Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KELOMPOK

KOLABORASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Menejemen Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Tuti Anggarawati ,M.Kep

Disusun oleh :

1. ADINDA PUTRI (20101440119002)


2. AGUS SETIAWAN (20101440119005)
3. ANUGRAH TEGAR (20101440119017)
4. CAMELIA CANDRA S. A. (20101440119026)
5. FIANI ALIYA (20101440119046)
6. HERDIANA ZAHWA (20101440119054)
7. RENATA ELISATIVANI (20101440119087)
8. SURATMAN (20101440119097)
9. ZAKIYATUL (20101440119109)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESDAM IV/DIPONEGORO


SEMARANG DIII KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Syukur ahamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul
“KOLABORASI“.

kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk sara serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
dunia kesehatan.

Semarang, 28 juni 2021

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan


suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian
dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu
mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung
gugat. Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggmbarkan apa yang
sebenarnya menjadi esensi dari kegiatan ini. Menurut Siegler & Whitney (2000), kolaborasi
adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling
besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka.

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan


kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok
profesional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan
berjalan dengan baik bila setiap anggota tim memberikan kontribusi yang baik (Faizin &
Winarsih, 2008). Dalam konteks kerja dan organisasi sebuah institusi kesehatan dijalankan
oleh tim multiprofesional dimana menangani berbagai macam prosedur pelayanan pasien.
Dalam hal ini, tim terdiri dari berbagai macam profesi dimana bertanggung jawab atas tugas
dan kewajiban yang berbeda pula.

Etika kerja yang kolaboratif dapat menciptakan suasana damai di tempat kerja. Aspek
budaya integritas terfokus pada cara pengembangan kepribadian dalam integritas dan etika
untuk menciptakan keutuhan kualitas diri dengan karakter moral yang konsisten terhadap
kejujuran dan etika, termasuk kemampuan untuk membentengi diri dari segala macam
godaan yang berpotensi mendorong diri pada tingkah laku tidak terpuji. Kepribadian yang
selalu patuh diperlukan untuk menjalankan peraturan, kebijakan, standar, sistem, dan etika
organisasi secara profesional (Djajendra, 2012).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kolaborasi
Kolaborasi merupakan hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan
bertanggung jawab besar terhadap perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang
masing-masing. Praktik kolaboratif dalam keperawatan lebih menekankan pada
tanggung jawab bersama dalam perawatan pasien, melalui proses pembuatan
keputusan bilateral berdasarkan pada latar belakang pendidikan dan kemampuan
para praktisi (Siegler & Whitney, 2010)
Kolaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien atau klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnose, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya (Nursalam, 2014)
Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi perawatan
kesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif
membutuhkan atau dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama dalam
penatalaksanaan dan pemberian perawatan (Blais, 2016)
Lidenke dan Sieckert (2015), kolaborasi merupakan proses kompleks yang
membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan
menjadi tanggungjawab bersama untuk merawat pasien, dan kadangkala itu terjadi
dalam hubungan yang lama antara tenaga professional kesehatan.

B. Manfaat Kolaborasi
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi
yaitu antara lain :
1. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan
tujuan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien
2. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau
isu
3. Memberikan model yang baik riset kesehatan

C. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi


Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan komunikasi yang
efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan balik,
pengambilan keputusan, dan manajemen konflik

a. Keterampilan Komunikasi Yang Efektif


Komunikasi sangat penting dalam meningkatkan kolaborasi karenamemfasilitasi
berbagai pengertian individu (Kemenkes, 2012). Chittiy,2001 dalam Marquis (2010)
mendefenisikan komunikasi adalah sebagaipertukaran kompleks antara pikiran,
gagasan, atau informasi, pada dua level verbal dan nonverbal. Komunikasi yang
efektif adalah kemampuandalam menyampaikan pesan dan informasi dengan baik,
menjadipendengar yang baik dan keterampilan menggunakan berbagai media.Thomas
Leech, menyatakan bahwa untuk membangun komunikasi yangefektif, harus
menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi,yaitu: membaca, menulis,
mendengar dan berbicara (Nurhasanah, 2010)

b. Saling Menghargai dan Rasa Percaya


Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan ataumerasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percayaterjadi saat
seseorang percaya terhadap tindakan orang lain. Salingmenghargai maupun rasa
percaya menyiratkan suatu proses dan hasil yangdilakukan bersama. Tanpa adanya
saling menghargai maka kerja samatidak akan terjadi. Yang dimaksud dengan
pentingnya menghargai satusama lain yaitu:
1. Dapat mengurangi perbedaan status professional.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.
3. Meningkatkan pembagian informasi diantara profesi.
4. Menerima konstribusi profesi lain.
5. Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota tim
6. Mempermudah pengambilan keputusan bersama.
7. Meningkatkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalam bekerja

c. Memberi dan Menerima Umpan Balik


Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan menerimaumpan
balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan darisatu sama lain, dan
klien mereka. Umpan balik yang positif dicirikandengan gaya komunikasi yang
hangat, perhatian, dan penuh penghargaan.
d. Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan ditingkat tim mencakup
pembagiantanggung jawab untuk hasil. Jelasnya, untuk menciptakan suatu solusi,
timtersebut harus mengikuti tiap langkah proses pengambilan keputusan yang dimulai
dengan defenisi masalah yang jelas.

e. Manajemen Konflik Konflik peran dapat terjadi, dalam situasi apapun di tempat
individubekerjasama. Konflik peran muncul saat seseorang diharapkanmelaksanakan
peran yang bertentangan atau tidak sesuai dengan harapan.

D. Proses kolaboratif

Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan doktermenentukan


kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler &Whitney (2000) menjabarkan
kolaborasi sebagai hubungan rekan yang sejati,dimana masing-masing pihak menghargai
kekuasaan pihak lain dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung
jawab masing-masing dan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut terdapat
beberapa indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik, kepentingan bersama dan
tujuan bersama.

a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat mendapatkesempatan
yang sama mendiskusikan pasien tertentu. Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang
diawali sama banyaknya dengan yangditerima dimana terdapat beberapa kategori
antara lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat,memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan, memberi
pendidikan, memberi dukungan atau persetujuan, menyatakan tidak setuju,orientasi
dan humor.

b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat dan dokter
memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masing – masing tetapi
tugas-tugas tertentu dibina yang sama.

c. Kepentingan Bersama Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-


masing (usaha untuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha
untuk memuaskan pihak lain)
d. Tujuan Bersama Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada
pasien dan dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang
berkaitandengan prognosis pasien.

E. Kolaborasi Di Rumah Sakit


Kolaborasi atau kerjasama antar profesi kesehatan adalah hal yang berpengaruh
dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada pasien. Hubungan kolaborasi
dalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah tenaga profesi kesehatan dan
tentunya dalam melakukan kolaborasi tersebut terdapat perbedaan pendapat antar
tenaga kesehatan.
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan
kepada klien dari suatu tim pelayanan kesehatan. Tim pelayanan kesehatan yaitu
sekelompok professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan
keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap anggota tim memberikan
kontribusi yang baik sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan
(Faizin & Winarsih, 2008)
Tim kerja di rumah sakit, antaranya :
a. Tim satu disiplin ilmu :
- Tim perawat
- Tim dokter
- Tim adminitrasi
- dll
b. Tim multi disiplin :
- Tim operasi
- Tim nosokominal infeksi
- dll
Hubungan kolaborasi di rumah sakit :

Dokter Perawat Ahli Gizi

Fokus
Laboratorium Klien/
Pasien DLL

IPSRS
Adminitrasi
Radiologi
F. Kolaborasi Interdisiplin
Pengertian
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayana
kesehatan yang dilakukan oleh sekelompok tim kesehatan lainnya maupun pasien dan
keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan
menentukan dignosa, tindakan tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian
khusunya kepada pasien sakit. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi adanya
konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada
pasien sakit. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi,
pekerja sosial, alhi gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi yang
efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.
(Suharno, 2019)

Manfaat Kolaborasi Interdisiplin


Kolaborasi didasarkan pada konsep tujuan umum, konstribusi praktisi profesional,
kolegalotas, komunikasi dan praktek yang difokuskan kepada pasien. Kolegalitas
menekankan pada saling menghargai, dan pendekataan profesional untuk masalah
masalah dalam tim dari pada penyalahkan seseorang atau mengindari tanggung jwab.

Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa antara


lain :
1. Memberikan perlayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional untuk pasien
2. Peoduktivitas maksimal serta efektifikasi dan efensiensi sumber daya
3. Peningktnya profesionalisme dan kepuasan kerja dan loyalitas
4. Meningkatnya kohesifitas antar profesional
5. Kejelasan peran dalam berinteraksi anar profesional
6. Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain

Hambatan dalam Melakukan Kolaborasi Interdisplin


Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam Keperawatan Jiwa
Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada banyak
hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :
1. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim
2. Struktur organisasi yang konvensional
3. Konflik peran dan tujuan
4. Kompetisi interpersonal
5. Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri

Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi Interdisiplin


Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan
kompak dalam mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi
interdisiplin yang efektif meliputi, kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, otomoni,
komunikasi, kewenangan dan kordinasi seperti skema dibawah ini

Communication
Autonomv
Responibilitv

Common Efective
Cooperation
collaboration

Assertiveness
Mutuality
Coordination
G.
DAFTAR PUSTAKA
Sakai,I., Yamamoto, T., Rakahashi, Y., Maeda, T., & Kurokochi, K.(2017). Development of
a new measurement scale for inprofesional collaborative competency : The Chiba
Interprofessional Competency Scale
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan Teori
dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4.EGC.
Suharno. 2019. Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisplin Dalam Kesehatan Dan Keperawatan
Jiwa. Jakarta
Dalami, Ernawati, 201. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. CV. Trans InfoMedia :
Jakarta
Suliwati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Faizin, Ahmad dan Winarsih. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat
dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Boyolali. Boyolali: RSU Pandan
Arang.

Anda mungkin juga menyukai