Anda di halaman 1dari 5

Nama : M. GRENDY ZIAM D.D.P.

No.Absen : 14

KISAH NABI MUSA AS


. Nabi Musa as. adalah anak laki-laki dari seorang ibu yang bernama Yukabad dan
seorang ayah yang bernama Imran. Beliau bersudara dengan nabi Harun as. Nabi Musa as.
dilahirkan ketika zaman pemerintahan Raja Fir’aun. Fir’aun merupakan seorang raja yang
zalim, takabur, bahkan mengaku dirinya sebagai Tuhan. Siapa saja yang tidak menuruti
semua perintahnya, maka mati adalah hukumannya.

Suatu hari Fir’aun bermimpi bahwa negeri Mesir habis terbakar, semua rakyatnya mati
kecuali orang-orang Israil yang masih tetap hidup. Ketika fir’aun bangun, ia segera mencari
ahli nujum untuk menakwilkan arti mimpinya itu. Jawaban yang diperoleh dari para ahli
nujum ialah mimpinya merupakan pertanda akan datangnya seorang laki-laki dari Bani Israil
yang akan menjatuhkan kekuasaannya.

Mendengar jawaban itu, Fir’aun segera memerintahkan seluruh tentaranya untuk memeriksa
setiap rumah penduduk dan membunuh setiap bayi laki-laki dari Bani Israil. Keputusannya
itu diumumkan ke seluruh pelosok negeri agar semua rakyat mematuhi undang-undang itu.

Ketika Nabi Musa As. Lahir

Allah SWT memberi ilham kepada ibu Nabi Musa As. untuk menghanyutkan bayinya
itu ke sungai Nil. Dengan kekuasan-Nya, bayi Musa As. terapung di dalam sebuah peti dan
berjalan mengikuti arus sungai menuju kolam pemandian istana Fir’aun. Akhirnya, peti itu
ditemukan oleh Siti Asiah istri Raja Fir’aun yang kemudian dibawanya ke dalam Istana.

Melihat bayi di tangan istrinya, Fir’aun segera menghunus pedangnya untuk membunuh bayi
laki-laki yang berada di tangan istrinya itu. Kemudian, Siti Asiah melindunginya seraya
berkata

“Bayi ini jangan dibunuh, sebaiknya kita jadikan ia sebagai anak angkat, karena aku sudah
menyayanginya dan bukankan kita tidak memiliki anak? ” Mendengar itu, Fir’aun akhirnya
tak bisa berbuat apa-apa, maka sejak itulah Nabi Musa diangkat sebagai anaknya.

Nabi Musa As. Kembali Dipertemukan Dengan Ibunya

Siti Asiah mencari wanita yang bisa menyusukan bayinya itu, kemudian atas iradat
Allah, maka terpilihlah ibu kandung Nabi Musa untuk menyusuinya. Karena saat itu, tidak
ada satupun air susu wanita yang mau diminum oleh Nabi Musa kecuali ibu kandungnya
sendiri. Begitulah cara Allah mempertemukan kembali Nabi Musa AS. ke pangkuan ibunya

Alangkah gembiranya Siti Asiah bisa menemukan orang yang tepat yang dapat menyusukan
anak angkatnya yang tak lain ibu kandungnya sendiri. Selain memperoleh upah besar dari
kerajaan atas pekerjaannya itu, ibu Nabi Musa merasa tenang tanpa rasa takut akan
dibunuhnya Nabi Musa oleh tentara Fir’aun.

Nabi Musa As. Ketika Dewasa

Setelah menginjak dewasa, Nabi Musa As. diberikan anugerah oleh Allah SWT. ilmu
pengetahuan dan pangkat kenabian serta diberi kitab Taurat untuk menghadap dan
menaklukan Fir’aun.

Nabi Musa meninggalkan Istana Fir’aun karena mendapat kabar bahwa Fir’aun berencana
buruk terhadapnya dan memerintahkan tentaranya untuk menangkapnya. Hal itu terjadi
karena salah satu rakyatnya ada yang mati terbunuh oleh Nabi Musa saat ia mendamaikan
perkelahian dua orang, dari bangsa Bani Israil dan Qibthi (bangsa Fir’aun).Denagan rasa
cemas ia meninggalkan kota sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam QS. Al-Qashash
ayat 21.Nabi Musa pergi tanpa tahu arah tujuan. Beliau hanya berjalan mengikuti langkah
kakinya dengan rasa cemas dan khawatir karena takut dikejar oleh tentara Fir’aun.

Saat beliau beristirahat, beliau melihat dua orang gadis yang tengah berebut air untuk hewan
ternaknya. Kemudian Nabi Musa membantunya untuk mengambil air dan meminumkannya
kepada ternak-ternaknya. Setelah kedua gadis itu pulang, ia kembali lagi menjumpai Nabi
Musa dan mengundangnya untuk ke rumah. Ternyata kedua gadis itu adalah putri Nabi
Syu’aib.

Setelah bertemu dan dijamu dengan penuh hormat, kemudian beliau menceritakan apa yang
terjadi dengan dirinya, bahwa ia sedang dikejar oleh tentara Fir’aun, maka berkatalah Nabi
Syu’aib: “Janganlah takut, sesungguhnya engkau telah lepas dari kaum yang zalim“.

Nabi Syu’aib menawarkan kepada Nabi Musa untuk mengambil salah seorang dari putrinya
agar dijadikan sebagai istrinya. Dalam Surat Al-Qashash ayat 27 dijelaskan:

Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah
seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan
jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku
tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang baik“.

Akhirnya Nabi Musa menerima dan menyetujui tawaran Nabi Syu’aib. Maka kawinlah ia
dengan salah satu putri Nabi Syu’aib.

Nabi Musa As. Kembali Ke mesir Dan Menghadap Fir’aun

Dalam perjalanan kembali ke Mesir bersama keluarganya, Nabi Musa mendapatkan wahyu
dari Allah SWT. Ketika sampai di Mesir, beliau mengajak Fir’aun untuk kembali ke jalan
yang benar seraya menunjukkan kedua mukjizatnya yang baru ia peroleh dari Allah SWT.
Melihat itu, Fir’aun sangat murka dan memanggil semua tukang sihirnya agar bertanding
dengan Nabi Musa.
Namun kemenangan berada di pihak Nabi Musa, sehingga para tukang sihir Fir’aun
mengakui kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa As. Selain itu, Siti Asiah juga
beriman kepada Nabi Musa. Maka bertambahlah murka Fir’aun sehingga ia menghukum mati
para tukang sihirnya dan menyiksa istrinya hingga menemui ajalnya.

Tenggelamnya Fir’aun Di Laut Merah

Nabi Musa beserta pengikutnya dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya hingga di tepi laut
merah. Sampai disanalah Nabi Musa dan para pengikutnya kebingungan karena menemui
jalan buntu sedangkan mereka sudah terkepung oleh Fir’aun dan tentaranya. Maka turunlah
firman Allah untuk menolongnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan
Kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan”.
(QS. Al-Baqoroh : 50)

Dalam peristiwa itulah Allah mewahyukan kepada Nabi Musa As. agar memukulkan
tongkatnya ke permukaan laut, kemudian Nabi Musa segera memukulkan tongkatnya dan
tiba-tiba air laut itu terbelah menjadi dua bagian yang sekaligus di tengah-tengah (belahan)
itu menjadi jalan yang bisa dilewatinya dan para pengikutnya.

Tidak lama kemudian Fir’aun dan bala tentaranya menyusul melewati jalan tersebut sambil
merasa takut. Kemudian setelah Nabi Musa dan pengikutnya sampai di daratan, maka Allah
memerintahkan kepada Nabi Musa agar secepatnya memukulkan tongkatnya ke lautan dan
seketika itu pula Nabi Musa memukulkan tongkatnya, lalu tiba-tiba air lautan yang terbelah
itu kembali menjadi air laut seperti semula, maka tenggelamlah raja Fir’aun dan bala
tentaranya di laut merah.

tulah kisah dan sejarah singkat Nabi Musa As. dan perlu diketahui bahwa Nabi Musa As.
wafat di Padang Tih dalam usia 120 tahun.

Sumber Dari:

https://www.catatanmoeslimah.com/2016/06/kisah-nabi-musa-as-lengkap-dari-lahir-
sampai-wafat.htm
Nabi Musa adalah anak dari Nabi Yakub Bin Ishak yang berasal dari Suku Lewi Negara
mesir, beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 sebelum masehi. Nabi Musa memiliki
kitab suci Taurat. Beliau merupakan salah satu nabi yang masuk kedalam ulul azmi. Umat
Nabi Musa bernama Bani Israil.Pada saat kelahiran Beliau, Mesir diperintah oleh seorang
raja dzalim bernama Firaun, Raja Firaun membudayakan kekerasan, kekejaman , dan
kesewenang-wenangan sehingga rakyatnya hidup dalam ketakutan dan ketidak tenangan.
Raja Firaun juga memerintahkan kepada rakyatnya untuk menyembah nya seperti tuhan.
Kelahiran Nabi Musa

Pada suatu hari Raja Firaun di ramal oleh seorang ahli nujum, dikatakan bahwa Raja Firaun
akan dibinasakan oleh seorang anak laki-laki keturunan bani israil. Mendengar ramalan
tersebut Raja Firaun memerintahkan setiap bayi laki-laki yang dilahirkan di wilayah mesir
agar dibunuh tanpa terkecuali. Setiap tentara Raja Firaun diperintahkan memasuki rumah-
rumah penduduk mesir agar tidak ada satupun bayi laki-laki yang hidup.Namun atas
kehendak dan seijin Allah SWT telah lahir seorang bayi laki-laki keturunan yakub bin ishak
yang sehat, untuk menghindarkan dari kejaran tentara Raja Firaun, bayi Nabi Musa di
hanyutkan ke Sungai Nill. Bayi Beliau ditemukan oleh aisah istri dari Raja Firaun itu sendiri,
aisah meminta agar sang raja membiarkan bayi musa hidup dan diangkat menjadi anak
tirinya. Bahkan yang memberi nama bayi tersebut musa adalah keluarga Firaun sendiri, musa
berarti air dan pohon. Beliau dididik sebagaimana anak-anak Raja Firaun yang lainnya tanpa
perbedaan.

Mukjizat Nabi Musa

Saat sudah dewasa Nabi Musa dikaruniai kecerdasan dan kesempurnaan jasmani oleh Allah
SWT. Melihat kesengsaraan kaum Bani Israil yang ditindas oleh Raja Firaun, Beliau berjanji
akan membela kaum Bani Israil yang lemah, karena itulah Beliau memilih untuk
meninggalkan istana Raja Firaun. 10 tahun Nabi Musa keluar dari mesir, setelah beristri
shafura anak dari Nabi Syuaib ,Beliau bertekat untuk kembali ke mesir menemui
keluarganya, agar tidak tertangkap oleh tentara mesir Beliau melewati Bukit Thur Sina, saat
di Bukit Thur Sina.Nabi Musa melihat ada sinar api diatas bukit, saat Beliau mendekati api
tersebut terdengar suara seruan yang mengatakan bahwa tiada tuhan selain Allah, di Bukit
Sina Beliau menerima wahyu pertamanya. Di bukit tersebut Allah SWT juga memberikan
mukjiizat kenabian musa melalui tongkatnya, saat diletakkan ke tanah ular tersebut berubah
menjadi ular besar, ketika diambil oleh Nabi Musa tongkat itu kembali berubah menjadi
tongkat biasa.Nabi Musa juga memiliki mukjizat dapat menyembuhkan orang sakit. Kedua
mukjizat yang dimilikinya tersebut digunakan untuk membantu kaum tertindas. Sesampainya
di mesir Beliau di perintahkan oleh Allah agar mendakwah dan membawa umat Firaun ke
jalan yang benar menyembah Allah SWT. Kemudian Beliau menemui Firaun dan berdakwah
kepadanya bahwa apa yang telah dilakukan oleh Firaun menyiksa bani israil adalah sebuah
kejahatan, selain itu Beliau juga mengingatkan Raja Firaun agar kembali ke jalan Allah untuk
segera bertobat dan minta ampunan.

Sayangnya Raja Firaun menolak, dia malah semakin murka kepada Nabi Musa, Raja Firaun
meminta bukti akan adanya Allah, Beliau lalu menunjukkan mukjizatnya, tongkat yang
dipegang Beliau dibiarkan menjadi ular yang mengejar Firaun, namun Firaun malah menuduh
Beliau sebagai seorang tukang sihir, Raja Firaun memerintahkan untuk membunuh Nabi
Musa dan semua pengikutnya. Mendengar hal tersebut Nabi Musa dan para pengikutnya
berusaha menyelamatkan diri dengan pergi dari mesir, namun pasukan Raja Firaun terus
mengejar mereka, dalam keadaan terdesak Beliau berdoa kepada Allah agar diberikan
keselamatan untuk semua umatnya.Allah SWT sangat menyayangi Beliau, doa Beliau pun
terkabul. Saat beliau dan pengikutnya sudah terpojok di Sungai Nill Allah memberikan
mukjizat selanjutnya dengan mengetukkan tongkatnya Beliau membelah laut nill sagar bisa
dilalui oleh beliau dan seluruh umatnya. Setelah selesai menyeberang, pasukan Firaun yang
mengejar mereka ikut menyeberang, atas perlindungan Allah SWT tongkat Beliau pun
mengetuk kembali Sungai Nill kemudian tertutuplah kembali sungai itu, semua pasukan dan
juga Raja Firaun sendiri tenggelam di dasar laut.

Anda mungkin juga menyukai