Kisah Nabi Yusuf as. termaktub dalam Alqur’an surat Yusuf. Menceritakan tentang
Nabi Yusuf yang merupakan anak Nabi Yakub, parasnya yang tampan membuat
saudara-saudaranya menjadi iri. Apalagi Nabi Yusuf merupakan anak kesayangan Nabi
Yakub.
Suatu malam, Nabi Yusuf bermimpi melihat 11 bintang, bulan dan matahari
bersujud kepadanya. Ketika Nabi Yusuf menceritakan mimpi tersebut kepada ayahnya,
Nabi Yakub menyuruh Yusuf untuk tidak menceritakan mimpi tersebut kepada siapapun.
Nabi Yakub mengatakan, arti mimpi itu ialah bahwa suatu hari Yusuf akan menjadi
orang besar dan semua anggota keluarga termasuk ayah, ibu dan kesebelas saudaranya
akan tunduk hormat terhadapnya.
Akan tetapi, kecemburuan saudara-saudra Yusuf tidak bisa lagi terbendung.
Hingga mereka membuat rencana untuk melenyapkan Yusuf selama-lamanya. Dengan
dalih mengajaknya pergi menggembala, Nabi Yusuf dibuang ke sumur oleh saudara-
saudaranya.
Suatu hari Raja Mesir bermimpi melihat 7 ekor sapi gemuk dimakan oleh 7 sapi
kurus, dan 7 bulir gandum yang hijau dan 7 bulir gandum yang kering. Sang raja meminta
para ahli nujum menafsirkan mimpinya, namun tak ada seorangpun yang bisa.
Hingga kemudian seorang budak yang pernah menjadi teman satu sel Nabi Yusuf
di penjara, mengatakan pada Raja bahwa Yusuf pandai menafsir mimpi. Raja Mesir
meminta Yusuf untuk menafsirkan mimpinya.
Nabi Yusuf pun berkata, bahwa negeri Mesir akan mengalami 7 kali masa subur
dan 7 kali masa paceklik. Dan disarankan agar Raja menyimpan bahan makanan selama
masa subur untuk menghadapi masa paceklik yang akan datang.
Raja merasa senang dengan tafsiran mimpi tersebut hingga Yusuf dibebaskan dari
penjara, dan ketika tafsir mimpi tersebut menjadi nyata, Nabi Yusuf diberi tugas untuk
mengelola bahan pangan yang akan disimpan selama masa subur dan juga distribusi
bahan makanan tersebut selama masa paceklik.
Ketika masa kemarau panjang tiba, seluruh wilayah di Mesir terkena dampaknya.
Termasuk perkampungan di mana keluarga Yusuf berada. Mereka pun datang ke Mesir
untuk meminta bantuan bahan pangan.
Nabi Yusuf terkejut melihat saudara-saudaranya, namun ternyata mereka tidak
mengenali Yusuf. Maka Yusuf pun melakukan sebuah trik kecil, yakni menyuruh mereka
membawa Benyamin, adik bungsunya jika hendak meminta bahan pangan lagi. Jika
tidak, mereka akan pulang dengan tangan kosong.
Mau tak mau, saudara-saudara Yusuf pun menuruti permintaan tersebut. Meski
dengan berat hati, Nabi Yakub merelakan Benyamin pergi ke ibukota Mesir untuk
meminta bahan pangan. Ketika saudara-saudaranya hendak pulang, Yusuf memasukkan
sebuah piala emas dalam karung yang dibawa oleh Benyamin.
Hal ini menyebabkan Benyamin ditahan dan tidak boleh pulang ke kampung
halaman. Nabi Yakub pun semakin bersedih karena kehilangan anak bungsunya, duka
yang ia rasakan akibat kehilangan Yusuf belum hilang, ditambah lagi Benyamin ditahan
di ibukota Mesir.
Saudara-saudara Yusuf pun kembali ke ibukota dan memohon agar Benyamin
dibebaskan, karena tak tega melihat ayah mereka yang terus terusan bersedih.
Mendengar hal tersebut, Nabi Yusuf pun menyuruh saudara-saudaranya untuk
membawa Nabi Yakub ke ibukota.
Saat bertemu lagi dengan sang ayah, Yusuf tak mampu menahan diri. Dia
mengatakan siapa dia sebenarnya dan mengajak ayah serta saudara-saudaranya untuk
tinggal bersama di ibukota. Merekapun hidup dengan rukun dan bahagia bersama.