Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP

PERKEMBANGAN KELUARGA USIA BALITA/PRA SCHOOL

DISUSUN OLEH :

1. DENDRI CRISTIANI SIMBOLON (200204012)


2. EVELYN RUTH SANI
SIGALINGGING(200204017)
3. RISFAL HIDAYAT (200204090)

DOSEN PEMBIMBING :
NS. Rumondang gultom,M.KM/TIM

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ASKEP DENGAN GANGGUAN
SISTEM URINARIA ” Selama penulisan dan penyusunan laporan makalah ini,
penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Parlindungan Purba, SH, MM selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.

2. Dr. Ivan Elisabeth, SP, M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan.

3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.

4. Ns. Marthalena Simamora, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan


Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.

5. Ns.Rumondang gultom,M.KM yang telah meluangkan waktu untuk


memberikan arahan dan masukan sehingga makalah ini terselesaikan Kelompok
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, dengan
demikian penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
dalam rangka penyempurnaan makalah ini.

10 okteber 2022

KELOMPOK 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………
B. Tujuan……………………………………………………………
C. Manfaat…………………………………………………...............

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga……………………………………………
B. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Anak Usia Sekolah…….
C. Konsep Dasar ASKEP Keluarga Anak Prasekolah……………

BAB III KASUS…………………………………………………………

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendidikan proses keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah
ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga
secara mandiri.

Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian


kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada
anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses
tumbuh kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan
kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama
dalam pola hidup sehat.

Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia
bermain/ toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11
tahun), hingga remaja (11- 18 tahun ).
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang khusus
terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping itu
keluarga mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah rasa aman,
membantu unutk bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern
dan luar, pembagian tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan
anak.

Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.


Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Secara fisik dan
psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakityang akan mudah menyerang
anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan
yang juga usahausaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan

Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan anak usia prasekolah.
2. Mempelajari asuhan kerperawatan keluarga pada anak usia prasekolah.
3. Untuk menamba pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga khusunya pada
anak usia prasekolah

Manfaat
Penyusun mengharapkan makalah ini bermanfaat :
1. Bagi mahasiswa agar sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu tersebut
ataumenerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik
dan benar.
2. Bagi para pembaca, sebagai bahan bacaan dan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang
hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga
bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi
penerus, saling pengertian dan saling menyayangi.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan,adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
socialdari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang
saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. .
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau
lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu
tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masingmasing
dan mempertahankan suatu kebudayaan.

2. Ciri-Ciri Keluarga
a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008) :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
4) Termasuk perhitungan garis keturunan
5) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
6) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.

b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) :


1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong.
2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan
secara musyawarah.

3. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri :
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
- bersifat terbuka dan jujur.
- selalu menyelesaikan konflik keluarga.
- berfikiran positif.
- tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
- Karakteristik pengirim
Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
- Karakteristik penerima
Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi.

b. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan
sebagainya. Tapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing
individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua
mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.

c. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif.

Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :


1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk
mengontrol tingkah laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang
anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima
oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena
kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau
tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.

d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan.
4. Tipe Keluarga
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk
bekerja atau kuliah)

b. Tipe Keluarga Non Tradisional


1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui
pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami – istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna Untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial.Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga
saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif
adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung
antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang
lain. Maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang
pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim
didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan hubungan dengan
orang lain diluar keluarga/ masyarakat.

2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui


keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang
positif, maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi
dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak- anak dapat meniru
tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya.

Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga.


Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi
afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan
orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak
seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti
sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
beberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi.Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan
orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan


perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga


kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17
% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak


pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluargapada saat ini
adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :


1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :


1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang
dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa
muda dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan


menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada
dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak -
anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :


1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah
minat social dan waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakraban dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :


1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

8. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga


Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain
adalah :

a. Pengenal kesehatan (health monitor)


Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat
keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga

b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan


memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu


berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaragabaik secara
berkelompok maupun individu.

d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.

e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat.

f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.

9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga


Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan
utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses
keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan
dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

B. KONSEP TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA ANAK USIA


PRASEKOLAH

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2
½ tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin
terdiri dari tiga hingga lima orang, dengan posisi suami-ayah, istri-ibu, anak laki-
lakisaudara, anak perempuan-saudari. Keluarga lebih menjadi majemuk dan
berbeda (Duvall dan Miller, 1985).

Kehidupan keluarga selama tahap ini penting dan menuntut bagi orangtua.
Kedua orangtua banyak menggunakan waktu mereka, karena kemungkinan besar
ibu bekerja, baik bekerja paruh waktu atau bekerja penuh. Namun, menyadari
bahwa orangtua adalah “arsitek keluarga”, merancang dan mengarahkan
perkembangan keluarga (Satir, 1983), adalah penting bagi mereka untuk
memperkokoh kemitraan mereka secara singkat, agar perkawinan mereka tetap
hidup dan lestari.

Anak-anak usia prasekolah harus banyak belajar pada tahap ini, khususnya
dalam hal kemadirian. Mereka harus mencapai otonomi yang cukup dan mampu
memenuhi kebutuhan sendiri agar dapat menangani diri mereka sendiri tanpa
campur tangan orangtua mereka dimana saja. Pengalaman di kelompok bermain,
taman kanak-kanak, Project Head Start, pusat perawatan sehari, atau program-
program sama lainnya merupakan cara yang baik untuk membantu perkembangan
semacam ini. Program-program prasekolah yang terstruktur sangat bermanfaat
dalam membantu orangtua dengan anak usia prasekolah yang berasal dari dalam
kota dan berpendapatan rendah. Peningkatan yang tajam dalam IQ dan
keterampilan sosial telah dilaporkan terjadi setelah anak menyelesaikan sekolah
taman kanak-kanak selama 2 tahun
a. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Personal / sosial
1. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
4. Keluarga merupakan kelompok utama
5. Kelompok meningkat kepentingannya
6. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
7. agrsif
8. Motori
- Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebihmudah
- Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
- Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya

9. Bahasa dan kognitif


 - Egosentrik
 - Ketrampilan bahsa makin baik
 - Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, danmengapa?
 - Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami,
mengatasi masalah.
10. Ketakutan
 - Pengrusakan diri
 - Dikebiri
 - Gelap
- Ketidaktahuan
 - Objek bayangan

b. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah


1) Membantu anak untuk bersosialis
2) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang
lain(tua) juga harus dipenuhi.
3) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga(keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
4) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
5) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan anak.

c. Masalah Yang Lazim Pada Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah


Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia pra
sekolah masih dalam tahap mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan
secara cepat belajar mengekspresikan diri mereka terhadap respon lingkungan.
Peran orang tua sangat penting dalam tahapan ini oleh karena itu sering timbul
masalah-masalah yang dihadapi dalam keluarga antara lain:
a) Menurunnya kepuasan yang di alami banyak pasangan
b) Persaingan diantara kakak dan adik
c) Masalah pengasuhan anak seperti membatasi lingkungan (disiplin),
penganiayaan dan penelantaran anak
d) Masalah-masalah komunikasi keluarga

d. Masalah Kesehatan
Masalah-masalah kesehatan utama keluarga dalam tahap ini adalah:
a) Masalah-masalah fisik seperti penyakit-penyakit menular, jatuh, luka bakar,
keracunan dan kecelakaan-kecelakaan lain yang terjadi selama usia pra sekolah
b) Kurangnya strategi promosi kesehatan terhadap orang tua khususnya mengenai
kesehatan anak pra sekolah
c) Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pembentukan gaya hidup yang sehat,
intelektual, emosional dan sosial pada anak pra sekolah secara optimal
e. Peran Perawat pada Keluarga
a) Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak
b) Pendidik : tindakan perawatan / pertolongan pertama dan kegawatan, perawatan
gigi
c) Pemecah masalah : dukungan penjelasan tentang penguasaan tugas-tugas
perkembangan anak usia pra- sekolah

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA ANAK PRASEKOLAH


1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan
langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan
menggunakan bahasa yang lazim digunakan, lugas dan sederhana.
Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara
Lain:
a. Membina hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal utama
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Hubungan yang baik dapat terbentuk
dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi perawat
untuk memberikan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan
kesehatannya. Untuk membina hubungan yang baik tersebut, maka beberapa hal
perlu diperhatikan perawat saat melaksanakan pengkajian seperti berikut ini :

 Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah


 Menjelaskan tujuan kunjungan\ Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat
adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
keluarga
 Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan
 Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan
perawat

2. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)

Pengkajian tahap lanjutan dilaksanakan untuk memperoleh data yang lebih


lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
Saat ini juga merupakan saat yang tepat perawat mengungkapkan keadaan keluarga
apa penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Pengumpulan data/informasi dari keluarga dapat menggunakan metode
wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota
keluarga yang merupakan data primer. Sedangkan data sekunder dapat berupa hasil
pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, rekam medik, dll.
Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian
antara lain :
a. Data umum
a) Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan dan
komposisi keluarga dan selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.
b) Tipe keluarga
c) Suku bangsa
d) Agama
e) Status sosial ekonomi keluarga à penghasilan seluruh anggota keluarga
f) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua di
keluarga inti
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat kesehatan keluarga inti meliputi riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan
pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan kesehatan
d) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya) meliputi
riwayat penyakit keturunan, upaya penanggulangannya dan upaya kesehatan
yang dipertahankan sampai saat in.

c. Data lingkungan

a) Karakteristik rumah meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan,


jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan
kebutuhan mck (mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan
disertai dengan denah rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitasnya à meliputi kebiasaan, nilai atau
norma serta aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Sistem pendukung keluarga à meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat
dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan, fasilitas fisik dan fasilitas
sosial yang ada disekitar keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan upaya kesehatan.

d. Struktur keluarga

a) Struktur peran
b) Nilai dan norma keluarga
c) Pola komunikasi keluarga à meliputi siapa pengambil keputusan utama dan
bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi
d) Struktur kekuatan keluarga à menjelaskan kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

e. Fungsi keluarga
a) Fungsi ekonomi : bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk
meningkatkan penghasilan keluarga
b) Fungsi mendapatkan status sosial
c) Fungsi pendidikan
d) Fungsi sosialisasi
f) Fungsi religius
g) Fungsi rekreasi
h) Fungsi reproduksi
i) Fungsi afektif

f. Stress dan koping keluarga


a) Stressor jangka pendek stressor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu
penyelesaian lebih kurang 6 bulan
b) Stressor jangka panjang stressor yang dialami keluarga dan memerlukan
waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan
c) Koping keluarga kemampuan keluarga berespon terhadap stressor yang ada.
Strategi koping yang digunakan (mekanisme pembelaan) untuk menyelesaikan
masalah atau sumber stress yang ada dalam keluarga. Disfungsi strategi
adaptasi menyebabkan perilaku keluarga tidak adaptif dalam menyelesaikan
masalah yang ada dalam keluarga

g. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak
berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit) yang meliputi
pengkajian kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan pada setiap individu yang
tinggal dalam satu rumah keluarga.

h. Harapan keluarga
Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan
dalam membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

4. Diagnosa Keperawatan Keluarga


a. Pengelompokan data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat
mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif,
kemudian menganalisa masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya
masalah.

b. Perumusan diagnosa keperawatan


Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan
keperawatan klinik, yang meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan
sign/symptom (tanda/gejala).

c. Tipologi masalah
Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a) Diagnosa aktual : masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b) Diagnosa resiko tinggi : masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan
cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
c) Diagnosa potensial : suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
5. Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan
Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan lebih
dari satu dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya
(1978), dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian dikalikan
dengan bobot
c. Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)

6. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana
asuhan keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan
keperawatan keluarga (family care plan).
Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan:
- Masalah/Problem : digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau
jangka pendek-panjang
- Penyebab/ Etiologi : digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang
diharapkan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan
- Tanda-gejala/Sign-symptom : digunakan untuk mendukung perumusan rencana
tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan
standar.

7. Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga


Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga
sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua
profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat
yang dilaksanakan dalam tahap implementasi ini adalah sebagai koordinator. Namun,
bila keluarga tidak mampu atau tidak memungkinkan, perawat juga dapat mengambil
peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.

Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu


melakukan kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan)
meliputi kapan dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang
informasi (sasaran langsung implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan
keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai
kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan.

8. Evaluasi Asuhan Keperawatan


Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila
evaluasi tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan
yang baru. Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali
dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai
dengan kesediaan keluarga.
BAB III
KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


TAHAP ANAK PRA-SEKOLAH PADA KELUARGA Tn.s

1.DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga: Tn.S
2. Alamat dan telepon :Jln.amal luhur no20123,helvetia sumatra utara
3. Pekerjaan kepala keluarga: PNS
4. Pendidikan Kepala Keluarga :S1
5. Komposisi Keluarga :Tn.S sebagai kepala keluarga berusia 31 tahuntinggal
bersama istrinya Ny. M berusia 26 tahun dan seorang anak An. B berusia 3 tahun.
Tn.S mengatakan, ia dan istrinya sudah melakukan imunisasi lengkap dan An.B sudah
melakukan imunisasi lengkap.
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.S merupakan keluarga dengan tipe keluarga Nuclear Family atau
keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
7. Suku Bangsa
semua anggota keluarga bersuku bangsa bali dan kewarganegaraan Indonesia
8. Agama
anggota keluarga beragama hindu dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran
agama hindu
9. Status Sosial Ekonomi
- Pekerjaan Tn.S adalah PNS dengan penghasilan Rp 3.500.000 /bulan
- Ny.M juga bekerja sebagai Guru bantu di SMP N 01 Padang Jaya dengan
penghasilan Rp. 2.500.000/3bulan
- Penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
10. Aktifitas Rekreasi Keluarga
menonton televis.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Anak pertama berusia 3 tahun, saat ini belum sekolah,jadi keluarga berada pada tahap
pra sekolah,dengan tugas perkembangan terhadap anak usia pra sekolah,memelihara
komunikasi terbuka,memelihara hubungan intim dalam keluarga,mempersiapkan
perubahan sistem peran.

12. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi :


Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.namun,tugas keluarga yang belum di capai saat ini adalah kurangnya
pemeliharaan komunikasi yang terbuka dan kurannya persiapan sistem peran.

13. Riwayat Keluarga Inti :


Menurut Ny.m riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn S dalam
keadaan sehat,tidak pernah mengalami sakit serius, sedangkan Ny M keadaan nya
sehat dan tidak pernah mengalami sakit serius, tapi anak B pernah mengalami sakit
dan melakukan operasi pada alat kelamin nya karna ada benjolan tapi sekarang anak
B sudah sehat.
14. Riwayat keluarga sebelumnya :
 Riwayat keluarga dari pihak Tn S, bapak dari Tn S sudah meninggal sekitar 15
tahun yang lalu karena menderita penyakit,sedangkan ibu dari Tn S sekaarang
tinggal bersama kakak perempuan Tn S
 Riwayat keluarga dari pihak Ny M, bapak dari Ny M maasih tinggal bersama
suami nya,mereka sehat.

III. LINGKUNGAN
15. Karakteristik Rumah :
Status rumah yaang di tempati adalah rumah milik sendiri

16. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW :


Keluarga Tn S tinggal dilingkungan yang jarak rumah dengan tetangga nya sanggat
dekat, hubungan keluarga Tn S dengan tetangga berjalan dengan baik.
Ny M mengikuti arisan RT, anak B selalu bermain dengan teman sebayanya dan Ny
M selalu mengawasi anak B.

17. Mobilitas Geografis Keluarga :


Ny M belum lama tinggaal di daeraah ini yaitu sejaak Ny M menikah dengan Tn S ,
sedangkan Tn S tinggal di daerah ini sejak lahir dan mereka kira-kira sudah tinggal di
rumah nya sekitar kurang lebih 4 tahun.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat :


Karena Tn S sibuk dengan pekerjaan nya, maka waktu berkumpul dengan keluarga
sedikit, Tn S biasanya pulang sore sekitar jam 16.00 bahkan kadang kala malam
hari.namun Tn S bisa memanfaatkan waktu yang sedikit ini untuk berkumpul dengan
Keluarga.
Hubungan dengan tetangga baik, walaupun jarang berinteraksi dengan tetangga
sekitar rumahnya untuk sekedar berbincang-bincang atau bersantai di depan rumah
nya.
Hubungan dengan keluarga besar berjalan baik dan mereka saling mengunjungi.

19. Sistem Pendukung Keluarga :


Saat pengkajian, anggota keluarga Tn S bersikap dengan baik dan selalu menjawab
pertanyaan yang kami berikan.

IV. STRTUKTUR KELUARGA


20. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn S mempunyai pola komunikasi yabbg fungsional,komunikasi berjalan
dengan dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak, biasanya diskusi dan di
berikan umpan balik yang tepat.ada terjadi perbedaan pendapat ,namun segera mereda
karena biasanya dengan kesabaran sendiri akan minta maaf jika merasa bersalah.

21. Struktur Kekuatan Keluarga :


Yang memegang kendali rumah tangga Tn S sebagai kepala keluarga.dalam urusan
rumah tangga seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mengurus dan mengasuh
anak tetap di pegang oleh Ny M walaupun Ny M juga sibuk bekerja sebagai guru
bantu, pengambilan keputusan di lakukan dengan musyawarah.
22. Struktur Peran Formal dan Informal :
Saat ini Tn S berperan sebagai kepalaa keluarga yang bertaanggung jawab pada
keluarganya, mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan primer maupun sekunder
keluarga.sedangkan Ny M berperan sebagai pengurus rumah tangga dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti memasak,mencuci, dll.Ny M menghormati
dan berbakti kepada suami dalam memenuhi kebutuhan suami

23. Nilai dan Norma dalam Keluarga :


Ny M mrnyakini tentang nilai-nilai yang berhubungan dengaan kesehatan yang ada di
masyarakat, Ny M mengatakan tidaak pernah percaya pada duku atau paranormal,
kalau sakit keluarga biasanya menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

V. FUNGSI KELUARGA
24. Fungsi Afektif :
Ny M mengatakan sanggat bahagia dengan perkawinanya.jarang ada pertengkaran
yang berkepanjangan karena mereka mampu mengatasinya dengan segeraa.Tn S dan
Ny M satu sama lain mengisi kekurangan masing-masing, saling menghargai, dan
saling membutuhkan satu sama lain,aapalagi sekarang sudah dikarunia anak.

Tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun sandang, N y M


mengatakan gaji suami nya sudah lebih dari cukup dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga.Ny M tidak pernah menuntuk lebih dari suami.

25. Fungsi Sosial :


Untuk membesarkan dan mendidik anak nya dilakukan berdua.waktu luang di
manfaatkan keluarga untuk mempererat hubungan.

26. Fungsi Perawatan Keluarga :


Ny M mengatakan bahwa sakit adalah tanda dan gejala yang tidak biasanya dan
anaknya tidak bisa lagi bermain-main. sedangkan sakit bagi keluarga Tn S bila
anggota keluaraga tidak mampu beraktivitas dan bermain-main.

Masalah kesehatan dalam keluarga Tn S mengalami bukan penyakit yang berat, biasa
nya hanya sakit ringan.Tn S biasa nya dia mengeluh bila dia caapek,lelaha ini karena
kesibukan nya
sendiri.namun karena tuntutan profesi, maka harus di jalani nya.

27. Fungsi Reproduksi :


Keluarga Tn S mempunyai satu orang anak laki-laki,belum ada rencana ingin
menambah anak,Tn S dan Ny M tidak mempersalahkan jenis kelami anaknya yang
jelas mengsukuri saja yang di berikan tuhan.Ny M menggunakan KB suntik untuk
mencegah kehamilan.

28. Fungsi Ekonomi :


Ny M mengatakan bahwa kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan sudah
terpenuhi dengan baik.begitu juga kebutuhan sekunder juga sudah cukup terpenuhi,
ini terlihat dari fasilitas rumah yang dimiliki.
Kalau sakit biasanya sebelum pergi ke pusat pelayanan lesehatan seperti
menggunakan pengobatan tradisional dulu, tapi kalau sudah parah baru di bawa ke
pusat pelayanan kesehatan.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
29. Stresor jangka pendek dan Panjang :
a. Pendek
Sementara tidak mempunyai masalah
b. Panjang
Tn.S mengatakan hal yang dipikirkannya adalah mengenai persiapan sekolah
anaknya An.B karena pendapatan yang masi kurang.

30. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor :


Keluarga Tn.S mengatakan ketika ada masalah keluarganya tidak pernah putus asa
dan menganggap masalah tersebut hanya ujian dari tuhan. Tn.S dan istrinya selalu
berdiskusi untuk menyelesaikan setiap masalahnya.

30. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor :


Keluarga Tn.S mengatakan ketika ada masalah keluarganya tidak pernah putus asa
dan menganggap masalah tersebut hanya ujian dari tuhan. Tn.S dan istrinya selalu
berdiskusi untuk menyelesaikan setiap masalahnya.

31. Strategi Koping yang Digunakan :


Bila ada masalah Tn.S dengan Ny.M selalu berdiskusi umtuk mencari jalan keluar/
menyelesaikan masalah

32. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi yang disfungsional meskipun
dalam kondisi yang sangat sulit.

VIII. HARAPAN KELUARGA


Keluarga Tn.S berharap, ia dan keluarganya tidak mengalami masalah kesehatan
kedepannya dan mendapat pengetahuan yang lebih mengenai tumbuh kembang An.B
agar kebutuhan anaknya terpenuhi.

IX. ANALISIS DATA


X. PRIORITAS MASALAH
1) Deficit Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi pada keluarga
2) Resiko deficit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d Pola makan tidak teratur
3) Resiko cidera fisik pada anak b.d ketidak mampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1) Deficit kurang pengetahuan perawatan pada anak sakit b.d kurang terpaparnya
informasi pada keluarga Tn. S
2) Resiko deficit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d Pola makan tidak teratur
3) Resiko cidera fisik pada anak b.d ketidak mampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian


kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada
anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses
tumbuh kembangnya.

Asuhan keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah lebih mengkhususkan


pengkajian pada anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah adalah usia yang rentan
berbagai macam penyakit. Untuk itu pengawasan pada anak usia prasekolah sangat
penting agar anak tidak terkena penyakit atau masalah kesehatan.

B. Saran

Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan


ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep danAplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta:
Trans Info Media

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai