Anda di halaman 1dari 45

KISAH NABI MUSA SEJAK LAHIR

SAMPAI WAFAT
Di zaman dahulu, negeri Mesir dipimpin oleh raja yang
zalim dan kejam dikenal dengan sebutan Firaun, ia
memperbudak kaumnya dan menindas mereka, bersikap
sewenang-wenang
di
bumi,
dan
menjadikan
penduduknya berpecah belah, dengan menindas
segolongan dari mereka dan mempekerjakan mereka
dengan kerja paksa. Sesungguhnya Firaun termasuk
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Mereka yang tertindas ini adalah bani Israil; suatu kaum
yang nasab mereka sampai kepada Nabi Israil atau
Yaqub alaihissalam. Bani Israil menempati negeri Mesir
ketika Nabi Yusuf alaihissalam menjabat sebagai
menterinya.
Suatu ketika Firaun bermimpi, bahwa ada sebuah api
yang datang dari Baitul Maqdis lalu membakar negeri
Mesir selain rumah-rumah Bani Israil. Saat bangun, maka
Firaun langsung terkejut, kemudian ia mengumpulkan
para peramal dan pesihir untuk meminta takwil terhadap
mimpinya itu, lalu mereka memberitahukan bahwa akan
lahir seorang anak dari kalangan Bani Israil yang akan
menjadi sebab binasanya penduduk Mesir. Maka Firaun
merasa takut terhadap mimpi tersebut, ia pun
memerintahkan untuk menyembelih anak-anak laki-laki
Bani Israil karena takut terhadap kelahiran orang
tersebut[1].

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Hari pun berlalu, bulan dan tahun berganti sehingga


penduduk asli Mesir melihat bahwa jumlah Bani Israil
semakin sedikit karena dibunuhnya anak laki-laki yang
masih kecil, mereka khawatir jika orang-orang dewasanya
wafat, sedang anak-anaknya dibunuh nantinya tidak ada
lagi yang mengurus tanah mereka, sehingga mereka
pergi mendatangi Firaun dan memberitahukan masalah
itu, lalu Firaun berpikir ulang, kemudian ia pun
memerintahkan untuk membunuh laki-laki secara umum
dan membiarkan mereka secara umum.
Harun lahir pada tahun ketika anak-anak tidak dibunuh,
sedangkan
Musa
lahir
pada
tahun
terjadinya
pembunuhan, maka ibunya takut kalau anaknya dibunuh
sehingga ia memilih untuk menaruh anaknya di tempat
yang jauh dari jangkauan mata tentara Firaun yang
senantiasa menanti anak-anak Bani Israil untuk
dibunuhnya, maka Allah mengilhamkan kepadanya untuk
menyusuinya dan meletakkannya ke dalam peti, lalu peti
itu ditaruh ke sungai saat tentara Firaun datang. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman,
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; Susuilah dia, dan
apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia
ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan
janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya
Kami
akan
mengembalikannya
kepadamu,
dan
menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. (QS. Al
Qashash: 7)
Maka ia pun menyiapkan peti kecil yang terikat dengan
tali dan menyusui anaknya, dan pada saat tentara Firaun

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

datang, maka ia menaruhnya ke dalam peti dan


meletakkannya ke dalam sungai Nil. Ketika tentara
Firaun pergi, maka ia menarik kembali peti itu. Hingga
suatu ketika, ibu Nabi Musa lupa mengikat peti itu
dengan tali, maka peti itu terbawa oleh air dan terus
berjalan, sedangkan saudari Musa diperintahkan untuk
memperhatikannya dan berjalan di sampingnya sambil
melihat ke mana peti ini berhenti. Peti tersebut tetap
mengambang di atas sungai bergoyang ke kanan dan ke
kiri dan digerakkan oleh ombaknya, hingga kemudian peti
itu terbawa ke arah istana Firaun yang berada di dekat
sungai Nil. Ketika saudari Musa melihat peti itu mengarah
ke istana Firaun, maka ia segera menyampaikan kepada
ibunya untuk memberitahukan perkara itu sehingga hati
ibu Musa menjadi kosong, hampir saja ia menyatakan
keadaan yang sebenarnya bahwa Musa adalah anaknya
sendiri.
Ketika itu, Asiyah istri Firaun seperti biasa berjalan di
kebun istana dan berjalan pula di belakangnya para
pelayannya, lalu Asiyah melihat sebuah peti di pinggir
sungai Nil di ujung istana, lalu ia menyuruh para
pelayannya untuk membawanya dan mereka tidak berani
membukanya sampai meletakkan peti itu di hadapan
Asiyah. Kemudian Asiyah melihat peti itu dan dilihatnya
ada seorang anak bayi yang manis dan Allah
menanamkan dalam hatinya rasa cinta kepada anak itu.
Di samping itu, Asiyah adalah seorang wanita yang
mandul, lalu ia mengambilnya dan memeluknya dan
bertekad untuk menjaganya dari pembunuhan dan

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

penyembelihan, lalu ia membawanya ke suaminya dan


berkata dengan penuh rasa kasihan, (Ia) adalah
penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu
membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada
kita atau kita ambil ia menjadi anak. (QS. Al Qashash: 9).
Yang diucapkan Asiyah sungguh benar, karena
keberadaan Musa memberikan manfaat baginya, di dunia
ia memperoleh hidayah dengannya dan di akhirat ia
masuk surga dengan sebabnya.
Ketika Firaun melihat istrinya begitu kuat menjaga anak
bayi ini, maka Firaun menyetujui permintaannya dan
tidak menyuruh dibunuh dan diangkatlah ia sebagai
anak.
Kembalinya Bayi Musa kepada Ibunya
Setelah
berlalu
beberapa
saat,
sedang
Asiyah
menggendong bayi Musa dengan penuh kegembiraan,
namun ibu Nabi Musa menangis dengan sedihnya,
hatinya kosong terhadap urusan dunia selain urusan
Musa, maka Asiyah merasakan perlunya anak ini
disusukan, ia pun segera menghadirkan ibu susu untuk
menyusukannya dan mengurusnya, sehingga datanglah
sejumlah ibu susu ke istana untuk menyusukannya, tetapi
bayi Musa menolak semuanya. Hal ini membuat penghuni
istana sibuk memikirkannya dan berita ini tersebar di
kalangan manusia, sehingga saudari Musa mengetahui
hal itu, ia pun pergi ke istana dan menemui Asiyah istri
Firaun dan memberitahukan, bahwa ia mengetahui ibu
susu yang cocok untuk anak ini, maka Asiyah bergembira

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

sekali dan meminta kepadanya agar ibu susu itu dibawa


segera ke hadapannya.
Saudari Musa pun pulang dan menemui ibunya yang
sedang dalam keadaan menangis karena kehilangan
anaknya, lalu saudari Musa memberitahukan hal yang
terjadi antara dirinya dengan istri Firaun sehingga
tenanglah ibu Nabi Musa dan lega hatinya.
Ibu Nabi Musa pun pergi bersama putrinya ke istana
Firaun. Ketika telah masuk ke istana dan menemui istri
Firau, maka ibu Nabi Musa segera menyodorkan
teteknya, bayi Musa segera menyusu hingga kenyang.
Lalu Asiyah meminta Ibu Musa untuk tinggal di istana,
tetapi ia menolak karena ia mempunyai suami dan anakanak yang perlu dilayaninya, maka Asiyah pun melepas
bayi Musa itu bersama ibu itu yang tidak lain adalah ibu
Nabi Musa sendiri.
Ibunya membawa bayinya ke rumah tempat Musa
dilahirkan dengan hati yang penuh kebahagiaan, di
samping ia memperoleh upah dari istana, demikian pula
nafkah dan pemberian lainnya, sehingga hiduplah Nabi
Musa dengan ibu dan ayahnya serta saudarinya. Saat
Musa telah kembali ke istana Firaun, maka keluarga
Musa telah mendidiknya dengan pendidikan yang baik,
sehingga Nabi Musa tumbuh seperti anak raja dan
pemerintah, yaitu sebagai orang yang kuat, pemberani
dan berpendidikan.
Ketika itu, Bani Israil menjadi lebih terhormat, karena dari
kalangan mereka yang menyusukan Musa.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Musa di Masa Dewasa


Demikianlah Nabi Musa alaihissalam menjadi dewasa
sebagai seorang yang kuat dan pemberani. Maka pada
suatu hari, Musa berjalan di kota Memphis dan dilihatnya
ada dua orang yang bertikai, yang satu dari kalangan
kaumnya Bani Israil, sedangkan yang satu lagi dari
penduduk asli Mesir, yaitu orang Qibthi yang kafir. Lalu
orang Bani Israil meminta bantuan kepada Musa,
kemudian Musa pun datang dan hendak mencegah orang
Mesir itu melakukan kezaliman, ia pun memukulnya
dengan tangannya sehingga orang Qibthi itu langsung
tersungkur ke tanah dan mati.
Musa pun merasakan bahwa dirinya dalam kesulitan,
padahal maksud Beliau bukanlah untuk membunuhnya
tetapi untuk membela orang yang terzalimi, maka Nabi
Musa pun bersedih, bertobat kepada Allah dan kembali
kepada-Nya serta meminta ampunan-Nya, (lihat QS. Al
Qashash: 15-16).
Akan tetapi, berita itu ternyata sudah tersebar luas di
kota itu dan orang-orang Mesir mencari-cari siapa
pembunuhnya untuk menghukumnya, tetapi mereka
tidak mengetahuinya. Hari pun berlalu dan saat Nabi
Musa berjalan di kota itu, ia pun menemukan orang Bani
Israil yang pernah dibelanya bertengkar lagi dengan
orang Mesir dan meminta bantuan lagi kepada Nabi Musa
alaihissalam,
namun
Musa
marah
terhadap
permintaannya itu, ia pun maju untuk melerai pertikaian,
tetapi orang Bani Israil itu mengira bahwa Musa hendak
mendatanginya untuk memukulnya karena marah

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

kepadanya, ia pun berkata, Wahai Musa! Apakah kamu


bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu
kemarin telah membunuh seorang manusia?
Mendengar kata-kata itu, maka orang-orang Mesir pun
mengetahui bahwa yang membunuh orang Qibthi itu
adalah Nabi Musa alaihissalam. Maka tentara Firaun
mulai berpikir tentang hukuman yang harus ditimpakan
kepadanya, lalu ada seorang yang datang kepada Nabi
Musa menasihatinya agar ia pergi dari Mesir, maka Musa
keluar darinya dalam keadaan takut kalau ada yang
menangkapnya sambil berdoa kepada Allah agar
diselamatkan dari orang-orang yang zalim (lihat Al
Qashash: 17-21).
Musa Meninggalkan Mesir Menuju Madyan
Nabi Musa pun pergi meninggalkan Mesir, namun ia tidak
mengetahui ke mana ia harus pergi, ia berharap kepada
Allah agar Dia mengarahkan ke tempat yang tepat, dan ia
terus berjalan hingga sampai di sebuah kota bernama
Madyan. Ketika tiba di kota Madyan, Nabi Musa
mendatangi sebuah pohon yang berada di dekat sumur
lalu duduk di bawahnya. Ia pun mendapati dua orang
wanita yang membawa kambing-kambing gembalaannya,
dimana keduanya berdiri jauh dari sumur menunggu
orang-orang selesai mengambil air.
Musa mendekat kepada keduanya dan bertanya tentang
sebab keduanya berdiri jauh dari keramaian orang, maka
keduanya memberitahukan, bahwa keduanya tidak dapat
memberi
minum
kambing-kambingnya
melainkan

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

setelah orang-orang selesai memberi minum kambingkambing


mereka.
Keduanya
terpaksa
melakukan
demikian, karena orang tuanya sudah sangat tua; tidak
sanggup melakukan pekerjaan ini, maka Nabi Musa pun
maju lalu mengangkat batu besar sendiri yang biasa
diangkat oleh sepuluh orang yang menutupi sumur itu,
kemudian memberi minum kambing-kambing milik
keduanya.
Setelah itu, Musa kembali ke tempat semula di bawah
naungan pohon untuk dapat beristirahat setelah
merasakan kelelahan perjalanan jauh. Lalu ia merasakan
lapar dan berdoa, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat
memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan
kepadaku.
Ketika kedua wanita itu kembali kepada orang tuanya,
keduanya menceritakan kejadian yang mereka alami,
sehingga orang tua itu heran dengan orang asing yang
kuat dan memiliki sopan santun yang tinggi. Lalu orang
tua ini menyuruh salah seorang anaknya untuk
mendatanginya dan mengundangnya menemui ayahnya
untuk diberikan balasan.
Lalu salah satu wanita itu mendatangi Musa dengan rasa
malu dan memberitahukan tentang undangan ayahnya,
maka Musa memenuhi undangan itu dan mendatangi
ayah wanita itu dengan berjalan di depan, sedangkan
wanita ini berjalan di belakang sambil mengisyaratkan
jalannya dengan melempar batu kecil.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Ketika sampai di tempat orang tua itu, maka ia bertanya


kepada Musa tentang nama dan perihal yang terjadi pada
dirinya, Musa pun menceritakan kejadiannya, lalu orang
tua itu menenangkannya.
Ketika itu, salah seorang dari kedua wanita itu meminta
kepada ayahnya agar mengangkat Musa sebagai pekerja
untuk membantu keduanya karena keadaanya yang kuat
lagi amanah. Maka orang tua itu, menawarkan kepada
Musa untuk menikahi salah satu putrinya itu dengan
mahar mau bekerja kepadanya selama delapan tahun
atau sepuluh tahun jika Musa mau. Maka Nabi Musa
setuju terhadap tawaran itu, dan menikah dengan salah
satu dari wanita itu. Ia pun mulai menggembala kambing
selama sepuluh tahun. Setelah itu, Musa ingin pulang
menemui keluarganya di Mesir, lalu orang tua itu
menyetujuinya dan memberinya bekal selama perjalanan
pulangnya ke Mesir.
[1] Ada pula yang berpendapat, bahwa yang mendorong
Firaun melakukan tindakan keji ini adalah karena berita
yang sampai kepadanya dari Bani Israil bahwa nanti akan
muncul dari kalangan mereka seorang anak yang menjadi
penyebab hancurnya kerajaan Mesir. Berita ini masyhur di
kalangan Bani Israil hingga tersebar di kalangan orangorang asli Mesir dan sampailah berita itu ke telinga
Firaun, lihat Shahih Qashashil Anbiya hal. 254.
Kembalinya Musa ke Mesir dan Diangkatnya Beliau
Sebagai Nabi

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Maka berangkatlah Musa menuju Mesir bersama


keluarganya, sehingga ketika mereka merasakan
kegelapan, mereka duduk beristirahat agar dapat
melanjutkan perjalanan lagi. Ketika itu, cuaca sangat
dingin sekali, maka Musa pun mencari sesuatu untuk
dapat menghangatkan badannya, ia pun melihat api dari
jauh, lalu meminta keluarganya menunggu di situ agar ia
dapat mengambil sesuatu untuk menghangatkan badan.
Maka Musa pun pergi mendatangi api itu dengan
membawa tongkatnya.

