Tentang
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS SYARIAH
1443 H / 2022 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada allah SWT. atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya sehingga
pemakalah dapat menyelesaikan rangkaian susunan makalah yang berjudul ” KELUARGA DAN
KONSEP FEMINIMISME ” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana dan masih banyak
kekurangan dalam makalah yang kami buat. Semoga makalah yang kami buat dapat
dipergunakan dan disampaikan kepada pembaca.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami
sebagai pelajar dari dosen pembimbing Bapak Mulyono pada matakuliah “Dasar-Dasar Ilmu
Sosial”
Harapan kami dengan makalah inidapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki. Oleh
karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun kesempunaan makalah ini.
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………....ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................................1
Tujuan Masalah........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
Kesimpulan............................................................................................................................10
Saran......................................................................................................................................11
Daftar pustaka...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga bisa dibahas dari sudut pandang dan ilmu yang berbeda, bisa dari segi agama,
ekonomi, budaya, hukum, politik, sosiologi dan sebagainya. Pembahasan kita tentang keluarga
pada pembahasan ini adalah dari sudut pandang sosiologi. Sehingga keluaraga kalo dilihat dari
segi sosiologi ialah mempelajari tentang masyarakat. Unit terkecil dalam masyarakat adalah
keluarga. Keluarga terbentuk diawali dengan terjadinya perkawinan. Perkawinan itu sendiri
merupakan sebuah pranata yang lahir karena adanya fitrah manusia untuk saling menyukai, ingin
hidup berpasangan dalam sebuah rumah tangga atau keluarga. Keluarga merupakan pranata untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yaitu keberlangsungan hidup dengan pemenuhan kebutuhan
dasar yaitu seksual.1
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan serta orang orang yang selalu menerima kekurangan dan kelebihan
orang yang ada di sekitarnya baik buruk nya anggota keluarga, tetap tidak bisa merubah kodrat
yang ada, garis besarnya yang baik diarahkan dan yang buruk diperbaiki tanpa harus menghakimi.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. 2
Dalam UU 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 mendefenisikan keluarga itu adalah sekelompok unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami (Kepala keluarga), istri dan anaknya
yang di sebut dengan Rumah Tangga atau dengan sebutan lainnya ialah keluarga kecil; sedangkan
yang disebut dengan keluarga besar selain suami, istri dan anak-anaknya dirumah tangga tersebut
terdapat orang tua atau disebut ayah dan ibu dari pihak suami dan juga terdapat anak-anaknya
orang tua yang lain termasuk orang tua dari ayah (Kakek dan nenek).
Dari defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa yang dapat disebut dengan keluarga yaitu
dengan adanya memenuhi tiga syarat yaitu adanya perkawinan, karena kelahiran dan adanya
adopsi. Keluarga merupakan suatu unit atau sekolompok organisasi terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari anggota yang lebih dari dua orang dalam masyarat yang dikepalai oleh kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan
Setiap keluarga mempunyai fungsi dan peranan masing-masing yang mana fungsi tersebut
dapat membentuk sebuah keluraga yang harmonis dan bahagia serta menerapkan peran masing
masing setiap anggota keluarga yang mana Peranan keluarga menggambarkan seperangkat
1
A. Octamaya Tenri Awaru, defenisi keluarga dalam buku Sosiologi keluarga. CV. MEDIA SAINS INDONESIA Melong
Asih Regency B40. Cijerah Kota Bandung - Jawa Barat. Hal. 2
2
Baron, R. A dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat.
1. ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah
yang halal, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di
samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya jika
di restui oleh suami.
3. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Patrilinear yaitu keturunan sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan tersebut disusun melalui jalur dari orang tua
laki-laki (ayah).
Matrilinear yaitu keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam
beberapa ganerasi dimana hubungan tersebut disusun melalui jalur garis ibu.
b. Berdasarkan Jenis Perkawinan
Monogami yaitu keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.
Poligami yaitu keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu istri.
c. Berdasarkan Pemukiman
Patrilokal yaitu pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga
sedarah dari suami.
Matrilokal yakni pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga
satu istri
Neolokal yaitu pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-
anak.
Keluarga besar (Extended Family) yaitu keluarga inti ditambahkan dengan sanak
saudara seperti Nenek, kakek, keponakan, dan lain-lain.
Keluarga Berantai (Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri atas wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu inti keluarga.
Keluarga dari Duda/janda (Single Family) yakni merupakan keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama .
Keluarga Kabitas (Cahabitation) yaitu keluarga yang terdiri atas dua orang yang
terjadi tanpa pernikahan namun membentuk suatu keluarga.
e. Berdasarkan Kekuasaan
Patriakal yaitu keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
berada dipihak ayah.
Matrikal yaitu keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
berada dipihak ibu.
Equalitarium yaitu keluarga dimana ayah dan ibu yang memegang kekuasaan.
B. Konsep Keluarga dalam Feminisme
Istilah feminisme ditinjau secara etimologis berasal dari bahasa latin feminisme yang berarti
perempuan. Kata tersebut diadopsi dan digunakan oleh berbagai bahasa didunia. Dalam bahasa
Perancis yang digunakan kata feminisme untuk menyebut perempuan. Feminisme dan
maskulinitas dalam arti sosial (gender) dan psikologis harus dibedakan dengan istilah male (laki-
laki) dan feminisme (perempuan) dalam arti biologis(sex/jenis kelamin). Dalam hal ini istilah
feminisme terasa lebih dekatdengan feminin, sehingga tidak jarang feminisme sering kali
diartikansebagai sebuah gerakan sosial bagi kaum feminin.
Feminisme biasanya lebih dikenal dengan istilah emansipasi yang asal katanya dari bahasa latin
yang artinya perempuan. Feminisme merupakan gerakan perempuan yang menuntut kesamaan
atau keadilan hak antara pria dan wanita yang biasa disebut pula dengan istilah kesetaraan gender.
Gender adalah sebuah konsep kultural yang digunakan untuk memberi perbedaan antara perilaku,
mentalitas, peran dan karakteristik emosional laki-laki dan perempuan.3
Feminisme adalah sebuah kata yang sebenarnya tidak mempunyai arti pasti yang dapat
diformulasikan sebagai definisi karena setiap gerakanfeminisme memiliki kepentingan masing-
masing yang ingin diperjuangkan, namun jika dilihat secara umum, feminisme menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak
sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.
Secara umum feminisme dalam islam adalah alat analisis maupun gerakan yang bersifat
historis dan kontekstual sesuai dengan kesadaran baru yang berkembang dalam menjawab
masalah-masalah perempuan yang aktual menyangkut ketidakadilan dan tidak sejajar. Para
feminism Muslim ini menuduh adanya kecenderungan misoginis dan patriarki didalam penafsiran
teks-teks keagamaan klasik, sehingga menghasilkan tafsir-tafsir keagamaan yang bias
kepentingan laki-laki.
Wolf mengartikan feminisme sebagai sebuah teori yang mengungkapkan harga diri pribadi
dan harga diri semua perempuan. Pada sebaga pemahaman yang demikian, seorang perempuan
akan percaya pada diri mereka sendiri. Sementara itu, Budianti mengartikan feminisme sebagai
suatu kritik ideologis terhadap cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan
ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
Tong dalam (Suastini, 2019), menjelaskan bawa feminisme adalah konsep yang sangat luas dan
majemuk. Feminisme juga adalah sebuah kata yang untuk mengkajinya bisa menggunakan
berbagai macam pendekatan, pandangan, dan kerangka berpikir yang digunakan untuk
menjelaskan penindasan yang dialami perempuan serta jalan keluar yang bisa digunakan untuk
menghilangkan penindasan tersebut. Feminisme memiliki tiga komponen penting yaitu:
3
A. Octamaya Tenri Awaru, defenisi keluarga dalam buku Sosiologi keluarga. CV. MEDIA SAINS INDONESIA Melong
Asih Regency B40. Cijerah Kota Bandung - Jawa Barat. Hal. 56
1. Sebuah keyakinan yang mempercayai bahwa tidak ada perbedaan yang berdasarkan seks
(seks quality), yang menentang adanya hirarkis antara jenis kelamin perempuan dan laki-
laki. Yang mana posisi relasi yang hierarkis menghasilkan sebuah kondisi superior dan
inferior. Dan persamaan hak hendaknya berada pada kuantitas dan kualitas.
2. Sebuah pengakuan bahwa dalam masyarakat telah terjadi konstruksi sosial yang sangat
merugikan kaum perempuan.
3. Feminisme menggugat perbedaan yang mencampuradukkan antara seks dan gender, yang
mana perempuan dijadikan sebagai kelompok tersendiri dalam masyarakat yang
menyepelekan keberadaan perempuan didlam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA