Anda di halaman 1dari 10

NOVEL PENDEK

PAHLAWAN DARI KOLONG JEMBATAN

Hari minggu pagi itu seperti biasa Adit bergegas memulai aktifitasnya. Berbekal
sebuah karung besar dan alat pengait dia berpamitan kepada Ibunya. Adit adalah seorang
anak yatim yang hidup sangat berkekurangan karena sejak berumur 7 tahun dia sudah di
tinggalkan oleh ayahnya yang meninggal dalam kecelakaan saat ayahnya menjadi sopir truk
di proyek pembangunan jalan tol. Saat ini Adit sudah menjadi usia 17 tahun dan masih
bersekolah di SMU paporit di kotanya di kelas XII.

Adit adalah anak sulung dari 2 bersaudara adiknya Mia masih duduk di kelas 9,
sedangkan Ibu Adit berprofesi sebagai penjual jajanan keliling. Sehingga sebagai anak laki-
laki tertua Adit harus bisa membantu ibunya untuk mencari tambahan penghasilan supaya
kebutuhan hidup keluarganya dapat terpenuhi meskipun jauh dari kata cukup.

Setelah berpamitan kepada ibunya Adit bergegas menuju alun-alun kota dimana
semalam ada pergelaran acara konser musik yang cukup besar yang di isi oleh artis ternama
di tanah air. Ya... Adit memang suka mencari barang-barang bekas yang bisa dia jual
kembali, lumayan setiap minggu barang-barang bekas yang dia kumpulkan bisa dijual dan
hasilnya cukup untuk membantu Ibunya mencukupi kebutuhan mereka.

Sesampainya di alun-alun kota belum banyak pemulung yang datang karena Adit
sengaja datang lebih awal, benar saja sampah sisa botol dan gelas minuman plastik serta
beberapa lembar kardus bekas siap untuk dipungut dan di kumpulkan Adit. Hanya butuh
waktu 2 jam saja Adit sudah dapat mengumpulkan banyak sekali barang-barang bekas dan
sambil merapihkan barang-barang itu adit sengaja berteduh di bawah pohon beringin yang
merindang sekalian membereskan barang-barang nya.

Sekilas Adit mendengar ada bunyi seperti bunyi panggilan telepon seluler, dengan
rasa penasaran Adit mencari sumber suara tersebut. Benar saja sejauh beberapa meter dari
tempat dia berdiri tepat dibawah tempat sampah Adit melihat ada sebuah handphone
berwarna hitam yang menyala, sepertinya sedang ada penggilan masuk di handphone
tersebut.
Seketika Adit memungut handphone tersebut kemudian dia mendapati dering
panggilannya sudah berakhir. Terlihat indikator batre pada handphone sudah hampir habis
dan terlihat ada tanda panggilan di layar. Adit mencoba membuka handphone tersebut tapi
ternyata terkunci dengan pin, sehingga Adit tidak dapat memeriksa isi handphone tersebut.

Tiba-tiba handphone berdering kembali dan Adit segera mengangkat dan menerima
panggilan tersebut. Terdengar suara dari speaker handphone;

Halo.... kami dari Polres Bogor Kota, dengan siapa saya berbicara? (Tanya penelepon itu).

Adit pun kaget mendengar suara tersebut yang mengatakan dari Kepolisian Polres Bogor.
Lalu Adit menjawab dengan sedikit gemetar.

Sayaaa..... A.... adit pak.... (Jawabnya).

Lalu sang penelepon mengatakan.

Baik Adit, tolong kamu sebutkan lokasi kamu sekarang, nanti ada anggota kami yang akan
menemui kamu.

Saya sedang di alun-alun pak mungutin sampah sisa acara semalam. (kata adit).

Ohhh kamu pemulung ya... ya sudah tolong kamu tunggu anggota saya dan berikan
handphone yang kamu temukan, kami sedang mencari-cari handphone tersebut sebagai
barang bukti kasus yang sedang kami selidiki dan jangan coba-coba kamu bawa lari yaa,
nanti kamu akan dapat masalah, (kata pak polisi).

Baik pak saya akan serahkan handphone nya karena saya tidak mencuri dari siapapun, saya
hanya menemukannya di dekat tempat sampah, (kata Adit sedikit ketakutan).

Baik kamu tidak usah ketakutan yaa, bahkan kamu akan sangat membantu kami dengan
menemukan handphone tersebut, saat ini petugas kami sedang meluncur ke lokasi kamu,
tunggu yaa, dan terimakasih atas kerjasamanya. (lalu telpon pun terputus).

