Tentang
Disusun oleh :
IRFAN RAHIM
2013010112
Dosen pengampu :
FAKULTAS SYARI’AH
ََ ْ أَِ ُ ا
َ أ)َ) َر َد ْلفَ ْداَ َدى ۚ ت ج من ٍ ر َادت ق و ُتَ) بَ قَا ْل بَ اب
ْ )
َ
ًء ّ أ ن ْل َبا الَ ما َز َيا وأَ ي أ صه ِد َأمي وق
من
ب ُ و و
يوسجن أَ) ْو ع َذ) ب أَ) ألي ٌم
"Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamisnya
(Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di
depan pintu. Dia (perempuan itu) berkata, "Apakah balasan terhadap orang yang
bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksa
yang pedih?" (QS. Yusuf 12: Ayat 25)
MUFRADAT
َ
= ا ْل َباPintu
ب
َْ = ي ِم قBajunya
ص
ه
َ = ن سجdiPenjarakan
َْودَت
= Menggodaku
ِني را
MAKNA AYAT
من ْل َكا كان قَ قو من قوبو َدق ْوو شاْ أَ) ْ ِأها َقال ر َو َدتْ أني عن ن ۚ و أه
أذ أِين ٍل ف ت َء أمي ن اد من ٌد ْف سي َد ْي
ص ص) ه ش
و
"Dia (Yusuf) berkata, "Dia yang menggodaku dan merayu diriku." Seorang saksi dari
keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, "Jika baju gamisnya koyak di bagian
depan, maka perempuan itu benar, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang dusta." (QS.
Yusuf 12: Ayat 26 )
MAKNA AYAT
dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya, "Jika baju
gamisnya koyak di muka. (Yusuf: 26). Yakni jika baju gamis Yusuf koyak bagian
depannya.{ }َف صmaka wanita itu benar. (Yusuf: 26)
ت قJَد
Dalam ucapannya yang menyatakan bahwa Yusuflah yang mengajaknya dan
menggodanya untuk serong.
Karena bila demikian, berarti Yusuf yang mengajaknya berbuat mesum, lalu ia
menolak dan mendorong dada Yusuf, maka baju gamisnya koyak pada bagian mukanya.
Hal ini berarti si wanita itu benar dalam pengakuannya.
"Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf
termasuk orang-orang yang benar.” (Yusuf: 27)
Hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataannya, sebab di saat Yusuf lari dari
wanita itu, sedangkan wanita itu mengejarnya maka yang terpegang olehnya adalah baju
gamis bagian belakang Yusuf.
Tujuan wanita itu hendak mengembalikan Yusuf kepadanya, tetapi Yusuf
menolaknya sehingga robeklah baju Yusuf dari arah belakangnya. Para ulama berbeda
pendapat sehubungan dengan pengertian saksi yang disebutkan oleh ayat, apakah dia bayi
atau orang dewasa? Ada dua pendapat di kalangan para ulama mengenainya.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Sammak,
dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan seorang saksi
dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian•nya. (Yusuf: 26) Bahwa saksi itu telah
berjenggot, yakni orang dewasa.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Jabir, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu
Abbas, bahwa saksi itu adalah seseorang yang dekat dengan raja (orang kepercayaannya).
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi,
Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya, bahwa saksi itu adalah seorang lelaki dewasa.
Zaid ibnu Aslam dan As-Saddi mengatakan bahwa saksi itu adalah saudara
sepupu si wanita itu. Menurut Ibnu Abbas, saksi tersebut adalah salah seorang
kepercayaan raja. Ibnu Ishaq telah menyebutkan bahwa Zulaikha nama si wanita itu
adalah anak perempuan dari saudara perempuan Raja Ar-Rayyan ibnul Walid.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-
Nya: dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksian•nya. (Yusuf: 26)
Bahwa saksi itu adalah seorang bayi yang masih dalam ayunan.
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Abu Hurairah, Hilal ibnu Yusaf, Al-Hasan,
Sa'id ibnu Jubair, dan Ad-Dahhak ibnu Muzahim, bahwa saksi itu adalah seorang bayi
yang ada di dalam rumah itu. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Sehubungan dengan hal ini disebutkan di dalam sebuah hadis marfu' yang
diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-
Hasan ibnu Muhammad, telah men•ceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan
kepada kami Hammad ibnu Salamah, telah menceritakan kepadaku Ata ibnus Saib, dari
Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Nabi Saw. yang telah bersabda, "Ada tiga orang
yang dapat berbicara selagi masih bayi." Disebutkan di dalamnya bahwa di antaranya
adalah saksi Nabi Yusuf:
Selain Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Hammad ibnu Salamah, dari Ata, dari
Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ada empat orang yang dapat
berbicara selagi bayinya, yaitu bayi lelaki Masyitah (juru rias anak perempuan Fir'aun),
saksi Nabi Yusuf, saksi Juraij, dan Isa ibnu Maryam.
Lais ibnu Sulaim telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa saksi itu adalah berupa
perintah Allah Swt, bukan berupa manusia,Tetapi pendapat ini garib.
"Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian
belakang, dia berkata, "Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar
hebat." (QS. Yusuf 12: Ayat 28)
MAKNA AYAT
Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang. (Yusuf: 28)
Yaitu setelah nyata bagi suami wanita itu kebenaran Yusuf dan kedustaan istrinya dalam
pengakuannya yang mendiskreditkan Yusuf.
berkatalah dia, "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu. (Yusuf:
28)
Yakni sesungguhnya kejadian ini yang mencemarkan harga diri pemuda ini
(Yusuf) termasuk salah satu dari tipu daya kamu, kaum wanita.
B. AYAT KORELASI
AL-ANBIYA’ ayat 60 - 61
"Mereka (yang lain) berkata, "Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela
(berhala-berhala ini), namanya Ibrahim." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 60)
)شه ود ْون
َ ع ن س ه ْم قَالو ْء َْتو ْء
ع ي لناا) ل َ ِعا ٖه
و
ٗى
"Mereka berkata, "(Kalau demikian) bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang
banyak agar mereka menyaksikan." (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 61)
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan
suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 6)
TAFSIRAN AYAT
Dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala Jَوا َب َفتJُينmenjelaskan bahwa jika ada orang
yang fasik membawa berita maka hendaknya dicek terlebih dahulu kebenarannya, dan
dalam qiraah yang lain JَثJَوا فتJُ بتyang keduanya memiliki makna yang sama.
Kemudian firman Allah subhanahu wa ta’ala, Jَوا ْن أJُصيبJُ( ة َهالَ ِبج ًما ْو قَ تAgar kalian
tidak
mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan)).
Jangan sampai sampai seseorang mendapatkan berita yang tidak benar lalu dia
mengambil analisa atau bahkan mengambil sikap terhadap suatu kaum dengan
kebodohannya, maka ini sangat berbahaya, dan pastinya nanti dia akan menyesal. Hal ini
sering terjadi ketika seseorang mengadakan permusuhan kepada suatu kaum atau suatu
kelompok dikarenakan masuknya berita kepadanya yang belum tentu benar, lalu dengan
analisanya yang salah akhirnya hal tersebut menimbulkan penyesalan karena dia sudah
terlanjur mengucapkan, mencela, atau mencerca namun akhirnya diketahui bahwa hal itu
salah, dan hal itu juga sudah dicatat oleh malaikat yang dia akan menyesal di kemudian
hari. Maka hendaknya seseorang menahan lisannya, sebagaimana yang dikatakan oleh
Abu Bakar sambil memegang lisannya,
KESIMPULAN
Sebagai bentuk kewaspadaan, pada ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-
orang yang beriman supaya benar-benar meneliti berita yang berasal dari orang-orang
yang fasik, sehingga nantinya tidak ada yang mengambil keputusan dan melakukan
tindakan berdasarkan perkataan dari orang fasik tersebut.“fatabayyanuu/fatatsabbatuu”,
faidahnya: Asal majhul adalah ditolak riwayat dan syahadahnya. Diterimanya khobar
ahad. Hal ini sangat penting dalam menerima berita zaman sekarang yang penuh dengan
nilai politik.
Berita bisa datang dari tiga macam orang:
Pertama: berita yang datang dari orang yang tsiqah/amanah/jujur, maka jika
datang sebuah berita dari orang yang terpercaya maka wajib bagi kita untuk
menerimanya.
Kedua: berita yang datang dari orang yang kadzib/pendusta, maka jika datang
sebuah berita yang berasal dari pendusta harus ditolak meskipun saat itu dia sedang jujur,
karena kita tidak bisa membedakan kapan dia jujur dan kapan dia berdusta maka
kapanpun datang sebuah berita yang berasal dari pendusta maka harus ditolak.
Ketiga: berita yang datang dari orang yang fasik, dan kefasikan adalah dosa besar
namun tidak semua pelaku dosa besar adalah pendusta, maka jika datang sebuah berita
dari orang yang fasik maka harus dicek terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
https://tafsiranweb.com