KOLABORASI
Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Syukur ahamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul
“KOLABORASI“.
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk sara serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
dunia kesehatan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Etika kerja yang kolaboratif dapat menciptakan suasana damai di tempat kerja. Aspek
budaya integritas terfokus pada cara pengembangan kepribadian dalam integritas dan etika
untuk menciptakan keutuhan kualitas diri dengan karakter moral yang konsisten terhadap
kejujuran dan etika, termasuk kemampuan untuk membentengi diri dari segala macam
godaan yang berpotensi mendorong diri pada tingkah laku tidak terpuji. Kepribadian yang
selalu patuh diperlukan untuk menjalankan peraturan, kebijakan, standar, sistem, dan etika
organisasi secara profesional (Djajendra, 2012).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi merupakan hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan
bertanggung jawab besar terhadap perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang
masing-masing. Praktik kolaboratif dalam keperawatan lebih menekankan pada
tanggung jawab bersama dalam perawatan pasien, melalui proses pembuatan
keputusan bilateral berdasarkan pada latar belakang pendidikan dan kemampuan
para praktisi (Siegler & Whitney, 2010)
Kolaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien atau klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnose, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya (Nursalam, 2014)
Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi perawatan
kesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif
membutuhkan atau dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama dalam
penatalaksanaan dan pemberian perawatan (Blais, 2016)
Lidenke dan Sieckert (2015), kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan
menjadi tanggungjawab bersama untuk merawat pasien, dan kadangkala itu terjadi
dalam hubungan yang lama antara tenaga professional kesehatan.
B. Manfaat Kolaborasi
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi
yaitu antara lain :
1. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan
tujuan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien
2. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau
isu
3. Memberikan model yang baik riset kesehatan
e. Manajemen Konflik Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat
individubekerjasama. Konflik peran muncul saat seseorang diharapkanmelaksanakan
peran yang bertentangan atau tidak sesuai dengan harapan.
D. Proses kolaboratif
a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapatkesempatan
yang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang
diawali sama banyaknya dengan yangditerima dimana terdapat beberapa kategori
antara lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat,memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi
pendidikan, memberi dukungan atau persetujuan, menyatakan tidak setuju,orientasi
dan humor.
b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat dan dokter
memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masing – masing tetapi
tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
Fokus
Laboratorium Klien/
Pasien DLL
IPSRS
Adminitrasi
Radiologi
F. Kolaborasi Interdisiplin
Pengertian
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayana
kesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan
menentukan dignosa, tindakan tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian
khusunya kepada pasien sakit. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya
konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada
pasien sakit. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi,
pekerja sosial, alhi gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi yang
efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.
(Suharno, 2019)
Communication
Autonomv
Responibilitv
Common Efective
Cooperation
collaboration
Assertiveness
Mutuality
Coordination
G.
DAFTAR PUSTAKA
Sakai,I., Yamamoto, T., Rakahashi, Y., Maeda, T., & Kurokochi, K.(2017). Development of
a new measurement scale for inprofesional collaborative competency : The Chiba
Interprofessional Competency Scale
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan Teori
dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4.EGC.
Suharno. 2019. Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisplin Dalam Kesehatan Dan Keperawatan
Jiwa. Jakarta
Dalami, Ernawati, 201. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. CV. Trans InfoMedia :
Jakarta
Suliwati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Faizin, Ahmad dan Winarsih. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat
dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Boyolali. Boyolali: RSU Pandan
Arang.