5.1 HASIL
64
Karakteristik berdasarkan desain penelitian, dari 10 jurnal yang didapatkan, jurnal
yang menggunakan desain penelitian quasi eksperiment berjumlah 6 memaparkan
tentangan kompres hangat terhadap penurunan nyeri haid (Dismenore). Pada
jurnal dengan penulis Rattu dkk, (2020) membandingkan kelompok eksperimen
dengan kelompok control, pada kelompok eksperimen responden diberikan
perlakuan berupa kompres hangat dan pada kelompok control tidak diberikan
perlakuan. Pada jurnal dengan penulis Oktaviana & Imron, (2012) menggunakan
metode quasi eksperimen tanpa menggunakan kelompok kontrol. Pada jurnal
dengan penulis Murtiningsih & Karlina. (2015) menggunakan metode quasi
eksperimen tanpa adanya kelompok kontrol. Pada jurnal dengan penulis Hanifah
& Kuswantri. (2020) tanpa adanya kelompok kontrol. Pada jurnal dengan penulis
Dhirah & Sutami. (2019) menggunakan metode quasi eksperimen tanpa adanya
kelompok kontrol. Nida & Sari. (2016) menngunakan metode quasi eksperimen
tanpa adanya kelompok kontrol. Karateristik jurnal yang menggunakan metode
pre eksperimen berjumlah 4 dengan penulis Dahlan & Syahminan . (2016) yang
memberikan perlakuan pada satu kelompok intervensi dengan menggunakan
kompres hangat. Pada jurnal dengan penulis Mardartati dkk, (2018) yang
memberikan perlakukan pada satu kelompok intervensi dengan menggunakan
kompres hangat. Pada jurnal dengan penulis Rahmadhyanti dkk, (2017) yang
memberikan perlakukan pada satu kelompok intervensi dengan menggunakan
kompres hangat dan Diana dk, (2018) yang memberikan perlakuan pada satu
kelompok intervensi dengan menggunakan kompres hangat.
Karakteristik alat ukur yang digunakan dalam setiap penelitian bervariasi, 5 jurnal
yang menggunakan alat ukur nyeri Numeric Rating Scale yaitu penelitian dari
Diana dkk. ( 2018), Dahlan & Syahminan, (2016), Maidartati dkk, (2018),
Rahmadhayanti dkk, (2017), Nida,& Sari, (2016), 2 jurnal yang menggunakan
alat ukur nyeri observasi yaitu penelitian dari Oktaviana & Imron, (2012) dan
64
penelitian dari Rattu dkk, (2020). 1 jurnal yang menggunakan alat ukur nyeri
Verbal Descriptor Scale (VDS) yaitu penelitian dari Murtiningsih & Karlina,
(2015). 1 jurnal yang mengggunakan alat ukur nyeri wong baker facial gramace
scale yaitu penelitian dari Dhirah & Sutami, (2019) dan 1 jurnal yang
mengggunakan alat ukur nyeri Bourbanis yaitu penelitian dari Hanifah &
Kuswantri, (2020).
64
Hasil synthesis of result didapatkan bahawa dari 10 jurnal yang didapat
berdasarkan pencaraian sesuai tujuan penelitian “ Mengindentifikasi pengaruh
kompres hangat terhadap penurunan nyeri haid (Dismenore) pada remaja putri
berdasarakan literature riview” memaparkan pengaruh kompres hangat yang
diberikan terhadap responden. Hasil synthesis of result yang sesuai dengan tujuan
khusus 2 “ Menganalisis pengaruh kompres hangat tehadap penurunan nyeri haid
(Dismenore) pada remaja putri berdasarkan literature riview” didapatkan artikel
memaparkan pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri haid
(Dismenore) dengan hasil p yang signifikan yaitu 0,000 sampai 0,0001 artinya
kompres sangat berpengruh terhadap penurunan nyeri haid (dismenore) seseorang.
Literatur Search:
Database: Google Scholar, SINTA, DOI
Identifikasi abstrak dan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris
Hasil Pencarian :
Artikel Google Scholar :
Kompres hangat, nyeri haid (dismenore), remaja (1780 artikel)
Warm compreses, dysmenorrhea and adolescent (17.700 artikel)
Artikel SINTA :
Kompres hangat, nyeri haid (dismenore), remaja ( 4 artiekel)
DOI
Kompres hangat, nyeri haid (dismenore), remaja (2 artikel )
Artikel Screened Dari Judul Excluded : 1340 artikel yang bukan variabel
Dan Abstrak: 14 Jurnal yang dimaksud, alat ukur tidak sesuai,
artikel tidak sesuai kriteria inklusi.
64
Artikel Dengan Full Text, Tahun Publikasi
Review Jurnal Sesuai Dengan 2011-2021, Reputasi Jurnal (SINTA dan
Kriteria Inklusi (Eligibility): DOI), variabel “Kompres Hangat“ “Nyeri haid
10 Jurnal Artikel (dismenore)”, berbahasa Indonesia dan
Berbahasa Inggris.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Mengukur Skala Nyeri pada Penderita Nyeri Sendi Berdasarkan
Hasil Literature Review
Pengukuran skala nyeri dari 10 literature yang ditemukan, didapatkan
dari jurnal Murtiningsih & Karlina, (2015) rata-rata nyeri sebelum kompres
hangat 6.5 , jurnal Dahlan & Syahminan, (2016) rata-rata nyeri sebelum kompres
hangat 5.60 , jurnal Rattu dkk, (2020) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat
6.00 , Dhirah & Sutami, (2019) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat 4.70,
jurnal Rahmadhayanti dkk, (2017) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat1.99,
jurnal Oktaviana & Imron, (2012) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat 6,28%,
jurnal Hanifah & Kuswantri, (2020) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat 2.24,
jurnal Diana dkk, (2018) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat 57,58%, jurnal
Nida, (2016) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat 26.7, jurnal Maidartati dkk,
(2018) rata-rata nyeri sebelum kompres hangat 48.9 dengan jumlah total
responden sejumlah 294 responden.
Nyeri haid (Dismenore) nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi. Dysmenorrhea berasal dari bahasa Yunani yaitu
dys yang berarti sulit/ menyakitkan/ abnormal, meno berarti bulan, dan rrhea
berarti aliran.Maka jika diartikan secara keseluruhan, dismenore adalah aliran
bulan yang menyakitkan atau tidak normal. Dismenore ini sering terjadi pada
perut bagian bawah, tetapi tidak hanya itu pada beberapa, pinggang, panggul,
otot paha atas, hingga betis (Laila, 2011). Dismenore atau nyeri haid
merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan
muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir semua perempuan
64
mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa mual, pusing, bahkan
pingsan (Anurogo & Wulandari, 2011) .
Faktor risko dismenore disebabkan oleh beberapa faktor yaitu menstruasi pertama
pada usia dini kurang dari 11 tahun, kesiapan dalam menghadapi menstruasi,
Periode menstruasi yang lama, aliran menstruasi yang hebat, merokok, riwayat
keluarga, kegemukan( Pramardika dan Fitriana, 2019). Ada pun penyebab dari
dismenore primer adalah faktor kejiwaan, faktor konsitusi, faktor obstrukis, faktor
endokrin, faktor alergi sedangkan penyebab dari terjadinya dismenore sekunder
adalah endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba palopi, pemakian
IUD, maldaptasi AKDR (alat kontrasepsi dalam Rahim), ovarian cysts (kista
ovarium) (Anurogo & Wulandari, 2011). Nyeri haid (dismenore) dapat
disebabkan karena adanya peningkatan kadar prostaglandin (PG), Hormon
steroid seks, sistem saraf (neuroligik), vasopresin, psikis.
64
(2016) rata-rata nyeri sesudah kompres hangat 2.62, jurnal Rattu dkk, (2020) rata-
rata nyeri sesudah kompres hangat 5.15, jurnal Dhirah & Sutami, (2019) rata-rata
nyeri sesudah kompres hangat 0.70, jurnal Rahmadhayanti dkk, (2017) rata-rata
nyeri sesudah kompres hangat 1.64, jurnal Oktaviana & Imron, (2012) rata-rata
nyeri sesudah kompres hangat 4.57, jurnal Hanifah & Kuswantri, (2020) rata-rata
nyeri sesudah kompres hangat 1.30, jurnal Diana dkk, (2018) rata-rata nyeri
sesudah kompres hangat 63.63, jurnal Nida & sari, (2016) rata-rata nyeri sesudah
kompres hangat 3.3, jurnal Midartati dkk, (2018) rata-rata nyeri sesudah kompres
hangat 2.13 dengan jurmalah total responden 294 responden. Kompres hangat
berpengaruh menurunkan nyeri haid (dismenore). Semua hasil uji statistic
didapatkan p=0,000 sampai p=0,001.
64
menuju ke daerah yang mengalami nyeri dan dapat meningkatkan relaksasi
otot-otot dan memberikan rasa hangat pada area yang mengalami nyeri.
64
64