Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENDIDIKAN KELUARGA TENTANG KONSEP KELUARGA

Dibuat untuk memenuhi tugas:

Mata kuliah Pendidikan Keluagra

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Uum Suminar, M.Pd.

Disusun oleh:

Putri Zahara
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dan juga berterima kasih pada Ibu Dr. Hj. Uum suminar, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pendidkan Keluarga.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini
di waktu yang akan datang.

Karawang, 28 September 2021

Putri Zahara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2. Tujuan Masalah.............................................................................. 1

1.3. Ruang Lingkup ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2

2.1. Pengertian Konsep Keluarga .......................................................... 2

2.2. Bentuk-Bentuk Keluarga ..……......................................................... 3

2.3. Hubungan Keluarga ........................................................................ 4

2.4. Fungsi Keluarga .............................................................................. 8

2.5. Peran Keluarga ………………..………………………………………………………... 9

BAB III KESIMPULAN.............................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat
pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan yang pertama dan
utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual, maupun
minat anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya.
Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat diperlukan bagi
perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri, tangguh dan memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik pula, seperti tidak mudah
marah, tidak mudah emosional, mampu beradaptasi dan lain sebagainya.

1.2. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Pendidikan Keluarga.

2. Untuk Mengetahui Bentuk-Bentuk Keluarga.

3. Untuk Mengetahui Hubungan,fungsi dan Peran Keluarga.

4. Untuk Mengetahui Konsep Parenting.

1.3. Ruang Lingkup

Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban
pertanyaan “sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?”
tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua sudah
bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung jawab orang
tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih berpangkal pada
tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan, apabila anak sudah mampu
berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus “melepaskan“ anaknya, supaya mampu
berdiri dan tidak lagi tergantung kepada orang tuanya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep-Konsep Keluarga

Berikut akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli

1. Menurut Depkes RI, dikutip oleh Effendy (1998): 32

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Menurut Bailon dan Maglaya

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.

3. Menurut Effendy (2005)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

4. Menurut Duvall dan Logan

Keluarga adalah sekumpulan orang yang memiliki ikatan perkawinan, kelahiran


dan adopsi yang memiliki tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, emosional, mental dan sosial dari setiap anggota
keluarga.

5. Menurut B. Francis F. Merrill

Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Hubungan sosial di antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah,
perkawinan, atau adopsi.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dalam
ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal di suatu tempat di bawah atap dalam
keadaan saling ketergantungan

untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,


emosional, mental dan sosial dari setiap anggota keluarga.

2.2. Bentuk-Bentuk Keluarga

1. Keluarga Inti (nuclear family) menurut Suprajitno (2004)  adalah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya, adopsi atau keduanya.

2. Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga asal atau tempat dia
dilahirkan.

3. Keluarga besar (ekstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudaranya


(kakek, nenek, keponakan, paman, bibi, saudara sepupu, dan sebagainya).

4. Keluarga berantai (sosial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

5. Keluarga duda atau janda, adalah keluarga yang terbentuk dari perceraian dan atau
kematian pasangan yang dicintai

6. Keluarga komposit (composite family), adalah keluarga dari perkawinan poligami dan
bersama

7. Keluarga kohobitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak, Di indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan
bertentangan dengan budaya timur, namum lama kelamaan mulai diterima.

8. Keluarga inses (inses family) adalah bentuk keluarga yang tidak lazim misalnya anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya walaupun tidak lazim dan melanggar nilai-
nilai budaya,jumlah keluarga inses makin hari makin besar.

9. Keluarga tradisional dan nontradisioanl, dibedakan berdasarkan ikatan perkawinan.


Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat
dengn perkawinan
Keluarga Besar adalah satuan sosial yang terdiri dari keluarga inti dan saudara sedarah, sering
kali mencakup tiga generasi atau lebih. Kerabat jauh juga bisa dimasukkan dalam anggota
keluarga besar. Sistem keluarga besar sering namun tidak secara khusus terjadi di daerah
yang kondisi ekonominya membuat sulit bagi keluarga inti untuk
mencapai swasembada. Pada daerah tersebut kerjasama diperlukan, Keluarga besar dapat
hidup bersama karena berbagai alasan, seperti untuk membantu membesarkan anak-anak,
merawat saudara yang sakit dan membantu masalah keuangan. Terkadang anak-anak
dibesarkan oleh kakek dan nenek mereka ketika orang tua biologis mereka telah meninggal
atau tidak lagi dapat mengurus mereka. Banyak kakek dan nenek mengambil tanggung jawab
utama untuk merawat anak, terutama ketika kedua orang tua bekerja.

2.3. Hubungan Keluarga

1. Hubungan suami dengan istri, Dalam kehidupan keluarga, pola hubungan antara suami-
istri sangat vital, karena kedua tokoh itu menduduki posisi kunci kehidupan keluarga tersebut.
Hubungan suami-istri tumbuh dan berkembang sejak perkenalan hingga dikukuhkan melalui
pernikahan yang diserahkan kepada terciptanya suatu kehidupan keluarga yang tenang
tenteram penuh kedamaian, diliputi rahmat dan kasih sayang. Pola, corak dan kualitas pun
berkembang seiring perkembangan kehidupan keluarga itu sendiri

2.Hubungan orang tua dengan anak, Komunikasi antara orangtua dengan anak sewaktu-waktu
dapat beralih menjadi komunikasi edukatif. Dalam peralihan ini orangtua sebagai pendidik
yang aktif. Pelaksnaan komunikasi edukatif yang dirumuskan oleh Ki Hajar Dewantara
dengan mottonya: hing ngarso sung tulada, hing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Komunikasi edukatif itu menyiratkan adanya empati dan identifikasi antara orang tua sebagai
pendidik dengan anak sebagai terdidik, secara timbal balik, di mana pendidik menginginkan
yang terbaik bagi anak didiknya dalam suasana kasih sayang. Akan tetapi pendidik tidak
berpresentasi bahwa ia dapat mengubah dan membentuk anak didik sekehendak hatinya.

3. Hubungan anak dengan anak, Komunikasi antar anak dengan anak berlangsung seirama
dengan tahapan perkembangan pribadinya. Melalui permainan yang merupakan dunia anak,
mereka menemukan adanya aturan dan keteraturan dalam bermain bersama dan kehidupan
bersama, yang mempradugakanya adanya komunikasi dan saling mempercayai di antara
mereka dengan mengakui dan menghormati peran mereka masing-masing dalam permainan
bersama dan kehidupan bersama itu.
4. Hubungan anak dengan lingkungan, Anak-anak menangkap dan menemui serta
berkomunikasi dengan lingkungan dan dunianya selaras dengan perikeadaannya sebagai anak
yang sedang berkembang, sehingga persepsinya terhadap lingkungan dan dunianya itu
berbeda dengan persepsi orang dewasa.

5. Hubungan anak dengan tetangga, a. Pola hubungan yang tertutup. Suatu keluarga
“menutup diri” terhadap tetangganya, sepertinya tidak mau tahu tentangntetangganya dan
tidak mengadakan hubungan dengan mereka, sehingga mereka nampak mengisolasi diri
terhadap tetangganya dan orang lain yang tidak berurusan dengannya. Atau mungkin mereka
tidak bermaksud demikian, hanya sekedar ingin membatasi diri dalam hubungannya dengan
tetangganya.

b. Pola hubungan yang terbuka Pola yang terbuka ditemukan manakala antar keluarga
terdapat hubungan yang akrab sehingga di antara mereka bukan sekedar saling mengenal,
melainkan bahkan saling memperhatikan. Kehidupan suatu keluarga sepertinya “transparan”
atau tembus pandang bagi tetangganya dan mereka saling perduli satu sama lain. Pola terbuka
manakala antara para keluarga tidak dirasakan ada suatu banteng pemisah entah dalam bentuk
perbedaan stratifikasi atau perbedaan kemampuan ekonomis, disebut Tonnies dengan istilah
Gemeninschaft.

6. Hubungan anak dengan Tuhan, Kesadaran manusia akan aturan dan keteraturan yang
ditemukannya di dunia yang tidak dapat ditembusnya begitu sja, menyadarinya pula akan
kemampuan dan ketidakmampuannya dan akan kedudukannya di dunia ini. Banyak perstiwa
dalam kehidupan keluarga khususnya, yang di luar perhitungan dan kemauan dan bahkan
tidak terpikirkannya. Hal ini menyadarkan mereka akan adanya suatu kekuatan dan
kekuasaan di luar dirinya yang akhirnya menuntunnya ke arah kehidupan religius.

Hubungan anak dengan orang tua usahakan orang tua memiliki rutinitas ini setiap harinya
untuk meningkatkan bonding secara emosional. Beberapa sentuhan fisik yang bisa diterapkan
antara lain kecup pipi buah hati Anda sebelum berangkat kerja atau sebelum tidur, memeluk
saat membacakan buku, dan mengelus kepala ketika mereka bercerita. Ada banyak cara yang
bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan hubungan emosional dengan buah hati. Tidak
harus banyak, tapi pastikan Anda selalu meluangkan waktu setiap hari bagi si kecil.
2.4. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Keagamaan, Keluarga memiliki fungsi keagamaan. Artinya keluarga berkewajiban


memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan
beragama.

2. Fungsi Sosial dan Budaya Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan
anak kepada nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia,
sopan santun sangat dijunjung tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi
pekerti yang berlaku di masyarakat.

3. Fungsi Cinta Kasih, ini perlu dimaknai sebagai fungsi untuk menguatkan keharmonisan
hubungan antara anggota keluarga. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.

4. Fungsi Perlindungan Keluarga sebagai pelindung pertama dan utama sehingga anak merasa
aman, nyaman, dan tentram sehingga bebas melakukan penjelajahan atau eksplorasi terhadap
lingkungannya. Anak yang merasa aman akan berkembang aktivitas dan kreativitas serta
imajinasinya.

5. Fungsi Reproduksi, Keluarga memiliki fungsi reproduksi yang dikenalkan bagi anaknya.
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia berkeluarga adalah untuk mendapatkan
keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang mampu menghasilkan
generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap menghargai lawan jenis perlu
ditanamkan dalam keluarga

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, Keluarga dalam mendidik anak tidak saja mencakup
pengembangan individu agar menjadi pribadi yang mantap, akan tetapi meliputi pula upaya
membantunya dan mempersiapkan menjadi anggota masyarakat yang baik. Keluarga
membantu anak menyiapkan dirinya sebagai pribadi yang mantap dalam masyarakatnya dan
berpartisipasi dalam kehidupan di masyarakat secara konstruktif.
7. Fungsi Pembinaan Lingkungan, Keluarga memilik fungsi pembinaan lingkungan baik di
dalam dan di luar rumah dengan melakukan pembiasaan. Gaya hidup ramah lingkungan dapat
terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Begitu juga dengan kebiasaan peduli
dengan lingkungan sekitar seperti tetangga dan masyarakat secara umum.

8. Fungsi Ekonomi, Keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomi meliputi pencarian nafkah,
perencanaan, pembelajaan dan pemanfaatannya. Pada dasarnya suami sebagai pemimpin
yang mengemban tangungjawab mencari nafkah, dan istri yang mengelola dan
memanfaatkannya.

Fungsi cinta kasih ini perlu dimaknai sebagai fungsi untuk menguatkan keharmonisan
hubungan antara anggota keluarga. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera. Secara intuitif anak dapat menangkap suasana perasaan
orangtuanya pada saat berkomunikasi dengan mereka. Anak juga sangat peka akan iklim
emosional seluruh anggota keluarganya. Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal
kasih sayang. Perasaan disayangi sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan
tumbuh menjadi seseorang yang mampu menyayangi pula.

2.5. Peran Keluarga

Dalam memainkan peranannya, kepribadian masing-masing turut mewarnai. Maka masing-


masing anggota keluarga memiliki peranannya sendiri-sendiri sesuai dengan kedudukan
dalam keluarganya.

1. Peran Istri Ditinjau dari kehidupan keluarga secara keseluruhan, ibu berperan sebagai “ratu
rumah tangga” yang mengemudikan bahtera rumah tangga. Oleh karena itu memegang
peranan yang sangat vital bagi terciptanya iklim keluarga yang baik, kondisi dan situasi
pendidikan keluarga yang harmonis. Pelaksanaan peranannya sebagai ratu rumah tangga
mencakup: tatalaksana kerumahtanggaan, makanan, dan busana. Ketiga jenis tatalaksana
tersebut saat ini telah menjadi bidang studi yang cukup luas dan kompleks.

2. Peran Suami, Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga. Ia
memimpin kehidupan keluarga pada umumnya dan bertanggungjawab terhadap seluruh
kehidupan keluarga. Sedangkan sang istri mengemban tugas mengelola rumah tangga.
3. Peranan Anak Anak merupakan tokoh penting dalam keluarga. Dalam sudut “segi tiga nan
abadi suatu keluarga atau “The Eternal Triangle” anak menduduki peranan penting. Orangtua
rela melakukan atau memiliki sesuatu adalah untuk anak. Anak tampil peranannya sebagai
amanat Tuhan, oleh karena itu orangtua menerima dan menjunjung tinggi peranan anaknya
seperti itu. Namun sebaliknya anak juga merupakan suatu fitnah atau ujian bagi orangtua
dalam melaksanakan peranan keorangtuaannya. Dalam peralihan selanjutnya anak berperan
sebagai anak didik

4. Peranan Anggota Keluarga, Dalam keluarga sering pula terdapat orang lain dengan
peranannya masing-masing, seperti: pembantu, paman, bibi dan sebagainya. Sehingga
keluarga tersebut menjai keluarga besar (extended). Kehadiran serta peranan mereka dalam
keluarga itu mewarnai situasi dan iklim keluarga yang bersangktan serta mempengaruhi pula
pengambilan peranan. Hal ini memperkaya lalu lintas hubungan serta memperkaya jenis
corak peranan yang harus dimainkan oleh anggota keluarga dalam pelaksanaan pendidikan
keluarga.

Peran seorang istri juga dituntut untuk menunaikan tugasnya di luar keluarga, realisasi
peranan ratu rumah tangga mengalami perubahan yang cukup mendalam. Saat ini peran istri
menjadi berubah multi peran, namun dalam melaksanakan tugasnya tetap dituntut berperan
sebagai wanita.Dalam hubungannya dengan anak, wanita berperan sebagai seorang ibu yang
menjadi pendidik pertama dan utama.

C. Konsep Pendidikan Keluarga

1. Pengertian Pendidikan Keluarga

Berikut akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli

1. Menurut Hoogeveld

Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik adalah membantu anak
supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab
sendiri.

2. Menurut S. Brojonegoro
Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik berarti memberi tuntutan
kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai
tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

3. Mansur (2003)

Mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses pemberian positif bagi tumbuh


kembangnya anak sebagai pondasi pendidikan selanjutnya

Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Setelah anak
menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga. 
a. Pendidikan keluarga

Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang paling awal anak terima. Orangtua
sebagai guru pertamanya. Siap atau tidak siap orangtua secara otomatis menjadi
pendidik utamanya, yang bertanggung jawab akan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya. Di sini orangtua mendapat amanat langsung dari Tuhan, pencipta alam
semesta. Yang pada akhirnya orangtua mempertanggungjawabkan kepada-Nya.

Pendidikan keluarga juga memberikan anak bimbingan ekstrakurikuler dengan


orangtua yang diharapkan dapat memainkan peran sebagai model yang baik. Orangtua
adalah orang-orang yang sangat dicintai anak-anaknya, teman yang paling dekat, dan
memberikan dampak yang sangat esensial terhadap perkembangan dan kesuksesan
anak.

Pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena dapat memungkinkan keluarga


dapat menegakkan dan memelihara hubungan yang benar di antara anggota keluarga,
teman-teman dan orang lain. Pendidikan keluarga juga memberikan pengetahuan,
nilai dan keterampilan yang penting bagi kehidupan anak. Pendidikan keluarga ikut
bertanggung jawab dalam membangun fundasi semua aspek kehidupan, karena itu
dibutuhkan intervensi secara sadar dan positif dari orangtua. Kita sangat menyadari
bahwa kualitas pendidikan sekolah sangat tergantung pada kondisi sekolah dan tingkat
kualitas guru., Bahwa kualitas pendidikan keluarga juga ditentukan oleh kualitas
lingkungan keluarga dan kualitas orangtua. Kualitas lingkungan keluarga bisa
berbentuk lingkungan fisik, bisa juga berbentuk lingkungan sosial baik statis maupun
dinamis. Demikian juga kualitas orangtua bisa terkait dengan kondisi kesehatan, latar
belakang pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan kehidupan beragama orangtua. Juga
kualitas hubungan antara anggota keluarga, terutama kualitas hubungan antara
orangtua dan anak.

b. pendidikan di keluarga
Mansur (2003), Mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses pemberian positif
bagi tumbuh kembangnya anak sebagai pondasi pendidikan selanjutnya

Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Setelah anak
menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga. 
c. Pendidikan berkeluarga

Pendidikan Berkeluarga yaitu pendidikan tentang cara menyelenggarakan kehidupan


keluarga untuk mencapai kehidupan keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah.

Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk. Adapun
kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan menjadi
rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang
melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Karena itu,
kedamaian dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta
penuh cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang lain. Pada saat bersamaan jiwa
dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya dengan dekap kasih dan sapaan lembut
sang Khalik.

Jadi, pendidikan Berkeluarga yaitu pendidikan tentang cara menyelenggarakan


kehidupan keluarga untuk mencapai kehidupan keluarga yang
Sakinah, Mawaddah, Warahmah.
Adapun kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan
menjadi rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong
seseorang melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan
disayangi. Pada saat bersamaan jiwa dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya
dengan dekap kasih dan sapaan lembut sang Khalik.

Memiliki keluarga yang utuh adalah dambaan setiap orang yang berada dalam suatu
pernikahan. Untuk mendapatkan keluarga dan rumah tangga yang utuh, diperlukan
adanya cara membina keluarga dengan sakinah, mawadah dan warohmah. Menikah
adalah salah satu tindakan untuk mengikuti sunnah Rasul. Karena itulah orang yang
menikah harus menjaga pernikahannya dengan baik agar kehidupan rumah tangganya
menjadi tenteram dan langgeng.

1. Memilih pasangan dengan kriteria yang tepat: Untuk memastikan kita bisa


membangun keluarga yang sakinah maka kita harus bisa menentukan kriteria
pasangan yang dicari dengan tepat. Tanpa pemilihan pasangan yang cermat, akan sulit
mencapai kondisi rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Oleh karena
itu tentukan dulu pasangan seperti apa yang dibutuhkan untuk membina keluarga yang
sakinah, dan carilah kriteria tersebut pada calon pasangan yang ada.

2. Memenuhi syarat utama dalam berumah tangga: Syarat utama lainnya dalam


berumah tangga adalah Mawaddah yaitu artinya ‘Cinta yang menggebu’
dan Rahmah yang artinya siap berkorban kepada yang dikasihi dan memiliki kasih
sayang yang lembut. Ketika kedua syarat ini terpenuhi maka untuk menuju rumah
tangga yang sakinah tidak akan menjadi begitu sulit, karena keduanya sudah menjadi
landasan terbentuknya satu rumah tangga.

3. Memelihara saling pengertian: Tumbuhkanlah rasa kasih dan sayang keduanya


dan juga anggota keluarga itu baik. Kedua pihak harus dapat mencari cara
menghilangkan sifat egois dan cara menghilangkan sifat sombong agar dapat saling
memahami dan mengerti satu sama lain.

4. Landasi rumah tangga dengan ajaran agama: Tentu saja cara membina rumah
tangga sakinah dan cara membina rumah tangga yang baik adalah dengan
melandasinya ajaran agama.
5. Mengisi rumah tangga dengan kasih sayang: Cintailah setiap anggota keluarga
dengan sepenuh hati, maka rumah tangga akan selalu penuh dengan kasih sayang.
Anak-anak butuh dipeluk orang tuanya dan pasangan hidup butuh untuk didampingi
dan menjadi batu sandaran dalam sulit.

6. Senantiasa selalu bersyukur: Suami dan istri tidak lupa bersyukur untuk beberapa


hal kecil lainnya setiap mereka berdoa kepada Allah. Yakinlah bahwa semua ujian
dalam rumah tangga akan membuat kita lebih kuat dan beriman. Selalu bersyukur
terhadap berbagai hal akan menjadi cara menjaga kesehatan hati dan cara menghindari
perilaku tercela yang bisa muncul dalam diri istri atau suami.

Menjalankan kewajiban masing-masing dengan baik. Suami atau istri harus


mengetahui dan memahami tentang tugas kewajiban masing-masing dengan penuh
pengertian. Saling menghargai. Adanya rasa saling menghargai maka suami dan istri
akan tahu bagaimana perasaan masing-masing terhadap sesuatu hal tanpa perlu
dipaksa untuk mengungkapkannya. Menerima kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Perlunya kebiasaan saling mengintrospeksi diri dan terus mencari cara
merubah sifat serta cara menjadi pribadi yang baik sangat penting agar kekurangan
suami dan istri dapat diterima oleh satu sama lain dan tidak menjadi masalah besar
dalam sebuah pernikahan. Memelihara kepercayaan terhadap pasangan. Suami
dan istri tidak bisa rukun bila salah satu selalu curiga terhadap yang lainnya.

Jadi, setia sangat penting untuk menjadi pasangan yang setia tentunya. Pada intinya,
cara membina keluarga sakinah mawaddah warohmah akan terletak pada bagaimana
suami dan istri menerapkan nilai-nilai agama dalam rumah tangganya. Jika keduanya
sepakat untuk menerapkan nilai Islami sebagai pedoman dan tuntunan dalam berumah
tangga, maka tujuan untuk mendapatkan rumah tangga yang sakinah akan tercapai.
Jika sebuah rumah tangga berhasil berjalan dengan sakinah, mawaddah dan
warohmah bahagia di dunia dan di akherat, hal itu akan memberikan kebaikan bagi
semua orang yang terlibat didalamnya.
D. Kisah Sukses Sebuah keluarga

Terlahir dari keluarga miskin hingga tidak bisa bersekolah, merupakan nasib
yang harus dijalani oleh beberapa orang. Namun, tak semuanya hanya
pasrah kepada nasib.

Kegigihan dan kemampuan melihat peluang membuat sebagian dari orang-


orang yang kurang beruntung di masa kecil itu, mampu membalik keadaan.

Elgi, Mantan Kuli Bangunan Yang Jadi Pengusaha Es Krim

Kemiskinan yang dialami keluarga Elgi, membuatnya hanya bisa bersekolah


hingga sekolah menengah ke atas. Bahkan, ia terpaksa bekerja sebagai
buruh penggembala sapi milik orang lain.

Walaupun masih seusia siswa sekolah menengah keatas, Elgi harus mau
bekerja dengan bertanggung jawab menjaga ternak. Menyadari bahwa
dirinya perlu berjuang untuk mengubah nasib, akhirnya dia memulai kisah
nyata pengusaha sukses dari keluarga miskin.

Di Daerah inilah kisah sukses yang dialaminya berawal. Merasa pekerjaan


sebagai kuli bangunan kurang mencukupi, ia menambah penghasilan dengan
berjualan es krim.

Berkat kegigihannya, jualannya laris dan berkembang. Mulai dari berjualan


menggunakan sepeda, berkembang menggunakan sepeda motor, hingga
memiliki beberapa Toko didaerahnya. Dan beberapa lini usaha lain yang
cukup menguntungkan. Dan juga anak itu tidak lupa dalam hal ibadah nya,
karena tujuan didunia hanya titipan untuk ahirat nanti.

Akhirnya, pria putus sekolah dari desa ini mampu membalikkan keadaan
ekonominya dan membuktikan kisah nyata pengusaha sukses dari keluarga
miskin.
 Keunggulan kisah nyata

- Kegigihan dan kemampuan karena keadaan


- Tidak malu dalam melakukan pekerjaan
- Inovatif dalam melakukan usaha
- Tidak takut dalam mengambil keputusan

E. Konsep Parenting

Jane B Brooks (penulis buku ”The Process of Parenting”) juga mendefinisikan


pengasuhan sebagai sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang
dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah
sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak saja, namun lebih
dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang
dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.
Jerome Kagan (dalam Berns, 1997), beliau adalah seorang psikologi perkembangan,
yang mendefinisikan pengasuhan sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada
anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak mampu
bertanggung jawab dan memberikan konstribusi sebagai anggota masyarakat. Jadi
pengasuhan disini bagaimana orang tua harus menjelaskan kepada anak bagaimana anak
bisa mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap semua hal yang dilakukan.keluarga
harus selalu mendukung kegiatan yang dilakukan anak selagi itu merupakan hal yang baik
untuk dilakukan.
David D. Burns M.D (professor dari fakultas psikologi di University of South
Florida) menyebutkan bahwa pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak juga bagi orang tua.
 Masud Hoghughi, (Masud Hoghughi adalah direktur dari  Aycliffe Centre for
Children, County Durham Dan menyandang gelar sebagai anggota kehormatan sebagai
Professor fakultas Psychology, University of Hull, Amerika) Menyampaikan : Pengasuhan
merupakan hubungan antara orang tua dan anak yang multidimensi dapat terus
berkembang. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan :  anak mampu berkembang
secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik.  Oleh karenanya pengasuhan
meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial.
Pengasuh menurut Heterington dan Whiting adalah proses interaksi total antara
orang tua dengan anak, seperti pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan,
melindungi dan proses sosialisasi anak dengan lingkungan sekitar.
Kesimpulan dalam 5 ahli bisa disebutkan sebagai suatu pola pengasuhan anak oleh
orang dewasa (tidak terbatas dengan hubungan biologis) yang memiliki tiga tujuan utama,
Mempersiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi produktif. Memastikan anak-anak selalu
dalam keadaan sehat dan aman. Menurunkan nilai-nilai budaya. Orang tua juga harus
memiliki tanggung jawab, pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi bukan hanya bagi anak juga bagi orang tua.
orang tua dan anak yang multidimensi dapat terus berkembang. Mencakup beragam
aktifitas dengan tujuan, proses interaksi total antara orang tua dengan anak, seperti
pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi dan proses sosialisasi anak
dengan lingkungan sekitar.

2. Parenting adalah cara mengasuh dan mendidik anak. Anda tentu sudah sangat
sering mendengar istilah parenting itu sendiri? Berikut penjelasan singkat tentang
pengertian parenting beserta jenis-jenisnya.ini kehidupan sehari-hari. Namun, sudah
tepatkah pemahaman Anda tentang konsep

3. Penjelasan Topik Parenting

a) Bersiap Menjadi Orantua : Menjadi orang tua bukanlah urusan yang


berkaitan dengan tradisi turun-temurun, urusan pribadi atau status sosial
semata. Menjadi orang tua adalah sebuah "profesi". Ketika anak hadir, maka
ada peran baru untuk Anda dan pasangan. Ada tanggung jawab baru. Anak
adalah komitmen seumur hidup yang wajib Anda asuh, sayang, dan lindungi
bersama pasangan. Pastilah Anda dan pasangan sempat "grogi" saat
menyadari akan punya tanggung jawab baru. Tapi tak usah berkecil hati,
apalagi kurang pede jadi ayah dan ibu. Ada banyak hal menyenangkan dan
memuaskan dengan hadirnya anak dalam keluarga.
b) Memahami peran orang tua : Dalam suatu keluarga, orang tua
tentunya memiliki peranan penting. Dengan tujuan menjadi sarana
berbagi ilmu psikologi keluarga, terutama psikologi parenting,
c) Memahami konsep diri orang tua :

Pertanyaan
1. Shifa: Bagaimana menciptakan pola pendidikan yg baik yg seharusnya orang tua berikan
kpd ankanya
Jawaban
Beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua untuk dapat memberikan pola pengasuhan yang
baik pada anak adalah:
1. Memberikan pujian atas usaha yang sudah dilakukan.
2. Hindari anak dari trauma fisik dan psikis.
3. Dukung perkembangan anak dengan memberikan kasih sayang dan kehangatan.
4. Tidak membandingkan anak dengan anak lain.
5. Tidak otoriter.
6. Berikan tanggung jawab.
7. Penuhi kebutuhan gizi.
8. Menciptakan lingkungan yang positif.
9. Aktif berkomunikasi.
Penyelaras
Putri: Pola asuh yang baik kita sebagai orang tua harus ikut serta dalam kegiatan anak harus
bisa membagi waktu anak membiarkan anak bermain tetapi mengingatkan anak untuk
belajara juga, jadi kita boleh membebaskan anak tetapi juga harus tau batasan nya agar anak
tersebut tidak merasa tertekan jika terus tertekan.
Mutiara: Bertukar cerita dengan anak atau mendengarkan cerita keseharian anak selama
disekolah, lalu orangtua juga bisa memberikan apresiasi kepada anak atas keberhasilan dia
selama di sekolah dan juga orangtua bisa memahami bagaimana emosi anak anak dengan
cara memberikan waktu kepada anak untuk sendiri agar emosi nya bisa terkontrol dengan
baik lalu setelah itu orangtua bisa bertanya kepada anak nantinya.

Pertanyaan
2. Harum: Bagaimana cara menumbuhkan fungsi sosialisasi diddlam hubungan keluarga
Jawaban
Fungsi sosialisasi di dalam lingkungan keluarga, anak mulai dilatih dan diperkenalkan cara-
cara hidup bersama dengan orang lain. Anak diajak memahami lingkungan yang lebih luas
sehingga pada saatnya nanti seorang anak benar-benar siap untuk hidup dalam masyarakat.
Anak diperkenalkan oleh orang tuanya mengenai norma seperti norma agama, norma
kesopanan, norma hukum dan norma kesusilaan. Fungsi sosialisasi lainnya diajarkan
menjalankan kehidupan yang sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.
Penyelaras
Humay: Untuk menumbuhkan fungsi sosialisasi dalam keluarga kita sebagai orang tua harus
banyak melakukan interaksi bersama anak anak kita interaksi nya dengan cara
berkomunikasi, menjalin komunikasi yang baik menyampaikan norma norma yang baik
sehingga secara perlahan fungsi sosialisasi akan bertumbuh dalam keluarga
Rahma: dengan baik sesama anggota keluarga, berkomunikasi yang baik antar orang tua pun
sangat penting, karna dengan adanya komunikasi yang baik dengan orangtua, anak
mempunyai rasa percaya diri, selain itu orang tua mendidik anaknya dengan pendidikan dan
akhlak, sehingga saat anak mulai bisa bersosialisasi dengan lingkungan luar, anak bisa
bersikap dengan baik dilingkungan keluarga dan lingkungan luar. Orangtua pun menanamkan
rasa kasih sayang, dorongan agar anaknya percaya diri, dan memberikan rasa aman dan
nyaman didalam hubungan antar keluarga.

Pertanyaan
3. febriya : Apa kedudukan dan fungsi agama dalam sistem budaya dan peradaban modern
Jawaban
Agama berfungsi sebagai wadah untuk mengakomodasi dan memodifikasi kebudayaan
supaya sesuai dengan prinsip dan ajaran agama. Apabila sebuah kebudayaan tidak sesuai
dengan ajaran agama, maka kebudayaan tersebut sebaiknya tidak langsung dieliminasi begitu
saja melainkan diubah bagian-bagian yang tidak sesuai dan kemudian diselaraskan dengan
ajaran agama.
Penyelaras
Laila: agama yg berfungsi untuk memodifikasi kebudayaan contohnya adalah ketika jaman
dulu sering menyiapkan sesajen untuk arwah2 leluhur kan tidak sesuai dengan ajaran agama.
nah pada peradaban modern dimodifikasi agar sesuai dengan ajaran agama, yaitu jadi
mendoakan yg sudah tiada.

pertanyaan
4.Indah : Bagaimana jika fungsi keluarga salah satunya tidak berjalan dengan baik
Jawaban
Jika sebuah keluarga tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, tidak hanya anggota
keluarga yang bersangkutan yang menjadi tidak bahagia, namun berimbas pula pada karakter
generasi muda secara keseluruhan.
Pertanyaan
5. Fivo : Seberapa penting pendidikan seksual bagi seorang anak?
Jawaban
Mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak dini bisa menjadi imun yang akan
membantu anak untuk membentengi diri dari risiko kekerasan maupun pelecehan seksual di
kemudian hari.Apalagi dengan semakin transparannya.
Sejak kecil anak-anak harus diberikan edukasi seksualitas, kenapa tidak boleh atau dilarang
melakukan ini dan itu, apa yang harus dilakukan dan dijaga, supaya mereka punya integritas
diri, tahu ada bagian penting dari tubuhnya yang tidak boleh dipegang orang lain atau
diekspos.
Agar anak tumbuh menjadi generasi muda yang berkualitas, ada baiknya orang tua
memberikan informasi seputar seks sejak dini.
Penyelaras
Nabila: Pendidikan seksual harus diajarkan anak dari usia dini dan mana yang boleh boleh
dipegang mana yang nggak boleh dipegang biar tidak kejahatan seksual.

Pertanyaan
6.Shifa: Mengapa keluarga berperan penting dalam memperluas dampak buruk sosial
Jawaban
Keluarga adalah wadah pertama dimana anak pertama kali menempuh pendidikan. Sehingga
dari situlah baik buruknya anak terbentuk, jika sebagai orang tua, mereka memberikan
pengaruh buruk bagi anak maka pengaruh yang diberikan kepada anak tersebut akan
berkembang ditengah masyarakat. Itulah kenapa keluarga memegang peran dalam
memperluas dampak buruk sosial.
Penyelaras
Jihan: Keluarga adalah wadah pertama dimana anak pertama kali menempuh pendidikan.
Sehingga dari situlah baik buruknya anak terbentuk, jika sebagai orang tua, mereka
memberikan pengaruh buruk bagi anak maka pengaruh yang diberikan kepada anak tersebut
akan berkembang ditengah masyarakat. Itulah kenapa keluarga memegang peran dalam
memperluas dampak buruk sosial

Pertanyaan
7. Naila: bagaimana jika kesehatan mental seorang anak dipengaruhi oleh keluarganya?
Jawaban
Keluarga yang lengkap dan fungsional akan dapat meningkatkan kesehatan mental para
anggota keluarganya. Keluarga lebih dekat hubungannya dengan anak dibandingkan dengan
masyarakat luas. Keluarga merupakan lingkungan yang sangat penting dari keseluruhan
sistem lingkungan, karena berpengaruh langsung terhadap individu dan merupakan
mikrosistem yang menentukan kepribadian dan kesehatan mental anak.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_besar

http://eprints.ums.ac.id/22632/2/BAB_I.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/5438/3/BAB_2.pdf

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-keluarga-menurut-para-ahli/

file:///C:/Users/LENOVO/Desktop/keluarga%20oy.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-mardekawat-5135-2-bab2.pdf
BAB III

3.1. Pengertian Pendidikan Keluarga

Berikut akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli

4. Menurut Hoogeveld

Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik adalah membantu anak
supaya anak itu kelak cakap menyelesaikan tugas hidupnya atas tanggung jawab
sendiri.

5. Menurut S. Brojonegoro

Yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Ubhiyati, mendidik berarti memberi tuntutan
kepada manusia yang belum dewasa dalam pertumbuhan dan perkembangan, sampai
tercapainya kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani.

6. Mansur (2003)

Mendefiniskan pendidikan keluarga adalah proses pemberian positif bagi tumbuh


kembangnya anak sebagai pondasi pendidikan selanjutnya

Jadi, pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam
membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaanya. Setelah anak
menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan
dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam
lingkungan keluarga. 

3.2. Pendidikan di Keluarga

Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang paling awal anak terima. Orangtua
sebagai guru pertamanya. Siap atau tidak siap orangtua secara otomatis menjadi
pendidik utamanya, yang bertanggung jawab akan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya. Di sini orangtua mendapat amanat langsung dari Tuhan, pencipta alam
semesta. Yang pada akhirnya orangtua mempertanggungjawabkan kepada-Nya.

Pendidikan keluarga juga memberikan anak bimbingan ekstrakurikuler dengan


orangtua yang diharapkan dapat memainkan peran sebagai model yang baik. Orangtua
adalah orang-orang yang sangat dicintai anak-anaknya, teman yang paling dekat, dan
memberikan dampak yang sangat esensial terhadap perkembangan dan kesuksesan
anak.

Pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena dapat memungkinkan keluarga


dapat menegakkan dan memelihara hubungan yang benar di antara anggota keluarga,
teman-teman dan orang lain. Pendidikan keluarga juga memberikan pengetahuan,
nilai dan keterampilan yang penting bagi kehidupan anak. Pendidikan keluarga ikut
bertanggung jawab dalam membangun fundasi semua aspek kehidupan, karena itu
dibutuhkan intervensi secara sadar dan positif dari orangtua. Kita sangat menyadari
bahwa kualitas pendidikan sekolah sangat tergantung pada kondisi sekolah dan tingkat
kualitas guru., Bahwa kualitas pendidikan keluarga juga ditentukan oleh kualitas
lingkungan keluarga dan kualitas orangtua. Kualitas lingkungan keluarga bisa
berbentuk lingkungan fisik, bisa juga berbentuk lingkungan sosial baik statis maupun
dinamis. Demikian juga kualitas orangtua bisa terkait dengan kondisi kesehatan, latar
belakang pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan kehidupan beragama orangtua. Juga
kualitas hubungan antara anggota keluarga, terutama kualitas hubungan antara
orangtua dan anak.

3.4. Pendidikan Berkeluarga


Pendidikan Berkeluarga yaitu pendidikan tentang cara menyelenggarakan kehidupan
keluarga untuk mencapai kehidupan keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah.

Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk. Adapun
kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan menjadi
rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang
melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Karena itu,
kedamaian dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta
penuh cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang lain. Pada saat bersamaan jiwa
dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya dengan dekap kasih dan sapaan lembut
sang Khalik.

Jadi, pendidikan Berkeluarga yaitu pendidikan tentang cara menyelenggarakan


kehidupan keluarga untuk mencapai kehidupan keluarga yang
Sakinah, Mawaddah, Warahmah.
Adapun kata rahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan
menjadi rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong
seseorang melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan
disayangi. Pada saat bersamaan jiwa dan ruh rahmah tersebut akan membingkainya
dengan dekap kasih dan sapaan lembut sang Khalik.

3.5. Pembangunan Keluarga SAMAWA

Memiliki keluarga yang utuh adalah dambaan setiap orang yang berada dalam suatu
pernikahan. Untuk mendapatkan keluarga dan rumah tangga yang utuh, diperlukan
adanya cara membina keluarga dengan sakinah, mawadah dan warohmah. Menikah
adalah salah satu tindakan untuk mengikuti sunnah Rasul. Karena itulah orang yang
menikah harus menjaga pernikahannya dengan baik agar kehidupan rumah tangganya
menjadi tenteram dan langgeng.

1. Memilih pasangan dengan kriteria yang tepat: Untuk memastikan kita bisa


membangun keluarga yang sakinah maka kita harus bisa menentukan kriteria
pasangan yang dicari dengan tepat. Tanpa pemilihan pasangan yang cermat, akan sulit
mencapai kondisi rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Oleh karena
itu tentukan dulu pasangan seperti apa yang dibutuhkan untuk membina keluarga yang
sakinah, dan carilah kriteria tersebut pada calon pasangan yang ada.

2. Memenuhi syarat utama dalam berumah tangga: Syarat utama lainnya dalam


berumah tangga adalah Mawaddah yaitu artinya ‘Cinta yang menggebu’
dan Rahmah yang artinya siap berkorban kepada yang dikasihi dan memiliki kasih
sayang yang lembut. Ketika kedua syarat ini terpenuhi maka untuk menuju rumah
tangga yang sakinah tidak akan menjadi begitu sulit, karena keduanya sudah menjadi
landasan terbentuknya satu rumah tangga.

3. Memelihara saling pengertian: Tumbuhkanlah rasa kasih dan sayang keduanya dan


juga anggota keluarga itu baik. Kedua pihak harus dapat mencari cara menghilangkan
sifat egois dan cara menghilangkan sifat sombong agar dapat saling memahami dan
mengerti satu sama lain.

4. Landasi rumah tangga dengan ajaran agama: Tentu saja cara membina rumah
tangga sakinah dan cara membina rumah tangga yang baik adalah dengan
melandasinya ajaran agama.

5. Mengisi rumah tangga dengan kasih sayang: Cintailah setiap anggota keluarga


dengan sepenuh hati, maka rumah tangga akan selalu penuh dengan kasih sayang.
Anak-anak butuh dipeluk orang tuanya dan pasangan hidup butuh untuk didampingi
dan menjadi batu sandaran dalam sulit.

6. Senantiasa selalu bersyukur: Suami dan istri tidak lupa bersyukur untuk beberapa


hal kecil lainnya setiap mereka berdoa kepada Allah. Yakinlah bahwa semua ujian
dalam rumah tangga akan membuat kita lebih kuat dan beriman. Selalu bersyukur
terhadap berbagai hal akan menjadi cara menjaga kesehatan hati dan cara menghindari
perilaku tercela yang bisa muncul dalam diri istri atau suami.

Menjalankan kewajiban masing-masing dengan baik. Suami atau istri harus


mengetahui dan memahami tentang tugas kewajiban masing-masing dengan penuh
pengertian. Saling menghargai. Adanya rasa saling menghargai maka suami dan istri
akan tahu bagaimana perasaan masing-masing terhadap sesuatu hal tanpa perlu
dipaksa untuk mengungkapkannya. Menerima kekurangan dan kelebihan masing-
masing. Perlunya kebiasaan saling mengintrospeksi diri dan terus mencari cara
merubah sifat serta cara menjadi pribadi yang baik sangat penting agar kekurangan
suami dan istri dapat diterima oleh satu sama lain dan tidak menjadi masalah besar
dalam sebuah pernikahan. Memelihara kepercayaan terhadap pasangan. Suami dan
istri tidak bisa rukun bila salah satu selalu curiga terhadap yang lainnya.

Jadi, setia sangat penting untuk menjadi pasangan yang setia tentunya. Pada intinya,
cara membina keluarga sakinah mawaddah warohmah akan terletak pada bagaimana
suami dan istri menerapkan nilai-nilai agama dalam rumah tangganya. Jika keduanya
sepakat untuk menerapkan nilai Islami sebagai pedoman dan tuntunan dalam berumah
tangga, maka tujuan untuk mendapatkan rumah tangga yang sakinah akan tercapai.
Jika sebuah rumah tangga berhasil berjalan dengan sakinah, mawaddah dan
warohmah bahagia di dunia dan di akherat, hal itu akan memberikan kebaikan bagi
semua orang yang terlibat didalamnya.
3.4. Kehidu

Anda mungkin juga menyukai