Selang beberapa saat terlihat dua orang polisi berjalan tergesa-gesa memasuki alun-
alun sambil melihat sekeliling, Adit yang melihat mereka sudah menebak bahwa para polisi
itu pasti yang diutus penelpon tadi untuk menemuinya, lalu Aditpun melambaikan tanganya
dari kejauhan tempat Ia berteduh sambil setengah berteriak, Pak.......saya disini , serunya.
Lalu kedua polisi tadi melihat dan membalas lambaian tangan Adit dan segera
menghampirinya.
Kamu Adit kan.....? Tanya Pak Polisi

Ya Paak... Jawab Adit.

Mana handphone yang kamu temukan, tanya Pak Polisi.

Ini Pak, saya temukan disana dekat bak sampah, ulasnya.

Baik Adit....kami mengucapkan terimakasih atas bantuan kamu, semoga banyak petunjuk
yang dapat kami ungkap didalam handphone ini, katanya.

Ehm...Pak..., kalau boleh tau emang siapa pemilik handphone itu, tanya Adit.

Handphone ini milik seorang mahasiswi yang ditemukan tewas tadi, dari identitas yang ada
pada dirinya , kami menelusuri alamat korban dan setelah bertemu dengan keluarganya
diperoleh keterangan bahwa korban semalam pergi nonton acara di alun-alun ini dengan
beberapa teman dan pacarnya. Petunjuk paling penting berada didalam handphone ini untuk
mengungkap siapa yang membunuh korban, sekali lagi trimakasih ya Dit...semoga atas
bantuan kamu segera terungkap kasus ini, kami pergi dulu ya.

Baik Pak...semoga segera tertangkap pelakunya, kata Adit.

Lalu kedua Polisi itu pergi dan meninggalkan Adit.

Setelah menenangkan diri sesaat Aditpun memutuskan untuk pulang dengan membawa
kantong besar berisi banyak sekali barang bekas yang sudah dia kumpulkan.

Di kantor polisi para petugas mulai membuka isi hand phone korban, target pencarian
petugas tertuju pada aktifitas percakapan terakhir yg ada di hand phone korban. Dari
percakapan yang terekan pada aplikasi whatsup korban terlihat ada beberapa percakapan
antara korban dengan beberapa akun, polisi masih meneliti beberapa percakapan yang
dianggap dapat memberikan petunjuk atas kematian korban.

Berdasarkan kronologis waktu percakapan dan saat terakhir korban berada di Tempat
Kejadian Perkara terdapat beberapa percakapan yang sangat mencurigakan karena waktu
percakapan dengan kejadian perkara sangat dekat. Darisitulah polisi kemudian mencatat ada
beberapa nama yang diduga mengetahui atau bahkan terlibat dalam kematian korban. Salah
satu terduga yang menjadi fokus perhatian polisi adalah Rudy pacar korban.
Sosok Rudy terekam dalam percakapan whatsup di handphone korban, terlihat sesaat
setelah acara konser ada chat dari Rudy kepada korban yang mengajak korban untuk ikut
dengan dia dan beberapa temanya ke sebuah caffe di dekat danau yang biasa mereka
kunjungi. Dalam percakapan tersebut Rudy meyakinkan korban untuk ikut dengan alasan dia
akan mengantar kepulangan korban ke kosanya selepas acara di caffe selesai dan terlihat
dalam percakapan korbanpun menyetujui ajakan Rudy. Dalam percakapan lain korban
sempat mengirim chat kepada teman kos nya yang bernama Indah, dia mengabarkan kalau
dia pulang agak larut karena ada acara bersama Rudy, Intan pun berpesan agar dia berhati-
hati dan tidak terlalu larut pulang kekosan.

Percakapan yang terekam dalam aplikasi whatsup korban terakhir hanya sampai
disitu, tetapi polisi sudah berkeyakinan bahwa Rudy pastilah punya peranan yang sangat vital
dalam peristiwa tersebut. Keesokan harinya polisi bergegas untuk memburu Rudy dengan
berbekal nomor contak Rudy, polisi berhasil melacak keberadaan Rudy. Ternyata selepas
acara semalam Rudy menginap dirumah temanya Dani di daerah Jakarta Selatan. Dengan
petunjuk dari sinyal GPS hand phone Rudy polisi dapat menemukan tempat tinggal Dani
dengan mudah.

Sesampainya di rumah Dany polisi kemudian membagi beberapa regu untuk


mengepung kediaman Dani sebagai antisipasi kalau-kalau Rudy dan Dani sudah mengetahui
kedatangan polisi. Setelah dipastikan lokasi tercover oleh ptugas kepolisian maka AKP.Surya
sebagai kasatreskrim Polres Bogor segera mengetuk pintu rumah.

Selamat Pagi...Kami dari Kepolisian , harap buka pintu segera........, terdengan lantang ucapan
AKP.Surya.

Satu, dua dan ketiga kalinya panggilan tersebut tidak ada jawaban dari dalam rumah maka
AKP.Surya memutuskan untuk mendobrak pintu diikuti beberapa petugas polisi
dibelakangnya dengan pintos yang sudah siap ditangan masing-masing.

Jangan bergerak.......teriak petugas polisi sambil mengacungkan pistolnya, terlihat disitu Dani
sedang kebingungan dan panik.

Ampun pak Saya Dani......ada apa ya pak.....? tanya Dani

Mana Rudy.....? saut petugas.....

Rudy sedang dikamar mandi pak....jawabnya........


Lalu salah satu petugas polisi segera mendobrak pintu kamar mandi dan mendapati Rudy
sedang berada diatas bak mandi bersiap untuk kabut lewat jendela kamar mandi tersebut.

Kamu Rudy ya......ayo turun ....kalau tidak kami akan melakukan tindakan yang tegas.....ayo
turun......., katanya.

Rudy pun sangat ketakutan dan terlihat sudah pasrah. Baik pak...jangan tembak, saya akan
turun......jawab Rudy.

Kemudian Rudy segera ditangkap dan dipasangkan borgol dikedua pergelangan tanganya.

Ayo ikut kami ke kantor untuk dimintai keterangan....tukas petugas .

Dilain pihak Dani juga sudah diamankan oleh petugas polisi yang lain dan mereka
digelandang masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan oleh petugas kepolisian.

Rudy sudah menyadari bahwa dia akan dijadikan tersangka dalam kasus pembunuhan
pacarnya yang ternyata bernama Sisca seorang mahasiswi sebuah universitas ternama di kota
Bogor.

Sesampainya di kantor Polres Bogor, Rudy dan Dani dibawa masuuk keruangan
interogasi di bagian Reserse dan Kriminal Polres Bogor. AKP.Surya meminta anakbuahnya
untuk menyiapkan pemberkasan Berita Acara Pemeriksaan untuk Rudy. Sementara Dani
dipisahkan diruang pemeriksaan yang lain. Dani dianggap ikut terlibat bersama Rudy atas
kematian Sisca.

Pemeriksaanpun dimulai. Rudy sudah dihadapkan dengan Penyidik yang


memeriksanya.

Apakah kamu yang bernama Rudy ? .....tanya penyidik.

Iya benar pak, .............jawab Rudy dengan nada ketakutan dan tertekan.

Saudara kenal dengan Sisca..........? tanya Penyidik

I...Iya pak saya kenal.....jawab Rudy.

Siapa Sisca ....? tanya penyidik lagi.

Dia pacar saya pak,....jawab Rudy.


Baik, kamu tahu Sisca ditemukan tewas pada tengah malam tadi......? tanya penyidik

Rudy pun terlihat pucat dan lemas......dia tahu bahwa perbuatanya sudah tercium polisi dan
dia harus mempertanggungjawabkan perbuatanya didepan Hukum.

I..iya pak ......, saya mau berkata jujur saja pak , tungkas Rudy.......... Sayalah yang
membunuh Sisca, tapi saya tidak bermaksud membunuh dia pak......., ujar Rudy sambil
tertunduk dan berurai airmata.

Kenapa kamu membunuh pacarmu Sisca,......tanya penyidik.

Begini pak kejadianya.....................,

Rudy pun menceritakan peristiwa semalam , ternyata di caffe tersebut Rudy ditemani tiga
orang temanya, Dani, Jaka dan Fery. Mereka adalah teman-teman satu geng sama Rudy.

Apa alasan kamu membunuh Sisca..............gertak penyidik sambil menunjukan raut wajah
yang marah atas perbuatan Rudy.

Lalu Rudy mulai menceritakan alasan dia tidak sengaja membunuh Sisca.

Ternyata Sisca mengetahui kalau Rudy adalah anggota salah satu geng motor yang ada di
kota Bogor, dan Rudy pernah menceritakan kepada Sisca bahwa dia sudah mencoba narkoba
jenis Sabu dengan teman-teman geng nya, tetapi Rudy mengaku baru mengenal Sabu dan
baru mencobanya. Rudy meyakinkan Sisca bahwa dia tidak akan ketagihan menggunakan
Sabu hanya sebatas menghargai teman-temanya saja, karena bujukan Rudy Sisca pun percaya
dan tidak menaruh curiga kepada Rudy, disamping raca cintanya kepada Rudy yang sudah
sangat dalam, bahkan terungkap bahwa Sisca sering diajak berbuat hal-hal yang tidak
seharusnya dilakukan oleh bukan pasangan suami-istri oleh Rudy.

Lalu apa penyebab Rudy tega menghabisi Sisca walaupun dia mengaku tidak sengaja
membunuhnya?

Sampailah interogasi polisi pada motif pembunuhan yang dilakukan oleh Rudy terhadap
Sisca.

Sambil menangis Rudy mengatakan bahwa ternyata Rudy dan ketiga kawanya beberapa hari
sebelumnya telah memesan sabu senilai 5 juta Rupiah kepada pengedar sabu langganan
temanya. Namun mereka baru membayar separuhnya dengan janji akan membayar pada hari
senin, satu hari setelah Sisca terbunuh.
Sebenarnya Rudy mengajak Sisca ke caffe ada maksud ingin meminjam uang Sisca untuk
membayar sisa pembayaran Sabu kepada pengedar. Rudy takut jika sampai senin dia tidak
membayarnya, para pengedar akan mencelakai dia dan teman—temanya. Atas usul Dani
untuk meminta pinjaman uang ke Sisca maka rudy menyanggupinya dan mengundang Sisca
untuk ke caffe pada malam kejadian pembunuhan.

Namun ketika mereka sudah berada di caffe, Rudy menyampaikan maksudnya kepada Sisca
untuk meminjamkan uang senilai 3 Juta Rupiah, dengan alasan dia mempunyai kebutuhan
mendesak untuk membayar biaya kuliahnya yang sudah dia pakai untuk bersenang-senang
dengan gang nya. Lalu Sisca pun menaruh curiga kalau Rudy sudah menggunakan uang
kuliah dari orang tuanya untuk membeli Sabu. Maka terjadilah pertengkaran antara Rudy dan
Sisca.

Dalam pertengkaran tersebut Sisca berkeras untuk tidak memberikan pinjaman uang yang
diminta Rudy.

Kamu gila ya Rud....darimana uang sebanyak itu, aku nggak punya uang, kiriman terakhir
uangnya sudah hampir habis, ......kata Sisca.

Lalu Rudy berusaha merayu dan meyakinkan Sisca bahwa Siaca disuruh meminta lagi uang
kepada orangtua nya dengan alasan untuk membeli handphone, alasanya hand phone Sisca
hilang. Jadi handphone Sisca yang ditemukan Adit di alun-alun ternyata sengaja dibuang
Rudy agar Sisca bisa beralasan handphonya hilang.

Sisca sangat marah mendengar perkataan Rudy, bagi dia alasan meminta uang kepada
orangtuanya sangat tidak masuk akal. Lalu dengan emosi Sisca menampar Rudy didepan
teman-teman Rudy yang lain.

Mendapatkan perlakuan Sisca didepan teman-teman geng nya , Rudy menjadi emosi lalu dia
memukul Sisca dengan keras beberapa kali sambil mengucapkan kata-kata kasar kepada
Sisca. Tanpa disadari saat Sisca terkena pukulan Rudy, dia terjungkal dan jatuh dengan keras.
Saat itulah tanpa sengaja Sisca terjatuh dengan wajah menghadap ketanah dan dibawahnya
terdapat patok besi bekas tali tenda caffe. Maka Siscapun tertusuk dan langsung bersimbah
darah, lalu akhirnya meninggal.

Awalnya Rudy tidak menyadari apa yang terjadi dengan Sisca, salah satu teman rudy Dani
berusaha melerai pertengkaran mereka sambil berusaha membantu Sisca yang terjatuh ke
tanah.
Sudah Rud....kasian Sisca jangan kamu pukuli dia, sambil tanganya berusaha mengangkat
tubuh Sisca dari tanah.

Namun betapa kagetnya Dani ketika mengetahui tubuh Sisca tertancap Patok besi dan
berlumuran darah.

Kepanikan segera melanda Rudy dan yanglainya.

Gawat Rud.....Sisca sudah mati, kata Dani dengan nada bergetar........................, gimana ini
ungkapnya.................

Apa...Sisca Mati............? tanya Rudy

Gawat.......gimana ini, kata rudi panik.

Lalu mereka berdiskusi untuk mencari cara agar mayat Sisca bisa dibuang dan mereka bisa
segera pergi dari tempat itu.

Apa kita buang saja mayatnya ke danau................, kata Dian.

Ya sudah kita jatuhkan saja ke danau , hati-hati ada orang lain yang lihat kata Rudy.

Lalu mayat Sisca dibuang ke danau, dan mereka segera bergegas pergi dari caffe.

Setelah Rudy dan ketiga temanya sampai dirumah Dani mereka lalu merencanakan
membuang handphone Sisca di alun-alun dengan alibu bahwa handphone Sisca terjatuh saat
menonton konser. Lalu mereka bergegas pergi ke alun-alun dan Rudy membuang handphone
Sisca ketempat dimana Adit menemukan handphone tersebut.

Petugas penyidik segera menuangkan keterangan Rudy dalam BAP .

Lalu dimana dua orang lagi teman kamu Jaka dan Fery ...........? kata penyidik

Jaka dan Fery semalam langsung pulang pak, tapi Saya tidak tahu pasti mereka kemana,
kalau saya ikut Dani , saya masih stress pak kalau saya pulang sendiri saya masih kepikiran
kejadian ini, ungkap Rudy.

Kamu sadar kamu sudah melakukan pembunuhan.............? teman-teman kamu juga ikut
terlibat dan harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu dimata hukum. Kata penyidik.

Iya pak.....saya sangat menyesal pak, saya tidak bermaksud membunuh pacar saya, saya
sangat menyesal pak,..................kata Rudy sambil terus menangis.
Nasi sudah menjadi bubur, kamu harus siap menanggung akibatnya. Makanya jangan sekali-
sekali tergoda memakai narkoba, otak sehat kamu jadi terganggu dan bisa berbuat nekat,
inilah akibatnya, kamu akan dipenjara dalam waktu yang lama. Masa depan kalian sudah
hancur, bagaimana kalian menjelaskan ini kepada orangtua kalian....? kata penyidik.

Tobat pak, saya menyesalpak............kata Rudy sambil menangis terus terusan.

Ya sudah kamu sekarang kami tahan di sel Polres sambil menunggu proses selesai dan kami
akan segera menangkap dua orang teman kamu untuk segera diproses. Sekarang kamu ikut
petugas untuk masuk ke sel nanti Dani teman kamu akan menyusul......, kata penyidik
mengakhiri interogasinya.

Rudypun lalu dibawa ke sel tahanan, dengan tertunduk dan lemas Rudy dikawal memasuki
Sel tahanan.

Polisipun segera mengirik regu untuk menangkap Jaka dsn Ferry. Berbekal alamat mereka
dari keterangan Rudy, maka polisi segera meluncur untuk menangkap keduanya.

Dengan mudah polisi berhasil menangkap Fery dan Jaka dengan mudah. Lalu mereka
diproses secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya.

Singkat cerita beberapa hari setelah peristiwa tersebut sepulang sekolah Adit duduk
dikursi sambil meminum beberapa teguk air dan tanpa sengaja dia melihat ke arah
televisinya. Adit melihat acara berita di salahsatu stasiun televisi swasta yang menyampaikan
berita tentang pembunuhan seorang mahasiswi di kota Bogor. Dalam berita tersebut terlihat
salah satu petugas kepolisian sedang diwawancarai oleh reporter, dalam salah satu
pernyataanya bahwa Polisi berhasil mengungkap pelaku pembunuhan tersebut karena
kebetulan ada handphone milik korban yang ditemukan seorang pemulung. Didalam
handphone tersebut terekam beberapa percakapan melalui chat antara korban dan pelaku
yang dijadikan dasar bagi polisi untuk menangkap pelaku.

Dalam wawancara tersebut petugas polisi menyampaikan bahwa pengungkapan kasus


ini bisa berhasil karena bantuan seorang PAHLAWAN DARI KOLONG JEMBATAN,
maksudnya sosok penemu handphone tersebut adalah seorang pemulung yang jujur dan baik
hati. Istilah Pahlawan dari Kolong Jembatan menggambarkan figur seorang pemulung yang
biasa beraktifitas dan bahkan tinggal di kolong jembatan untuk mengumpulkan sampah dan
barang bekas. Aditpun tersenyum dan merasa bangga tanpa merasa tersinggung apalagi
merasa rendah diri disebut pahlawan kolong jembatan, bagi Adit status tidaklah menjadi
jaminan seseorang dapat berbuat kebaikan, masih banyak diluar sana para pejabat dan orang-
orang terhormat justru malah berbuat keburukan dan kejahatan. Lalu Aditpun mengucapkan
syukur atas apa yang telah dia lalui sambil meneguk sisa air yang ada digelas, lalu menuju
kamarnya untuk berganti pakaian dan beristirahat.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai