny. S baik
mengetahui cara 3. adakan pembersihan
perawatan kesehatan lingkungan sekirat rumah.
lingkungan rumah. 4. diskusikan Bersama
keluarga tentang penataan
dan pemanfaatan ventilasi
rumah yang baik.
5. diskusikan penataan
hewan ternak di luar
rumah

E:
Berikan edukasi tentang rumah
sehat

C : Kolaborasi dengan seluruh


anggota keluarga dalam
memodifikasi lingkungan

2 Defisit pengetahuan 1. Tujuan Umum O:


berhubungan dengan Ny.S diharapkan Observasi pengetahuan keluarga
ketidakmampuan mengkonsumsi tentang rumah sehat.
keluarga mengenal makanan sesuai
masalah kesehatan. dengan diet yang N:
sehat bagi penderita 1. berikan penjelasan tentang
Hipertensi. Rumah sehat.
2. Tujuan Khusus 2. Diskusikan dengan
Setelah dilakukan keluarga cara merubah
implementasi lingkungan yang lebih
keperaatan yang ke-3 baik
Keluarga Ny. S 3. adakan pembersihan
mengetahui cara lingkungan sekirat rumah.
perawatan dan 4. diskusikan Bersama

26
mampu menyediakan keluarga tentang penataan
diit yang sehat bagi dan pemanfaatan ventilasi
Ny. S rumah yang baik.
5. diskusikan penataan
hewan ternak di luar
rumah

E:
Berikan edukasi tentang rumah
sehat

C:
Kolaborasi dengan seluruh
anggota keluarga dalam
memodifikasi lingkungan

3 Nyeri akut 1. O:
berhubungan dengan Keluarga Tn K 1. O
ketidakmampuan terkhusus Ny S bservasi tingkat pengetahuan
keluarga merawata diharapkan dapat keluarga tentang nyeri
anggota kelarga yang mengontrol nyeri 2. Observasi tentang keinginan
sakit yang ditandai 2. keluarga untuk berubah
dengan Ny S Setelah dilakukan menjadi lebih baik
Mengatakan Ny.S implementasi
mengatakan sering keperaatan selama 2 N :
pusing dibagian hari Keluarga Tn K 1. Diskusikan dengan keluarga
tengkuk terasa berat, mengetahui cara tentang sumber-sumber nyeri
cenut-cenut seperti perawatan nyeri yang dialami
tertimpa benda berat. dengan menggunkn 2. Diskusikan dengan keluarga
dan sukar tidur Kulit manajemen nyeri tentang apa yang
tampak pucat,TD : 3. menyebabkan nyeri terjadi
160/90 mmHg, N : 22
x/ menit : 85 x/ E:
menit, Skala Nyeri 4 1.Memberikan edukasi tentang
manajemen nyeri

C:
Berkolaborasi dengan keluarga
dalam mendukungan dan
dorongan keluarga untuk
melakuan manajemen nyeri

27
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi : 8, Vol : 2. Jakarta : EGC

Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:
Citra Aji Parama.

Ir.Sri Rahayu dkk. (2009). Nutrisi untuk klien hipertensi Jakarta


Santosa, Budi. 2017. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika

Setiadi. (2016). Konsep Proses Keperawatan Keluarga. Yokyakarta : Graha Ilmu

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/124/jtptunimus-gdl-fajarermaw-6200-3-
babii.pdf

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

28
BAB 3
TINJAUAN KASUS

STIKES RS BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

3.1 PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1 Nama Kepala Keluarga : Tn. K (55 tahun)
)
2 Alamat : Kelurahan Sembung, Tulungagung
)
3 Pekerjaan : PNS
)
4 Pendidikan : S1
)
5 Komposisi Keluarga : Satu Kepala Keluarga
)

Imunisasi Ket
Hubungan
No Nama J.K Umur Pend. B PO D Hepat Cam
dengan KK
C LIO P itis pak
G T

Tidak
1 Ny. S P Ibu 53 Thn SMA √ √ √ √ √
Kb

2 Sdri. A P Anak 31 Thn S1 √ √ √ √ √

28
3 Sdr. R L Anak S1 √ √ √ √ √
Thn

Genogram :
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: HubunganPernikahan
533 : Keturunan
55
: Meninggal
28 : Tinggal serumah
: Pasien

1) Tipe Keluarga:

29
Keluarga Tn. K mengatakan dalam satu keluarga terdiri dari Ayah,
Ibu dan Anak. Berdasarkan data ini keluarga masuk dalam tipe
keluarga inti.

30
2) Suku Bangsa:
Keluarga Tn. K mengatakan menganut suku Jawa, dalam
kesehariannya menggunakan bahasa jawa, klien tinggal dilingkungan
yang bersuku jawa.
3) Agama:
Keluarga Tn. K mengatakan menganut agama hindu, aktif mengikuti
kegiatan keagamaan dan acara keagamaan yang diadakan
dilingkungan kampung.
4) Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Keluarga Tn. K mengatakan sumber pendapatan keluarga didapatkan
dari hasil bekerja sebagai pegawai perhutanan dan istri (Ny. S) saat
ini tidak bekerja. Keluarga Tn. K mengatakan hasil pendapatan
dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan
dan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
5) Aktifitas Rekreasi Keluarga:
Keluarga Tn. K mengatakan aktifitas rekreasi yang sering dilakukan
bersama adalah menonton televisi.

1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini:
Keluarga Tn. K mengatakan saat ini anak pertama sudah menikah
dan anak kedua sudah lulus program sarjana dan masih mencari
pekerjaan. Berdasarkan data saat ini keluarga masuk dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak dewasa.
2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi:
Keluarga Tn. K saat ini memiliki tahap perkembangan yang belum
terpenuhi yaitu keluarga dengan usia lanjut.
3) Riwayat Keluarga Inti:
Keluarga Tn. K mengatakan riwayat kesehatan masing-masing
keluarga antara lain :
Tn. K pernah dirawat dirumah sakit karena kecelakaan
Ny. S tidak pernah menderita sakit yang parah atau berat.
Sdri. A hanya pernah mengalami batuk, pilek, dan demam biasa
Sdr. R hanya pernah mengalami batuk, pilek, dan demam biasa

31
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya:
1) Keluarga Tn. K mengatakan riwayat keluarga dari pihak suami :
Keluarga Tn. K tidak pernah mengalami penyakit menular
maupun penyakit keturunan seperti TBC, DM, HT.
2) Keluarga Tn. K mengatakan riwayat keluarga dari pihak Istri :
Keluarga Ny. S mempunyai riwayat penyakit Hipertensi dari ibu
Ny. S.

1.3. Lingkungan
1) Karakterisik Rumah
Keluarga Tn. K mengatakan bahwa status rumah milik sendiri.
Rumah berada Di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung Kabupaten Tulungagung Rumah yang di tempati terdiri
dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur
dan 1 kamar mandi dan memiliki 1 garasi. Bangunan rumah bersifat
permanent dari batu bata dan di plester. Lantai rumah terbuat dari
tekel, lantai dapur dengan tegel. Keadaan rumah pada bagain garasi
terkesan kurang rapi dan penataan kurangrapi, terdapat beberapa
kendang hewan peliharaan seperti kandang burung. Kondisi
penerangan kurang dan ventilasi ada tetapi tidak dimanfaatkan
terdapat jendela di setiap kamar namun tidak pernah digunakan.
Penerangan ruang tamu penerangan berasal dari jendela kaca yang
tidak pernah terbuka dan pintu rumah sehingga rumah tampak
remang-remang kurang terang. Keluarga mengatakan rumah hanya
disapu sekali dalam sehari dan rumah sudah menggunakakan plafon.
Sampah selalu dibuang ke tempat pembungan umum. Sumber air
minum, mandi dan cuci pakaian menggunakan air pam. WC
menggunakan septik tank yang terletak dibelakang rumah dan jenis
WC yang digunakan leher angsa. Pembuangan limbah di buang di
tempat tertutup.

32
1) Denah Rumah
11
Keterangan:
1 = Teras rumah
2 2 = Kamar Tidur 1
1 10 3 = Kamar Tidur 2
4 = Ruang Tamu
5 = Kamar Tidur 3
3 6 = Ruang Keluarga
7 = Kamar Mandi
4
8 = Dapur
9 = Ruang Makan
6 5 12 10 = Garasi
11 dan 12 = Jalan

U
7 8 9 T
B
S

2) Karakteristik Lingkungan
Keluarga Tn. K mengatakan Jarak rumah dengan rumah tetangga
lainnya berdekatan dan berada pada kawasan perumahan.
3) Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. K mengatakan kurang lebih 20 tahun tinggal di rumah
tersebut dan sebelumnya pernah tinggal di Blitar. Saat ini telah tinggal
menetap di Tulungagung.
4) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Tn. K mengatakan sangat sering melakukan interaksi di
lingkungan sekitar rumah, waktu sore habis maghrib digunakan untuk
berkumpul diruang tengah untuk menonton televisi. Namun saat terjadi
wabah Virus Corona hanya tinggal dirumah.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. K mengatakan menggunakan kartu BPJS dan keluarga
selalu mendukung satu sama lain waktu keluarga sedang sakit. Jika ada
keluarga yang sakit juga langsung di bawa ke Rumah Sakit.

