Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KELUARGA

STROKE NON HEMOROGIK


PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
( PKMD )
BANYUWANGI

Oleh:
NI KADEK RIKA KUSUMAYANTI
(2017.01.017)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWA


TAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga pada TN. S dengan SNH
ini dibuat berdasarkan Praktik PKMD di wilayah Bulusari :

Banyuwangi, ……………………
Mahasiswa

(NI KADEK RIKA KUSUMAYANTI)

Mengetahui,

Pembimbing klinik Pembimbing Institusi

( ) ( )

ii
DAFTAR ISI

AWAL DEPAN.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I KONSEP KELUARGA ...................................................................
A. Definisi Keluarga ........................................................................ 1
B. Tipe Keluarga............................................................................... 1
C. Fungsi Keluarga........................................................................... 2
D. Peran Keluarga ............................................................................ 3
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN SNH ...............................................
A. Definis SNH ................................................................................ 5
B. Faktor Resiko............................................................................... 5
C. Etiologi ........................................................................................ 6
D. Manifestasi Klinis ....................................................................... 6
E. Klasifikasi ................................................................................... 6
F. Pathofisiologi .............................................................................. 7
G. Pathway ...................................................................................... 9
H. Pemeriksaan Penunjang .............................................................. 10
I. Penatalaksanaan .......................................................................... 11
J. Komplikasi .................................................................................. 11
K. KONSEP ASKEP...................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
KONSEP KELUARGA
A. Definisi keluarga

Keluaga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2011)
Menurut Ali (2019) keluaga adalah unit terkecil dalam masyarakat,
beranggotakan 2 atau lebih yang tinggal dalam satu atap dan mempunyai hubungan yang
intim, pertalian darah/perkawinan, terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga
(biasanya bapak/ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling bergantung antar
anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing
yang dipimpin oleh kepala keluarga, mempunyai nilai dan norma hidup berdasarkan
system kebudayaan, mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misalnya
dalam hal kesehatan keluarga

B. Tipe Keluarga
(Friedman 2010) membagi tipe keluarga menjadi beberapa bagian berikut ini :
1. Nuclear family (keluarga inti): terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang masih menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari keluaga yang lainnya.
2. Extended family (keluarga besar): keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga
inti yang tinggal dalam satu rumah dan mendukung satu sama lain.
3. Single parent family: keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
bersama anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed: keluarga yang terdiri dari suami istri yang tinggal dalam satu rumah
dan tidak memiliki anak.
5. Blended family: keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-
masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family: keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
7. Single adult living alone: keluarga yang terdiri dari satu orang dewasa dan tinggal
sendiri dalam rumahnya.
8. Middle age atau elderly couple: keluarga yang terdiri dari suami istri paruh baya.

iv
Menurut Suprajitno (2014) tipe-tipe keluarga adalah sebagai berikut :
1. Dyadic family (keluarga bentukan kembali): yaitu keluarga baru yang terbentuk
dari pasangan yang telah berpisah dengan pasangan yang sebelumnya.
2. Single parent family (orang tua tunggal): yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
3. The unmarried teenage mother: yaitu keluarga yang terdiri dari ibu yang
mempunyai anak tanpa melakukan pernikahan.
4. The single adult living: yaitu keluarga yang terdiri dari laki-laki atau perempuan
dewasa yang tinggal sendiri dan belum pernah menikah.
5. The nonmarital heterosexual cohabiting family: yaitu keluarga yang sudah
memiliki anak tanpa melakukan pernikahan sebelumnya.

6. Gay and lesbian family: yaitu keluarga yang dibentuk dengan jenis kelamin yang
sama.
C. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Ali (2011) adalah :
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga
didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung, dan saling
menghargai antar anggota keluarga. Universitas Sumatera Utara
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam
keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarganya yaitu : makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
5. Fungsi perawatan keluarga

v
Fungsi perawatan keluarga adalah menyediakan makanan, pakaian, perlindungan,
dan asuhan keperawatan. Kemampuan keluarga untuk melakukan pemeliharaan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.

D. Peran Keluarga
1. Peran menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga dalam Ali (2011)
adalah sebagai berikut :
2. Peranan keluarga: ayah mempunyai peran sebagai pemimpin keluarga, pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan emberi rasa aman kepda seluruh anggota keluarga.
Selain itu ayah juga berperan sebagai anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu.
3. Peranan ibu: ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-
anak, pelindung keluarga, dan juga pencari nafkah tambahan keluarga. Ibu juga
berperan sebagai anggota masyarakat.
4. Peranan anak: anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial, dan spiritual.

a. Dukungan Keluarga Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga adalah sikap,


tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
1. Dukungan Penilaian Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat
digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang
terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai
seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi
pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap
ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain,
misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan
strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang
berfokus pada aspek-aspek yang positif.
2. Dukungan Instrumental Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti
pelayanan, bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan

vi
masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi
atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan,
menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi
Universitas Sumatera Utara yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan
nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada
dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3. Dukungan Informasional Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung
jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,memberikan
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang.
Keluarga dapat menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang
baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Individu
yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya
dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan
informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.
4. Dukungan Emosional Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara
emosional, sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu
perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk
semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa
berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan
memberikan semangat.

vii
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
SNH

A. DEFINISI

Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi cerebral, baik


fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari
24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain
daripada gangguan vaskuler. (Chang, 2010).
Stroke Non Haemoragik adalah cedera otak yang berkaitan dengan
obstruksi aliran darah otak terjadi akibat pembentukan trombus di arteri
cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak dan tempat lain di tubuh.
(Padila, 2012).
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat
emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru
bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi
iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder (Arif Muttaqin, 2011).
B. FAKTOR RESIKO

Stroke non hemoragik merupakan proses yang multi kompleks dan didasari oleh

berbagai macam faktor risiko. Ada faktor yang tidak dapat dirubah dan dapat dirubah

(Smeltzer dan Bare,2012)

1. Tidak dapat dirubah :


a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Genetik
2. Dapat dirubah :
a. Hipertensi
b. Merokok
c. Diabetes
d. Fibrilasi atrium

viii
e. Kelainan jantung
f. Hiperlipidemia
g. Terapi pengganti hormon
h. Anemia sel sabit
i. Nutrisi
j. Obesitas

C. ETIOLOGI
Penyebab dari Stroke Non Hemorogik (Kaharu, Atika.2015)
a. Trombosis (Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
b. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
c. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke
dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak)

D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan Gejala Stroke Non Hemorogik (Brunner and Suddarth, 2012)
a. Mati rasa atau terjadi kelemahan pada wajah, lengan, atau tungkai secara tiba-tiba.
Seringkali pada satu sisi tubuh saja, tapi bisa terjadi juga pada kedua sisi tubuh
b. Mengalami kebingungan
c. Terjadi gangguan dalam berbicara atau memahami ucapan orang lain
d. Pusing, sakit kepala, kehilangan keseimbangan atau koordinasi, serta kesulitan
berjalan
e. Penglihatan kabur atau ganda

E. KLASIFIKASI
Sedangkan secara patogenitas menurut Tarwoto dkk, (2011) Stroke
iskemik (Stroke Non Hemoragik) dapat dibagi menjadi :

1. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena


trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteri serebri
media. Permulaan gejala sering terjadi pada waktu tidur,atau sedang
istrirahat kemudian berkembang dengan cepat,lambat laun atau secara
bertahap sampai mencapai gejala maksimal dalam beberapa jam, kadang-
ix
kadang dalam beberapa hari (2-3 hari), kesadaran biasanya tidak
terganggu dan ada kecendrungan untuk membaik dalam beberapa
hari,minggu
atau bulan.
2. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli
yang pada umunya berasal dari jantung. Permulaan gejala terlihat sangat
mendadak berkembang sangat cepat, kesadaran biasanya tidak terganggu,
kemungkinan juga disertai emboli pada organ dan ada kecenderungan
untuk membaik dalam beberapa hari, minggu atau bulan

F. PATHOFISOLOGI
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area
tertentu di otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi
dan besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke
otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus,
emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum
(hipoksia karena gangguan pant dan jantung). Aterosklerosis sering sebagai
faktor penyebab infark pad-a otak. Trombus dapat berasal dari plak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran
darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah
dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.
Trombus mengakihatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh
darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. Area
edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang
sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema klien mulai
menunjukkan perbaikan. Oleh karena trombosis biasanya tidak fatal„ jika
tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh
embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi
septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi
abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah
yang tersumbat . menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini
akan menyebabkan perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.

x
Perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik clan hipertensi
pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering
menyebabkan kematian di bandingkan keseluruhan penyakit serebro
vaskulai; karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak,dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan
otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons Jika sirkulasi serebral
terhambat, dapat berkembang anoksia serebral: Perubahan yang disebabkan
oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6 menit. Perubahan
ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi
oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung. Selain
kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak
akan mengakihatkan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan
tekanan perfusi otak serta gangguan drainase otak. Elernen-elemen vasoaktif
darah yang keluar dan kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi,
menyebabkan saraf di area yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Jika volume darah lebih
dari 60 cc maka risiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan
71% pada perdarahan lobar. Sedangkan jika terjadi perdarahan serebelar
dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar
75%, namun volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal
(Muttaqin, 2012).

xi
G. PATHWAY

Penyakit yang mendasari


stroke ( alkohol,merokok,stres
)

Kepekatan
Aterosklerosis (elastisitas darah Pembentuk trombus
pembuluh darah menurun) meningkat

Obstruksi trombus di otak

Penurunan darah ke otak

Hipoksia cerebri

Infark jaringan otak

Kerusakan pusat
gerakan motorik Kelemahan
dilobus prontalis pada otot
hemispare atau
hemiplagia

Penurunan
kemampuan otot
Gangguan mengunyah atau
mobilitas fisik menelan

xii
Defisit nutrisi
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Muttaqin, (2012), pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan ialah sebagai berikut :
a. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskular.

b. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carran
lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau
perdarahan pada intrakranial. Peningkatan jumlah protein
menunjukkan adanya proses inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor merah
biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan
yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu
hari-hari pertama.

c. CT scan.
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan
posisinya secara pasti.Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan
hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar
ke permukaan otak.

d. MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombang
magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya
perdarahan otak.Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark

akibat dari hemoragik.


e. USG Doppler

xiii
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah
sistem karotis).

f. EE
Pemeriksaan ini berturuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik
dalam jaringan otak

xiv
I. PENATALAKSANAAN
Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) penatalaksanaan stroke dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Phase Akut :
1) Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi dan
sirkulasi.
2) Reperfusi dengan trombolityk atau vasodilation : Nimotop. Pemberian ini
diharapkan mencegah peristiwa trombolitik / emobolik.
3) Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari
flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian dexamethason.
4) Mengurangi edema cerebral dengan diuretik
5) Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat
tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang
b. Post phase akut
1. Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik
2. Program fisiotherapi
3. Penanganan masalah psikososial

J. KOMPLIKASI
1. Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada daerah tertekan,
konstipasi.
2. Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi, deformitas,
terjatuh.
3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala.
4. Hidrosefalos

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian

1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis.

2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak badan sebagian , bicara pelo, dan
tidak dapat berkomunikasi.

15
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

4. Riwayat penyakit dahulu


Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, obat-obat adiktif dan kegemukan.

5. Riwayat penyakit keluarga


Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.

6. Riwayat psikososial.

Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita

sambungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.

7. Pola fungsi kesehatan.

a. Pola persepsi

Pola persepsi menggambarkan persepsi klien/ keluarga terhadap penyakitnya tentang

pengetahuan dan penatalaksanaan penderita Stroke.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Pola nutrisi dan metabolisme berisi kebiasaan klien dalam memenuhi kebutuhan

nutrisi sebelum sakit samapai dengan sakit saat ini, meliputi jenis makanan dan

minuman yang dikonsumsi, frekuensi makan, porsi makan yang dihabiskan, makanan

yang disukai, alergi makanan, dan pantangan makanan. (Nikmatur 2012)

c. Pola eliminasi

16
Data eliminasi untuk buang air besar (BAB) pada klien stroke tidak ada perubahan

yang mencolok. Sedangkan pada eliminasi buang air kecil (BAK) akan dijumpai

jumlah urin tidak terlalu banyak baik secara frekuensi maupun volumenya.

d. Pola tidur dan istirahat

Berisi kualitas dan kuantitas istirahat tidur pasien sebelum sakit sampai sakit saat ini.

Sering muncul perasaan tidak enak efek dari gangguan yang berdampak pada

gangguan tidur (insomnia).

e. Pola aktivitas

Pola klien dengan stroke gejala yang ditimbulkan antara lain kekauan otot saat

aktivitas, dan Pengkajian pola akvitas sehari- hari meliputi jenis aktivitas yang

dilakukan dan lamanya latihan fisik.

f. Nilai dan keyakinan

Gambaran klien stroke tentang penyakit yang dideritanya menurut agama dan

kepercayaannya, kecemasan dan pikiran akan kesembuhan, tujuan dan harapan akan

sakitnya.

8. Pemeriksan fisik.

1. Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan

tanda-tanda vital

2. Kepala

Tujuan: mengetahui bentuk, fungsi kepala dan adanya kelainan di kepala.

17
Inspeksi: bentuk, kesimetrisan kepala, ada atau tidaknya lesi, kebersihan

rambut dan warna rambut.

Palpasi : Adanya pembekangkan/ penonjolan, dan tekstur rambut

3. Mata

Tujuan: Mengetahui bentuk, fungsi mata dan adanya kelainan pada mata.

Inspeksi : Bentuk, kesimetrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata, bola mata, warna

konjungtiva, dan sclera (anemis/ ikterik), penggunaan kacamata/ lensa kontak dan

respon terhadap cahaya.

4. Hidung

Tujuan: Untuk mengatahui bentuk, fungsi hidung, menentukan kesimetrisan

struktur dan adanya inflamasi atau infeksi.

Inspeksi: Bentuk, ukuran, warna dan kesimetrisan, adanya kemerahan, lesi dan tanda

infeksi pada hidung internal.

Palpasi dan perkusi: Frontalis dan maksilaris (bengkak, nyeri, dan septum

deviasi)

5. Telinga

Tujuan: mengetahui keadaan telinga luar, canalis bersih atau tidak, gendang telinga,

adanya pembesaran pada daun telinga atau tidak.

Inspeksi : Bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, posisi telinga, warna, liang telinga

(cerumen/ tanda-tanda infeksi) dan penggunaan alat bantu dengar

Palpasi: Adanya nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus

6. Mulut dan gigi

18
Tujuan: Mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut, dan kebersihan mulut.

Inpeksi: Warna mukosa mulut, adanya lesi dan stomatitis, penggunaan gigi palsu,

perdarahan/ radang gusi

7. Leher

Tujuan: Untuk menentukan struktur integritas leher, untuk mengetahui bentuk leher,

dan ada atau tidak pembesaran kelenjar tiroid

Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid: adanya pembesaran,batas, konsistensi, nyeri

8. Thorax dan paru

a. Thorax

Palpasi: Simetris, pergerakan dada, massa, lesi dan nyeri tractile fremituse.

b. Paru

Perkusi: Eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan satu sisi dengan satu sisi

lain pada tinggi yang sama dengan berjenjang sisi ke sisi)

Auskultasi: Suara nafas

9. Abdomen

Tujuan : Mengetahui bentuk dan gerakan perut, mendengarkan gerakan peristaltik

usus, dan mengetahui ada/ tidak nyeri tekan dan benjolan dalam perut

Inspeksi: Warna kulit, lesi, distensi, tonjolan, kelainan umbilicus, dan gerakan

dinding perut

Auskultasi: Suara peristaltik usus, Perkusi:

Perkusi di semua kuadran


19
10. Genetalia

Tujuan: Mengetahui organ dalam kondisi normal dalam genetalia Inspeksi:

mukosa kulit genetalia, adanya edema

Palpasi: Letak, ukuran, konsistensi dan massa

11. Muskuluskeletal

Penderita dengan diabetes melitus akan mengalami penurunan gerak kelemahan fisik,

kram otot, dan penurunan tonus otot. Yang didapatkan pada pengkajian terjadi

penurunan skor kekuatan otot pada ekstermitas.

12. Integumen

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan

suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan ganggren, kemerahan pada kulit sekitar luka,

tekstur rambut dan kuku

13. Pemeriksaan penunjang

a. Angiografi serebral

b. Lumbal pungsi

c. CT scan.

d. MRI

e. USG Doppler

f. EE

20
21
B. INTERVENSI

Intervensi Diagnosa Keperawatan sumber SDKI, SLKI,SIKI

Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan/
Keperawatan batasan Intervensi
Kriteria hasil
Gangguan Mobilitas setelah dilakukan DUKUNGAN
Fisik kunjungan rumah MOBILISASI
Definisi : selama 3x dalam
Keterbatasan dalam seminggu diharapkan 1. Memonitor
gerakan fisik dari satu gangguan mobilitas frekuensi jantung
atau lebih extremitas fisik meningkat dan tekanan darah
secara mandiri dengan kriteria : sebelum memulai
1. Pergerakan mobilisasi
ekstremitas 2. Identifikasi
meningkat toleransi fisik
2. Kekuatan otot
melakukan
meningkat
pergerakan
3. Kaku sendi
3. Memonitor
menurun
kondisi umum
sesama mobilisasi
4. Menjelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi

DEFISIT NUTRISI setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


kunjungan rumah 1. Identifikasi status
Definisi : Asupan selama 3x dalam nutrisi
nutrisi tidak cukup seminggu diharapkan 2. Indentifikasi
untuk memenuhi gangguan mobilitas makanan yang
kebutuhan fisik meningkat disukai
metabolisme dengan kriteria : 3. Monitor berat
1. Kekuatan badan
mengunyah 4. Berikan makanan
meningkat yang tinggi
2. Porsi makan yang
kalori dan
dihabiskan
protein
meningkat
5. Monitor asupan
3. Kekuatan
menelan makan
meningkat 6. Berikan makanan
yang tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi

22
C. Implementasi

Implementasi merupakan pengelolaan dari perwujudan intervensi. Menurut Debora

(2011) perlakuan yang dilakukan pada klien akan berbeda, disesuaikan dengan kondisi

klien saat itu dan kebutuhan yang paling dibutuhkan klien. Pelaksanaan pengelolaan dari

perwujudan intervensi meliputi kegiatan yaitu validasi, rencana keperawatan,

mendokumentasikan rencana, memberikan askep dalam pengumpulan data, serta

melaksanakan adusa dokter dan ketentuan RS.

