Disusun Oleh:
Aisyah Aliyya Putri Azzahra (02)
Diva Oktavina Auliya Iswara (09)
Hafsa Nur Madina (14)
Inggit Melany (15)
Putri Anastasya (26)
Rezalina Dwi Yuniar (29)
Zahra Trias Aulia (32)
Nabi Ayyub a.s. adalah seorang Nabi yang kaya raya, mempunyai banyak binatang
ternak seperti sapi, kambing, kuda, keledai dan unta. Beliau mempunyai banyak anak, laki-
laki dan perempuan. Nabi Ayyub a.s. adalah seorang yang selalu berbuat baik kepada
kaum fakir-miskin, yatim-piatu, dan setiap orang yang membutuhkan bantuan. Beliau juga
amat memuliakan tamunya. Kekayaan dan keturunan yang banyak itu tidak membuatnya
sombong, tetapi justru menambah ketakwaannya kepada Allah SWT.
Allah pun memberikan harta yang melimpah sehingga Nabi Ayyub menjadi
seorang yang kaya raya. Tak hanya berupa uang, harta tersebut juga mewujud dalam
bentuk tanah dan bangunan yang luas di daerah Batsniyyah, salah satu wilayah dari negeri
Huran. Dengan banyaknya nikmat yang telah Allah diberikan, Nabi Ayyub pun rajin
bersyukur. Beliau menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menyayangi sesama. Nabi
Ayyub rajin menyantuni anak yatim, janda, duafa, dan orang yang sedang dalam
perjalanan tapi tak punya uang untuk melanjutkan (ibnu sabil), serta memberi makan orang
miskin.
Syu’aib A.S merupakan salah satu dari 4 nabi yang berasal dari bangsa Arab.
Beliau bersama dengan 3 nabi lainnya, yaitu Nabi Hud A.S, Nabi Shaleh A.S, dan Nabi
Muhammad S.A.W. Kemampuannya dalam berdakwah membuat Nabi Syu’aib A.S diberi
julukan oleh banyak orang pada masa itu adalah juru pidato.
Nabi Ibrahim A.S bisa dikatakan sebagai bapak dari para nabi. Begitu juga dengan
Nabi Syu’aib A.S yang merupakan cicit dari Nabi Ibrahim A.S. Nabi Syu’aib A.S diyakini
berasal dari keturunan Syu’aib bin Maikil bin Yasyjar bin Madyan dan ibunya adalah putri
dari Nabi Luth A.S. Nabi Luth adalah nabi yang diutus oleh Allah sebelum Nabi Syu’aib
A.S. Umat muslim percaya atau meyakini bahwa Allah mengutus Syu’aib untuk menjadi
seorang nabi sebagai penduduk Madyan. Nabi Ayyub juga merupakan putra Ish. Dengan
demikian beliau masih masih saudara misan (sepupu) nabi Yusuf. la memiliki harta
banyak. Tetapi nabi Ayyub tidak pernah sombong
Selain itu, Nabi Syu’aib A.S merupakan keturunan asli kaum Madyan yang
memiliki sifat dan perilaku yang mulia, seperti halnya nabi yang memiliki banyak sekali
sifat terpuji. Kelahiran Nabi Syu’aib A.S diperkirakan terjadi pada tahun 1600 SM. Secara
harfiah, Syu’aib memiliki arti memberikan petunjuk pada jalan kebenaran. Oleh sebab itu,
ketika masih kecil, Nabi Syu’aib A.S selalu berusaha untuk menjaga hatinya dan menahan
dirinya agar tidak melakukan perbuatan buruk dan sia-sia. Sifat terpuji itu belum dimiliki
oleh anak-anak seusianya (pada masa itu). Sifat terpuji ini beliau bawa hingga beranjak
remaja dan dewasa.
2. Nama Umat Nabi Syuaib dan Tingkah Laku Kaum Madyan
Kisah Nabi Syuaib yang mana beliau masih tergolong keturunan dari Nabi Luth
yaitu putra As. As adalah putra dari Nabi Luth. Nabi Syuaib diutus oleh Allah untuk
menuntun kaum Madyan.
Nabi Ayyub adalah nabi terkaya sebab ia memiliki ternak yang sangat banyak,
sawah amat luas. Ia juga dikaruniai anak yang banyak pula. Sehingga lengkaplah sudah
kehidupan duniawinya. Nabi Ayyub menyadari bahwa harta yang diberikan Allah
kepadanya hanyalah suatu cobaan belaka. Untuk itu ia tidak segan-segan
memberikan.sumbangan pada anak yatim dan keperluan agama. Karena sifat yang
demikian itulah, akhirnya ia menjadi panutan kaumnya. Nabi Ayyub lebih senang
membantu para janda, orang miskin dari pada memberi hartanya untuk keperluan maksiat.
Ia tidak pernah mengeluh sedikitpun jika cobaan datang bertubi-tubi. Begitu pula ketika
mendapat kenikmatan ia tidak lupa mengucapkan syukur kepada Allah.
Paras wajah Nabi Syu’aib A.S bisa dibilang sangat tampan, sehingga banyak orang
yang mengingat ketampanannya. Tidak hanya itu, beiau sangat ramah pada setiap orang
dan senang menyedekahkan rezekinya kepada orang-orang yang tidak mampu. Paras
wajah yang tampan, ramah, dan menggunakan rezekinya di jalan Allah membuat Nabi
Syu’aib A.S sangat dikenal oleh masyarakat Madyan.
Kaum Madyan tidak mempunyai sikap toleransi, yang mana mreka senang
menginajak-injak hak asasi saudaranya. Mereka juga senang merampok dn berbuat
kerugian sesamanya. Hal ini disebabkan adanya sifat yang dimilikinya sehingga para
penduduk tidak berani tidur malam dengan tenang.
Kaum Madyan tidaklah lagi menyembah ajaran Nabi Luth. Mereka ingkar setelah
wafatnya Nabi Luth As, yang mana mereka lebih senang berbuat keruskan dan
kemaksiatan. Mereka tidaklah lagi menyembah kepada Allah sebagaimana yang telah
diajarkan oleh Nabi Luth. Sesembahan yang mereka lakukan lakni berhara yang menjadi
tuhan mereka.
Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, mereka juga memiliki kebiasaan
mengurangi takaran timbangan. Mereka memeras pembeli di waktu musim paceklik, sebab
itulah yang membuat barang dagangan menjadi murah. Mereka juga membeli barang
sebanyak mungkin dan menyimpannya sampai musim paceklik. Disaat musim itu barulah
dikeluarkan seluruh barang dagangan tersebut dan kemudian menjualnya dengan harga
yang tinggi. Mereka juga senang merampok dan berbuat kerugian sesamanya. Hal ini
disebabkan adanya sifat yang dimilikinya sehingga para penduduk tidak berani tidur
malam dengan tenang.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. Hud ayat 84, yakni :
َ َوَِإلَ ٰى َم ْديَنَ َأ َخاهُ ْم ُش َع ْيبًا ۚ قَا َل يَا قَوْ ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِم ْن ِإ ٰلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ۖ َواَل تَ ْنقُصُوا ْال ِم ْكي
ال َو ْال ِمي َزانَ ۚ ِإنِّي َأ َرا ُك ْم بِخَ ي ٍْر َوِإنِّي
اب يَوْ ٍم ُم ِحي ٍط َ َأخَ افُ َعلَ ْي ُك ْم َع َذ
Artinya:
“Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu
kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik
(mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat).”
Begitu pula dengan kepergian anaknya. Mereka menghadap kembali pada Allah.
Alangkah tabahnya nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan yang tidak pernah berhenti itu.
la tetap menjalankan ibadahnya seperti biasa. la tidak pernah mengeluh sedikitpun
meskipun semua hartahya telah ludes dan anak-anaknya sudah tiada lagi.
Karena iblis belum puas dengan godaannya itu, maka ia meminta pada Allah agar
memberi cobaan berupa penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit itu berupa penyakit
kulit seperti kudis dan termasuk penyakit yang berbahaya. Menurut sebuah riwayat Ibnu
Katsir dalam tafsirnya ialah yang sakit adalah anggota tubuhnya, hanya akal dan
pikirannya saja yang masih waras. Meskipun ia mendapat cobaan yang beruntun dan tidak
pernah ada habisnya nabi Ayyub tetap beribadah kepada Allah seperti biasanya. Hal ini
membuat hati Iblis semakin dengki. la sudah mencoba dengan segala upaya untuk
menggoda Ayyub agar tidak beribadah kepada Allah. Namun usahanya selalu sia-sia.
Karena bencana yang menimpa terus menerus, membuat semua sahabatnya tidak ada yang
berani mendekatinya, bahkan mereka menjauhinya. Mereka menganggap jika masih
berdekatan dan berhubungan dengan nabi Ayyub, maka semua usahanya akan sial. la
menganggap nabi Ayyub kena tuah dari tuhan-tuhannya. Meskipun semua sahabatnya
tidak ada lagi yang datang menjenguknya dan bahkan ia mendengar akan ocehan-ocehan
mereka tidak membuat sakit hatinya. la bahkan semakin taqwa kepada Allah, la yakin
bahwa penyakitnya pasti terobati. Dan ia yakin bahwa semua itu adalah cobaan dari Allah.
Karena hartanya ludes dan ia sendiri tidak dapat mencari nafkah maka isterinya yang
memegang peranan.
Pada mulanya ia bekerja di pabrik roti. Namun hal itu tidak berlangsung lama
sebab ia diberhentikan oleh majikannya. Pemberhentian ini dengan alasan takut ketularan
penyakit yang diderita nabi Ayyub. Karena setiap mendapat pekerjaan ia selalu
diberhentikan, akhirnya untuk makan sudah tidak ada. Dengan tulus ia memotong
rambutnya yang berurai untuk dijual pada tetangganya. Walaupun nabi Ayyub dilanda
cobaan yang begitu berat, ia selalu mendekatkan diri kepada Allah, la masih beribadah
seperti sedia kala meskipun tidak dapat berdiri lagi la hanya memohon kepada Allah agar
diberikan kesembuhan. Meskipun doanya belum dikabulkan oleh Allah, nabi Ayyub tidak
pernah putus asa dalam beribadah. la malah mendekatkan dirinya dengan penuh
kesungguhan hati. Semua yang dialaminya diterima dengan sabar. Melihat nabi Ayyub
masih beribadah dengan tidak mengurangi sedikitpun, iblis semakin marah. Semua upaya
mulai dari ludesnya harta, matinya anak-anak Ayyub dan ia sendiri yang dicoba tidak
membuahkan hasil. Hal ini semakin membuat iblis geram.
Dasar iblis, setelah semua usahanya untuk menggagalkan ibadah nabi Ayyub
kepada Allah tidak menemui hasil, maka ia mencoba menggoda isterinya (isteri Ayyub). la
membisikkan kata-kata agar segera meninggalkan nabi Ayyub, sebab suaminya sudah
tidak dapat mencari nafkah lagi. Semula isterinya masih mampu bertahan, namun bisikan
iblis semakin kuat akhirnya ia meninggalkan juga. Kita sudah dapat membayangkan
bagaimana penderitaan nabi Ayyub ketika itu. Sebab dirinya sudah sakit parah,
ditinggalkan pula oleh isterinya. Namun menurut beberapa riwayat, istrinya tidak
meninggalkan nabi Ayyub. la hanya enggan disuruh suaminya. Maka ketika nabi Ayyub
mengetahui bahwa istrinya sudah enggan kepadanya ia pun mengucapkan nadzar.” Jika
aku sembuh nanti niscaya akan kupukul seratus kali, “kata nabi Ayyub kepada istrinya
dengan nada marah. Istri nabi Ayyub yang sudah tergoda oleh iblis tidak menghiraukan
sama sekali. la langsung pergi pergi meninggalkan nabi Ayyub. Ketika mengetahui istrinya
tidak mau lagi melayani dan menungguinya maka ia memohon kepada Allah agar
disembuhkan. Firman Allah dalam surat Shood ayat 41 telah diterangkan mengenai
penyakit yang diderita nabi Ayyub : Artinya: Ingatlah ketika Ayyub menyeru kepada
Tuhannya : “Ya Tuhan ! Aku dapat penyakit dan cobaan dari syetan”. Nabi Ayyub berkata
demikian karena setanlah yang meminta agar Allah mengujinya. Menguji ketaatan
beribadahnya. Syetan tidak senang jika melihat orang yang selalu taat dengan ajaran
agama. Syetan punya pikiran bahwa jika nabi Ayyub menderita tentu ia akan durhaka
kepada Allah. Allah pun memperlihatkan ketaatan nabi Ayyub kepada syetan.
Demikianlah nabi Ayyub memohon kesembuhannya pada Allah dan Allahpun
mengabulkan doanya. Allah juga mengembalikan semua harta dan anak-anaknya, bahkan
lebih dari sedia kala.
Nabi Ayyub membayar nadzar begitu ia sembuh dari penyakitnya, maka yang perlu
dilakukannya pertama kali adalah membayar janji pada istrinya ketika masih sakit. la
mencari istrinya, setelah ketemu ia hendak memukulnya seratus kali. Namun belum
sampai terlaksana, ia mendapat pelajaran dari Allah Teguran itu sudah diterangkan dalam
Al Qur’an surat Shod ayat 44 : Artinya : Ambillah sekerat kayu dengan tanganmu sendiri,
lalu pukullah istrimu satu kali, maka Engkau tiada melanggar sumpah. Sesungguhnya
Kami mendapat Ayyub itu orang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba yang banyak bertobat
kepada Allah (Shod : 44) Kemudian nabi Ayyub mengambil seratus batang rumput dan
diikatkan menjadi satu. Lalu ia pukulkan ke istrinya hanya sekali saja. Kemudian istrinya
menjelaskan sebab-sebab ia tidak mau melayani dan menunggui suaminya ketika sakit.
Semua itu adalah ulah dari syetan yang telah menggodanya. 4. Kenabian Ayyub AS.
Kenabian Ayyub ini telah diterangkan dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 163 : Artinya:
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagai-mana Kami telah
memberikan Wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi kemudian. Dan Kami telah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya, Isa, Ayyub. (An
Nisa’: 163) Ayat itu tujuannya untuk memberikan nabi Muhammad bahwa sebelum
pengangkatannya menjadi Nabi, Allah telah mengangkat beberapa orang nabi.
Kaum Madyan adalah salah satu kaum yang menempati daerah Madyan di dekat
daerah Mi’an. Kampong tersebut berada di pertengahan antara Syam dan Hijaz. Mereka
memiliki pekerjaan niaga, dimana sejak kecil telah diajarkan bagaimana caranya agar
berdagaang yang berhasil. Sehingga tidak mengherankan bila merek hidup dengn tenang
dn tidak pernah mengalami kerugian sedikitpun.
Walaupun begitu, kaum Mdyan memiliki perilaku yang jelek seperti contoh
mengurangi takaran timbangan. Hal ini membuat barang yang dibeli orang tidaklah sama
dengan timbangan lainnya. Bila barang yang dijual tersebut bertnya sekilo belum tentu
sama dengan barang yang dijual kaum Madyan.
Kaum Madyan umumnya ingkar dan tidak menyembah Allah SWT. Merek
beranggapan sebab menurutnya Allah tidak dapat melihat. Mereka lebih menyukai untuk
menyembah berhala, dimana dirumahnya terdapat berbagai patung batu sebgai tuhannya.
Mereka juga menyediakan tempat khusus untuk pemujaan. Dimana temapt tersebut
berupa tanah lapang, yang diletakkan untuk patung batu. Dalam suatu waktu para kaum
Madyan akan mendtangi patung tersebut secara berbondong-bondong.
Tidak hanya itu saja, para kaum Madyan tidak mau bekerja keras. Mereka hanya
bermalas-malasan sepanjang harinya. Sebab hal yang demikian ini para orang Madyan
banyak yang menjadi perampok, pencuri dan penyamun. Akibatnya penduduk kafilah dan
kota yang melewati perkampungannya tidak tenang.
Kaum madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang telah diajarkan oleh
Nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka beranggapan orang tua yang masih
menyembah Allah adalah orang bodoh. Dengan memberikan alasan yang menyakinkan
mereka mengajak para orang tua untuk menyembah selain Allah. Bila orang tersebut tidak
menurutinya, maka mereka akan disiksa.
Karena kejujuran sudah tidak ada lagi diantara mereka, akibatnya adanya saling
merasaa curiga. Apalagi dalam urusan berdagan, mereka membeli barang saat masih
murah dan menjualnya kembali disaat musim paceklik dengan harga yang tinggi. Tentu hal
yang demikian bertentangan dengan ajaran gam Islam. Namun merek tidaklah pernah
memiliki pikiran bahwa pada suatu saat nanti harta tersebut akan lenyap.
Kaum Madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang pernah diajarkan
oleh nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka menganggap orang tua yang masih
menyembah Allah adalah bodoh. Dengan memberikan alasan yang meyakinkan mereka
mengajak para orang tua untuk menyembah selain Allah. Jika orang-orang itu tidak mau
menuruti, maka mereka akan disiksa.
Awal mulanya Nabi Syuaib hanya melihat perbutan mereka, namun setelah kian
lama makin tidak terkendali akhlaknya membuat Nabi Syuaib mengambil tindakan. Nabi
Syuaib berusaha untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar dengan kata yang lebut
namun agak pedas. Ia ingin mengetahui respon masyarakat mendengar ucapannya.
Kaum madyan yang tidaak senang mendapatkan seruan tentang ajakan tersebut.
Setiap sore mereka duduk ditengah jalan untuk menghalangi orang yang kan menuju ke
rumah Nabi Syuaib. Kaum Madyan sangat senang sekali menghina pengikut nabi Syuaib.
Mereka juga menganggap orang yang mengikuti nabi Syuaib merupakan orang
yang bodoh, dan banyak lagi cacian yang membuat sakit hati. Para pengikut nabi Syuaib
kemudian melaporkan penghinaan yang diterimanya. Namun nabi Syuaib tidak pernah
marah sedikitpun, belih justru mendoakan supaya dapat diberikan jalan terang yang
membuat seruannya bisa diterima oleh mereka.
Sebab setiap hari, pengikutnya selalu mendapatkan hambatan dn hinaan yang pada
akhirnya nabi Syuaib berkata pada kaum Madyan. Perktaan ini telah diabadikan dalam
firman QS. Al Arof ayat 86, yakni:
ۖ ص ُّدونَ ع َْن َسبِي ِل هَّللا ِ َم ْن آ َمنَ بِ ِه َوتَ ْب ُغونَهَا ِع َوجًا ۚ َو ْاذ ُكرُوا ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم قَلِياًل فَ َكثَّ َر ُك ْم
ُ َص َرا ٍط تُو ِع ُدونَ َوت ِ َواَل تَ ْق ُعدُوا بِ ُك ِّل
ْ ْ
ََوا ْنظُرُوا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَة ال ُمف ِس ِدين
ُ
Artinya: “Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan
Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu
Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang berbuat kerusakan.”
Setiap kali nabi Syuaib melakukan dakwah selalu mendapat hinaan dan cacian dari
kaum Madyan. Mereka berusaha untuk menghentikan dakwat tersebut. Namun sejauh
usaha tersebut tidaklah memperoleh hasil, sebab nabi Syuaib mendapatkan perlindungan
dari Allah SWT.
Sebab tujuan utama yakni menyuruh kaum Madyan meninggalkan sesembahan
mereka tidak berhasil maka beliau tidak berhenti sampai disitu saja. Beliau juga berusaha
dan berupaya supaya kaum Madyan mau mengikuti ajarannya.
“Wahai kaumku, aku tidak pernah meminta upah dan minta pujian dari kalian. Aku
mengajak kalian menyembah Allah karena hanya Dia yang patut disembah. Hentikanlah
penyembahan kalian terhadap batu-batu yang bisu itu, “kata nabi Syu’aib pada suatu
perkumpulan.
Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku ? “tanya nabi
Syu’aib kepada mereka.
” Bukti apa yang hendak kau tunjukkan pada kami ? “tanya mereka. Mereka tidak
pernah mau mengakui kebenaran nabi Syu’aib sehingga semua seruannya selalu mendapat
tantangan.
” Apakah kalian tidak pernah mendengar cerita dari kakek nenek, bapak dan ibu
mengenai hancurnya kaum Nuh dan Luth? “tanya nabi Syu’aib. Demi mendengar jawaban
itu kaum Madyan berpikir dua kali sebelum membuka suara lagi. Diantara kaum Madyan
ada juga yang membenarkan ucapan itu mengakut kenabian Syu’aib. Namun sebagian lagi
tidak mau mendengarkan ucapan-ucapan nabi Syu’aib selanjutnya.
Sedikit demi sedikit para kaum Madyan mulai meninggalkan nabi Syuaib berserta
pengikutnya. Pada akhirnya tidak ada lagi yang tersisa satupun juga. Sebelum pergi
mereka mengejek ajaran nabi Syuaib dan mengatakan bahwa beliau gila.
Karena ajakan tidak kunjung didengar oleh kaum Madyan. Bahkan mereka lebih
berani menghina nabi Syuaib. Merekan mengatakan bahwa nabi Syuaib adalah penyihir.
Walaupun begitu nabi Syuaib tidak pernah marah dan beliau tetap meneruskan dakwahnya
sampai ada yang mau mengikuti ajarannya. Karena masyarakat setempat selalu menghina
dan berusaha menghalang-halangi dakwahnya, akhirnya nabi Syu’abi meminta dan
mengadukannya kepada Allah.
Nabi Syuaib yakin bahwa suatu saat kaum Madyan dan kaum Ashabul Aikah akan
dapat menerima ajarannya. Berangkat dari pemikiran itu ia tetap terus berdakwah dengan
tidak mengenal putus asa sedikitpun. Sama seperti biasanya, ia selalu memperoleh hinaan
dan cacian dari kaum Ashabul Aikah. ” Wahai saudaraku, jika kalian tidak mau
menyembah Allah dan menghentikan semua perbuatan maksiatmu, niscaya Allah
menurunkan azab-Nya, “kata nabi Syu’aib kepada kaum Ashabul Aikah. Kaum itu sudah
tidak menggubris seruan nabi Syu’aib. Begitu mendengar kata-kata itu, mereka malah
ingin buktinya. ” Tunggulah barang beberapa hari ini. Niscaya kalian akan merasakannya,
“kata nabi Syu’aib. Kemudian beliau berkemas dan mengajak semua pengikutnya
meninggalkan perkampungan itu. Mereka menuju perkampungan kamu Madyan.
Setelah kepergian Nabi Syuaib dan para pengikutnya, secara tiab-tiba awan yang
ada dilingain mulai bergulung-gulung bergerak perlahan-lahan. Tak berselang kemudian
menaungi kaum Ashabul ikah, awan itu menimbulkan hawa panas. Akibatnya orang
tersebut mengeluh kepanasan, mereka mencari naungan lagi dan mencari angina yang
dapat melenyapkan kegerahannya. Secara tiba-tiba dtanglah Guntur yang menyambar
mereka. Sungguh janji llh itu benar, dimana pada hari itu juga siksn untuk kaum Ashabul
ikah yang telah mendustakan nabi-Nya.
Sebagaiman telah diterangkan dalam firman Allah SWT QS. Hud ayat 94 yakni:
Artinya : “Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang
beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim
dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di
rumahnya.”
Nabi Syuaib dan para pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah,
sebab sebelumnya telah diperintahkan Allah untuk mengungsi.
1. Dapat Selamat dari Azab yang Allah Timpakan Bagi Kaum Madyan
Nabi Syuaib oleh Allah diselamatkan dari azab yang telah Allah timpakan kepada
para penduduk Madyan. Beliau dapat selamat dari azab tersebut sebab izin dan naungan
yang Allah berikan.
Nabi Syuaib juga memiliki mukjizat yang berupa dapat mendatangkan hawa yang
begitu panas selama 7 hari. Hawa panas tersebut datang sebab Allah telah mencabut
nikmatnya yang berupa hembusan angin yang dapat menyejukkan di muka bumi.
3. Dapat Mendatangkan Awan yang Begitu Gelap dan Gempa Bumi Dahsyat
Selain itu, Nabi Syuaib juga Allah beri mukjizat berupa dapat mendatangkan
gumpalan awan yang begitu gelap serta suara gemuruh yang seketika itu dapat merusak
pada pendengaran kaum Madya. Kemudian Allah juga mendatangkan azabnya berupa
gempa bumi dahsyat yang mengguncang bumi yang mereka tempati.
Dalam menjalankan dakwahnya, beliau juga memiliki semangat juang yang begitu
besar. Meski mendapat perlakuan yang tidak baik dari kaum Madyan, beliau tidak
menyerah begitu saja dan terus menjalankan dakwah.
Beliau juga tidak mencintai dunia melebihi cintanya kepada Allah, sebab beliau yakin
bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak lain dan tidak bukan
hanya untuk beribadah kepada-Nya.
NABI MUSA ALAIHISSALAM
ِ َاب تَ َما ًما َعلَى الَّ ِذي َأحْ َسنَ َوتَ ْف
َذاt َ) َوه154( َصياًل لِ ُكلِّ َش ْي ٍء َوهُدًى َو َرحْ َمةً لَ َعلَّهُ ْم بِلِقَا ِء َربِّ ِه ْم يُْؤ ِمنُون َ ثُ َّم آتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت
)155( َك فَاتَّبِعُوهُ َواتَّقُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون ٌ ِكتَابٌ َأ ْن َز ْلنَاهُ ُمبَا َر
“Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk
menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk
menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman
(bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.” (QS. Al An'am ayat 154).
2. Membelah Laut Merah
Peristiwa itu terjadi kala Nabi Musa as dan para pengikutnya yang telah beriman
kepada Allah SWT dikejar Fir'aun dan bala tentaranya hingga Musa terjepit di tepi laut.
Kemudian Musa diperintahkan Allah SWT untuk memukulkan tongkatnya ke lautan
hingga terbelah dan dijadikan sebagai jalan untuk lari dari kejaran Fir'aun. Allah SWT
berfirman:
َأ ْتبَ َعهُ ْمtَى فtا َوال ت َْخ َشtt افُ َد َر ًكtا اَل تَ َخtْر بِ ِعبَا ِدي فَاضْ ِربْ لَهُ ْم طَ ِريقًا فِي ْالبَحْ ِر يَبَ ًس
ِ َولَقَ ْد َأوْ َح ْينَا ِإلَى ُمو َسى َأ ْن َأس
)79( ض َّل فِرْ عَوْ نُ قَوْ َمهُ َو َما هَدَى َ ) َوَأ78( فِرْ عَوْ نُ بِ ُجنُو ِد ِه فَ َغ ِشيَهُ ْم ِمنَ ْاليَ ِّم َما َغ ِشيَهُ ْم
“Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah kamu dengan hamba-
hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di
laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)."
Maka Fir’aun dengan bala tentarannya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut
yang menenggelamkan mereka. Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak
memberi petunjuk.”(QS. Thaha ayat 77-79).
3. Tongkat Jadi Ular
Mukjizat Nabi Musa as yakni memiliki tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar.
Mukjizat ini dikeluarkan Nabi Musa as kala menghadapi para tukang sihir Raja Fir'aun.
{َخَف ٌّ ك فَلَ َّما َرآهَا تَ ْهت َُّز َكَأنَّهَا َج
ْ ان َولَّى ُم ْدبِرًا َولَ ْم يُ َعقِّبْ يَا ُمو َسى اَل ت َ صا ِ َوَأ ْل
َ ق َع
“dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa
melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang
tanpa menoleh, "Hai Musa janganlah kamu takut.” (An-Naml: 10)
4. Tangan Memancarkan Sinar
Mukjizat Nabi Musa as berikutnya adalah tangan yang memancarkan cahaya atau sinar.
Kala menghadapi para penyihir dan Raja Fir'aun, Nabi Musa memasukkan tangannya ke
dalam ketiaknya, maka setelah dikeluarkan tangannya memancarkan sinar yang putih
bukan karena penyakit. Fir'aun berkata kepada Musa, "Ini adalah sihir yang kamu buat
untuk menyihir kami dan menguasai orang-orang agar mereka mengikutimu, lalu engkau
melawan kami bersama mereka; hal itu tidak akan terjadi. Sesungguhnya kami pun
mempunyai ahli sihir yang pandai bersihir seperti kamu, maka janganlah kamu merasa
besar diri dengan apa yang kamu miliki." (QS. Thaha ayat 57-59). Dalam ayat lain
disebutkan:
َ َ() لِنُ ِري22( ْضا َء ِم ْن َغي ِْر سُو ٍء آيَةً ُأ ْخ َرى
23ك ِم ْن آيَاتِنَا ْال ُكب َْرى َ ك ت َْخرُجْ بَي
َ ك ِإلَى َجنَا ِح
َ َواضْ ُم ْم يَ َد
“Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa
cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari
tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.” (QS. Thaha ayat 22-23)
5. Mengeluarkan Air dari Batu
Mukjizat Nabi Musa as lainnya yakni
س َّم ْش َربَهُ ْم ۖ ُكلُواٍ ت ِم ْنهُ ْاثنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينًا ۖ قَ ْد َعلِ َم ُكلُّ ُأنَا
ْ ك ْال َح َج َر ۖ فَانفَ َج َر َ َوِإ ِذ ا ْستَ ْسقَ ٰى ُمو َس ٰى لِقَوْ ِم ِه فَقُ ْلنَا اضْ ِرب بِّ َع
َ صا
ْ َأْل
ِ ْق ِ َواَل تَ ْعثَوْ ا فِي ا ر
َض ُمف ِس ِدين هَّللا ِ َوا ْش َربُوا ِمن ر ِّْز
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman,
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu!" Lalu memancarlah darinya dua belas mata air.
Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan
minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi
dengan berbuat kerusakan.”
6. Selamat dari Peti
Musa dilahirkan di masa Fir'aun dan bala tentaranya membunuh semua bayi laki-laki yang
lahir tahun itu. Maka ibu Musa membuat sebuah peti untuk Musa yang masih
disusukannya, lalu meletakkan Musa di dalam peti itu dan menghanyutkannya ke Sungai
Nil. Lalu atas kuasa Allah SWT, Musa kecil selamat dan diasuh istri Fir'aun.
}فَ ْالتَقَطَهُ آ ُل فِرْ عَوْ نَ لِيَ ُكونَ لَهُ ْم َع ُد ًّوا َو َح َزنًا
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan
kesedihan bagi mereka.” (Al-Qashash: 8) Yakni sebagai suatu takdir yang telah ditetapkan
oleh Allah Swt. Dalam saat yang sama mereka membunuh bayi-bayi kaum Bani Israil
karena mereka takut akan kelahiran Musa. Maka Allah memutuskan hal yang lain, karena
Dialah yang memi liki kekuasaan Yang Mahabesar dan takdir yang sempurna, bahwa
tidaklah Musa dipelihara kecuali di dalam asuhan Fir'aun dan makan serta minum dari
makanan dan minumannya setelah Allah menanamkan rasa kasih sayang kepada Musa di
dalam hati Fir'aun dan istrinya.
7. Menghukum Fir'aun dengan Angin Topan, Banjir, dan Wabah Belalang
Mukjizat Nabi Musa lainnya yakni mendatangkan angin topan dan hujan lebat sebagai
hukuman atas keingkaran Fir'aun dan penduduknya. Allah SWT berfirman:
َت فَا ْستَ ْكبَرُوا َو َكانُوا قَوْ ًما ُمجْ ِر ِمين
ٍ ت ُمفَصَّال َّ الطوفَانَ َو ْال َج َرا َد َو ْالقُ َّم َل َوال
ٍ ضفَا ِد َع َوال َّد َم آيَا ُّ فََأرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ُم
“Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai
bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang
berdosa. Dan ketika mereka ditimpa azab.” (QS. Al Qashah ayat 133).
8. Menjadikan Harta Benda Fir'aun dan Semua Makanan Jadi Batu
Musa berkata.”Ya Tuhan kami. sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan
kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami.
binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak
beriman sehingga mereka melihat siksaan yang pedih” (QS. Yunus: 88) Doa yang
dipanjatkan oieh Nabi Musa a.s. ini merupakan ungkapan kemarahannya demi membela
Allah dan agama-Nya terhadap Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, karena menurut
pandangannya mereka telah jelas tidak ada manfaatnya dan tiada kebaikan barang sedikit
pun dalam diri mereka.
9. Menenggelamkan Qarun dan Harta Bendanya ke Bumi
Selain menghadapi Raja Fir'aun yang kejam dan ingkar, Nabi Musa juga menghadapi
pemuka Mesir saat itu yang kaya raya yakni Qarun. Disebutkan oleh Ibnu Abbas, bahwa
Qarun masih saudara Nabi Musa dan hafal isi Taurat, namun mengingkari isi dan kenabian
Nabi Musa.
Harun adalah salah satu Nabi yang diciptakan oleh Allah untuk menemani dan
membantu Nabi Musa di dalam menegakkan ajaran Allah. Diangkat Nabi Harun menjadi
seorang Rasul adalah pada tahun 1450 an SM. Ia ditugaskan untuk melakukan dakwah dan
memberi peringatan kepada Fir’aun dan juga Bani Israil di Mesir. Untuk menginjak jalan
yang lurus, yakni ajaran Allah swt.
Nabi Harun As di anugrahi kelebihan yang sangat luar biasa, dalam beliau
berbicara sangatlah pandai. Dan mempunyai pendirian yang sangat tegas dan berani.
Sehingga, beliau di tugaskan untuk mendampingi Nabi Musa dalam berdakwah
menegakkan ajaran Allah swt. Bahkan, kelebihannya dalam diakui oleh Nabi Musa dalam
riwayatnya.
Beliau pun di tetapkan sebagai juru bicara Nabi Musa As. Tentu saja bukan tanpa
ada alasan Nabi harun di angkat menjadi juru bicara Nabi Musa As. Pada suatu hari, saat
Firaun menyuruh Nabi Musa untuk memilih api dan juga roti, pada saat itulah lidah Nabi
Musa As menjadi kaku dan tidak dapat berbicara dengan fasih. Allah pun memberikan
petunjuk kepada Nabi Musa untuk memilih api agar beliau selamat dari Fir’aun.
Dengan hadirnya Nabi Harun di samping Nabi Musa, bisa meringankan beban
dakwah yang dipikul oleh Nabi Musa. Bahkan, Nabi Harun As juga sering membantu dan
menggantikan posisi Nabi Musa untuk memimpin para umat. Salah satunya adalah Fir’aun
yang Nabi Harun yang di hadapinya, Firaun adalah sosok ayah angkat Nabi Musa As.
Ketika Nabi Musa Dan Nabi Harun Aa sedang memberikan suatu peringatan dan
arahan kepada Fir’aun. Fir’aun pun sangat marah kepada Nabi Musa, karena Nabi Musa
yang dirawatnya sejak kecil justru menentang atas kekuasaan Fir’aun.
Bahkan, Fir’aun pun menegaskan bahwa Nabi Musa adalah orang gila yang
mengaku menjadi rosul. Karena Fir’aun sama sekali tidak percaya akan di utusnya Nabi
Musa menjadi Rosul. Kemudian, Fir’aun meminta suatu bukti kepadanya sehingga
kerasulan Nabi Musa As bisa diakui, permintaanya pun di turuti oleh Nabi Musa.
Kemudian Nabi Musa langsung melemparkan tongkatnya, dan seketika itu tongkat
tersebut berubah menjadi ular. Ketika Nabi Musa mengulurkan tangannya terhadap ular
tersebut, ular itu pun menjadi sebuah tongkat kembali. Dan saat Nabi Musa As
memasukkan tangan ke saku, maka keluarlah cahaya putih yang berkilau.
Menyaksikan hal tersebut, Fir’aun pun langsung menuduh Nabi Musa bahwa ia
adalah seorang penyihir. Namun, Nabi Musa dan Nabi Harun As sama sekali tidak
menyerah akan perjuanganya. Akhirnya, Nabi Musa di tandingkan dengan penyihir-
penyihir lainnya. Namun, saat Nabi Musa As tampil, semua orang terheran-heran. Karena
semua orang mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Musa As bukanlah sihir.
Setelah menyaksikan sendiri, para penyihir pun ada yang mengakui bahwa mukjizat Nabi
Musa As, mendengar hal tersebut, Fir’aun pun merasa geram dan dendam terhadap Nabi
Musa.
Kitab Taurat tersebut beliau terima selama 40 hari. Di sinilah Nabi Musa
meninggalkan kaumnya untuk sementara dan di gantikan kepemimpinanya oleh Nabi
Harun As. Karena beliau merasa khawatir akan kembalinya kaum Bani Israil membuat
suatu kerusakan jika di negeri tersebut tidak ada yang memimpin. Karena itulah, Nabi
Musa memberi amanat kepada Nabi Harun As untuk menggantikan kepememimpinanya.
Namun, dalam pimpinan Nabi Harun As, ada permasalahan yang tidak dapat beliau
atasi. Semua kaum Bani Israil kembali menyembah berhala dan membuat sebuah patung
sapi berbahan dasar emas yang mereka bawa. Hal ini bisa terjadi karena atas bujukan dan
pengaruh Samiri.
Melihat hal tersebut, sebenarnya Nabi Harun As sudah berusah dengan sungguh-
sungguh untuk mengingatkan mereka. Namun mereka semua menghiraukan peringatan
tersebut, semua Kaum Bani Israil tetap menyembah patung sapi dari emas yang mereka
buat sendiri.
4. Nabi Musa
Hingga tibalah waktunya Nabi Musa As kembali ke lokasi kaumnya di gunung
Sinai. Nabi Musa pun marah besar saat melihat perilaku kaumnya yang kembali
menyembah berhala. Selain marah kepada kaumnya, beliau juga marah kepada Nabi Harun
karena dianggap tidak bisa menjaga amanah yang ia berikan selama ia pergi.
Karena merasa kecewa dan marah kepada Nabi Harun, Nabi musa pun memegangi
kepala dan juga janggutnya seraya berkata:“Hai Harun, apa yang sudah menghalangi saat
engkau menyaksikan bahwa mereka telah sesat? (QS Taaha: 92)” Untuk mengikuti
perjalananku ke gunung Sinai bersama dengan kaum yang beriman, apakah engkau
memilih untuk melanggar perintahku dengan kesengajaan?”(QS Taaha: 93).
Mendengar hal tersebut, akhirnya Nabi Harun pun menjawab: “Wahai engkau
yang menjadi putra ibuku. Jangan kau ambil janggut dan juga rambutku. Aku merasa
takut jika engkau nantinya akan mengatakan, engkau telah memecah kaum Bani Israil dan
tidak lagi mengindahkan apa yang aku katakan’’ (QS Thaaha: 94).
Kemudian Nabi Harun pun menjelaskan apa yang telah terjadi selama di tinggalkan
Nabi Musa. Bahwasanya ia sudah memberikan peringatan kepada kaum Bani Israil.
Namun, mereka tetap membangkang dan menghiraukan bahkan hampir membunuh Nabi
Harun As. Setelah itu, beliau juga menjelaskan bahwa yang memicu semua ini adalah
pengaruh dari Samiri. Setelah di jelankan oleh Nabi Harun, salah faham antara Nabi Musa
dan Nabi Harun pun berakhir. Selanjutnya, Nabi Musa pun menghacurkan seluruh patung
yang ada hingga tak tersisa satu pun.
Sesudah kejadian tersebut, Allah pun memberitahu kepada Nabi Musa bahwa Nabi
Harun sudah bersungguh-sungguh berusaha untuk menghentikan mereka. Namun yang ia
lakukan tak menuaikan hasil. Akhirnya, Nabi Musa pun merasa tenang karena saudaranya
tidak melakukan perbuatan syirik terhadap Allah.
Dan pada akhirnya, Nabi Musa pun sadar bahwa Nabi Harun telah menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baik mungkin. Sehingga, Nabi Musa pun memohon ampun
kepada Allah atas segala kesalahan yang beliau dan saudaranya telah lakuka. Sedangkan
Samiri yang telah mengajak umatnya menyimpang akhirnya di asingkan dan tidak
diperbolehkan lagi bergaul dengan kaumnya.
Karena ulahnya, Samiri pun terkena suatu azab, yang mana apabila dirinya
disentuh ataupun menyentuh manusia, maka tubuhnya akan terasa panas. Itulah yang akan
menjadi siksaan yang akan ia alami baik di dunia maupun di akhirat nanti. Sesaat sesudah
itu, Nabi Musa pun memberikan perintah kepada kaumnya untuk bertaubat kepada Allah
dengan bersungguh-sungguh.
Bumi telah menutup kehidupan mereka, semua itu karena berbuatan dari mereka
sendiri yang semena-mena dan berbuat kedzaliman terhadap Nabiyullah. Setelah di lahap
olrh bumi, kemudian keluarlah api besar yang langsung dikirimkan oleh Allah pada kala
itu, Api tersebut membskar semua orang yang ada, termasuk 250 orang Israel yang turut
memberontak kepada Nabi Musa dan Nabi Harun As, Na’udubillah.
Keesokan harinya, semua kaum bani israil merasa heran dan kagum dengan Nabi
Musa dan Nabi Harun. Sesaat setelah itu, turunlah wahyu dari Allah untuk Nabi Musa dan
Nabi Harun untuk menuju ke tengah-tengah umat. Dan pada akhirnya mereka membuat
suatu perdamaian kepada semua ummat.
Pada saat itu, Nabi Harun dan Nabi Musa mendaki gunung tersebut bersama salah
seorang putranya yang bernama Eleazar. Hal ini mereka beliau laksanakan karena atas
perintah Allah. Setelah sampai, Nabi Musa pun melepaskan pakaian Nabi Harun,
Kemudian memakaikannya kepada putra Nabi Harun yaitu Eleazar.
Setelah Nabi Musa memakaikan baju Nabi Harun kepada putranya, Nabi Harun
pun di jemput oleh Malaikat maut di puncak gunung Hor tersebut. Kemudian, Berita
tentang meninggalnya Nabi Harun pun terdengar olah semua umat. Bangsa Israel pun
menangisinya karena merasa kehilangan sosok panutan, bahkan hingga mencapai 30 hari
sesudah kematiannya.
Nabi Harun As meninggal dunia tepat setelah 40 tahun bangsa Israel keluar dari
kawasan Mesir. Dan berdasarkan kepercayaan Islam, makam Nabi Harun As terletak di
kawasan gunung Harun. Tempat ini tergolong sangat dekat dengan Petra yang terletak di
Yordania.
1. Kemampuan Berdakwah
Nabi Harun memiliki kemampuan berdakwah dengan gemilang.
2. Kepandaian Tersendiri dalam Berdakwah
Nabi Harun memiliki kepandaian tersendiri dalam berdakwah menyeru kepada
ajaran Allah.
3. Tongkat Berbunga
Suatu waktu, kaum Bani Israil akan melakukan pengangkatan pemimpin. Namun,
mereka belum menentukan sosok yang pantas untuk menjadi pemimpin mereka.
Setiap pemimpin suku Bani Israil diminta untuk meletakkan tongkat masing-masing di
dalam sebuah tempat yang suci. Nabi Harun ikut memasukkan tongkat miliknya juga.
Keesokan harinya, Nabi Musa melihat tongkat milik Nabi Harun bertunas dan berbunga.
Dibawalah semua tongkat para pemimpin suku Bani Israil dan juga tongkat Nabi Harun.
Tongkat yang bertunas dan berbunga ini menjadi tanda dari Allah SWT bahwa Allah telah
memilih Nabi Harun sebagai pemimpin Bani Israil. Semua ini adalah mukjizat dari Allah
SWT.
4. Pandai Berbicara
Mukjizat yang dimiliki Nabi Harun adalah pandai berbicara. Ia lebih fasih
berbicara daripada Nabi Musa. Nabi Harun sangat piawai dalam berdakwah dan
berkomunikasi, bahasa yang digunakan sangat jelas dan tegas. Keberadaan Nabi Harun
sangat membantu untuk menghadapi Bani Israil yang ahli berdebat.
Selain itu, Nabi Harun juga berperan penting dalam perdebatan yang terjadi antara
Nabi Musa dengan Raja Fir’aun. Perdebatan yang terjadi sangat sengit, namun dengan
bantuan Nabi Harun, Nabi Musa berhasil membawa Bani Israil dari Negeri Mesir.
1. Amanah
Sifat teladan lain dari Nabi Harun ialah ia merupakan nabi yang dapat menjaga
Amanah. Nabi Harun tidak pernah meninggalkan kaumnya karena menjaga amanat dari
Nabi Musa yang telah menyerahkan Bani Israil kepadanya.