1.4. Struktur Keluarga


1) Pola Komunikasi
Keluarga Tn. K mengatakan dalam keluarga menerapkan komunikasi
terbuka, bila terdapat masalah atau ada hal yang perlu di bicarakan
Ny. S mengatakan selalu membicarakan bersama dengan suaminya,

33
dalam komunikasi di rumah Ny. S dengan istrinya menggunakan
bahasa Jawa.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. K mengatakan Pengambilan keputusan pada keluarga
dilakukan secara musyawarah, Tn. K adalah yang paling dominan
dalam mengambil keputusan sebagai kepala keluarga.
3) Struktur Peran (Formal Dan Informal)
Ny. S mengatakan Tn. K adalah sebagai kepala keluarga seorang
pemimpin dalam keluarga (pencari nafkah utama dalam keluarga)
dan Ny. S sebagai ibu rumah tangga. Keluarga Tn. K mengatakan
melakukan peran formal dengan mengekolahkan anak-anaknya
sampai jenjang sarjana. Keluarga Tn. K

4) Nilai Dan Norma Keluarga


Keluarga Tn. K mengatakan Norma keluarga yang berkaitan dengan
kesehatan adalah bila ada anggota keluarga yang sakit di periksa ke
sarana kesehatan. Dalam kehidupan setiap hari keluarga menjalani
hidup berdasarkan agama Hindu.

1.5. Fungsi Keluarga


1) Fungsi Afektif
Keluarga Tn. K mengatakan dalam memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan, keluarga Ny. S bergantung dari penghasilan Tn. K
yang bekerja sebagai Pegawai kehutanan. Ny. K mengatakan bahwa
ia berusaha memaksimalkan hasil yang didapat untuk kebutuhan
sehari-hari.
2) Fungsi Sosial
Keluarga Tn. K mengatakan diwaktu senggangnya sebagai ibu
rumah tangga Ny.S berinteraksi dengan tetangga sekitar, mengobrol
dan bersosialisasi. Tn. K juga selalu aktif berinteraksi dilingkungan
sekitarnya dan sering mengikuti kegiatan di kelurahan setempat.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Keluarga Tn. K mengatakan tidak mengetahui masalah kesehatan
(seputar pengertian, tanda dan gejala serta solusi untuk mengatasi
sakitnya) dan sering bertanya apakah Hipertensi itu berbahaya,
namun Tn.K mengetahui baru mengetahui masalah kesehatan
yang dialami Ny. S setelah mendapatkan penjelasan dari petugas
kesehatan.

34
b. Kemampuan untuk mengambil keputusan
Keluarga Tn. K mengatakan Pengambil Keputusan dilakukan
oleh Tn. K. Saat ada anggota yang mengalami gangguan
kesehatan Tn. K memutuskan untuk langsung membawa ke
Rumah Sakit jika masalah kesehatan dirasakan berat, namun jika
ringan Keluarga Tn. K mengatakan biasanya hanya membeli obat
diapotik untuk mengurangi gejala.
c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. K mengatakan belum mampu merawat anggota
keluarga yang sakit, keluarga mengetahui sakit yang dialami Ny.
S, belum mengetahui juga perawatan yang harus dilakukan,
asuransi kesehatan BPJS yang dimiliki tidak pernah digunakan
untuk berobat. Dan saat dilakukan pengkajian didapatkan Ny. S
tidak pernah kontrol serta tidak rutin minum obat.
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. K mengatakan belum mampu memelihara
lingkungan dan menyiapkan lingkungan yang dapat mencegah
penyakit. Bagian depan rumah terlihat berantakan dan
penempatan barang dalam garasi rumah tidak sesuai. Adanya
hewan peliharaan didalam garasi rumah. Pencahayaan kurang.
Terdapat Ventilasi namun tidak dimanfaatkan.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. K mengatakan mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan yang dapat dijangkau dan dipergunakan. Selama ini
keluarga Ny. S percaya setiap informasi yang didapat dari
petugas kesehatan. BPJS tidak pernah digunakan oleh keluarga
untuk berobat.
4) Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. K mengatakan tidak merencanakan untuk memiliki
anak lagi, saat ini Ny. S tidak menggunakan Kb.

1.6. Stress Dan Koping Keluarga


1) Stress Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
a) Stres jangka panjang
Keluarga Tn. K mengatakan merasa terganggu sejak didiagnosa
hipertensi 1 tahun yang lalu dengan masalah kesehatan yang

35
dideritanya yaitu Hipertensi, keluarga merasa cemas bila
terjadinya komplikasi yang tidak di inginkan.
b) Stres jangka pendek
Keluarga Tn. K mengatakan tetap tidak menjaga pola makan dan
diit hipertensi meskipun kesehatannya terganggu, keluarga
merasa terganggu bila sewaktu-waktu Ny. S sakit karena kurang
menjaga pola makan yang sehat.
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor
Keluarga Tn. K mengatakan memilih untuk pasrah dalam
menghadapi stressor yang dialaminya.
3) Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga Tn. K mengatakan jika ada masalah selalu berdoa menurut
agama yang dianutnya.
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. K mengatakan selalu berusaha semaksimal mungkin
untuk menjaga anggota keluarganya tetap sehat selebihnya
menyerahkan kepada Tuhan.

36
1.7. Pemeriksaan Fisik
NAMA
N TANDA
ANGGOTA HASIL
O TANGAN
KELUARGA
1 Tn. K 1. Rambut tampak beruban Tn. K
(55 Tahun) 2. Kulit tampak kering
3. Hasil pemeriksaan mata tampak sedikit
kekuningan
4. Pasien sering makan makanan yang mengandung
santan
5. TTV:
TD : 130/90 mmHg
BB : 65 Kg
N : 22 x/ menit
P : 88 x/ menit
2 Ny. S 1. Ny. S akhir-akhir ini merasa pusing, dibagain Ny. S
(53 Tahun) tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti tertimpa
benda berat
2. Ny. S mengatakan sulit untuk tidur
3. Kulit tampak kering
4. Ny. S mengatakan sering mengonsumsi makanan
yang mengandung santan.
5. Ny. S kadang juga mengonsumsi kopi sehari 1
kali.
6. Ny. S tampak cemas
7. BB turun (BB sebelum 50 kg, BB : 45 kg)
8. Hasil pemeriksaan Kolesterol: 115 mg/dL
9. TTV:
TD : 160/90 mmHg
N : 22 x/ menit
P : 85 x/ menit
Skala Nyeri 4
3 Sdr. R 1. Kulit tampak putih An. R
(28 tahun) 2. Rambut ikal
3. BB : 57 Kg
4. TTV:
TD : 120/90 mmhg
N : 22 x/ menit
P : 86 x/ menit

1.8. Harapan Keluarga


Tn. K mengatakan berharap selalu agar Ny. S dalam keadaan sehat, dan
penyakit Hipertensi dapat terkonrol dengan baik, sehingga bisa terus
merawat semua keluarga.
Kediri, 02 Juni 2020
Mahasiswa

(Ida Rhosida)

37
3.2 PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.1 Analisa data
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 a. Subyektif : Hambatan Ketidakmampuan
Keluarga Tn. Kmengatakan Ny S menyapu Pemeliharaan keluarga dalam
rumah 1x sehari, dan jarang menata rumah Kesehatan memodifikasi
bagian garasi dan menurutnya tidak lingkungan.
terpengaruh terhadap kesehatan.
b. Obyektif :
1. Ventilasi ada tapi tidak dimanfaatkan
serta jendela tidak pernah dibuka
2. Penataan garasi berantakan
3. Banyak terdapat kendang burung
didalam garasi
4. Pencahayaan remang-remang
5. Rumah bagian luar tampak kurang rapi
2 a. Subyektif : Defisit Ketidakmampuan
Ny. S mengatakan tidak mengerti Tentang pengetahuan keluarga mengenal
Penyakit Hipertensi, Pasien sering masalah kesehatan.
mengonsumsi makanan yang mengandung
santan, Ny.S mengatakan kadang minum
kopi sehari sekali. Tidak rutin minum obat
dan kontol ke Rs.

b. Obyektif :
1. BB turun (BB sebelum 50 kg, BB : 45
kg)
2. Hasil pemeriksaan Kolesterol: 115
mg/dL
3. Tampak cemas
4. Ny. S tampak bertanya-tanya tentang
penyakit hipertensi apakah b erbahaya?
3 DS : Ny S Mengatakan Ny.S mengatakan Nyeri akut Ketidakmampuan
sering pusing dibagian tengkuk terasa berat, keluarga merawat
cenut-cenut seperti tertimpa benda berat. dan keluarga yang
sukar tidur Kulit tampak pucat, sakit
DO :
TD TTV:
1. TD : 160/90 mmHg
2. N : 22 x/ menit : 85 x/ menit
3. Skala Nyeri 4

3.4 Perumusan Diagnosa Keperawatan


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
.
1. Hambatan Pemeliharaan Kesehatanbehubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan ditandai dengan Keluarga Tn. Kmengatakan Ny S
menyapu rumah 1x sehari, dan jarang menata rumah bagian garasi dan menurutnya tidak
terpengaruh terhadap kesehatan,Ventilasi ada tapi tidak dimanfaatkan serta jendela tidak
pernah dibuka,Penataan garasi berantakan , Banyak terdapat kendang burung didalam
garasi,Pencahayaan remang-remang,Rumah bagian luar tampak kurang rapi.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan ditandai dengan Ny. S mengatakan tidak mengerti Tentang Penyakit
Hipertensi, Ny.S mengatakan sering pusing dibagian tengkuk terasa berat, cenut-cenut
seperti tertimpa benda berat. dan susah tidur, Kulit tampak pucat, Pasien sering
mengonsumsi makanan yang mengandung santan, Ny.S mengatakan kadang minum
kopi sehari sekali. Tidak rutin minum obat dan kontol ke Rs. BB turun (BB sebelum 50

38
kg, BB : 45 kg)Hasil pemeriksaan Kolesterol: 115 mg/dLTampak cemas, TTV: TD :
160/90 mmHg, N : 22 x/ menit P : 85 x/ menit, Ny. S tampak bertanya-tanya tentang
penyakit hipertensi apakah berbahaya?
3. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawata anggota kelarga
yang sakit yang ditandai dengan Ny S Mengatakan Ny.S mengatakan sering pusing
dibagian tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti tertimpa benda berat. dan sukar tidur
Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, N : 22 x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri 4

2.1 Penilaian (skoring) Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa Keperawatan : Gangguan penatalakanaan memelihara rumah (hygiene
lingkungan) behubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam memodifikasi lingkungan.
NO KRITERIA BOBOT PENGITUNGAN PEMBENARAN
SKOR
1 Sifat Masalah : Rumah tampak kurang besih,
Skala 1 kurang rapi, pencahayaan
Kurang/ tidak 3/3x 1= 1 kurang, dan ventilsi kurang.
sehat

2 Kemungkinan Kurang ventilasi yang ada di


masalah untuk 2 ½ x 2= 1 dalam rumah, kamar, dan ruang
dicegah : keluarga.
Skala
Sebagiaan
3 Potensi masalah Kurang pemahaman Ny.S dan
untuk dicegah : 1 2/3 x 1= 2/3 keluarga tentang sakit.
Skala
Cukup
4 Menonjolnya Keluarga Ny.S tidak
masalah : 2/2 x 1=1 menganggap kebersihan dan
Skala 1 pembagian tempat sebagai
Masalah masalah.
dirasakan
Total Skor
3 2/3

Diagnosa Keperawatan : Defisit penegetauan berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
NO KRITERIA BOBOT PENGITUNGAN PEMBENARAN
SKOR
1 Sifat Masalah : Ny.S mengatakan sering pusing
Skala 1 2/3 x 1 = 2/3 dibagian tengkuk terasa berat, dan
Tidak sehat sukar tidur. keluarga Ny.S hanya
mengetahui penyakit Hipertensi dan
tidak tahu perawatan dan diett
Hipertensi.
2 Kemungkinan Latar belakang pendidikan Ny.S
masalah untuk 2 2x2=1 rendah, sehingga Ny.S mengetahui
dicegah : tapi tidak mengerti tentang
Skala penyakitnya.
Sebagian
3 Potensi masalah Keluarga Ny.S belum mengerti
untuk dicegah : 1 2/3 x 1 = 2/3 tentang perawatan penyakit
Skala Hipertensi.

39
Cukup
4 Menonjolnya Keluarga Tn K mengatakan Ny S
masalah : 1 0/1 x 1 = 0 sering pusing dibagian tengkuk terasa
Skala berat, cenut-cenut seperti tertimpa
Ada masalah benda berat. dan sukar tidur Kulit
perlu ditangani tampak pucat,harus mengetahui cara
perawatan Hipertensi, dengan
memperhatikan jenis diit dan
makanan apa jasa yang dapat di
konsumsi oleh penderita Hipertensi.
Total Skor
3 1/3

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


merawata anggota kelarga yang sakit
NO KRITERIA BOBOT PENGITUNGAN PEMBENARAN
SKOR
1 Sifat Masalah : Ny.S mengatakan sering pusing
Skala 1 1/3 x 1 = 1/3 dibagian tengkuk terasa berat, dan
Tidak sehat sukar tidur. keluarga Ny.S hanya
mengetahui penyakit Hipertensi dan
tidak tahu perawatan dan diett
Hipertensi.
2 Kemungkinan Latar belakang pendidikan Ny.S
masalah untuk 2 ½x2=1 rendah, sehingga Ny.S mengetahui
dicegah : tapi tidak mengerti tentang
Skala penyakitnya.
Sebagian
3 Potensi masalah Keluarga Ny.S belum mengerti
untuk dicegah : 1 2/3 x 1 = 2/3 tentang perawatan penyakit
Skala Hipertensi.
Cukup
4 Menonjolnya Keluarga Tn K mengatakan Ny S
masalah : 1 1/3 x 1 = 2/3 sering pusing dibagian tengkuk terasa
Skala berat, cenut-cenut seperti tertimpa
Ada masalah benda berat. dan sukar tidur Kulit
perlu ditangani tampak pucat,harus mengetahui cara
perawatan Hipertensi, dengan
memperhatikan jenis diit dan
makanan apa jasa yang dapat di
konsumsi oleh penderita Hipertensi.
Total Skor
2 1/3

40
III. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan : Gangguan penatalakanaan memelihara rumah (hygiene lingkungan) behubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
NO
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Keluarga Tn K Setelah dilakukan 1. Pengetahuan 1. Mengerti tentang O :Observasi pengetahuan keluarga tentang rumah
mengatakan implementasi Keluarga Tn Kdapat menjelaskan dan pengertian dan sehat.
sering pusing keperawatan menyebutkan pengertian rumah sehat perawatan rumah
dibagian yang selama 2 2. Sikap sehat. N:
tengkuk terasa hari.Keluarga Tn Keluarga Tn Kmampu mengambil sikap 2. Mampu 6. berikan penjelasan tentang Rumah sehat.
berat, cenut- K mengetahui dan bekerja sama dalam mengubah memanfaatkan 7. Diskusikan dengan keluarga cara merubah
cenut seperti cara perawatan lingkuangan rumah menjadi lebih ventilasi yang ada. lingkungan yang lebih baik
tertimpa benda kesehatan bersih. 3. Mampu menanta 8. adakan pembersihan lingkungan sekirat
berat. dan sukar lingkungan 3. Perilaku rumah dengan baik. rumah.
tidur Kulit rumah. Keluarga Tn K mampu menata 4. Mampu dalam 9. diskusikan Bersama keluarga tentang
tampak lingkungan luar dan dalam rumah pemeliharaan penataan dan pemanfaatan ventilasi rumah
pucat,diharapka dengan baik dan rapi, serta kesehatan yaitu dalam yang baik.
n mampu memanfaatkan ventilasi yang ada. perawatan hewan 10. diskusikan penataan hewan ternak di luar
memelihara ternak di laur rumah. rumah
kesehatan E : Berikan edukasi tentang rumah sehat
lingkungan C : Kolaborasi dengan seluruh anggota keluarga
rumah yang dalam memodifikasi lingkungan
sehat.