D. Evaluasi

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan

perbandingan keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan (Saiful, 2012).

23
DAFTAR PUSTAKA

Hartina.2015.Laporan Pendahuluan Stroke Haemoragik. (Online) Available:


https://www.academia.edu.5948047/LAPORAN_PENDAHULUAN_NHS
(diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 20.00 Wita)

Kaharu, Atika.2015. Laporan Pendahuluan Stroke Non Haemoragik. (Online)


Available:
https://www.academia.edu./17079805/LP_STROKE_NON_HAEMORAGIK
(diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 20.00 Wita)

Muttaqin, Arif. 2012 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan


Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta: Mediaction

Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha


Medika.
Price, SA dan Wilson, 2011. Patofisiologi: Konsep klinis proses- proses
penyakit ed. 6 vol.1. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C . 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth . Jakarta : E G C.
Tarwoto, 2012. Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Sistem Persyarafan .
Jakarta: Sagung Seto.
William, Lippicont . 2008 . Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit .
Jakarta: Indeks.
Yanti, Fardi. 2015. Laporan Pendahuluan Klien Dengan Stroke Non
Haemoragik (SNH). (Online) Available :
https://www.academia.edu/10077081/LAPORAN_PENDAHULUAN_
KLIEN_DENGAN_STROKE_NON_HAEMORAGIK_SNH (diakses
pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 20.00 Wita)

24
25
26
27
28
29
30

30
31

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


( INSTITUTE OF HEALTH SCIENCES )
BANYUWANGI
Jl. Letkol Istiqlah No. 40 Telp (0333) 421610 – Fax. (0333) 414070 Banyuwangi

FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN KELUARGA )

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : I Kt Suendra
b. Alamat : Br. Pangkungjangu, Desa Pohsanten
c. Telpon :-
d. Pekerjaan : Petani
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi :

Status Imunisasi Ket


Hub. Pen
J Umu Polio DPT Hepatitis Campa
Nama Dng didi BC
K r k
KK kan G
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. I KT L SUA 67thu SD - - - - - - - - - - - -
SUEND MI n
RA P ISTR 64 SD - - - - - - - - - - - -
2. I KT I thn
TENTRI

31
32

2. Genogram

= Laki-Laki

= Perempuan

= Garis keturunan

= Garis perkawinan

=Meninggal

-------- = Tinggal serumah

= pasien

3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.S merupakan tipe kluarga tradisional

4. Suku Bangsa
Keluarga Tn.S berasal dari suku Bali/Indonesia
5. Agama
Keluarga Tn. S menganut agama hindu, keluarga Tn.S melakukan sembahyang 3 kali sehari
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Tn.S mengatakan ekonomi klien dan istrinya ditanggung dengan anaknya
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.S jarang berekreasi keluar rumah mereka hanya mengabiskan waktu dirumah
berdua sambil menonton TV

32
33

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.S berada di tahapan Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Keluarga Tn.s yang belum terpenuhi Fungsi Perawatan Kesehatan

3. Riwayat keluarga inti


Riwayat keseh KK : Kelg berkata : “saya dalam keadaan sakit stroke karena hipertensi ”
Riwayat keseh Istri : Kelg berkata : “saya dalam keadaan sakit mata yaitu katarak”
Riwayat keseh anak : Kelg berkata : “ anak saya dalam keadaan sehat hanya saja anak saya
riwayat penyakit keturunan yaitu hipertensi”
Riwayat keseh kelg lain : Kelg berkata : “-
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keseh ortu suami ,Kelg berkata : “keluarga saya sendiri memiliki rawayat penyakit
keturunan hipertensi”
Riwayat keseh ortu Istri,Kelg berkata : “keluarga istri saya tidak ada memiliki riwayat
penyakit keturunan

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah Tn.S merupakan rumah semi permanen, ruang tamu berukuran sekitar 3x3 meter,
ruang tamu tampak bersih dan rapi, ruang keluarga bergabung dengan ruang tamu dan juga
ruang menonton TV terdapat 3 jendela, kebersihan terjaga memiliki kamar mandi sendiri
terdapat WC

Denah Rumah :
Masalah keseh dg karakteristik rumah, Kelg berkata :” Tn.s mengatakan tidak memilik
masalah dengan rumahnya

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Tn.S memiliki hubungan dengan tentangga sangat baik, walaupun dia tidak bisa
untuk kemana-mana tetapi banyak tetangga yang sering datang ke rumahnya
3. Mobilitas geografis keluarga
Sejak menikah keluarga Tn.S tidak pernah berpindah rumah, menempati rumah tersebut sudah
45tahun.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.S mengatakan sering mengikuti rapat masyarakat, hanya saja Tn.S tidak bisa
bergabung karena sedang sakit

5. Sistem pendukung keluarga


Keluarga Tn.S mengatakan jika ada masalah mereka selalu saling mendukung
STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
Kluarga TN.S dalam keseharianya menggunakan bahasa bali
33
34

2. Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga TN.S keputusan yang di ambil dari hasil musyawarah dan setiap anggota
keluarga berhak untuk menyampaikan pendapatnya

3. Struktur peran
Dalam keluarga TN.S mempunyai dan melakukan peranya masing – masing

4. Norma keluarga
Keluarga TN.S memegang teguh norma adat bali

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga TN.S mengatakan anaknya selalu memenuhi kebutuhanya

2. Fungsi sosialisasi
Keluarga TN.S mengatakan selalu untuk memberitahu norma dan prilaku yang baik

3. Fungsi perawatan kesehatan


Keluhan utama :
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan tangan kiri dan kaki kiri tidak bisa di gerakan dan lidah
nya kaku

TUGAS KESEHATAN KELUARGA


a) Mengenal masalah keluarga
1) Pengertian penyakit penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan tangan kiri dan kaki kiri tidak bisa di gerakan

2) Penyebab penyakit stroke


Kelg berkata : “ TN.S mengatakan di sebabkan oleh riwayat penyakit hipertensi

3) Tanda adan gejala penyakit stroke


Kelg berkata : “TN.S mengatakan sakit kepala dan kekakuan otot

4) Pre dispossi/cara penularan penyakit stroke


Kelg berkata : “ TN.S mengatakan tidak tahu

b) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan saat kekakuan otot di beri minyak dan di pijat

2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit stroke


Kelg berkata : “ TN.S mengatakan untuk tidak memakan makanan yang asin dan tidak
berfikir berlebihan
34
35

3) Dampak penyakit stroke


Kelg berkata : ‘ TN.S mengatakan dampak penyakit tidak bisa beraktivitas
4) Komplikasi penyakit stroke
Kelg berkata : “TN.S mengatakan setahu dia komplikasi penyakit stroke yaitu DM

c) Merawat anggota keluarga yang sakit


1) Cara perawatan penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan merawat dan istirahat
2) Demonstrasi perawatan penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan tidak makan makanan yang asin
3) Demonstrasi perawatan penyakit stroke
Kelg berkata : “
4) Demonstrasi perawatan penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan setiap pagi berjemur sambil menggerakan kaki kiri dan
tangan kiri

d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi,pencahayaan,kebersihan
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan ventilasi terbuka, pencahayaan terang dan selalu menjaga
kebersihan rumah setiap hari
2) Lingkungan pskologis/hubungan antar kelg .
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan hubungan keluarga baik-baik saja

e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan jika sakit langsung ke dokter atau rumah sakit
2) Manfaat, macam macam layanan
Kelg berkata : “ TN.S mengatakan tidak tahu
3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan
Kelg berkata : “Tn.S mengatakan tidak pernah trauma untuk ke rumah sakit dan dokter

4. Fungsi reproduksi
Tn.S mengatakan tidak memiliki gangguan fungsi reproduksi sudah memiliki 2 anak
5. Fungsi ekonomi
Tn.S mengatakan tidak memiliki fungsi ekonomi, keluarga selalu mengelola keuangan dengan
baik

STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stress jangka pendek dan panjang
Stress jangka pendek = Tn.S mengatakn pernah stres jangka pendek karena kekuatan otot
menurun sehingga tidak dapat beraktivitas semstinya
Stress jangka panjang = Tn.S mengatakan tidak pernah memiliki stress jangka panjang
b. Kemampuan keluargaberadaptasi terhadap stres/ koping mekanisme

35
36

Keluarga Tn.s Mmengatakan jika ada masalah diselesaikan dengan musyawarah, jika
menangani stress keluarga memilih sembahyang mendekekatkan diri ke Tuhan yang maha
esa

c. Strategi koping yang mqladaptif


Keluarga Tn.S mengatakan seslalu dapat memecahkan masalah keluarganya dengan
musyawarah sehingga tidak mengakibatkan stress
Pemeriksaan fisik , Nama : Tn.S
Keadaan Umum
a. Tanda – tanda Vital
Tensi :170/120 mmHg Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit Suhu : 36,8oC
BB : 75kg TB :-
LL :- LK :-

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1). Kepala dan Rambut
Tidak ada ketombe,bentuk bulat , tidak ada pembengkakan, rabut berwarna putih ,
kebersihan terjaga. Tidak ada nyeri tekan
2). Hidung
Hidung simetris, tidak terdapat pembengkakan. Tidak terdapat nyeri tekan
3). Telinga
Bentuk simetris, kebersihan terjaga, tidak terdapat cairan atau kotoran.
4). Mata
Tidak terdapat kerontokan bulu mata dan alis, konjungtiva anemis, sclera putih, bola
mata coklat, mata tidak simetris
5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing
Mulut : mulut tidak kering, gigi : tampak bersih, lidah : lidah tampak bersih, Tonsil :
tidak ada pembengkakak, pharing : tidak ada pembengkakan
6). Leher dan Tenggorokan
7). Dada/ Thorak
a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi
Dada simetris, penyebaran kulit merata, tidak terdapat lesi
(2). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
(3). Perkusi
Dextra = ics 1-7 = Sonor
Ics 8-9 = pekak
Sinistra = Ics 1-2 = sonor
Ics 3-5 = redup
Ics 6-7 = sonor
(4). Auskultasi

36
37

Suara terdengar vesikuler atau menyeluruh tanpa ada suara tambahan


b). Pemeriksaan Jantung
(1). Inspeksi
Tidak terdapat lesi, Ictuscordis tidak terlihat di ics v

(2). Palpasi
Ictuscordis teraba di ics v

(3). Perkusi
Batas atas pada ics III
Batas bawah ics V
Batas kiri = sejajar pada 4 jari midclavicula
Batas kanan = sejajar sisi sternum atau 2 jari dari midsternum
(4). Auskultasi
Tidak terdapat suara tambahan

8). Payudara
(a). Inspeksi
Tidak terdapat lesi, payudara simetris
(b). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
9). Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi
Tidak terdapat lesi, penyebaran warna kulit merata, tidak ada pembengkakan
(b). Auskultasi
Bising usus 10x/mnt

(c). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan

(d). Perkusi
Terdengar suara normal tympani pada semua kuadran kecuali hati terdengar pekak
10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot
Ekstermitas bawah : inspeksi tidak adanya bengkak pada kaki, tidak adanya nyeri
tekan

Kekuatan otot 5 3
5 3

11). Genetalia dan Anus


Tidak terkaji karena klien menolak
12). Pemeriksaan Neurologi
GCS : 4,5,6 Kesadaran Composmentis

37
38

8. Pemeriksaan Penunjang
………………………….
…………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….

HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn.S berharap kekakuan otot agar segera hilang dan bisa beraktivitas seperti biasanya
Banyuwangi, ………, ………….. 200
Mahasiswa

38
ANALISA DATA

Nama Klien :
:

PROBLEM
NO KELOMPOK DATA ETIOLOGI
DATA SUBYEKTIF : Gangguan mobilitas fisik
Keluhan utama : Klg berkata “tangan
kiri dan kaki kiri tidak bisa digerakan
Megenal masalah :
1. Pengertian penyakit stroke
Klg berkata “kekakuan otot
2. Penyebab penyakit stroke
Klg berkata “ karena riwayat
penyakit hipertensi
3. Tanda dan gejla penyakit
stroke KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MASALAH.
Klg berkata “sakit kepala dan KESEHATAN PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN dengan
kekakuan otot SNH
4. Pre disposisi/cara penularan
penyakit stroke
Klg berkata “ saya tidak tahu

DATA OBYEKTIF :

39
DATA SUBYEKTIF : Gangguan mobilitas fisik KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGAMBIL KEPUTUSAN
UNTUK MENGATASI ANGGOTA KELUARGA DENGAN SNH
1) Tindakan yang sudah
dilakukan dlm mengatasi
penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S
mengatakan saat kekakuan otot
di beri minyak dan di pijat

2) Tindakan yang akan


dilakukan dlm mengatasi
penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S
mengatakan untuk tidak
memakan makanan yang asin
dan tidak berfikir berlebihan
3) Dampak penyakit stroke
Kelg berkata : ‘ TN.S
mengatakan dampak penyakit
tidak bisa beraktivitas
4) Komplikasi penyakit stroke
Kelg berkata : “TN.S
mengatakan setahu dia
komplikasi penyakit stroke
yaitu DM

40
DATA OBYEKTIF :
Memijat tangan kiri dan kaki kiri

DATA SUBYEKTIF : Gangguan mobilitas fisik KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA


1) Cara perawatan penyakit KELUARGA DENGAN SNH
stroke
Kelg berkata : “ TN.S
mengatakan merawat dan
istirahat
2) Demonstrasi perawatan
penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S
mengatakan tidak makan
makanan yang asin
3) Demonstrasi perawatan
penyakit stroke
Kelg berkata : “
4) Demonstrasi perawatan
penyakit stroke
Kelg berkata : “ TN.S
mengatakan setiap pagi
berjemur sambil menggerakan
kaki kiri dan tangan kiri

DATA OBYEKTIF :

Keluarga hanya bisa menjawab


41
sebagian dan mendemostrasikan
perawatan penyakit stroke

DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA


MEMELIHARALINGKUNGAN.RUMAH UNTUK
MENINGKATKAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
DENGAN.…
……………………………………...

DATA OBYEKTIF :

DATA SUBYEKTIF : KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MEMANFAATKAN


PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MENGOBATI ANGGOTA
KELUARGA DENGAN ………………………………….………
……………………………………..…...

DATA OBYEKTIF :

42
DX Keperawatan Keluarga :
…………………………………………………………………………………………………b/d
1) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MASALAH. KESEHATAN PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN
……………………………………………….
2) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK MENGATASI ANGGOTA KELUARGA DENGAN
……………………………………………….
3) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN
4) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MEMELIHARA LINGKUNGAN.RUMAH UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
DENGAN …………………….
5) KETIDAKMAMPUAN KELUARGA MEMANFAATKAN PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MENGOBATI ANGGOTA KELUARGA DENGAN
………………………………………

43
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
Masalah :Gangguan integritas jaringan pada Ny A Kelg Tn B dengan penyakit DM

PERHITU PEMBENARAN
NO KRITERIA Skor BOBOT
NGAN
1. Sifat Masalah 1 3/3X1 Sifat masalah kurang sehat ditandai
Skala : Tidak/kurang sehat 3 dengan : keluhan Tn.S menderita
penyakit Stroke ditandai dengan
sakit kepala dan kekakuan otot

Kemungkinan masalah 2 1/1X2 kemungkinan masalah dapat diubah


dapat diubah skal sebagian ditandai dengan obat
Skala : 1 untuk mengatasi masalah penyakit
Sebagian stroke, tetapi sumberdaya keluarga
rendah ditandai dengan motivasi
keluarga rendah untuk
mendukungan kesembuhan Tn.S
3. Potensial masalah untuk 1 2/2x1 Potensial masalah untuk dicegah
dicegah skala cukup ditandai dengan
Skala : prognosa penyakit Tn.S sudah cukup
Cukup 2 lama sudah ada

4. Menonjolnya masalah 1 2/2x1 Menonjolnya masalah


Skala : Skala : masalah berat harus
 Masalah berat, harus 2 ditangani ditandai penyakit Tn.S
segera ditangani dirasakan seluruh keluarga,
keputusan keluarga masalah berat
harus segera ditangani

JUMLAH
Skoring :
1. Tentukan skore untuk setiap criteria
2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah
Skore X bobot
Angka tertinggi

3. Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

44
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama anggota kelg yang sakit :


Diagnosa keperawatan kelg yaitu :

TG NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


L
RESPON STANDART
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan 1-2x Verbal Keluarga dapat Intervensi mengikuti T.U.K
keperawatan selama 2 kunjungan keluarga dan menjelaskan tentang : a. BHSP
minggu maka ganguan mampu mengenal masalah psikomot a. Pengertian stroke
b. Jelaskan kepada keluarga Tn.S tentang penyakit
mobilitas fisik ditadai pada anggota keluarga or b. Tanda dan gejala
dengan : kekuatan otot dengan stroke stroke stroke
meningkat, kaku sendi c. Penyebab stroke
a) Pengertian stroke
menurun. d. Penatalaksanaan
b) Tanda dan gejala stroke
c) Penyebab stroke
d) Penatalaksanaan
c. Motivasi keluarga untuk mengulang penjelasan
tentang penyakit stroke
d. Berikan pujian atas kemampuan keluarga
mengenal masalah
e. Evaluasi penjelasan perawat

Setelah dilakukan tindakan VERBA Keluarga mampu a. BHSP


keperawatan selama 1-2 L menjelaskan kembali Jelaskan pada /diskusikan dengan keluarga tentang
X kunjungan, keluarga tentang …peny stroke stroke yaitu :
mampu mengenal masalah a. Definisinya yaitu Stroke definisi: Stroke adalah manifestasi klinik dari
pada anggota keluarga adalah manifestasi klinik gangguan fungsi cerebral, baik fokal maupun
45
dengan Penyakit stroke dari gangguan fungsi global, yang berlangsung dengan cepat,
cerebral, baik fokal berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir
maupun global, yang dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain
berlangsung dengan daripada gangguan vaskuler
cepat, berlangsung lebih tanda dan gejala: Pusing, sakit kepala, kekauan
dari 24 jam atau otot.
berakhir dengan maut, Penyebab : obesitas, merokok dan hipertensi
tanpa ditemukannya Penatalaksanaan : edukasikan pasien supaya tidak
penyebab selain stres, mengurangi mengomsumsi makan yang asin
daripada gangguan b. Motivasi keluarga untuk mengulang penjelasan
vaskuler c. Berikan pujian atas kemampuan keluarga
b. Tanda dan gejalanya mengenal masalah
yaitu d. Evaluasi penjelasan perawat
Pusing, sakit kepala,
kekauan otot.
c. Penyebabnya yaitu
obesitas, merokok dan
hipertensi
d. Penatalaksanaan yaitu
edukasikan pasien
supaya tidak stres,
mengurangi
mengomsumsi makan
yang asin
Setelah dilakukan tindakan VERBA Keluarga mengatakan a. Kaji tindakan yg dilakukan keluarga baik, sesuai
keperawatan selama 1-2 L yaitu : dan yang tidak dengan solusi menurut kesehatan
X kunjungan, keluarga a. Membawa anggota b. Jelaskan solusi yang benar menurut kesehatan
mampu mengambil keluarga yang sakit ke : yaitu : Diit teratur, olahraga teratur, obat
keputusan yang tepat untuk dokter atau rumah sakit
mengatasi masalah pada b. Mengatakan dampaknya c. Diskusikan dg kelg bila tidak melakukan tindakan
anggota keluarga dengan yaitu yaitu :
stroke Pasien kekakuan pada Dampaknya : pasien kekauan pada tangan kiri dan
tangan kiri dan kaki kiri kaki kiri
c. Komplkasinya yaitu DM Komplikasinya : DM, serangan jantung

46
Motivasi keluarga untuk mengambil tindakan yg
sesuai dg solusi
Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil
tindakan
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu :
keperawatan selama 3-4 psikomot Keluarga mengerti dan
a. Jelaskan dan demontrasikan perawatan
X kunjungan, keluarga or melaksanakan perawatan
mampu merawat pada pada anggota kelg dengan penyakit rematik:
anggota keluarga dengan sreoke
1) Mobilisasi : dengan mengangkat tangan dan
peny stroke 1. Melakukan
mobilisasi kaki semampunya
2. Pengobatan Stroke
2) Obat : amlodipin 10mg, piracetam,
candexaetan, sifrol
3) Komplikasi : DM
b. Berikan kesempatan pd angg kelg untuk
mendemontrasikan prosedur perawatan penyakit
stroke
c. Berikan pujian atas pelaksanaan yg dilakukan kelg
d. Evaluasi keberhasilan kelg dalam melakukan
perawatan
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan ling fisik rumah yaitu : kriteria rumah
keperawatan selama 2-3 X psikomot a.Menyebutkan kembali sehat yaitu :
kunjungan, keluarga or cara 1) Ventilasi rumah > 10 % luas lantai, dan
mampu menciptakan/memelihara jendela di buka stiap hari
menciptakan/memelihara lingkungan rumah yg 2) Pencahayaan rumah terang/bisa baca dengan
lingkungan yg dapat dapat menunjang jelas
menunjang kesehatan pd kesehatan pd angg kelg 3) Penataan ruangan baik, rumah bersih
angg kelg dengan peny dengan peny …………… 4) Kamar mandi bersih dan tidak licin serta
stroke b. Mendemontrasikan dikuras minimal 1 mgg sekali
lingkungan rumah yg 5) Ada SPAL, lancar dan ada septitank
dapat menunjang 6) Ada jamban, tempat sampah
kesehatan pd angg kelg 7) Rumah dengan kandang > 100 meter

47
dengan peny ……… b. Jelaskan ling psikologis rumah yaitu : hubungan
yaitu : yg harmonis antar anggota kelg , selalu ada
1) ……………… komunikasi setiap hari, dengan membiasakan
2) …………. makan bersama
c.Bantu & demontrasikan menciptakan lingkungan
rumah yg dapat menunjang kesehatan pd angg
kelg dengan peny
…………………………………….Yaitu :
1) …….…………………
2) …………………..
2) ……………………………………………..
3) ……………………………………………...
d. Motivasi keluarga untuk
menciptakan/memelihara lingkungan rumah yg
dapat menunjang kesehatan pd angg kelg dengan
peny …………….
e. Berikan pujian atas pelaksanaan yg dilakukan
kelg
f. Evaluasi keberhasilan kelg dalam
menciptakan/memelihara lingkungan rumah yg
dapat menunjang kesehatan pd angg kelg dengan
peny ……………
Setelah dilakukan tindakan Verbal & Keluarga mampu : a. Jelaskan fungsi ……………………yaitu :
keperawatan selama 1- 2 psikomot a. Menyebutkan kembali ………………………………………………..
X kunjungan, keluarga or fungsi dan macam 2 macam2 pelayanannya : …………………..
mampu menggunakan layanan dariPelyankes 1) ………………………………………………
pelayanan kesehatan untuk yaitu ………. 2)…………………………………………………
mengobati angg kelg …………… 3) …………………………………………………
dengan peny b. Membawa angg kelg yg 4) …………………………………………………
………………................. sakit ke pelayanan
kesehatan b. Motivasi kelg untuk menggunakan
yankes……………………………………….

c. Evaluasi penggunaan yankes oleh kel

48
49
CATATAN KEPERAWATAN

Nama klien : Tn.S


Nama KK :
Diagnosa Kep Kelg :

NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
TUK T
a. BHSP
15/4/2020 16.0
b. Jelaskan kepada keluarga Tn.S tentang
penyakit stroke
a) Pengertian stroke
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan
fungsi cerebral, baik fokal maupun global, yang
berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih
dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa
ditemukannya penyebab selain daripada
gangguan vaskuler
b) Tanda dan gejala stroke
Pusing, sakit kepala, kekauan otot.

c) Penyebab stroke
obesitas, merokok dan hipertensi
d) Penatalaksanaan
edukasikan pasien supaya tidak stres,
mengurangi mengomsumsi makan yang asin
c. Motivasi keluarga untuk mengulang
penjelasan tentang penyakit stroke
d. Berikan pujian atas kemampuan
keluarga mengenal masalah
e. Evaluasi penjelasan perawat

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien :
Nama KK :

19
Diagnosa Kep Kelg :

NO T
TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
TUK T
14.00 1. Menjelaskan dan demontrasikan perawatan penyakit
16/4/20
stroke
Latiha Mobilisasi : dengan mengangkat tangan dan
kaki kiri semampunya
2.Obat : amlodipin 10mg, piracetam, candexaetan,
sifrol
3. Komplikasi : DM
4.Memberikan kesempatan keluarga
mendemonstrasikan perawatan penyakit stroke
5. Memberikan pujian atas keberhasilan memberikan
perawatan
6. Mengevaluasi sejaumana kelg sudah mengambil
tindakan

CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien :
Nama KK :
Diagnosa Kep Kelg :

TANGGAL JAM NO TINDAKAN KEPERAWATAN T

20
TUK T
14.00 1. Mengkaji tindakan yg dilakukan keluarga baik,
16/4/20
sesuai dan yang tidak dengan solusi menurut kesehatan
2. Menjelaskan solusi yang benar menurut
kesehatanyaitu : diit teratur, , olahraga teratur, obat
3. Mendiskusikan dg kelg bila tidak melakukan
tindakan yaitu :
Dampaknya : pasien kekakuan otot
Komplikasinya :DM
4. Memotivasi keluarga untuk mengambil tindakan yg
sesuai dg solusi

5. Mengevaluasi sejaumana kelg sudah mengambil


tindakan

21
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien :
Nama kk :
Diagnosa Kep Kelg : KETIDAK MAMPUAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA
KELUARGA DENGAN STROKE

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
S: Tangan kiri dan kaki kiri S :
Tangan kiri dan kaki kiri
sudah mulai bisa bergerak
tidak bisa bergerak ”.
Mengenal masalah:

22
Mengenal masalah: 1) Pengertian penyakit
O:
1) Pengertian penyakit stroke
stroke
Kelg berkata : “ kaku A :
Kelg berkata : “ pada otot “
kekakuan otot“
2) Penyebab penyakit
P:
2) Penyebab penyakit stroke
stroke
Kelg berkata : “stress “
Kelg berkata :
3) Tanda adan gejala
“hipertensi “
penyakit stroke
3) Tanda adan gejala
Kelg berkata : “otot
penyakit stroke
kaku”
Kelg berkata : “otot
4)  penatalaksanaan
kaku”
Kelg berkata : “ mencari
4)  penatalaksanaan
hiburan supaya tidak
Kelg berkata : “ rajin stress, makanan tidak
mengangkat tangan asin”.
dan kaki yang kaku
O:
”.
Ttv : tensi : 150/100 mmhg
O: Nadi : 80x/mnt
Ttv : tensi : 170/120 mmhg Ekstermitas atas : inspeksi
Nadi : 88x/mnt tidak adanya bengkak pada
Ekstermitas atas : inspeksi tangan , tidak adanya nyeri
tidak adanya bengkak pada tekan
tangan , tidak adanya nyeri
tekan
Ekstermitas bawah : inspeksi
Ekstermitas bawah : tidak adanya bengkak pada
inspeksi tidak
adanya kaki, tidak adanya nyeri
bengkak pada kaki, tidak tekan
adanya nyeri tekan
Kekuatan otot 5 3
Kekuatan otot 5 3
5 3
5 3

23
A : masalah belum teratasi A : masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien :
No. Register :
Diagnosa Kep Kelg : KETIDAK MAMPUAN KELUARGA MENGAMBIL KEPUTUSAN
ANGGOTA KELUARGA DENGAN STROKE

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
S :Klien mengatakan sudah S : Klien mengatakan sudah S :
mengetahui diit teratur dan mengetahui diit teratur
olahraga teratur, dan olagraga teratur, dan
Dampaknya : pasien kaku Dampaknya : pasien kaku
O:
pada otot pada otot dam komplikasi

24
DM
O: A:
Keluarga hanya bisa O:
menjawab sebagian tentang
Keluarga hanya bisa
olahraga stroke
menjawab sebagian P:

A : Masalah teratasi
A : masalah teratasi sebagian
sebagian

P : lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien :
No. Register :
Diagnosa Kep Kelg : KETIDAK MAMPUAN KELUARGA MERAWAT ANGGOTA
KELUARGA DENGAN STROKE

NO
TANGGAL TANGGAL TANGGAL
TUK
S: S: S:
Pasien mengatakan Pasien mengatakan
sudah mengetahui cara sudah mengetahui cara
latihan mobilisasi latihan mobilisasi
O:
O: O:
Keluarga hanya bisa Keluarga hanya bisa

25
menjawab sebagian dan menjawab sebagian dan A:
medemonstrasikan medemonstrasikan
perawatan penyakit stroke perawatan penyakit stroke

P:

A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi

26
27

Anda mungkin juga menyukai