Anda di halaman 1dari 32

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KISAH PARA NABI

Disusun Oleh:
Aisyah Aliyya Putri Azzahra (02)
Diva Oktavina Auliya Iswara (09)
Hafsa Nur Madina (14)
Inggit Melany (15)
Putri Anastasya (26)
Rezalina Dwi Yuniar (29)
Zahra Trias Aulia (32)

SMP NEGERI 1 MAOSPATI


TAHUN AJARAN 2023/2024
NABI YUSUF ALAIHISSALAM

SEJARAH KENABIAN NABI YUSUF A.S


1. Masa Kecil Nabi Yusuf A.S
Nabi Yusuf merupakan anak dari Nabi Yakub. Ia adalah anak paling bungsu di
antara semua saudara-saudaranya yang berjumlah 11 orang. Suatu ketika, Nabi Yusuf
mengalami sebuah mimpi dimana dalam mimpi tersebut ia melihat 11 bintang, matahari,
dan bulan semuanya tunduk dan bersujud kepada dirinya.
Pasca mengalami mimpi yang tak biasa itu, ia pun segera menceritakan kepada
ayahnya, Nabi Yakub. Mendengar apa yang diceritakan oleh anak bungsunya, nabi Yakub
pun merasa yakin jika mimpi itu sebenarnya adalah pertanda dari Allah SWT jika kelak
Yusuf akan diangkat menjadi seorang nabi.
Di sisi lain, Nabi Yakub juga memiliki firasat jika di antara semua anaknya, anak
bungsunya itulah yang akan menjadi penerus estafet kenabiannya kelak. Sayangnya,
peristiwa ini justru menimbulkan kecemburuan besar di kalangan saudara Nabi Yusuf.
Mereka merasa jika sang ayah lebih sayang kepada Nabi Yusuf daripada 11 saudaranya
yang lain. Hingga suatu ketika, Nabi Yusuf dibuang ke sumur oleh para saudaranya. Kisah
ini diceritakan dalam Al-Qur'an surah Yusuf ayat 7-10. Kecemburuan yang dirasakan
saudara-saudaranya itu pun kian hari makin membesar, sehingga suatu ketika mereka
semua merencanakan suatu perbuatan tercela untuk mencelakakan Nabi Yusuf. Kesebelas
saudaranya itu berniat untuk menyingkirkan Nabi Yusuf kecil dengan cara membuangnya
ke sumur yang amat dalam. Mulanya, pada Al-Qur'an surat Yusuf ayat 11-14 dijelaskan,
saudara Nabi Yusuf tersebut membujuk ayah mereka agar mengizinkan Yusuf pergi
bermain dengan mereka. Rencana itu pun benar-benar dilaksanakan oleh para saudara
Nabi Yusuf. Ketika sang ayah menanyakan keberadaan anak bungsunya itu, saudara-
saudaranya pun berbohong dengan mengatakan jika Nabi Yusuf sudah dimakan serigala.
Selama berada di dalam sumur yang gelap dan dalam itu, Nabi Yusuf ternyata
mampu tetap tenang dan tidak merasakan gelisah atau cemas sama sekali. Padahal,
lazimnya anak seusia Nabi Yusuf saat itu akan menangis ketakutan karena berada di sumur
yang gelap tanpa ada yang menemani dan tidak bisa keluar.
Setelah sekian lama berada di dalam sumur, akhirnya Nabi Yusuf berhasil selamat
setelah rombongan pedagang menemukan dan mengangkatnya dari sumur. Sayangnya para
pedagang itu tidak benar-benar berniat menyelamatkan Nabi Yusuf. Karena setelah
mengeluarkannya dari sumur, Nabi Yusuf justru dibawa oleh rombongan pedagang itu ke
Mesir dan dijual sebagai budak.
2. Kisah Nabi Yusuf A.S dan Zulaikha
Para pedagang itu sangat senang saat ada yang membeli Nabi Yusuf sebagai budak.
Untungnya, orang yang membeli Nabi Yusuf merupakan orang baik dan memperlakukan
dirinya dengan baik serta memberinya tempat tinggal yang layak. Usut punya usut, orang
yang membeli Nabi Yusuf itu adalah seorang menteri dan memiliki istri yang bernama
Zulaikha. Melihat paras Nabi Yusuf yang rupawan, Zulaikha ternyata mulai merasakan
ketertarikan padanya. Dalam Surat Yusuf ayat 23 sampai 29 menunjukkan bahwa Istri
pembesar Mesir, Zulaikha merayu Yusuf untuk bersedia menuruti hasratnya. Sayangnya,
Zulaikha tak dapat menahan ketertarikan itu dan justru berusaha menggoda Nabi Yusuf
dan membujuknya untuk memenuhi hasratnya.
Nabi Yusuf tentu menolak bujuk rayu dari Zulaikha. Akan tetapi, Zulaikha tetap
tak mengurungkan niatnya dalam menggoda Nabi Yusuf. Keimanan kuat yang dimiliki
Nabi Yusuf membuatnya sama sekali tak tergoda meskipun Zulaikha telah berusaha
menggodanya berkali-kali.
Frustrasi karena usahanya menaklukkan Nabi Yusuf tak kunjung berhasil, akhirnya
Zulaikha nekat dan melakukan pemaksaan kepada Nabi Yusuf, namun lagi-lagi hanya
penolakan yang diterimanya. Tak terima dengan penolakan tersebut, Zulaikha yang marah
memutuskan untuk memfitnah Nabi Yusuf dengan mengadu ke suaminya dan mengatakan
jika Nabi Yusuf selama ini berusaha menggodanya.
Akibat fitnah dari Zulaikha, Nabi Yusuf pun dijebloskan ke penjara. Untungnya,
kebenaran terkait pertengkaran Nabi Yusuf dan Zulaikha berakhir dengan adil karena Nabi
Yusuf terbukti tidak bersalah.
3. Nabi Yusuf A.S Menafsirkan Mimpi Raja
Raja yang memerintah di zaman Nabi Yusuf terkenal sering mengalami mimpi
aneh dan unik sehingga membuatnya kerap meminta pertolongan kepada dukun-dukun di
masa itu. Sayangnya, tak seorang pun dari dukun tersebut yang mampu memberikan tafsir
mimpi memuaskan bagi sang raja.
Sampai akhirnya, Nabi Yusuf mencoba menggunakan kemampuan tafsir mimpinya
untuk menafsirkan mimpi yang dialami sang raja. Mimpi Al Aziz telah dijelaskan dalam
surat Yusuf ayat 43 dan 44. Mendengar tafsir mimpi yang disampaikan oleh Nabi Yusuf,
sang raja pun tertarik dengannya.
4. Nabi Yusuf A.S Menjadi Kementrian Keuangan Negara
Takwil mimpi oleh Nabi Yusuf terhadap sang Raja membuat dirinya akhirnya
diangkat sebagai Menteri Keuangan Negara. Penafsiran yang dilakukannya ternyata
berhasil menjadi kenyataan. Penduduk Mesir pun diperintahkan untuk bercocok tanam saat
menghadapi musim paceklik di waktu ke depan.
Apa yang diperintahkan Nabi Yusuf kepada orang Mesir nyatanya berkebalikan
dengan kebiasaan sehari-harinya. Mereka pun merasa jika mendapatkan hasil lebih baik
daripada sebelumnya. Fakta ini menunjukkan bahwa suatu negara bisa berhemat secara
sederhana untuk menghadapi masa-masa sulit.
5. Pertemuan Nabi Yusuf A.S dengan Keluarganya
Saat Nabi Yusuf menjabat sebagai menteri di wilayah Mesir, saudara-saudara Nabi
Yusuf ternyata datang meminta bantuan ke Mesir karena mereka menjadi korban krisis
paceklik yang terjadi. Peristiwa inilah yang mempertemukan kembali Nabi Yusuf dengan
saudara-saudaranya. Di momen pertemuan itu saudara-saudaranya meminta maaf atas
perbuatan mereka di masa lalu.
Setelah itu, Nabi Yusuf meminta saudara-saudaranya membawa serta seluruh
anggota keluarga yang lain, termasuk sang ayah. Nabi Yusuf bermaksud mengajak seluruh
keluarganya untuk tinggal bersamanya agar terhindar dari musim paceklik yang
mengancam.
Saat itulah Nabi Yusuf akhirnya berjumpa kembali dengan sang ayah, Nabi Yakub.
Pertemuan mereka berdua diabadikan di dalam Al-Qur’an, tepatnya di Surat Yusuf ayat
99-100.
6. Kepemimpinan Nabi Yusuf A.S
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar tentang Yusuf dari berbagai sumber,
akhirnya membuatnya tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Kecerdasan otak,
pengetahuan luas, kesabaran dan kejujuran serta akhlaknya menjadi alasan untuk diangkat
sebagai Wakil Raja Mesir.
7. Tujuh Tahun Kepemimpinan Nabi Yusuf A.S
Sebagai penguasa bijaksana, Nabi Yusuf selalu memuliakan tugasnya dengan
sering mengadakan kunjungan ke daerah kekuasaannya. Tujuannya untuk berkenalan
dengan rakyat jelata agar segala rancangan dan kebijakannya bisa dilaksanakan secara
tepat sasaran. Dalam tujuh tahun pertama kepemimpinannya, Nabi Yusuf menjalankan
pemerintahan dengan rakyat Mesir yang hidup tentram dan aman. Semua keperluan warga
pun berhasil tercukupi secara merata. Seluruh lapisan masyarakat bisa menjangkaunya
tanpa terkecuali.
8. Musim Panas dan Paceklik Tiba
Berkat kepengurusan dari Nabi Yusuf yang begitu bijaksana, datangnya musim
panas dan paceklik tiba tidak membuat rakyat kebingungan akan bahan makanan. Mereka
pun hidup tenteram tanpa ada rasa khawatir akan krisis pangan bahkan derita kelaparan
seperti masa sebelumnya.
Kabar inipun membuat banyak orang datang dari desa dan kota pinggir Mesir atau
negara lain. Mereka mengaku jika kekurangan bahan pangan dan mengharap pertolongan
dari Nabi Yusuf agar bisa membeli gandum sebagai stok sementara. Diantaranya bahkan
merupakan saudara sang Nabi sendiri.

MUKJIZAT KENABIAN NABI YUSUF A.S


Dari cerita itu, kita dapat menarik kesimpulan tentang mukjizat yang dimiliki oleh
Nabi Yusuf.
1. Memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang tegap.
2. Doa Nabi Yusuf merupakan salah satu doa yang dikabulkan oleh Allah SWT.
3. Nabi Yusuf mampu menafsirkan mimpi.
4. Nabi Yusuf pandai dalam berpidato dan mengatur keuangan negara.
SIFAT SIFAT NABI YUSUF A.S YANG WAJIB DITELADANI
1. Tidak Pendendam
Nabi Yusuf as sering kali dibenci oleh saudara saudaranya, bahkan hingga
dicelakai oleh mereka. Namun nabi Yusuf sama sekali tidak berniat membalas perbuatan
mereka.
2. Sabar
Nabi Yusuf melalui banyak sekali ujian yang dilalui mulai dari perbuatan Saudara
saudaranya, kecantikan Zulaikha dan kekejaman para pedagang budak.
3. Taat dan Berbakti kepada Orangtua
Nabi Yusuf as memiliki rasa berbakti yang sangat tinggi terhadap orang tuanya
termasuk nabi Yaqub a.s.
4. Cerdas dan Pintar
Nabi Yusuf memiliki kelebihan ilmu terutama dalam bidang ekonomi dan
kebutuhan pangan, sehingga beliau diangkat sebagai kepala gudang makanan di Mesir kala
itu.
5. Mampu Menahan Hawa Nafsu
Kala sebelum nabi Yusuf a.s dimasukkan ke dalam penjara, nabi Yusuf a.s digoda
oleh istri raja yakni Siti Zulaikha yang cantik jelita tetapi nabi Yusuf mampu menahan
hawa nafsunya.
6. Tidak Sombong
Nabi Yusuf a.s memiliki ketampanan yang luar biasa tetapi ia tidak pernah
menyombongkan ketampanannya.
7. Bijaksana
Nabi Yusuf menerima kepercayaan bagian kepimpinan di Mesir kala itu karena
sifat bijaksana yang ia miliki.
8. Adil
Nabi Yusuf a.s dikenal dengan keadilannya saat memimpin, ia sering kali memberi
bahan pokok kepada masyarakat tanpa perhitungan.
9. Pemaaf
Ketika nabi Yusuf a.s didatangi oleh saudara saudaranya yang dahulu
mencelakainya, beliau langsung memaafkan mereka walaupun mereka telah mencelakai
nabi Yusuf dahulu.
10. Pemberani
Nabi Yusuf a.s adalah orang yang berani menegakkan sebuah kebenaran dan
keadilan.
11. Amanah
Nabi Yusuf adalah pemimpin yang sangat dicintai oleh para rakyatnya. Sebab ia
selalu menjalankan roda pemerintahan dengan amanah dan adil sehingga masyarakat
mampu hidup sejahtera, makmur dan harmonis.

SIFAT-SIFAT NABI YUSUF A.S YANG PANTAS DIJADIKAN


TELADAN
1. Tidak Sombong dengan Ketampanannya
Nabi Yusuf dikenal sebagai nabi yang memiliki ketampanan luar biasa. Wajah
bersih dan tampan membuat para wanita pada zaman itu tergila-gila. Bahkan ada sebuah
kisah para wanita memotong jari mereka sendiri akibat terpesona dengan ketampanan Nabi
Yusuf.
Meskipun dikaruniai wajah tampan rupawan, Nabi Yusuf tetap bersikap rendah hati
dan tidak mendambakan pujian dari orang lain. Bahkan ia menganggap ketampanannya
adalah ujian yang perlu ia lalui dengan ketaatan kepada Allah. Kerendahan hati inilah yang
tentu menjadi pelajaran penting untuk diteladani semua orang terutama kaki-laki, bahwa
ketampanan hanya titipan Allah yang sewaktu-waktu bisa hilang.
2. Senantiasa Menjaga Hawa Nafsunya
Dengan ketampanan yang dimiliki, biasanya seseorang akan mudah tergoda dan
kesulitan menahan hawa nafsunya. Namun berbeda dengan Nabi Yusuf, meskipun
mendapat godaan dari banyak wanita cantik, Nabi Yusuf senantiasa menjaga hawa
nafsunya. Nabi Yusuf mampu mengendalikan hawa nafsunya sehingga tidak terjerat
dengan godaan setan. Rayuan dari banyak wanita tidak ia tanggapi, ia justru malah
semakin meningkatkan imannya kepada Allah Swt.
3. Tidak Menyimpan Dendam
Nabi Yusuf merupakan anak ke-12 yang paling berbeda dari saudara-saudaranya.
Sifat yang baik dari Nabi Yusuf membuatnya disayangi oleh orang tua dan orang di
sekitarnya. Hal itulah yang membuat semua saudara-saudaranya merasa iri. Sampai pada
tindakan Nabi Yusuf dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Meski kerap
diperlakukan tidak baik, Nabi Yusuf tidak pernah menyimpan dendam kepada saudara-
saudaranya. Inilah sifat yang perlu diteladani untuk selalu memaafkan kesalahan orang
lain. Sebab menyimpan dendam hanyalah akan menyakiti diri sendiri.
4. Selalu Waspada dengan Kemungkinan Buruk
Kisah Nabi Yusuf mengingatkan kepada manusia bahwa hal buruk bisa terjadi
kapan saja dan berasal dari mana saja. Suatu ketika Nabi Yusuf pernah diserang oleh
serigala dan rencana pembunuhan oleh saudaranya sendiri. Namun Nabi Yusuf bisa lolos
dari semua kemungkinan terburuk tersebut atas pertolongan dari Allah Swt.Hal itu
membuatnya selalu waspada dengan kemungkinan buruk yang terjadi dalam hidupnya. Hal
ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa hal buruk bisa menimpa siapa saja.
Dengan begitu sebaiknya kita menyiapkan mental untuk menghadapinya.
5. Selalu Sabar Menghadapi Cobaan Hidup
Cobaan dan ujian adalah satu paket tantangan yang dialami manusia selama hidup
di dunia. Hidup tanpa cobaan sebagaimana minuman tanpa gula, tidak ada rasanya. Namun
demikian banyak orang yang tidak sabar ketika menghadapi cobaan. Bahkan sebagian
orang sampai melakukan hal-hal yang buruk karena tidak kuat menghadapi cobaan yang
datang. Semestinya kita sebagai umat muslim belajar dari sifat Nabi Yusuf yang selalu
sabar menghadapi cobaan. Ia telah menjalani kehidupan yang keras. Mulai dari terpisah
dari orang tuanya, menghadapi godaan wanita, difitnah, dipenjara, hingga dimusuhi
saudara-saudaranya sendiri.
Berbagai cobaan yang dihadapi Nabi Yusuf tidak membuatnya putus asa. Justru ia
malah semakin meningkatkan iman dan takwa kepada Allah. Sebab sebagai umat Muslim
kita harus yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
NABI AYYUB ALAIHISSALAM

SEJARAH KENABIAN NABI AYYUB A.S


1. Nabi Ayyub Diberikan Limpahan Nikmat Oleh Allah
Sebelum ujian kesabaran menimpanya, Nabi Ayyub diberikan limpahan karunia
nikmat oleh Allah. Beliau dikaruniai badan sehat dengan wajah yang rupawan. Beliau juga
diberi anugerah berupa anak-anak keturunan yang baik dan seorang istri yang setia.
Menurut pendapat ulama yang paling populer, nama istri Nabi Ayyub adalah Rahma binti
Afraim bin Yusuf bin Ya’qub. Nabi Ayyub a.s. adalah anak dari  Nabi Ibrahim a.s. Beliau
adalah seorang Nabi dan Rasul Allah SWT. Menurut Ibnu Ishaq, Ayyub merupakan salah
seorang dari bangsa Romawi. Beliau adalah Ayyub ibn Maush ibn Razih ibn Aish ibn
Ishaq ibn Ibrahim al-Khalil. Ada pula yang berpendapat bahwa beliau adalah Ayyub ibn
Maush ibn Ra’wail ibn Aish ibn Ishaq ibn Ibrahim. Pendapat lainnya menyatakan bahwa
garis nasabnya tidak seperti itu. Ibnu Asakir menceritakan bahwa ibu Ayyub adalah putri
Nabi Luth a.s. Ada pula yang berpendapat bahwa ayahnya adalah seorang yang beriman
kepada Nabi Ibrahim.

Nabi Ayyub a.s. adalah seorang Nabi yang kaya raya, mempunyai banyak binatang
ternak seperti sapi, kambing, kuda, keledai dan unta. Beliau mempunyai banyak anak, laki-
laki dan perempuan. Nabi Ayyub a.s. adalah seorang yang selalu berbuat baik kepada
kaum fakir-miskin, yatim-piatu, dan setiap orang yang membutuhkan bantuan. Beliau juga
amat memuliakan tamunya. Kekayaan dan keturunan yang banyak itu tidak membuatnya
sombong, tetapi justru menambah ketakwaannya kepada Allah SWT.

Allah pun memberikan harta yang melimpah sehingga Nabi Ayyub menjadi
seorang yang kaya raya. Tak hanya berupa uang, harta tersebut juga mewujud dalam
bentuk tanah dan bangunan yang luas di daerah Batsniyyah, salah satu wilayah dari negeri
Huran. Dengan banyaknya nikmat yang telah Allah diberikan, Nabi Ayyub pun rajin
bersyukur. Beliau menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menyayangi sesama. Nabi
Ayyub rajin menyantuni anak yatim, janda, duafa, dan orang yang sedang dalam
perjalanan tapi tak punya uang untuk melanjutkan (ibnu sabil), serta memberi makan orang
miskin.

2. Allah Memberi Ujian kepada Nabi Ayyub A.S


Allah memberi ujian kepada Nabi Ayyub dengan mengambil kembali seluruh
nikmat berlimpah yang Dia berikan kepada beliau. Pertama, Allah timpakan kepada Ayyub
alaihissalam penyakit kulit di sekujur tubuhnya. Bahkan Ibnu Katsir menafsirkan, tidak
ada satu pori-pori pun dari tubuh Nabi Ayyub yang selamat dari penyakit judzam (kusta)
itu. Dengan itu Allah mengangkat nikmat paras beliau yang rupawan. Badannya yang
semula sehat, segar, dan bugar Allah angkat dengan menimpakan tubuh yang sangat lemah
karena penyakit itu. Saking lemahnya, dikisahkan Nabi Ayyub sampai tidak sanggup
berjalan sendiri untuk buang hajat ke kamar mandi, sehingga istri beliau harus menemani.
Putra-putri beliau pun Allah ambil, semuanya meninggal dunia. Tak sampai di situ,
harta Nabi Ayyub yang berlimpah dan tak ada yang menandingi jumlahnya juga Allah
tarik kembali.
Nabi Ayyub pun jatuh miskin. Ditambah dengan kondisi penyakitnya, semua orang
menjauhi beliau. Nabi Ayyub pun mengasingkan diri ke suatu tempat. Hanya istri beliau
yang setia menemani, juga dua orang sahabat beliau yang selalu mengunjungi.
Para ulama pun berselisih pendapat mengenai berapa lamanya Nabi Ayyub
menjalani ujian tersebut. Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ayyub sakit selama 18 tahun.
Ada juga yang berpendapat hanya tiga tahun saja. Sebagian ulama ada pula yang
menyebutkan bahwa Ayyub alaihissalam ditimpa musibah tersebut selama 7 tahun 7 bulan
7 hari.
3. Allah Mengembalikan sebagai Hadiah atas Keridhaan Nabi Ayyub A.S Menjalani
Ujian
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda sebagaimana diriwayatkan
oleh Anas bin Malik tentang berapa lama waktu Nabi Ayyub menjalani ujian ini:
“Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan
belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang
laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan
dan menemuinya.”
Istri Nabi Ayyub pun sangat kasihan melihat kondisi suaminya itu. Hingga pada
suatu hari saat membawakan makanan untuk Nabi Ayyub, sang istri mengusulkan sesuatu
kepada beliau “Wahai Ayyub, seandainya engkau mau meminta kepada Allah, tentu Dia
akan memberimu jalan keluar,” demikian saran istrinya yang tak tega melihat Ayyub
alaihissalam sakit demikian lama “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat
gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan
bagi semua yang menyembah Kami.”
Kisah tersebut sama dengan firman Allah pada Surah Sad ayat 41—44 di atas.
Allah mewahyukan kepada Nabi Ayyub untuk menghentakkan kaki beliau ke tanah.
Kemudian dari sana Allah pancarkan mata air yang sejuk. Nabi Ayyub pun bergegas
mandi di mata air tersebut hingga sembuhlah penyakit kulit dari badan
Akan tetapi, dalam bayangan istri Nabi Ayyub, beliau masih lemah dan
berpenyakit kulit, sehingga ia tidak menyangka bahwa sang suami akan sembuh lebih
cepat. Keduanya pun bersuka cita mengucap syukur kepada Allah.
Sesuai firman Allah pada Surah Al-Anbiya dan Surah Sad tersebut di atas, bahwa
Dia juga mengembalikan anggota keluarga Nabi Ayyub dengan jumlah yang berlipat
ganda. Harta Nabi Ayyub juga Allah kembalikan lagi sebagai hadiah atas keridhaan beliau
menjalani ujian. Dalam beberapa riwayat dikisahkan untuk mengembalikan harta kekayaan
Nabi Ayyub, Allah mengirimkan dua awan. Satu awan menaungi gundukan gandum,
sedangkan awan lainnya menaungi gundukan jewawut. Awan yang menaungi gundukan
gandum tersebut mengeluarkan “hujan” emas. Sementara awan yang menaungi juwawut
mengeluarkan perak. Dengan demikian harta Nabi Ayyub pun kembali melimpah.
Dalam versi yang lain, dikisahkan Nabi Ayyub memiliki dua peti. Satu peti tempat
menyimpan gandum dan satu lagi tempat menyimpan jewawut. Allah mengirimkan kedua
awan untuk menghujani peti gandum dengan emas hingga luber. Awan yang satu lagi
mengguyurkan perak ke peti jewawut hingga meluap pula.
Tak sampai di situ, Allah juga mengembalikan kekayaan Nabi Ayyub dengan cara
yang lain. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Nasa’i dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda: “Manakala Ayyub sedang mandi telanjang, sekelompok belalang dari emas jatuh
kepadanya, maka Ayyub memunguti dan menyimpan belalang itu di bajunya. Tuhan
memanggilnya, ‘Wahai Ayyub, bukankah Aku telah membuatmu kaya seperti yang kamu
lihat?’ Ayyub menjawab, ‘Benar ya Rabbi, akan tetapi aku selalu memerlukan keberkahan-
Mu.”

MUKJIZAT KENABIAN NABI AYYUB A.S


1. Selalu Bersyukur dan Tidak Pernah Mengeluh
Mukjizat pertama yang dimiliki Nabi Ayub AS adalah kesabaran yang begitu besar
dan tidak dimiliki oleh siapa pun. Selama diberi cobaan 18 tahun lamanya, Nabi Ayub
tidak pernah sekalipun mengeluh atau mengadu kepada Allah SWT. Beliau terus
bersyukur, bersabar, dan berikhtiar dengan bertobat dan beribadah.
2. Mengeluarkan Air dari Tanah untuk Menyembuhkan Penyakit
Penyakit yang diderita Nabi Ayub membuatnya semakin lemah dan sulit untuk
beribadah kepada Allah SWT. Beliau kemudian berdoa dan memohon kepada Allah SWT
agar dapat disembuhkan dan kembali beribadah.
Mendengar doanya, kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub untuk
menghentakkan kakinya ke tanah. Nantinya akan keluar air yang dapat digunakan mandi,
minum dan juga menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Setelah mengikuti perintah
Allah, Nabi Ayub pun sembuh.
Kisah ini sebagaimana yang telah tertuang dalam salah satu ayat Alquran surat
Shad ayat 42 yang berbunyi:
ۢ
ِ َ‫اُرْ ُكضْ بِ ِرجْ لِ ۚكَ ٰه َذا ُم ْغتَ َس ٌل ب‬
ٌ‫ار ٌد َّو َش َراب‬
Artinya: “ Allah berfirman, hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan
untuk minum.” (QS. Shad: 42)

SIFAT-SIFAT NABI AYYUB A.S YANG PANTAS DIJADIKAN


TELADAN
Salah satu tujuan Allah mengutus para Nabi dan Rasul adalah untuk menjadi
teladan bagi umat manusia. Demikian pula Nabi Ayyub, kisah beliau sarat hikmah yang
dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita, sebagai berikut
1. Bersyukur dan Bersabar
Seperti telah diceritakan di atas bahwa ketika Allah memberikan limpahan nikmat
dan harta kepada beliau, Nabi Ayyub rajin mensyukurinya. Beliau rajin beribadah
sehingga menjadi insan yang taqwa. Beliau juga rajin menyedekahkan harta kepada
mereka yang membutuhkannya.
Sebaliknya, ketika Allah memberikan ujian kepada beliau, Nabi Ayyub pun
memiliki kesabaran tingkat tinggi. Meski menderita karena penyakit dan kemiskinannya,
Nabi Ayyub tak pernah mencela Allah.
Berbicara mengenai kesabaran yang dimiliki Nabi Ayyub As, Allah SWT sudah
berfirman melalui Al-Qur'an surah Sad ayat 44 dengan bunyi: ‫ض ْغثًا فَاضْ ِربْ بِ ِه َواَل‬ ِ َ‫َو ُخ ْذ بِيَ ِدك‬
ٌ‫ ُد ۖ ِإنَّهُ َأوَّاب‬ttْ‫ابِرًا ۚ نِ ْع َم ْال َعب‬tt‫ص‬ ْ ‫ تَحْ ن‬Artinya: "Dan ambillah dengan tanganmu seikat
َ ُ‫ ْدنَاه‬tt‫َث ۗ ِإنَّا َو َج‬
(rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah.
Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba.
Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya)".
2. Harta dan Anak Hanyalah Titipan
Dari kisah Nabi Ayyub kita belajar bahwa semua harta dan anak-anak yang
dikaruniakan Allah hanyalah titipan di dunia. Pemilik sejati dari semua yang kita miliki
saat ini hanyalah Allah subhanahu wata’ala. Sewaktu-waktu Dia bisa mengambilnya
kembali. Karena itu kita hendaklah selalu rendah hati.
3. Berprasangka Baik kepada Allah
Meski menderita dalam waktu yang tidak singkat, Nabi Ayyub senantiasa
berprasangka baik kepada Allah. Tingginya keimanan yang beliau miliki membuat Nabi
Ayyub yakin bahwa semua yang Allah berikan adalah yang terbaik.
4. Selalu Menggantungkan Diri kepada Allah
Hal ini tercermin dalam kisah yang diceritakan oleh Rasulullah tentang Nabi
Ayyub yang memunguti belalang emas dan dialognya dengan Allah. Meski telah mendapat
“jaminan” kekayaan dari Allah, tetapi Nabi Ayyub masih tetap menggantungkan diri
beliau pada berkah dari-Nya.
5. Selalu Melaksanakan Nazar kepada Allah
Seperti yang dikisahkan dalam Surah Sad ayat 44 tentang solusi yang mudah bagi
Nabi Ayyub untuk melaksanakan nazar memukul istrinya. Melalui ayat tersebut Allah
memberitahukan kepada kita bahwa seperti apa pun kondisinya, nazar tetaplah harus
dilaksanakan.
Allah akan memberikan balasan hadiah atas kesabaran. Seperti kisah Nabi Ayyub
di atas, setelah mendapatkan bukti kesabaran beliau, Allah pun menggantikan
penderitaannya dengan nikmat yang berlimpah. Kesehatan, harta, dan anak-anak Nabi
Ayyub dikembalikan lagi dengan berlipat ganda.
6. Kaya Raya Namun Dermawan
Dikisahkan bahwa Nabi Ayyub As merupakan seorang nabi yang sangat kaya raya.
Harta bendanya melimpah ruah. Meskipun tak kekurangan apa pun dalam menjalani
kehidupan, ia tetap beriman kepada Allah SWT. Selain itu, dirinya juga dikenal sebagai
seorang yang dermawan. Diceritakan bahwa Nabi Ayyub As suka membagi-bagikan harta
bendanya. Baik berupa memberi makan untuk para fakir miskin, menyantuni janda, anak
yatim, serta ibnu sabil.
7. 18 Tahun Menghadapi Ujian
Dalam sebuah hadis riwayat Anas ibn Malik, disebutkan bahwa "Sesungguhnya
Nabiyullah Ayub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. "Baik
keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-
saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya,".
Seperti dikutip laman NU Online dalam judul "Kisah Nabi Ayub dan Kesabarannya" oleh
M. Tatam Wijaya, Nabi Ayyub As mengalami masa yang sangat sulit dalam menghadapi
cobaan itu. Bahkan, seluruh keluarga menjauh lantaran penyakit yang diderita serta kondisi
sang nabi yang mulai kehilangan harta benda. Meskipun demikian, ada satu orang istri dan
dua saudara yang tetap setia menemani beliau dan selalu memberikan makan. Setelah
sekian lama mengalami penderitaan, jika berdasarkan hadis di atas waktunya adalah
sekitar 18 tahun, kemudian Nabi Ayyub As memanjatkan doa kepada Allah SWT. Ia
meminta agar penyakitnya segera diangkat dan mendapatkan kesembuhan. Al-Quran surah
al-Anbiyâ’ ayat 83 dan 84 mengisahkannya sebagai berikut:
‫ادى‬t َ ْ‫ ِد ْينَ ۚ َواَيُّو‬t ِ‫ض ٍّر و َّٰاتَي ْٰنهُ اَ ْهلَهٗ َو ِم ْثلَهُ ْم َّم َعهُ ْم َرحْ َمةً ِّم ْن ِع ْن ِدنَا َو ِذ ْك ٰرى لِ ْل ٰعب‬
ٰ tَ‫ب اِ ْذ ن‬ ُ ‫فَا ْستَ َج ْبنَا لَهٗ فَ َك َش ْفنَا َما بِ ٖه ِم ْن‬
َ‫َّاح ِم ْين‬ ٓ
ِ ‫ۚ ربَّهٗ اَنِّ ْي َم َّسنِ َي الضُّ رُّ َواَ ْنتَ اَرْ َح ُم الر‬ َ
Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya
Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha
Penyayang dari semua yang penyayang". "Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami
lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan
(Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi
peringatan bagi semua yang menyembah Kami". Alhasil, Nabi Ayyub As memperoleh
kesembuhan atas penyakit yang sudah diderita selama belasan tahun dan ia kembali
menjalani kehidupan seperti layaknya yang dijalani sebelum hal itu terjadi.
NABI SYU’AIB ALAIHISSALAM

SEJARAH KENABIAN NABI SYU’AIB A.S


1. Sejarah Kelahiran Nabi Syuaib AS

Syu’aib A.S merupakan salah satu dari 4 nabi yang berasal dari bangsa Arab.
Beliau bersama dengan 3 nabi lainnya, yaitu Nabi Hud A.S, Nabi Shaleh A.S, dan Nabi
Muhammad S.A.W. Kemampuannya dalam berdakwah membuat Nabi Syu’aib A.S diberi
julukan oleh banyak orang pada masa itu adalah juru pidato.
Nabi Ibrahim A.S bisa dikatakan sebagai bapak dari para nabi. Begitu juga dengan
Nabi Syu’aib A.S yang merupakan cicit dari Nabi Ibrahim A.S. Nabi Syu’aib A.S diyakini
berasal dari keturunan Syu’aib bin Maikil bin Yasyjar bin Madyan dan ibunya adalah putri
dari Nabi Luth A.S. Nabi Luth adalah nabi yang diutus oleh Allah sebelum Nabi Syu’aib
A.S. Umat muslim percaya atau meyakini bahwa Allah mengutus Syu’aib untuk menjadi
seorang nabi sebagai penduduk Madyan. Nabi Ayyub juga merupakan putra Ish. Dengan
demikian beliau masih masih saudara misan (sepupu) nabi Yusuf. la memiliki harta
banyak. Tetapi nabi Ayyub tidak pernah sombong

Selain itu, Nabi Syu’aib A.S merupakan keturunan asli kaum Madyan yang
memiliki sifat dan perilaku yang mulia, seperti halnya nabi yang memiliki banyak sekali
sifat terpuji. Kelahiran Nabi Syu’aib A.S diperkirakan terjadi pada tahun 1600 SM. Secara
harfiah, Syu’aib memiliki arti memberikan petunjuk pada jalan kebenaran. Oleh sebab itu,
ketika masih kecil, Nabi Syu’aib A.S selalu berusaha untuk menjaga hatinya dan menahan
dirinya agar tidak melakukan perbuatan buruk dan sia-sia. Sifat terpuji itu belum dimiliki
oleh anak-anak seusianya (pada masa itu). Sifat terpuji ini beliau bawa hingga beranjak
remaja dan dewasa.
2. Nama Umat Nabi Syuaib dan Tingkah Laku Kaum Madyan
Kisah Nabi Syuaib yang mana beliau masih tergolong keturunan dari Nabi Luth
yaitu putra As. As adalah putra dari Nabi Luth. Nabi Syuaib diutus oleh Allah untuk
menuntun kaum Madyan.

Nabi Ayyub adalah nabi terkaya sebab ia memiliki ternak yang sangat banyak,
sawah amat luas. Ia juga dikaruniai anak yang banyak pula. Sehingga lengkaplah sudah
kehidupan duniawinya. Nabi Ayyub menyadari bahwa harta yang diberikan Allah
kepadanya hanyalah suatu cobaan belaka. Untuk itu ia tidak segan-segan
memberikan.sumbangan pada anak yatim dan keperluan agama. Karena sifat yang
demikian itulah, akhirnya ia menjadi panutan kaumnya. Nabi Ayyub lebih senang
membantu para janda, orang miskin dari pada memberi hartanya untuk keperluan maksiat.
Ia tidak pernah mengeluh sedikitpun jika cobaan datang bertubi-tubi. Begitu pula ketika
mendapat kenikmatan ia tidak lupa mengucapkan syukur kepada Allah.
Paras wajah Nabi Syu’aib A.S bisa dibilang sangat tampan, sehingga banyak orang
yang mengingat ketampanannya. Tidak hanya itu, beiau sangat ramah pada setiap orang
dan senang menyedekahkan rezekinya kepada orang-orang yang tidak mampu. Paras
wajah yang tampan, ramah, dan menggunakan rezekinya di jalan Allah membuat Nabi
Syu’aib A.S sangat dikenal oleh masyarakat Madyan.
Kaum Madyan tidak mempunyai sikap toleransi, yang mana mreka senang
menginajak-injak hak asasi saudaranya. Mereka juga senang merampok dn berbuat
kerugian sesamanya. Hal ini disebabkan adanya sifat yang dimilikinya sehingga para
penduduk tidak berani tidur malam dengan tenang.

Penduduk juga tidak berani berdagang, sebab mendapatkan penganiayaan dan


ancaman. Demi melihat berbagai keganjilan yang terjadi pada daerah sekitarnya, hal ini
membuat nabi Syuaib tidak tinggal diam. Ia mulai mengajak pada kaum Madyan segera
meninggalkan segala perbuatan mereka. Nabi Syuaib juga merasa prihatin terhadap
kelakuan para orang Madyan.

Kaum Madyan tidaklah lagi menyembah ajaran Nabi Luth. Mereka ingkar setelah
wafatnya Nabi Luth As, yang mana mereka lebih senang berbuat keruskan dan
kemaksiatan. Mereka tidaklah lagi menyembah kepada Allah sebagaimana yang telah
diajarkan oleh Nabi Luth. Sesembahan yang mereka lakukan lakni berhara yang menjadi
tuhan mereka.

Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, mereka juga memiliki kebiasaan
mengurangi takaran timbangan. Mereka memeras pembeli di waktu musim paceklik, sebab
itulah yang membuat barang dagangan menjadi murah. Mereka juga membeli barang
sebanyak mungkin dan menyimpannya sampai musim paceklik. Disaat musim itu barulah
dikeluarkan seluruh barang dagangan tersebut dan kemudian menjualnya dengan harga
yang tinggi. Mereka juga senang merampok dan berbuat kerugian sesamanya. Hal ini
disebabkan adanya sifat yang dimilikinya sehingga para penduduk tidak berani tidur
malam dengan tenang.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. Hud ayat 84, yakni :

َ َ‫وَِإلَ ٰى َم ْديَنَ َأ َخاهُ ْم ُش َع ْيبًا ۚ قَا َل يَا قَوْ ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِم ْن ِإ ٰلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ۖ َواَل تَ ْنقُصُوا ْال ِم ْكي‬
‫ال َو ْال ِمي َزانَ ۚ ِإنِّي َأ َرا ُك ْم بِخَ ي ٍْر َوِإنِّي‬
‫اب يَوْ ٍم ُم ِحي ٍط‬ َ ‫َأخَ افُ َعلَ ْي ُك ْم َع َذ‬

Artinya:

“Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu
kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik
(mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat).”

Kesabaran yang Berbuah Nikmat Karena kesabarannya dalam menghadapi segala


persoalan, maka iblis jadi iri hati. la ingin mencoba kesabaran itu dan meminta izin pada
Allah Iblis yang dengki itu akhirnya dikabulkan Allah untuk menggoda Ayyub. Sebab
Allah ingin menunjukkan padanya bahwa hambanya yang bernama Ayyub tidak pernah
melupakan meskipun ia dalam keadaan sangat sulit. Tuhan ingin menunjukkan pada iblis
bahwa Ayyub adalah utusan-Nya yang sangat sabar. Dan hendaknya iblis malu pada
perbuatannya yang ingkar. Mula-mula Allah menguji nabi Ayyub dengan dikikiskannya
harta yang melimpah itu. Sedikit demi sedikit harta itu habis sehingga kehidupan nabi
Ayyub menjadi miskin. Orang tidak akan mengira akan kekayaan nabi Ayyub yang bisa
habis dalam waktu singkat. Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang
hartanya yang telah ludes. la tetap bertaqwa sebagaimana biasanya. Dengan ludesnya harta
itu, ia memperoleh keringanan, sebab selama ini selalu merasa berdosa jika lalai memberi
santunan pada anak yatim. Tidak berapa lama setelah kejadian ttu, Allah mencoba lagi
dengan dimatikannya semua anak nabi Ayyub. Sebab Iblis masih belum percaya dengan
firman Allah yang menerangkan kesabaran nabi Ayyub. Tiap hari anaknya menderita sakit,
kemudian meninggal. Begitu seterusnya sampai semua anak-anaknya tidak ada lagi yang
hidup. Bagi orang awam mungkin hal ini merupakan pukulan batin yang amat berat.
Namun bagi nabi Ayyub hanya cobaan, dan untuk itulah ia tidak pernah meratapi kematian
anak-anaknya. Nabi Ayyub beranggapan bahwa semua yang ada di muka bumi ini
musnah.

Begitu pula dengan kepergian anaknya. Mereka menghadap kembali pada Allah.
Alangkah tabahnya nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan yang tidak pernah berhenti itu.
la tetap menjalankan ibadahnya seperti biasa. la tidak pernah mengeluh sedikitpun
meskipun semua hartahya telah ludes dan anak-anaknya sudah tiada lagi.

Karena iblis belum puas dengan godaannya itu, maka ia meminta pada Allah agar
memberi cobaan berupa penyakit yang menimpa nabi Ayyub. Penyakit itu berupa penyakit
kulit seperti kudis dan termasuk penyakit yang berbahaya. Menurut sebuah riwayat Ibnu
Katsir dalam tafsirnya ialah yang sakit adalah anggota tubuhnya, hanya akal dan
pikirannya saja yang masih waras. Meskipun ia mendapat cobaan yang beruntun dan tidak
pernah ada habisnya nabi Ayyub tetap beribadah kepada Allah seperti biasanya. Hal ini
membuat hati Iblis semakin dengki. la sudah mencoba dengan segala upaya untuk
menggoda Ayyub agar tidak beribadah kepada Allah. Namun usahanya selalu sia-sia.
Karena bencana yang menimpa terus menerus, membuat semua sahabatnya tidak ada yang
berani mendekatinya, bahkan mereka menjauhinya. Mereka menganggap jika masih
berdekatan dan berhubungan dengan nabi Ayyub, maka semua usahanya akan sial. la
menganggap nabi Ayyub kena tuah dari tuhan-tuhannya. Meskipun semua sahabatnya
tidak ada lagi yang datang menjenguknya dan bahkan ia mendengar akan ocehan-ocehan
mereka tidak membuat sakit hatinya. la bahkan semakin taqwa kepada Allah, la yakin
bahwa penyakitnya pasti terobati. Dan ia yakin bahwa semua itu adalah cobaan dari Allah.
Karena hartanya ludes dan ia sendiri tidak dapat mencari nafkah maka isterinya yang
memegang peranan.

Pada mulanya ia bekerja di pabrik roti. Namun hal itu tidak berlangsung lama
sebab ia diberhentikan oleh majikannya. Pemberhentian ini dengan alasan takut ketularan
penyakit yang diderita nabi Ayyub. Karena setiap mendapat pekerjaan ia selalu
diberhentikan, akhirnya untuk makan sudah tidak ada. Dengan tulus ia memotong
rambutnya yang berurai untuk dijual pada tetangganya. Walaupun nabi Ayyub dilanda
cobaan yang begitu berat, ia selalu mendekatkan diri kepada Allah, la masih beribadah
seperti sedia kala meskipun tidak dapat berdiri lagi la hanya memohon kepada Allah agar
diberikan kesembuhan. Meskipun doanya belum dikabulkan oleh Allah, nabi Ayyub tidak
pernah putus asa dalam beribadah. la malah mendekatkan dirinya dengan penuh
kesungguhan hati. Semua yang dialaminya diterima dengan sabar. Melihat nabi Ayyub
masih beribadah dengan tidak mengurangi sedikitpun, iblis semakin marah. Semua upaya
mulai dari ludesnya harta, matinya anak-anak Ayyub dan ia sendiri yang dicoba tidak
membuahkan hasil. Hal ini semakin membuat iblis geram.
Dasar iblis, setelah semua usahanya untuk menggagalkan ibadah nabi Ayyub
kepada Allah tidak menemui hasil, maka ia mencoba menggoda isterinya (isteri Ayyub). la
membisikkan kata-kata agar segera meninggalkan nabi Ayyub, sebab suaminya sudah
tidak dapat mencari nafkah lagi. Semula isterinya masih mampu bertahan, namun bisikan
iblis semakin kuat akhirnya ia meninggalkan juga. Kita sudah dapat membayangkan
bagaimana penderitaan nabi Ayyub ketika itu. Sebab dirinya sudah sakit parah,
ditinggalkan pula oleh isterinya. Namun menurut beberapa riwayat, istrinya tidak
meninggalkan nabi Ayyub. la hanya enggan disuruh suaminya. Maka ketika nabi Ayyub
mengetahui bahwa istrinya sudah enggan kepadanya ia pun mengucapkan nadzar.” Jika
aku sembuh nanti niscaya akan kupukul seratus kali, “kata nabi Ayyub kepada istrinya
dengan nada marah. Istri nabi Ayyub yang sudah tergoda oleh iblis tidak menghiraukan
sama sekali. la langsung pergi pergi meninggalkan nabi Ayyub. Ketika mengetahui istrinya
tidak mau lagi melayani dan menungguinya maka ia memohon kepada Allah agar
disembuhkan. Firman Allah dalam surat Shood ayat 41 telah diterangkan mengenai
penyakit yang diderita nabi Ayyub : Artinya: Ingatlah ketika Ayyub menyeru kepada
Tuhannya : “Ya Tuhan ! Aku dapat penyakit dan cobaan dari syetan”. Nabi Ayyub berkata
demikian karena setanlah yang meminta agar Allah mengujinya. Menguji ketaatan
beribadahnya. Syetan tidak senang jika melihat orang yang selalu taat dengan ajaran
agama. Syetan punya pikiran bahwa jika nabi Ayyub menderita tentu ia akan durhaka
kepada Allah. Allah pun memperlihatkan ketaatan nabi Ayyub kepada syetan.
Demikianlah nabi Ayyub memohon kesembuhannya pada Allah dan Allahpun
mengabulkan doanya. Allah juga mengembalikan semua harta dan anak-anaknya, bahkan
lebih dari sedia kala.

Dalam surat Shood ayat 42 sampai 43 juga telah diterangkan mengenai


kesembuhannya. Ayat-ayat tersebut mempunyai arti sebagaimana berikut: Allah SWT
berfirman kepada nabi Ayyub: Rentangkanlah kakimu di atas tanah, niscaya terbit mata air
di sana, itulah air mandi yang sejuk dan minumlah. Lalu sembuhlah penyakitnya. Kami
anugerahi ia famili yang berlipat ganda dari yang terdahulu, sebagaimana rahmat dari pada
Kami dan peringatan bagi orang-orang yang berakal. (Shood: 42-43) Setelah mendengar
firman itu, maka ia lakukan sebagaimana yang telah difirmankan Allah kepadanya. Ia pun
berusaha merangkak. Kemudian ia menjejakkan kakinya ke tanah dan memancarlah air
dari bekas injakkannya. Kemudian nabi Ayyub mandi dan minum dari air tersebut.
sehingga sembuhlah dari penyakitnya. Tidak lama kemudian ia mencari isterinya untuk
membayar janji yang telah diucapkan sewaktu sakit.

Nabi Ayyub membayar nadzar begitu ia sembuh dari penyakitnya, maka yang perlu
dilakukannya pertama kali adalah membayar janji pada istrinya ketika masih sakit. la
mencari istrinya, setelah ketemu ia hendak memukulnya seratus kali. Namun belum
sampai terlaksana, ia mendapat pelajaran dari Allah Teguran itu sudah diterangkan dalam
Al Qur’an surat Shod ayat 44 : Artinya : Ambillah sekerat kayu dengan tanganmu sendiri,
lalu pukullah istrimu satu kali, maka Engkau tiada melanggar sumpah. Sesungguhnya
Kami mendapat Ayyub itu orang yang sabar. Dia sebaik-baik hamba yang banyak bertobat
kepada Allah (Shod : 44) Kemudian nabi Ayyub mengambil seratus batang rumput dan
diikatkan menjadi satu. Lalu ia pukulkan ke istrinya hanya sekali saja. Kemudian istrinya
menjelaskan sebab-sebab ia tidak mau melayani dan menunggui suaminya ketika sakit.
Semua itu adalah ulah dari syetan yang telah menggodanya. 4. Kenabian Ayyub AS.
Kenabian Ayyub ini telah diterangkan dalam Al Qur’an surat An Nisa’ ayat 163 : Artinya:
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagai-mana Kami telah
memberikan Wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi kemudian. Dan Kami telah memberikan
wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’kub dan anak cucunya, Isa, Ayyub. (An
Nisa’: 163) Ayat itu tujuannya untuk memberikan nabi Muhammad bahwa sebelum
pengangkatannya menjadi Nabi, Allah telah mengangkat beberapa orang nabi.

Kaum Madyan adalah salah satu kaum yang menempati daerah Madyan di dekat
daerah Mi’an. Kampong tersebut berada di pertengahan antara Syam dan Hijaz. Mereka
memiliki pekerjaan niaga, dimana sejak kecil telah diajarkan bagaimana caranya agar
berdagaang yang berhasil. Sehingga tidak mengherankan bila merek hidup dengn tenang
dn tidak pernah mengalami kerugian sedikitpun.

Walaupun begitu, kaum Mdyan memiliki perilaku yang jelek seperti contoh
mengurangi takaran timbangan. Hal ini membuat barang yang dibeli orang tidaklah sama
dengan timbangan lainnya. Bila barang yang dijual tersebut bertnya sekilo belum tentu
sama dengan barang yang dijual kaum Madyan.

Kaum Madyan umumnya ingkar dan tidak menyembah Allah SWT. Merek
beranggapan sebab menurutnya Allah tidak dapat melihat. Mereka lebih menyukai untuk
menyembah berhala, dimana dirumahnya terdapat berbagai patung batu sebgai tuhannya.

Mereka juga menyediakan tempat khusus untuk pemujaan. Dimana temapt tersebut
berupa tanah lapang, yang diletakkan untuk patung batu. Dalam suatu waktu para kaum
Madyan akan mendtangi patung tersebut secara berbondong-bondong.

Tidak hanya itu saja, para kaum Madyan tidak mau bekerja keras. Mereka hanya
bermalas-malasan sepanjang harinya. Sebab hal yang demikian ini para orang Madyan
banyak yang menjadi perampok, pencuri dan penyamun. Akibatnya penduduk kafilah dan
kota yang melewati perkampungannya tidak tenang.

Orang Madyan tidak segan-segan untuk membunuh dan menganiaya mangsanya,


bila barang yang diinginkn tidak diberikan sebab hal ini akan terus berkelanjutan, maka
orang-orang yang beriman tidk bis tidur dengan nyenyak. Mereka memikirkan akan
hartanya, bila sampai dirampok oleh sebagian orang Madyan.

Kaum madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang telah diajarkan oleh
Nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka beranggapan orang tua yang masih
menyembah Allah adalah orang bodoh. Dengan memberikan alasan yang menyakinkan
mereka mengajak para orang tua untuk menyembah selain Allah. Bila orang tersebut tidak
menurutinya, maka mereka akan disiksa.

Karena kejujuran sudah tidak ada lagi diantara mereka, akibatnya adanya saling
merasaa curiga. Apalagi dalam urusan berdagan, mereka membeli barang saat masih
murah dan menjualnya kembali disaat musim paceklik dengan harga yang tinggi. Tentu hal
yang demikian bertentangan dengan ajaran gam Islam. Namun merek tidaklah pernah
memiliki pikiran bahwa pada suatu saat nanti harta tersebut akan lenyap.

Kaum Madyan tidak lagi menegakkan kebenaran seperti yang pernah diajarkan
oleh nabi Luth kepada bapak moyangnya. Mereka menganggap orang tua yang masih
menyembah Allah adalah bodoh. Dengan memberikan alasan yang meyakinkan mereka
mengajak para orang tua untuk menyembah selain Allah. Jika orang-orang itu tidak mau
menuruti, maka mereka akan disiksa.

3. Dakwah Nabi Syu’aib


Disaat semua penduduk kota telah tidak ada lagi melakukan perbuatan kebajikan,
akhirnya Allah mengutus Nabi-Nya. Orang tersebut yakni Nabi Syuaib. Nabi Syuaib
diutus oleh Allah SWT untuk menegakkn kebenaran dan menerangi kebatilan serta
memperbaiki akhlak kaum Madyan yang telah rusak.

Awal mulanya Nabi Syuaib hanya melihat perbutan mereka, namun setelah kian
lama makin tidak terkendali akhlaknya membuat Nabi Syuaib mengambil tindakan. Nabi
Syuaib berusaha untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar dengan kata yang lebut
namun agak pedas. Ia ingin mengetahui respon masyarakat mendengar ucapannya.

Pertama sasaran dalam dakwahnya yakni penghapusan penyembahan pada berhala


“Hai saudara-saudaraku, hentikan penyembahan terhadap patung itu. Sembahlah Allah
yang telah menjadikan langit dan bumi,” ajak nabi Syu’aib suatu ketika.

Ajakannya ini mendapat tanggapan lain dari orang-orang Madyan. Mereka


menganggap bahwa nabi Syu’aib sudah tidak waras “Wahai Syu’aib, mengapa kau
melarang kami menyembah tuhan-tuhan itu. Jika kau tidak senang maka tinggalkan tempat
ini,” kata kaum Madyan dengan marah sebab tuhannya telah dihina.

“Allah, tidak ada yang dapat menyamai-Nya. Ketahuilah bahwasannya Allah


adalah Tuhan yang dapat menolong kesulitan,” kata nabi Syu’aib dengan suara tenang.

Kaum madyan yang tidaak senang mendapatkan seruan tentang ajakan tersebut.
Setiap sore mereka duduk ditengah jalan untuk menghalangi orang yang kan menuju ke
rumah Nabi Syuaib. Kaum Madyan sangat senang sekali menghina pengikut nabi Syuaib.

Mereka juga menganggap orang yang mengikuti nabi Syuaib merupakan orang
yang bodoh, dan banyak lagi cacian yang membuat sakit hati. Para pengikut nabi Syuaib
kemudian melaporkan penghinaan yang diterimanya. Namun nabi Syuaib tidak pernah
marah sedikitpun, belih justru mendoakan supaya dapat diberikan jalan terang yang
membuat seruannya bisa diterima oleh mereka.

Sebab setiap hari, pengikutnya selalu mendapatkan hambatan dn hinaan yang pada
akhirnya nabi Syuaib berkata pada kaum Madyan. Perktaan ini telah diabadikan dalam
firman QS. Al Arof ayat 86, yakni:

ۖ ‫ص ُّدونَ ع َْن َسبِي ِل هَّللا ِ َم ْن آ َمنَ بِ ِه َوتَ ْب ُغونَهَا ِع َوجًا ۚ َو ْاذ ُكرُوا ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم قَلِياًل فَ َكثَّ َر ُك ْم‬
ُ َ‫ص َرا ٍط تُو ِع ُدونَ َوت‬ ِ ‫َواَل تَ ْق ُعدُوا بِ ُك ِّل‬
ْ ْ
َ‫َوا ْنظُرُوا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَة ال ُمف ِس ِدين‬
ُ

Artinya: “Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan
Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu
Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang berbuat kerusakan.”

Setiap kali nabi Syuaib melakukan dakwah selalu mendapat hinaan dan cacian dari
kaum Madyan. Mereka berusaha untuk menghentikan dakwat tersebut. Namun sejauh
usaha tersebut tidaklah memperoleh hasil, sebab nabi Syuaib mendapatkan perlindungan
dari Allah SWT.
Sebab tujuan utama yakni menyuruh kaum Madyan meninggalkan sesembahan
mereka tidak berhasil maka beliau tidak berhenti sampai disitu saja. Beliau juga berusaha
dan berupaya supaya kaum Madyan mau mengikuti ajarannya.

“Wahai kaumku, aku tidak pernah meminta upah dan minta pujian dari kalian. Aku
mengajak kalian menyembah Allah karena hanya Dia yang patut disembah. Hentikanlah
penyembahan kalian terhadap batu-batu yang bisu itu, “kata nabi Syu’aib pada suatu
perkumpulan.

”Hai Syu’aib, apakah agamamu menyuruh agar kami menghentikan penyembahan


yang sudah diturunkan bapak-bapak kami?“ tanya beberapa orang Madyan bertanya
dengan nada sinis

Bagaimana jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku ? “tanya nabi
Syu’aib kepada mereka.

” Bukti apa yang hendak kau tunjukkan pada kami ? “tanya mereka. Mereka tidak
pernah mau mengakui kebenaran nabi Syu’aib sehingga semua seruannya selalu mendapat
tantangan.

” Apakah kalian tidak pernah mendengar cerita dari kakek nenek, bapak dan ibu
mengenai hancurnya kaum Nuh dan Luth? “tanya nabi Syu’aib. Demi mendengar jawaban
itu kaum Madyan berpikir dua kali sebelum membuka suara lagi. Diantara kaum Madyan
ada juga yang membenarkan ucapan itu mengakut kenabian Syu’aib. Namun sebagian lagi
tidak mau mendengarkan ucapan-ucapan nabi Syu’aib selanjutnya.

Sedikit demi sedikit para kaum Madyan mulai meninggalkan nabi Syuaib berserta
pengikutnya. Pada akhirnya tidak ada lagi yang tersisa satupun juga. Sebelum pergi
mereka mengejek ajaran nabi Syuaib dan mengatakan bahwa beliau gila.

Karena ajakan tidak kunjung didengar oleh kaum Madyan. Bahkan mereka lebih
berani menghina nabi Syuaib. Merekan mengatakan bahwa nabi Syuaib adalah penyihir.
Walaupun begitu nabi Syuaib tidak pernah marah dan beliau tetap meneruskan dakwahnya
sampai ada yang mau mengikuti ajarannya. Karena masyarakat setempat selalu menghina
dan berusaha menghalang-halangi dakwahnya, akhirnya nabi Syu’abi meminta dan
mengadukannya kepada Allah.

4. Azab yang Membinasakan Kaum Madyan dan Kaum Ashabul Aikah


Setelah segala upaya yang dilakuakan nabi Syuaib untuk mengajak kembali, kedua
kaum tersebut tidak kunjung mendapatkan hasil. Maka Nabi Syuaib memohon pertolongan
kepada Allah SWT: ” Ya Allah,bukakanlah pintu hati mereka agar mau mengikuti
ajaranku,” doa nabi Syu’aib.

Nabi Syuaib yakin bahwa suatu saat kaum Madyan dan kaum Ashabul Aikah akan
dapat menerima ajarannya. Berangkat dari pemikiran itu ia tetap terus berdakwah dengan
tidak mengenal putus asa sedikitpun. Sama seperti biasanya, ia selalu memperoleh hinaan
dan cacian dari kaum Ashabul Aikah. ” Wahai saudaraku, jika kalian tidak mau
menyembah Allah dan menghentikan semua perbuatan maksiatmu, niscaya Allah
menurunkan azab-Nya, “kata nabi Syu’aib kepada kaum Ashabul Aikah. Kaum itu sudah
tidak menggubris seruan nabi Syu’aib. Begitu mendengar kata-kata itu, mereka malah
ingin buktinya. ” Tunggulah barang beberapa hari ini. Niscaya kalian akan merasakannya,
“kata nabi Syu’aib. Kemudian beliau berkemas dan mengajak semua pengikutnya
meninggalkan perkampungan itu. Mereka menuju perkampungan kamu Madyan.

Setelah kepergian Nabi Syuaib dan para pengikutnya, secara tiab-tiba awan yang
ada dilingain mulai bergulung-gulung bergerak perlahan-lahan. Tak berselang kemudian
menaungi kaum Ashabul ikah, awan itu menimbulkan hawa panas. Akibatnya orang
tersebut mengeluh kepanasan, mereka mencari naungan lagi dan mencari angina yang
dapat melenyapkan kegerahannya. Secara tiba-tiba dtanglah Guntur yang menyambar
mereka. Sungguh janji llh itu benar, dimana pada hari itu juga siksn untuk kaum Ashabul
ikah yang telah mendustakan nabi-Nya.

Sebagaiman telah diterangkan dalam firman Allah SWT QS. Hud ayat 94 yakni:

ِ َ‫ص ْي َحةُ فََأصْ بَحُوا فِي ِدي‬


َ‫ار ِه ْم َجاثِ ِمين‬ ِ ‫َولَ َّما َجا َء َأ ْم ُرنَا نَ َّج ْينَا ُش َع ْيبًا َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َم َعهُ بِ َرحْ َم ٍة ِمنَّا َوَأ َخ َذ‬
َّ ‫ت الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا ال‬

Artinya : “Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang
beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim
dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di
rumahnya.”

Nabi Syuaib dan para pengikutnya yang beriman terlepas dari bencana siksa Allah,
sebab sebelumnya telah diperintahkan Allah untuk mengungsi.

MUKJIZAT KENABIAN NABI SYU’AIB A.S

1. Dapat Selamat dari Azab yang Allah Timpakan Bagi Kaum Madyan

Nabi Syuaib oleh Allah diselamatkan dari azab yang telah Allah timpakan kepada
para penduduk Madyan. Beliau dapat selamat dari azab tersebut sebab izin dan naungan
yang Allah berikan.

2. Dapat Mendatangkan Hawa Panas

Nabi Syuaib juga memiliki mukjizat yang berupa dapat mendatangkan hawa yang
begitu panas selama 7 hari. Hawa panas tersebut datang sebab Allah telah mencabut
nikmatnya yang berupa hembusan angin yang dapat menyejukkan di muka bumi.

3. Dapat Mendatangkan Awan yang Begitu Gelap dan Gempa Bumi Dahsyat

Selain itu, Nabi Syuaib juga Allah beri mukjizat berupa dapat mendatangkan
gumpalan awan yang begitu gelap serta suara gemuruh yang seketika itu dapat merusak
pada pendengaran kaum Madya. Kemudian Allah juga mendatangkan azabnya berupa
gempa bumi dahsyat yang mengguncang bumi yang mereka tempati.

SIFAT-SIFAT NABI SYU’AIB A.S YANG PANTAS DIJADIKAN


TELADAN
1. Selalu Dekat dengan Allah
Nabi Syu’aib A.S dalam setiap kegiatannya tidak pernah lupa dengan Allah, beliau
selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya. Oleh sebab itu,
beliau memiliki hati yang bersih dan suka membantu orang lain yang sedang
membutuhkan pertolongan. Perilaku seperti ini perlu kita tanam di dalam diri umat muslim
agar kita selalu berada di jalan yang benar dan menjauhi larangan-larangannya.
2. Kemampuan Berkomunikasi yang Baik
Juru pidato begitulah julukan yang diberikan kepada Nabi Syu’aib A.S karena
kemampuannya dalam berkomunikasi dan berargumentasi dengan orang lain. Sifat ini
sangat diperlukan bagi kita karena bisa mengajak orang lain agar menuju jalan yang benar.
3. Selalu Membantu Orang Lain
Nabi Syu’aib A.S sangat suka membantu orang lain terutama orang-orang yang
sedang dalam keadaan kesulitan. Membantu orang lain merupakan suatu hal yang sangat
baik, bahkan harus dilakukan. Dengan membantu orang lain, maka orang yang dibantu
akan senang dan kita yang membantu akan mendapatkan pahala. Selain itu, membantu
orang lain bisa mempererat tali silaturahmi.
4. Selalu Menjaga Hati dan Diri
Nabi Syu’aib A.S selalu menjaga hati dan dirinya agar tidak muncul perasaan benci,
sombong, dan lain-lain yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Begitu juga,
dengan diri kita harus menjaga hati dan diri agar tidak terjerumus ke jalan yang salah
5. Sabar
Kesabaran beliau dalam menghadapi kaum Madyan yang begitu cinta dunia dan suka
berbuat kerusakan di muka bumi. Ketaatan beliau dalam beribadah kepada Allah
menjadikannya salah satu hamba yang Allah selamatkan dari azab yang menimpa kaum
Madyan.

Dalam menjalankan dakwahnya, beliau juga memiliki semangat juang yang begitu
besar. Meski mendapat perlakuan yang tidak baik dari kaum Madyan, beliau tidak
menyerah begitu saja dan terus menjalankan dakwah.

Beliau juga tidak mencintai dunia melebihi cintanya kepada Allah, sebab beliau yakin
bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini tidak lain dan tidak bukan
hanya untuk beribadah kepada-Nya.
NABI MUSA ALAIHISSALAM

SEJARAH KENABIAN NABI MUSA A.S


1. Kelahiran dan Masa Kecil Nabi Musa A.S
Cerita kelahiran Nabi Musa berasal dari Imam al-Sudiy yang juga diceritakan
kembali oleh Abu Malik dan Abu Shalih serta dari Ibnu Mas’ud yang mendapatkan
ceritanya dari kalangan sahabat. Awalnya Firaun yang saat itu menjadi raja bermimpi ia
melihat api yang berasal dari Baitul Maqdis. Kemudian api tersebut membakar Mesir tapi
pada saat itu api tersebut tidak membahayakan Bani Israil. Setelah bangun dari tidur,
Firaun pun mengumpulkan para ahli nujum dan beberapa tukang sihir dan meminta
mereka untuk menceritakan apa maksud dari mimpi itu. Mereka pun bercerita bahwa arti
mimpinya adalah, akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan menghancurkan Mesir dan
bayi ini berasal dari Bani Israil juga. Sejak saat itu Firaun pun memerintahkan bala
tentaranya untuk meniadakan setiap bayi lelaki yang lahir di Bani Israil. Ia meminta
mereka untuk membunuh bayi-bayi lelaki tersebut, tanpa terkecuali. Setelah itu, lahirlah
Nabi Musa yang juga berasal dari kalangan Bani Israil. Setelah Musa lahir, sebagai
seorang ibu tentu ia khawatir dan gelisah ia juga takut para bala tentara tersebut akan
membunuh anak lelakinya jika Firaun mengetahui perihal putranya yang baru saja lahir.
Allah SWT pun akhirnya memberi Ibunya Nabi Musa sebuah ilham untuk
menghanyutkan Musa ke sungai. Tapi Allah berjanji akan memberikan kembali Musa pada
ibunya suatu hari nanti. Muara sungai tempat Musa dihanyutkan ternyata sampai di istana
Raja Firaun. Setelah itu Musa pun ditemukan oleh istri Firaun. Istri Firaun itu bernama
Asiyah binti Muzahim bin Ubaid bin al-Rayyan bin al-Walid. Setelah menemukan bayi
laki-laki itu, akhirnya Asiyah pun mengasuhnya dengan memberi Musa ASI dari
perempuan yang juga sedang menyusui saat itu. Namun, muncul keanehan saat Musa akan
diberi ASI oleh para ibu yang sedang menyusui. Musa tidak mau menyusu pada mereka
sehingga ibu kandungnya pun menawarkan diri untuk menyusuinya. Akhirnya Musa mau
menyusu pada ibunya dan hal itu menjadi bukti bahwa Allah telah mengembalikan Musa
kembali pada ibu kandungnya.
2. Pelarian Nabi Musa A.S ke Wilayah Madyan Bertemu Nabi Syuaib
Sejak kelahirannya, Musa menjadi anak angkat dari Firaun dengan Asiyah selama
beberapa tahun hingga ia beranjak remaja. Pada suatu ketika Musa mendapati dua orang
yang sedang berkelahi saat ia berjalan-jalan di kota. Orang pertama berasal dari pasukan
Firaun dan orang kedua berasal dari Bani Israil. Setelah itu, ia pun membantu orang yang
berasal dari Bani Israil dan memukul orang dari pasukan Firaun sampai orang itu
meninggal di tempat. Musa takut Firaun akan memarahinya karena salah satu dari
pasukannya mati di tangannya. Ia pun melarikan diri ke Kota Madyan dan di tengah
perjalanannya ia bertemu dengan kelompok orang yang berebutan untuk mengambil
minum di sumur yang akan diberikan pada hewan ternaknya. Musa pun membantu mereka
untuk memberi minum pada hewan-hewan ternaknya. Setelah itu, ia pun mengantarkan
mereka pulang ke rumah, dan ternyata mereka adalah putri dari Nabi Syuaib. Musa pun
menceritakan pelariannya pada Nabi Syuaib dan salah satu nabi Allah tersebut meminta
Musa untuk membantu menggembalakan hewan ternak yang ia punya. Musa pun
menerima permintaan tersebut. Pada saat itu, Nabi Syuaib berkata pada Musa bahwa jika
ia berhasil menggembala ternak selama 8 tahun lamanya maka Musa diberi pilihan untuk
menikahi salah satu putrinya. Tapi jika Musa berhasil menggembala sampai 10 tahun
lamanya, ia diizinkan untuk memilih salah satu putrinya untuk dijadikan istri atau bahkan
keduanya. Seiring berjalannya waktu. Berlanjut ke waktu menggembala ternak Nabi
Syuaib sampai 10 tahun lamanya. Musa pun tiba-tiba ingat dengan kekejaman Firaun dan
bala tentaranya yang terus menerus menindas Bani Israil. Musa pun menyampaikan
keinginan pada Nabi Syuaib untuk kembali ke tempat asalnya, dengan tujuan
menyelamatkan kaumnya dari penindasan yang dilakukan oleh Firaun. Nabi Syuaib pun
memberi izin sehingga Musa kembali ke kota asalnya yaitu Mesir.
3. Nabi Musa A.S Menemui Firaun dan Mengajaknya untuk Ikut Menyembah
Allah
Saat itu Musa sudah menikah dengan anak dari Nabi Syuaib yang bernama
Shafura, mereka berdua pun menuju ke Negara Mesir. Ketika mereka tiba di sebuah bukit
saat malam tiba, ia melihat sebuah cahaya dan Musa mendekati asal sinar tersebut.
Setibanya di sana terdengar sebuah suara yang menuju ke arah Musa. Wahyu yang ia
terima saat itu kurang lebih begini, “Musa, kamu sedang berada di sebuah lembah suci,
lepaskan terompah yang kamu kenakan dan kamu menjadi rasul utusanKu.” Ia berencana
akan meminta Nabi Harun berdakwah pada Firaun, tetapi ia mengalami kecacatan yang
disebabkan oleh memakan bara api diminta oleh Firaun saat ia kecil. Hal ini membuat cara
bicaranya tidak mudah dipahami sebagaimana manusia biasanya. Nabi Musa akhirnya
melanjutkan perjalanannya menuju Mesir setelah menerima wahyu. Setelah sampai di sana
menemui ibu kandung dan juga Nabi Harun, lalu mengajak Nabi Harun untuk berdakwah.
Ia pun berkata bahwa ia sudah menjadi utusan dan Rasul Allah yang akan
mengajak Firaun untuk ikut menyembahNya. Tapi tentu saja Firaun menolak dan ia
meminta bukti bahwa Nabi Musa memang utusan Allah dengan cara menunjukkan
mukjizatnya. Tapi Firaun menyuruh para tukang sihir untuk melemparkan tali yang
dimana tali-tali itu berubah menjadi ular. Allah SWT pun mewahyukan kembali Nabi
Musa untuk melemparkan tongkatnya. Setelah itu, tongkatnya berubah menjadi ular-ular
yang besar yang pada akhirnya memakan semua ular si tukang sihir. Firaun sangat marah
melihatnya dan ia menyebut bahwa Nabi Musa hanyalah seorang tukang sihir. Ia pun
meminta mukjizat yang lainnya, Nabi Musa pun memasukkan tangannya ke dalam saku
lalu mengeluarkannya lagi. Saat dikeluarkan, dari tangannya itu muncul cahaya yang
sangat menyilaukan bagi Firaun dan pasukannya. Hingga Firaun meminta Nabi Musa
untuk memasukkan lagi tangannya ke dalam saku. Tapi hal itu juga tetap membuat Firaun
tidak percaya bahwa Nabi Musa dan Nabi Harun adalah Nabi dan Rasulnya Allah.
Setelah Nabi Musa dan Nabi Harun berdakwah di hadapan Firaun dan Firaun
menolaknya, Firaun tentu saja semakin marah. Ia pun memerintahkan bala tentaranya
untuk membunuh Nabi Musa. Tak hanya Nabi Musa saja tapi para pengikutnya juga
diperintah untuk dibunuh. Mengetahui hal itu, Nabi Musa dan orang-orang yang menjadi
pengikutnya melarikan diri ke laut merah. Saat itu Nabi Musa bingung dengan situasi yang
serba menegangkan karena pasukan Firaun berada di belakang mereka sedang mengejar ia
dan pengikutnya. Pada sebuah laut yang membentang sangat luas, pasukan Firaun
menghalangi jalan Nabi Musa dan pengikutnya. Allah kembali memberikan wahyuNya
kepada Nabi Musa dengan meminta Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke arah laut.
Kemudian laut pun terbelah menjadi dua secara otomatis dan Nabi Musa memiliki jalan
untuk menyebrangi lautan. Setelah Nabi Musa berada di seberang lautan, pasukan Firaun
masih berada di tengah lautan. Allah pun memerintahkannya kembali untuk memukulkan
tongkatnya lagi ke laut merah. Jadi laut kembali menjadi satu dan seluruh pasukan beserta
Firaun tenggelam di laut tersebut. Dalam beberapa hari sesudahnya, tubuh Firaun
ditemukan masih utuh dan tidak membusuk. Itu adalah peringatan dari Allah untuk orang
yang menentang permintaanNya.

MUKJIZAT KENABIAN NABI MUSA A.S


Berikut Mukjizat Nabi Musa as yang disebutkan dalam Al-Qur'an:
1. Kitab Taurat Mukjizat
Nabi Musa as paling utama yakni kitab suci Taurat yang diturunkan kepada
kaumnya Bani Israil sebagai pedoman.

ِ ‫َاب تَ َما ًما َعلَى الَّ ِذي َأحْ َسنَ َوتَ ْف‬
‫ َذا‬t َ‫) َوه‬154( َ‫صياًل لِ ُكلِّ َش ْي ٍء َوهُدًى َو َرحْ َمةً لَ َعلَّهُ ْم بِلِقَا ِء َربِّ ِه ْم يُْؤ ِمنُون‬ َ ‫ثُ َّم آتَ ْينَا ُمو َسى ْال ِكت‬
)155( َ‫ك فَاتَّبِعُوهُ َواتَّقُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ٌ ‫ِكتَابٌ َأ ْن َز ْلنَاهُ ُمبَا َر‬
“Kemudian Kami telah memberikan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa untuk
menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk
menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman
(bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka.” (QS. Al An'am ayat 154).
2. Membelah Laut Merah
Peristiwa itu terjadi kala Nabi Musa as dan para pengikutnya yang telah beriman
kepada Allah SWT dikejar Fir'aun dan bala tentaranya hingga Musa terjepit di tepi laut.
Kemudian Musa diperintahkan Allah SWT untuk memukulkan tongkatnya ke lautan
hingga terbelah dan dijadikan sebagai jalan untuk lari dari kejaran Fir'aun. Allah SWT
berfirman:
‫َأ ْتبَ َعهُ ْم‬tَ‫ى ف‬t‫ا َوال ت َْخ َش‬tt‫ افُ َد َر ًك‬t‫ا اَل تَ َخ‬t‫ْر بِ ِعبَا ِدي فَاضْ ِربْ لَهُ ْم طَ ِريقًا فِي ْالبَحْ ِر يَبَ ًس‬
ِ ‫َولَقَ ْد َأوْ َح ْينَا ِإلَى ُمو َسى َأ ْن َأس‬
)79( ‫ض َّل فِرْ عَوْ نُ قَوْ َمهُ َو َما هَدَى‬ َ ‫) َوَأ‬78( ‫فِرْ عَوْ نُ بِ ُجنُو ِد ِه فَ َغ ِشيَهُ ْم ِمنَ ْاليَ ِّم َما َغ ِشيَهُ ْم‬
“Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa, "Pergilah kamu dengan hamba-
hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di
laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)."
Maka Fir’aun dengan bala tentarannya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut
yang menenggelamkan mereka. Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak
memberi petunjuk.”(QS. Thaha ayat 77-79).
3. Tongkat Jadi Ular
Mukjizat Nabi Musa as yakni memiliki tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar.
Mukjizat ini dikeluarkan Nabi Musa as kala menghadapi para tukang sihir Raja Fir'aun.
{‫َخَف‬ ٌّ ‫ك فَلَ َّما َرآهَا تَ ْهت َُّز َكَأنَّهَا َج‬
ْ ‫ان َولَّى ُم ْدبِرًا َولَ ْم يُ َعقِّبْ يَا ُمو َسى اَل ت‬ َ ‫صا‬ ِ ‫َوَأ ْل‬
َ ‫ق َع‬
“dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa
melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang
tanpa menoleh, "Hai Musa janganlah kamu takut.” (An-Naml: 10)
4. Tangan Memancarkan Sinar
Mukjizat Nabi Musa as berikutnya adalah tangan yang memancarkan cahaya atau sinar.
Kala menghadapi para penyihir dan Raja Fir'aun, Nabi Musa memasukkan tangannya ke
dalam ketiaknya, maka setelah dikeluarkan tangannya memancarkan sinar yang putih
bukan karena penyakit. Fir'aun berkata kepada Musa, "Ini adalah sihir yang kamu buat
untuk menyihir kami dan menguasai orang-orang agar mereka mengikutimu, lalu engkau
melawan kami bersama mereka; hal itu tidak akan terjadi. Sesungguhnya kami pun
mempunyai ahli sihir yang pandai bersihir seperti kamu, maka janganlah kamu merasa
besar diri dengan apa yang kamu miliki." (QS. Thaha ayat 57-59). Dalam ayat lain
disebutkan:
َ َ‫() لِنُ ِري‬22( ‫ْضا َء ِم ْن َغي ِْر سُو ٍء آيَةً ُأ ْخ َرى‬
23‫ك ِم ْن آيَاتِنَا ْال ُكب َْرى‬ َ ‫ك ت َْخرُجْ بَي‬
َ ‫ك ِإلَى َجنَا ِح‬
َ ‫َواضْ ُم ْم يَ َد‬
“Dan kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa
cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari
tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.” (QS. Thaha ayat 22-23)
5. Mengeluarkan Air dari Batu
Mukjizat Nabi Musa as lainnya yakni 
  ‫س َّم ْش َربَهُ ْم ۖ ُكلُوا‬ٍ ‫ت ِم ْنهُ ْاثنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينًا ۖ قَ ْد َعلِ َم ُكلُّ ُأنَا‬
ْ ‫ك ْال َح َج َر ۖ فَانفَ َج َر‬ َ ‫َوِإ ِذ ا ْستَ ْسقَ ٰى ُمو َس ٰى لِقَوْ ِم ِه فَقُ ْلنَا اضْ ِرب بِّ َع‬
َ ‫صا‬
ْ ‫َأْل‬
ِ ْ‫ق ِ َواَل تَ ْعثَوْ ا فِي ا ر‬
َ‫ض ُمف ِس ِدين‬ ‫هَّللا‬ ِ ‫َوا ْش َربُوا ِمن ر ِّْز‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman,
"Pukullah batu itu dengan tongkatmu!" Lalu memancarlah darinya dua belas mata air.
Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan
minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kalian berkeliaran di muka bumi
dengan berbuat kerusakan.”
6. Selamat dari Peti
Musa dilahirkan di masa Fir'aun dan bala tentaranya membunuh semua bayi laki-laki yang
lahir tahun itu. Maka ibu Musa membuat sebuah peti untuk Musa yang masih
disusukannya, lalu meletakkan Musa di dalam peti itu dan menghanyutkannya ke Sungai
Nil. Lalu atas kuasa Allah SWT, Musa kecil selamat dan diasuh istri Fir'aun.
‫}فَ ْالتَقَطَهُ آ ُل فِرْ عَوْ نَ لِيَ ُكونَ لَهُ ْم َع ُد ًّوا َو َح َزنًا‬
“Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan
kesedihan bagi mereka.” (Al-Qashash: 8) Yakni sebagai suatu takdir yang telah ditetapkan
oleh Allah Swt. Dalam saat yang sama mereka membunuh bayi-bayi kaum Bani Israil
karena mereka takut akan kelahiran Musa. Maka Allah memutuskan hal yang lain, karena
Dialah yang memi liki kekuasaan Yang Mahabesar dan takdir yang sempurna, bahwa
tidaklah Musa dipelihara kecuali di dalam asuhan Fir'aun dan makan serta minum dari
makanan dan minumannya setelah Allah menanamkan rasa kasih sayang kepada Musa di
dalam hati Fir'aun dan istrinya.
7. Menghukum Fir'aun dengan Angin Topan, Banjir, dan Wabah Belalang
Mukjizat Nabi Musa lainnya yakni mendatangkan angin topan dan hujan lebat sebagai
hukuman atas keingkaran Fir'aun dan penduduknya. Allah SWT berfirman:
َ‫ت فَا ْستَ ْكبَرُوا َو َكانُوا قَوْ ًما ُمجْ ِر ِمين‬
ٍ ‫ت ُمفَصَّال‬ َّ ‫الطوفَانَ َو ْال َج َرا َد َو ْالقُ َّم َل َوال‬
ٍ ‫ضفَا ِد َع َوال َّد َم آيَا‬ ُّ ‫فََأرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ُم‬

“Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai
bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang
berdosa. Dan ketika mereka ditimpa azab.” (QS. Al Qashah ayat 133).
8. Menjadikan Harta Benda Fir'aun dan Semua Makanan Jadi Batu

َ t‫اط ِمسْ َعلَى َأ ْم‬


‫والِ ِه ْم‬t ْ ‫ك َربَّنَا‬ َ ِ‫ضلُّوا ع َْن َسبِيل‬ ِ ُ‫ك آتَيْتَ فِرْ عَوْ نَ َو َمألهُ ِزينَةً َوَأ ْم َواال فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َربَّنَا لِي‬
َ َّ‫ال ُمو َسى َربَّنَا ِإن‬
َ َ‫َوق‬
‫اب األلِي َم‬ َ ْ َّ ُ َ ُ ُ َ
َ ‫َواش ُد ْد َعلى قلوبِ ِه ْم فال يُْؤ ِمنوا َحتى يَ َر ُوا ال َعذ‬ ْ

Musa berkata.”Ya Tuhan kami. sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan
pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan
kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami.
binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak
beriman sehingga mereka melihat siksaan yang pedih” (QS. Yunus: 88) Doa yang
dipanjatkan oieh Nabi Musa a.s. ini merupakan ungkapan kemarahannya demi membela
Allah dan agama-Nya terhadap Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, karena menurut
pandangannya mereka telah jelas tidak ada manfaatnya dan tiada kebaikan barang sedikit
pun dalam diri mereka.
9. Menenggelamkan Qarun dan Harta Bendanya ke Bumi
Selain menghadapi Raja Fir'aun yang kejam dan ingkar, Nabi Musa juga menghadapi
pemuka Mesir saat itu yang kaya raya yakni Qarun. Disebutkan oleh Ibnu Abbas, bahwa
Qarun masih saudara Nabi Musa dan hafal isi Taurat, namun mengingkari isi dan kenabian
Nabi Musa.

ِ ‫ُون هَّللا ِ َو َما َكانَ ِمنَ ْال ُم ْنت‬


َ‫َص ِرين‬ ُ ‫ض فَ َما َكانَ لَهُ ِم ْن فَِئ ٍة يَ ْن‬
ِ ‫صرُونَهُ ِم ْن د‬ ِ ‫فَ َخ َس ْفنَا بِ ِه َوبِد‬
َ ْ‫َار ِه األر‬
“Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia
termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS. Al Qashah ayat 81). Nabi
Musa diutus oleh Allah kepada Fir'aun untuk menyerunya agar menyembah Allah dan
kembali kepada-Nya. Saat itu Fir'aun berada dalam puncak kejayaannya dengan segala
kebesaran dan pengaruh yang dimilikinya. Nabi Musa a.s. datang kepadanya dengan
membawa risalah dari Allah dan tiada yang membantunya kecuali hanya saudara
kandungnya, Yaitu Nabi Harun a.s. Tetapi Fir'aun membangkang, angkuh serta egois,
emosi dan kecongkakannya makin menjadi-jadi. Bahkan dia mengaku-ngaku hal yang
tidak pantas bagi dirinya, berani berbuat kurang ajar terhadap Allah, serta menghina dan
menganiaya golongan orang-orang yang beriman dari kalangan kaum Bani Israil. Akan
tetapi. Allah memelihara Rasul-Nya (yaitu Nabi Musa) dan Nabi Harun serta meliputi
keduanya dengan pertolongan-Nya dan menjaganya dengan mata kekuasaan-Nya yang
tidak pernah tidur. Hujah, perdebatan, dan mukjizat-mukjizat ditegakkan di tangan Nabi
Musa. dan Allah menampakkannya melalui Nabi Musa secara berangsur-angsur dan
berturut-turut, sehingga membuat akal kebingungan dan hati merasa kagum dengannya. Di
hadapan mukjizat-mukjizat itu tiada suatu daya upaya pun yang dapat menghadapinya. Hal
seperti itu tidak lain kecuali datang dari orang yang dikuatkan oleh Allah Swt. Setiap kali
mukjizat muncul, disusul dengan mukjizat lainnya yang lebih mengagumkan. Namun
Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya tetap berkeras mendustakan semua mukjizat itu,
mengingkarinya dan menyombongkan diri terhadapnya; sehingga pada akhirnya Allah
menimpakan azabnya kepada mereka dengan azab yang tidak dapat dihindari, yaitu Allah
menenggelamkan mereka semuanya dalam sekejap.

SIFAT-SIFAT NABI MUSA A.S YANG PANTAS DIJADIKAN


TELADAN
1. Pemberani dalam Menyampaikan Kebenaran
Meskipun raja fir’aun adalah penguasa yang sangat kejam dan sewenang-wenang,
namun Nabi Musa As. tidak pernah takut untuk menyampaikan kebenaran. Beliau tetap
menyampaikan kebenaran dengan mengajak Fir’aun untuk menyembah allah Swt. semata.
Padahal pada saat itu raja Fir’aun mengaku bahwa dirinya adalah tuhan yang berkuasa.
2. Taat kepada Allah
Nabi Musa telah memberi contoh bahwa yang perlu kita sembah dan mintai
pertolongan hanya Allah semata. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dialah yang
menciptakan alam semesta ini dan seisinya. Dialah yang berkuasa atas segalanya di alam
ini. keyakinan kita kepada Allah haruslah bulat.
3. Ketekunan dalam Belajar
Keteladanan yang lain dari Nabi Musa As. adalah ketekunan beliau dalam
menuntut ilmu atau belajar kepada Nabi Khidir. Beliau diperintahkan oleh Allah Swt.
untuk menuntut ilmu ke tempat yang sangat jauh dan dituntut untuk sabar dan tekun dalam
belajar, meskipun menemui kejadian-kejadian yang aneh. Selain itu, beliau juga sangat
patuh dan taat kepada guru yang memberinya berbagai pelajaran.
4. Sikap Suka Membela yang Lemah
Ketika Nabi Musa As. tinggal di istana Raja Fir’aun dan mendapati pertengkaran
antara keluarga kerajaan Fir’aun (orang Qibti) dan rakyat jelata dari bani Israil, beliau
justru membela rakyat jelata dari bani Israil yang lemah. Akhirnya, secara tidak sengaja
Nabi Musa membunuh orang Qibti tersebut. Beliau pun diusir dari kerajaan dan itulah
risiko yang harus diterimanya. Akan tetapi, Nabi Musa tidaklah kecewa karena telah
membela rakyat jelata. Beliau tetap berkeyakinan bahwa yang dilakukannya adalah benar.
Beliau senantiasa membela rakyat yang tertindas oleh penguasa zalim.
5. Sabar dalam Berdakwah
Allah mengutus Nabi Musa untuk mengajak penguasa agar bertindak lurus, politisi
agar menjadi baik, dan orang kaya agar menjadi pemilik harta yang baik. Akan tetapi,
ajakan Nabi Musa ditolak. Bahkan, mereka menuduh bahwa Musa ialah seorang penyihir
dan pembohong. Padahal, Nabi Musa datang kepada mereka membawa ayat- ayat Allah.

NABI HARUN ALAIHISSALAM

SEJARAH KENABIAN NABI HARUN A.S


1. Harun Diperintahkan Allah untuk Menemani dan Membantu Nabi Musa di
Dalam Menegakkan Ajaran Allah

Nama Nabi Harun As disebutkan di dalam Al-quran sebanyak 20 kali. Beliau


mempunyai nama lengkap Harun Bin Imran Bin Qahats Bin Azar Bin Lawi Bin Ya’qub
Bin Ishak Bin Ibrahim. Nabi Harun As sendiri merupakan kakak Nabi Musa As. Selang
Empat tahun kemudian, baru Nabi Musa hadi di tengah-tengah keluarganya.

Harun adalah salah satu Nabi yang diciptakan oleh Allah untuk menemani dan
membantu Nabi Musa di dalam menegakkan ajaran Allah. Diangkat Nabi Harun menjadi
seorang Rasul adalah pada tahun 1450 an SM. Ia ditugaskan untuk melakukan dakwah dan
memberi peringatan kepada Fir’aun dan juga Bani Israil di Mesir. Untuk menginjak jalan
yang lurus, yakni ajaran Allah swt.

Nabi Harun As di anugrahi kelebihan yang sangat luar biasa, dalam beliau
berbicara sangatlah pandai. Dan mempunyai pendirian yang sangat tegas dan berani.
Sehingga, beliau di tugaskan untuk mendampingi Nabi Musa dalam berdakwah
menegakkan ajaran Allah swt. Bahkan, kelebihannya dalam diakui oleh Nabi Musa dalam
riwayatnya.

Beliau pun di tetapkan sebagai juru bicara Nabi Musa As. Tentu saja bukan tanpa
ada alasan Nabi harun di angkat menjadi juru bicara Nabi Musa As. Pada suatu hari, saat
Firaun menyuruh Nabi Musa untuk memilih api dan juga roti, pada saat itulah lidah Nabi
Musa As menjadi kaku dan tidak dapat berbicara dengan fasih. Allah pun memberikan
petunjuk kepada Nabi Musa untuk memilih api agar beliau selamat dari Fir’aun.

Dengan hadirnya Nabi Harun di samping Nabi Musa, bisa meringankan  beban
dakwah yang dipikul oleh Nabi Musa. Bahkan, Nabi Harun As juga sering membantu dan
menggantikan posisi Nabi Musa untuk memimpin para umat. Salah satunya adalah Fir’aun
yang Nabi Harun yang di hadapinya, Firaun adalah sosok ayah angkat Nabi Musa As.

2. Nabi Harun dan Nabi Musa Menghadap Fir’aun


Pada suatu saat, ketika para Bani Israel miris karena di bawah belenggu dan  ke
dzoliman Firaun. maka Nabi Musa dan Nabi Harun pun melakukan dakwah dan
memberikan peringatan kepada raja Fir’aun. Nabi Harun As pun sangat senang dan
bersyukur karena sebentar lagi Bani Israil akan segera bebas dari kekuasan firaun dan
dikeluarkan dari Mesir. Nabi harun dan Nabi Musa pun berharap kepada Allah agar
menyelamatkan dan memberikan kekuatan kepada mereka kaum bani israil.

Ketika Nabi Musa Dan Nabi Harun Aa sedang memberikan suatu peringatan dan
arahan kepada Fir’aun. Fir’aun pun sangat marah kepada Nabi Musa, karena Nabi Musa
yang dirawatnya sejak kecil justru menentang atas kekuasaan Fir’aun.

Bahkan, Fir’aun pun menegaskan bahwa Nabi Musa adalah orang gila yang
mengaku menjadi rosul. Karena Fir’aun sama sekali tidak percaya akan di utusnya Nabi
Musa menjadi Rosul. Kemudian, Fir’aun meminta suatu bukti kepadanya sehingga
kerasulan Nabi Musa As bisa diakui, permintaanya pun di turuti oleh Nabi Musa.

Kemudian Nabi Musa langsung melemparkan tongkatnya, dan seketika itu tongkat
tersebut berubah menjadi ular. Ketika Nabi Musa mengulurkan tangannya terhadap ular
tersebut, ular itu pun menjadi sebuah tongkat kembali. Dan saat Nabi Musa As
memasukkan tangan ke saku, maka keluarlah cahaya putih yang berkilau.

Menyaksikan hal tersebut, Fir’aun pun langsung menuduh Nabi Musa bahwa ia
adalah seorang penyihir. Namun, Nabi Musa dan Nabi Harun As sama sekali tidak
menyerah akan perjuanganya. Akhirnya, Nabi Musa di tandingkan dengan penyihir-
penyihir lainnya. Namun, saat Nabi Musa As tampil, semua orang terheran-heran. Karena
semua orang mengakui bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Musa As bukanlah sihir.
Setelah menyaksikan sendiri, para penyihir pun ada yang mengakui bahwa mukjizat Nabi
Musa As, mendengar hal tersebut, Fir’aun pun merasa geram dan dendam terhadap Nabi
Musa.

3. Kisah Nabi Harun dan Samiri


Pada suatu hari, setelah Nabi Musa dan Nabi Harun beserta rombongannya berhasil
keluar dari mesir, Nabi Harun Dan Nabi Musa As melanjutkan perjalannya ke negri
kan’an. di tengah-tengah perjalanan mereka harus melewati bukit yang diberi nama bukit
Sinai. Di atas bukit tersebut lah, Nabi Musa menerima wahyu dari Allah yang berupa kitab
taurat. Hal ini disebutkan di dalam Al-Qur’an QS Al-A’raf: 142.

Kitab Taurat tersebut beliau terima selama 40 hari. Di sinilah Nabi Musa
meninggalkan kaumnya untuk sementara dan di gantikan kepemimpinanya oleh Nabi
Harun As. Karena beliau merasa khawatir akan kembalinya kaum Bani Israil membuat
suatu kerusakan jika di negeri tersebut tidak ada yang memimpin. Karena itulah, Nabi
Musa memberi amanat kepada Nabi Harun As untuk menggantikan kepememimpinanya.

Namun, dalam pimpinan Nabi Harun As, ada permasalahan yang tidak dapat beliau
atasi. Semua kaum Bani Israil kembali menyembah berhala dan  membuat sebuah patung
sapi berbahan dasar emas yang mereka bawa. Hal ini bisa terjadi karena atas bujukan dan
pengaruh Samiri.

Melihat hal tersebut, sebenarnya Nabi Harun As sudah berusah dengan sungguh-
sungguh untuk mengingatkan mereka. Namun mereka semua menghiraukan peringatan
tersebut, semua Kaum Bani Israil tetap menyembah patung sapi dari emas yang mereka
buat sendiri.

4. Nabi Musa
Hingga tibalah waktunya Nabi Musa As kembali ke lokasi kaumnya di gunung
Sinai. Nabi Musa pun marah besar saat melihat perilaku kaumnya yang kembali
menyembah berhala. Selain marah kepada kaumnya, beliau juga marah kepada Nabi Harun
karena dianggap tidak bisa menjaga amanah yang ia berikan selama ia pergi.

Karena merasa kecewa dan marah kepada Nabi Harun, Nabi musa pun memegangi
kepala dan juga janggutnya seraya berkata:“Hai Harun, apa yang sudah menghalangi saat
engkau menyaksikan bahwa mereka telah sesat? (QS Taaha: 92)” Untuk mengikuti
perjalananku ke gunung Sinai bersama dengan kaum yang beriman, apakah engkau
memilih untuk melanggar perintahku dengan kesengajaan?”(QS Taaha: 93).

Mendengar hal tersebut, akhirnya Nabi Harun pun menjawab: “Wahai engkau
yang menjadi putra ibuku. Jangan kau ambil janggut dan juga rambutku. Aku merasa
takut jika engkau nantinya akan mengatakan, engkau telah memecah kaum Bani Israil dan
tidak lagi mengindahkan apa yang aku katakan’’ (QS Thaaha: 94).

Kemudian Nabi Harun pun menjelaskan apa yang telah terjadi selama di tinggalkan
Nabi Musa. Bahwasanya ia sudah memberikan peringatan kepada kaum Bani Israil.
Namun, mereka tetap membangkang dan menghiraukan bahkan hampir membunuh Nabi
Harun As. Setelah itu, beliau juga menjelaskan bahwa yang memicu semua ini adalah
pengaruh dari Samiri. Setelah di jelankan oleh Nabi Harun, salah faham antara Nabi Musa
dan Nabi Harun pun berakhir. Selanjutnya, Nabi Musa pun menghacurkan seluruh patung
yang ada hingga tak tersisa satu pun.

Sesudah kejadian tersebut, Allah pun memberitahu kepada Nabi Musa bahwa Nabi
Harun sudah bersungguh-sungguh berusaha untuk menghentikan mereka. Namun yang ia
lakukan tak menuaikan hasil. Akhirnya, Nabi Musa pun merasa tenang karena saudaranya
tidak melakukan perbuatan syirik terhadap Allah.

Dan pada akhirnya, Nabi Musa pun sadar bahwa Nabi Harun telah menjalankan
tugasnya dengan sebaik-baik mungkin. Sehingga, Nabi Musa pun memohon ampun
kepada Allah atas segala kesalahan yang beliau dan saudaranya telah lakuka. Sedangkan
Samiri yang telah mengajak umatnya menyimpang akhirnya di asingkan dan tidak
diperbolehkan lagi bergaul dengan kaumnya.

Karena ulahnya, Samiri pun terkena suatu azab, yang mana apabila dirinya
disentuh ataupun menyentuh manusia, maka tubuhnya akan terasa panas. Itulah yang akan
menjadi siksaan yang akan ia alami baik di dunia maupun di akhirat nanti. Sesaat sesudah
itu, Nabi Musa pun memberikan perintah kepada kaumnya untuk bertaubat kepada Allah
dengan bersungguh-sungguh.

5. Kisah Nabi Harun dan Pemberontakan Korah


Nabi Harun dan Nabi Musa As memiliki seorang sepupu yang bernama Korah Bin
Yizhar Bin Kehat Bin Lewi. Korah mengajak anak-anak Eliab, On Bin Pelet, Abiram dan
Datan serta orang-orang kaum bani israil untuk memberontak Nabi Musa dan Nabi Harun
As. Mirisnya, pemberontakan tersebut melibatkan pemimpin-pemimpin besar beserta
kaumnya. Sebenarnya, semua hal yang telah dilakukan oleh Korah, lantaran dirinya iri
dengan kedudukan Nabi Harun dan Nabi Musa As.

Kemudian berkumpulah orang-orang yang memberontak Nabi Harun Dan Nabi


Musa As, termasuk Korah salah satunya. Atas perintah dari Allah, Dimana Nabi Musa
menyerahkan semua keputusan kepadaNya. Akhirnya, bumi pun terbelah, tepat di bawah
kelompok Korah, dan menelan orang-orang tersebut. Tidak hanya itu saja, rumah mereka
pun juga ikut tertelan oleh bumi.

Bumi telah menutup kehidupan mereka, semua itu karena berbuatan dari mereka
sendiri yang semena-mena dan berbuat kedzaliman terhadap Nabiyullah. Setelah di lahap
olrh bumi, kemudian keluarlah api besar yang langsung dikirimkan oleh Allah pada kala
itu, Api tersebut membskar semua orang yang ada, termasuk 250 orang Israel yang turut
memberontak kepada Nabi Musa dan Nabi Harun As, Na’udubillah.

Keesokan harinya, semua kaum bani israil merasa heran dan kagum dengan Nabi
Musa dan Nabi Harun. Sesaat setelah itu, turunlah wahyu dari Allah untuk Nabi Musa dan
Nabi Harun untuk menuju ke tengah-tengah umat. Dan pada akhirnya mereka membuat
suatu perdamaian kepada semua ummat.

6. Kisah Wafatnya Nabi Harun


Nabi Harun dan Nabi Musa As tidak diperkenankan untuk masuk ke kawasan tanah
Kan’an. karena kesalahan yang pernah beliau lakukan  di kawasan mata air Meriba yang
tempatnya berada di kota kadesh. Beliau keluar dari kawasan Kadesh untuk menuju ke
suatu daerah. Hingga, tibalah mereka di salah satu gunung yang dikenal dengan nama
gunung Hor di kawasan perbatasan Edom.

Pada saat itu, Nabi Harun dan Nabi Musa mendaki gunung tersebut bersama salah
seorang putranya yang bernama Eleazar. Hal ini mereka beliau laksanakan karena atas
perintah Allah. Setelah sampai, Nabi Musa pun melepaskan pakaian Nabi Harun,
Kemudian memakaikannya kepada putra Nabi Harun yaitu Eleazar.

Setelah Nabi Musa memakaikan baju Nabi Harun kepada putranya, Nabi Harun
pun di jemput oleh Malaikat maut di puncak gunung Hor tersebut. Kemudian, Berita
tentang meninggalnya Nabi Harun pun terdengar olah semua umat. Bangsa Israel pun
menangisinya karena merasa kehilangan sosok panutan, bahkan hingga mencapai 30 hari
sesudah kematiannya.

Nabi Harun As meninggal dunia tepat setelah 40 tahun bangsa Israel keluar dari
kawasan Mesir. Dan berdasarkan kepercayaan Islam, makam Nabi Harun As terletak di
kawasan gunung Harun. Tempat ini tergolong sangat dekat dengan Petra yang terletak di
Yordania.

MUKJIZAT KENABIAN NABI HARUN A.S

1. Kemampuan Berdakwah
Nabi Harun memiliki kemampuan berdakwah dengan gemilang.
2. Kepandaian Tersendiri dalam Berdakwah
Nabi Harun memiliki kepandaian tersendiri dalam berdakwah menyeru kepada
ajaran Allah.
3. Tongkat Berbunga
Suatu waktu, kaum Bani Israil akan melakukan pengangkatan pemimpin. Namun,
mereka belum menentukan sosok yang pantas untuk menjadi pemimpin mereka.
Setiap pemimpin suku Bani Israil diminta untuk meletakkan tongkat masing-masing di
dalam sebuah tempat yang suci. Nabi Harun ikut memasukkan tongkat miliknya juga.
Keesokan harinya, Nabi Musa melihat tongkat milik Nabi Harun bertunas dan berbunga.
Dibawalah semua tongkat para pemimpin suku Bani Israil dan juga tongkat Nabi Harun.
Tongkat yang bertunas dan berbunga ini menjadi tanda dari Allah SWT bahwa Allah telah
memilih Nabi Harun sebagai pemimpin Bani Israil. Semua ini adalah mukjizat dari Allah
SWT.

4. Pandai Berbicara
Mukjizat yang dimiliki Nabi Harun adalah pandai berbicara. Ia lebih fasih
berbicara daripada Nabi Musa. Nabi Harun sangat piawai dalam berdakwah dan
berkomunikasi, bahasa yang digunakan sangat jelas dan tegas. Keberadaan Nabi Harun
sangat membantu untuk menghadapi Bani Israil yang ahli berdebat.
Selain itu, Nabi Harun juga berperan penting dalam perdebatan yang terjadi antara
Nabi Musa dengan Raja Fir’aun. Perdebatan yang terjadi sangat sengit, namun dengan
bantuan Nabi Harun, Nabi Musa berhasil membawa Bani Israil dari Negeri Mesir.

SIFAT-SIFAT NABI HARUN A.S YANG PANTAS DIJADIKAN


TELADAN
Dari silsilah keturunan Nabi Harun AS, merupakan kakak kandung dari Nabi Musa
AS. Sebagai kakak yang mendukung perjuangan adiknya untuk melakukan perjuangan,
berikut beberapa hal yang patut dicontoh dari Nabi Harun A.S:

1. Amanah

Sifat teladan lain dari Nabi Harun ialah ia merupakan nabi yang dapat menjaga
Amanah. Nabi Harun tidak pernah meninggalkan kaumnya karena menjaga amanat dari
Nabi Musa yang telah menyerahkan Bani Israil kepadanya.

2. Kita harus setia kebenaran dan keimanan


3. Kita harus berperilaku kasih sayang dan santun kepada sesama walau kita tidak
menyukai mereka
4. Tutur katanya sangat fasih
5. Membela orang yang lemah
6. Perilakunya santun
7. Kesetiaan kepada Nabi Musa A.s. sangat besar

Anda mungkin juga menyukai