41
Diagnosa Keperawatan : Defisit penegetauan pada keluarga Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
NO
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
2 Keluarga Tn .N Setelah dilakukan 1. Pengetahuan 1. Mengerti tentang diit O:
terkhusu Tn.N implementasi Keluarga Tn.N dapat menjelaskan dan dan perawatan 1. Observasi tingkat
diharapkan keperaatan menyebutkan makanan sehat bagi Hipertensi pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
mengkonsumsi selama 2 penderita Hipertensi 2. Mampu menyebutkan 2. Observasi tentang
makanan sesuai hariKeluarga Tn 2. Sikap menu makanan yang keinginan keluarga untuk berubah menjadi lebih
dengan diet yang Kmengetahui Keluarga Tn.N dapat memberikan harus di hindari baik
sehat bagi cara perawatan dukungan atas upaya yang dilakukan 3. Mampu menyebutkan N:
penderita dan mampu untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi menu makanan yang 3. Diskusikan dengan keluarga tentang sumber-
Hipertensi. menyediakan diit sesuai dengan diit sehat bagi penderita baik untuk penderita sumber asupan makanan yang diperoleh oleh
yang sehat bagi Hipertensi Hipertensi. keluarga
Ny. S. 3. Perilaku 4. Mampu menyediakan 4. Diskusikan dengan keluarga tentang perawatan
Keluarga Tn N mampu menyediakan menu makanan yang dan diet yang dianjurkan dan yang di hindari
makanan yang sesuai dengan diit sesuai dengan diet oleh penderita Hipertensi
Hipertensi dan anak dapat mendukung Hipertensi E : Memberikan edukasi tentang penyakit
penyediaan menu sehat bagi penderita hipertensi.
Hipertensi C : Berkolaborasi dengan keluarga dalam
mendukungan dan dorongan keluarga untuk
mengubah pola hidup menjadi lebih baik

42
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluuarga yang sakit

TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI


NO
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
3 Keluarga Tn N Setelah dilakukan 1. Pengetahuan 1. Mengerti tentang O:
terkhusus Tn.N implementasi Keluarga Tn N dapat menjelaskan dan nyeri 3. Observasi tingkat pengetahuan keluarga tentang
diharapkan keperaatan menyebutkan nyer serta penyebabnya 2. Mampu menyebutkan nyeri
dapat selama 2 hari 2. Sikap penyebab nyeri 4. Observasi tentang keinginan keluarga untuk
mengontrol Keluarga Tn N Keluarga Tn N dapat memberikan 3. Mampu menyebutkan berubah menjadi lebih baik
nyeri mengetahui cara dukungan atas upaya yang dilakukan cara manjemen nyeri N:
perawatan nyeri untuk mengurangi masalah nyeri 4. Mampu melakuan 5. Diskusikan dengan keluarga tentang sumber-
dengan 3. Perilaku manjemen nyeri sumber nyeri yang dialami
menggunkn Keluarga Tn K mampu melaku kan 6. Diskusikan dengan keluarga tentang apa yang
manajemen nyeri manajemen nyeri untuk mengurangi menyebabkan nyeri terjadi
masalah yang diderita oleh dirinya E : Memberikan edukasi tentang manajemen nyeri
sendiri. C : Berkolaborasi dengan keluarga dalam
mendukungan dan dorongan keluarga untuk
melakuan manajemen nyeri

43
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN KELUARGA /TANGGAL TANGAN
1 Hambatan Pemeliharaan Kesehatan behubungan dengan Kamis 1. Mengobservasi pengetahuan keluarga tentang rumah sehat. Ida Rhosida
ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan 04 juni 2020 2. Memberikan penjelasan tentang Rumah sehat.
ditandai dengan Keluarga Tn. Kmengatakan Ny S menyapu 3. Mendiskusikan dengan keluarga cara merubah lingkungan
rumah 1x sehari, dan jarang menata rumah bagian garasi dan yang lebih baik
menurutnya tidak terpengaruh terhadap kesehatan,Ventilasi ada 4. Mengadakan pembersihan lingkungan sekirat rumah.
tapi tidak dimanfaatkan serta jendela tidak pernah 5. Mendiskusikan Bersama keluarga tentang penataan dan
dibuka,Penataan garasi berantakan , Banyak terdapat kendang pemanfaatan ventilasi rumah yang baik.
burung didalam garasi,Pencahayaan remang-remang,Rumah 6. Mendiskusikan penataan hewan ternak di luar rumah
bagian luar tampak kurang rapi. 7. Memberikan edukasi tentang rumah sehat
8. Mengkolaborasi dengan seluruh anggota keluarga dalam
memodifikasi lingkungan

2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan Kamis 1. Mengobservasi tingkat pengetahuan keluarga tentang Ida Rhosida
keluarga mengenal masalah kesehatan ditandai dengan Ny. S 04 Juni 2020 Hipertensi
mengatakan tidak mengerti Tentang Penyakit Hipertensi, Ny.S 2. Mengobservasi tentang keinginan keluarga untuk berubah
mengatakan sering pusing dibagian tengkuk terasa berat, cenut- menjadi lebih baik
cenut seperti tertimpa benda berat. dan susah tidur, Kulit 3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang sumber-sumber
tampak pucat, Pasien sering mengonsumsi makanan yang asupan makanan yang diperoleh oleh keluarga
mengandung santan, Ny.S mengatakan kadang minum kopi 4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan diet
sehari sekali. Tidak rutin minum obat dan kontol ke Rs. BB yang dianjurkan dan yang di hindari oleh penderita
turun (BB sebelum 50 kg, BB : 45 kg)Hasil pemeriksaan Hipertensi
Kolesterol: 115 mg/dLTampak cemas, TTV: TD : 160/90 5. Memberikan edukasi tentang penyakit hipertensi.
mmHg, N : 22 x/ menit P : 85 x/ menit, Ny. S tampak bertanya- 6. Mengkolaborasi dengan keluarga dalam mendukungan dan
tanya tentang penyakit hipertensi apakah berbahaya? dorongan keluarga untuk mengubah pola hidup menjadi
lebih baik

44
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN KELUARGA /TANGGAL TANGAN

3 Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Kamis 1. Observasi tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri Ida Rhosida
merawata anggota kelarga yang sakit yang ditandai dengan Ny 04 Juni 2020 2. Observasi tentang keinginan keluarga untuk berubah
S Mengatakan Ny.S mengatakan sering pusing dibagian menjadi lebih baik
tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti tertimpa benda berat. 3. Diskusikan dengan keluarga tentang sumber-sumber nyeri
dan sukar tidur Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, N : 22 yang dialami
x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri 4 4. Diskusikan dengan keluarga tentang apa yang
menyebabkan nyeri terjadi
5. Memberikan edukasi tentang manajemen nyeri
6. Berkolaborasi dengan keluarga dalam mendukungan dan
dorongan keluarga untuk melakuan manajemen nyeri

NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA


KEPERAWATAN KELUARGA /TANGGAL TANGAN
1 Hambatan Pemeliharaan Kesehatan behubungan dengan Jumat 1. Menanyakan keluarga apakah sudah memberikan Ida Rhosida
ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan 05 Juni 2020 pembersihan lingkungan sekitar rumah.
ditandai dengan Keluarga Tn. K mengatakan Ny S menyapu 2. Mendiskusikan kembali Bersama keluarga tentang penataan
rumah 1x sehari, dan jarang menata rumah bagian garasi dan dan pemanfaatan ventilasi rumah yang baik.
menurutnya tidak terpengaruh terhadap kesehatan,Ventilasi ada
tapi tidak dimanfaatkan serta jendela tidak pernah
dibuka,Penataan garasi berantakan , Banyak terdapat kendang
burung didalam garasi,Pencahayaan remang-remang,Rumah
bagian luar tampak kurang rapi.

45
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN KELUARGA /TANGGAL TANGAN

2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan Jumat 1. Menyakan kembali apakah Ida Rhosida
keluarga mengenal masalah kesehatan ditandai dengan Ny. S 05 Juni 2020 keluarga sudah mengerti keluarga sumber-sumber asupan
mengatakan tidak mengerti Tentang Penyakit Hipertensi, Ny.S makanan yang diperoleh oleh keluarga
mengatakan sering pusing dibagian tengkuk terasa berat, cenut- 5 2. Menanyakan kembali apakah keluarga sudah memahami
cenut seperti tertimpa benda berat. dan susah tidur, Kulit dan menerapkan diet hipertensi yang sudah diajarkan
tampak pucat, Pasien sering mengonsumsi makanan yang
mengandung santan, Ny.S mengatakan kadang minum kopi
sehari sekali. Tidak rutin minum obat dan kontol ke Rs. BB
turun (BB sebelum 50 kg, BB : 45 kg)Hasil pemeriksaan
Kolesterol: 115 mg/dLTampak cemas, TTV: TD : 160/90
mmHg, N : 22 x/ menit P : 85 x/ menit, Ny. S tampak bertanya-
tanya tentang penyakit hipertensi apakah berbahaya?
3 Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Jumat 1. Menanyakan kepada Ida Rhosida
merawata anggota kelarga yang sakit yang ditandai dengan Ny 05 Juni 2020 keluarga sumber nyeri apa yang terjadi pada Ny.S
S Mengatakan Ny.S mengatakan sering pusing dibagian 2. Menanyakan kepada
tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti tertimpa benda berat. 5 keluarga apa yang menjadi penyebab
dan sukar tidur Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, N : 22 3. Menanyakan apakah
x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri 4 keluarga bisa melakukan manajemen nyeri

NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA


KEPERAWATAN KELUARGA /TANGGAL TANGAN
1 Hambatan Pemeliharaan Kesehatan behubungan dengan Sabtu 1. Menayakan kepada keluarga bagaimana penataan hewan Ida Rhosida
ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan 6 Juni 2020 ternak di luar rumah
ditandai dengan Keluarga Tn. Kmengatakan Ny S menyapu 6 2. Menanyakan kepada keluarga apakah sudah melakukan

46
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN KELUARGA /TANGGAL TANGAN
rumah 1x sehari, dan jarang menata rumah bagian garasi dan pembersihan kendang hewan peliharaan setiap pagi secara
menurutnya tidak terpengaruh terhadap kesehatan,Ventilasi ada rutin.
tapi tidak dimanfaatkan serta jendela tidak pernah
dibuka,Penataan garasi berantakan , Banyak terdapat kendang
burung didalam garasi,Pencahayaan remang-remang,Rumah
bagian luar tampak kurang rapi.
2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan Kamis Ida Rhosida
keluarga mengenal masalah kesehatan ditandai dengan Ny. S 6 Juni 2020 1. Berikan dukungan dan dorongan kepada keluarga untuk
mengatakan tidak mengerti Tentang Penyakit Hipertensi, Ny.S 7 mengubah pola hidupnya menjadi lebih baik
mengatakan sering pusing dibagian tengkuk terasa berat, cenut- 2. Menanyakan kembali kepada keluarga hal apa yang belum
cenut seperti tertimpa benda berat. dan susah tidur, Kulit dimengerti
tampak pucat, Pasien sering mengonsumsi makanan yang
mengandung santan, Ny.S mengatakan kadang minum kopi
sehari sekali. Tidak rutin minum obat dan kontol ke Rs. BB
turun (BB sebelum 50 kg, BB : 45 kg)Hasil pemeriksaan
Kolesterol: 115 mg/dLTampak cemas, TTV: TD : 160/90
mmHg, N : 22 x/ menit P : 85 x/ menit, Ny. S tampak bertanya-
tanya tentang penyakit hipertensi apakah berbahaya?
3 Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Kamis 1. Berkolaborasi dengan keluarga Ida Rhosida
merawata anggota kelarga yang sakit yang ditandai dengan Ny 06 Juni 2020 dalam mendukungan dan dorongan keluarga untuk
S Mengatakan Ny.S mengatakan sering pusing dibagian melakuan manajemen nyeri
tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti tertimpa benda berat.
dan sukar tidur Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, N : 22
x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri 4

V. EVALUASI

47
NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KELUARGA TANGAN
1 Kamis Hambatan Pemeliharaan Kesehatan 1. Pengetahuan S : Keluarga Tn Kmengatakan sudah memahami tentang Ida Rhosida
04 Juni 2020 behubungan dengan ketidakmampuan Keluarga Tn K dapat menjelaskan cara memelihara rumah sehat,
keluarga dalam memodifikasi lingkungan dan menyebutkan pengertian O:
ditandai dengan Keluarga Tn. rumah sehat 1) Ny. S dan keluarga dapat mengungkapkan
Kmengatakan Ny S menyapu rumah 1x 2. Sikap kembali ciri- ciri rumah sehat dan cara merawat
sehari, dan jarang menata rumah bagian Keluarga Tn K bekerja sama rumah agar bersih dan rapi.
garasi dan menurutnya tidak terpengaruh dalam mengubah lingkuangan 2) Ny. S dan keluarga bergotong royong untuk
terhadap kesehatan,Ventilasi ada tapi rumah menjadi lebih bersih. membersihkan rumah.
tidak dimanfaatkan serta jendela tidak 3. Perilaku 3) Ny. S dan keluarga sudah mulai memanfaatkan
pernah dibuka,Penataan garasi berantakan Keluarga Tn K mampu menata ventilasi yang ada.
, Banyak terdapat kendang burung lingkungan luar dan dalam rumah 4) Ny. S dan keluarga setiap pagi membersihkan
didalam garasi,Pencahayaan remang- dengan baik dan rapi, serta kandang hewan peliharaan dan menata hewan
remang,Rumah bagian luar tampak memanfaatkan ventilasi yang ada peliharaan seperti burung diluar rumah.
kurang rapi. A : Tujuan tercapai masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 Kamis Defisit pengetahuan berhubungan dengan 1. Pengetahuan S : Keluarga Tn K mengatakan sudah memahami tentang Ida Rhosida
04 Juni 2020 ketidakmampuan keluarga mengenal Keluarga Tn K dapat menjelaskan cara perawatan Hipertensi, serta akan rutin konrol dan
masalah kesehatan ditandai dengan Ny. S dan menyebutkan makanan sehat minum obat secara rutin.
mengatakan tidak mengerti Tentang bagi penderita Hipertensi
Penyakit Hipertensi, Ny.S mengatakan 2. Sikap O:
sering pusing dibagian tengkuk terasa Keluarga Tn K dapat memberikan 1) Ny. S dan keluarga dapat menyebutkan kembali
berat, cenut-cenut seperti tertimpa benda dukungan atas upaya yang tanda dan gejala hipertensi, cara perawatan
berat. dan susah tidur, Kulit tampak pucat, dilakukan untuk pemenuhan keluarga dengan Hipertensi yaitu memperhatikan
Pasien sering mengonsumsi makanan kebutuhan nutrisi sesuai dengan pola makan, menghindari makanan yang
yang mengandung santan, Ny.S diit sehat bagi penderita Hipertensi mengandung santan, dan makanan asin.
mengatakan kadang minum kopi sehari 3. Perilaku 2) Menghindari stress yang berlebihan
sekali. Tidak rutin minum obat dan kontol Keluarga Tn K mampu 3) Keluarga mampu menyiapkan makanan yang di
ke Rs. BB turun (BB sebelum 50 kg, BB : menyediakan makanan yang sesuai anjurkan untuk pasien Hipertensi.

48
NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KELUARGA TANGAN
45 kg)Hasil pemeriksaan Kolesterol: 115 dengan diit Hipertensi dan anak
mg/dLTampak cemas, TTV: TD : 160/90 dapat mendukung penyediaan A : Tujuan tercapai masalah teratasi
mmHg, N : 22 x/ menit P : 85 x/ menit, menu sehat bagi penderita P : Intervensi dilanjutkan
Ny. S tampak bertanya-tanya tentang Hipertensi.
penyakit hipertensi apakah berbahaya?

3. Kamis Nyeri akut berhubungan dengan Pengetahuan S : Keluarga Tn Kmengatakan sudah memahami tentang Ida Rhosida
04 Juni 2020 ketidakmampuan keluarga merawata 1. Keluarga Tn K dapat menjelaskan S : Keluarga sudah mengetahui cara mengontol nyeri
anggota kelarga yang sakit yang ditandai dan menyebutkan nyer serta O : Keluarga sudah dapat mengontrol nyeri
dengan Ny S Mengatakan Ny.S penyebabnya A : Masalah teratasi sebagian
mengatakan sering pusing dibagian 2. Sikap P : Intervensi dilanjutkan
tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti Keluarga Tn K dapat memberikan
tertimpa benda berat. dan sukar tidur dukungan atas upaya yang
Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, dilakukan untuk mengurangi
N : 22 x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri masalah nyeri
4 3. Perilaku
Keluarga Tn K mampu melakkan
manajemen nyeri untuk
mengurangi masalah yang
diderita Ny. S

NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA


TANGGAL KELUARGA TANGAN
1 Jumat Hambatan Pemeliharaan Kesehatan 1. Pengetahuan S : Keluarga sudah memahami tentang rumah sehat Ida Rhosida
05 Juni 2020 behubungan dengan ketidakmampuan Keluarga Tn K dapat menjelaskan O :
keluarga dalam memodifikasi lingkungan dan menyebutkan pengertian 1. Ny. S dan keluarga sudah mulai memanfaatkan
ditandai dengan Keluarga Tn. Kmengatakan rumah sehat ventilasi yang ada.
2. Sikap 2. Ny. S dan keluarga setiap pagi membersihkan

49
NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KELUARGA TANGAN
Ny S menyapu rumah 1x sehari, dan jarang Keluarga Tn K bekerja sama kandang hewan peliharaan dan menata hewan
menata rumah bagian garasi dan menurutnya dalam mengubah lingkuangan peliharaan seperti burung diluar rumah.
tidak terpengaruh terhadap rumah menjadi lebih bersih. A : Tujuan tercapai masalah teratasi
kesehatan,Ventilasi ada tapi tidak 3. Perilaku P : Intervensi dilanjutkan lanjtkan
dimanfaatkan serta jendela tidak pernah Keluarga Tn K mampu menata
dibuka,Penataan garasi berantakan , Banyak lingkungan luar dan dalam rumah
terdapat kendang burung didalam dengan baik dan rapi, serta
garasi,Pencahayaan remang-remang,Rumah memanfaatkan ventilasi yang ada
bagian luar tampak kurang rapi

2 Jumat Defisit pengetahuan berhubungan dengan 2. S : Keluarga Tn Kmengatakan sudah memahami Ida Rhosida
05 Juni 2020 ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Keluarga Tn K dapat menjelaskan tentang cara perawatan Hipertensi
kesehatan ditandai dengan Ny. S mengatakan dan menyebutkan makanan sehat
tidak mengerti Tentang Penyakit Hipertensi, bagi penderita Hipertensi O:
Ny.S mengatakan sering pusing dibagian 2. Sikap 1. Ny. S dan keluarga
tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti Keluarga Tn K dapat memberikan dapat menyebutkancara perawatan keluarga
tertimpa benda berat. dan susah tidur, Kulit dukungan atas upaya yang dengan Hipertensi
tampak pucat, Pasien sering mengonsumsi dilakukan untuk pemenuhan 2. Menghindari stress
makanan yang mengandung santan, Ny.S kebutuhan nutrisi sesuai dengan diit yang berlebihan .
mengatakan kadang minum kopi sehari sekali. sehat bagi penderita Hipertensi
Tidak rutin minum obat dan kontol ke Rs. BB 3. Perilaku A : Tujuan tercapai masalah teratasi sebagian
turun (BB sebelum 50 kg, BB : 45 kg)Hasil Keluarga Tn K mampu P : Intervensi dilanjutkan
pemeriksaan Kolesterol: 115 mg/dLTampak menyediakan makanan yang sesuai
cemas, TTV: TD : 160/90 mmHg, N : 22 x/ dengan diit Hipertensi dan anak
menit P : 85 x/ menit, Ny. S tampak bertanya- dapat mendukung penyediaan menu
tanya tentang penyakit hipertensi apakah sehat bagi penderita Hipertensi.
berbahaya?
3. Sabtu Nyeri akut berhubungan dengan 1. Pengetahuan S : Keluarga Tn. Kmengatakan sudah memahami Ida Rhosida
05 Juni 2020 ketidakmampuan keluarga merawata anggota Keluarga Tn K dapat menjelaskan tentang cara mengontol nyeri

50
NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KELUARGA TANGAN
kelarga yang sakit yang ditandai dengan Ny S dan menyebutkan nyer serta O : Keluarga sudah dapat mengontrol nyeri
Mengatakan Ny.S mengatakan sering pusing penyebabnya A : Masalah teratasi sebagian
dibagian tengkuk terasa berat, cenut-cenut 2. Sikap P : Intervensi dilanjutkan
seperti tertimpa benda berat. dan sukar tidur Keluarga Tn K dapat memberikan
Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, N : dukungan atas upaya yang
22 x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri 4 dilakukan untuk mengurangi
masalah nyeri
3. Perilaku
Keluarga Tn K mampu melakkan
manajemen nyeri untuk
mengurangi masalah yang diderita
Ny. S

NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA


TANGGAL KELUARGA TANGAN
1 Sabtu Hambatan Pemeliharaan Kesehatan 1. Pengetahuan S : Keluarga sudah memahami tentang rumah sehatdan Ida Rhosida
06 Juni 2020 behubungan dengan ketidakmampuan Keluarga Tn K dapat menjelaskan dan cara merawat rumah dan lingkngan sehat
keluarga dalam memodifikasi lingkungan menyebutkan pengertian rumah sehat O:
ditandai dengan Keluarga Tn. 2. Sikap 1. Ny. S dan keluarga sudah mulai memanfaatkan
Kmengatakan Ny S menyapu rumah 1x Keluarga Tn K bekerja sama dalam ventilasi yang ada.
sehari, dan jarang menata rumah bagian mengubah lingkuangan rumah 2. Ny. S dan keluarga setiap pagi membersihkan
garasi dan menurutnya tidak terpengaruh menjadi lebih bersih. kandang hewan peliharaan dan menata hewan
terhadap kesehatan,Ventilasi ada tapi 3. Perilaku peliharaan seperti burung diluar rumah.
tidak dimanfaatkan serta jendela tidak Keluarga Tn K mampu menata A : Tujuan tercapai masalah teratasi
pernah dibuka,Penataan garasi berantakan lingkungan luar dan dalam rumah P : Intervensi dilanjutkan mandiri.
,Banyak terdapat kendang burung didalam dengan baik dan rapi, serta
garasi,Pencahayaan remang- memanfaatkan ventilasi yang ada

51
NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KELUARGA TANGAN
remang,Rumah bagian luar tampak
kurang rapi
2 Jumat Defisit pengetahuan berhubungan dengan 1. Pengetah S : Keluarga Tn Kmengatakan sudah memahami tentang Ida Rhosida
06 Juni 2020 ketidakmampuan keluarga mengenal uan cara perawatan Hipertensidan diit hipertensi
masalah kesehatan ditandai dengan Ny. S Keluarga Tn Kdapat menjelaskan dan
mengatakan tidak mengerti Tentang menyebutkan makanan sehat bagi O:
Penyakit Hipertensi, Ny.S mengatakan penderita Hipertensi 1. Ny. S dan keluarga dapat menyebutkan cara
sering pusing dibagian tengkuk terasa 2. Sikap perawatan keluarga dengan Hipertensi
berat, cenut-cenut seperti tertimpa benda Keluarga Tn Kdapat memberikan 2. Menghindari stress yang berlebihan
berat. dan susah tidur, Kulit tampak pucat, dukungan atas upaya yang dilakukan
Pasien sering mengonsumsi makanan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi A : Tujuan tercapai masalah teratasi
yang mengandung santan, Ny.S sesuai dengan diit sehat bagi penderita P : Intervensi dihentikan
mengatakan kadang minum kopi sehari Hipertensi
sekali. Tidak rutin minum obat dan kontol 3. Perilaku
ke Rs. BB turun (BB sebelum 50 kg, BB : Keluarga Tn K mampu menyediakan
45 kg)Hasil pemeriksaan Kolesterol: 115 makanan yang sesuai dengan diit
mg/dLTampak cemas, TTV: TD : 160/90 Hipertensi dan anak dapat mendukung
mmHg, N : 22 x/ menit P : 85 x/ menit, penyediaan menu sehat bagi penderita
Ny. S tampak bertanya-tanya tentang Hipertensi.
penyakit hipertensi apakah berbahaya?

3. Sabtu Nyeri akut berhubungan dengan 1. Pengetah S : Keluarga Tn. Kmengatakan sudah memahami tentang Ida Rhosida
06 Juni 2020 ketidakmampuan keluarga merawata uan cara mengontol nyeri
anggota kelarga yang sakit yang ditandai Keluarga Tn K dapat menjelaskan dan O : Keluarga sudah dapat mengontrol nyeri dan dapat
dengan Ny S Mengatakan Ny.S menyebutkan nyer serta penyebabnya mengatasi penyebab nyeri
mengatakan sering pusing dibagian 2. Sikap A : Masalah teratasi
tengkuk terasa berat, cenut-cenut seperti Keluarga Tn K dapat memberikan P : Intervensi dihentikan
tertimpa benda berat. dan sukar tidur dukungan atas upaya yang dilakukan
Kulit tampak pucat,TD : 160/90 mmHg, untuk mengurangi masalah nyeri

52
NO HARI / DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KELUARGA TANGAN
N : 22 x/ menit : 85 x/ menit, Skala Nyeri 3. Perilaku
4 Keluarga Tn K mampu melakkan
manajemen nyeri untuk mengurangi
masalah yang diderita Ny. S

53
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melaluipertalian darah, adopsi dan perkawinan. Dalam keluarga sangat
penting untuk menjaga dan memelihara kesehatan keluarga, salah satunya
adalah penyakit Hipertensi yang sangat umum dikalangan masyarakat.
Hipertensi merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.
Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal,
stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan. Maka
dari itu di harapkan keluarga dapat menjaga kesehatan dan membiasakan diri
menjaga pola hidup sehat, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di
penyedia layanan kesehatan terdekat.

4.2 Saran
1. Bagi Keluarga
a) Keluarga diharapkan dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang
telah diberikan antara lain tentang Rumah Sehat dan penyakit
Hipertensi
b) Keluarga diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan untuk
mengetahui status kesehatnnya secara rutin.
2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa Keperawatan diharapkan dapat melakukan pendidikan
kesehatan sesuai masalah kesehatan yang ditemui pada penderita penyakit
Hipertensi sehingga derajat kesehatan mengalami peningkatan.

54
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang Rumah Sehat


Sasaran : Ny. S dan Keluarga
Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi
Media : Leaflet
Waktu : 20 menit
Tempat : Di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
Hari dan tanggal : Jumat, 04 Juni 2020 s/d Sabtu, 06 Juni 2020

A. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )


Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan Ny. S dan keluarga mampu
memahami apa itu rumah sehat.

B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )


Setelah mengikuti proses penyuluhan, masyarakat diharapkan mampu:
1. Memahami apa itu rumah sehat
2. Memahami apa saja syarat rumah sehat

C. Materi
1. Pengertian rumah sehat
2. Syarat-syarat rumah sehat (Materi selengkapnya terlampir )

D. Metode yang Digunakan


1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Bahan atau Alat Media


1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Kegitan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan a. Mengucapkan a. Menjawab 3 Menit
salam salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri danmemperhati
c. Menyampaikan kan
maksud dan c. Mendengarkan
tujuan dan
memperhatikan

55
2 Penyajian a. Menjelaskan apa a. Mendengarkan
materi itu rumah sehat dan
b. Menjelaskan memperhatikan
syarat / indikator 30 Menit
rumah sehat b. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3 Evaluasi a. Menyimpulkan a. Mendengarkan
isi penyuluhan dan
b. Memberi memperhatikan
kesempatan pada 10 Menit
peserta untuk b. Bertanya.
bertanya

4 Penutup a. Menyampaikan a. Mendengarkan


saran sekaligus
menutup
2 Menit
penyuluhan b. Menjawab
b. Mengucapkan salam
salam

G. Evaluasi
Metode evaluasi
1. Tanya jawab

56
LAMPIRAN:
RUMAH SEHAT

A. Pengertian rumah sehat


Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang
disebut rumah. Rumah berfungsi sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul
dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung dan
menyimpan barang berharga, dan rumah juga merupakan status lambang sosial (Mukono,
2018).

B. Syarat rumah sehat


1. Jamban yang sehat
Jamban dapat dikatakan sehat bila memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Tidak mencemari air
1) Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum,
dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat
atau diplester
2) Jarak lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter
3) Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air
kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur
4) Tidak buang air besar di selokan, empang, danau sungai dan laut
b. Tidak mencemari permukaan tanah
1) Tidak buang air besar di sembarang tempat, seperti kebun,
pekarangan, dekat sungai, atau dekat mata air
2) Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras
kotorannya, kemudian kotoran ditimbun dalam lubang galian
c. Bebas dari serangga
1) Jika menggunakan bak atau penampung air, sebaiknya dikuras setiap
minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk
demam berdarah
2) Banguan jamban harus terang. Ruangan yang gelap bias menjadi
sarang nyamuk
3) Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah tempat
bersarangnya kecoa atau serangga lainnya
4) Lantai jamban harus selalu bersih dan kering
d. Tidak menimbulkan baud an nyaman digunakan
1) Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup
setiap selesai digunakan

57
2) Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan leher angsa harus
tertutup rapat oleh air
3) Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi
untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
e. Aman digunakan
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman bamboo atau bahan
penguat lain yang terdapat di daerah tersebut
f. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya
1) Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang kotoran
2) Jangan membuang plastic,putung rokok, atau benda lain ke saluran
kotoran karena dapat menyumbat saluran
3) Jangan mengalirkan air cucian ke arah saluran atau lubang kotoran
karena jamban akan cepat penuh
g. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
1) Jamban harus berdinding dan berpintu
2) Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya
terhindar dari kehujanan dan kepanasan
2. Sarana air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum yang berasal dari penyediaan air minum (Dep Kes
RI,2002).
Yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank,
tempat pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.
b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air,yaitu
dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur
c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau
perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.
d. Jumlah air bersih 60liter/hari/orang
3. Tempat pembuangan sampah
Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan
adalah:
a. Penyimpanan setempat (onsite storage)
Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya tikus,
lalat dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh
karena itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.

58
b. Pengumpulan sampah
Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung
pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau
oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real
estate misalnya. Keberlanjutan dan keteraturan pengambilan sampah ke
tempat pengumpulan merupakan jaminan bagi kebersihan lingkungan
pemukiman.
4. Sarana pembuangan air limbah
Sumber air limbah yang lazim dikenal adalah :
a. Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur.
b. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam renang
c. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat
d. berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan,
dan lain sebagainya.
Sarana yang memenuhi syarat adalah bangunan dilengkapi dengan saringan
kerikil, ijuk dan penutup untuk mengurangi kadar polutan dan memberi waktu
purifikasi. SPAL, sarana penampungan air limbah yang konstruksinya berupa
kolam/sumur dengan dinding beton/plesteran semen yg dilengkapi dengan
saringan berupa batu kerikil dan atausabut/bahan saringan sejenis yang berfungsi
menyaring air limbah agar tidak mencemari air tanah.
5. Ventilasi rumah baik
Agar dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak
jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari
rintangan-rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-
kurangnya sama 1/10 dari luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas
jendela/lubang itu harus dapat dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas
kearah atas sampai setinggi minimal 1,95 diatas permukaan lantai. Diberi lubang
hawa atau saluran angin pada ban atau dekat permukaan langit-langit (ceiling)
yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5% dari luas lantai yang bersangkutan.
Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat dengan langit-langit bergua sekali
untuk mengluarkan udara panas dibagian atas dalam ruangan tersebut.
6. Kepadatan rumah harus sesuai
Adapun syarat-syarat pembagian ruangan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Adanya pemisah yang baik antara ruangan kamar tidur kepala keluarga (suami
istri) dengan kamar tidur anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan,
terutama anak-anak yang sudah dewasa.
2. Memilih tata ruangan yang baik, agar memudahkan komunikasi dan
perhubungan antara ruangan didalam rumah dan juga menjamin kebebasan
dan kerahasiaan pribadi masing-masing terpenuhi.

59
3. Tersedianya jumlah kamar/ruangan kediaman yang cukup dengan luas lantai
sekurang-kurangnya 6 m2agar dapat memenuhi kebutuhan penghuninya untuk
melakukan kegiatan kehidupan.
7. Lantai
Lantai rumah tidak berdebu ketika musim kemarau, tidak basah ketika musim
hujan dan tidak lembab agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur dan kuman.
8. Pencahayaan
Penerangan ini dapat diperoleh dengan pengaturan cahaya buatan dan cahaya
alam.
a. Pencahayaan alam
Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam
ruangan melalaui jendela, celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka.
Sinar sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun
tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya alam yang memenuhi
syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur mnurut WHO 60-120
Lux. Suatu cara untuk menilai baik atau tidaknya penerangan alam yang
terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :
1) Baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil.
2) Cukup, bila samar-samar membaca huruf kecil.
3) Kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca.
4) Buruk, bila sukar membaca huruf besar.
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan
oleh letak dan lebar jendela. Untuk memperoleh jumlah cahaya matahari
pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela kamar tidur menghadap ke
timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai luas 10-20 % dari
luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20 % dapat menimbulkan kesilauan
dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan
suasana gelap dan pengap.
b. Pencahayaan buatan
Penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih system
penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat
menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen
(neon) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena
pada penerangan yang relatif rendah mampu menghasilkan cahaya yang baik
bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan
lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan
beberapa lampu neon.
Untuk penerangan malam hari alam ruangan terutama untuk ruang baca dan
ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 lux sama dengan 10 watt
lampu TL,atau 40 watt dengan lampu pijar.

60
9. Atap
a. Rapat air serta padat dan Letaknya tidak mudah bergeser
b. Tidak mudah terbakar dan bobotnya ringan dan tahan lama
Bentuk atap yang biasa digunakan ialah bentuk atap datar dari konstruksi beton
bertulang dan bidang atap miring dari genteng, sirap, seng gelombang atau asbes
semen gelombang. Pada bidang atap miring mendaki paling banyak digunakan
penutup/atap genteng karena harga rumah dan cukup awet.

61
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi


Sasaran : Keluarga Tn K
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Leaflet
Waktu : 20 menit
Tempat : Di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
Hari dan tanggal : Jumat, 04 Juni 2020 s/d Sabtu, 06 Juni 2020

A. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ny. S dan keluarga
dapat memahami tentang penyakit Hipertensi.

B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian penyakit Hipertensi
2. Penyebab penyakit Hipertensi
3. Tanda dan gejala penyakit Hipertensi
4. Komplikasi penyakit Hipertensi
5. Pencegahan penyakit Hipertensi
6. Diit penyakit Hipertensi
7. Cara mengendalikan penyakit Hipertensi

C. SASARAN
Di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung, Kabupaten
Tulungagung

D. MATERI
4. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik – diastolik yang tidak
normal. Batas sistolik 140 – 190 mmHg dan diastolik 90 – 95 mmHg yang
merupakan garis batas hipertensi.

62
Optimal < 120/80 mmHg
Normal < 130/85 mmHg
Normal Tinggi 130-139/85-89 mmHg
Hipertensi Derajat 1 > 140-159/90-99 mmHg
Hipertensi Derajat 2 160-179/100-109 mmHg
Hipertensi Derajat 3 > 180/110 mmHg

5. Penyebab Hipertensi
a. Tidak diketahui penyebabnya (hipertensi primer) :
Faktor resiko :
1. Ras/ suku bangsa
2. Umur
3. Konsumsi kalori yang berlebihan (obesitas)
4. Asupan garam yang tinggi
5. Riwayat hipertensi dalam keluarga
6. Stress
7. Kebiasaan merokok
8. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol
b. Disebabkan oleh penyakit lain (hipertensi sekunder) :
1. Penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal
2. Penyakit sistem persarafan
3. Tumor otak
4. Encephalitis
5. Kehamilan obat – obatan tertentu : misal; estrogen, glukokortikoid.
6. Dll.

6. Tanda dan Gejala Hipertensi


1) Pusing
2) Rasa berat ditengkuk
3) Sukar tidur
4) Rasa mudah lelah
5) Mual muntah
6) Sesak nafas
7) Telingan berdenging
8) Mata berkunang-kunang
9) Mimisan

63
7. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi
1. Pada Jantung : jika terjadi
vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat menyebabkan sakit
lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan
kematian yang mendadak.
2. Pada Otak : jika aliran darah pada
otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa menyebabkan pusing. Jika
penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah pada otak ( Stroke )
3. Pada Mata (Penglihatan) :
penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol
dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan
mata kabur.
4. Pada Ginjal : suplai darah vaskuler
pada ginjal turun mentbabkan terjadi penumpukan produk sampah yang
berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.

5. Pencegahan Pada Penyakit Hipertensi


1. Pola hidup tenang atau santai, dan
berfikir sehat ( positif ). Hindari stress serta sedih berkepanjangan
2. Olahraga sesuai kemampuan dan
teratur
3. Istirahat yang cukup
4. Hindari merokok
5. Mengurangi makanan yang
mengandung banyak lemak dan garam.
6. Banyak makan buah dan sayuran
7. Berobat atau kontrol yang teratur bila
sudah lama terjangkit darah tinggi
8. Periksa sedini mungkin darah tinggi

6. Makanan Apakah Yang Diperbolehkan


Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti :
1. Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena,
terigu, gula pasir.

64
2. Kacang – kacangan dan hasil
olahannya seperti : kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang
tolo, tempe, tahu, oncom.
3. Minyak goreng, margarin tanpa garam.
4. Semua sayuran dan buah – buahan
tanpa garam
5. Semua bumbu – bumbu segar dan
kering yang tidak mengandung garam dapur.

7. Makanan Yang Tidak


Diperbolehkan
Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti ;
1. Roti, biskuit, kraker, cale dan kue lain yang
dimasak dengan garam dapur dan atau soda.
2. Jerohan, dendeng, abon, corned beaf, daging
asap, ikan asin, telur pindang, sarden, ebi, udang kering, telur asin,
telur pindang.
3. Keju, keju kacang tanah, Coklat
4. Semua sayuran dan buah yang diawetkan
dengan garam dapur.
5. Garam dapur, vetsin soda kue, kecap maggi,
terasi, saos tomat, petis, taoco.
6. Minuman berkafein, kopi the, dan bercarbon
atau mengandung soda.

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

F. MEDIA
1. Leaflet

G. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur

65
a. Ny. S dan keluarga di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
b. Ny. S dan keluarga di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung, Kabupaten Tulungagung
2. Kriteria proses
a. Warga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Warga konsentrasi mendengar penyuluhan
c. Warga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar
d. Warga dapat mendemonstrasikan dengan benar
3. Kriteria hasil
a. Pengertian penyakit Hipertensi
b. Penyebab penyakit Hipertensi
c. Tanda dan gejala penyakit Hipertensi
d. Komplikasi penyakit Hipertensi
e. Pencegahan penyakit Hipertensi
f. Diit penyakit Hipertensi
g. Cara mengendalikan penyakit Hipertensi

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan :
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran

2 10 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan Menyimak dan
materipenyuluhan secara mendengarkan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian hipertensi
2. Klasifikasi
3. Penyebab Hipertensi
4. Tanda dan gejala
hipertensi
5. Komplikasi
6. Pencegahan
7. Diet bagi penderita
hipertensi
3 5 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat Bertanya dan
untuk menjelaskan menjawab
kembali atau

66
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
menyebutkan :
1. Pengertian
hipertensi
2. Klasifikasi
3. Penyebab
Hipertensi
4. Tanda dan gejala
hipertensi
5. Komplikasi
6. Pencegahan
7. Diet bagi penderita
hipertensi
4 2 menit Penutup :
1. Mengucapkan terima  Menjawab salam
kasih dan
mengucapkan salam

67
68
69
70
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Pengkajian

71
2. Dokumentasi Penyuluhan Kesehatan

STIKES RS BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
LEMBAR BIMBINGAN ASUHAN KEPERAWATAN

Mata Kuliah : Keperawatan keluarga


Nama Mahasiswa : Ida Rhosida
NIM : 01.3.19.00411
Judul Askep : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.K Dengan Salah
Satu Anggota Keluarga Menderita Hipertensi Di RT
01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan

72
Tulungagung Kabupaten Tulungagung
Ruangan : Di RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan
Tulungagung Kabupaten Tulungagung

Tanda Tangan
No Tanggal Keterangan
Pembimbing
1 1 Juni 2020 PreConferance Lp Hipertensi

2 03 Juni 2020 Konsul Askep

3 05 Juni 2020 Konsul Revisi Askep

4 06 Juni 202 Konsul Leaflet dan SAP

5 11 Juni 2020 ACC

Kediri, 13 Juni 2020


Dosen Pembimbin

(Erva Elli Kristanti, S.Kep., Ns., M.Kep)

73
STIKES RS BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

JURNAL KEGIATAN PRAKTIK HARIAN

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga


Nama Mahasiswa : Ida Rhosida
NIM : 01.3.19.00411
Ruang : RT 01 RW 06 Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung
Kabupaten Tulungagung
Periode Praktik : 01 Juni 2020 sampai dengan 13 Juni 2020

Jam
Hari/ Nama &
Prakt Kegiatan
Tanggal TT CI
ik
Senin, 07.00 Pengarahan Praktik Keperawatan Keluarga oleh Dosen
01 Juni s.d Pembimbing
2020 selesai
1. Melakukan Pengkajian keperawatan keluarga yang
dilakukan pada keluarga Ny. S di RT 01 RW 06 Kelurahan
07.00 Sembung Kecamatan Tulungagung Kabupaten
Selasa,
s.d Tulungagung
02 Juni
selesai 2. Menyusun Laporan Pendahuluan Keluarga dan Hipertensi
2020
3. Memasukkan hasil pengkajian ke format pengkajian
keperawatan keluarga

1. Melakukan Pre Conference dengan Dosen Pembimbing


Rabu, 07.00 melalui media Edlink
03 Juni s.d 2. Menyusun rencana keperawatan sesuai kesepakatan
2020 selesai bersama pembimbing

07.00 1. Menyusun SAP, POA/HE, dan media implementasi


Kamis, s.d (leaflet).
04 Juni selesai 2. Konsultasi SAP, POA/HE, dan media implementasi
2020 (leaflet). pada dosen pembimbing

Jumat, 07.00 1. Melakukan Implementasi hari pertama pemberian


05 Juni s.d edukasi/HE tentang Rumah sehat dan Hipertensi pada Ny.
2020 selesai S
Sabtu, 07.00 1. Melakukan Implementasi hari pertama pemberian
06 Juni s.d edukasi/HE tentang Rumah sehat dan Hipertensi pada Ny.
2020 selesai S
Minggu, 07.00
07 Juni s.d OFF
2020 selesai
Senin, 07.00 1. Melakkan Evalasi pada keluarga Ny.S
08 Juni s.d 2. Mempersiapkan Seminar dan Konsultasi Seminar
2020 selesai
74
Selasa, 07.00 1. Melakukan Seminar Kasus melalui daring zoom
09 Juni s.d
2020 selesai
Rabu, 07.00 1. Revisi Askep setelah seminar
10 Juni s.d 2. Mengkonsulkan askep melalui via Email
2020 selesai
Kamis, 07.00 1. Mengkonsulkan askep melalui via Email
11 Juni s.d
2020 selesai
Jumat, 07.00 1. Ujian CBT
12 Juni s.d 2. Persiapan Pengumpulan Berkas
2020 selesai
Sabtu, 07.00 1. Pengumpulan Berkas Keperawatan Keluarga
13 Juni s.d
2020 selesai
Minggu, 07.00
14 Juni s.d Off
2020 selesai

75
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
LOG BOOK ASUHAN KEPERAWATAN

Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga


Nama Mahasiswa : Ida Rhosida
NIM : 01.3.19.00411
Periode Praktik : 01 Juni 2020 sampai dengan 13 Juni 2020

A. ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU


N ORIENTASI PRE CONFERENCE POST CONFERENCE
O Hari/Tgl Kasus Nam Hari/ Kasus Nam Hari/ Tgl Kasus Nam
a/ Tgl a/ a/
TT TT TT
CI CI CI
1 Senin, Pengarahan Praktik Rabu, Pre Conference LP dengan Senin, Post Conference LP dengan
01 Juni Keperawatan Keluarga 03 Juni masalah Hipertensi 08 Juni masalah Hipertensi
2020 Bersama Dosen 2020 2020
Pembimbing

76
B. TUGAS KELOMPOK
N JENIS TUGAS KASUS KETERANGAN
O
1. Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. S
dengan salah sat anggota keluarga menderita
Hipertensi

C. UJIAN KASUS
HARI/TANGGAL KASUS KETERANGAN

PJMK,

(Erva Elli Kristanti, S.Kep., Ns., M.Kep)

77

Anda mungkin juga menyukai