Lebih dari seorang mufassir baik dari kalangan salaf


maupun khalaf berkata, Nabi Musa pergi menuju api
yang dilihatnya itu dan setelah sampai di sana,
didapatinya api itu menyala-nyala di sebuah pohon hijau,
yaitu pohon Ausaj (jenis pohon yang berduri), apinya
semakin menyala, kehijaun pohon itu juga semakin
bertambah, maka Musa berdiri dalam keadaan takjub dan
ketika itu pohon tersebut di kaki gunung di sebelah Barat
dan berada di sebelah kanan Nabi Musa sebagaimana
firman Allah Taala, Dan tidaklah kamu (Muhammad)
berada di sisi yang sebelah Barat ketika Kami
menyampaikan perintah kepada Musa, dan tidak pula
kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan. (QS. Al
Qashshash: 44)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Saat itu Musa berada di lembah yang bernama Thuwa,


sambil menghadap kiblat, sedangkan pohon itu berada di
kanannya di sebelah Barat, lalu Tuhannya memanggilnya,

Wahai Musa.sesungguhnya aku Inilah Tuhanmu, maka


lepaskanlah kedua sandalmu; sesungguhnya kamu
berada di lembah yang suci; Thuwa. Dan Aku telah
memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan
diwahyukan (kepadamu).Sesungguhnya Aku ini adalah
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku. Segungguhnya hari kiamat itu akan
datang, Aku merahasiakan (waktunya) agar setiap diri itu
dibalas dengan apa yang ia usahakan.Maka sekali-kali
janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang
tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti
hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu menjadi
binasa. (QS. Thaahaa: 11-16)

Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepadanya


tentang tongkat yang dipegangnya dan Dia lebih tahu-,
Musa menjawab, Ini adalah tongkatku, aku bersandar
kepadanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk
kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain
padanya. (QS. Thaahaa: 18)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Maka Allah menyuruhnya untuk melempar tongkatnya.


Musa pun melemparnya, maka tongkat itu berubah
menjadi ular yang besar dan bergerak dengan cepat, lalu
Musa berpaling lari karena takut, lalu Allah menyuruhnya
kembali dan tidak takut, karena ular itu akan kembali
menjadi tongkat seperti sebelumnya, kemudian Musa
mengulurkan tangannya ke ular itu untuk mengambilnya,
ternyata ular itu langsung berubah menjadi tongkat.

Nabi Musa kulitnya berwarna coklat, lalu Allah


memerintahkan
kepadanya
untuk
memasukkan
tangannya
ke
dalam
bajunya
kemudian
mengeluarkannya, Musa pun melakukannya, lalu
tampaklah warna putih yang jelas. Keduanya Allah
jadikan sebagai mukjizat untuk Nabi Musa alaihissalam di
samping mukjizat-mukjizat yang lain untuk menguatkan
kerasulannya ketika berhadapan dengan Firaun dan para
pembesarnya.
Dakwah Nabi Musa Alaihissalam kepada Firaun

Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Taala memerintahkan


Nabi
Musa
pergi
mendatangi
Firaun
untuk
mendakwahinya, maka Nabi Musa mau memenuhinya,
akan tetapi sebelum ia berangkat, ia berdoa kepada
Tuhannya meminta taufiq dan meminta kepada-Nya
bantuan, Musa berkata, Ya Tuhanku, lapangkanlah
untukku dadakuDan mudahkanlah untukku urusanku,
Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,Agar mereka

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

mengerti perkataanku,Dan Jadikanlah untukku seorang


pembantu dari keluargaku,(yaitu) Harun, saudaraku,
Teguhkanlah dengannya kekuatanku,Dan jadikankanlah
dia sekutu dalam urusanku,agar kami banyak bertasbih
kepada Engkau,dan banyak mengingat Engkau.
Sesungguhnya Engkau adalah Maha melihat (keadaan)
kami. (QS. Thaahaa: 25-35)

Maka Allah mengabulkan permohonannya, lalu Musa


ingat bahwa ia pernah membunuh orang Mesir, ia takut
kalau nanti mereka membunuhnya, maka Allah
menenangkannya, bahwa mereka tidak akan dapat
menyakitinya sehingga Musa pun tenang (lihat Al
Qashash: 35).

Musa pun melanjutkan perjalanannya ke Mesir dan


memberitahukan kepada Harun apa yang terjadi antara
dirinya dengan Allah Subhanahu wa Taala agar Harun
ikut serta menyampaikan risalah kepada Firaun dan
kaumnya dan membantunya mengeluarkan Bani Israil
dari Mesir, maka Harun pun bergembira atas berita itu, ia
pun ikut berdakwah bersama Musa.

Firaun adalah seorang yang kejam dan berlaku zalim


terhadap Bani Israil, sehingga Nabi Musa dan Nabi Harun
berdoa kepada Allah agar menyelamatkan keduanya dari
tindakan aniaya dari Firaun, lalu Allah Taala berfirman

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

meneguhkan hati keduanya, Janganlah kamu berdua


khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku
mendengar dan melihat.Maka datanglah kamu berdua
kepadanya (Firaun) dan Katakanlah, Sesungguhnya
kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah
Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa
mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu
dengan membawa bukti (atas kerasulan Kami) dari
Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang
yang
mengikuti
petunjuk.Sesungguhnya
telah
diwahyukan kepada Kami bahwa siksa itu (ditimpakan)
atas orang-orang yang mendustakan dan berpaling. (QS.
Thaahaa: 46-48)

Maka ketika Musa dan harun berangkat, mulailah


keduanya mengajak mereka kepada Allah dan berusaha
membawa Bani Israil dari penindasan Firaun, akan tetapi
Firaun mengejek keduanya dan mengolok-olok apa yang
mereka berdua bawa serta mengingatkan Musa, bahwa
dirinyalah yang mengurus Musa di istananya dan terus
membesarkannya hingga ketika dewasa Musa membunuh
orang Mesir dan pergi melarikan diri. Maka Nabi Musa
alaihissalam berkata, Aku telah melakukannya, sedang
aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.Lalu
aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu,
kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia
menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.Budi
baik yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

(disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israil.


(Lihat Asy Syuaraa: 20-22)

Firaun pun bertanya, Siapa Tuhan semesta alam itu?

Musa menjawab, Tuhan Pencipta langit dan bumi dan


apa yang ada di antara keduanya (Itulah Tuhanmu), jika
kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya.

Firaun berkata kepada orang-orang yang ada


sekelilingnya, Apakah kamu tidak mendengarkan?

di

Musa berkata (pula), Tuhan kamu dan Tuhan neneknenek moyang kamu yang dahulu.

Firaun berkata, Sesungguhnya Rasulmu yang diutus


kepada kamu sekalian benar-benar orang gila.

Musa berkata, Tuhan yang menguasai Timur dan Barat


dan apa yang ada di antara keduanya; (Itulah Tuhanmu)
jika kamu mempergunakan akal.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Firaun berkata: Sungguh jika kamu menyembah Tuhan


selainku, aku akan menjadikan kamu salah seorang yang
dipenjarakan. (Lihat Asy Syuaraa: 23-29)

Kemudian Nabi Musa menawarkan kepadanya bukti yang


membenarkan kerasulannya. Maka Firaun meminta
ditunjukkan buktinya jika Musa memang benar. Nabi
Musa pun melempar tongkatnya dan berubahlah tongkat
itu menjadi ular yang besar sehingga orang-orang
terkejut dan takut terhadap ular itu. Kemudian Musa
menjulurkan tangannya ke ular itu, maka ular itu kembali
seperti biasa menjadi tongkat. Kemudian Musa
memasukkan tangannya ke leher bajunya, lalu ia
keluarkan, tiba-tiba tampak warna putih berkilau.
Perlawanan Nabi Musa Alaihissalam dengan Para Penyihir
dan Masuk Islamnya Para Penyihir

Ketika ditunjukkan bukti-bukti itu, Firaun malah


menuduhnya sebagai penyihir, lalu ia meminta untuk
dikumpulkan para penyihirnya dari segenap tempat untuk
melawan Musa. Maka ditetapkanlah hari raya sebagai
hari pertunjukan itu yang dimulai pada waktu dhuha di
tempat yang lapang di hadapan Firaun. Firaun juga
mengumumkan pertemuan itu kepada kaumnya agar
mereka semua hadir menyaksikan.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Tibalah hari pertunjukan itu dalam keadaan ramai dihadiri


oleh banyak manusia, mereka ingin melihat apakah Musa
yang menang ataukah para penyihir?

Sebelum Firaun keluar mendatangi Musa, ia berkumpul


terlebih dahulu dengan para penyihir dan memberikan
dorongan kepada mereka, dimana jika mereka menang,
maka ia akan memberikan berbagai kesenangan berupa
harta dan kedudukan.

Sesaat kemudian, Firaun keluar menuju lapangan


pertandingan, sedangkan di belakangnya terdapat para
penyihir, lalu ia duduk di tempat khusus baginya dengan
didampingi para pelayannya, kemudian para penyihir
berdiri di hadapan Nabi Musa dan Harun.

Selanjutnya Firaun mengangkat tangannya untuk


memberitahukan bahwa pertandingan siap dimulai, lalu
para penyihir menawarkan dua hal kepada Musa, yaitu
apakah Musa yang pertama kali melempar tongkatnya
ataukah merela lebih dulu? Maka Nabi Musa membiarkan
mereka dulu yang memulai.

Para penyihir pun melempar tali dan tongkat, sambil


menyihir mata manusia sehingga menurut pandangan
manusai bahwa tongkat dan tali tersebut berubah

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

menjadi ular yang gesit dan bergerak di hadapan mereka,


sehingga orang-orang takut terhadapnya, bahkan Nabi
Musa dan Harun merasa takut terhadapnya, lalu Alllah
memberikan wahyu kepada Musa agar ia tidak takut dan
melempar tongkatnya, maka Nabi Musa dan saudaranya
(Nabi Harun) tenang karena perintah Allah itu.

Nabi Musa pun melempar tongkatnya, maka tongkat itu


berubah menjadi ular yang besar yang menelan tali para
penyihir dan tongkat mereka. Ketika para penyihir
melihat apa yang ditunjukkan Nabi Musa alaihissalam,
maka mereka pun mengakui, bahwa itu adalah mukjizat
dari Allah dan bukan sihir. Kemudian Allah melapangkan
hati mereka untuk beriman kepada Allah dan
membenarkan apa yang dibawa Nabi Musa alaihissalam,
mereka pun akhirnya hanya bersujud kepada Allah sambil
menyatakan keimanan mereka kepada Tuhan Musa dan
Harun.

Ketika itulah Firaun semakin geram dan mulai


mengancam para penyihir, ia berkata kepada mereka,
Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum
aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia
adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu
sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong
tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara
bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib
kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara


kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya. (QS.
Thaahaa: 71)

Meskipun begitu, para penyihir tidak takut terhadap


ancaman itu setelah Allah mengaruniakan keimanan
kepada mereka, mereka berkata, Kami sekali-kali tidak
akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang
nyata (mukjizat) yang telah datang kepada kami dan
daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka
putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.
Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan
pada kehidupan di dunia ini saja.Sesungguhnya kami
telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni
kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu
paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih
baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).
Sesungguhnya barangsiapa datang kepada Tuhannya
dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya
neraka Jahannam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak
(pula) hidup.Dan barang siapa datang kepada Tuhannya
dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah
beramal saleh, maka mereka Itulah orang-orang yang
memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia),(yaitu)
surga Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya,
mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi
orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).
(QS. Thaahaa: 72-76)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Penindasan Firaun kepada Bani Israil untuk yang Kedua


Kalinya

Mendengar kata-kata para penyihir itu Firaun pun


semakin marah, dan orang-orang sesat dari kaumnya
juga mendorong Firaun untuk menghukum Musa dan
Harun. Ketika itulah, Firaun mengeluarkan ketetapannya,
yaitu membunuh anak-anak orang-orang yang beriman
dari kalangan Bani Israil dan membiarkan wanita. Dengan
adanya keputusan ini, maka Firaun berhasil membuat
takut kaum lemah Bani Israil dan mereka yang ada
penyakit dalam hatinya, mereka tidak beriman kepada
Musa karena takut akan ancamannya, bahkan orang yang
beriman saja sampai tidak masuk ke dalam Islam secara
sempurna karena takut terhadap Firaun.

Ketika Nabi Musa alaihissalam melihat kaumnya


merasakan ketakutan yang sangat, maka Beliau berkata
kepada kaumnya, Mohonlah pertolongan kepada Allah
dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan
Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya
dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah
bagi orang-orang yang bertakwa.

Maka Kaum Musa berkata, Kami telah ditindas (oleh


Firaun) sebelum kamu datang kepada Kami dan setelah
kamu datang.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Musa menjawab, Mudah-mudahan Allah membinasakan


musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi-(Nya),
Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu. (QS.
Al Araaf: 128-129)

Firaun juga mulai mencari cara untuk menyingkirkan


Nabi Musa, maka pada suatu hari ia mengumpulkan para
pembantu dan keluarganya serta memberitahukan
usulnya, yaitu membunuh Musa. Namun di tengah-tengah
mereka
ada
seorang
yang
menyembunyikan
keimanannya dan berkata, Apakah kamu akan
membunuh seorang laki-laki karena Dia menyatakan,
Tuhanku ialah Allah, padahal dia telah datang
kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari
Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang
menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang
yang
benar
niscaya
sebagian
(bencana)
yang
diancamkannya kepadamu akan menimpamu. (QS. Al
Mumin: 28)

Lalu ia mengajak orang-orang Mesir untuk beriman


kepada Allah dan memperingatkan mereka dari adzab
Allah, tetapi Firaun berpaling darinya dan tidak mau
mendengar nasihatnya.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Musibah-musibah yang Ditimpakan kepada Firaun dan


Kaumnya dan Bagaimana Firaun Tetap Tidak Mau
Bertaubat

Hari pun berlalu, Firaun dan para pembantunya terus


menyiksa Bani Israil dan membebankan mereka dengan
kerja-kerja yang berat, ia juga tidak mau mendengarkan
nasihat Nabi Musa untuk membiarkan dirinya dan
kaumya pergi meninggalkan Mesir, sehingga Allah
menimpakan kepada mereka kemarau panjang dan
kekurangan, dimana air sungai Nil surut, buah-buahan
berkurang, dan manusia banyak yang kelaparan,
sehingga mereka merasakan tidak sanggup menghadapi
cobaan dari Allah Azza wa Jalla. Allah Subhaanahu wa
Taala juga menimpakan kepada mereka berbagai macam
adzab di samping yang disebutkan, seperti banjir yang
menenggelamkan tanaman dan rumah-rumah mereka,
mengirimkan belalang yang memakan sisa tanaman dan
pepohonan mereka, demikian pula mengirimkan kutu
(ulat) sehingga memakan makanan yang mereka simpan,
mengirimkan katak sehingga membuat mereka sulit
istirahat, serta menjadikan air yang datang kepada
mereka dari sungai Nil, sumur dan mata air yang ada
menjadi darah.

Semua musibah ini menimpa Firaun dan kaumnya,


adapun Musa dan Harun serta orang-orang yang beriman
bersamanya, maka tidak mendapatkannya. Hal ini

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

merupakan bukti kebenaran apa yang dibawa Nabi Musa


dan Nabi Harun alaihimassalam.

Hari pun berlalu dan musibah itu terus belanjut, bahkan


semakin hari semakin bertambah, maka orang-orang
Mesir mendatangi Firaun mengusulkan kepadanya untuk
melepaskan Bani Israil sambil meminta kepada Nabi Musa
agar ia berdoa kepada Tuhannya agar Tuhannya
menghilangkan musibah itu dari mereka. Mereka berkata,
Wahai Musa! Mohonkanlah untuk kami kepada Tuhamnu
dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada
pada
sisimu.
Sesungguhnya
jika
kamu
dapat
menghilangkan adzab itu dan pada Kami, pasti Kami akan
beriman kepadamu dan akan Kami biarkan Bani Israil
pergi bersamamu.

Namun ketika Allah telah menghilangkan adzab itu dari


mereka hingga batas waktu yang mereka sampai
kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya. (Lihat Al
Araaf: 134-135)

Firaun juga semakin bertambah penentangannya dan


kekafirannya kepada Allah dan senantiasa mendustakan
semua ayat yang dibawa oleh Nabi Musa alaihissalam,
hingga akhirnya Nabi Musa berdoa kepada Allah agar Dia
melepaskan Bani Israil dari cengkeraman Firan serta
mengadzab orang-orang kafir dengan adzab yang pedih.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Nabi Musa berkata, Wahai Tuhan kami, sesungguhnya


Engkau telah memberi kepada Firaun dan pemukapemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam
kehidupan dunia. Wahai Tuhan kami, akibatnya mereka
menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Wahai Tuhan
kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci
matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga
mereka melihat siksaan yang pedih. (QS. Yunus: 88)

Maka Allah Subhaanahu wa Taala mengabulkan doa


Nabi-Nya dan Rasul-Nya Musa alaihissalam dan
datanglah perintah dari Allah kepada Nabi Musa untuk
membawa Bani Israil pergi di malam hari serta
memberitahukan, bahwa Firaun akan menyusul mereka.
Nabi Musa alaihissalam Membawa Pergi Bani Israil dan
Disusulnya Mereka oleh Firaun
Maka Nabi Musa membawa Bani Israil pada malam hari
dan berangkatlah Musa bersama Bani Israil ke arah laut,
mereka berjalan kaki ke sana, namun berita kepergian
Nabi Musa dan Bani Isaril ternyata diketahui Firaun,
maka Firaun marah besar dan mengirim orang untuk
mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. Firaun
berkata, Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar
golongan kecil. Dan sesungguhnya mereka membuat halhal yang menimbulkan amarah kita. Dan sesungguhnya
kita benar-benar golongan yang selalu waspada.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Maka keluarlah Firaun dan kaumnya dalam jumlah besar


untuk mengejar Nabi Musa dan Bani Israil, hingga
akhirnya Firaun dan bala tentaranya dapat menyusul
mereka di waktu matahari terbit. Kedua golongan itu pun
saling melihat, dan saat itu pengikut-pengikut Musa
berkata, Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.
Tetapi Musa menenangkan mereka dan mengingatkan
mereka, bahwa Allah Subhaanahu wa Taala akan
menolong mereka, Beliau berkata, Sekali-kali tidak akan
tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia
akan memberi petunjuk kepadaku.
Penenggelaman Firaun
Selanjutnya, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk
memukul tongkatnya ke laut, maka dengan izin Allah laut
pun terbelah, dimana setiap belahan seperti gunung
yang besar (QS. Asy Syuaraa: 52-63). Ketika itulah, Bani
Israil segera melintasi laut hingga sampai di seberang,
sedangkan Firaun berada di tepi sebelumnya, dan ketika
Firaun melihat jalan-jalan di tengah laut senantiasa
terbuka, maka ia bersama tentaranya pun melewati jalan
itu untuk mengejar Bani Israil. Dan ketika mereka telah
sampai di tengah laut, maka laut pun kembali seperti
biasa sehingga mereka semua tenggelam. Dan saat
Firaun telah merasakan dirinya akan tenggelam, ia pun
berusaha menyelamatkan dirinya dengan berkata, Saya
percaya bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah
melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan
saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah). (Lihat Yunus: 90)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Akan tetapi, saat untuk bertaubat tidak lagi berguna


karena nyawa telah sampai di tenggorokan.

Setelah Firaun menghebuskan nafasnya, maka ombak


laut membawa jasadnya dan melemparnya ke pinggir
pantai agar dilihat oleh orang-orang Mesir, agar menjadi
pelajaran bagi mereka, bahwa orang yang mereka
sembah selama ini serta mereka taati tidak mampu
menolak kematian sedikit pun dari dirinya serta menjadi
pelajaran bagi setiap orang yang sombong lagi kejam.
Penenggalaman Firaun ini terjadi pada hari Asyura (10
Muharram). Ibnu Abbas berkata, Nabi shallallahu alaihi
wa sallam tiba di Madinah, sedangkan orang-orang
Yahudi melakukan puasa pada hari Asyura, lalu Beliau
bertanya, Hari apa yang kalian berpuasa ini? Mereka
menjawab, Ini adalah hari dimana Musa pernah
mengalahkan Firaun. Maka Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda (kepada para sahabat), Kalian lebih
berhak dengan Nabi Musa daripada mereka, maka
berpuasalah. (HR. Bukhari, Muslim, Nasai dalam Al
Kubra, Ibnu Majah, dan lain-lain).
Setelah Bani Israil melintasi lautan, maka mereka
berjalan ke negeri yang suci (Palestina), namun di tengah
perjalanan,
mereka
melihat
orang-orang
yang
menyembah patung, lalu mereka meminta kepada Nabi
Musa alaihissalam agar mengadakan buat mereka
sesembahan seperti yang mereka miliki, maka Nabi Musa

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

berkata, Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang


tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan) Sesungguhnya
mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang
dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka
kerjakan. (QS. Al Araaf: 138-139)

Nabi Musa juga berkata, Patutkah aku mencari Tuhan


untuk kamu selain Allah, padahal Dialah yang telah
melebihkan kamu atas segala umat (pada masa itu).
(QS. Al Araaf: 140)
Beberapa Nikmat Allah kepada Bani Israil
Nabi Musa alaihissalam pun melanjutkan perjalanannya
di bawah terik matahari yang menyengat wajah mereka,
hingga akhirnya mereka mengadukan masalah itu kepada
Beliau, maka Allah menundukkan untuk mereka awan
yang berjalan di atas mereka yang mengikuti perjalanan
mereka sehingga mereka tidak merasa kepanasan. Dan
pada saat mereka kehausan, Allah mewahyukan kepada
Nabi Musa alaihissalam agar Beliau memukulkan tongkat
yang dibawanya itu ke batu, maka terpancarlah
daripadanya dua belas mata air sesuai dengan jumlah
suku Bani Israil yang bersamanya sehingga Nabi Musa
alaihissalam menjadikan untuk setiap suku satu mata air.
Dan ketika mereka kelaparan, mereka juga diberi nikmat
oleh Allah Subhaanahu wa Taala, Dia berikan untuk
mereka Manna (makanan yang manis seperti madu) dan
Salwa (daging burung seperti burung puyuh), maka
mereka memakannya, akan tetapi mereka cepat bosan

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

terhadap makanan itu sehingga mereka mendatangi Nabi


Musa alaihissalam mengeluhkan makanan itu, mereka
berkata, Wahai Musa, Kami tidak bisa sabar (tahan)
dengan satu macam makanan saja. sebab itu
mohonkanlah untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia
mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan
bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang
putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya.
Maka Nabi Musa berkata, Maukah kamu mengambil
yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah
kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang
kamu minta. Yakni Permintaanmu ini bukanlah perkara
sulit, bahkan makanan itu banyak di kota mana pun, yang
jika kamu mendatangi tentu kamu akan menemukannya.
(Lihat Al Baqarah: 61).
Nabi Musa Alaihissalam Menerima Taurat
Bani Israil hidup dalam keamanan dan ketenteraman, dan
mereka butuh kepada undang-undang yang dapat
mereka gunakan sebagai aturan hidup serta syariat yang
mengatur mereka, maka Allah mewahyukan kepada Nabi
Musa untuk keluar sendiri ke tempat tertentu untuk
menerima syariat yang nanti akan dijadikan rujukan oleh
Bani Israil, maka Beliau mengangkat Harun sebagai
penggantinya; menasihatinya dan mengingatkannya
kepada Allah serta memperingatkannya agar tidak
menjadi orang-orang yang berusaha mengadakan
kerusakan di bumi.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Beliau pun pergi ke gunung yang Beliau pernah


mendapat wahyu pertama kali ketika Beliau pulang dari
Madyan ke Mesir dan ketikan itulah diturunkan kepada
Beliau kitab Taurat. Dan ketika Nabi Musa alaihissalam
menyaksikan bahwa Allah telah memuliakannya serta
diberi kelebihan, maka ia meminta kepada Allah agar
diberi kesempatan untuk melihat-Nya karena mengira
bahwa Allah dapat dilihat di dunia, maka Allah menolak
permintaan itu dan menerangkan bahwa Beliau tidak
akan sanggup melihat Allah Azza wa Jalla. Disebutkan
kejadian ini di surat Al Araaf: 143, Allah Taala berfirman,

Dan ketika Musa datang untuk (munajat dengan Kami)


pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah
berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa, Ya
Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku
dapat melihat Engkau. Allah berfirman, Kamu sekali-kali
tidak sanggup melihat-Ku, tetapi lihatlah ke bukit itu,
maka jika ia tetap di tempatnya (seperti semula) niscaya
kamu dapat melihat-Ku. Ketika Tuhannya menampakkan
diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur
luluh dan Musa pun jatuh pingsan. maka setelah Musa
sadar kembali, dia berkata, Mahasuci Engkau, aku
bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama
beriman.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Kemudian Nabi Musa alaihissalam mengambil lauh-lauh


yang berisi Taurat, di dalam kitab itu terdapat nasihat dan
hukum-hukum untuk mengatur kehidupan Bani Israil.
Bani Israil Menyembah Patung Anak Sapi

Sepeninggal
Musa,
ternyata
Bani
Israil
telah
disimpangkan oleh seorang yang bernama Samiri, ia
mengumpulkan perhiasan dan emas mereka serta
membuatkan patung yang berongga dalam bentuk anak
sapi, dimana jika angin masuk ke dalamnya dari lubang
yang satu dan keluar dari lubang yang lain, maka akan
keluar suara yang mirip suara anak sapi, lalu Samiri
memberitahukan mereka, bahwa itu adalah tuhan mereka
dan tuhan Musa, akhirnya Bani Israil percaya dan
menyembah patung tersebut meninggalkan menyembah
Allah Subhanahu wa Taala. Maka Nabi Harun menasihati
dan mengingatkan mereka, tetapi mereka tetap saja di
atas kebodohan itu, tidak sadar dan tidak memperhatikan
nasihat Harun, bahkan mereka menyanggahnya dan
hampir
saja
membunuhnya.
Mereka
juga
memberitahukan,
bahwa
mereka
tidak
akan
meninggalkan penyembahan kepada patung itu sampai
Musa kembali.

Ketika Nabi Musa alaihissalam kembali, ia mendapati


kaumnya dalam keadaan seperti itu, ia pun marah
dengan marah yang besar karena kecewa bercampur
sedih, hingga ia pun melempar lauh-lauh (lembaran)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

yang berisi Taurat itu dari tangannya, lalu ia mendatangi


Nabi Harun, memegang kepala dan janggutnya sambil
menariknya dan berkata, Wahai Harun! Apa yang
menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah
sesat,(sehingga) kamu tidak mengikuti Aku? Maka
Apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?
(QS. Thaahaa: 92-93)

Harun pun berkata, Wahai putera ibuku! Janganlah kamu


pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku,
Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata
(kepadaku), Kamu telah memecah antara Bani Israil dan
kamu tidak memelihara amanatku.

Beliau juga memberitahukan Nabi Musa bahwa kaumnya


hampir
saja
membunuhnya,
maka
Musa
pun
meninggalkannya dan pergi mendatangi Samiri; orang
yang membuat patung tersebut dan bertanya tentang
alasannya, lalu Samiri memberitahukan alasannya,
kemudian Musa membakar patung itu hingga habis dan
membuang ampasnya ke laut.

Kemudian Nabi Musa berkata kepada kaumnya, Wahai


kaumku! Sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu
sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu
(sembahanmu), maka bertobatlah kepada Tuhan yang
menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan


kamu;
maka
Allah
akan
menerima
tobatmu.
Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang. (Lihat Al Baqarah: 54)

Kemudian Allah Azza wa Jalla memberitahukan kepada


Musa, bahwa Harun telah berlepas diri dari mereka dan ia
telah berusaha keras untuk menjauhkan mereka dari
menyembah patung anak sapi, maka hati Nabi Musa pun
tenang karena ternyata saudaranya tidak ikut serta
dalam perbuatan dosa itu, maka Nabi Musa alaihissalam
menghadapkan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla
memintakan ampunan untuk dirinya dan saudaranya,
Beliau berkata, Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat
Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara
para penyayang. (lihat Al Araaf: 151)

Kemudian Nabi Musa alaihissalam memilih tujuh puluh


orang yang terbaik dari kalangan mereka untuk pergi
bersamanya ke sebuah tempat yang ditentukan Allah
Azza wa Jalla. Pada saat mereka telah sampai di tempat
tersebut, mereka malah meminta untuk melihat Allah
secara nyata, maka Nabi Musa marah kepada mereka
dengan keras, dan Allah menurunkan halilintar yang
membinasakan mereka hingga ruh-ruh mereka melayang.
Lalu Nabi Musa alaihissalam berdoa kepada Allah dan
merendahkan diri kepada-Nya meminta agar Dia

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

memberikan rahmat kepada mereka itu. Maka Allah


mengabulkan permohonan Nabi Musa alaihissalam dan
Dia menghidupkan mereka yang mati karena tersambar
halilintar agar mereka bersyukur kepada Allah Azza wa
Jalla karena telah menghidupkan mereka setelah matinya
(lihat Al Baqarah: 55-56).

Kemudian Nabi Musa membawa mereka kembali kepada


kaumnya dan membacakan kitab Taurat kepada mereka
serta menerangkan nasihat dan hukum-hukum yang
terkandung di dalamnya. Beliau juga mengambil
perjanjian dari mereka untuk mau mengamalkan isinya,
mereka pun mau berjanji dengan terpaksa setelah Allah
mengangkat gunung di atas mereka. Allah Subhanahu wa
Taala berfirman:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu


dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami
berfirman), Peganglah teguh-teguh apa yang Kami
berikan
kepadamu
dan
dengarkanlah!
Mereka
menjawab, Kami mendengar tetapi tidak mentaati. Dan
telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan
menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah,
Sangat jahat perbuatan yang telah diperintahkan
imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada
Taurat). (QS. Al Baqarah: 93)
Perintah Allah kepada Bani Israil untuk Masuk ke Negeri
Palestina

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Selanjutnya Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa


alaihissalam, bahwa telah tiba saatnya bagi Bani Israil
untuk masuk dan menempati negeri yang diberkahi, yaitu
Palestina, maka Nabi Musa alaihissalam senang sekali,
akan tetapi Bani Israil ternyata sebagai orang-orang yang
pengecut dan penakut, mereka berkata kepada Nabi
Musa alaihissalam, Wahai Musa! Sesungguhnya dalam
negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa,
sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya
sebelum mereka keluar daripadanya. Jika mereka keluar
daripadanya, pasti Kami akan memasukinya. (lihat Al
Maaidah: 22)

Ketika itulah ada dua orang mukmin di antara mereka


yang berkata, Serbulah mereka dengan melalui pintu
gerbang (kota) itu, maka jika kamu memasukinya niscaya
kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.

Tetapi Bani Israil tetap menolaknya dan berkata dengan


perkataan yang sangat buruk, Wahai Musa! Kami sekali
sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi
mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu
bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua,
sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.
(QS. Al Maaidah: 23-24)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Maka bertambahlah kemarahan Nabi Musa kepada


kaumnya yang lupa kepada nikmat Allah. Ketika itulah
Nabi Musa berdoa kepada Allah agar menjauhkan dirinya
dengan kaumnya yang fasik itu, Beliau berkata, Ya
Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan
saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan
orang-orang yang fasik itu. (Terj. QS. Al Maaidah: 25)
Hukuman kepada Bani Israil karena Menolak Perintah
Allah Subhanahu wa Taala
Kemudian datanglah jawaban dari Allah Azza wa Jalla
yang isinya, (Jika demikian), maka sesungguhnya negeri
itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun,
(selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di
bumi (padang sahara) itu. Maka janganlah kamu bersedih
hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu. (QS.
Al Maaidah: 26).
Demikianlah hukuman Allah kepada Bani Israil, mereka
tersesat terus selama empat puluh tahun di padang
sahara, hingga generasi yang penakut ini meninggal dan
digantikan oleh generasi yang pemberani yang kemudian
mereka mau berperang di bawah pimpinan Nabi Yusya
bin Nun setelah Nabi Musa wafat.
Kisah Nabi Musa dan Khadhir (Nabi Khidir)
Suatu ketika Nabi Musa berkhutbah di tengah-tengah
Bani Israil, lalu ia ditanya, Siapakah manusia yang paling
dalam ilmunya? Ia menjawab, Sayalah orang yang
paling dalam ilmunya. Maka Allah Subhanahu wa Taala
menyalahkannya karena tidak mengembalikan ilmu

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Taala kemudian


mewahyukan kepadanya yang isinya, Bahwa salah
seorang hamba di antara hamba-hamba-Ku yang tinggal
di tempat bertemunya dua lautan lebih dalam ilmunya
daripada kamu. Musa berkata, Wahai Tuhanku,
bagaimana
cara
menemuinya?
Maka
dikatakan
kepadanya, Bawalah ikan (yang sudah mati) dalam
sebuah keranjang. Apabila engkau kehilangan ikan itu,
maka orang itu berada di sana.
Musa pun berangkat bersama muridnya Yusya bin Nun
dengan membawa ikan dalam keranjang, sehingga ketika
mereka berdua berada di sebuah batu besar, keduanya
merebahkan kepala dan tidur (di atas batu itu), lalu ikan
itu lepas dari keranjang dan mengambil jalannya ke laut
dan cara perginya membuat Musa dan muridnya merasa
aneh.
Keduanya kemudian pergi pada sisa malam yang masih
ada hingga tiba pagi hari. Ketika pagi harinya, Musa
berkata kepada muridnya, Bawalah kemari makanan
kita, sungguh kita telah merasa letih karena perjalanan
ini. Musa tidaklah merasakan keletihan kecuali setelah
melalui tempat yang diperintahkan untuk didatangi.
Muridnya kemudian berkata kepadanya, Tahukah engkau
ketika kita mecari tempat berlindung di batu tadi, aku
lupa menceritakan tentang ikan itu, dan tidak ada yang
membuatku lupa untuk mengingatnya kecuali setan,
Musa berkata, Itulah (tempat) yang kita cari.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.


Ketika mereka sampai di batu besar itu, tiba-tiba ada
seorang laki-laki yang menutup dirinya dengan kain atau
tertutup dengan kain, lalu Musa memberi salam
kepadanya. Kemudian Khadhir berkata, Dari mana ada
salam di negerimu? Musa berkata, Aku Musa. Khadhir
berkata, Apakah Musa (Nabi) Bani Israil? Ia menjawab,
Ya. Musa berkata, Bolehkah aku mengikutimu agar
engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar yang
telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?
Khadhir berkata, Sesungguhnya engkau tidak akan
sanggup
bersabar
bersamaku,
wahai
Musa?
Sesungguhnya aku berada di atas ilmu dari ilmu Allah
yang Dia ajarkan kepadaku yang engkau tidak
mengetahuinya, demikian pula engkau berada di atas
ilmu yang Dia ajarkan kepadamu dan aku tidak
mengetahuinya.
Musa
berkata,
Engkau
akan
mendapatiku insya Allah sebagai orang yang sabar dan
aku tidak akan mendurhakai perintahmu.
Keduanya pun pergi berjalan di pinggir laut, sedang
mereka berdua tidak memiliki perahu, lalu ada sebuah
perahu yang melintasi mereka berdua, maka keduanya
berbicara dengan penumpangnya agar mengangkutkan
mereka berdua, dan ternyata diketahui (oleh para
penumpangnya) bahwa yang meminta itu Khadhir, maka
mereka pun mengangkut keduanya tanpa upah.
Tiba-tiba ada seekor burung lalu turun ke tepi perahu
kemudian mematuk sekali atau dua kali patukan ke laut.
Khadhir berkata, Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu yang

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

berasal dari Allah tidak lain seperti patukan burung ini ke


laut (tidak ada apa-apanya di hadapan ilmu Allah), lalu
Khadhir mendatangi papan di antara papan-papan
perahu kemudian dicabutnya. (Melihat keadaan itu)
Musa berkata, Orang yang telah membawa kita tanpa
meminta imbalan, namun malah engkau lubangi
perahunya agar penumpangnya tenggelam. Khadhir
berkata, Bukankah aku telah mengatakan kepadamu,
bahwa engkau tidak akan sanggup bersabar bersamaku.
Musa berkata, Janganlah engkau hukum aku karena
lupaku dan janganlah engkau bebankan aku perkara yang
sulit.
Untuk yang pertama Musa lupa, maka keduanya pun
pergi, tiba-tiba ada seorang anak yang sedang bermain
dengan anak-anak yang lain, kemudian Khadhir
memegang kepalanya dari atas, lalu menarik kepalanya
dengan tangannya. Musa berkata, Apakah engkau
hendak membunuh seorang jiwa yang bersih bukan
karena ia membunuh orang lain. Khadhir berkata,
Sesungguhnya engkau tidak akan sanggup bersabar
bersamaku.
Keduanya pun berjalan, sehingga ketika mereka sampai
ke penduduk suatu kampung, keduanya meminta agar
penduduknya menjamu mereka, namun tidak diberi.
Keduanya pun mendapatkan sebuah dinding yang hampir
roboh,
maka
Khadhir
menegakkannya,
Khadhir
melakukannya dengan tangannya. Musa pun berkata,
Sekiranya engkau mau, niscaya engkau dapat meminta

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

imbalan untuk itu. Maka Khadhir


perpisahan antara aku dengan kamu.

berkata,

Kemudian Khadhir menyampaikan alasan


tindakan yang dilakukannya, ia berkata:

