Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA I

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA PRA


SEKOLAH

OLEH :

Kelompok 3

Angga Rahmadana 183310798


Famelya Syafrilina 183310806
Meliza Ella Qadrina 183310814
Shendy Wira Putra 183310822
Vyolla Syafri 183310830

DOSEN PEMBIMBING :

Tasman, S. Kp., M. Kep., Sp. Kom

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia- Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah Keperawatan Keluarga I ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai semua usaha kita. Aamiin.

Padang, februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga Anak Usia Pra Sekolah............


B. Asuhan Keperawatan Keluarga Anak Usia Pra Sekolah.......................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata
social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan
pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan
sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan
makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh
kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta
kasih, toleransi, dan empati.

Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan
individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang
setelah usia bertambah.

Pada anak usia prasekolah, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia
prasekolah ini sedang dalamproses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang
tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan
berbagai penyakitbdan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi
kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan


dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu
keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai keadaan
keluarga yang optimal.

Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi
oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar
belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress
yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak
di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak,
mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi
kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu
keluarga untuk mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain
tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social
keluarga dengan anak prasekolah.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar anak usia pra sekolah dan asuhan keperawatan keluarga
dengan anak usia pra sekolah?

C. Tujuan
Mengetahui konsep dasar anak usia pra sekolah dan asuhan keperawatan keluarga
dengan anak usia pra sekolah

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga Anak Usia Pra Sekolah


1. Defenisi Keluarga

Burgess & Locke (1953) mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, yang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami
dan istri, ibu, ayah, dan anak, kakak dan adik, yang menciptakan dan memelihara
budaya Bersama. US. Census Bureau (2011) juga mendefinisikan keluarga sebagai
dua orang atau lebih yang hidup bersama sejak lahir, menikah, atau melalui proses
adopsi. Definisi keluarga juga mengacu pada dua atau lebih individu yang
bergantung satu sama lain untuk mendapatkan dukungan emosional, fisik, dan
ekonomi (Kaakinen et al., 2015). Keluarga juga terdiri dari dua atau lebih individu
yang berbagi tempat tinggal atau tinggal berdekatan satu sama lain; memiliki
ikatan emosional yang sama; terlibat dalam posisi, peran, dan tugas sosial yang
saling terkait; dan berbagi ikatan budaya dan rasa kasih sayang dan kepemilikan.

Karakteristik keluarga adalah unik keluarga itu unik. Keluarga juga memiliki
beberapa karakteristik umum yaitu:
a. Setiap keluarga adalah sistem sosial kecil.
b. Setiap keluarga memiliki nilai dan aturan budaya sendiri-sendiri.
c. Setiap keluarga memiliki struktur
d. Setiap keluarga memiliki fungsi dasar tertentu
e. Setiap keluarga melalui tahapan dalam siklus hidupnya

2. Defenisi Anak Usia Pra Sekolah

Anak yang berumur 60- 72 bulan, pada masa ini terjadi perkembangan secara
kognitif, perkembangan motorik, perkembangan personal sosial, perkembangan
bahasa (Soetjianingsih dan Ranuh ,2014). Pendapat potter dan peery (2010) bahwa
Anak prasekolah pada usia 3 sampai 5 tahun. Anak akan mengusai tubuhnya dan
memulai dengan pendidikan formal, bagi orang tua anak dapat berinteraksi dan
mulai berpikir secara efektif.
Anak sangat menonjol dalam pembentukan kepribadian dan karakter mereka. Pada
anak kelas prasekolah mereka bergabung dengan kelompok sebaya mereka,
membentuk berbagai interaksi sosial. Mereka belajar adat istiadat dan bisa diterima
pola perilaku: Mereka juga mengembangkan kepekaan, kesadaran dan empati serta
nilai moral dan integritas sosial (Teubal dan Michaelovitz, 2010). Keluarga juga
mengharapkan bahwa anaknya dapat tumbuh kembang secara optimal baik secara
fisik, mental atau kognitif serta sosial, dalam hal ini akan terjadi proses yang unil
dan tercapai dengan hasil yang berbeda - beda dan memberikan karakter atau ciri
pada setiap anak..

Pada masa ini anak prasekolah selain di lingkungan didalam rumah juga
lingkungan luar rumah mulai diperkenalkan karena anak sudah mulai senang
bermain diluar rumah dan terdapat perkembangan aktivitas jasmani yang
bertambah dan meningkatkan keterampilan dan proses berpikir.

3. Pertumbuhan Anak Pra Sekolah

Pertumbuhan adalah bersifat kuantitatif yaitu bertambahnya jumlah, dimensi,


ukuran pada sel, organ maupun individu. Hasil pertumbuhan otak pada anak
sehingga mempunyai kapasitas yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan
mempegunakan kognitifnya. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram); ukuran panjang (cm, meter), umur tulang.

Pertumbuhan fisik pada otak dan kepala usia 2 tahun tumbuh mencapai 60 % dan
ketika berusia 6 tahun pertumbuhan otak telah mencapai lehih dari 90% dari otak
dewasa. Sepanjang masa prasekolah, otak tidak tumbuh secepat pada saat bayi,
tetapi otak dan kepala masih tumbuh lebih cepat daripada anggota tubuh lainnya.
Peningkatan otak disebabkan myelinasi dan peningkatan jumlah dan ukurun
dendrite yang berdampak pada kematangan kemampuan anak. Pematangan otak
mengalami pertumbuhan tercepat pada area lobus frontalis yung mempunyai fungsi
dalam perencanaan dan penyusunan kegiatan baru dan mempertahankan perhatian
pada tugas terjadi pada usin 3 sampai 15 tahun.
Anak prasekolah susunan koneksi syarafnya sudah berfungsi dengan baik sehingga
dapat mengkoordinasikan otak dan gerak, baik secara fisik maupun non fisik
dengan baik. Pada usia ini anak pada umumnya sudah memusaki sekolah TK atau
sederajad. Karena itu, TK diciptakan sebagai jembatan untuk memudahkan periode
transisi antara masa bayi dan masa kanak-kanak. TK juga harus mulai
memperkenalkan anak kepada budaya dan yang lebih luas. Hal itu sebagai
persiapan menghadapi pembelajaran akademik pada tahun-tahun selanjutnya.

Otak pada anak prasekolah melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya


interkoneksi baru pada saraf yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan
beradaptasi terhadap lingkungan. Lingkungan yang negatif, memiliki pengaruh
negatif langsung terhadap perkembangan korteks. Untuk mengembangkan area
otak yang lebih tinggi, anak harus dapat mengalami hal- hal untuk dirinya sendiri
dan merasakannya prestasi yang bagus dan menjadi mandiri. Untik mendukung hal
ini, orang tua perlu tidak memaksa bagi anak untuk mencoba sesuatu lagi. Anak
membutuhkan seseorang yang tersedia untuk membantu dan mendorong mereka
ketika hal-hal menjadi untuk mendukung mereka dalam situasi baru. Anak merasa
nyaman dan mengembangkan rasa kegembiraan dengan stimulasi yang tepat
(Wisconsin Council on Children and Families Brain Development. 2007).

Penilaian pertumbuhan dapat menggunakan ukuran antropometrik yang dipakai


pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu tinggi badan, berat badan, lingkar kepala.
Pada usia I tahun dicapai berat 3 kali berat lahir dan pada usia 2 tahun dicapai berat
4 kali berat lahir, setelah usia 2 tahun pertambahan berat badan berkisar 2000 gram
dalam satu tahun. Pada usia 6 tahun berat badan rata rata berkisar 20 kg tinggi
badan 75 em pada usia 1 tahun. 85 cm pada usia 2 tahun dan 100 cm yaitu 2 kali
panjang lahir dicapai pada usia 4 tahun dan pada usia 6 tahun tingginya rata rata 13
cm. Pada usia 1 talun otak telah menjadi 925 gram dan telah mencapai 90% pada
usia sekitar 6 tahun.

4. Perkembangan Anak Prasekolah


Pengertian perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan, dan terjadi suatu proses
difresiasi dari sel- sel tubuh, jaringan tubuh, organ - organ dan system organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing - masing dapat memenuhi
fungsinya
a. Perkembangan psikososial
Anak prasekolah mengalami tahapan perkembangan inisiatif versus rasa
bersalah, dalam hal ini anak belajar mengendalikan diri dan lingkungan.
Anak mempunyai inisiatif terhadap orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Anak sudah bisa melakukan membantu kegiatan orang tua saat dirumah.
Peran orang tua atau keluarga sangat mendukung untuk meningkat identitas
diri pada anak. Apabila keinginan dari keluarga yang terlalu tinggi terhadap
anak tersebut, sehingga dapat mengakibatkan rasa bersalah dan berdampak
pada aktivitas dan kreatitifitas yang buruk.

Rasa ingin tahu akan menyebabkan mereka menjelajahi lingkungan dengan


aktif, membangun keterampilan baru, menjalin persahabatan baru, karena
memiliki banyak energy yang memungkinkan banyak melakukan aktivitas.
Rasa bersalah akan timbul jika merasa telah melangkahi batas kemampuan
dan jika merasa telah bertingkah laku salah.
b. Perkembangan psikoseksual
Pada tahap fase phallic, anak akan merasakan senang jika memegang alat
genitalia. Sifat egosentris yang tinggi pada anak dan interaksi social mulai
tumbuh. Fase Genital atau tahap phallic, fokus utama libido adalah di alat
kelamin Pada usia ini, anak juga mulai temukan perbedaan antara pria dan
wanita.
c. Perkembangan moral
Pada anak usia prasekolah bahwa menurut masyarakat untuk
perkembangan moral dianggap salah atau benar, anak juga memiliki
motivasi untuk menghindari hukuman atau memperoleh hadiah. Perbedaan
utama perkembangan moral pada usia prasekolah adalah mengidentifikasi
tingkah laku yang menghasilkan hadiah atau hukuman dan mampu
membedakan sebagai benar dan salah.
Nilai agama pada usia 5-6 tahun adalah mengenal agama yang dianut:
mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat dan
sportif: menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar
agama, dan menghormati toleransi agama lain.
d. Perkembangan kognitif
Pada tahap praoperasional pada usia 2 -7 tahun, anak bersifat kreatif, bebas,
fantastic. Anak pada tahap ini dalam perkembangan kecerdasan yaitu anak
mengembangkan kemampuan menggunakan symbol termasuk bahasa, anak
belum mampu melakukan pemikiran praoperasional, anak terpusat pada
satu pemikiran atau gagasan, anak belum mampu menyimpan ingatan dan
anak bersifat egosentris.
5. Masalah-masalah pada anak usia pra sekolah
a. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare,
cacar air, difteri, dan campak.
b. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran
anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh
orang tua sehingga anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian
orang tua.
c. Bahaya fisik
 Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang
menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan
bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak
lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga
anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa
berkembang menjadi masa malu.

 Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang
dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
d. Bahaya psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
e. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM
(rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk
biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat
kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-
waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang perlu
dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang
sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film
tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.
Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th,
karena mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur
anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak
dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur
anak bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari
dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non
REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode
berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam
hari sifatnya dramatis karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini
paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8 th.
B. Asuhan Keperawatan Keluarga Anak Usia Pra Sekolah
1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak.Pengkajian yang berhubungan dengan
keluarga
a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan
keluarga, pendidikan, pekerjaan ).
 Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
 Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
 Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
 Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh
anggota keluarga
 Aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
 Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga
ditentukan oleh usia anak tertua dari keluraga inti.
 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga
yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.
 Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti.
Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap upaya pencegahan penyakit.
 Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat
kesehatan generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya
generasi tersebut tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya
kesehatan yang diperhatikan sampai saat ini.
c. Lingkungan
 Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi
luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi,
perletakan perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK,
sarana air bersih danh minum yang digunakan.
 Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal
 Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan
anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
 Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu
yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang adadan sejauh mana keluarga berinteraksi
d. Struktur keluarga
 Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun
dimasyarakat.
 Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
 Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi,
siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota
keluarga dalam menciptakan komunikasi.
 Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga
 Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan
psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
 Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku
yang berlaku dikeluarga dan masyarakat.
 Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
f. Stress dan koping keluarga
 Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan
penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang
memerlukan waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
 Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
 Strategi koping
 Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan kesehatan
h. Harapan keluarga

Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah

a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan sampai kelahiran
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan kegiatan sehari – hari )
e. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini ( termasuk kemampuan yang telah
dicapai ).
f. Periksaan kesehatan

Pengkajian fokus anak prasekolah

a. Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah
sarana stimulasinya
b. Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group
c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
setiap hari
d. Siapakah orang – orang yang setiap hari dengan anak.
e. Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini
f. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini
g. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa
a. Kesiapan Peningkatan Nutrisi (SDKI, hal 70)
b. Defisit Kesehatan Komunitasb.dketerbatasansumberdaya (SDKI, hal 244)
3. Intervensi

DX Tujuan Rencana Evaluasi Rencana Tindakan


TUM TUK Kriteri SLKI Keperawatan
a (SIKI)
Kesiapan Setelah Orang Status  Porsi makan EdukasiNutrisiAnak
Peningkat dilakuk tua Nutrisi( yang (SIKI, hal 73)
an Nutrisi an dapat hal.121 dihabiskan Tindakan
(SDKI, hal interve membe ) meningkat Observasi :
70) nsi 5x rikan  Serum 1. Identifikasikemam
60 asupan albumin puanibuataupengas
menit yang meningkat uhmenerimainform
diharap cukup  Verbalisasi asi
kan untuk keinginan Terapeutik :
orangtu Pening untuk 1. Sediakanmateridan
a katan meningkatka media
mampu Nutrisi n nutrisi pendidikankesehata
membe meningkat n
rikan  Pengetahuan 2. Jadwalkanpendidik
anak tentang ankesehatansesuaik
asupan pilihan esepakatan
Kesiapa makanan 3. Berikankesempatan
n yang sehata kepadaibuataupeng
Pening meningkat asuhuntukbertanya
katan  Pengetahuan Edukasi :
Nutrisi tentang 1. Jelaskankebutuhan

pilihan gizi seimbang pada

minuman anak

yang sehat 2. Jelaskan

meningkat pentingnya

 Pengetahuan pemberian
standart makanan
asupan mengandung Vit.D
nutrisi yang dan zat besi pada
tepat masa pra pubertas
meningkat dan pubertas, zat
 Penyiapan besi terutama pada
dan anak perempuan
penyimpanan yang telah
minuman menstruasi
yang aman 3. Anjurkan
meningkat menghindari
 Penyiapan makanan jajanan
dan yang tidak sehat
penyimpanan 4. Ajarkan ibu
makanan mengidentifikasi
yang aman makanan dengan
meningkat gizi yang seimbang
 Sikap 5. Ajarkan perilaku
terhadap hidup bersih dan
makanan/ sehat.
minuman
sesuai
dengan
tujuan
kesehatan
meningkat
 Perasaan
cepat
kenyang
menurun
 Nyeri
abdomen
menurun
 Frekuensi
makan
membaik

Defisit Setelah Keluarg Status  Ketersediaan PromosiPrilakuUpayaKese


Kesehatan dilakuk a Kesehat program hatan (SIKI, hal 380)
Komunitas an mampu anKom promosikeseh Tindakan
b.dketerba interve menget unitas atanmeningk Observasi :
tasansumb nsi 5x ahui (SLKI, at 1. Identifikasiprilakuu
erdaya 60 tentang hal  Ketersediaan payakesehatan
(SDKI, menit Status 113) program yang
hal244) diharap Kesehat proteksikeseh dapatditingkatkan
kan an atanmeningk Terapeutik :
orang keluarg at 1. Berikanlingkungan
tua a  Kepatuhanter yang
mampu terutam hadapstandar mendukungkesehat
menget a anak kesehatanling an
ahui kunganmenin 2. Orientasikanpelaya
tentang gkat nankesehatan yang
Status  Pemantauanst dapatdimanfaatnka
Kesehat andarkesehat n
an anak ankomunitas Edukasi :

meningkat 1. Anjurkanpersalinan

 Angkamortali ditolongolehtenaga

tasmenurun kesehatan

 Angkamorbi 2. Anjurkanmemberib

ditasmenurun ayi ASI Ekslusif


Anjurkanmenimbangb
 Angkagangg
alitatiapbulan
uankesehatan
mental
menurun
 Angkaberatb
adanlahirrend
ahmenurun

4. Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang menggambarkan hasil
yang diharapkan.

5. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambaran
dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan
individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang
setelah usia bertambah.

B. Penutup
Dalam penulisan makalah tentu banyak terdapat kesalahan, penulis berharap untuk
penulisan selanjutnya lebih baik lagi dan lebih lengkap.
Daftar Pustaka

Aprisunadi. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan


Pengurus Pusat.
Aprisunadi. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat.

Aprisunadi. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan


Pengurus Pusat

Deborak, dkk. Keperawatan keluarga. 2020. Yayasan Kita Menulis

Enie, dkk. 2020. Dasar-dasar keperawatan. Singapore : Elsevier

Intan, Heri, Arina & Nila. 2017. Mengembangkan intelegansi quotient (IQ) pada anak
prasekolah dengan stimulasi keluarga dan pendidikan anak usia dini.Ponorogo :
FORIKES

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan anak usia dini. Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group

Anda mungkin juga menyukai