Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya’qub.
Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu
Nabi Ya’qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap
yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja.
Nabi Yusuf adalah cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yaʿqub
bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin
Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
“Mereka berkata : “wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai
kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
menginginkan kebaikan baginya. Biarlah dia pergi bersama kami besok pagi,
agar ia (dapat) bersenang-sendang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya
kami pasti menjaganya”
Mereka pun berhasil mengajak Nabi Yusuf as pada hari berikutnya dan
pergi dengannya ke gurun. Mereka menuju tempat yang jauh belum pernah
mereka tempuh. Mereka mencari sumur yang disitu sering dilewati oleh para
kafilah dan mereka berencana untuk memasukkan Nabi Yusuf as ke dalam sumur
itu. Allah Yang Maha Mengetahui mengilhamkan kepada Nabi Yusuf as bahwa ia
akan selamat, maka tidak perlu takut. Allah yang maha kuasa menjamin bahwa
Nabi Yusuf as akan bertemu dengan mereka pada suatu hari dan akan memberi
tahu mereka apa yang mereka lakukan kepadanya.
“Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis”
Pada saat itu aturannya adalah bahwa siapa yang menemukan sesuatu
yang hilang, maka ia yang akan menjadi pemiliknya. Awalnya orang yang
menemukannya sangat senang, namun ia berfikir mengenai tanggung jawab yang
harus ditanggungnya, lalu muncullah rasa khawatir dalam dirinya. Kemudian
untuk menghindari hal yang mengkhawatirkan tersebut ia berencana untuk
menjualnya ketika tiba di mesir.
Zulaikha menggoda Nabi Yusuf dan berkata: “Marilah Yusuf, seluruh jiwa dan ragaku
kuserahkan kepadamu.” Yusuf hampir tergoda, akan tetapi ia segera mengingat Allah. “Aku
berlindung kepada Allah dari perbuatan maksiat ini. Bagaimanakah aku akan melakukan
perbuatan ini , sedang suamimu adalah Tuanku yang telah memuliakan dan berbuat baik
kepadaku, adalah tidak patut jika suatu kebaikan dibalas dengan penghinaan.”
Namun hati Zulaikha telah dikuasai iblis dan dipenuhi dengan nafsu. Ia juga tak
menghiraukan peringatan Yusuf, ia justru memeluk erat tubuh Nabi Yusuf. Yusuf
akhirnya memberontak dan berusaha menghindar dari Zulaikha. Zulaikha mengejar dan
memegang baju Nabi Yusuf hingga robek. Di saat itu, Kiftir datang, segera Zulaikha
menghampiri suaminya itu.
“Yusuf hendak memaksaku melakukan perbuatan mesum”, kata Zulaikha. “Tidak!”, sahut Nabi
Yusuf. “Dialah yang memaksa saya melakukan perbuatan keji itu.” Terjadilah saling tuduh, lalu
datanglah penengah diantara mereka: “Kita lihat saja, jika baju Yusuf robek dibagian depan, berarti
dia hendak memaksa Zulaikha berbuat mesum. Jika bajunya robek di bagian belakang itu
pertanda Zulaikha yang memaksa Yusuf berbuat maksiat.” Kiftir akhirnya memeriksa baju Nabi
Yusuf, ternyata baju yang robek adalah bagian belakang.
Meski sudah dirahasiakan, peristiwa Zulaikha tersebut tetap saja bocor. Para wanita
tua dan muda membicarakan perbuatan Zulaikha tersebut. Di dalam hati Zulaikha berkata: “ Coba
andaikata mereka sudah melihatnya, pasti lebih tergila-gila daripada aku.” Pada suatu saat,
Zulaikha mengundang para wanita yang telah membicarakannya. Setiap wanita yang datang
diberi buah-buahan dan sebuah pisau tajam. Disaat para wanita asyik mengupas buah-
buahan, Zulaikha memerintahkan pelayan untuk memanggil Yusuf supaya berjalan di
ruang tamu. Semuanya terbelalak tatkala melihat ketampanan yang dimiliki oleh Nabi
Yusuf. Secara tanpa sadar, para wanita yang sedang mengupas buah sampai mengupas
kulitnya sendiri akibat tercengang oleh ketampanan Yusuf.
Beberapa hari kemudian, tafsir mimpi tersebut benar adanya. Akhirnya Nabo bebas
dan Malhab dihukum. Pada suatu waktu Raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor lembu
kurus memakan tujuh ekor lembu yang gemuk-gemuk. Serta melihat tujuh tangkai
gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum yang kering. Para dukun, penasehat, dan
tukang ramal didatangkan namun tidak bisa menafsirkan mimpi tersebut. Lalu Nabo ingat
akan Nabi Yusuf yang pandai menafsirkan mimpi.