LITERATURE REVIEW
OLEH :
NIM : 01.2.17.00613
2021
PROPOSAL SKRIPSI
LITERATURE REVIEW
OLEH :
NIM : 01.2.17.00613
2021
i
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Lembar Pengesahan
Oleh :
Pembimbing Ketua
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua STIKES RS Baptis Kediri
ii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJIPROPOSAL SKRIPSI
TelahDiuji
Pada Tanggal,
PENGUJI
Mengetahui,
Kaprodi Keperawatan Program Sarjana
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Persetujuan..........................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
Daftar Tabel......................................................................................................vii
Daftar Gambar..................................................................................................viii
Daftar Lampiran................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................4
1.3 Rumusan Masalah............................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................5
1.4.1 Tujuan Umum.............................................................................5
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................5
1.5.1 Manfaat Teoritis..........................................................................5
1.5.2 Manfaat Praktis...........................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................7
2.1 Konsep Kompres Hangat.................................................................7
2.1.1. Definisi Kompres ........................................................................7
2.1.2. Definisi Terapi Kompres Hangat.................................................8
2.1.3. Prosedur Kompres Hangat...........................................................9
2.1.4. Efek Fisiologis Kompres Hangat.................................................9
2.1.5. Indikasi Kompres Hangat............................................................9
2.1.6. Kontraindikasi Kompres Hangat.................................................10
iv
2.1.7. Tujuan Kompres Hangat..............................................................10
2.1.8.Sasaran...........................................................................................10
v
4.2 Kerangka Kerja (frame work)..........................................................39
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling.......................................................39
4.3.1. Populasi ......................................................................................39
4.3.2. Kriteria Inklusi.............................................................................39
4.3.3. Jumlah Referensi.........................................................................39
4.4 Metode..............................................................................................39
4.4.1. Protocol and Registration...........................................................39
4.4.2. Eligibility Creteria.......................................................................40
4.4.3. Information Sources....................................................................40
4.4.4. Search..........................................................................................41
4.4.5. Data Collection Process..............................................................41
4.4.6. Data Items...................................................................................41
4.4.7. Risk of Bias in Individual Studies................................................42
Daftar Pustaka...............................................................................................43
Lampiran.......................................................................................................45
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Jurnal..............................................................................................45
Lampiran 2Kartu Bimbingan............................................................................62
Lampiran 3 Acc Pembimbing...........................................................................65
ix
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
DAFTAR LAMBANG
% : Persen
/ : Garis Miring (Atau)
- : Sampai Dengan
< : Kurang Dari
> : Lebih Dari
? : Tanda Tanya
: Berhubungan
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berpengaruh
. : Titik
, : Koma
“ : Tanda Petik
( : Kurung buka
) : Kurung tutup
DAFTAR SINGKATAN
DKK : Dan Kawam- kawan
WHO : World Health Organization
NSAID : Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs
x
PG : Prostglandin
TENS : Transcutaneous Electrical Nerve Stimulationd
AKDR : Alat Kotrasepsi Dalam Rahim
DAFTAR NAMA ISTILAH
Dismenore : Nyeri atau kram perut saat menstruasi
Endometriosis : Penyakit umum dimana jaringan lapisan dalam rahim
Vasodilatasi : Pembesaran dalam pembuluh darah dalam tubuh
Adenomiosis : Mengalami penebalan rahim
Prostaglandin : Zat dengan struktur kimia menyerupai hormon
Remaja : Masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-
kanak dengan masa reaja
Fibrosa : Jaringan terdiri dari kekuatan tinggi,serat yang sedikit melar
Responden : Pasien.
Populasi : Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik.
kesimpulannya.
Sampel : Sebagaian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi.
Sampling : Teknik yang dilakukan untuk menentukan sampel.
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa di mana adanya perubahan secara fisik
psikologis dan psikososial yang sangat pesat. Sedangkan pada remaja putri
ditandai dengan kematangan organ seksual dan terjadinya kemampuan untuk
reproduksi. Salah satu yang menjadi ciri untuk menandakan pubertas pada
remaja putri yaitu dengan menstruasi. Menstruasi pertama kali biasanya
dialami oleh anak perempuan yang berusia 12 tahun-13 tahun, namun
terjadinya menstruasi bisa juga lebih dini atau lebih lambat.Terjadinya
menstruasi sangatlah penting khususnya bagi kesehatan reproduksi wanita
(Laila, 2011) .Menstruasi merupakan pendarahan teratur dari uterus sebagai
tanda bahwa alat kandung telah berfungsi matang.Dismenorea merupakan
suatu fenomena spasmodik meliputi nyeri abdomen, kram, merasa mual
muntah dan sakit punggung (Pramardika dan Fitriana, 2019) . Saat ini masih
banyak remaja putri yang mengalami dismenore.
1
75 orang remaja putri, 55 (73, 3%) mengalami nyeri saat menstruasi setiap
bulan, 20 (26, 7%) tidak mengalami nyeri saat menstruasi (Rachmawati, dkk,
2016) .
2
farmakologi dapat diberikan obat anti peradangan misalnya pemberian obat-
obatan non-steroid yaitu (ibruprofen, naproxen dan asam mefenamat)
pemberian obat analgesik tidak diperbolehkan mengkonsumsi dengan jangka
panjang, sebaiknya dikomsumsi saat mengalami nyeri (Nugroho dan Utama,
2014) .Sedangkan secara non farmakologi perawat dapat menganjurkan pasien
untuk melakukan tindakan dengan kompres hangat, kompres dingin, relaksasi
nafas dalam, distraksi, olahraga, imajinasi. Dengan ini peneliti akan
memberikan terapi non farmakologi untuk mengurangi dismenore salah satu
terapi yang diberikan adalah kompres hangat. Pemberian kompres hangat
dapat memberikan manfaat diantaranya dapat melunakkan jaringan fibrosa,
membuat otot tubuh tidak tegang, menurunkan nyeri, memperlancar pasokan
aliran darah, memberikan ketenangan dan kenyamanan. Cara pemberian
kompres hangat dapat dilakukan selama 20 menit dengan menempelkan botol
yang berisi air hangat dengan suhu 45-50, 50C pada bagian yang merasakan
nyeri (Pramardika dan Fitriana, 2019). Sekalipun metode yang digunakan
tergolong sangat sederhana, namun memiliki kelebihan dibandingkan dengan
metode penyembuh lainnya, seperti biaya yang dikeluarkan relatif murah,
waktu yang tidak terlalu lama, bisa melakukan secara mandiri.Dan terapi ini
tidak berdampak negatif bagi tubuh tetapi perlu diingat bahwa air yang terlalu
panas dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Brunert, 1996 dalam kutipan
Dahlan dkk, 2016). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
membuktikan apakah ada pengaruh kompres hangat untuk menurunkan nyeri
haid(dismenore) .
3
1.2 Indentifikasi Masalah
Salah satu penyebab yang sering terjadi pada perempuan adalah dismenore
dibagia menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder penyebab
terjadinya dismenore primer adalah faktor kejiwaan, faktor konsitusi, faktor
endokrin, faktor obtruksi, faktor alergi sedangkan dismenore sekunder disebabkan
leh terjadinya fibroid, peradangan tuba falopi, endometriosis, pemakaian IUD,
perlekatan abdomen, Penyakit radang panggul (Anurogo dan Wulandari, 2011).
Intervensi yang bisa bia diberikan untuk menurunkan nyeri haid adalah Distraksi,
relaksasi, pemijatan, kompres dingin, olahraga, Tens, kompres hangat
(Pramardika dan Fitriana, 2019).Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
peneliti diSMAN 5 Kediri bahwa responden yang didapatkan 75 orang remaja
putri, 55 (73, 3%) mengalami nyeri saat menstruasi setiap bulan, 20 (26, 7%)
tidak mengalami nyeri saat menstruasi (Rachmawati, dkk, 2016). Maka peneliti
4
melihat apakah ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri haid.
Terapi kompres hangat dapat dilakukan secara mandiri dan lebih mudah
digunakan dari pada terapi non farmakologi lainnya. Karena dengan mengompres
pada bagian yang mengalami nyeri tidak membutuhkan waktu yang lama serta
mengeluarkan biaya yang sangat mahal.
5
3. Bagi Institusi Pendidikan.
4. Hasil penelitian sebagai referensi dalam peningkatan mutu
pembelajaran dan tambahan informasi intervensi keperawatan yang
telah dibuktikan secara ilmiah.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKAN
7
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat dengan suhu
45-50, 50C dapat dilakukan dengan menempelkan kantung karet yang diisi air
hangat ke daerah tubuh yang nyeri (Pramardika dan Firtiana, 2019) .
8
l. Siapkan atau atur posisi klien
m. Letakkan atau pasang buli-buli pada bagian atau area yang
diperlukannya.
n. Kaji secara teratur kondisi klien untuk mengetahui kelainan yang
timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas, misal
kemerahan, ketidak nyamanan atau kebocoran, dan sebagainya.
o. Ganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air panas
(sesuai kebutuhan) .
p. Bereskan dan kembalikan peralatan bila perasat sudah selesai
q. Cuci tangan
r. Dokumentasikan
a. Vasodilatasi
b. Meningkatkan permeabilitas kapiler
c. Meningkatkan metabolisme seluler
d. Merelaksasi otot
e. Meningkatkan aliran darah ke suatu area
f. Meredakan nyeri
g. Efek sedative
h. Mengurangi kekakuan sendi meredakan perdarahan
a. Spasme otot
b. Inflamasi
c. Nyeri
d. Kontraktur
e. Kaku sendi
f. Cedera traumatic
9
2.1.6 Kontraindiksi Kompres Hangat
Menurut Sulistyarini, 2017
a. 24 jam pertama setelah traumatik. Panas akan meningkatkan
pendarahan.
b. Perdarahan aktif.
c. Edeama non inflamasi
d. Tumor gana terlokasasi
e. Gangguan kulit
f. Alergi atau hipersensitifitas.
Perlu diketahui bahwa apabila suhu yang diaplikasikan terlalu tinggi
akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan kurang memberikan efek
penurunan nyeri pada klien. Untuk itu suhu perlu diatir yaitu sekitar
520C pada dewasa normal, 40 – 460C pada klien dewasa tidak sadar.
2.1.8 Sasaran
Menurut Wahit, dkk, 2015
a. Klien dengan perut kembung
b. Klien yang kedinginan, misalnya, akibat narkose, iklim, dan
sebagainya.
c. Klien yang mengalami radang, misalnya, radang persendian,
adneksitis, dan lain-lain.
d. Kekejangan otot (spasmus) .
e. Adanya abses (bengkak) akibat suntikan.
10
f. Tubuh dengan abses, hematom
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi ( Nugroho dan Utami, 2014) .
11
A. Dismenore Primer
Dismenore Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan
pada alat-alat genitalia yang nyata.Dismenorea primer terjadi beberapa
waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Oleh karena
siklus - siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya
berjenis anovulatoar atau bersama-sama dengan pemulaan haid dan
berlangsung untuk beberapa hari. Sifat rasa nyeri yang dirasakan oleh
perempuan yang sedang mengalami nyeri haid lokasi nyeri biasanya
dibagian perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dari paha.
Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit
kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Sukrani dan Margareth, 2013) .
B. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder adalah nyeri saat mentruasi yang disebabkan oleh
kelainan ginekologi atau kandungan pada umumnya terjadi pada wanita
yang berusia 25 tahun (Sukarni dan Margeretha, 2013) . Dismenore
sekunder merupakan sebuah kelainan secara anatomi pada organ
reproduksinya yang mengakibatkan seorang perempuan mengalami nyeri
haid (Pramardika dan Fitriana, 2019) . Dismenore sekunder biasanya
ditemukan jika terdapat penyakit atau kelainan pada alat reproduksi.Nyeri
dapat terasa sebelum, selama, dan sesudah menstruasi. Dismenore sekunder
sering ditemukan pada wanita yang berusia 20 tahun (Laila, 2011) .
A. Dismenore Primer
12
Dismenore primer hampir selalu terjadi saat siklus ovulasi (Ovulatory
cycles) dan biasanya muncul dalam setahun setelah haid pertama. Pada
dismenore primer klasik, nyeri dimulai bersamaan dengan onset haid atau
hanya sesaat sebelum haid dan bertahan atau menetap selama 1-2 hari.Nyeri
dideskripsikan sebagai spasmodik dan menyebar kebagian belakang
punggung atau paha atas atau tengah.
13
g. Nausea(mual) atau vomiting(muntah)
14
Menurut Laurel D Edmundson (2006) dalam Anurogo
tahun(2011),dismenorea sekunder memiliki ciri khas sebagai berikut:
a. Onset pada usia sekitar 20-30 tahun, setelah siklus haid yang
relatif tidak nyeri di mana lalu.
b. Infertilitas.
c. Darah haid banyak atau pendarahan yang tidak teratur.
d. Rasa nyeri saat berhubungan seks.
e. Vaginal discharge (keluar cairan yang tidak normal dari
vagina) .
f. Nyeri perut bawah atau pelvis selama waktu haid.
g. Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi NSAID
Krakterisktik dismenore sekunder menurut Ali Badziad(2003) dalam
Anurogo tahun (2011)
a. Lebih sering ditemukan pada usia tua dan setelah dua tahun
mengalami siklus haid tidak teratur.
b. Nyeri dimulai saat haid dan meningkatkan bersamaan dengan
keluarnya darah haid.
c. Sering ditemukan kelainan ginekologis.
d. Pengobatan sering kali memerlukan tindakan operatif.
15
Tabel 2.1 Perbedaan dismenore primer dan dismenorea sekunder. Menurut M,
Farquhar C(2006) dalam Anurogo tahun (2011)
1. Penyabab dismenore
a. Faktor kejiwaan:Pada gadis –gadis yang secara emosional
tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan
yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.
b. Faktor konsitusi: Faktor ini yang erat hubungannya dengan
faktor tersebut diatas, dapat juga menurunkan ketahanan
terhadap ras nyeri. Faktor-faktor seperti anemia, penyakit
menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya
dismenore.
c. Faktor obstrukis: Salah satu teori yang paling tua untuk
menerangkan terjadinya dismenorea primer ialah stenosis
kanalis servikalis. pada wanita dengan uterus dalam
hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis
servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap
sebagai faktor penting sebagai penyebab dismenorea.
Banyak wainata menderita dismenorea tanpa stenosis
servikalis dan uterus dalam hiperantefleksi. Sebaiknya
terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenorea,
walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak dalam
hiperantefleksi atau hiperretofleksi. Mioma submukosa
bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan
16
dismenorea karena otot-otot uterus berkontraksi keras
dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut.
d. Faktor endokrin: Pada umumnya ada anggapan bahwa
kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan
oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin
mempunyai hubungan dengan soal tenos dan kontraktilitas
otot usus. Novak dan reynolds yang melakukan penelitian
pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon
progesteron menghambat atau mencegah. Terapi, teori ini
tidak dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa
nyeri pada pendarahan disfungsional anovulator, yang
biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebihan
tanpa adanya progestron. Penjelas ini diberikan oleh
Clitheroe dan Pickles. Mereka menyatakan bahwa kerena
edometrium dalam fase sekresi memproduksi prostagladin
f2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah
prostagladin yang berlebihan dilepaskan kedalam peredaran
darah, maka selain dismenorea dijumpai pula efek umum
seperti diare, nausea, muntah, flushing.
e. Faktor alergi: Teori ini dikemukakan setelah
memperhatikan adanya asosiasi antara dismenorea dengan
yrtikiria migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga
bahwa sebab alergi ialah toksin haid.
a. Endometriosis.
b. Fibroid.
c. Adenomiosis.
f. Pemakian IUD.
17
g. Stenosis atau striktur serviks, striktur kanalis servikalis,
varikosis pelvik, dan adanya AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim).
18
Kesiapan sendiri lebih banyak dihibungkan dengan faktor
psikologis.Talamus dan korteks merupakan bagaian dari otak yang
bertugas menyampaikan rasa nyeri. Derajat penderitaan yang dialami
akibat rangsangan nyeri sendiri dapat tergantung pada latar belakang
pendidikan penderita. Pada dismenorea , faktor pendidikan dan faktor
psikologis sangat berpengaruh.Nyeri dapat ditimbulkan atau diperberat
oleh keadaan psikologis penderita.
c. Periode menstruasi yang lama
Siklus haid yang normal adalah jika seseorang wanita memiliki jarak
haid yang setiap bulananya realtif tetap yaitu setiap 28 hari. Jika
mengalami perbedaan terhadap siklus haid maka biasanya siklus
tersebut tetap pada perkiraan 21 hingga 35 hari, jumlah siklus tersebut
dihitung mulai dari haid pertama haid hingga bulan berikutnya. Selama
haid dilihat dari darah keluar sampai bersih antara 2-10 hari. Yang
menarik disini adalah ketika sesorang perempuan mengeluarkan darah
dari organ reproduksinya dalam waktu sehari saja, maka perempuan
tersebut belum dapat dikatakan ia mengalami haid. Namun setelah lebih
dari 10 hari, dapat dikategorikan sebagai gangguan.
d. Aliran menstruasi yang hebat
Jumlah darah biasanya sekitar 50ml-100ml, atau tidak lebih dari 5 kali
ganti pembalut perharinya. Darah menstruasi yang dikeluarkan
seharusnya tidak mengandung bekuan darah, jika darah yang
dikeluarkan sangat banyak dan cepat makan enzim yang dilepaskan
diendometriosis mungkin tidak cukup atau terlalu lambat kerjanya.
e. Merokok
Karena di dalam asap rokok terkandung racun-racun yang berbahaya
bagi sistem reproduksi. Racun – racun yang mengendap di dalam tubuh
dan tidak dapat keluar dari tubuh akan bersifat toksik pada organ tubuh
manusia salah satunya akan mempengaruhi keseimbangan hormon.
Sedangkan pada wanita yang sedang dalam proses ovulasi dan
menstruasi bergantung pada keseimbangan hormon estrogen dan
hormon progesteron. Dengan terganggunya keseimbangan kedua
19
hormon tersebut maka menghambat terjadinya ovulasi (pematangan sel
telur) dan dengan terhambatnya pematangan sel telur ini maka
terhambat pula terjadinya pembuahan jika ada sperma yang datang
untuk membuahinya.Serta menghambat terjadinya peluruhan
endometrium atau yang disebut dengan haid.
f. Riwayat Keluarga
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor ginetik.Wanita yang memiliki
ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memilki
risiko lebih besar terkena penyakit endometriosis. Hal ini disebabkan
adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita. Gangguan
menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi
sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa
gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Kadar sari hormon estrogen
dan progesteron ini meningkat ketika sel-sel dari endometriosis juga
mengalami peningkatan atau tumbuh.
g. Kegemukan
Perempuan dengan obesitas biasanya mengalami onovulatorybchronic
atau haid tidak teratur secara kronis. Hal ini mempengaruhi
kesuburan, samping juga faktor hormonal yang ikut berpengaruh
(karyadi, 2009) . Perubahan hormonal atau perubahan pada sistem
reproduksi bisa terjadi akibat timbunan lemak pada perempuan
obesitas.Timbunan lemak memicu pembuatan hormon, terutama
estrogen (Kadsrusman, 2009) .
A. Dismenore Primer
Rasa nyeri diperut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan
paha.Kadang - kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi
yang labil.Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah
20
haid keluar.Etiologinya belum jelas tetapi umumnya berhubungan dengan
siklus ovulatorik. Beberapa faktor yang diduga berperan penting dalam
timbulnya dismenorea primer yaitu:
a. Prostaglandin
Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa
peningkatan kadar prostaglandin(PG) penting peranannya sebagai
penyebab terjadinya dismenorea. Atas dasar itu disimpulkan
bahwa PS yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan
hiperaktivitas miometrium.Selanjutnya kontraksi miometrium
yang disebabkan oleh PG akan mengurangi aliran darah ,sehingga
terjadinya iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan
timbulnya nyeri spasmodik.Jika PG dilepaskan dalam jumlah
berlebihan kedalam peredaran darah, selain dismenorea timbul
pula pengaruh umum lainnya seperti diare, mual, muntah.
b. Hormon steroid seks
Dismenorea primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik.Artinya,
dismenorea hanya timbul bila uterus berada dibawah pengaruh
progesteron.Sedangkan sintesis PG berhubungan dengan fungsi
ovarium. Kadar progestron yang rendah akan menyebabkan
terbentuknya PGF-alfa dalam jumlah yang banyak.Kadar
progesteron yang rendah akibat regresi corpus luteum
menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosomm dan
juga meningkatkan pelepasan enzim fasolipase- A2 yang berperan
sebagai katalisator dalam santesis PG melalui perubahan
fosfolipid menjadi asam arakhidnat.Ylikorkala, dkk pada
penelitiannya menemukan bahwa kadar estradional lebih tinggi
pada wanita yang menderita dismnorea dibandingkan wanita
normal. Estradiol yang tinggi dalam darah vena ovarika disertai
kadar PGF-alfa yang juga tinggi dalam endometrium. Hasil
terpenting dari penelitian ini adalah ditemukannya perubahan
nisbah E2/P.
21
c. Sistem saraf (neuroligik)
Uterus dipersarafi oleh sistem saraf otonom yang terdiri dari
sistem saraf simpatis dan parasimpatis.Jeffcoate mengemukakan
bahwa dismenorea ditimbulkan oleh ketidakseimbangan
pengendalian SSO terhadap mio-metium.Pada keadaan ini terjadi
perangsnagan yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga
serabut-serabut sirkuler pada istmus dan ostium uteri internum
menjadi hipertonik.
d. Vasopresin
Akarluad, dkk pada penelitiannya mendapatkan bahwa wanita
dengan dismenorea primer ternyata memiliki kadar vasopresin
yang sangat tinggi, dan berbeda bermakna dari wanita tanpa
dismenorea primer. Pemberian vasopresin pada saat haid
menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus dan berkurangnya
darah haid. Namun peran pasti vasopresin dalam mekanisme
dismenorea sampai saat ini belum jelas.
e. Psikis
Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat,
khsusnya talamus dan konteks. Derajat penderitaan yang dialami
akibat rangsangan nyeri tergantung pada latar pendidikan
penderita. Pada dismenorea, faktor pendidikan dan faktor psikis
sangat berpengaruh : nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat
oleh keadaan psikis penderita. Seringkali segera setelah
perkawinan dismenorea hilang, dan jarang masih menetap setelah
melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawianan dan
melahirkan) membawa perubahan fisiologi pada genitalia maupun
perubahan psikis.
B.Dismenore Sekunder
Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya
darah haid. Dapat disebabkan oleh antara lain:
a. Endometriosis
22
b. Stenosis kanalis servikalis
c. Adanya AKDR
d. Tumor ovarium
a. Dismenoreringan
Dismenorea ringan merupakan dismenorea terjadi dalam waktu
singkat dan penderita tersebut dapat menjalankan kembali
aktifitasnya kembali tanpa merasa terganggu dari dismenorea yang
ia rasakan.
b. Dismenore sedang
Dismenorea sedang adalah ketika seorang penderita merasa
terganggu dari rasa nyeri yang ia rasakan dan penderita tersebut
bahkan memerlukan obat penghilang rasa nyeri, sehingga ia
mampu untuk tetap beraktivitas seperti sedia kala.
c. Dismenore berat
Dismenorea berat membutuhkan penderita untuk istirahat
beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala , kemeng pinggang,
diare dan rasa tertekan.
2.2.8 Penatalaksanaan Dismenorea
Untuk mengurangi rasa nyeri haid diberikan obat anti pereda non-
steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefemanamat).Obat ini
akan sangat efektif jika mulai minum 2 hari sebelum menstruasi dan
dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.Selain dengan obat-obatan, rasa
nyeri juga bisa dikurangi dengan
23
a. Istirahat yang cukup
b. Olahraga yang teratur (terutama berjalan)
c. Pemijatan
d. Yoga
e. Orgasme pada aktivitas seksual
f. Kompres hangat
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual,
tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika keramnya telah
teratasi.Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta
olahraga secara teratur.
a. Hindari stres.
b. Memiliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai.
c. Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yang
cenderung asam dan pedas.
d. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agak tidak terlalu lelah, dan
tidak menguras energi secara berlebihan.
24
e. Tidur yang cukup, sesuai keperluan masing-masing 6-8 jam sehari
f. Lakukan peregangan (streching) antinyeri haid setidaknya 5-7 hari
sebelum haid.
g. Menjelang haid, berendam dengan air hangat yang diberi garam mandi
dan beberapa tetes minyak esensial bunga lavender atau keinginan.
h. Jangan makan sesuatu yang dingin secara berlebihan, seperti eskirm.
i. Hindari mengkomsumsikan alkohol, rokok, kopi maupun cokelat.
25
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang
lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi
yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini
di ranking dari “tidak terasa nyeri” sampai nyeri tidak tertahankan”. Perawat
menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih
intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa
jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling
tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah
kategori untuk mendeskripsikan nyeri (Potter dan Perry tahun, 2006 dalam
Andarmoyo, 2013) .
26
3. Skala analog visual
Skala analog visual (Visual analogscale, VAS) adalah suatu garis
lurus/horizontal sepanjang 10 cm, yang mewakili intensitas nyeri yang
terus-menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya.Pasien
diminta untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri
terjadi sepanjang garis tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan “tidak
ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya menandakan
“berat” atau “nyeri yang paling buruk”. Untuk menilai hasil, sebuah
penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien pada
garis dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam centimeter (Smeltzer
tahun, 2002 dalam Andarmoyo, 2013) .
Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi
keparahan nyeri.VAS dapat merupakan pengukuran keparahan yang lebih
sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian
daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka. (Mac Guire tahun, 1884
dalam Andarmoyo, 2013)
Mengukur intensitas nyeri pada anak-anak, dikembangkan alat
dinamakan Oucher. Beyer dkk tahun (1992) dalam Andarmoyo tahun
(2013) telah mengembangkan Oucher, yang terdiri dari dua skala yang
terpisah: sebuah skala dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-
anak yang lebih besar dan skala foto frafik enam-gambar pada sisi kanan
untuk anak-anak yang lebih kecil. Foto wajah seorang anak (dengan
peningkatan rasa tidak nyaman) dirancang sebagai petunjuk untuk memberi
anak-anak pengertian sehingga dapat memahami makna dan tingkat
keparahan nyeri.Seorang anak biasanya menunjuk ke sejumlah pilihan
gambar yang mendeskripsikan nyeri.Cara ini membuat usaha
mendeskripsikan nyeri menjadi lebih sederhana.Versi etnik yang baru
dikembangkan oleh Wong dan Baker (1988) dalam Andarmoyo (2013)
mengembangkan skala wajah untuk mengkaji nyeri pada anak-anak.
Skala tersebut terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang
menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum (“tidak merasa
nyeri”) kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia,
27
wajah yang sangat sedih, sampai wajah yang sangat ketakutan (“nyeri yang
sangat”) .Anak-anak berusia tiga tahun dapat menggunakan skala
tersebut.Para peneliti mulai meneliti penggunaan skala wajah ini pada
orang-orang dewasa (Andarmoyo, 2013) Skala nyeri harus dirancang
sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak mengonsumsi banyak
waktu saat melengkapinya. Apabila pasien dapat membaca dan memahami
skala maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskriptif bermanfaat
bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat keparahan nyeri, melainkan juga
mengevaluasi perubahan kondisi pasien. Perawat dapat menggunakan skala
setelah terapi atau saat gejala semakin menjadi buruk untuk menilai apakah
nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter dan Perry tahun, 2006
dalam Andarmoyo, 2013) .
28
Kusmiran (2012) dalam Wirenviona tahun (2020) mengatakan bahwa
remaja merupakan masa di mana individu mengalami perubahan-perubahan
dalam aspek kognitif (pengetahuan), emosi (perasaan), sosial (interaksi),
dan moral (akhlak) . Masa remaja disebut juga sebagai peralihan atau masa
penghubung antara masa anak-anak menuju dewasa.
29
muncul dapat menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber
perasaan salah dan frustasi.
d. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-bersama
dengan emosinya yang biasanya meningkatkan, mengakibatkan ia
sukar menerima nasihat orang tua.
30
pada anak perempuan dan pengalaman akan basah pertama kali
dimalam hari (atau tahap”matang) ciri-ciri seks sekunder terus
berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ seks.
c. Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tidih dengan pertama atau kedua masa
remaja.Selama tahap ini ciri-ciri seks sekunder telah berkembang
baik dengan organ seksua mulai berfungsi dengan matang.
31
2.3.6 Kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsep remaja
Menurut Marliani, 2016
a. Usia kematangan
remaja memiliki kematangan dalam sikap dan perilakunya
diperlakukan seperti hampir dewasa akan mengembangkan konsep
diri yang menyenangkan, sehingga dapat menyesuaikan diri baik.
b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda dengan teman sebayanya membuat
remaja rendah diri, meskipun perbedaan tersebut menambah daya
tarik fisiknya.
c. Kepatuhan seks.
Penampilan diri, minta, dan perilaku yang mencerminkan kepatutan
seksual akan membantu remaja mencapai konsep diri baik.
d. Nama dan julukan
Remaja akan bersikap lebih peka dan merasa malu apabila teman-
teman sekelompok memberi nama dan julukan yang buruk
kepadanya.
e. Teman-teman sebaya
Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang
konsep sebaya tentang dirinya.
f. Kreativitas Remaja yang memiliki kreativitas tinggi dalam pergaulan
akan memiliki konsep diri baik.
g. Cita-cita.
Cita-cita yang tidak realitas akan menimbulkan kegagalan karena
menimbulkan perasaan tidak mampu dan memunculkan reakasi
bertahan menyalakan orang lain.
32
2.4 Keaslian Jurnal
Variabel
2 Efektivitas kompres hangat Independen one group pre- Hasil penelitian
dalam menurunkan intensitas post test design didapatkan 16 responden
nyeri dysmenorrhoea pada Kompres hangat (53, 3%) mengalami nyeri
mahasiswi Stikes RS.BAPTIS berat dan 14 responden
KEDIRI Variabel (46, 7%) mengalami nyeri
STUDENTS(Wahyuningsih& devenden sedang sebelum diberikan
Anugraheni, 2013) kompres hangat, sesudah
Nyeri
kompres hangat 19
dysmenorrhoea
responden (63, 3%)
mengalami intensitas
nyeri ringan dan 11
responden (36, 7%) nyeri
sedang. Kesimpulannya
kompres hangat dapat
menurunkan intensitas
nyeri dysmenorrhoea
pada mahasiswi
33
pemberian yoga ada pengaruh Yoga dan
pemberian yoga dan kompres dan kompres eksperiment kompres
hangat terhadap tingkat nyeri hangat
dismenorea pada mahasiswi hangat terhadap
ilmu kesehatan Universitas penurunan nyeri haid
Kadiri pada mahasiswa fakultas
2019(Arfiani&Sutrisni, 2019) Varaibel ilmu kesehatan
dependen universitas
nyeri dismenorea kadiri tahun 2019.
BAB 3
34
Etiologi
Dismenorea primer Nyeri haid
Peningakatan kadar (dismenorea)
prostaglandin Efek Fisiologis
Faktor pendukung: Kompres Hangat
1.Faktor kejiwaan
2.faktor kontitusi Intervensi 1. Vasodilatasi
3.faktor onstruksi keperawatan untuk 2. Meningkatkan
4.faktor endokrin menurunkan nyeri permeabilitas kapiler
5.faktor alergi haid(dismenorea) 3. Meningkatkan
1) Distraksi metabolisme seluler
Dismenorea sekunder 2) Masase 4. Merelaksasi otot
1.Endometriosis 3) Imajinasi 5. Meningkatkan aliran
2.Fibroid darah ke suatu area
Kompres hangat
3.Adenomiosis 6. Meredakan nyeri
4.Peradangan tuba 6)Olahraga
falopi 7) TENS (Sulistyarini, 2017)
5.Pemakian IUD 8) Kompres dingin
6.Maldaptasi AKDR (Pramardika dan
(Alat Kontrasepsi Fitriana, 2019)
Dalam Rahim)
7.Ovarian cysts (kista Penatalaksanaan
ovarium) Farmakologi nyeri
(Anurogo & Wulandari, haid (Dismenorea)
1) Asam mefenamat
2011)
2) Ibuprofen
3) Naproxen
(Nugroho dan
Utami, 2014)
Keterangan
:Diteliti :Hubungan
35
Dari gambar 3.1 Pada usia remaja akan datang masa pubertas, hal ini
dialami oleh remaja putri yang ditandai dengan mengalami fase menstruasi.
Pada fase menstruasi banyak perubahan yang dialami oleh remaja putri
salah satunya perubahan fisik. Pada perubahan fisik ini umumnya remaja
putri akan mengalami salah satunya nyeri haid. Nyeri haid ini bisa disebut
dengan dismenorea, hal ini terjadi pada perut bagian bawah yang ditandai
dengan nyeri dan menjalar kepunggung hingga paha. Kadang-kadang
disertai dengan mual muntah, diare, sakit kepala dan pingsan. Dismenorea
dapat dibedakan menjadi jenis 2 yaitu dismenorea primer dan dismenorea
sekunder. Dismenorea primer biasanya terjadi akibat adanya gangguan pada
fisik yang meyebabkan sebagian besar dialami oleh wanita yang telah haid.
Sedangkan dismenorea sekunder biasanya dialami oleh wanita yang
mengalami siklus haid yang tidak teratur atau tidak normal.
36
memberikan kompres hangat.Kompres hangat merupakan salah satu terapi
non farmakologi yang paling mudah untuk dilakukan. Rasa hangat dapat
meningkatkan aliran darah dan dapat menurunkan kekentalan darah,
membuat otot tubuh tidak tegang, memberikan ketenangan dan kenyamanan
dan memberikan rasa hangat (Pramardika dan Fitriana, 2019) . Oleh karena
itu kompres hangat dapat berkhasiat meredakan rasa nyeri yang
muncul.Kompres hangat dapat diminimalkan meningkatkan permeabilitas
kapiler, Meningkatkan metabolisme seluler serta membuat tubuh menjadi
lebih rileks.
H1: Ada pengaruh kompres hangat untuk menurunkan nyeri haid(dismenorea) pada
remaja
BAB 4
METODE PENELITIAN
37
Review ini bertujuan mengetahui dan memeriksa literature (examine
literature) apakah terdapat pengaruh kompres hangat pada penderita nyeri
sendi. Peneliti melakukan review penelitian yang menggunakan desain
pre-post design yang berhubungan dengan pengaruh kompres hangat pada
penurunan nyeri haid(Dismenorea) pada Remaja Putri.
Penetapan PICO
Melakukan pencarian hasil penelitian dengan kata kunci “Kompres
Hangat”, “Nyeri Haid(Dismenorea) ”
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Literature Review Pengaruh Kompres Hangat pada
penurunan nyeri haid(dismenorea) pada Remaja Putri.
4.3.1 Populasi
38
Jurnal penelitian terbaru yang terbit pada 10 tahun terakhir yaitu dari tahun
2011 sampai dengan 2021 . Sumber database online yang digunakan
berasal repositori baik dari Indonesia atau Negara Lain yang menggunakan
bahasa Internasional.
39
literatur jurnal yang digunakan dengan menganalisis design penelitian
serta metode yang digunakan. Hasil penelitian yang direview merupakan
penelitian dengan karakteristik studi berupa PICO yang terdiri dari :
1) Population
Partisipan penelitian adalah pada Remaja putri yang mengalami
nyeri haid(dismenorea)
2) Intervention
Intervensi yang digunakan setiap jurnal berbeda- beda teknik
kompres hangat dua varian yaitu kering yang menggunakan buli-buli air
hangat dan botol kaca. Suhu air hangat yang di gunakan ada beberapa
varian yaitu suhu air 460C dan 37-400C dan 500C dan 40-450C. Waktu
yang digunakan juga berbeda-beda, sebanyak 2 kali dengan waktu
masing-masing intervensi 20 menit dengan jeda selama 2 kali permenit,
Intervensi dilakukan 20-30 dengan jeda selama 2 kali permenit.
kompres hangat dilakukan 20 menit dengan 2 kali pemberian.
3) Comparasion
Tidak ada intervensi pembandingan dalam penelitian.
4) Outcome
Hasil yang diukur dalam penelitian adalah perubahan nyeri hiad
.Alat yang digunakan untuk mengukur nyeri sendi ada berbagai
varian yaitu Numerik Rating Scale (NRS), Verbal Descriptor Scale
(VDS).
4.4.3 Information Sources
Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi dari pencarian
electronic databases, dan pencarian reference list articles, tidak ada
pembatasan bahasa pada artikel. Penelitian ini diambil dari data base
Google Scolar, melalui database scanning, dan screening artikel dilakukan
secara mandiri oleh peneliti. Peneliti mengikuti syarat dalam pemenuhan
kriteria inklusi dengan berbagai design penelitian yaitu pra eskprimen , pre
eksprimen dan quasi experimental untuk mendapatkan variabel Kompres
hangat , variabel Nyeri Haid (Dismenore).
40
4.4.4 Search
Peneliti menggunakan seluruh electronic search strategy untuk
setiap database electronic, dengan limitasi kriterian inklusi. Peneliti
menggunakanSearch String dengan kata kunci : Kompres Hangat; Warm
Compreses ; Nyeri haid(dismenorea) .
4.4.5 Data Collection Process
Pengidentifikasi melalui pendekatan melalui pendekatan PICO
(Population, Intervenson, Compare, dan Outcome) yang telah disesuaikan
dengan tujuan khusus penelitian. Pemilihan jurnal literature serta
pengidentifikasian jurnal dilakukan peneliti berdasarkan tujuan khusus
“Mengidentifikasi intensitas dismenore berdasarkan literatur riview.dan “
Mengidentifikasi pengaruh pemberian kompres hangat terhadap penurunan
nyeri haid (dismenore) pada remaja putri. Data yang telah diidentifikasi
oleh peneliti juga dilakukan pengidentifikasian yang dilakukan oleh
pembimbing. Selanjutnya jurnal yang telah diidentifikasi peneliti dan
pembimbing dilakukan review jurnal hasil ekstrasi yang dilakukan oleh
peneliti, setelah itu dilakukan diskusi terkait hasil ekstrasi data yang telah
dilakukan oleh peneliti.
41
5. Desain penelitian :group pretest-post test.
6. Alat ukur yang digunakan : yaitu Numerik Rating Scale (NRS), Verbal
Descriptor Scale (VSD).
7. Jenis intervensi yang ditetapkan adalah Kompres hangat untuk
memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman,
mengurangi atau membebaskan nyeri.
8. Outcome yang diukur adalah perubahan nyeri haid (dismenore).
DAFTAR PUSTAKA
42
Anurogo Dito & Wulandari Ari.(2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
Yogyakarta: ANDI.
Asmarani, Ayu, (2020). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Terhadap
Penurnan Intensitas Dismenore Primer pada Mahasiswi AKBID Pondok
Pesantren Assanadiyah Palembang.Kampurui Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
Dahlan & Syahminan, (2016).Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri
Haid (Dismenorea) Pada Siswi SMK Perbankan Simpang Haru Padang.
Jurnal Ipteks Terapan, Hal:141-147.
Jahja, (2011).Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Laila,Nur Najmi, (2011). Buku Pintar Menstruasi. Jogjakarta: Bukubiru.
Marliani, (2016).Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Pramardika, Dwi Dhito & Fitriana, (2019). Panduan Penanganan Dismenore. Cv
Budi Utama.
Wahit, dkk, (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba
Medika
Wati, Saras R, (2017).Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenore) Pada Remaja Putri Kelas VII
SMPN 3 Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan.Madiun.
43
44
Lampiran Jurnal 1
Ekstrasi Data
NO Author Tahu Volume Judul Metode (Desain, Hasil Penelitian Database dan
n Angka variabel, Instrumen, Reputasi
Analisis)
1 Mutianingsih, 2015 Vol. 3 Penurunan Nyeri Desain: Quasi Hasil Penelitian Jurnal :
dkk Dismenora Primer Expreriment menunjukkan rata-rata
No. 2 Melalui Kompres tingkat nyeri dismenorea Jurnal
Hangat Pada Remaja Sampel: 83 sebelum kompres 6.5 Keperawatan
dengan standar deviasi Padjajaran
Variabel:
4.22 dengan standar
1. Independ deviasi 1.665.Hasil uji
en: statistik menunjukan ISSN:
Kompres Hangat terdapat perbedaan pada 24427276
2. Depende tingkat sebelum dan
n: sesudah.
Dismenorea
Sinta: 2
Primer
Instrumen:
Pengukuran Nyeri
menggunakan VSD
45
(Varibel Descriptor
Scale)
2 Syahminan, 2016 Vol: 1 Pengaruh Terapi Desain: Pra Eksperimen Hasil Penelitian Jurnal:
dkk Kompres Hangat menunjukan bahwa rata-
Terhadap Nyeri Haid Sampel: 16 rata nyeri responden Jurnal Iptek
(Dismenorea) Pada sebelum diberikan Terapan
Variabel :
Siswi SMK kompres hangat
perbankan simpang 1. Independ
Haru. adalah 5.60 dengan
en: ISSN:
standar deviasi 1.549 rata-
Kompres Hangat 19799292
rata nyeri responden
2. Depende
setelah diberikan kompres
n
hangat adalah 2.62 dengan
Nyeri haid
standar deviasi 1.204, Sinta : 3
(Dismenorea)
terdapat perbedaan yang
Instrumen: NRS
bermakna sebelum dan
(Numeric Rating
setalah dilakukan kompres
Scales).
hangat dengan p = 0,000
dimana p < 0,05. Kompres
hangat dapat menurunkan
tingkat nyeri dismenorea
pada siswi SMK
Perbankan Simpang Haru
Padang. Oleh karena itu
direkomendasikan pada
tenaga kesehatan kompres
hangat sebagai salah satu
cara alternatif non-
46
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
dismenorea.
3 Wulandari, 2017 Vol: 8 Pengaruh Kompres Desain: Pre Ekspremen Hasil penelitian Jurnal:
dkk Hangat Terhadap menunjukkan bahwa rata-
No: 3 penurunan Derajat Sampel: 18 rata skor derajat nyeri haid Jurnal
Nyeri haid Pada sebelum kompres hangat Kesehatan
Variabel:
Remaja Putri DiSMA adalah 2 dengan dengan
Karya Ibu 1. Indenpen nilai minimal-maksimal 1-
Palembang. den: 3 dan sesudah kompres ISSN:
Kompres Hangat hangat adalah 1 dengan 25485695
2. Depende nilai minimal-maksimal 1-
n: 2.
Nyeri Haid
Sinta : 3
(Dismenorea).
4 Imron, dkk 2012 Vo: VIII Menurunkan Nyeri Desain: Quasy Hasil uji statistik Jurnal:
Dismenorea Deangan Eksperimen, didapatkan nilai P 0,00<
No: 2 Kompres Hangat 0,05 sehingga H0 ada Jurnal
Sampel: 47 pengaruh artinya, bahwa Keperawatan
ada perbedaan yang Sai Betik
Variabel:
signifikan antara tingkat
1. Independ nyeri sebelum dan sesudah
en: di kompres hangat. Maka ISSN:
Kompres Hangat dapat disimpulkan bahwa 19070357
2. Depende teknik kompres hangat
47
n: berpengaruh terhadap
Nyeri penurunan nyeri
Dismenorea dismenorea. Sinta: 4
Instrumen: . Alat ukur
penelitian ini
menggunakan skala
ukur dengan cara
observasi langsung pada
responden yang akan
diteliti.
5 Asmarani 2020 Vol: 2 Pengaruh pemberian Desain: Quasi Hasil uji statistik Jurnal:
Ayu Kompres Air Hangat Ekspremental perbedaan rata-rata
No: 2 Kampuri Jurnal
Terhadap Penurunan intensitas dismenore
Sampel : 25 Kesehatan
Intesitas Dismenore primer sebelum dan Masyarakat.
Primer AKBID sesudah pemberian
Variabel:
Mahasiswi Pondok kompres air hangat selama
Pesantren 1. Independ 10, 15 dan 20 menit
Assanadiyah diperoleh p-value = 0,000 ISSN: 25496656
en
Palembang. Kompres Air yang artinya terdapat
Hangat perbedaan yang bermakna
2. Depende antara intensitas Google.Scholar
n dismenore primer sebelum
Dismenore dan sesudah pemberian
Primer kompres air hangat selama
Instrumen: Pengukuran 10, 15 dan 20 menit. dan
skala nyeri setelah dikompres dengan
48
menggunakan 0-10 air hangat.
dengan melakukan
observasi langsung.
6 Sardaniah, 2020 Vol: 3 Pengaruh Kompres Desain: Pra Eksprement Hasil penelitian Jurnal:
dkk Terhadap Penurunan menunjukkan ada
No: 1 Nyeri Haid Sampel: 30 penurunan rata-rata nyeri Jurnal Vokasi
(Dismenorea) Pada haid sesudah dibandingkan Keperawatan.
Variabel:
Mahsiswi Program dengan sebelum dilakukan
Studi DIII 1. Independ tindakan kompres hangat
Keperawatan FMIPA en sebesar 2,533. Dapat ISSN:
UNIVERSITAS Kompres Hangat disimpulkan ada pengaruh 27216799
Bengkulu 2. Depende pemberian kompres hangat
n terhadap penurunan nyeri
Nyeri Haid haid
Google.
(Dismenore).
Scholar
Instrumen: Pengukuran
skla nyeri menggunkan
alat 0-10 dengan
melakukan observasi
langsung.
7 Hasanah, dkk 2018 Vol: VI Efektivitas Terapi Desain: Pra Eksperimen Hasil penelitian ini Jurnal:
Kompres Hangat menunjukkan P-value =
No: 02 Terhadap Penurunan Sampel: 47 0,000 dimana P-value < Jurnal
Nyeri Dismenore 0,05, sehingga Ho ditolak, Keperawatan
Variabel:
Pada Remaja Di artinya terdapat efektivitas
49
Bandung 1. Independ pemberian kompres hangat BSI
en penurunan nyeri haid
Kompres Hangat (dismenore) pada remaja
2. Depende usia 13-15 Kota Bandung
ISSN:25282239
n
Nyeri Dismenore
Instrumen: pengukuran
menggunkan NRS Google.Scholar
(Nurmerik Rating Scale)
8 Riyanto, dkk 2017 Vol: 10 Pengurangan Nyeri Desain: praeksperimen Hasil penelitian Jurnal:
Dismenore Primer menunjukkan rata-rata
No: 2 pada Remaja Putri Sampel: 23 nyeri dismenore primer Jurnal
dengan Kompres sebelum kompres hangat Kesehatan
Variabel: Metro Sai
Hangat dengan skala 7,48, setelah
kompres hangat dengan Wawai
1. Independ
en skala 4,74 dan ada
Kompres Hangat pengaruh kompres hangat
2.Depeden terhadap penurunan nyeri ISSN:
Nyeri dismenore primer. 26571390
Dismenore
primer
Instrumen: Pengukuran
Google.Scholar
Menggunkan skala (0-
10) dengan menggunkan
observasi langsung.
50
9 Ulfi, dkk 2014 Vol: 4 Pengaruh Pemberian Desain: non Hasil penelitian responden Jurnal:
Kompres Hangat ekperimental terbanyak adalah
No: 2 Terhadap Status mahasiswi yang Jurnal
Dismenore Primer Sampel: 136 melakukan kompres Kesehatan
Pada Mahasiswi hangat saat mengalami Indonesia
Variabel:
Tingkat III Prodi D IV dismenore primer yaitu
Kebidanan 1. Independ sebanyak 59 (52,2%)
Pendidikan Stikes en: responden. Sebagian besar ISSN:20879601
Broneo Tahun 2013 Kompres Hangat responden yang
2. Depende melakukan kompres Sinta: 4
n: hangat saat mengalami
Nyeri Haid dismenore primer
(Dismenore) berstatus dismenore ringan
Instrumen: Pengukuran yaitu tidak ada 50 (44,2%)
Menggunakan responden. Pengaruh
VAS( Visual Analog Status Kehadiran Kompres
Visual) Hangat Pada Dismenore
Primer.
10 Impartina, 2020 Vol: 3 Warm Compresses to Desain: Quasy Hasil penelitian Jurnal:
dkk decrease Eksperiment menunjukkan bahwa pada
No: 2 dysmenorrhea Among kelompok kontrol Journal of
Adolescents Sampel: 30 sebagian besar remaja Health
tidak mengalami Technology
Varibel: Assessment in
perubahan nyeri saat
dismenore (86,7%), Midwifery.
1. Independ
en sedangkan pada kelompok
51
Warm perlakuan sebagian besar
Compresses remaja mengalami
2. Depende penurunan nyeri (93,3%). ISSN:26208423
n Analisis data
Dysmenorrhea menggunakan uji Mann
Instrumen: Pengkuran Whitney didapatkan nilai p Google.
skala nyeri menggunkan = 0,000 dimana p <0,05 Scholar
angaka 1-10 dengan sehingga dapat
melakukan observasi. disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan
kejadian dismenore
sebelum dan sesudah
perlakuan antara
kelompok kompres hangat
dan kelompok kontrol.
52
Jurnal 1
54
Jurnal 2
55
Jurnal 3
56
Jurnal 4
57
Jurnal 5
58
59
Jurnal 6
59
Jurnal 7
60
Jurnal 8
59
Jurnal 9
60
Jurnal 10
61
Lampiran 2
62
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
JL. MAY.JEND PANJAITAN NO.3B KEDIRI
TELP / FAX (0354) 683470
KARTU BIMBINGAN
No Tanda Tangan
Tgl. Materi Masalah
. Dosen
1 17 Konsul Cover Revisi Bu Mari
Desember judul dan Bab 1 1. Judul
2020 2. Bab 1 introduksi, justifikasi,
kronologi dan konsep solusi.
2 19 Konsul jurnal Revisi Bu maria
Desember 1. Mencari jurnal yang bereputasi
2020 tinggi.
2. Judul
3 21 Konsul revisi Revisi Bu maria
Desember judul baru dan 1. Judul
2020 bab 1 2. Bab 1 introduksi dan konsep
solusi
3. Indentifikasi
4. Rumusan masalah
4 23 Konsul revisi Revisi Bu maria
Desember judul baru 1. Judul
2020
5 28 Konsul jurnal dan Revisi Bu maria
Desember judul baru 1. Judul
2020 2. Bab 1 introduksi , justifikais
,kronologi an konsep solusi
6 30 Konsul judul Revisi Bu maria
Desember 1. Judul
2020 2. Bab 1 introduksi ,justifikasi dan
kronologi.
3. Rumusan masalah
7 7 Januari Konsul revisian Revisi Bu maria
2021 cover dan bab 1 1. Lanjut bab 2
8 8 januari Konsul judul Revisi Bu maria
2021 1. Bab 1 introduksi, justifikasi,
kronologi, dan konsep solusi
63
2. Lanjut bab 2
9 18 januari Konsul cover dan Revisi Bu maria
2021 bab 1 ,2 1. Bab 1 dan bab 2
2. Lanjut bab 3
10 21 januari Konsul cover dan Revisi Bu maria
2021 bab 1 ,2 dan 3 1. Bab 1 Kronlgi dan rumusan
masalah ,tujuan umum
2. bab 2 penambahan materi dan
penulisan
11 30 januari Konsul cover bab Revisi Bu maria
20201 1 ,2, dan 3 1. Lanjut bab 4
12 12febuari Konsul rekapan Revisi Bu maria
2021 jurnal dan brief 1. Brief ACC
proposal
13 16 febuari Konsul proposal Proposal ACC Bu maria
2021 skripsi
14 27 januari Konsul jurnal Revisi Bu Selvi
2021 proposal skripsi 1. Mencari jurnal beroptasi tinggi
15 19 Febuari Konsul Bab 1,2,3 Revisi Bu Selvi
2021 dan 4 1. Korologi
2. Rumusan Masalah
3. Rekapan jurnal
4. Persetujuan jurnl
6 9 Maret Konsul Proposal Proposal ACC Bu Selvi
2021 Skripsi
CATATAN :
Kartu ini dibawa oleh Mahasiswa,
Waktu bimbingan diisi oleh Dosen Pembimbing
PEMBIMBING
64
Selvia David Richard, S.Kep., Ns., M.Kep
65
Lampiran 3
65
66
45
64
45