Anda di halaman 1dari 2

Nabi Sulaiman A.S.

Beliau putra Nabi Daud  A. S, yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim


yang ke-13. Setelah Nabi Daud A.S. meninggal, Nabi Sulaiman A.S. menggantikannya baik
sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi yang menlanjutkan menyiarkan
risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada umatnya.

Karunia Allah Swt. yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal sebagai mukjizatnya
yaitu dapat mengerti bahasa binatang, sebagaimana tertera dalam kitab suci al-Qur’an sebagai
berikut:

“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak terinjak Sulaiman
dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa
seraya berdo’a kepada Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau,
yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan masukkanlah kami ke
dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.” (Q.S. an-Namel Ayat 18-19).

Sewaktu Nabi Sualaiman kehabisan air di daerah Yaman burung Hud-hud mendapatkan perintah
mencari sumber air, tetapi burung Hud-hud tidak kembali lagi. Karena itu Nabi Sulaiman marah,
dnegan ujarnya:

“kalau Hud-hud pulang panggang sajalah ia hidup-hidup”.

Baru saja Nabi Sulaiman bicara demikian burung Hud-hud datang.

“Kemana saja engkau hai Hud-hud?” tanya Nabi Sulaiman A.S.


Hud-Hud menjawab; “Maafkanlah ya Rasulullah, aku telah tersesat di daerah yang sangat jauh
dari tempat ini, di tempat tersebut di perintah oleh seorang putri Balqis ia punya nama, sedang
kerajaannya bernama Saba.”

Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah amarah Nabi Sulaiman, karena tertarik kisahnya itu.
Kemudian Ia membuat sepucuk surat kepada raja perempuan itu yang berisi seruan untuk
menyembah Allah Swt. dengan menyatakan bahwa Allah yang telah menganugrahi kerajaan
yang besar itu, karena itu Allah wajib disembah dan janganlah menyembah selain-Nya.

Surat itu dihantarkan oleh burung Hud-hud, lalu burung Hud hud membawanya dan terbang ke
negeri Saba. Dan setelah sampai di negeri tersebut surat yang dibawanya dijatuhkan dan secara
kebetulan putri itu sendiri yang menerimanya.

Kemudian surat dari Nabi Sulaiman itu dibawa dan dibicarakan dalam ruang rapat oleh Putri
Balqis dengan para menterinya, dan hasil dari rapat tersebut sebagaian dari para anggotanya
menyetujui permintaan Nabi Sulaiman dan sebagian yang lainnya menolaknya serta mendesak
sang Putri untuk bertempur dnegan pasukan Nabi Sulaiman.

Lalu Putri Balqis mengambil kesimpulan, “Perang bisa saja terjadi! Namun selagi ada jalan
damai, mengapa kita harus berperang, sedangkan Nabi Sulaiman itu tidak mengajak perang.”

Pendapat dan kesimpulan Putri Balqis itu diterima, dan kepada burung HUd Hud diserahkannya
surat balasan, dalam surat itu diterangkan, bahwa putri Balqis akan mengirimkan utusan untuk
mneghadap Nabi Sulaiman A.S.

Utusan Putri Balqis Menghadap Nabi Sulaiman A.S

Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk membuat dan
mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala permata yang berkilau-kilau dari
segala warna.
Kemudian datanglah utusan Ratu BAlqis. Alangkah herannya mereka, tidak diduga sedikitpun
semula bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu Balqis menghadap Nabi Sulaimanseraya
menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepadanya.

Nabi Sulaiman berkata kepadanya:

“Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah, hadiah dan karunia Allah telah cukup bagiku.
Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan katakan kepada ratu Balqis, bahwa
aku memerlukan ratu Balqis dan rakyatnya menghentikan menyembah matahari. Sembahlah
Allah yang Maha Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan aku akan datang
menghancurkannya ratu Balqis dengan seluruh kerajaannya!.”

Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di sana mereeka
menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan menyampaikan pesan Nabi Sulaiman.
Mendengar itu berkata ratu Balqis.

“Kalau begitu aku sendir perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya perintahkan kepada
seluruh pembantu-pembantuku untuk segera mempersiapkan segala sesuatunya.”

Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman A.S

Ketika Ratu Balqis sampai dihadapan Nabi Sualiman, berkatalah Nabi Sualiman
kepadanya: “Samakah seperti ini kursi kerajaanmu?”
Jawab Ratu Balqis: “Memang bentuknya sama seperti singgasanaku.”

Berkata Nabi Sulaima: “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan mudah, karena Allah
telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-Nya.”

Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana tersebut terbuat
dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam air yang airnya mengalir.

Sewaktu Balqis lewat di tempat itu, disingsingkan kainnya hingga nampak betisnya yang putih
bersih, karena ia mengira lantai mahligai itu air, dan ia takut kalau kainnya menjadi basah. Maka
Nabi Sulaiman berkata kepadanya:

“ini bukan iar, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”
Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang berimanlah aku
kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa engkau adalah utusan-Nya.”
Nabi Sulaiman A.S. Wafat

tentang wafatnya Nabi Sulaiman, diceritakan dalam al-Qur’an, sebagai berikut:

“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang menunjukkan atas kematiannya,
selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan tongkatnya. Tatkala Ia tertelungkup (roboh),
barulah terang bagi jin itu, bahwa kalau mereka mengetahui barang yang ghaib, niscaya
tidaklah mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang selama ini.” (Q.S. Saba, Ayat 14)

Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat beliau ini, meninggal sedang
mengawasi jin-jin yang selalu bekerja keras. Dan menurut riwayat yang lain beliau sedang
mengawasi mereka yang membangun masjid al-Aqsha (Baitul Maqdis), dan setelah masjid itu
selasai beliau terjatuh dari kursinya dan menyebabkan kewafatannya.

Sumber: Drs. Moh. Rifai, Riwayat 25 Nabi & Rasul, hal 94-97, Toha Putra, Semarang, 1976 M.

Anda mungkin juga menyukai