Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

N KELUARGA DENGAN
PENYAKIT KRONIS DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL (CVA) DALAM
KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GRIBIG

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KOMUNITAS-KELUARGA

Oleh:

Erwhin Dini Paranti


202120461011168

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N KELUARGA DENGAN


PENYAKIT KRONIS DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL (CVA) DALAM
KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GRIBIG

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN KOMUNITAS-KELUARGA

NAMA: Erwhin Dini Paranti


NIM: 202120461011168
TGL PRAKTEK/MINGGU KE: 24 Oktober – 29 Oktober 2022 / MINGGU 3

Malang, 29 Oktober 2022


Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik,

(Anggraini D.K, S. Kep., Ns.MNS) (Ulfa Rama, S. Kep., Ns.)

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I REFERAT KELUARGA ........................................................................ 4
1.1 KONSEP KELUARGA .......................................................................... 4
1.1.1 Definisi .............................................................................................................. 4
1.1.2 Tipe Keluarga ................................................................................................... 4
1.1.3 Struktur Keluarga ............................................................................................ 4
1.1.4 Fungsi Keluarga ............................................................................................... 6
1.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga ............................................................................. 6
1.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga ..................................................................... 6
BAB II. REFERAT CVA ................................................................................... 8
2.1 PENGERTIAN ...................................................................................... 8
2.2 ETIOLOGI ......................................................................................... 8
2.3 TANDA DAN GEJALA ...................................................................... 9
2.4 KLASIFIKASI ....................................................................................10
2.5 PATOFISIOLOGI ............................................................................. 11
2.6 KOMPLIKASI ....................................................................................12
2.7 PENATALAKSANAAN ....................................................................13
2.8 PATHWAY ........................................................................................15
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN ............................................................16

iii
BAB I REFERAT KELUARGA
1.1 KONSEP KELUARGA
1.1.1 Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh yang besar
terhadap kesehatan masing-masing anggota keluarganya, Keluarga terdiri dari kumpulan dua
individu atau lebih yang saling ketergantungan dan memiliki keterikatan satu sama lain dalam
hal emosional, fisik, dan dukungan ekonomi (Esti & Johan, 2020). Menurut (Patimah, 2020),
Keluarga merupakan sekelompok orang yang disatukan oleh sebuah ikatan pernikahan, darah
atau adopsi yang membentuk suatu rumah tangga yang saling berinteraksi baik dalam peran
sosial masing-masing anggota keluarga tersebut, Seperti suami, istri, ibu dan ayah, saudara
laki-laki dan saudari perempuan yang nantinya akan menciptakan budaya bersama
(Hernilawati, 2013).
1.1.2 Tipe Keluarga
Beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Tipe Keluarga Tradisional
Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi inidapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa kemudiantinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
1.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga sebagai berikut:
a. Pola dan Proses Komunikasi: Komunikasi keluarga merupakan suatu proses
simbolik, transaksional untuk menciptakan mengungkapkan pengertian dalam
keluarga.

4
b. Struktur Kekuatan: Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung
pada kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.
Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari individu
untuk mengontrol atau memengaruhi perilaku anggota keluarga. Beberapa macam
struktur keluarga:
1. Legimate power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap
anak.
2. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orang tua adalah sesorang
yang dapat ditiru oleh anak.
3. Resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain).
4. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima).
5. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan keinginannya)
6. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui pesuasi)
7. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta kasih,
misalnya hubungan seksual).
Struktur Peran: Peran biasanya meyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status. Peran-
peran formal dalam keluarga:
a. Peran formal dalam keluarga dalah posisi formal pada keluarga, seperti ayah, ibu dan
anak Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing. Ayah sebagai pemimpin
keluarga memiliki peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa
aman bagi seluruh anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat atau kelompok
sosial tertentu. Ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak, pelidung keluarga, sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai
anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sedangkan anak berperan sebagai
pelaku psikosoal sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
b. Peran Informal keluarga: Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat
implisit, tidak tampak ke permukaan, dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan
emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.
Struktur Nilai
Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai masyarakat. Nilai keluarga akan
membentuk pola dan tingkah laku dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga. Nilai

5
keluarga iniakan menentukan bagaimana keluarga menghadapi masalah kesehatandan
stressor-stressor lain.
(Esti & Johan, 2020)
1.1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sebagai berikut:
a. Fungsi afektif dan koping; dimana keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat
terjadi stres.
b. Fungsi sosialisasi; keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback dan saran dalam penyelesaian masalah.
c. Fungsi reproduksi; dimana keluarga melanjutkan garis keturunannya dengan
melahirkan anak.
d. Fungsi ekonomi; keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan di masyarakat.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat juga
penyembuhan dari sakit.
1.1.5 Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluara yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.
1.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga
Salah satu teori perkembangan keluarga adalah keluarga berkembang dari waktu- kewaktu
dengan pola secara umum dan dapat diprediksi. Paradigma siklus kehidupan ialah
menggunakan tingkat usia, tingkat sekolah dan anak paling tua sebagai tonggak untuk interval
siklus kehidupan (Gusti, Salvari. 2013).

6
Tahap I Keluarga pemula (Keluarga baru menikah - hamil)

Tahap II Keluarga mengasuh anak (anak tertua bayi - umur 30bulan)

Tahap III Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2 - 6
tahun)
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6 – 13
tahun)
Tahap V Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia13 – 20
tahun)
Tahap VI Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai dengan anak terakhir meninggalkan rumah)

Tahap VII Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension)


Tahap VIII Keluarga dalam masa pension dan lansia (hinggapasangan
meninggal dunia).

7
BAB II. REFERAT IMUNISASI
2.1 PENGERTIAN
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di
otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke adalah defisit neurologis yang
mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari
Cardiovaskular Disease (CVD). Stroke Hemoragik adalah pembuluh darah yang pecah
sehingga aliran darah menjadi tidak normal dan darah yang keluar merembes masuk ke
dalam suatu daerah di otak dan merusaknya (Muttaqin, 2011).
Stroke adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang timbul secara mendadak dan akut dalam beberapa detik atau secara tepat
dalam beberapa jam yang berlangsung lebih dari 24 jam dengan gejala atau tanda tanda
sesuai daerah yang terganggu (Irfan, 2012).
2.2 ETIOLOGI
Menurut Smeltzer dan Bare (2013) stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari
empat kejadian dibawah ini, yaitu :
1) Trombosis
Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher. Arteriosklerosis serebral
adalah penyebab utama trombosis, yang merupakan penyebab paling umum dari
stroke. Secara umum, trombosis tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara
sementara, hemiplegia, atau paresthesia pada setengah tubuh dapat mendahului
paralisis berat pada beberapa jam atau hari.
2) Embolisme serebral
Bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabangcabangnya yang
merusak sirkulasi serebral (Valante dkk, 2015).
3) Iskemia
Penurunan aliran darah ke area otak. Iskemia terutama karena konstriksi atheroma
pada arteri yang menyuplai darah ke otak (Valante dkk, 2015).

8
4) Hemoragi serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak
atau ruang sekitar otak. Pasien dengan perdarahan dan hemoragi mengalami
penurunan nyata pada tingkat kesadaran dan dapat menjadi stupor atau tidak
responsif
Akibat dari keempat kejadian di atas maka terjadi penghentian suplai darah ke
otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen fungsi otak dalam
gerakan, berfikir, memori, bicara, atau sensasi.
2.3 TANDA DAN GEJALA
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat,
dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak
dapat membaik sepenuhnya. Manifestasi klinis stroke menurut Smeltzer & Bare (2002),
antara lain: defisit lapang pandang, defisit motorik, defisit sensorik, defisit verbal, defisit
kognitif dan defisit emosional.
1. Defisit Lapang Pandangan
a. Tidak menyadari orang atau objek di tempat kehilangan penglihatan
b. Kesulitan menilai jarak
c. Diplopia
2. Defisit Motorik
a. Hemiparesis (kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama).
b. Hemiplegi (Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama).
c. Ataksia (Berjalan tidak mantap, dan tidak mampu menyatukan kaki.
d. Disartria (Kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab
untuk menghasilkan bicara.
e. Disfagia (Kesulitan dalam menelan)
3. Defisit Sensorik : kebas dan kesemutan pada bagian tubuh
4. Defisit Verbal
a. Afasia ekspresif (Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami)
b. Afasia reseptif (Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan)
c. Afasia global (kombinal baik afasia reseptif dan ekspresif)

9
5. Defisit Kognitif
a. Kehilangan memori jangka pendek dan panjang
b. Penurunan lapang perhatian
c. Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
d. Perubahan penilaian
6. Defisit Emosional
a. Kehilangan kontrol diri
b. Labilitas emosional
c. Penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stres
d. Depresi
e. Menarik diri
f. Rasa takut, bermusuhan dan marah
g. Perasaan isolasi
2.4 KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebabnya, stroke dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Stroke iskemik
Hampir 85% stroke di sebabkan oleh, sumbatan bekuan darah, penyempitan
sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak, atau embolus (kotoran)
yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakranial (arteri yang berada di luar
tengkorak). Ini di sebut sebagai infark otak atau stroke iskemik.Sebagian stroke
iskemik terjadi di hemisfer otak, meskipun sebagian terjadi di serebelum (otak kecil)
atau batang otak. Beberapa stroke iskemik di hemisfer tampaknya bersifat ringan
(Sekitar 20% dari semua stroke iskemik) stroke ini asimptomatik (tidak bergejala, hal
ini terjadi ada sekitarsepertiga pasien usia lanjut) atau hanya menimbulkan
kecanggungan, kelemahan ringan atau masalah daya ingat. Namun stroke ringan
ganda dan berulang dapat menimbulkan cacat berat, penurunan kognitif dan
dimensia(Irfan, 2012). Biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau dipagi hari ( Wijaya& Putri, 2013)
b. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik di sebabkan oleh perdarahan ke dalam jaringan otak (disebut
hemoragia intraserebrum atau hematom intraserebrum) atau ke dalam ruang
subaraknoid yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang

10
menutupi otak (disebut hemoragia subaraknoid). Ini adalah jenis stroke yang paling
mematikan, tetapi relative hanya menyusun sebgian kecil dari stroke total, 10-15%
untuk perdarahan intraserebrum dan 5% untuk perdarahan subaraknoid(Irfan,
2012). Biasanya kejadianya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga
terjadi saat istirahat ( Wijaya& Putri, 2013)

2.5 PATOFISIOLOGI
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadanganoksigen. Jika
liran darah kesetiap otak terhambat karena thrombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen kejaringan otak. Kurang selama 1 menit dapat mengarah pada
gejala yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen
dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neiron-neuron.
Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin
akibat dari bekuan darah, udara, plaque, atheroma fragmen lemak. Jika etiologic stroke
adalah hemoragi maka factor pencetur adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler,
aneurisma serabut dapat terjadi rupture dan dapat menyebabkan hemorhagi.
Pada stroke thrombosis atau metabolic maka otak mengalami iskemia dan infark
sulit ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama
sehingga dapat terjadi edema serebral dan peningkatan tekanan intracranial (TIK) dan
kematian pada area yang luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena
dan luasnya saat terkena.
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri
yang membentuk sirkulasi Willisi: arteri karotis dan system vertebrobasilar dan semua
cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama
15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa
oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi
oleh arteri tersebut.
1) Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan
thrombosis, robeknya dinding pembuluh darah atau peradangan
2) Berkurangnya perfusi akibat gangguan alirn darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah

11
3) Gangguan aliran darah akibat bekuan embolus infeksi yang berasal dari jantung
atau pembuluh ekstrakranium
4) Rupture vascular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid

2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari stroke hemoragik termasuk perdarahan ulang atau
ekspansi hematoma, vasospasme otak menyebabkan iskemia serebral, hidrosefalus
akut, yang terjadi ketika darah menghalangi reabsorpsi cairan serebrospinal oleh vili
arakhnoid dan kejang.
a. Hipoksia Serebral dan Penurunan Aliran Darah
Komplikasi langsung dari stroke hemoragik termasuk hipoksia serebral,
penurunan aliran darah otak, dan perluasan area cedera. Memberikan oksigenasi
darah yang cukup ke otak meminimalkan hipoksia serebral. Fungsi otak bergantung
pada pengiriman oksigen ke jaringan. Pemberian oksigen tambahan dan
mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat yang dapat diterima
akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan. Aliran darah otak
tergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah otak.
Hidrasi yang memadai (cairan IV) harus dipastikan untuk mengurangi viskositas
darah dan meningkatkan aliran darah otak. Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu
dihindari untuk mencegah perubahan aliran darah otak dan potensi untuk
memperluas area cedera. Kejang juga dapat mengganggu aliran darah otak,
mengakibatkan cedera lebih lanjut pada otak. Mengamati aktivitas kejang dan
memulai pengobatan yang tepat merupakan komponen penting perawatan setelah
stroke hemoragik (Brunner & Suddarth,2018).

b. Vasospasme
Perkembangan vasospasme serebral (penyempitan lumen dari pembuluh
darah kranial) merupakan komplikasi serius dari perdarahan subaraknoid dan
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada mereka yang selamat
dari perdarahan subaraknoid awal. Mereka yang mengalami vasospasme otak, 15%
sampai 20% meninggal (Wuchner et al., 2012).Vasospasme paling sering terjadi 7
hingga 10 hari setelah perdarahan awal (Connolly et al., 2012), saat bekuan
mengalami lisis (pelarutan), dan kemungkinan perdarahan ulang meningkat. Ini

12
menyebabkan peningkatan resistensi vaskular, yang menghambat aliran darah otak
dan menyebabkan iskemia otak (iskemia serebral tertunda) dan infark. Tanda dan
gejala mencerminkan area otak yang terlibat. Vasospasme sering kali ditandai
dengan sakit kepala yang memburuk, penurunan tingkat kesadaran (kebingungan,
lesu, dan disorientasi), atau defisit neurologis fokal baru (afasia, hemiparesis)
(Brunner & Suddarth, 2018).

c. Peningkatan Tekanan Intrakranial


Peningkatan TIK dapat terjadi setelah stroke iskemik atau hemoragik tetapi
hampir selalu terjadi setelah perdarahan subaraknoid. Mannitol dapat diberikan
untuk mengurangi TIK. Ketika manitol digunakan sebagai ukuran jangka panjang
untuk mengontrol TIK, dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit
(hiponatremia atau hipernatremia; hipokalemia atau hiperkalemia) dapat terjadi.
Mannitol menarik air keluar dari jaringan otak melalui osmosis dan mengurangi
total cairan tubuh melalui diuresis. Keseimbangan cairan pasien dipantau terus
menerus dan dinilai untuk tanda-tanda dehidrasi dan untuk peningkatan TIK
kembali. Intervensi lain mungkin termasuk meninggikan kepala tempat tidur sampai
30 derajat, menghindari hiperglikemia dan hipoglikemia, sedasi, dan penggunaan
larutan garam hipertonik dalam berbagai konsentrasi (misalnya, 3%, 7,5%, atau
23%) (Wijdicks et al. , 2014)

2.7 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral decubitus bila disertai
muntah. Boleh dimulai mobilitasi bertahap apabila hemodinamik stabil
2) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi bila perlu berikan oksigen 1-2
liter/menit bila ada hasil gas darah
3) Kandungan kemin yang penuh dikosongkan (kateter)
4) Control tekanan darah, dipertahankan normal
5) Suhu tubuh harus dipertahankan
6) Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan, bila
terdapat gangguan menelan atau pasien yang kesadaran menurun dianjurkan
(NGT)

13
7) Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi
2. Penatalaksanaan medis
1) Trombolitik (streptokinase)
2) Anti platelet/anti thrombolitik (asetosol, cilostazol, dipiridamol)
3) Antikoagulan (heparina0
4) Hemarrhagea (pentoxyfilin)
5) Antagonis serotonin (noftidrofuryl)
6) Antagonis calcium (nomodipin, piracetam)

14
2.8 PATHWAY
Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015)
Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015)
- Faktor pencetus hipertensi,DM, penyakit jantung
- Merokok, stress, gaya hidup yang tidak baik
- Fakto obesitas dan kolsetrol yang meningkat dalam darah

Penimbunan lemak/kolestrol yang meningkat dalam darah

Lemak yang sudah nektorik dan berdegenerasi

Infiltrasi limfosit (trombbus)

Penyempitan pembuluh darah


Arterisclerosi Pembuluh darah menjadi kaku (Okulasi Vaskuler)

Thrombus Mengikuti Pembuluh darah menjadi pecah Aliran darah lambat


Cerebral aliran darah

Stroke Kompresi Tubulensi


Stroke non Emboli Hemoragic jaringan otak
hemoragic
Etrosit bergumpal

Endotil rusak
Proses metabolisme dalam otak
terganggu Cairan plasma hilang

Penurunan suplai darah & O2 ke Risiko jaringan perfusi Edema serebral


otak serebral tidak efektif
Peningkatan TIK Nyeri

Arteri vertebra Arteri carotis Arteri cerebri


basilasris interna media

Disfungsi N XI Kerusakan Kerusakan Penurunan Disfungsi Disfungsi


(Assesoris) neurocereb neurologis fungsi N N II N XI
rospinal N deficit N I, X, N IX
VII, N IX, N II, N IV,
Kelemahan N XII N XII Penurunan Kegagalan
anggota aliran menggerak
gerak Proses darah ke kan
menelan refina anggota
Perubahan tidak
Kehilanga tubuh
n fungsi ketajaman efektif
Kerusakan sensori, Kebutaan
tonus otot
mobilitas penghidu,
fasial Kerusakan
fisik penglihata
Refluks mobilitas
n dan Resiko fisik
pengecapa kerusakan
Kerusakan n menelan
komunikasi Disfagia
verbal Defisit
perawatan
Gangguan Gangguan diri
sensori kebutuhan
nutrisi

15
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DATA UMUM
Nama Kepala
: Tn N
Keluarga
Usia : 58 Tahun
Alamat dan Telepon : Jl Kapi Tanula I 24C/18 Rt : 3 Rw : 15

Tipe Keluarga : Exstended Family

Komposisi Keluarga :
Hubung
Nama JK Tgl lahir / Usia Pendidikan Pekerjaan
an
1. Tn. N L 30-06-1964 / 58 Th Suami SD Sopir
2. Ny. P P 13-05-1966 / 56 Th Istri SD Pekerja swasta
21-12-1950/ 72 Th
3. Ny. M P Mertua Tidak Sekolah Tidak bekerja
4. Sdri. P P 23-03-1999 / 23 Th Anak MAHASISWA Belum bekrja
5. An. I L 30-11-2011 / 13 Th Anak SMP Belum bekerja
Genogram:

Perempuan Hubungan

Laki-Laki Keturunan

Pasien Binaan Serumah

16
Latar Belakang
: seluruh anggota keluarga asli jawa
Budaya
Identitas Religius : seluruh anggota keluarga beragama islam
: keluarga memiliki penghasilan <2.000.000 setiap bulannya, penghasilan
Status Ekonomi
berasal dari hasil tani kepala keluarga.

Aktivitas Rekreasi : Keluarga melakukan rekreasi setiap 1 bulan 1x jikalau sebelum pandemi,
atau Waktu Luang namun selam pandemi keluarga jarang melakukan rekreasi.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap
Perkembangan : Tahap III (Keluarga Dengan Anak Prasekolah)
Keluarga Saat Ini

Riwayat (Kesehatan)
: Mengatakan bahwa sebelum-sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit
Keluarga Inti

Riwayat (Kesehatan)
: Keluarga sebelumnya dari bapak/ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti
Keluarga
hipertensi, diabetes, asma dll.
Sebelumnya
3. DATA LINGKUNGAN

- Rumah yang ditempati adalah rumah pribadi


- Luas penerangan : 60% dari luas rumah
- Luas rumah 12 X 18
- Atap rumah genteng
- Ventilasi rumah ada jendela pada ruang depan disamping dan
dibelakang rumah, setiap kamar memiliki jendela
- Cahaya dapat masuk kedalam rumah depan sampai ke ruangan
Karakteristik belakang
Rumah - Penerangan rumah menggunakan listrik
- Lantai menggunakan keramik
- Kebersihan rumah : rumah terlihat rapi dari depan terdapat tanaman
hias dan kolam ikan berukuran kecil, di dalam rumah bagian ruang
tamu terdapat banyak mainan anak namun tetap tertata rapi. Meja
dan Jendela terlihat bersih dan tidak berdebu.
- Di kamar tidur anak tampak tidak rapi, banyak mainan berserakan.
Namun kamar tidur lainnya Nampak rapi.
- Dinding kamar tidak berjamur dan tidak lembab di setiap kamar
- Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah yang berada di
depan rumah, sampah biasanya di timbun dan diambil oleh petugas
kebersihan
- Sumber air menggunakan sumur
Karakteristik
Lingkungan - Dikamar mandi menggunakan jamban jongkok dengan pembuangan
tinja >10meter
- Keluarga mempunyai saluran pembuangan limbah dari rumah
dialirkan ke selokan

17
- Keluarga sering kali mengikuti acara dikampung (PKK, Pengajian,
Posyandu, Siskamling, Pelatihan warga)
- Fasilitas kesehatan lumayan dekat dan dapat di jangkau oleh keluarga
dengan menggunakan sepeda motor
- Jarak rumah berdempetan
- Keluarga berhubungan baik dengan tetangganya

DAPUR KM 1

KT 3 R.
MAKAN

KT 2 LO
Denah R.TAMU RO
NG
KT 1

TERAS

- Penjelasan denah rumah:


keluarga Tn. W memiliki denah rumah seperti di atas. Ruang tamu berada di
bagian depan rumah, memiliki 3 kamar tidur dan 1 toilet pribadi milik
keluarga. Ruang keluarga dijadikan satu dengan ruang tamu.

4. STRUKTUR KELUARGA
- Komunikasi keluarga terjalin baik
- bahasa yang digunakan jawa.
Pola Komunikasi - Komunikasi dilakukan melalui telepon dan secara langsung
- Jika ada masalah dalam keluarga akan diselesaikan secara
Bermusyawarah
Struktur Kekuasaan - Pengambilan keputusan diambil oleh kepala keluarga
Keluarga - Antar anggota keluarga saling mendukung satu sama lain
dalam keluarga ini yang memiliki peran mencari nafkah adalah kepala
Struktur Peran keluarga dan dibantu dengan penghasilan gaji dari menantu. Istri tidak
bekerja, dan anak belum sekolah
Struktur Nilai : nilai dan budaya yang dianut adalah budaya jawa
5. FUNGSI KELUARGA
diantara anggota keluarga terdapat rasa saling memiliki, saling membantu.
Keluarga saling memberikan dukungan dan saling menjaga kesehatan masing-
Fungsi Afektif masing

18
- Hubungannya dengan keluarga sangat baik, namun terkadang orang tua
tidak cocok dengan cara beberapa masakan anaknya. Namun, saat diberikan
Fungsi Sosialisasi
pengertian dan rasional karena penyakit yang diderita orang tua lebih banyak
(Lengkapi dengan
mengerti
ECO-MAP)
- Acara yang diikuti di kampung seperti tahlilan, mengikuti perkumpulan
kepala keluarga, PKK, Posyandu, Pelatihan Masyarakat
Fungsi Perawatan
- Ny. P dan Tn. N tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga
Keluarga
status kesehatan tidak terpantau secara baik.
Fungsi
Reproduksi
(Menikah, program - Ny. P mengikuti program KB suntik tiap 3 bulan
KB, melahirkan
anak ke)
6. STRESS DAN KOPING KELUARGA
- Jangka pendek:. Ny. M seringkali tidak mau patuh dengan diit dan obat
rutin dan jarang sekali kontrol. Namun, anaknya merasa cara yang
digunakan percuma karena terkadang Ny M sembunyi-sembunyi
mengkonsumsi makanan asin dan goreng-gorengan.
- Jangka Panjang:
keluarga Tn. N memiliki stressor tentang persiapan bagaimana cara
untuk mengangani dieet sang Mertua agar terkontrol tidak hanya
Kondisi Stress dan dengan obat, namun dari polah hidup yang sehat. Kemampuan
Koping Keluarga keluarga berespon terhadap masalah:
setiap kali ada masalah yang dihadapi oleh keluarga. Keluarga selalu
membicaran secara bersama-sama dan mencoba mencari solusi yang
terbaik
- Strategi koping yang digunakan
dengan cara membicarakan kepada keluarga dan kepada orang yang
bersangkutan dan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi.

7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Yang Sakit

I. IDENTITAS
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 72 Tahun
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keadaan Umum: baik
Kesadaran: Compos mentis

Keluhan yang dirasakan saat ini:


klien mengeluh pusing dan punggung sakit dan badan terasa capek semua.

Riwayat kesehatan yang lalu :


Pada tahun 2015 Ny. M memiliki penyakit hipertensi sudah lama dan tidak terkontrol, yang
mengakibatkan stroke, lalu untuk saat ini klien sudah rutin dan patuh mengonsumsi obat-obatan
sampai sekarang, namu untuk pola makan masih sering cheating makan makanan yang asin dan

19
gorng-gorengan, Keluarga terkadang menuruti kemauan klien karena menganggap itu adalah orang
tua dan kasihan.

III. STATUS FISIOLOGIS


A. Tanda-tanda vital dan status gizi:
(1) Tensi : 148/90
(2) Nadi : 95x/m
(3) Respirasi : 20x/m
(4) Suhu : -
(5) TB : 150 cm
(6) BB : 55kg
(7) Spo2 :-
(8) IMT : Rumus IMT
BB(kg)/TB2 (m) = 55/(1,5x1,5)=55/2,25 = 24,4
Menurut WHO IMT normal 18,5-24,9, jadi kondisi IMT
tergolong IMT normal.
IV. PENGKAJIAN POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
A. POLA NUTRISI
Jumlah : 3x/hari
Jenis : nasi lauk pauk dan suka konsumsi gorengan, masih suka makan makanan
asin, tidak suka buah
Frekuensi: porsi makan sedikit sedikit namum sering
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Suplemen: tidak mengonsumsi suplemen

B. POLA CAIRAN
Jumlah : Air putih
Jenis : air putih
Frekuensi : 600ml kadang kurang untuk air putih
Kesulitan : tidak ada kesulitan
Suplemen : tidak mengonsumsi suplemen

C. POLA ELIMINASI
BAB:
- Frekuensi: 3x/minggu
- Karakteristik: normal seperti biasa
- Kesulitan: tidak ada kesulitan
BAK
- Frekuensi: 4-5x/hari
- Karakteristik: normal seperti biasa (Kuning, kadang putih)
- Kesulitan: tidak ada kesulitan

D. POLA PERSONAL HYGIENE


- Mandi: 2x sehari
- Keramas: 2x/minggu
- Gosok gigi: 2xsehari
- Kuku: bersih

20
E. POLA ISTIRAHAT TIDUR
Frekuensi: 2x/hari
Durasi: siang 1 jam. Malam 7 jam
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Cara mengatasi : tidak ada

F. POLA AKTIVITAS FISIK


Frekuensi: tidak pernah jalan jalan, hanya berjemur kalau merasa kedinginan
Durasi: tidak tentu
Kesulitan: tidak ada kesulitan
Cara mengatasi : tidak ada

G. LAIN-LAIN : Tidak ada


V. PENGKAJIAN HEAD TO TOE
1. Kepala
Kebersihan : ( ) Kotor (V) Bersih
Kerontokan rambut : ( ) Ya (V ) Tidak
Keluhan : (V ) Ya ( ) Tidak
Jika ada, jelaskan : mengeluh sering pusing, baik saat bergerak maupun diam
dan mendadak

2. Mata
Konjungtiva : ( ) Anemis ( V ) Tidak
Sclera : ( ) Ikterik ( V ) Tidak
Strabismus : ( ) Ya (V ) Tidak
Penglihatan : ( V ) Kabur ( ) Tidak
Peradangan : ( ) Ya ( V) Tidak
Riwayat katarak : ( ) Ya (V ) Tidak
Penggunaan kacamata : ( ) Ya ( V) Tidak
Keluhan : (V) Ya ( ) Tidak
Jika ya, jelaskan: mata kadang berkunang-kunang

3. Hidung
Bentuk : (V ) Simetris ( ) Tidak
Peradangan : ( ) Ya ( V ) Tidak
Penciuman : ( ) Terganggu ( V ) Tidak
Pernafasan cuping hidung : ( ) Positive (V ) Negative

4. Mulut dan tenggorokan


Kebersihan : ( ) Kotor ( V ) Bersih
Mukosa : ( ) Kering (V ) Lembap
Peradangan / stomatitis : ( ) Ya (V ) Tidak
Gigi geligi : ( ) Karies ( ) Tidak (V ) ompong ( ) Tidak
Radang gusi : ( ) Ya (V ) Tidak
Kesulitan mengunyah : ( ) Ya (V ) Tidak
Kesulitan menelan : ( ) Ya (V ) Tidak

5. Telinga
Kebersihan : (V ) Kotor ( ) Bersih

21
Peradangan : ( ) Ya (V ) Tidak
Pendengaran : (V ) Terganggu ( ) Tidak
Jika terganggu, jelaskan:
Keluhan lain : ( ) Ya ( V ) Tidak
Jika ya, jelaskan :

6. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ( ) Ya (V ) Tidak
JVD : ( ) Ya (V ) Tidak
Kaku kuduk : ( ) Ya (V ) Tidak
Keluhan lain: tidak ada keluhan

7. Dada
Bentuk dada: (V ) Normal chest ( ) Barrel chest ( ) Pigeon chest ( ) Lainnya….
Retraksi : (V ) Tidak ( ) Ya, bagian
Wheezing : ( ) Positive (V) Negative
Ronchi : ( ) Positive (V) Negative

Suara jantung tambahan: ( ) Ya (V ) Tidak


Ictus cordis : ICS ke
Keluahan lain: -

8. Abdomen
Bentuk : ( ) Distend ( ) Flat ( ) Lainnya
: (V) Normal simetris ( ) Tidak ada penonjolan
Nyeri tekan : ( ) Ya (V ) Tidak
Hypersonan/sonan : ( ) Ya (V ) Tidak
Supel : ( V ) Ya ( ) Tidak
Bising usus : ( V ) Ada ( ) Tidak Frekuensi 6-7 x/menit
Massa : ( ) Ya ( V ) Tidak
Keluhan lain : tidak ada keluhan

9. Genetalia
Kebersihan : ( ) Kotor ( ) Bersih
Hemoroid : ( ) Ya ( ) Tidak
Hernia : ( ) Ya ( ) Tidak
Keluhan lain : Tidak Dikaji

10. Ekstermitas
Kekuatan otot : (skala 1-5)
0 : Lumpuh
1 : Ada kontraksi
2 : Melawan gravitasi dengan sokongan
3 : Melawan gravitasi tapi tidak ada tahanan
4 : Melawan gravitasi dengan tahanan sedikit
5 : Melawan gravitasi dengan kekuatan penuh
Jelaskan : Pasien mengalami post CVA tang ektremitias atas sebelah kanan
mendapatkan skala 3, sedangkan ekstremitas bawah kedua kakinya
mendpatkan skala 3, pasien memakai tongkat penjanggah untuk berjalan.

22
Postur tubuh : ( ) Skoliosis ( ) Lordosis (V ) Kifosis ( ) Tegap atau
normal
Rentang gerak : ( V ) Maksimal ( ) Terbatas
Deformitas : ( ) Ya ( V ) Tidak
Tremor : ( ) Ya (V ) Tidak
Edema kaki : ( ) Ya ( V ) Tidak ( ) pitting edema( ) Tidak
Edema tipe:
Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( V ) Tidak, jenis:
Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps - + 5 3
Triceps - +
Knee - - 3
3
Achiles - -
Keterangan:
Refleks + : ( V ) Ya ( ) Tidak
Reflek - : ( ) Naik (V ) Menurun
Keterangan:
Refleks + :
- Biceps : gerakan menggerakkan menekuk sendi atau menjauhi sendi
- Trisep : gerakan menggerakkan menarik dan merentangkan bagian trisep
- Knee : gerakan menggerakkan knee lurus ke depan dan ke belakang
- Achiles : Jari-jari kaki dapat mengembang pada saat pemeriksaan di tendon
achiles
11. Integumen
Kebersihan : ( ) Kotor ( V ) Bersih
Warna : ( ) Pucat ( V ) Tidak
Kelembaban : ( ) Kering ( V ) Lembap
Gangguan pada kulit : ( ) Ya ( V ) Tidak
Perifer : ( ) Sianosis (V ) Tidak
Jelaskan

Tn. N Ny.S Ny.M Sdr. P An.I


110/90 112/93 110/83
TD - 148/90
mmHg mmHg
N - 90 x/mnt 95 x/mnt 94 x/mnt 112x/mnt
RR - 20 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt 20x/mnt
Suhu - 36,2 ⁰C 36 ⁰C 36,4 ⁰C 36 ⁰C
TB - 150 cm 150 cm 154 cm 140 cm
BB - 50 Kg 55 Kg 58 Kg 35 Kg
Pemfis - Normal Normal Normal Normal

23
I. ANALISA DATA
DATA MASALAH
PENYEBAB
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN
DS: Kesulitan Ekonomi, Manajemen Kesehatan
- Keluarga mengatakan kurang Kompleksitas Program Keluarga Tidak Efektif
mengetahui perawatan terhadap Perawatan/Pengobatan (D.0115)
Ny. M dan hanya sebatas
konsumsi obat saja, serta jarang
kontrol ke puskesmas hanya
mengikuti posyandu saja setiap
bulan
- Keluarga juga mengatakan
terlalu kesusahan dalam
perawatan karena keterbatasan
biaya
- Ny. M juga masih mengeluh
ekstremitas kanan masih sedikit
sulit digerakkan dan terutama
tangan kananya apabila
mengangkat barang berat tidak
kuat, serta terkadang pasien
masih merasa pusing karena
hipertensinya
- DO:
- Masih terdapat gejala pasca
stroke seperti hemiparesis
5 3
3 3
- Tidak terdapat modifikasi
lingkungan yang tepat sesuai
penyakit Ny. M
- Hasil observasi selama
pengkajian Klien konsumsi
makanan asin, tidak suka buah
dan ada goreng2an
- TD=148/90mmHg
- Nadi=95x/m
Ds: Kurang Terpapar Informasi Defisit Pengetahuan
- Ny. M sering mengeluhkan tentang (Gaya Hidup Sehat,
kenapa dia bisa stroke dan Manajemen Hipertensi,
sampai sekarang masih sulit Manajemen Penyakit
berjalan Kronis, Manajemen Stroke)
Do: (D.0111)
- Perilaku tidak sesuai anjuran
(Ny. M masih sering makan
goreng-gorengan dan makan
makanan mengandung garam
berlebih, serta jarang
berolahraga atau

24
beraktivitas/rehabilitasi untuk
meningkatkan kekuatan otot,
ROM dan tonus ototnya pasca
stroke)
- Keluarga menunjukkan
persepsi yang salah terhadap
kesehatan seperti menganggap
bahwa tidak perlu sampai
berobat ke puskesmas
melainkan cukup konsumsi
obat saja, serta seperti gaya
hidup sehat juga tidak terlalu
menjadi hal yang penting
untuk diuubah karena
memang tidak terlalu
berpengaruh terhadap kondisi
keluarganya dan memang
susah diubah karena kondisi
keuangan keluarganya
- Dari data rekamedis bahwa
Keluarga dan Ny. M jarang
melakukan kontrol ke
puskesmas.

25
II. SKORING PRIORITAS DIAGNOSA
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
- Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 1 pasien mengatakan
Risiko tinggi 2 malas untuk pergi ke
Potensial 1 fasilitas kesehatan, klien
juga menyampaikan
kesulitan untuk
mengatur pola nutrisi
dari sakit yang diderita
Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 0,25 klien tinggal bersama
Sebagian 1 istri
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 0,6 Pasien menyadari akan
Cukup 2 kondisi nya bahwa
Rendah 1 keluhannya kadang
mengganggu aktivitas
dan kenyamanan nya
dalam kesehariannya..
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 1 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk meningkatkan
Tidak dirasakan ada masalah 0 kesehjateraan kesehatan
Total 2,85

a.Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko


Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah Aktual 3 1 0,6 px masih menunjukkan
Risiko tinggi 2 kegiatan yang
Potensial 1 cenderung berisiko
seperti tidak
mengontrol makanan
Kemungkinan masalah untuk di ubah Mudah 2 2 0,25 px menanyakan
Sebagian 1 bagaimana cara untuk

26
Tidak dapat 0 mengatur aktivitas yang
kurang baik
Potensial masalah untuk dicegah Tinggi 3 1 0,6 Px cukup antusias
Cukup 2 berdiskusi dan
Rendah 1 menunjukkan
kebutuhan dengan
perawat terkait
informasi kesehatan
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 0,5 Perlu segera di atasi
Tidak segera di atasi 1 untuk meningkatkan
Tidak dirasakan ada masalah 0 pengetahuan pasien dan
keluarga
Total 1,95

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kesulitan ekonomi, kompleksitas program perawatan/pengobatan d.d mengungkapkan tidak
memahami masalah kesehatan yang diderita, mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan, gejala penyakit anggota keluarga
tidak membaik, aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan yang tidak tepat (D.0115)
2. Defisit pengetahuan tentang (gaya hidup sehat, manajemen hipertensi, manajemen penyakit kronis, manajemen stroke) b.d kurang terpapar
informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap
masalah, menjalani pemeriksaan yang tidak tepat (D.0111)

27
IV. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA
Hari/
No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi Implementasi Hari/ Tgl Evaluasi Ttd
Tgl
1. Manajemen kesehatan Setelah dilakukan Dukungan Senin, 24 1. 14.00 WIB: Senin, 24 S: Keluarga mengatakan
keluarga tidak efektif b.d intervensi selama Keluarga November Mengidentifikasi November faham dan terbantu
kesulitan ekonomi, 1x48 jam, maka Merencakan 2022 kebutuhan dan harapan 2022 dengan apa yang sudah
kompleksitas program Manajemen Perawatan keluarga tentang diajarkan
perawatan/pengobatan d.d Kesehatan (I.13477): 14.00 WIB kesehatan, konsekuensi 15.00 WIB O:
mengungkapkan tidak Keluarga Observasi: tidak melakukan 1. Kemampuan
memahami masalah (L.12105) 1. Identifikasi tindakan bersama menjelaskan masalah
kesehatan yang diderita, Meningkat kebutuhan dan keluarga, sumber- kesehatan (sedang)
mengungkapkan kesulitan dengan kriteria harapan sumber yang dimiliki 2. Aktivitas keluarga
menjalankan perawatan hasil : keluarga keluarga dan tindakan mengatasi masalah
yang ditetapkan, gejala 1. Kemampuan tentang yang dapat keluarga kesehatan tepat
penyakit anggota keluarga menjelaskan kesehatan lakukan (sedang)
tidak membaik, aktivitas masalah 2. Identifikasi 2. 14.10 WIB: 3. Tindakan untuk
keluarga untuk mengatasi kesehatan yang konsekuensi Memotivasi mengurangi faktor
masalah kesehatan yang dialami (cukup tidak pengembangan sikap risiko (sedang)
tidak tepat (D.0115) meningkat) melakukan dan emosi yang 4. Verbalisasi kesulitan
2. Aktivitas tindakan mendukung upaya perawatan yang
keluarga bersama kesehatan, menggunakan ditetapkan (sedang)
mengatasi keluarga sarana dan fasilitas yang TD: 160/80 mmHg
masalah 3. Identifikasi ada dalam keluarga, serta
kesehatan tepat sumber-sumber menciptakan lingkungan
(cukup yang dimiliki rumah secara optimal Keluarga tampak kurang
meningkat) keluarga 3. 14.20 WIB: sedikit kooperatif selama
3. Tindakan 4. Identifikasi Menginformasikan tindakan
untuk tindakan yang fasilitas kesehatan yang A: Masalah teratasi
mengurangi dapat dilakukan ada dilingkungan sebagian
faktor risiko keluarga keluarga, menganjurkan P: Lanjutkan intervensi
(cukup Terapeutik: menggunakan fasilitas
meningkat) 5. Motivasi kesehatan yang ada dan
4. Verbalisasi pengembangan mengajarkan cara
kesulitan sikap dan emosi perawatan yang dapat
perawatan yang dilakukan oleh keluarga
yang mendukung
ditetapkan upaya
(cukup kesehatan Jum’at, 28 1. 13.10 WIB: Jum’at, 28 S: Keluarga mengatakan
menurun) 6. Gunakan November Melanjutkan dengan November semakin faham dengan
sarana dan 2022 memotivasi keluarga 2022 apa yang sudah diajarkan
fasilitas yang terkait pengembangan O:
ada dalam 13.00 WIB sikap dan emosi yang 13.00 WIB 1. Kemampuan
keluarga mendukung upaya menjelaskan masalah
7. Ciptakan kesehatan, menggunakan kesehatan (cukup
perubahan sarana dan fasilitas yang meningkat)
lingkungan ada dalam keluarga, serta 2. Aktivitas keluarga
rumah secara menciptakan lingkungan mengatasi masalah
optimal rumah secara optimal kesehatan tepat
Edukasi: 2. 13.20 WIB: (cukup meningkat)

Page 29 of 33
8. Informasikan Tetap melanjutkan 3. Tindakan untuk
fasilitas menginformasikan mengurangi faktor
kesehatan yang fasilitas kesehatan yang risiko (cukup
ada ada dilingkungan meningkat)
dilingkungan keluarga, menganjurkan 4. Verbalisasi kesulitan
keluarga menggunakan fasilitas perawatan yang
9. Anjurkan kesehatan yang ada dan ditetapkan (cukup
menggunakan mengajarkan cara menurun)
fasilitas perawatan yang dapat TD: 155/80 mmHg
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga Keluarga sudah tampak
ada kooperatif selama
10. Ajarkan cara tindakan dan antusias
perawatan yang A: Masalah teratasi
bisa dilakukan P: Hentikan intervensi,
keluarga berikan KIE dan
discharge planning
2 Setelah dilakukan Edukasi Senin, 24 1. 14.00 WIB: Senin, 24 S: Keluarga mengatakan
intervensi selama Kesehatan November Mengidentifikasi November faham dengan apa yang
1x48 jam, maka (I.12383): 2022 kesiapan dan 2022 dijelaskan
Tingkat Observasi: kemampuan menerima O:
Pengetahuan 1. Identifikasi 13.00 WIB informasi, serta faktor- 14.00 WIB 1. Perilaku sesuai
(L.12111) kesiapan dan faktor yang dapat anjuran (sedang)
Meningkat kemampuan meningkatkan dan 2. Pengetahuan
Defisit pengetahuan dengan kriteria menerima menurunkan motivasi menjelaskan
tentang (gaya hidup sehat, hasil: informasi perilaku hidup bersih pengetahuan tentang

Page 30 of 33
manajemen hipertensi, 1. Perilaku sesuai 2. Identifikasi dan sehat suatu topik (sedang)
manajemen penyakit anjuran (cukup faktor-faktor 2. 14.10 WIB: 3. Persepsi keliru
kronis, manajemen stroke) meningkat) yang dapat Merencakan materi dan terhadap masalah
b.d kurang terpapar 2. Pengetahuan meningkatkan media edukasi untuk (sedang)
informasi d.d menanyakan menjelaskan dan promkes, serta 4. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi, pengetahuan menurunkan mendiskusikan jadwal masalah yang
menunjukkan perilaku tidak tentang suatu motivasi promkes kepada dihadapi (sedang)
sesuai anjuran, topik (cukup perilaku hidup keluarga A: Masalah teratasi
menunjukkan persepsi yang meningkat) bersih dan 3. 14.20 WIB: sebagian
keliru terhadap masalah, 3. Persepsi keliru sehat Menjelaskan faktor- P: Lanjutkan intervensi
menjalani pemeriksaan terhadap Terapeutik: faktor yang
yang tidak tepat (D.0111) masalah 3. Sediakan materi mempengaruhi
(cukup dan media kesehatan dan
menurun) pendidikan mengajarkan perilaku
4. Pertanyaan kesehatan hidup bersih dan sehat, S: Keluarga mengatakan
tentang 4. Jadwalkan serta strategi yang dapat mengerti dengan apa
masalah yang pendidikan digunakan untuk yang sudah dijelaskan
dihadapi kesehatan meningkatkan perilaku O:
(cukup sesuai hidup bersih dan sehat 1. Perilaku sesuai
menurun) kesepakatan Jum’at, 28 Jum’at, 28 anjuran (cukup
5. Berikan November 1. 13.00 WIB: November meningkat)
kesempatan 2022 Mengidentifikasi 2022 2. Pengetahuan
bertanya kesiapan dan menjelaskan
Edukasi: 13.00 WIB kemampuan menerima 14.00 WIB pengetahuan tentang
6. Jelaskan faktor informasi, serta faktor- suatu topik (cukup

Page 31 of 33
risiko yang faktor yang dapat meningkat)
dapat meningkatkan dan 3. Persepsi keliru
mempengaruhi menurunkan motivasi terhadap masalah
kesehatan perilaku hidup bersih (cukup menurun)
7. Ajarkan dan sehat 4. Pertanyaan tentang
perilaku hidup 2. 13.10 WIB: masalah yang
bersih dan Memberikan promkes dihadapi (cukup
sehat kesehatan tentang menurun)
8. Ajarkan strategi stroke, aktivitas atau A: Masalah teratasi
yang dapat rehabilitasi pasca stroke, P: Hentikan intervensi,
digunakan dan hipertensi, asam berikan KIE dan
untuk urat, serta kolesterol discharge planning
meningkatkan menggunakan poster.
perilaku hidup Serta, memberikan
bersih dan intervensi Family-centered
sehat Empowerment Model
berbasis EBN terkait
dengan hipertensinya
3. 13.20 WIB:
Menjelaskan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
kesehatan dan
mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Page 32 of 33
Page 33 of 33

Anda mungkin juga menyukai