Inilah

terhadap

Adapun kapal itu adalah kepunyaan orang-orang miskin


yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan kapal
itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang
merampas setiap kapal.Dan adapun anak muda itu,
maka kedua(orang tuanya)nya adalah orang-orang
mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong
kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
Dan kami menghendaki, agar Tuhan mereka mengganti
bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik
kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih
sayangnya (kepada ibu bapaknya).Adapun dinding
rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota
itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi
mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang
saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar mereka sampai
kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya
itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku
melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Itulah
tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya. (QS. Al Kahfi: 79-82).
Kisah Sapi Betina
Di zaman Nabi Musa alaihissalam terjadi beberapa
perkara aneh, di antaranya kisah terbunuhnya salah
seorang Bani Israil yang tidak diketahui siapa

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

pembunuhnya.
Mereka
telah
mencari
siapa
pembunuhnya namun tetap saja tidak mengetahui siapa
pembunuhnya. Ketika mereka telah bosan mencarinya,
maka mereka ingat, bahwa di tengah-tengah mereka ada
Nabi Musa alaihissalam, lalu sebagian mereka
mendatanginya dan memintanya untuk berdoa kepada
Allah agar Dia memberitahukan siapa pembunuhnya.
Lalu Nabi Musa alaihissalam berdoa kepada Allah agar
menyelesaikan masalah itu, kemudian Allah mewahyukan
kepada Nabi Musa alaihissalam agar ia memerintahkan
mereka menyembelih seekor sapi betina.
Saat mereka mendengar perintah itu, mereka heran dan
menyangka bahwa hal itu hanya mengolok-olok mereka,
sehingga Bani Israil tidak segera melaksanakan perintah
itu, bahkan kembali bertanya tentang sifat-sifat sapi
betina itu dan meminta penjelasan lebih rinci tentang
sifat-sifatnya.
Karena mereka tidak segera melaksanakan perintah itu
bahkan membebani diri dengan bertanya lebih rinci sifatsifatnya sehingga mereka diberi beban dengan beban
yang lebih berat, diberitahukan kepada mereka sifatsifatnya yang berbeda dengan sapi betina lainnya.
Allah menyuruh mereka menyembelih sapi yang tidak
muda dan tidak tua yang sudah banyak melahirkan,
tetapi sapi itu masih kuat yang baru melahirkan sekali
atau dua kali. Kalau mereka langsung mengerjakan, tentu
akan mudah mendapatkannya, tetapi mereka malah
bertanya lagi kepada Nabi Musa sifat-sifatnya; mereka

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

bertanya apa warnanya, maka Nabi Musa alaihissalam


berkata, Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning
tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang
memandangnya.
Mereka pun terus bertanya tentang sapi betina itu
sehingga mereka dibebani dengan beban yang lebih
berat lagi, yaitu perintah Nabi Musa alaihissalam
berikutnya, Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai
untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi
tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.
Mereka
pun
berkata,
Sekarang
barulah
kamu
menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya.
kemudian mereka mencari sapi itu dengan susah payah
hingga
akhirnya
mereka
menemukannya
dan
membelinya dengan harga yang cukup mahal, mereka
pun menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak
melaksanakan perintah itu. (Lihat. QS. Al Baqarah: 6971)
Selanjutnya Nabi Musa alaihissalam mendekati sapi itu
dan mengambil bagian anggota badannya, kemudian ia
gunakan untuk memukul orang yang terbunuh itu, maka
tiba-tiba orang yang terbunuh itu dapat bergerak setelah
Allah mengembalikan ruhnya kepadanya, kemudian ia
memberitahukan siapa pembunuhnya, yaitu putra
saudaranya, kemudian ia pun mati lagi. Ini termasuk

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

mukjizat besar dari Allah untuk menunjukkan kebenaran


Nabi Musa alaihissalam.
Kisah Nabi Musa dengan Qarun
Qarun termasuk kaum Nabi Musa alaihissalam. Ia adalah
seorang yang kaya, harta dan simpanannya banyak,
bahkan kunci-kunci simpanan kekayaannya tidak dapat
dibawa kecuali oleh orang-orang yang kuat.
Akan tetapi, Qarun mendurhakai Nabi Musa dan Harun, ia
tidak menerima nasihat keduanya, dan ia menyangka
bahwa harta dan kenikmatan yang didapatkannya adalah
karena
ia
berhak
memilikinya
dan
bahwa
ia
memperolehnya karena ilmunya.
Suatu hari, Qarun keluar ke Madinah dengan perhiasan
yang besar dan perlengkapan yang banyak sambil
memakai pakaian yang bagus. Ketika ia melewati
manusia, maka sebagian manusia mendekatinya untuk
memberinya nasihat dengan berkata, Janganlah kamu
terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang terlalu membanggakan diri.Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Al Qashash: 76-77)

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Maka Qarun menolak nasihat itu dengan sombong, ia


berkata, Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,
karena ilmu yang ada padaku.
Ia menyangka bahwa harta yang diperolehnya ini karena
kecerdasan dan kemampuannya.
Suatu ketika Qarun keluar ke hadapan manusia dengan
satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba
sahaya
dan
segala
kemewahannya
untuk
memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Saat
itu, sebagian manusia ada yang terfitnah (terpukau)
dengan kekayaan dan perhiasan Qarun, mereka ingin
sekiranya mereka mempunyai seperti yang dimiliki
Qarun, tetapi orang-orang saleh di antara mereka
berkata, Pahala Allah lebih baik bagi orang yang beriman
dan beramal saleh.
Ketika Qarun terus bersikap sombong dan congkak, maka
Allah benamkan Qarun dan rumahnya ke dalam bumi,
dan tidak ada seorang pun yang mampu menolongnya,
dan ketika itu, orang-orang yang kemarin mencita-citakan
kedudukan Qarun itu, berkata, Aduhai, benarlah Allah
melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari
hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah
tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia
telah membenamkan kita (pula). Wahai, tidak beruntung
orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah). (QS. Al
Qashash: 82)
Wafatnya Nabi Musa Alaihissalam

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan


tentang wafatnya Nabi Musa alaihissalam sebagai
berikut:
: .
:
: :


: : :


:


Malaikat maut datang kepada Nabi Musa alaihissalam,


lalu malaikat itu berkata kepadanya, Penuhilah
Tuhanmu. Maka Nabi Musa segera memukul mata
malaikat maut dan mencoloknya, kemudian malaikat itu
kembali kepada Allah Taala dan berkata, Engkau
mengirimku kepada seorang hamba yang tidak mau
mati. Dan ia telah mencolok mataku, lalu Allah
mengembalikan matanya dan berfirman, Kembalilah
kepada hamba-Ku dan katakan, Apakah engkau ingin
hidup? Jika engkau ingin hidup, maka letakkanlah
tanganmu di atas punggung sapi, maka hidupmu sampai
waktu sebanyak bulu yang tertutup tanganmu. Engkau
masih dapat hidup setahun. Kemudian Musa berkata,
Selanjutnya apa? Allah berfirman, Selanjutnya engkau
mati. Musa berkata, Kalau begitu sekaranglah segera.
Wahai Tuhanku, matikanlah aku di dekat negeri yang suci
yang jaraknya sejauh lemparan batu. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Demi Allah, kalau
sekiranya aku berada dekat sana, tentu aku akan

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

memberitahukan kalian kuburnya di pinggir jalan, di


dekat bukit pasir merah. (HR. Muslim)
Disebutkan dalam riwayat, bahwa para malaikat yang
mengurus pemakamannya dan yang menyalatkannya.
Ketika itu, usianya 120 tahun.
Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa
shallallahu alaa nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi
wa shahbihi wa sallam.

Dikumpulkan Oleh www.Kisahkamu.info

Anda mungkin juga menyukai