Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK

TAK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen pembimbing : Ns. Tuti Anggarawati, M.Kep

Disusun Oleh :

Dama Trisa Utami (20101440119028)


Inka Nur Safitri (20101440119059)
Renata Elisativani K.H (20101440119087)
Yunendra Syahfrudin M.S (2010144119108)
Zakiyatul Maghfiroh (20101440119109)

PRODI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN KESDAM


IV/DIPONEGORO SEMARANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Terapi
aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi,
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensoris, terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan terapi
aktivitas kelompok orientasi realitas (Yosep, 2013). Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang sering bergantung, saling membutuhkan dan menjadi tempat klien berlatih perilaku baru
yang adiktif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) adalah terapi non farmakologi yang diberikan oleh perawat terlatih terhadap
pasien
dengan masalah keperawatan yang sama. Terapi diberikan secara berkelompok dan
berkesinambungan dalam hal ini khususnya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi
persepsi perilaku kekerasan (Keliat & Akemat, 2012).
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Lancester
mengemukakan beberapa aktivitas digunakan pada terapi aktivitas kelompok, yaitu
menggambar, membaca puisi, mendengarkan musik, mempersiapkan meja makan dan
kegiatan sehari-sehari lainnya. Birckhead (1989) menyatakan bahwa beberapa keuntungan
yang diperoleh individu untuk klien melalui terapi yang dapat diperoleh individu oleh klien
melalui terapi aktivitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan meningkat
pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga meningkatkan uji
realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas (Direja, 2011).
Menurut Wibowo (2013) dalam penelitian yang telah dilakukannya menunjukkan
bahwa ada pengaruh signifikan setelah pelaksanaan TAK stimulasi persepsi dalam
mengontrol
perilaku kekerasan pasien. Pelaksanaan TAK stimulasi persepsi tidak akan bisa berjalan
dengan baik, jika tanpa peran perawat yang mendasarinya. Kemampuan dan keterampilan
yang
dimiliki seorang perawat menjadi titik keberhasilan dalam pelaksanaan TAK stimulasi
persepsi
terutama pada pasien perilaku kekerasan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian TAK ?


2. Apa saja manfaat TAK ?
3. Apa tujuan TAK ?
4. Apa saja jenis-jenis TAK ?
5. Bagaimana tahapan TAK ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian TAK


2. Untuk mengetahui manfaat TAK
3. Untuk mengetahui tujuan TAK
4. Untuk mengetahui jenis-jenis TAK
5. Untuk menegtahui tahapan TAK
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang diberikan kepada sekelompok pasien
dilakukan dengan cara berdiskusi antar sesama pasien dan dipimpin atau diarahkan oleh
seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih

B. Manfaat
Manfaat TAK adalah :
1. Meningkatkan kemampuan menilai dan menguji kenyataan (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain
2. Meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien
3. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hubungan antara rekasi emosional diri
sendiri dengan perilaku defensi (bertahan terhadap stres) dan adaptasi
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis, seperti koognitif
dan efektif

C. Tujuan TAK
Tujuan terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Meningkatkan identitas diri pasien
2. Menyalurkan emosi pasien secara konstruktif
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial yang akan membantu pasien dalam
kehidupan sehari-hari
4. Bersifat rehabilitatif : meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial,
kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang
masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya
D. Jenis-jenis terapi TAK

Terapi aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

a) Definisi
Stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi
yang terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah. Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran orientasi. Terapi
ini sangat efektif untuk pasien yang mengalami gangguan persepsi; halusinasi,
menarik diri, gangguan orientasi realitas, kurang inisiatif atau ide. Pasien yang
mengikuti kegiatan terapi ini merupakan pasien yang kooperatif, sehat fisik, dan
dapat berkomunikasi verbal.
b) Tujuan dari terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
secara umum adalah : pasien memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah
yang diakibtakan oleh paparan stimulus yang diterima tujuan khusunya adalah :
1. pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat
2. klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami
c) Aktivitas dalam TAK terbagi dalam empat bagian
1. Mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari yaitu:
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi yang dilakukan adalah:
menonton televisi. membaca majalah/koran/artikel dan melihat gambar.
2. Stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan
Untuk TAK ini pasien yang mengikuti adalah pasien dengan halusinasi, dan
pasien menarik diri yang telah mengikuti TAKS, dan pasien dengan perilaku
kekerasan. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu :
 Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal kekerasan yang
bisa dilakukan materi terapi ini meliputi penyebab, tanda dan gejala,
perilaku kekerasan; akibat perilaku kekerasan.
 Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan fisik
 Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui interaksi sosial asertif;
 Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kepatuhan minum obat;
 Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mencegah perilaku
kekerasan melalui kegiatan ibadah.
3. Stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan
Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan,
yaitu:Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasi

Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi

Tujuan umum dari terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah meningkatkan


kemampuan sosialisasi pada pasien dengan isolasi sosial. Sedangkan tujuan
khususnya adalah :

a) Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pasien


b) Pasien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c) Pasien dapat berlatih mematuhi peraturan
d) Pasien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
e) Pasien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
f) Pasien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan
g) Pasien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok
sosialisasi

Kriteria pasien yang dapat mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi adalah:

a) Pasien menarik diri yang cukup kooperatif


b) Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal
c) Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan
orang lain
d) Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap
penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
e) Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
f) Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang

E. Tahap-tahap dalam Terapi Aktivitas Kelompok


Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen (1995), fase-fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut:
a) Pre Kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada
anggota dan kelompok, menjelaskan sumber-sumber yang diperlukan kelompok
seperti proyektor dan jika memungkinkan biaya keuangan.
b) Fase Awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu:
 Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system social masing-masing dan leader
mulai menunjukan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
 Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
 Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
c) Fase Kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesain masalah yang kreatif.
d) Fase Terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi prenature, tidak sukses dan sukses.
BAB III
CONTOH TAK
A. Pre Planning TAK
1. Waktu dan tempat pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok ini dilaksanakan pada:
a. Hari, tanggal : 1 Juli 2021
b. Waktu : 07.00-07.30
1) Fase orientasi : 10 menit
2) Fase kerja : 30 menit
3) Fase terminasi : 5 menit
c. Tempat : Aula
2. Proses pelaksanaan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan WBS
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
1) Salam terapeutik
a) Salam terapeutik dan terapis
b) Terapis memakai papan nama
2) Evaluasi dan Validasi
a) Menanyakan perasaan WBS saat ini
b) Menanyakan apakah WBS pernah mencuci tangan
3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu : bertanya dan menjawab
tentang kehidupan pribadi.
b) Menjelaskan aturan main:
 Jika ada WBS yang meninggalkan kelompok atau keluar
dari kegiatan harus minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap WBS megikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengajak WBS untuk saling memperkenalkan (nama dan
nama panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam
2) Setiap WBS memperkenalkan diri, terapis mengajak semua WBS
untuk bertepuk tangan
3) Terapis menjelaskan pentingnya mencuci tangan, terapi
mendemonstrasikan cara mencuci tangan dengan tehnik 6 langkah
4) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu WBS boleh bertepuk
tangan sambil memutarkan balon searah jarum jam (kira-kita 10
menit). Musik yang diputar boleh diulang berulang kali, terapis
mengobservasi respon WBS cra mencuci tangan dengan tehnik 6
langkah dengan baik dan benar.
5) Secara bergiliran WBS diminta cara mendemonstrasikan mencuci
tangan dengan tehnik 6 langkah. Sampai semua WBS mendapat giliran
6) Terapis memberikan pujian, setiap WBS selesai mendemostrasikan
mnencuci tangan, dan mengajak lansia bertepuk tangan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan WBS setelah mengikuti kegiatan.
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan WBS
2) Rencana tindak lanjut
Terapis meminta WBS untuk mengulangi kegiatan ini setiap sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan
3) Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan meningkatkan kepada WBS untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan diaula.

B. Pelaksanaan TAK
DAFTAR PUSTAKA

Ruswadi, Indra. 2021. Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan. Indramayu: Cv.
Adanu Abimata

Nurhalimah.2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia

Sunaryo, 2016. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta

http://nita-rahmadani.com/2012/11/terapi-aktivitas-kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai