Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Putri Zahara
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dan juga berterima kasih pada Ibu Dr. Hj. Uum suminar, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pendidkan Keluarga.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.
Putri Zahara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat
pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan yang pertama dan
utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual, maupun
minat anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya.
Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat diperlukan bagi
perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri, tangguh dan memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik pula, seperti tidak mudah
marah, tidak mudah emosional, mampu beradaptasi dan lain sebagainya.
Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban
pertanyaan “sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?”
tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah
bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang
tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada
tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu
berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu
berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah,
perkawinan, atau adopsi.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dalam
ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal di suatu tempat di bawah atap dalam
keadaan saling ketergantungan
1. Keluarga Inti (nuclear family) menurut Suprajitno (2004) adalah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya, adopsi atau keduanya.
2. Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga asal atau tempat dia
dilahirkan.
4. Keluarga berantai (sosial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda, adalah keluarga yang terbentuk dari perceraian dan atau
kematian pasangan yang dicintai
6. Keluarga komposit (composite family), adalah keluarga dari perkawinan poligami dan
bersama
7. Keluarga kohobitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak, Di indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan
bertentangan dengan budaya timur, namum lama kelamaan mulai diterima.
8. Keluarga inses (inses family) adalah bentuk keluarga yang tidak lazim misalnya anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-
nilai budaya,jumlah keluarga inses makin hari makin besar.
1. Hubungan suami dengan istri, Dalam kehidupan keluarga, pola hubungan antara suami-
istri sangat vital, karena kedua tokoh itu menduduki posisi kunci kehidupan keluarga tersebut.
Hubungan suami-istri tumbuh dan berkembang sejak perkenalan hingga dikukuhkan melalui
pernikahan yang diserahkan kepada terciptanya suatu kehidupan keluarga yang tenang
tenteram penuh kedamaian, diliputi rahmat dan kasih sayang. Pola, corak dan kualitas pun
berkembang seiring perkembangan kehidupan keluarga itu sendiri
2.Hubungan orang tua dengan anak, Komunikasi antara orangtua dengan anak sewaktu-waktu
dapat beralih menjadi komunikasi edukatif. Dalam peralihan ini orangtua sebagai pendidik
yang aktif. Pelaksnaan komunikasi edukatif yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara
dengan mottonya: hing ngarso sung tulada, hing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Komunikasi edukatif itu menyiratkan adanya empati dan identifikasi antara orang tua sebagai
pendidik dengan anak sebagai terdidik, secara timbal balik, di mana pendidik menginginkan
yang terbaik bagi anak didiknya dalam suasana kasih sayang. Akan tetapi pendidik tidak
berpresentasi bahwa ia dapat mengubah dan membentuk anak didik sekehendak hatinya.
3. Hubungan anak dengan anak, Komunikasi antar anak dengan anak berlangsung seirama
dengan tahapan perkembangan pribadinya. Melalui permainan yang merupakan dunia anak,
mereka menemukan adanya aturan dan keteraturan dalam bermain bersama dan kehidupan
bersama, yang mempradugakanya adanya komunikasi dan saling mempercayai di antara
mereka dengan mengakui dan menghormati peran mereka masing-masing dalam permainan
bersama dan kehidupan bersama itu.
4. Hubungan anak dengan lingkungan, Anak-anak menangkap dan menemui serta
berkomunikasi dengan lingkungan dan dunianya selaras dengan perikeadaannya sebagai anak
yang sedang berkembang, sehingga persepsinya terhadap lingkungan dan dunianya itu
berbeda dengan persepsi orang dewasa.
5. Hubungan anak dengan tetangga, a. Pola hubungan yang tertutup. Suatu keluarga
“menutup diri” terhadap tetangganya, sepertinya tidak mau tahu tentangntetangganya dan
tidak mengadakan hubungan dengan mereka, sehingga mereka nampak mengisolasi diri
terhadap tetangganya dan orang lain yang tidak berurusan dengannya. Atau mungkin mereka
tidak bermaksud demikian, hanya sekedar ingin membatasi diri dalam hubungannya dengan
tetangganya.
b. Pola hubungan yang terbuka Pola yang terbuka ditemukan manakala antar keluarga
terdapat hubungan yang akrab sehingga di antara mereka bukan sekedar saling mengenal,
melainkan bahkan saling memperhatikan. Kehidupan suatu keluarga sepertinya “transparan”
atau tembus pandang bagi tetangganya dan mereka saling perduli satu sama lain. Pola terbuka
manakala antara para keluarga tidak dirasakan ada suatu banteng pemisah entah dalam bentuk
perbedaan stratifikasi atau perbedaan kemampuan ekonomis, disebut Tonnies dengan istilah
Gemeninschaft.
6. Hubungan anak dengan Tuhan, Kesadaran manusia akan aturan dan keteraturan yang
ditemukannya di dunia yang tidak dapat ditembusnya begitu sja, menyadarinya pula akan
kemampuan dan ketidakmampuannya dan akan kedudukannya di dunia ini. Banyak perstiwa
dalam kehidupan keluarga khususnya, yang di luar perhitungan dan kemauan dan bahkan
tidak terpikirkannya. Hal ini menyadarkan mereka akan adanya suatu kekuatan dan
kekuasaan di luar dirinya yang akhirnya menuntunnya ke arah kehidupan religius.
Hubungan anak dengan orang tua usahakan orang tua memiliki rutinitas ini setiap harinya
untuk meningkatkan bonding secara emosional. Beberapa sentuhan fisik yang bisa diterapkan
antara lain kecup pipi buah hati Anda sebelum berangkat kerja atau sebelum tidur, memeluk
saat membacakan buku, dan mengelus kepala ketika mereka bercerita. Ada banyak cara yang
bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan hubungan emosional dengan buah hati. Tidak
harus banyak, tapi pastikan Anda selalu meluangkan waktu setiap hari bagi si kecil.
2.4. Fungsi Keluarga
2. Fungsi Sosial dan Budaya Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan
anak kepada nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia,
sopan santun sangat dijunjung tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi
pekerti yang berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Cinta Kasih, ini perlu dimaknai sebagai fungsi untuk menguatkan keharmonisan
hubungan antara anggota keluarga. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
4. Fungsi Perlindungan Keluarga sebagai pelindung pertama dan utama sehingga anak merasa
aman, nyaman, dan tentram sehingga bebas melakukan penjelajahan atau eksplorasi terhadap
lingkungannya. Anak yang merasa aman akan berkembang aktivitas dan kreativitas serta
imajinasinya.
5. Fungsi Reproduksi, Keluarga memiliki fungsi reproduksi yang dikenalkan bagi anaknya.
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia berkeluarga adalah untuk mendapatkan
keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang mampu menghasilkan
generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap menghargai lawan jenis perlu
ditanamkan dalam keluarga
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Keluarga dalam mendidik anak tidak saja mencakup
pengembangan individu agar menjadi pribadi yang mantap, akan tetapi meliputi pula upaya
membantunya dan mempersiapkan menjadi anggota masyarakat yang baik. Keluarga
membantu anak menyiapkan dirinya sebagai pribadi yang mantap dalam masyarakatnya dan
berpartisipasi dalam kehidupan di masyarakat secara konstruktif.
7. Fungsi Pembinaan Lingkungan, Keluarga memilik fungsi pembinaan lingkungan baik di
dalam dan di luar rumah dengan melakukan pembiasaan. Gaya hidup ramah lingkungan dapat
terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Begitu juga dengan kebiasaan peduli
dengan lingkungan sekitar seperti tetangga dan masyarakat secara umum.
8. Fungsi Ekonomi, Keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomi meliputi pencarian nafkah,
perencanaan, pembelajaan dan pemanfaatannya. Pada dasarnya suami sebagai pemimpin
yang mengemban tangungjawab mencari nafkah, dan istri yang mengelola dan
memanfaatkannya.
Fungsi cinta kasih ini perlu dimaknai sebagai fungsi untuk menguatkan keharmonisan
hubungan antara anggota keluarga. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Secara intuitif anak dapat menangkap suasana perasaan
orangtuanya pada saat berkomunikasi dengan mereka. Anak juga sangat peka akan iklim
emosional seluruh anggota keluarganya. Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal
kasih sayang. Perasaan disayangi sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan
tumbuh menjadi seseorang yang mampu menyayangi pula.
1. Peran Istri Ditinjau dari kehidupan keluarga secara keseluruhan, ibu berperan sebagai “ratu
rumah tangga” yang mengemudikan bahtera rumah tangga. Oleh karena itu memegang
peranan yang sangat vital bagi terciptanya iklim keluarga yang baik, kondisi dan situasi
pendidikan keluarga yang harmonis. Pelaksanaan peranannya sebagai ratu rumah tangga
mencakup: tatalaksana kerumahtanggaan, makanan, dan busana. Ketiga jenis tatalaksana
tersebut saat ini telah menjadi bidang studi yang cukup luas dan kompleks.
2. Peran Suami, Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga. Ia
memimpin kehidupan keluarga pada umumnya dan bertanggungjawab terhadap seluruh
kehidupan keluarga. Sedangkan sang istri mengemban tugas mengelola rumah tangga.
3. Peranan Anak Anak merupakan tokoh penting dalam keluarga. Dalam sudut “segi tiga nan
abadi suatu keluarga atau “The Eternal Triangle” anak menduduki peranan penting. Orangtua
rela melakukan atau memiliki sesuatu adalah untuk anak. Anak tampil peranannya sebagai
amanat Tuhan, oleh karena itu orangtua menerima dan menjunjung tinggi peranan anaknya
seperti itu. Namun sebaliknya anak juga merupakan suatu fitnah atau ujian bagi orangtua
dalam melaksanakan peranan keorangtuaannya. Dalam peralihan selanjutnya anak berperan
sebagai anak didik
4. Peranan Anggota Keluarga, Dalam keluarga sering pula terdapat orang lain dengan
peranannya masing-masing, seperti: pembantu, paman, bibi dan sebagainya. Sehingga
keluarga tersebut menjai keluarga besar (extended). Kehadiran serta peranan mereka dalam
keluarga itu mewarnai situasi dan iklim keluarga yang bersangktan serta mempengaruhi pula
pengambilan peranan. Hal ini memperkaya lalu lintas hubungan serta memperkaya jenis
corak peranan yang harus dimainkan oleh anggota keluarga dalam pelaksanaan pendidikan
keluarga.
Peran seorang istri juga dituntut untuk menunaikan tugasnya di luar keluarga, realisasi
peranan ratu rumah tangga mengalami perubahan yang cukup mendalam. Saat ini peran istri
menjadi berubah multi peran, namun dalam melaksanakan tugasnya tetap dituntut berperan
sebagai wanita.Dalam hubungannya dengan anak, wanita berperan sebagai seorang ibu yang
menjadi pendidik pertama dan utama.
1. Menurut Hoogeveld
Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik adalah membantu anak
supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab
sendiri.
2. Menurut S. Brojonegoro
Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik berarti memberi tuntutan
kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai
tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.
3. Mansur (2003)
Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Setelah anak
menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga.
a. Pendidikan keluarga
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang paling awal anak terima. Orangtua
sebagai guru pertamanya. Siap atau tidak siap orangtua secara otomatis menjadi
pendidik utamanya, yang bertanggung jawab akan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya. Di sini orangtua mendapat amanat langsung dari Tuhan, pencipta alam
semesta. Yang pada akhirnya orangtua mempertanggungjawabkan kepada-Nya.
b. pendidikan di keluarga
Mansur (2003), Mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses pemberian positif
bagi tumbuh kembangnya anak sebagai pondasi pendidikan selanjutnya
Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Setelah anak
menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga.
c. Pendidikan berkeluarga
Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk. Adapun
kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan menjadi
rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang
melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Karena itu,
kedamaian dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta
penuh cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang lain. Pada saat bersamaan jiwa
dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya dengan dekap kasih dan sapaan lembut
sang Khalik.
Memiliki keluarga yang utuh adalah dambaan setiap orang yang berada dalam suatu
pernikahan. Untuk mendapatkan keluarga dan rumah tangga yang utuh, diperlukan
adanya cara membina keluarga dengan sakinah, mawadah dan warohmah. Menikah
adalah salah satu tindakan untuk mengikuti sunnah Rasul. Karena itulah orang yang
menikah harus menjaga pernikahannya dengan baik agar kehidupan rumah tangganya
menjadi tenteram dan langgeng.
4. Landasi rumah tangga dengan ajaran agama: Tentu saja cara membina rumah
tangga sakinah dan cara membina rumah tangga yang baik adalah dengan
melandasinya ajaran agama.
5. Mengisi rumah tangga dengan kasih sayang: Cintailah setiap anggota keluarga
dengan sepenuh hati, maka rumah tangga akan selalu penuh dengan kasih sayang.
Anak-anak butuh dipeluk orang tuanya dan pasangan hidup butuh untuk didampingi
dan menjadi batu sandaran dalam sulit.
Jadi, setia sangat penting untuk menjadi pasangan yang setia tentunya. Pada intinya,
cara membina keluarga sakinah mawaddah warohmah akan terletak pada bagaimana
suami dan istri menerapkan nilai-nilai agama dalam rumah tangganya. Jika keduanya
sepakat untuk menerapkan nilai Islami sebagai pedoman dan tuntunan dalam berumah
tangga, maka tujuan untuk mendapatkan rumah tangga yang sakinah akan tercapai.
Jika sebuah rumah tangga berhasil berjalan dengan sakinah, mawaddah dan
warohmah bahagia di dunia dan di akherat, hal itu akan memberikan kebaikan bagi
semua orang yang terlibat didalamnya.
D. Kisah Sukses Sebuah keluarga
Terlahir dari keluarga miskin hingga tidak bisa bersekolah, merupakan nasib
yang harus dijalani oleh beberapa orang. Namun, tak semuanya hanya
pasrah kepada nasib.
Walaupun masih seusia siswa sekolah menengah keatas, Elgi harus mau
bekerja dengan bertanggung jawab menjaga ternak. Menyadari bahwa
dirinya perlu berjuang untuk mengubah nasib, akhirnya dia memulai kisah
nyata pengusaha sukses dari keluarga miskin.
Akhirnya, pria putus sekolah dari desa ini mampu membalikkan keadaan
ekonominya dan membuktikan kisah nyata pengusaha sukses dari keluarga
miskin.
Keunggulan kisah nyata
E. Konsep Parenting
2. Parenting adalah cara mengasuh dan mendidik anak. Anda tentu sudah sangat
sering mendengar istilah parenting itu sendiri? Berikut penjelasan singkat tentang
pengertian parenting beserta jenis-jenisnya.ini kehidupan sehari-hari. Namun, sudah
tepatkah pemahaman Anda tentang konsep
Pertanyaan
1. Shifa: Bagaimana menciptakan pola pendidikan yg baik yg seharusnya orang tua berikan
kpd ankanya
Jawaban
Beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua untuk dapat memberikan pola pengasuhan yang
baik pada anak adalah:
1. Memberikan pujian atas usaha yang sudah dilakukan.
2. Hindari anak dari trauma fisik dan psikis.
3. Dukung perkembangan anak dengan memberikan kasih sayang dan kehangatan.
4. Tidak membandingkan anak dengan anak lain.
5. Tidak otoriter.
6. Berikan tanggung jawab.
7. Penuhi kebutuhan gizi.
8. Menciptakan lingkungan yang positif.
9. Aktif berkomunikasi.
Penyelaras
Putri: Pola asuh yang baik kita sebagai orang tua harus ikut serta dalam kegiatan anak harus
bisa membagi waktu anak membiarkan anak bermain tetapi mengingatkan anak untuk
belajara juga, jadi kita boleh membebaskan anak tetapi juga harus tau batasan nya agar anak
tersebut tidak merasa tertekan jika terus tertekan.
Mutiara: Bertukar cerita dengan anak atau mendengarkan cerita keseharian anak selama
disekolah, lalu orangtua juga bisa memberikan apresiasi kepada anak atas keberhasilan dia
selama di sekolah dan juga orangtua bisa memahami bagaimana emosi anak anak dengan
cara memberikan waktu kepada anak untuk sendiri agar emosi nya bisa terkontrol dengan
baik lalu setelah itu orangtua bisa bertanya kepada anak nantinya.
Pertanyaan
2. Harum: Bagaimana cara menumbuhkan fungsi sosialisasi diddlam hubungan keluarga
Jawaban
Fungsi sosialisasi di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-
cara hidup bersama dengan orang lain. Anak diajak memahami lingkungan yang lebih luas
sehingga pada saatnya nanti seorang anak benar-benar siap untuk hidup dalam masyarakat.
Anak diperkenalkan oleh orang tuanya mengenai norma seperti norma agama, norma
kesopanan, norma hukum dan norma kesusilaan. Fungsi sosialisasi lainnya diajarkan
menjalankan kehidupan yang sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.
Penyelaras
Humay: Untuk menumbuhkan fungsi sosialisasi dalam keluarga kita sebagai orang tua harus
banyak melakukan interaksi bersama anak anak kita interaksi nya dengan cara
berkomunikasi, menjalin komunikasi yang baik menyampaikan norma norma yang baik
sehingga secara perlahan fungsi sosialisasi akan bertumbuh dalam keluarga
Rahma: dengan baik sesama anggota keluarga, berkomunikasi yang baik antar orang tua pun
sangat penting, karna dengan adanya komunikasi yang baik dengan orangtua, anak
mempunyai rasa percaya diri, selain itu orang tua mendidik anaknya dengan pendidikan dan
akhlak, sehingga saat anak mulai bisa bersosialisasi dengan lingkungan luar, anak bisa
bersikap dengan baik dilingkungan keluarga dan lingkungan luar. Orangtua pun menanamkan
rasa kasih sayang, dorongan agar anaknya percaya diri, dan memberikan rasa aman dan
nyaman didalam hubungan antar keluarga.
Pertanyaan
3. febriya : Apa kedudukan dan fungsi agama dalam sistem budaya dan peradaban modern
Jawaban
Agama berfungsi sebagai wadah untuk mengakomodasi dan memodifikasi kebudayaan
supaya sesuai dengan prinsip dan ajaran agama. Apabila sebuah kebudayaan tidak sesuai
dengan ajaran agama, maka kebudayaan tersebut sebaiknya tidak langsung dieliminasi begitu
saja melainkan diubah bagian-bagian yang tidak sesuai dan kemudian diselaraskan dengan
ajaran agama.
Penyelaras
Laila: agama yg berfungsi untuk memodifikasi kebudayaan contohnya adalah ketika jaman
dulu sering menyiapkan sesajen untuk arwah2 leluhur kan tidak sesuai dengan ajaran agama.
nah pada peradaban modern dimodifikasi agar sesuai dengan ajaran agama, yaitu jadi
mendoakan yg sudah tiada.
pertanyaan
4.Indah : Bagaimana jika fungsi keluarga salah satunya tidak berjalan dengan baik
Jawaban
Jika sebuah keluarga tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, tidak hanya anggota
keluarga yang bersangkutan yang menjadi tidak bahagia, namun berimbas pula pada karakter
generasi muda secara keseluruhan.
Pertanyaan
5. Fivo : Seberapa penting pendidikan seksual bagi seorang anak?
Jawaban
Mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak dini bisa menjadi imun yang akan
membantu anak untuk membentengi diri dari risiko kekerasan maupun pelecehan seksual di
kemudian hari.Apalagi dengan semakin transparannya.
Sejak kecil anak-anak harus diberikan edukasi seksualitas, kenapa tidak boleh atau dilarang
melakukan ini dan itu, apa yang harus dilakukan dan dijaga, supaya mereka punya integritas
diri, tahu ada bagian penting dari tubuhnya yang tidak boleh dipegang orang lain atau
diekspos.
Agar anak tumbuh menjadi generasi muda yang berkualitas, ada baiknya orang tua
memberikan informasi seputar seks sejak dini.
Penyelaras
Nabila: Pendidikan seksual harus diajarkan anak dari usia dini dan mana yang boleh boleh
dipegang mana yang nggak boleh dipegang biar tidak kejahatan seksual.
Pertanyaan
6.Shifa: Mengapa keluarga berperan penting dalam memperluas dampak buruk sosial
Jawaban
Keluarga adalah wadah pertama dimana anak pertama kali menempuh pendidikan. Sehingga
dari situlah baik buruknya anak terbentuk, jika sebagai orang tua, mereka memberikan
pengaruh buruk bagi anak maka pengaruh yang diberikan kepada anak tersebut akan
berkembang ditengah masyarakat. Itulah kenapa keluarga memegang peran dalam
memperluas dampak buruk sosial.
Penyelaras
Jihan: Keluarga adalah wadah pertama dimana anak pertama kali menempuh pendidikan.
Sehingga dari situlah baik buruknya anak terbentuk, jika sebagai orang tua, mereka
memberikan pengaruh buruk bagi anak maka pengaruh yang diberikan kepada anak tersebut
akan berkembang ditengah masyarakat. Itulah kenapa keluarga memegang peran dalam
memperluas dampak buruk sosial
Pertanyaan
7. Naila: bagaimana jika kesehatan mental seorang anak dipengaruhi oleh keluarganya?
Jawaban
Keluarga yang lengkap dan fungsional akan dapat meningkatkan kesehatan mental para
anggota keluarganya. Keluarga lebih dekat hubungannya dengan anak dibandingkan dengan
masyarakat luas. Keluarga merupakan lingkungan yang sangat penting dari keseluruhan
sistem lingkungan, karena berpengaruh langsung terhadap individu dan merupakan
mikrosistem yang menentukan kepribadian dan kesehatan mental anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_besar
http://eprints.ums.ac.id/22632/2/BAB_I.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/5438/3/BAB_2.pdf
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-keluarga-menurut-para-ahli/
file:///C:/Users/LENOVO/Desktop/keluarga%20oy.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-mardekawat-5135-2-bab2.pdf
BAB III
4. Menurut Hoogeveld
Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik adalah membantu anak
supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab
sendiri.
5. Menurut S. Brojonegoro
Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik berarti memberi tuntutan
kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai
tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.
6. Mansur (2003)
Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Setelah anak
menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga.
Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang paling awal anak terima. Orangtua
sebagai guru pertamanya. Siap atau tidak siap orangtua secara otomatis menjadi
pendidik utamanya, yang bertanggung jawab akan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya. Di sini orangtua mendapat amanat langsung dari Tuhan, pencipta alam
semesta. Yang pada akhirnya orangtua mempertanggungjawabkan kepada-Nya.
Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk. Adapun
kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan menjadi
rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang
melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Karena itu,
kedamaian dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta
penuh cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang lain. Pada saat bersamaan jiwa
dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya dengan dekap kasih dan sapaan lembut
sang Khalik.
Memiliki keluarga yang utuh adalah dambaan setiap orang yang berada dalam suatu
pernikahan. Untuk mendapatkan keluarga dan rumah tangga yang utuh, diperlukan
adanya cara membina keluarga dengan sakinah, mawadah dan warohmah. Menikah
adalah salah satu tindakan untuk mengikuti sunnah Rasul. Karena itulah orang yang
menikah harus menjaga pernikahannya dengan baik agar kehidupan rumah tangganya
menjadi tenteram dan langgeng.
4. Landasi rumah tangga dengan ajaran agama: Tentu saja cara membina rumah
tangga sakinah dan cara membina rumah tangga yang baik adalah dengan
melandasinya ajaran agama.
Jadi, setia sangat penting untuk menjadi pasangan yang setia tentunya. Pada intinya,
cara membina keluarga sakinah mawaddah warohmah akan terletak pada bagaimana
suami dan istri menerapkan nilai-nilai agama dalam rumah tangganya. Jika keduanya
sepakat untuk menerapkan nilai Islami sebagai pedoman dan tuntunan dalam berumah
tangga, maka tujuan untuk mendapatkan rumah tangga yang sakinah akan tercapai.
Jika sebuah rumah tangga berhasil berjalan dengan sakinah, mawaddah dan
warohmah bahagia di dunia dan di akherat, hal itu akan memberikan kebaikan bagi
semua orang yang terlibat didalamnya.
3.4. Kehidu